• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan penilaian portofolio pada mata pelajaran ekonomi untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa kelas X SMAK Sang Timur Yogyakarta 2008 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Penggunaan penilaian portofolio pada mata pelajaran ekonomi untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa kelas X SMAK Sang Timur Yogyakarta 2008 - USD Repository"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

i

(Sebuah Penelitian Tindakan Kelas)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh:

Frederikus B. Wea Dopo NIM: 031324018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 29 Maret 2008

Penulis

(5)

v

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Frederikus Bernardus Wea Dopo

Nomor Mahasiswa : 031324018

Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGGUNAAN PENILAIAN PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KKELAS X SMAK SANG TIMUR YOGYAKARTA

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 29 Maret 2008

Yang menyatakan

(6)

vi

hatimu,

jiwamu,

dan

akal budimu”

(7)

vii

“PENGGUNAAN PENILAIAN PORTOFOLIO PADA MATA

PELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS X SMAK SANG TIMUR YOGYAKARTA”

(Sebuah Penelitian Tindakan Kelas)

dapat penulis selesaikan dengan baik.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kependidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa dalam proses menyelesaikan skripsi ini banyak pihak terlibat memberi petunjuk, bimbingan dan bantuan. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih berlimpah kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan , Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan dan Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A. selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan dorongan, bimbingan dan petunjuk bagi penulis dengan penuh kesabaran.

(8)

viii

6. Ibu Dra. Ag. Eria Budiati, selaku guru Ekonomi SMAK Sang Timur Yogyakarta sekaligus sebagai partner peneliti yang telah membantu memperlancar penelitian ini.

7. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan tambahan pengetahuan selama proses perkuliahan.

8. Bapak Drs. P.A. Rubiyanto dan Bapak Indra Dharmawan, SE, M.Si, yang telah memberikan banyak dorongan, semangat dan motivasi kepada penulis.

9. Teman-teman angkatan 2003 (Anang, Rino, Hendra, Bona, Koko, Wisnu, Nining, Retno, Tasya, Wayah, Diah, Meyta, dan semuanya) yang telah memberikan banyak masukan selama perkuliahan mata kuliah Seminar Penelitian.

(9)

ix

SISWA KELAS X SMAK SANG TIMUR YOGYAKARTA

(Sebuah Penelitian Tindakan Kelas)

Frederikus B.Wea Dopo Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemandirian belajar siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi melalui penggunaan penilaian portofolio. Pelaksanaannya berlangsung dalam satu siklus dengan empat tahap kegiatan, yaitu: Perencanaan, Tindakan, Observasi dan Refleksi

Penelitian ini dilaksanakan di SMAK Sang Timur Yogyakarta. Subjek penelitian adalah siswa kelas X, tahun ajaran 2007/2008. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif untuk mengetahui tingkat kemandirian siswa yang terdiri atas inisiatif/kreatif, bebas/otonom, ulet/tekun dan tanggung jawab.

(10)

x

STUDENTS OF SMAK SANG TIMUR YOGYAKARTA (A classroom Action Research)

Frederikus B.Wea Dopo Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

This research intended to improve the students’ learning autonomy in the economics subject through portfolio assessment. The assessment was carried out in one cycle comprising four stages of activities i.e.: Planning, Action, Observation and Reflection.

The research was conducted in SMAK Sang Timur Yogyakarta. The subjects of the research were the tenth grade students in the academic year of 2007/2008. Observation, interview, and documentation were the techniques used to collect data. The data were analyzed using qualitative descriptive technique aiming to find out the students’ learning autonomy as seen in their having initiative/creativity, independence, resilience/perseverance and responsibility.

(11)

xi

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN PANITIA PENGUJI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... v

MOTTO ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. Defenisi Operasional ... 10

D. Tujuan Penelitian ... 11

E. Manfaat Penelitian ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 14

A. Tinjauan Teoritis ... 14

1. Kemandirian Belajar ………... 14

a. Pengertian Kemandirian Belajar ……….. 14

b. Komponen Kemandirian Belajar ………... .. 15

2. Belajar, Mengajar, dan Pembelajaran ……… 16

a. Belajar ………. ... 16

(12)

xii

c. Pembelajaran Kooperatif ……….. ... 20

4. Penilaian Kelas ……….. 21

a. Pengertian Penilaian Kelas ………... 21

b. Manfaat dan Fungsi ……….. 22

c. Teknik Penilaian Kelas ………. 24

5. Penilaian Portoflio ……… 24

a. Pengertian Portofolio ……… 24

b. Karakteristik Portofolio ……… 26

c. Jenis-jenis Portofolio ……… 26

d. Kekuatan dan Kelemahan Portofolio ……… 27

e. Isi Portofolio ………. 29

f. Pelaksanaan Penilaian Portofolio ………. 30

6. Mata Pelajaran Ekonomi ... 31

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 32

C. Kerangka Berpikir ... 32

BAB III METODE PENELITIAN... 35

A. Jenis Penelitian ... 35

B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 36

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 36

D. Data yang Dibutuhkan ……….. 36

E. Teknik Pengumpulan Data ……… 37

F. Teknik Analisis Data ……… 38

G. Prosedur Penelitian ………... 39

(13)

xiii

BAB V PENUTUP ... 82

A. Kesimpulan ... 82

B. Saran ... 83

C. Keterbatasan ... 84

(14)

xiv

Tabel 2. Indikator Kemandirian ……….. 43

Tabel 3. Kegiatan Pembelajaran ……….. ... 46

Tabel 4. Data Proses Pembelajaran ……… 49

Tabel 5. Rekapitulasi Skor Kemandirian dalam Portofolio ……… 51

Tabel 6. Hasil Observasi Portofolio Komponen Inisiatif/Kreatif ……... 52

Tabel 7. Hasil Observasi Portofolio Komponen Bebas/Otonom…..……... 53

Tabel 8. Hasil Observasi Portofolio Komponen Ulet/Tekun ………. 53

Tabel 9. Hasil Observasi Portofolio Komponen Tanggung Jawab ……… 54

Tabel 10. Data Hasil Belajar Siswa ……….. 55

Tabel 11. Data Hasil Wawancara ………. 55

(15)

xv

(16)

xvi

Lampiran II. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran... 88

Lampiran III. Rubrik Penilaian... 101

Lampiran IV. Daftar Nilai... 104

(17)

1 A. Latar Belakang Masalah

Karakteristik atau kondisi yang melatarbelakangi penelitian ini adalah adanya fenomena-fenomena yang terjadi pada pembelajaran Ekonomi pada kelas X SMAK Sang Timur Yogyakarta yang telah berlangsung dua bulan pada Tahun Ajaran 2007/2008 ini tidak optimal atau tidak sesuai dengan harapan guru pengampu di awal semester. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru pada tanggal 10 September 2007, terungkap bahwa di awal proses pembelajaran, guru berharapan ke 20 siswanya akan memiliki kemampuan untuk menyusun, mengorganisasi materi yang telah ditentukan dan menyajikannya dalam suatu presentasi di depan kelas. Dengan metode presentasi ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk menjadi proaktif dan mandiri dalam belajar sebagai usaha dalam mengkonstruksi pengetahuan.

(18)

presentasi, ringkasan materi dikumpulkan kepada guru namun tidak ada balikan dari guru pada saat itu juga mengenai kualitas atau nilai ringkasan.

Pada saat presentasi, kelompok ahli melakukan presentasi hanya dengan membaca buku teks di hadapan teman sekelas. Bahkan hanya menunduk dan tidak memperhatikan situasi kelas. Sering kelompok ahli tidak memahami materi yang sedang mereka jelaskan pada teman-teman. Akibatnya, suasana kelas tidak kondusif, ramai, tidak terkendali, membosankan dan terkesan memboroskan waktu. Keadaan ini menjadi lebih parah manakala kelompok ahli tidak mampu menjawab pertanyaan yang diajukan teman sekelas atau saat guru meninggalkan kelas untuk jangka waktu yang relatif lama. Berdasarkan hasil wawancara tanggal 1 dan 8 Oktober 2007, sebagian besar siswa mengatakan kurang paham dengan materi yang dijelasankan oleh kelompok presentasi. Karena setiap kelompok melakukan hal yang serupa, maka di akhir setiap sesi, selama sekitar 10 menit guru harus menjelaskan ulang beberapa materi yang tidak bisa dijawab oleh kelompok. Namun demikian seringkali terjadi bahwa penjelasan guru kurang tuntas karena waktu yang tersedia sudah habis. Pada bagian terakhir ini, siswa bersifat pasif mendengarkan dan bergantung sepenuhnya pada kemampuan penjelasan guru.

