PENGARUH LUAS LAHAN, PERUBAHAN IKLIM, TENAGA KERJA DAN MODAL KERJA TERHADAP PENDAPATAN PETANI
KELAPA SAWIT DI KECAMATAN TIMPEH KABUPATEN DHARMASRAYA
Oleh :
𝐌𝐮𝐡𝐚𝐫𝐚𝐧𝐢𝟏, 𝐘𝐨𝐥𝐚𝐦𝐚𝐥𝐢𝐧𝐝𝐚𝟐, 𝐘𝐨𝐬𝐢 𝐄𝐤𝐚 𝐏𝐮𝐭𝐫𝐢𝟐
1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2Dosen Program Studi Pendidikan EkonomiSTKIP PGRI Sumatera Barat
ranimuha96@gmail.com
ABSTRACT
This study aims to analyze: the influence of land area, climate change, labor and working capital partially and simultaneously to the income of oil palm farmers in Timpeh District Dharmasaraya Regency. The results showed that: 1) There is a positive and significant influence between land area to farmer's income this is evidenced by the value of t_hitung 4.342> t_tabel 1.667. 2) There is a positive and significant influence between climate change on farmer income this is evidenced by the value t_hitung 18,150> t_table 1,667. 3) there is a positive and significant influence between labor to farmer's income this is proved by the value t_hitung 2,685> t_table 1,667. 4) there is a positive and significant influence between working capital to farmer's income this is evidenced by the value t_hitung 2,727> t_table 1,667. 5) there is significant influence between land area, climate change, labor and working capital simultaneously to farmer's income this is proved with value F_hitung 459,672> F_tabel 2,51 with significant level equal to 0,000 <α = 0,05, and value of R Square 0.96.
Keywords : Land area, climate change, labor, working capital and farmer's income
PENDAHULUAN
Negara Indonesia merupakan negara yang berlatar belakang agraris yang memiliki modal sumber daya alam yang sangat melimpah, sehingga memberikan peluang bagi perkembangan usaha-usaha agraris untuk tumbuh dan berkembang, diantaranya komoditas perkebunan, perkebunan yang bisa diandalkan sebagai usaha yang menguntungkan
adalah perkebunan kelapa sawit. Pengembangan agribisnis kelapa sawit merupakan salah satu langkah yang sangat diperlukan sebagai kegiatan pembangunan subsektor perkebunan dalam rangka revitalisasi sektor pertanian. Secara umum dapat di identifikasi bahwa pengembangan agribisnis kelapa sawit masih mempunyai prospek, ditinjau dari prospek harga, ekspor dan
pengembangan produk. Secara internal, pengembangan agribisnis kelapa sawit didukung potensi kesesuaian dan ketersediaan lahan, produktifitas yang masih dapat
meningkat dan semakin
berkembangnya industri hilir.
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan yang perkembanganya cukup pesat dibandingkan dengan komoditas lain terutama di Sumatera Barat. Dilihat dari luas lahan Perkebuanan Provinsi Sumatera Barat dari tahun 2011-2015 yang selalu meningkat setiap tahunya. Pada tahun 2011 luas lahan Provinsi Sumatera Barat sebesar 882.022 Ha pada tahun 2015 meningkat sebesar 1.001.826 Ha, penyumbang terbesar pada tahun
2015 adalah sektor komoditi kelapa sawit yaitu sebesar 39%, disusul dengan komoditi karet sebesar 18%, kemudian disusul dengan komoditi kakao sebesar 15,9% dan selebihnya di sumbang oleh komoditi-komoditi lainya sebesar 27,1% (BPS Kabupaten Dharmasraya, 2016).
Provinsi Sumatera Barat
khususnya di Kabupaten
Dharmasraya Kecamatan Timpeh Pertanianya yang paling dominan salah satu mayoritasnya adalah bertani kelapa sawit. Pertanian yang menghubungkan segala faktor kehidupan, baik itu faktor sosial, ekonomi, teknologi, informasi, dan bisnis. Namun, secara umum saat ini pertanian telah menjadi lahan bisnis yang sangat menguntungkan.