(19)

Gambar 1 Peta Permasalahan

Sumber: Hasil Observasi, 2007

Berdasarkan keterkaitan antar faktor dalam skema di atas, ketidakmandirian siswa dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: karakteristik siswa sebagai input pembelajaran yang kurang aktip dan produktif, perumusan tujuan pembelajaran yang kurang tepat, materi yang terlalu luas, pemilihan metode pengajaran yang tidak tepat, keterbatasan sumber dan alat pembelajaran, dan metode evaluasi yang kurang efektif. Dari berbagai fenomena di atas, peneliti menemukan dua masalah yang perlu dibenahi, yaitu metode mengajar dan metode penilaian.

Tujuan Pembelajaran (mengaktifkan siswa)

Materi (sub-sub materi)

Metode

(presentasi & diskusi)

Sumber dan Alat (disediakan guru)

Evaluasi (tidak optimal) Karakteristik Siswa

(20)
(21)

Hasil Pengamatan Kegiatan Pembelajaran Pra Penelitian Komponen

Kemandirian Deskriptor Keterangan % Sumber Data

Inisiatif /kreatif Penggunaan bahasa dalam persiapan dan pelaksanaan presentasi

Semua kelompok menggunakan bahasa yang sama (mengutip persis) dengan buku. Presentasi dilakukan dengan membaca buku di depan kelas kecuali 2 kelompok menggunakan media yang disiapkan guru

20% Observasi kelas, Wawancara guru

Inisiatif/kreatif Pemanfaatan sumber belajar berupa buku atau yang lain oleh siswa

7 kelompok menggunakan satu buku yang disediakan sekolah sebagai sumber presentasi dan hanya 3 kelompok yang menggunakan dua buku sumber. Sebagian besar siswa mengaku kurang berinteraksi dengan buku atau yang lain kecuali menjelang kuis, ujian dan pada saat presentasi.

30% Observasi,

Wawancara siswa

Inisiatif/kreatif Interaksi siswa dan guru sebagai fasilitator

Hanya 4 kelompok yang sempat bertanya kepada guru secara sekilas mengenai materi yang akan dipresentasikan. Jika tidak jelas dengan tugas, siswa merasa malas untuk bertnya pada guru atau orang lain.

40% Wawancara guru Wawancara siswa

Bebas/ otonom Keberanian untuk berpendapat secara lisan atau tertulis.

Dari tiga kali pertemuan sekitar 30% siswa berani mengemukakan pendapat secara lisan. Guru tidak memberi kesempatan siswa untuk memberikan pendapat secara tertulis.

30% Observasi

Bebas / Otonom Perhatian siswa terhadap presentasi materi yang diberikan oleh kelompok ahli

Terdapat sekitar 15 siswa memperhatikan presentasi kelompok ahli pada 15 menit pertama, setelah itu menurun menjadi sekitar 8 siswa pada menit-menit selanjutnya, sisanya melakukan aktivitas yang beragam seperti mengobrol, membaca sendiri, mengerjakan sesuatu yang lain, menggambar, diam saja namun tidak mengerti.

(22)

Kemandirian

Ulet/tekun Hasil ulangan siswa yang mencapai nilai 65 keatas.

Hasil ulangan menunjukkan bahwa sekitar 50% siswa mencapai nilai di atas 65% dengan rata-rata kelas 66,5. Tidak ada penilaian dalam bentuk lain, misalnya partisipasi atau tugas lain. Hasil ulangan menunjukkan kurang optimalnya fungsi kelompok ahli.

50% Dokumen

Wawancara siswa

Ulet/tekun Kemauan untuk mencari penjelasan lebih lanjut

Ketika tidak jelas dengan presentasi teman, siswa tidak mau bertanya karena sering jawaban kelompok kurang memuaskan, hanya dibacakan dari buku apalagi jika suaranya pelan. Inginnya guru menjelaskan tapi tidak di sisa-sisa waktu di akhir pelajaran sehingga belum jelas waktu sudah habis.

20% Wawancara

Tanggung jawab

Persiapan siswa

sebelum mengikuti diskusi kelas (misal kelengkapan bahan yang dijadikan bahan presentasi)

Hanya 2 kelompok yang mempersiapkan ringkasan materi yang akan dipresentasi, sedangkan 8 kelompok tidak mengerjakan. Mereka juga tidak mempelajari materi presentasi sebelumnya.

20% Observasi, Wawancara

Tanggung jawab

Interaksi siswa dalam

mempalajari atau

mengerjakan tugas presentasi

2 kelompok yang mempersiapkan materi untuk presentasi secara bersama-sama, 8 kelompok melakukan pembagian materi lalu mempelajarinya sendiri-sendiri. Sebagian lagi, “disiapkan” hanya oleh satu orang.

20% Wawancara siswa

Kemandirian Unsur-unsur

kemandirian secara keseluruhan

Sekitar 3 - 6 dari 20 siswa yang terlihat mandiri dalam belajar 30% Wawancara guru, Observasi

(23)

Metode pembelajaran yang belum optimal tersebut berkaitan dengan metode penilaian yang dilakukan guru. Hasil penilaian tidak mengungkap kemampuan siswa yang sebenarnya, karena guru tidak melakukan penilaian selama siswa mempersiapkan ringkasan materi maupun kegiatan presentasi. Penilaian yang dilakukan guru berupa tes tertulis (paper and pencil test) dalam bentuk jawaban singkat. Tes tertulis ini lebih mengukur aspek kemampuan mengingat siswa, namun tidak cocok untuk mengukur kualitas proses pembelajaran. Hal ini menimbulkan kecenderungan siswa tidak belajar untuk memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan jawaban yang tertulis dalam buku pegangan siswa. Selain itu, hasil tes tidak disertai dengan kegiatan refleksi serta feedback sesegera mungkin yang mendorong pencapaian kinerja yang lebih baik. Situasi ini tidak hanya berpengaruh pada hasil ulangan yang hanya 50 % siswa yang mampu mencapai nilai 65 ke atas dengan rata-rata kelas 66.5, tetapi berpengaruh juga terhadap kualitas proses pembelajaran. Siswa menjadi kurang serius mempersiapkan materi presentasi, merasa jenuh mendengarkan presentasi dan pasif mengikuti proses pembelajaran.

(24)

memfasilitasi siswa agar lebih mandiri dalam belajar dengan penggunaan metode presentasi namun kurang diimbangi dengan bentuk penilaian yang sesuai. Menurut Majid (2005: 192), evaluasi yang baik mensyaratkan keterkaitan langsung dengan aktivitas proses belajar mengajar, demikianpun sebaliknya proses belajar mengajar akan berjalan efektif apabila didukung oleh evaluasi yang efektif oleh guru. Evaluasi tidak hanya menagih daya ingat siswa, tetapi harus mampu menggali bagaimana siswa berproses dalam pembelajaran.

(25)

1. Penilaian portofolio merupakan jenis penilaian yang komprehensif karena sekaligus bisa menilai proses maupun hasil pembelajaran dalam berbagai bentuk (kinerja, produk, sikap, kognisi). Penilaian proses sangat mendukung kemandirian belajar siswa, karena dapat memotivasi siswa untuk mencari, mengumpulkan, memilih, dan menetapkan hasil karya terbaiknya. (Majid, 2005: 202).

2. Penilaian portofolio memungkinkan siswa untuk menjadi lebih mandiri, karena guru melakukan penelitian atas hasil karya yang benar-benar dikerjakan oleh siswa sendiri (Depdinas, 2006: 18). Karya siswa ini menunjukkan rekamaan kinerja siswa setiap waktu untuk mencapai kompetensi yang telah ditentukan.

3. Penilaian portofolio dapat membangun rasa saling percaya (mutual trust),

saling memerlukan, saling membantu antara siswa dan guru sehingga proses pendidikan berlangsung dengan baik (Depdinas, 2006: 18). Kepercayaan guru pada siswa nampak dalam pemberian kesempatan pada siswa untuk mengekspresikan kemampuan melalui kebebasan memilih portofolio yang paling baik. Sedangkan kepercayaan siswa pada guru nampak dalam bentuk penilaian yang obyektip dan transparan melalui standar penilaian yang telah ditentukan pada awal pelajaran.

(26)

pengajaran (instructional) yang akan mengubah situasi yang statis, monoton dan pasif menjadi lebih bergairah, variatif dan aktif (Epstein, 2006: 11). Manfaat utama penilaian ini sebagai diagnostik yang sangat berarti bagi guru untuk melihat kelebihan dan kekurangan siswa. 5. Penilaian portofolio menutupi kekurangan proses pembelajar IPS dalam

mengembangkan kecakapan sebagai warga negara, seperti keterampilan memecahkan masalah, mengemukakan pendapat, menggunakan berbagai sumber informasi dan mengumpulkan data (Fajar, 2005: 98).