Tabel 1. Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat berdasarkan Kecamatan Timpeh dan Komoditi (dalam Ton), Tahun 2012-2015
No Komoditi/Tahun 2012 2013 2014 2015 1 Karet 1.663,05 1.803,07 1.803,02 1.695,00 2 Kelapa 86,02 78,17 78,00 82,60 3 Kelapa Sawit 91.053,06 79.613,45 79.613,95 18.522,00 4 Kopi 23,35 27,90 27,90 - 5 Lada - - - - 6 Kakao - - - 101,70 Total 92.825,48 81.522,59 81.522,87 20.401,30 Sumber : Badan Pusat Statistik 2016
Dapat dilihat dari tabel 1 bahwa komoditi kelapa sawit menjadi komoditi unggulan di
Kecamatan Timpeh karena dapat dibuktikan melalui hasil produksi per komoditi, komoditi kelapa sawit
merupakan komoditi yang hasil produksinya lebih tinggi dibandingkan dengan komoditi lainya. Dalam kata lain penduduk di Kecamatan Timpeh dominan mencari pendapatan untuk kelangsungan hidupnya melalui berkebun kelapa sawit. Ini menjadi salah satu alasan bagi peneliti mengapa mengambil komodoti kelapa sawit untuk dijadikan sebagai penelitian, untuk mengetahui seberapa besar pendapatan yang diperoleh oleh petani kelapa sawit dalam berkebun kelapa sawit di Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya.
Menurut BPS Kabupaten Dharmasraya, Tingginya kontribusi
subsektor tanaman perkebunan dalam pembentukan PDRB sektor pertanian selama lima tahun terakhir menggambarkan bahwa pertanian tanaman perkebunan masih merupakan andalan utama bagi Kabupaten Dharmasraya. Kabupaten Dharmasraya merupakan salah satu kabupaten yang cukup berpotensi di Provinsi Sumatera Barat. Sebagian besar penggunaan lahan di Kabupaten Dharmasraya adalah untuk sektor pertanian hingga mencapai 89,98% dimana lahan perkebunan adalah yang terbesar mencapai 51,95% sedangkan lahan untuk sawah 2,25% (BPS Kabupaten Dharmasraya, 2015).
Tabel 2. Produk Domestik Ragional Bruto Per Kapita Kabupaten Dharmasraya Atas Dasar Harga Konstan 2010 Berdasarkan Lapangan Usaha Sektor Pertanian (Jutaan Rupiah), Tahun 2010-2014
Sumber: BPS Badan Pusat Statistik Kabupaten Dharmasraya Tahun 2015 No Lapangan Usaha
Sektor Pertanian 2010 2011 2012 2013 2014 1 Pertanian, Peternakan,
Perburuan dan Jasa Pertanian 6,72 6,75 6,89 6,96 7,18
a. Tanaman Pangan 0,91 0,92 0,92 0,90 0,89
b. Tanaman Hortikultura 0,10 0,10 0,10 0,09 0,10 c. Tanaman Perkebunan 5,10 5,13 5,24 5,34 5,56
d. Peternakan 0,45 0,46 0,48 0,48 0,48
e. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 2 Kehutanan dan Penebanagan
Kayu 0,42 0,42 0,42 0,44 0,43
3 Perikanan 0,37 0,37 0,38 0,39 0,40
Total Sektor Pertanian, Perikanan
Berdasarkan tabel PDRB perkapita dilihat dari sektor pertanian lima tahun terakhir subsektor tanaman perkebunan merupakan penyumbang terbesar dalam membentuk PDRB Kabupaten Dharmasrsaya dibandingkan dengan subsektor lainya yang ada di sektor pertanian. Dari tabel ini saya lebih tertarik lagi untuk meneliti tentang perkebunan kelapa sawit pada Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya karena ingin mengetahui seberapa besar pendapatan yang diperoleh dalam berkebun kelapa sawit itu.
Menurut (Rinda Michel Nursandy, 2013:29) pentingnya faktor produksi tanah bukan saja dilihat dari segi luas atau sempitnya
kebun, tetapi juga segi lain. Misalnya aspek kesuburan tanah, macam penggunaan lahan dan topografi. Luas lahan akan mempengaruhi skala usaha yang pada akhirnya akan mempengaruhi efisien atau tidaknya suatu usaha tani, karena lahan yang sempit akan membatasi petani untuk berbuat pada rencana yang lebih baik, Tety, dkk (2011:42). Luas lahan yang dimiliki oleh masing-masing petani kelapa sawit di Kecamatan Timpeh pada umumnya sudah luas tetapi pendapatanya masih rendah yang disebabkan kurangnya perawatan terhadap tanaman kelapa sawit itu sendiri sehingga hasil panen yang diperoleh oleh petani itu sedikit dan berpengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh petani.
Tabel 3. Luas Tanaman dan Produksi Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit berdasarkan Kecamatan 2012-2015
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Dharmasraya Berdasarkan Tabel 3. Diatas
dapat dilihat dari tahun 2012-2015 luas tanam dan produksi kelapa sawit mengalami fluktuasi setiap tahunya. Khususnya pada tahun 2015 dilihat dari hasil produksi dari seluruh Kecamatan yang berada di Dharmasraya mengalami penurunan yang sangat signifikan. Meskipun demikian Kecamatan Timpeh tetap menjadi penghasil buah kelapa sawit yang unggul setiap tahunnya khususnya lima tahun terakhir ini dibandingkan dengan Kecamatan yang ada di Kabupaten Dharmasraya. Dapat dilihat dari hasil produksi Kecamatan Timpeh menjadi pemuncak penghasil buah kelapa
sawit dan memiliki luas lahan kelapa sawit yang terluas dibandingkan dengan Kecamatan yang ada di Kabupaten Dharmasraya.
Menurut Mendelsohn, (2008:3) penelitian tentang keterkaitan antara kondisi agroekologi dengan kecocokan dan kesesuaian jenis tanaman yang diusahakan oleh rumahtangga petani serta kaitannya dengan pendapatan rumahtangga petani sebagai dampak dari terjadinya perubahan iklim. Jika perubahan iklim akan meningkatkan penerimaan bersih rumahtangga petani, maka akan menguntungkan, sebaliknya jika perubahan iklim akan
No Kecematan
Luas Tanam (Ha) Produksi (Ton)
2012 2013 2014 2015 2012 2013 2014 2015 1 Sungai Rumbai 641 641 641 646 7.420 6.998 6.988 1.705 2 Koto Besar 5.776 5.776 5.776 5.799 72.436 69.968 69.968 14.192 3 Asam Jujuhan 3.398 3.398 3.400 3.400 36.451 3.216 32.716 7.390 4 Koto Baru 463 468 477 504 4.220 4.822 4.822 1.066 5 Koto Salak 1.391 1.411 1.453 1.515 12.427 16.928 16.928 3.370 6 Tiumang 1.562 1.598 1.647 1.669 16.880 16.993 16.993 4.157 7 Padang Laweh 2.313 2.323 2.328 2.329 37.158 36.845 36.845 6.117 8 Sitiung 3.039 3.106 3.130 3.181 29.882 31.785 31.785 7.567 9 Timpeh 7.505 7.153 7.153 7.161 91.053 79.613 79.614 18.522 10 Pulau Punjung 2.736 3.236 3.261 3.313 34.421 33.998 41.310 7.953 11 IX Koto 1.473 973 977 979 17.641 12.790 11.307 1.982 Jumlah/Total 30.296 30.082 30.242 30.495 360.079 313.956 349.285 74.020
menurunkan penerimaan petani, maka itu akan membahayakan. Tabel 4. Jumlah Curah Hujan (Milimeter) berdasarkan Bulan Kab. Dharmasraya,
2011-2015
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2015 Dengan curah hujan yang
sedikit maka petani akan mendapatkan sedikit kerugian, karena semakin banyaknya curah hujan dan merata pertahunya maka buah kelapa sawit yang akan di panen akan melebihi hasil panen yang jumlah curah hujanya lebih sedikit.
Pertanian selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bagi para petani, pertanian juga mampu menyerap tenaga kerja yang banyak sehingga mampu mengurangi tingkat pengangguran. Dikatakan
mampu menyerap tenaga kerja, karena sektor pertanian tidak membutuhkan pendidikan khusus seperti halnya pada sektor industri, sehingga petani dipandang rendah dibanding sebagai buruh pabrik.