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik mengadakan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul: ”PENGGUNAAN PENILAIAN

PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN EKONOMI UNTUK

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS X SMAK SANG TIMUR YOGYAKARTA”.

B. Rumusan Masalah

Penelitian ini dirancang untuk menjawab masalah penelitian: Bagaimana penggunaan penilaian portofolio untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa kelas X SMA Sang Timur pada Mata Pelajaran Ekonomi?

C. Defenisi Operasional

Definisi operasional untuk istilah-istilah dalam rumusan masalah penelitian di atas adalah sebagai berikut:

(27)

peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik, hasil tes atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran (Depdiknas, 2006: 18). 2. Kemandirian belajar adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk

berpikir orisinal kreatif, bertidak bebas, tekun mengejar prestasi, dan bertanggungjawab atas keputusan dan tindakan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran (Masrum, 1986: 12)

3. Komponen kemandirian adalah aspek-aspek yang harus dipenuhi oleh seorang siswa yang menunjukkan tingkat kemandirian, meliputi:

a. Inisiatif yaitu kemampuan berpikir original dan bertindak aktif serta kreatif.

b. Bebas otonom yaitu kemampuan bertindak atas kehendak sendiri bukan karena paksaan dari orang lain.

c. Ulet yaitu kemampuan mengejar prestasi dengan tekun dan tidak mudah putus asa.

d. Bertanggungjawab yaitu kemampuan mempertanggung jawabkan setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.

D. Tujuan Penelitian

(28)

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi para guru, siswa, pimpinan sekolah sebagai pembina mata pelajaran Ekonomi pada SMAK Sang Timur Yogyakarta dan bagi bidang keilmuan Pendidikan Ekonomi pada umumnya.

1. Bagi guru yang bersangkutan maupun guru dari rumpun ekonomi

Penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran yang tertuang dalam perencanaan dan penggunaaan penilaian portofolio sebagai salah satu ciri penilaian berbasis kelas.

2. Bagi siswa

Hasil penelitian ini merupakan bentuk latihan untuk mandiri dan bertanggung jawab dalam belajar, memiliki keleluasaan untuk menentukan cara belajar dan memantau hasil belajarnya sendiri, lebih menguasai materi yang mereka pelajari, lebih menyenangi belajar yang bernuansa hafalan, lebih berani dan terampil bertanya dan menjelaskan. Selain itu, mereka juga lebih berkembang dalam sikap kepedulian dan tanggung jawab sosialnya karena siswa mendapatkan model pembelajaran dengan mengalami (learning by doing) yang berbasis pada proses reflektif (reflective pedagogy).

3. Bagi pimpinan sekolah

(29)

4. Bagi bidang keilmuan

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pertimbangan atas keefektifan penilaian portofolio pada mata pelajaran Ekonomi yang melibatkan hafalan teori abstrak yang selama ini dipahami sebagai bidang yang membosankan.

5. Bagi Universitas

(30)

14 A. Tinjauan Teoritis

1. Kemandirian Belajar

a. Pengertian Kemandirian Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kemandirian berasal dari Bahasa Jawa mandiri yang berarti berdiri sendiri atau dapat hidup sendiri (Mulyono, 1990). Sedangkan kemandirian diartikan sebagai suatu keadaan seseorang dalam kehidupannya yang mampu memutuskan untuk mengerjakan segala sesuatu tanpa bantuan orang lain. Menurut Afiantin (1992: 4) kemandirian menunjukkan kemampuan sesorang untuk berdiri di atas kaki sendiri, mengurus diri sendiri dalam semua aspek kehidupan yang ditandai denga adanya inisiatif, kepercayaan diri dan kemampuan untuk mempertahan diri.

(31)

mengejar prestasi, mampu berpikir dan bertindak secara orisinal, mampu mengatasi masalah yang dihadapi, mampu mempengaruhi lingkungan, menghargai diri dan dan memperoeh kepuasan dari usahannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain.

Nashori (1999: 33) mengatakan bahwa, kemadirian belajar mengandung aspek bebas atau tidak mudah terpengaruh, mempunyai inisiatif, gigih, percaya pada diri sendiri dan mampu mengendalikan diri. Fransiska (2003: 6) mendefenisikan kemandirian sebagai suatu sifat yang memungkinkan seseorang merasa bebas melakukan sesuatu atas dorongan sendiri, ketekunan mengejar prestasi, bertindak dan berpikir orisinal, kreatif dan penuh inisiatif, mampu mengatasi masalah yang dihadapi dan mampu mengendalikan situasi. Sedangkan menurut Masrum (1986: 12) kemandirian memiliki beberapa komponen sebagai berikut: a) Inisiatif dalam berpikir dan bertindak secara original, kreatif dan penuh ide; b) Aktif dan terlibat menerapkan ide dalam tindakan nyata; c) Bertindak bebas atas kehendak sendiri; d) Ulet mengejar prestasi dengan tekun tidak mudah menyerah; e) Bertanggung jawab atas semua tindakan yang dilakukan.

b. Komponen Kemandirian Belajar

(32)

1) Inisiatif yaitu kemampuan berpikir original dan bertindak aktif serta kreatif.

2) Bebas otonom yaitu kemampuan bertindak atas kehendak sendiri bukan karena paksaan dari orang lain.

3) Ulet yaitu kemampuan mengejar prestasi dengan tekun dan tidak mudah putus asa.

4) Bertanggungjawab yaitu kemampuan mempertanggung jawabkan setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.

2. Belajar, Mengajar dan Pembelajaran

a. Belajar

(33)

b. Mengajar

Hakekat mengajar adalah memfasilitasi siswa agar mendapat kemudahan dalam belajar. Menurut Joyce, Weil & Showers (Depdiknas, 2004: 7) mengajar (teaching) adalah membantu siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, sarana untuk mengekspresikan diri, dan belajar bagaimana belajar. Hasil jangka panjang dari proses mengajar adalah kemampuan siswa untuk belajar dengan mudah dan efektif.

Menurut William Burton (Fajar, 2005: 13) mengajar berarti memimpin aktivitas atau kegiatan belajar untuk membantu siswa dalam belajarnya. Aktivitas siswa lebih diutamakan, sedangkan guru berkewajiban menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa belajar. Aktivitas siswa yang dimaksudkan adalah aktivitas jasmani dan rohani, yang digolongkan ke dalam aktivitas visual, berbicara, mendengarkan, motorik dan menulis. c. Pembelajaran

(34)

belajarnya dapat berlangsung dengan mudah. Fungsi pembelajaran bukan hanya fungsi guru, melainkan juga fungsi pemanfaatan sumber-sumber belajar lainnya, seperti gambar, program radio, televisi dan internet yang digunakan oleh siswa untuk belajar.

3. Teori Belajar

Teori-teori belajar yang berkaitan dengan penggunaan portofolio dalam pembelajaran adalah teori belajar konstruktivis, kontekstual, dan kooperatif.

a. Teori Konstruktivis

Teori konstruktivis berasumsi bahwa pengetahuan dikonstruksi secara individual dan dikonstruksi bersama secara sosial oleh pembelajar berdasarkan interpretasi terhadap pengalaman. Pengetahuan merupakan hasil konstruksi manusia

(everything that we know, we have made) (Zahorik, 1995 dalam Purnomo, 2005: 41). Oleh karena itu, pembelajaran harus berisikan pengalaman yang memfasilitasi terjadinya konstruksi pengetahuan.

(35)

dan pengalaman mental dalam upaya pemenuhan tugas-tugas portofolionya. Pengalaman fisik berarti mempertemukan siswa dengan obyek pembelajarannya, sedangkan pengalaman mental berarti memperhatikan informasi awal yang telah ada pada diri siswa, dan memberi kebebasan kepada siswa untuk menyusun (merekonstruksi) sendiri informasi-informasi yang diperolehnya (Fajar, 2005: 45). Hal ini akan nampak dalam jenis karya dan kedalaman refleksi yang disusun oleh siswa untuk mengungkap proses dan hasil belajarnya.

b. Contextual Teaching and Learning (CTL)

CTL adalah konsep pembelajaran yang membantu pengajar menghubungkan mata pembelajaran dengan situasi dunia yang nyata dan memotivasi pembelajar agar menghubungkan pengetahuan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Strategi CTL berpusat pada siswa (student oriented/student center) dengan tujuan optimalisasi belajar untuk mencapai taraf memahami

(understanding) dan bukan sekedar menghafal (memorizing).

Menurut Johnson (Purnomo, 2005: 39) porsi besar dari tugas pengajar adalah menyediakan konteks yang bermakna bagi siswa

(content)karena“context gives meaning to content”.

(36)

pemodelan (modeling), refleksi, dan penilaian otentik. Salah satu penerapan penilaian otentik yaitu berupa penilaian portofolio. Pembelajaran kontekstual mengarahkan siswa kepada jenis penilaian otentik portofolio karena siswa dimungkinkan untuk berlatih memadukan antara konsep yang diperoleh dari penjelasan guru dan dari buku bacaan dengan penerapan sehari-hari. Konsep yang telah diperoleh akan semakin diperdalam melalui kegiatan yang bermakna yang berkaitan dengan setiap materi yang diajarkan. Pencarian makna pengalaman dengan teori yang mereka pelajari memungkinkan siswa untuk berpikir kreatif dan kritis dengan berusaha mengkorelasikan setiap kegiatan dengan hasil belajar mereka. Hal ini sekaligus mendorong siswa untuk berpikir tingkat tinggi dengan melakukan analisis, sintesa dan evaluasi guna mencapai standar yang tinggi pula.

c. Pembelajaran Kooperatif

(37)

Dalam pelaksanaan di kelas, pemberian waktu khusus untuk berada dalam kelompok, memberi peluang bagi para pembelajar untuk menerapkan prinsip-prinsip kerjasama kooperatif. Mereka saling membantu dalam memecahkan masalah atau kesulitan yang dihadapi. Dengan demikian akan terbentuk semangat kebersamaan untuk saling mengembangkan, bertukar gagasan dan informasi dengan berkolaborasi dan berkooperasi untuk mengerjakan tugas atau proyek portofolio bersama.

4. Penilaian Kelas

a. Pengertian Penilaian Kelas

Penilaian atau assessment adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang biasa digunakan untuk menilai unjuk kerja individu peserta didik atau kelompok. Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti untuk menunjukkan pencapaian belajar peserta didik (Depdiknas, 2004: 8). Sedangkan penilaian kelas adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh dan mengefektifkan informasi tentang hasil belajar siswa pada tingkat kelas selama dan setelah kegiatan belajar mengajar.

(38)

mengetahui hasil belajar peserta didik terhadap penguasaan kompetensi yang diajarkan oleh guru.

b. Manfaat dan Fungsi Penilaian Kelas

Penilaian kelas memiliki manfaat dan fungsi dalam pembelajaran (Depdiknas, 2006: 5). Manfaat Penilaian kelas adalah:

1) Untuk mengetahui tingkat pencapai kompetensi selama dan setelah proses pembelajaran berlangsung.

2) Untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi.

3) Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remedial.

4) Untuk umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan. 5) Untuk memberikan piliha alternatif penilaian kepada guru. 6) Untuk memberikan informasi kepada orang tua dan komite

sekolah tentang efektivitas pendidikan.

Selain memiliki manfaat seperti yang telah disebutkan di atas, penilaian kelas juga berfungsi untuk:

1) Menggambarkan sejauhmana seorang peserta didik telah menguasai

(39)

2) Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu

peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah

berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan

kepribadian maupun untuk penjurusan (sebagai bimbingan).

3) Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa

dikembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang

membantu guru menentukan apakah seseorang perlu mengikuti

remedial atau pengayaan.

4) Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang

sedang berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya.

5) Sebagai kontrol bagi guru dan sekolah tentang kemajuan

perkembangan peserta didik.

(40)

pembelajaran, serta memberikan umpan balik kepada guru agar dapat menyempurnakan perencanaan dan proses pembelajaran. c. Teknik-Teknik Penilaian Kelas

Pengumpulan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik dapat dilakukan beragam teknik, baik berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar. Teknik mengumpulkan informasi adalah cara penilaian kemajuan belajar peserta didik terhadap pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Ada tujuh teknik penilaian kelas, yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penilaian diri, dan penilaian portofolio.

5. Penilaian Portofolio

a. Pengertian Penilaian Portofolio

Istilah portofolio dapat dimaknai sebagai suatu model pembelajaran dan sebagai penilaian.

(41)

dimanfaatkan untuk melihat kemajuan belajarnya. Guru mengarahkan siswa dalam menyelesaikan tugas-tugasnya dan memperhatikan kesalahan-kesalahannya sekaligus memperbaiki kesalahan tersebut. Semua yang telah dipahami oleh siswa dapat merupakan umpan balik bagi siswa maupun guru. Dengan demikian tugas-tugas merupakan bahan yang sangat berharga dalam proses pembelajaran berbasis portofolio.

Portofolio sebagai penilaian merupakan kumpulan karya pembelajar yang secara sengaja disusun dengan maksud tertentu yang menggambarkan usaha, kemajuan, pencapaian pembelajaran dalam satu atau berbagai bidang. Hal ini sesuai dengan pernyataan pada Model Penilaian Kelas KTSP SMA sebagai berikut:

“Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik, hasil tes (bukan nilai) atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran (Depdiknas, 2006: 18).”

(42)

capaian dengan memasukkan semua karya yang dikerjakan dan dicapai siswa, baik di kelas maupun di luar kelas sebagai bahan penilaian hasil belajar. Dengan cara seperti ini dapat diperoleh gambaran utuh hasil belajar siswa selama mengikuti pembelajaran. b. Karaktristik Portofolio

Berdasarkan pengertian di atas, penilaian portofolio memiliki karakteristik sebagai berikut (Fajar, 2005: 91):

1) Merupakan hasil karya siswa yang berisikan kemajuan dan penyelesaian tugas-tugas secara terus menerus (kontinu) dan usaha mencapai kompetensi pembelajaran.

2) Mengukur prestasi siswa secara individual dan menyadari perbedaan di antara siswa.

3) Merupakan suatu pendekatan kerjasama yang melibatkan guru dan siswa.

4) Mempunyai tujuan untuk melakukan refleksi dan menilai kemampuan diri

5) Memperbaiki dan mengupayakan prestasi kerja siswa yang terbaik

6) Adanya keterkaitan antara penilaian dan pembelajaran. c. Jenis – Jenis Portofolio

(43)

1) Portofolio Proses (Process Portfolios)

Portofolio proses menyatakan sejarah tentang perkembangan siswa sepanjang waktu (growth over time)yang mendokumentasikan hasil kerja siswa dari awal, pertengahan dan akhir unit pembelajaran. Penekanannya pada proses perkembangan keterampilan, pengetahuan, sikap dan refleksi siswa atas proses belajar mereka. Portofolio proses ini berguna sebagai alat evaluasi formatif untuk memperoleh masukan tentang tingkat keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran. 2) Portofolio Hasil(Product Portfolios)

Portofolio hasil adalah himpunan hasil terbaik siswa pada akhir suatu unit pelajaran atau semester. Penekanannya pada hasil atau bukti fisik yang menunjukkan kualitas kerja siswa. Portofolio hasil ini berguna sebagai alat evaluasi sumatif untuk menentukan keberhasilan belajar peserta didik. d. Kekuatan dan Kelemahan Penilaian Portofolio

Penggunaan penilaian portofolio memiliki kekuatan dan kelemahannya (Fajar, 2005: 98).

1) Kekuatan Portofolio

Kekuatan – kekuatan yang menjadi dasar penggunaan penilaian portofolio yaitu:

(44)

b) membantu guru dalam mengevaluasi kekuatan, kelemahan dan hambatan pada diri siswa;

c) media komunikasi pertukaran informasi yang berkelanjutan bagi siapapun yang terlibat;

d) membantu siswa lebih bertanggung jawab atas tugas-tugas yang mereka lakukan;

e) penilaian yang lebih komprehensif karena mencakup aspek keterampilan dan pengetahuan tanpa membatasi kreativitas dalam ruang kelas;

f) melibatkan anggota komunitas lain, seperti orang tua dan masyarakat dalam mengerjakan dan mengukur prestasi akademik.

2) Kelemahan Portofolio

Kelemahan- kelemahan yang sering dialami dalam penggunaan penilaian portofolio yaitu:

a) sering dianggap sebagai evaluasi yang kurang reliabel daripada skor tes dalam mengukur prestasi belajar siswa; b) menggunakan waktu yang relatif lama(time consuming);

(45)

d) apabila tujuan dan kriteria tidak jelas, maka portofolio hanya sekedar kumpulan artifak yang tidak berarti dan tidak menunjukkan pola perkembangan dan prestasi;

e) seperti bentuk data kualitatif lainnya, data penilaian portofolio bisa lebih sulit dianalisis atau diagregat untuk menunjukkan perubahan;

f) membebani guru dan siswa karena menuntut ketekunan, kesabaran dan keterampilan guru.

e. Isi Portofolio

Hard (1994: 24) mengemukakan bukti fisik (artefak) yang sering digunakan sebagai isi portofolio adalah:

1) Contoh hasil karya tertulis 2) Jurnal dan buku harian

3) Hasil rekaman video penampilan siswa 4) Hasil rekaman presentasi siswa

5) Mind map dan catatan 6) Laporan kelompok

7) Tugas terstruktur, tugas spontan, tes dan kuis 8) Grafik, bagan, gambar

9) Daftar buku yang sudah dibaca 10) Hasil kuesioner

(46)

f. Pelaksanaan Penilaian Portofolio

Menurut Epstein (2006: 13) tahap-tahap yang perlu dilakukan dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian portofolio adalah:

1) Mengumpulkan

Pada tahap ini, siswa mengumpulkan bukti akademik berupa koleksi artifak yang sesuai dengan tujuan portofolio yang telah ditetapkan. Tujuannya agar siswa terbiasa mendokumentasikan pekerjaan yang telah dilakukan dengan baik dan teratur, sehingga mempermudah menemuakan bahan yang dibutuhkan dalam belajar.