Menurut Thomas (2009:217) menyatakan bahwa modal adalah segala bentuk kekayaan yang digunakan untuk memproduksi kekayaan yang lebih banyak lagi. Pada mulanya banyak yang berpendapat bahwa modal memegang peran yang sangat No Bulan / Month Tahun (Year) 2011 2012 2013 2014 2015 1 Januari / January 159 55 60 177 229 2 Pebruari / February 131 183 134 0 293 3 Maret / March 183 84 124 89 346 4 April / April 235 165 131 192 418 5 Mei / May 61 106 76 354 206 6 Juni / June 162 30 56 33 132 7 Juli / July 57 102 102 41 37 8 Agustus / August 103 36 17 154 53 9 September / Sept 60 119 98 49 48 10 Oktober / October 225 98 98 21 22 11 Nopember / Nov 235 121 147 249 318 12 Desember / Dec 365 154 231 121 376 Rata-rata/Bulan 164,67 104,42 106,17 134,55 206,5 Jumlah Setahun 1.976 1.253 1.274 1.480 2.478
penting dan paling menciptakan dalam pembangunan ekonomi.
Modal digunakan adalah membelikan lahan, tanaman kelapa sawit, upah atau gaji tenaga kerja dan transportasi. Selanjutnya tanaman kelapa sawit rutin dirawat 6 bulan sekali, otomatis akan mengeluarkan biaya perawatan mulai dari tenaga kerja, pemberian pupuk dan lain lain. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan asosiatif. Menurut (Arikunto, 2004:41) penelitian deskriptif Asosiatif adalah penelitian untuk memberikan uraian mengenai fenomena atau gejala sosial yang diteliti dengan mendeskripsikan tentang nilai variabel, baik satu variabel atau lebih berdasarkan indikator-indikator dari yang diteliti guna untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih, atau pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang memiliki kelapa sawit sendiri dan jumlah responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 73 orang petani kelapa sawit dengan
menggunakan teknik simple random sampling.
Adapun variabel dalam penelitian ini adalah variabel pendapatan (Y) sebagai variabel terikat, luas lahan (X1), perubahan iklim (X2), tenaga kerja (X3), modal kerja (X4), sebagai variabel bebasnya. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya pada bulan Juni 2017.
Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda.
HASIL PEMBAHASAN
Hasil Analisis regresi Linear Berganda
Analisis regresi berganda dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS Versi 16.0 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Rumus persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
LnY= 12,791 + 0,748𝑋1 + 0,669𝑋2 + 0,101𝑋3 + 0,050𝑋4
Dari model persamaan regresi linear berganda diatas dapat diketahui bahwa nilai konstanta sebesar 12,79
yang berarti bahwa tanpa adanya pengaruh dari variabel luas lahan, perubhan iklim, tenaga kerja dan modal kerja maka pendapatan petani telah mencapai 12,79.
Koefisien Determinasi (𝑹𝟐)
Berdasarkan diperoleh dari hasil nilai R Square sebesar 0,961 yang artinya 96,1% perubahan pada variabel dependen (pendapatan) dapat dijelaskan oleh variabel independen (Luas lahan, perubahan Iklim, tenaga kerja, dan modal kerja) sedangkan sisanya sebesar 3,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk kedalam penelitian ini.
Hasil Uji Hipotesis
Hasil Uji t
a. Hipotesis 1 nilai thitung sebesar 14,847 > ttabel sebesar 1,668 sedangkan nilai signifikan 0,000 < 0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara luas lahan terhadap pendapatan petani kelapa sawit di Kecamatan timpeh Kabupaten Dharmasraya.
b. Hipotesi 2 nilai thitung sebesar 10,573 > ttabel sebesar 1,668 sedangkan nilai signifikan 0,000 < 0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara perubahan iklim terhadap pendapatan petani kelapa sawit di Kecamatan timpeh Kabupaten Dharmasraya
c. Hipotesi 3 nilai thitung sebesar 2,507 > ttabel sebesar 1,668 sedangkan nilai signifikan 0,015 < 0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara tenaga kerja terhadap pendapatan petani kelapa sawit di Kecamatan timpeh Kabupaten Dharmasraya.
d. Hipotesi 4 nilai thitung sebesar 3,133 > ttabel sebesar 1,668 sedangkan nilai signifikan 0,003 < 0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara modal kerja terhadap
pendapatan petani kelapa sawit di Kecamatan timpeh Kabupaten Dharmasraya.