2) Seleksi

Pada tahap ini, siswa mencermati karya yang telah dikoleksi dan menseleksi artifak yang tebaik untuk dijadikan portofolio. Seleksi dapat dilakukan oleh siswa sendiri, dengan teman sekelas atau bersama guru. Tujuannya untuk menemukan karya terbaik yang dapat digunakan dalam penilaian portofolio.

3) Refleksi

(47)

pengetahuan apa yang dibutuhkan untuk menghasilkan artifak tersebut, manfaat serta hambatan yang mereka temukan.

4) Relevansi

Produk portofolio yang dihasilkan para siswa tidak hanya ditampilkan dalam lingkup kelas atau sekolah, tetapi dapat disajikan di luar lingkungan sekolah. Kegiatan ini dapat memotivasi siswa dalam menunjukkan kemampuan diri dan kualitas sekolah kepada masyarakat.

6. Mata Pelajaran Ekonomi

Pembelajaran ekonomi dapat dikatakan sebagai usaha sadar dan terencana dalam menyiapkan siswa untuk memahami, mengembangkan serta menerapkan tentang perilaku dan tindakan untuk memenuhi bebagai macam kebutuhan hidup melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi dalam kehidupan sehari-hari.

Fungsi Mata Pelajaran Ekonomi di SMA adalah mengembangkan kemampuan siswa untuk berekonomi, dengan cara mengenal berbagai kenyataan dan peristiwa ekonomi, memahami konsep dan teori serta berlatih dalam memecahkan masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan masyarakat. Sedangkan tujuan mata pelajaran ekonomi di SMA adalah:

(48)

sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan individu, lingkungan dan masyarakat.

b. Membekali siswa sejumlah konsep yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi pada jenjang selanjutnya.

c. Membekali siswa nilai-nilai serta etika ekonomi dan memiliki jiwa wirausaha.

d. Meningkatkan kemampuan berkompetensi dan bekerjasama dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh Ayu Arum Wulan tahun 2006 dengan judul ”Peningkatan Partisipasi, Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Menggunakan Pembelajaran Berbasis Portofolio di Kelas XI IPS SMA Negeri 7 Purworejo”. Hasil penelitiannya menunjukkan:

a. Adanya peningkatkan partisipasi belajar siswa

b. Adanya peningkatkan motivasi belajar siswa dari 76 % menjadi 92 %. c. Adanya peningkatan prestasi belajar siswa dari 10 % sebelum

tindakan menjadi 24 % pada siklus I dan 83 % pada siklus II.

C. Kerangka Berpikir

(49)

belajar mengajar akan berjalan efektif apabila didukung oleh penilaian kelas yang efektif oleh guru. Pembelajaran yang terjadi di kelas X SMA Sang Timur belum menunjukkan kemajuan yang optimal. Hal ini dapat dilihat dari metode mengajar presentasi yang dilakukan oleh siswa dan metode penilaian yang dilakukan oleh guru. Metode presentasi oleh siswa tidak mampu meningkatkan kemandirian belajar siswa, karena tidak didukung dengan penilaian yang baik. Penilaian yang dilakukan oleh guru sebatas penilaianpaper and pencil test berupa jawaban singkat yang hanya menilai kemampuan mengingat (pengetahuan) siswa. Hal ini menimbulkan kecenderungan peserta didik tidak belajar untuk memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan jawabannya yang tertulis dalam buku pegangan siswa.

(50)
(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memperbaiki proses pembelajaran di kelas yang telah dilakukan oleh guru. Menurut Kasbolah (2001: 29), penelitian tindakan kelas merupakan penelitian praktis yang dilakukan di kawasan kelas dan bertujuan untuk meningkatkan pratik pembelajaran.

“Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk memperbaiki layanan pendidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian tindakan kelas yaitu untuk memperbaiki dan meningkatkan pratik pembelajaran di kelas secara bekesinambungan (Aqib, 2006: 18)”.

(52)

siklis yang meliputi analisis, penemuan fakta, konseptualisasi, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Tim PPKP, 2007: 21).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini di SMAK Sang Timur Yogyakarta pada semester gasal Tahun Akademik 2007/2008.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas X SMAK Sang Timur Yogyakarta. Objek penelitian adalah kegiatan penilaian pada mata pelajaran Ekonomi, khususnya penggunaan penilaian portofolio dalam pembelajaran Ekonomi.

D. Data yang Dibutuhkan

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder.

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden yaitu siswa siswa Kelas X SMAK Sang Timur Yogyakarta melalui observasi langsung (pengamatan/observasi kegiatan di kelas, wawancara dengan siswa, dan observasi dokumen/hasil karya siswa). 2. Data Sekunder

(53)

guru dan sekolah antara lain data siswa yaitu: jumlah siswa, kemampuan akademis, nilai ulangan harian dan tugas, dan data gambaran umum sekolah.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi langsung, wawancara, dan dokumentasi. 1. Dokumentasi

Data hasil dokumentasi terutama adalah berupa hasil portofolio sebagai cerminan hasil kognitif, afektif dan psikomotor siswa. Aspek kognitif adalah kemampuan siswa mengerjakan soal kuis, afektif berupa refleksi siswa atas proses penyusunan portofolio dan psikomotorik dalam bentuk kemampuan mengungkapkan gagasan dalam bentuk tulisan maupun lisan dalam kegiatan belajar mengajar. 2. Wawancara

(54)

untuk mengungkap keaslian karya portofolio, penguasaan materi yang disajikan dan penggunaan metode mengajar.

3. Observasi

Observasi merupakan kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera (Arikunto, 2002: 113). Pengamatan dilakukan atas kegiatan belajar mengajar di kelas, dan waktu penyusunan portofolio di kelas. Hal ini terutama digunakan untuk mengetahui peningkatan komponen-komponen kemandirian belajar siswa. Bentuk observasi berupa lembar pengamatan yang dibuat secara rinci menampilkan aspek-aspek kemandirian belajar dan didukung dengan perangkat audio visual.

F. Teknik Analisis Data

Data dikelompokkan menjadi dua, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data yang bersifat kualitatif yaitu data yang digambarkan dalam bentuk kata-kata atau kalimat, dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh memperoleh masukan guna mendapatkan alternati-alternatif perbaikan untuk siklus berikutnya. Data yang bersifat kuantitatif di analisis dengan membandingkan kriteria keberhasilan dengan persentase untuk mendapatkan gambaran deskriptif tentang keberhasilan penerapan alternatif pemecahan masalah.

(55)

siswa. Peningkatan kualitas hasil belajar dilakukan dengan membandingkan skor tes atau kuis sebelum pelaksanaan tindakan.

G. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model rancangan penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh oleh Kemmis dan Tagart yang sering disebut “model spiral Kemmis dan Tagart” (Wiriaatmadja, 2007: 66), seperti dalam gambar 2.

Gambar 2. Prosedur Pelaksanaan Tindakan

Tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahap dengan kekegiatannya

Sumber: Wiriaatmadja, 2007: 66 Identifikasi

masalah

Refleksi Perencanaan

Observasi

Perencanaan ulang

Observasi

Tindakan

(56)

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan, yaitu penyusunan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa. Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa mempersiapkan tindakan yaitu penggunaan penilaian portofolio, yang meliputi:

a. Observasi pra penelitian untuk mengetahui situasi awal proses belajar mengajar di kelas

b. Penyusunan skenario pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah oleh guru.

c. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pembelajaran

d. Mempersiapkan instrumen penelitian untuk merekam kondisi awal

(input), proses tindakan dan kondisi setelah tindakan(output), e. Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan

f. Menentukan kriteria keberhasilan tindakan 2. Tahap Tindakan

Pelaksanaan tindakan, yaitu penerapan rencana tindakan sebagai upaya peningkatan kemandirian belajar siswa. Pada tahap ini, dilaksanakan implementasi penilaian portofolio sesuai dengan rencana tindakan. Guru bertindak sebagai gurur kelas dan peneliti bertindak sebagai observer, kegiatan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan indikator yang akan

(57)

b. Guru menjelaskan materi yang telah disiapkan dengan metode ceramah di depan kelas, sedangkan siswa mendengarkan sambil membuat ringkasan materi dalam buku catatan.

c. Guru memberi kesempatan siswa untuk melakukan kerja mandiri dan mendampingi siswa dalam belajar.

d. Guru bersama siswa melakukan diskusi bersama untuk memperdalam materi yang telah dijelaskan.

e. Guru mengadakan kuis atas materi yang baru saja dipelajari

f. Guru memberikan waktu bagi siswa untuk mengerjakan portofolio. g. Pada pertemuan keempat dilakukan pengerjaan, pengumpulan

portofolio siswa, dan evaluasi umum 3. Tahap Observasi

Observasi, yaitu pengamatan atas hasil atau dampak pelaksanaan tindakan. Tahap ini dilaksanakan bersamaan dengan tahap tindakan. Pada tahap ini, dilaksanakan pengamatan atas proses atau dampak pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan dengan bantuan instrumen observasi dan dilengkapi denganvideo camcorder. 4. Tahap Refleksi

(58)

a. Refleksi setelah suatu pertemuan berakhir, digunakan untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran dan pemecahannya untuk perbaikan dalam petemuan berikutnya (penyesuaian rencana pembelajaran dan/atau instrumen yang perlu disempurnakan).

b. Refleksi pada akhir siklus pertama, digunakan untuk mengetahui apakah target yang ditetapkan sesuai indikator keberhasilan tindakan telah tercapai.

Berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini, maka dirancang dua siklus tindakan. Siklus kedua dilakukan apabila indikator keberhasilan pada siklus pertama belum tercapai.

H. Indikator dan Pengukuran

(59)

Tabel 2

Indikator Kemandirian

Indikator Deskriptor Target

Inisiatif/Kreatif Jumlah siswa yang mendapat skor inisiatip/kreatif di atas 65% dibagi jumlah seluruh siswa

60%

Bebas/Otonom Jumlah siswa yang mendapat skor bebas/otonom

di atas 65% dibagi jumlah seluruh siswa 50% Ulet/tekun Jumlah siswa yang mendapat skor ulet/tekun di

atas 65% dibagi jumlah seluruh siswa 60% Tanggung

jawab

Jumlah siswa yang mendapat skor tanggung

jawab di atas 65% dibagi jumlah seluruh siswa 40% Kemandirian Jumlah siswa yang mendapat skor kemandirian

di atas 65% dibagi jumlah seluruh siswa 50%

Penjelasan indikator kemandirian dalam dokumen portofolio siswa 1. Inisiatif / Kreatif

a. Penggunaan bahasa dalam respon artikel b. Keragaman nara sumber wawancara 2. Bebas / Otonom:

a. Kedalaman refleksi tugas artikel

b. Kedalaman refleksi laporan wawancara 3. Ulet / Tekun

a. Ketepatan analisis artikel

b. Ketepatan analisis hasil wawancara c. Peningkatan hasil kuis

4. Tanggung jawab:

(60)

44 A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian kemadirian belajar siswa yang diauraikan di bawah ini sesuai dengan tahapan prosedur penelitian, yaitu: (1) perencanaan; (2) pelaksanaan; (3) observasi; dan (4) refleksi tindakan.

1. Kegiatan Perencanaan

Berdasarkan hasil pengamatan pra penelitian terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa, peneliti menemukan dua masalah yang perlu dibenahi yaitu masalah metode mengajar presentasi yang dilakukan oleh siswa dan metode penilaian yang dilakukan oleh guru. Setelah berdiskusi dengan guru, peneliti memutuskan untuk mengatasi masalah tersebut dengan menggunakan penilaian portofolio. Pada tahap perencanaan ini dipersiapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah oleh guru, instrumen penelitian berupa lembar observasi kegiatan siswa, alat perekam kegiatan siswa(camcorder),lembar penilaian portofolio, menentukan indikator keberhasilan tindakan, dan melakukan simulasi pengerjaan portofolio.

2. Kegiatan Pelaksanaan

(61)

dilaksanakan pada hari senin, 5 November 2007, dengan sub pokok bahasan penawaran. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin, 12 November 2007, membahas materi hukum permintaan dan penawaran. Pada pertemuan keempat hari Senin, 19 November 2007 dilaksanakan pengerjaan portofolio bersama-sama di kelas dan pengumpulan tugas-tugas portofolio siswa. Selama tiga kali pertemuan, guru melakukan presentasi materi dengan menggunakan metode ceramah bervariasi, tanya jawab dan diskusi kelas. Peneliti bertindak sebagai pengamat (observer) dengan menggunakan lembar pengamatan dan dengan menggunakan alat audio visio camcorder.

3. Kegiatan Observasi

Pada tahap ini, peneliti melakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran, observasi dokumen portofolio siswa dan menghasilkan data-data seperti di bawah ini.

a. Data Kegiatan Pembelajaran Berdasarkan Perekaman Video dan Pengamatan Langsung di Kelas.

(62)

Tabel 3

Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Waktu

(Menit) Kegiatan Pembelajaran

10 Pendahuluan

Guru mengucapkan salam pembukaan dan memberikan sistematika pembahasan, mengaitkan materi yang akan dibahas dengan materi yang lalu. 60 Kegiatan Inti

1) Guru menjelaskan materi di depan kelas dengan mengajukan pertanyaan awal untuk mengecek pemahaman siswa tentang permintaan. Siswa menjawab pertanyaan secara lisan dan seorang siswa yang diminta menuliskan pengertian di white board. Pada saat siswa menulis jawaban depan kelas, guru berjalan mendekati siswa satu persatu untuk melihat apa yang dilakukan. Untuk mengecek perhatian siswa lain, guru memintan siswa membaca dan mengomentari jawaban temanya.

2) Siswa memperhatikan sambil membuat ringkasan materi penjelasan guru dan meakukan tanya jawab terhadap materi yang belum dipahami.

3) Guru membuat rangkuman materi dan meminta siswa memberikan contoh konkrit permintaan pada saat banjir untuk mengecek pemahaman siswa secara lisan.

1) Guru memberikan pertanyaan kuis tertulis untuk mengetahui ketercapaian indikator pembelajaran. 2) Dokumentasi portofolio: Guru meminta siswa

mengumpulkan hasil ringkasan presentasi dan pekerjaan kuis.

3) Guru memberi tugas rumah, yaitu: Siswa membaca materi minggu depan a). Pengertian penawaran; b). Faktor yang mempengaruhi penawaran dan kurva penawaran, mewawancarai keluarga atau tetangga tentang permintaan barang dan jasa yang paling banyak pada bulan oktober ini dan membuat laporan hasil wawancara secara tertulis, dan membawa kliping

4) Guru menutup pelajaran sambil memberikan dorongan psikologis untuk memotivasi siswa. Kedua,

(63)

Pertemuan Waktu

(Menit) Kegiatan Pembelajaran

mengaitkan materi yang akan dibahas dengan materi yang lalu.

3) Guru mengemukakan indikator hasil belajar yang akan dicapai dan langkah-langkah kegiatannya. 60 Kegiatan Inti

1) Guru mempresentasi materi di depan kelas diselingi tanya jawab dengan siswa.

2) Setiap siswa membuat rangkuman hasil prsentasi. Penawaran

20 Penutup

1) Guru memberikan pertanyaan kuis tertulis untuk mengetahui ketercapaian indikator pembelajaran 2) Dokumentasi portofolio: Guru meminta siswa

mengumpulkan hasil ringkasan presentasi dan kuis siswa.

3) Guru memberi tugas rumah, yaitu: Siswa membawa kliping, membaca materi, dan melakukan wawancara dengan pedagang.

4) Guru menutup pelajaran sambil memberikan dorongan psikologis untuk memotivasi siswa. 10 Pendahuluan

1) Guru mengucapkan salam pembukaan dan menayakan tugas minggu lalu (refleksi hasil kuis, tugas wawan cara dan kliping artikel)

2) Guru memberikan sistematika pembahasan, mengaitkan materi yang akan dibahas dengan materi yang lalu.

3) Guru mengemukakan indikator hasil belajar yang akan dicapai dan langkah-langkah kegiatannya. Ketiga,

60 Kegiatan Inti

1) Guru melakukan apersepsi materi yang telah dijelaskan untuk membantu siswa mengingatkan kembali penjelasan minggu lalu. Kemudian guru membuat tabel permintaan dan penawaran beras. 2) Setiap siswa menggambarkan kurva permintaan dan

penawaran dalam buku catatan dan guru berjalan memantau pekerjaan siswa untuk memberikan penjelasan secara individu kepada siswa yang mengalami kesulitan.