Hasil Uji F
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS 16.0. bahwa Fhitung 416,648 > Ftabel 2.51 dan nilai signifikan 0.000 < 0.05. Hal ini berarti H0 ditolak dan Ha diterima, dengan ddemikian dapat dikatakan bahwa perubahan luas lahan, perubahan iklim, tenaga kerja, dan modal kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap pendapatan petani kelapa sawit di Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasrya.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Luas lahan (X1) terhadap pendapatan petani kelapa sawit di Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya dengan nilai koefisien regresi sebesar 0.748. Nilai signifikan karena nilai thitung sebesar
14,847 > ttabel sebesar 1,668
berarti Ha diterima dan H0
ditolak. Artinya jika luas lahan meningkat sebesar satu satuan, maka pendapatan akan meningkat sebesar 0,748 dalam setiap satuanya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.
2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Perubahan iklim (X2) terhadap pendapatan petani kelapa sawut di Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,669 dan nilai thitung sebesar 10,573 >
ttabel sebesar 1,668 berarti Ha
diterima dan H0 ditolak. Artinya
jika Perubahan iklim meningkat sebesar satu satuan, maka pendapatan akan meningkat sebesar 0,669 dalam setiap satuanya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.
3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara tenaga kerja (X3) terhadap pendapatan petani kelapa sawit di Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,101 dan nilai thitung
sebesar 2,507 > ttabel sebesar
1,668 berarti Ha diterima dan H0
ditolak. Artinya jika tanaga kerja meningkat sebesar satu satuan, maka pendapatan akan meningkat sebesar 0,101 dalam setiap satuanya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.
4. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara modal kerja (X4) terhadap pendapatan petani kelapa sawit di Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,050 dan nilai thitung
sebesar 3,133 > ttabel sebesar
1,668 berarti Ha diterima dan H0
ditolak. Artinya jika modal kerja meningkat sebesar satu satuan, maka pendapatan akan meningkat sebesar 0,050 dalam setiap satuanya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.
5. Terdapat pengaruh perubahan luas lahan, peruabahan iklilm, tenaga kerja dan modal kerja secara bersama-sama terhadap pendapatan petani kelapa sawit
di Kecamatan Timpeh
Kabupaten Dharmasraya Fhitung
416,648 > Ftabel 2,51. Hal ini
berarti H0 ditolak Ha diterima. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Edisi Revisi 2010,
Cetakan Keempat belas.
Jakarta: Rineka Cipta.
Benowati, & Eva. (2013). Geografi
Sosial. Yogyakarta: Ombak
(Anggota IKAPI).
Badan Pusat Statistik. (2016). Dharmasraya Dalam Angka.
Dharmasraya: BPS
Dharmasraya.
Case, & Fair. (2006). Prinsip-Prinsip Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Lisnawati, E. (2014). Analisis Perbandingan Pendapatan Petani Yang Menjual Karet Ke Pabrik Dan Ke Tengkulak Di Desa Batumarta III Kecamatan Lubuk Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu. Jurnal Ilmiah AgriBA, (2), 55–60.
Mankiw, Gregory, N. (2009).
Pengantar Ekonomi. Jilid 1. Ed. 3. Jakarta : Erlangga
Mendelsohn, R., Dinar, a, Hassan, R, & Kurukulasurya, P. (2008). A. Ricardian Analisys of the Distribition of Climate Change Impacts on Agriculture Across Agro-Ecological Zones in Africa. Policy Research Working Paper 4599, (April)
Rinda Michel Nursandy. (2013).
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pendapatan pengusaha tape di desa sumber
tengah kecamatan binakal kabupaten bondowoso: Skripsi.