3) Guru meminta seorang siswa melengkapi gambar kurva di white board. Pada saat yang sama guru melakukan tanya jawab dengan siswa lain dan meminta siswa lain mengoreksi gambar kurva serta menjelaskan kepada teman lain di depan kelas. 4) Guru mebuat ringkasan materi dengan memberikan

(64)

Pertemuan Waktu

(Menit) Kegiatan Pembelajaran

makanan lain seperti ubi atau pisang. 20 Penutup

1) Guru memberikan pertanyaan kuis tertulis untuk mengetahui ketercapaian indikator.

2) Dokumentasi portofolio: Guru meminta siswa mengumpulkan ringkasan materi presentasi, tugas wawancara, kliping artikel dan hasil kuis.

3) Guru memberi tugas rumah, yaitu:

 Siswa mencari artikel tentang penerapan hukum permintaan dan penawaran.

 Membawa perlengkapan (kertas, gunting, lem, dll) untuk mengerjakan portofolio artikel di kelas.

4) Guru menutup pelajaran sambil memberikan dorongan psikologis dan sosial untuk memotivasi siswa.

10 Pendahuluan

1) Penjelasan proses pengerjaan artikel dan memberikan kebebasan kepada siswa bekerja individu atau kelompok.

2) Guru meminta siswa menunjukkan bahan-bahan yang telah ditugaskan minggu lalu, seperti koran, lem, gunting dan kertas HVS.

50 Kegiatan Inti

1) Siswa membaca koran dan mencari artikel yang berhubungan dengan materi permintaan dan penawaran.

2) Selama proses pengerjaan siswa melakukan diskusi atau bertanya kepada teman dan guru.

3) Guru mendampingi siswa selama mengerjakan artikel.

4) Pengumpulan hasil portofolio siswa Keempat,

Evaluasi umum pengerjaan portofolio dipandu oleh peneliti. Dalam evaluasi ini para siswa mengungkapkan pesan kesan secara lisan pengalaman mengerjakan portofolio.

Sumber: Hasil Observasi, 2007

b. Data Kegiatan Pembelajaran Berdasarkan Catatan Guru dan Pengamatan peneliti.

(65)

Tabel 4

Data Proses Pembelajaran Komponen

Pengamatan Hasil Pengamatan di Kelas

Tanggal

Semua siswa menggunakan sumber belajar yang beragam, bukan hanya dari buku paket namun juga artikel dan sumber belajar masyarakat. Siswa dapat menentukan sendiri jenis sumber belajar yang akan digunakan.

5, 12

Pertemuan pertama: sekitar 13 siswa bertanya tentang tugas yang diberikan kepada guru dan peneliti pada saat pertemuan dan sesudah pertemuan di kelas; pertemuan kedua: 7 siswa dan pertemuan ketiga : 9 siswa

29

Dari tiga kali pertemuan sekitar 40 % siswa mengungkapkan pendapat secara lisan. Semua siswa mengungkapkan pendapat secara tertulis dalam tugas refleksi.

29

Sekitar 80% siswa memperhatikan dengan sungguh-sungguh penjelasan guru dan presentasi teman. Kemungkinan besar hal ini karena mereka diminta untuk mengumpulkan ringkasan hasil presentasi guru / sesama teman.

5. Hasil Kuis Siswa

Sebagian besar siswa memperoleh hasil kuis di atas 65. Pertemuan pertama 65%, kedua 70%, dan ketiga 80%.

Perhatian siswa pada kegiatan atau produk yang dinilai masih cukup besar misalnya membuat ringkasan untuk mendapat nilai partisipasi. Untuk sementara hal ini dianggap wajar mengingat usia mereka yang mungkin belum memiliki kesadaran

(66)

Komponen

Pengamatan Hasil Pengamatan di Kelas

Tanggal Jurnal

Komponen Kemandirian pentingnya belajar sehingga perlu ada

motivator dari luar. Dari 20 ringkasan selama 3 kali terlihat ada sekitar 9 anak yang relatif konsisten dalam menyusun ringkasan. Hasil ringkasan lengkap dan sistematis.

7. Persiapan siswa dalam mengikui pembelajaran di kelas

Siswa terlihat lebih bertanggung jawab dalam belajar karena mereka melakukan tugas-tugas yang diberikan bahkan pada pertemuan keempat, mereka juga membawa perlengkapan ATK untuk melengkapi portofolio mereka dan mengerjakan dengan sungguh-sungguh.

Sebagian besar siswa terlihat saling membantu dan “sibuk” mengerjakan portofolio. Mereka saling bertanya dan memberikan informasi, jika tidak tahu, tanpa diminta mereka akan bertanya kepada teman, guru atau peneliti.

19 Nov 2007

Tanggung jawab

9. Kemandirian Kemandirian siswa dalam belajar terlihat meningkat, mereka berusaha mengerjakan tugas tugas portofolio yang diberikan, mengikuti pelajaran dengan serius, bertanya/konfirmasi jika tidak mengerti dan hasil kuis juga mengalami peningkatan

19 Nov 2007

Keman-dirian

Sumber: Hasil Observasi, 2007

c. Data dari Dokumen Portofolio

(67)

Urut

Sw ArtikelBhsa SumberNara Skor ArtklRefl WwcrRefl Skor KtptanKmtr KtptnAnls HasilKuis Skor KlngkpArtkl KlngkpWwcr KuisRefl Skor Mdri

inisi bbs ulet t.j Mdri

(68)

1) Komponen Inisiatif/kreatif

Indikator siswa yang berinisiatif diukur berdasarkan jumlah siswa yang mendapatkan skor di atas 1.95 atau 65% dari skor maksimum 3 atas kemampuannya mengerjakan ringkasan artikel dengan menggunakan bahasa sendiri. Hal yang sama juga berlaku untuk pengerjaan tugas yang terkait dengan keragaman nara sumber wawancara.

Tabel 6

Hasil Observasi Dokumen Portofolio Komponen Inisiatif/Kreatif

No. Indikator Pencapaian

1 Kemampuan meringkas artikel dengan bahasa sendiri

70%

2 Keragaman nara sumber wawancara 90%

Sumber: Hasil Observasi, 2007

Hasil penelitian yang nampak pada tabel 6 menunjukan 70% atau 14 dari 20 siswa mampu meringkas artikel dengan bahasa sendiri dan 90% atau 18 siswa memiliki keragaman nara sumber wawancara. Dilihat dari skor inisiatif secara keseluruhan (Tabel 5) sebanyak 85% siswa mencapai skor di atas 65% dari skor total inisiatif.

2) Komponen Bebas/ Otonom

(69)

artikel. Hal yang sama juga berlaku untuk pengerjaan tugas yang terkait dengan refleksi kuis.

Tabel 7

Hasil Observasi Dokumen Portofolio Komponen Bebas/Otonom

No. Indikator Pencapaian

1 Kedalaman refleksi tugas artikel 75% 2 Kedalaman refleksi tugas wawancara 90%

Sumber: Hasil Observasi, 2007

Hasil penelitian yang nampak pada tabel 7 menunjukan 15 siswa (75%) dari 20 siswa memiliki kedalaman refleksi artikel dan 90% refleksi wawancara. Dilihat dari skor bebas secara keseluruhan (Tabel 5) sebanyak 80% siswa mencapai skor di atas 65% dari skor total bebas/otonom.

3) Komponen Ulet/Tekun

Indikator siswa yang ule/tekun diukur berdasarkan jumlah siswa yang mendapatkan skor di atas 1.95 atau 65% dari skor maksimum 3 atas kemampuannya mengerjakan analisis artikel. Hal yang sama juga berlaku untuk pengerjaan tugas yang terkait dengan analisis wawancara dan hasil kuis.

Tabel 8

Hasil Obsevasi Dokumen Portofolio Komponen Ulet/Tekun

No. Indikator Pencapaian

1 Ketepatan komentar artikel 75%

2 Ketepatan analisis wawancara 75%

3 Peningkatan hasil kuis 80%

(70)

Hasil penelitian yang nampak pada tabel 8 menunjukkan sebanyak 75% siswa mencapai skor ketepatan malakukan analisis artikel di atas 65%. Ketepatan analisis wawancara sebanyak 75% siswa dan sebanyak 80% siswa menunjukkan peningkatan hasil kuis. Dilihat dari skor ulet/tekun secara keseluruhan (Tabel 5) sebanyak 70% siswa mencapai skor di atas 65% dari skor total ulet/tekun.

4) Komponen Tanggung Jawab

Indikator siswa yang tanggung jawab diukur berdasarkan jumlah siswa yang mendapatkan skor di atas 1.95 atau 65% dari skor maksimum 3 atas kelengkapan komponen artikel yang disusunnya. Hal yang sama juga berlaku untuk kelengkapan komponen wawancara, dan kedalaman refleksi hasil kuis.

Tabel 9

Hasil Obsevasi Dokumen Portofolio Komponen Tanggung Jawab

No. Indikator Pencapaian

1 Kelengkapan komponen atikel 95%

2 Kelengkapan komponen wawancara 95%

3 Kedalaman refleksi hasil kuis 75%

Sumber: Hasil Observasi, 2007

(71)

d. Data Hasil Belajar Siswa

Data hasil belajar siswa berupa rata-rata nilai kuis menunjukan peningkatan nampak pada tabel 10 di bawah ini.

Tabel 10

Data Hasil Belajar Siswa

Tanggal Rerata Nilai Kuis

29 Oktober 2007 65.00

5 November 2007 73.95

12 November 2007 72.00

Rerata 70.32

Sumber: Hasil Observasi, 2007

e. Data Hasil Wawancara

Data hasil wawancara dengan siswa yang dipilih secara acak menghasilkan respon seperti dalam tabel 11.

Tabel 11

Data Hasil Wawancara Aspek

Ditanyakan Pendapat Siswa

Tugas Portofolio

Dikerjakan sendiri di rumah atau di sekolah pada waktu yang ditentukan guru. Tugas juga didiskusikan dengan teman. Terkadang ada kesulitan, kalau kesulitan maka malah merasa tertantang (misalnya mencari subyek wawancara lain). Saling bertanya dengan teman meskipun di luar kelas. Merasa senang karena menjadi tahu banyak hal, subjek wawancara sepertinya juga senang (orang tua). Namun bila bertemu subjek yang kurang kooperatif menjadi tidak enak hati, tapi melatih untuk sabar dan tabah. Dengan adanya tugas ini menjadi lebih jelas akan materi yang ada di buku karena harus bolak balik melihat buku agar tugas tidak menyimpang. Siswa merasa perlu mengerjakan tugas ini karena akan dinilai dan ternyata setelah melakukan jadi menikmati pekerjaan ini. Maju ke

depan

(72)

Aspek

Ditanyakan Pendapat Siswa

pertemuan maka siswa merasa harus mempersiapkan diri. Maka, ketika KBM berlangsung, siswa merasa lebih mudah mengikuti dan maju dengan cepat tanpa dipaksa-paksa seperti dahulu.

Guru

menjelaskan di kelas

Merasa senang karena lebih terstruktur apalagi materi ini pernah dipelajari sewaktu SMP maka pembahasan oleh guru bisa lebih dalam. Guru tidak sepenuhnya presentasi karena pada pertemuan kedua diseling siswa yang presentasi. Dengan cara seperti ini ada keseimbangan peran guru dan siswa. Siswa tidak merasa ”dilepaskan” begitu saja. Ada kendali yang baik melalui kuis dan tugas lanjutan dalam bentuk portofolio. Lebih senang sekarang karena kalau presentasi yang kemarin-kemarin, jika ada materi yang sulit maka tidak paham. Guru menjelaskan di akhir presentasi sering kurang karena waktu habis.

Buku sumber

Buku sumber jadi lebih banyak dibaca agar bisa mengerjakan tugas portofolionya dan mengerjakan kuis pada setiap pertemuan.

Menyusun ringkasan

Pada awalnya siswa melakukan karena akan dikumpulkan dan dinilai tapi pada pertemuan kedua dan ketiga tetap menyusun ringkasan sebaik mungkin. Walaupun nilainya hanya nilai partisipasi tapi menyusun ringkasan pada saat materi disampaikan ternyata menghemat waktu belajar dan ”memaksa” diri sendiri untuk memperhatikan sehingga ketika kuis tidak terlalu kesulitan.

Kuis Persiapan dengan membaca materi dan latihan mengerjakan soal-soal. Siswa lebih mengerti penjelasan guru dari pada presentasi teman. Ketika diberi tugas portofolio semakin mengerti, menambah pengalaman dan wawasan.

Sumber: Hasil Wawancara, 2007

4. Kegiatan Refleksi

(73)

pembelajaran yang telah dilakukan, melihat hasil kerja siswa dan merencanakan perbaikan untuk pertemuan berikutnya.

a. Refleksi Kegiatan Pembelajaran oleh Guru

Pembelajaran pada pertemuan pertama belum menunjukkan kemajuan yang berarti. Pada awal pembelajaran guru tidak menjelaskan indikator yang mau dicapai kepada siswa pada awal pelajaran. Fokus perhatian guru masih tertuju pada penyelesaian materi yang telah disiapkan, sehingga kurang memperhatikan situasi kelas secara keseluruhan. Akibatnya suasana kelas tidak kondusif karena siswa kurang serius memperhatikan penjelasan guru. Kebanyakan siswa ngobrol bahkan mengerjakan tugas lain, seperti pekerjaan rumah mata pelajaran lain dan membaca buku ceritera. Ketika guru bertanya, semua siswa menjawab bersamaan sehingga kelas menjadi ramai. Selain itu tidak ada pemberian sanksi bagi siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah atau melanggar aturan ketertiban selama berlangsungnya proses pembelajaran. Maka refleksi pada pertemuan pertama ini dijadikan bahan perbaikan untuk pertemuan kedua.

(74)

mengerjakan soal di papan tulis. Guru tidak hanya berdiri di depan kelas pada saat menjelaskan materi, tetapi berjalan di antara siswa dan memperhatikan aktivitas siswa. Selain itu guru menegur siswa yang melakukan kegiatan lain yang tidak berhubungan dengan mata pelajaran ekonomi.

Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga guru menggunakan metode ceramah yang bervariasi. Siswa diwajibkan membaca materi dan mengajukan pertanyaan pada awal pertemuan. Sebelum menjawab pertanyaan siwa, guru memberi kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab atau menanggapi pertanyaan tersebut. Suasana kelas menjadi lebih dinamis dan menumbuhkan semangat berkompetisi dalam menjawab pertanyaan. Siswa lebih siap mengikuti pembelajaran dan mengerjakan kuis tertulis yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran. Kuis tertulis ini bertujuan untuk megukur penguasaan materi dan memotivasi siswa agar aktif dan tekun dalam pembelajaran.

b. Refleksi Hasil Kerja Siswa

(75)

melakukan wawancara, mengatakan tidak berani dan takut salah berbicara dengan nara sumber. Untuk mengatasi kesulitan mencari artikel, peneliti memfasilitasi mereka dengan surat kabar dan menuntun siswa untuk mencari artikel yang berkaitan dengan topik bahasan. Bagi siswa yang mengalami kesulitan melakukan wawancara, peneliti melakukan latihan simulasi wawancara dan memberikan tambahan waktu 3 hari untuk mengumpulkan laporan wawancara.

Pada pertemuan kedua dan ketiga setiap siswa diberi panduan pengerjaan artikel dan laporan wawancara untuk mengatasi kesulitan mencari artikel dan katakutan melakukan wawancara. Bagi siswa yang merasa kesulitan dalam mengerjakan artikel dan wawancara diberi kesempatan untuk melakukan konsultasi dengan guru dan peneliti pada setiap hari jumad. Kesempatan konsultasi ini sangat membantu siswa mengatasi kesulitan dalam membuat laporan artikel dan wawancara. Hal ini nampak peningkatan jumlah siswa yang mampu mengerjakan dan mengumpulkan tugas artikel dan wawancara pada waktunya.

(76)

materi permintaan. Setelah pengerjaan dan pengumpulan portofolio dilakukan refleksi umum.

(77)

B. Pembahasan

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan penilaian portofolio untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa. Dari hasil observasi kegiatan pembelajaran melalui perekaman video terlihat bahwa selama empat kali pertemuan, kemandirian belajar siswa tercermin dalam kemauan untuk membuat ringkasan materi presentasi guru dan keikutsertaan dalam kegiatan tanya jawab di kelas. Selama ini, membuat catatan bukanlah sesuatu yang istimewa bagi siswa karena hal tersebut tergantung pada kebutuhan masing-masing siswa. Jika mereka merasa perlu mencatat, maka penjelasan dari guru atau teman akan dicatat, begitupun sebaliknya. Dari kegiatan pra penelitian nampak bahwa siswa tidak merasakan kebutuhan akan catatan karena materi yang disampaikan teman dalam presentasi tidak berbeda dengan yang ada di buku teks. Dalam penelitian ini, materi disampaikan oleh guru dan siswa diberitahu bahwa di akhir pembelajaran, ringkasan harus dikumpulkan serta diakhiri dengan kuis. Dorongan dari luar ini ternyata cukup mampu membuat siswa untuk secara aktif memusatkan perhatian pada pelajaran dan aktivitas di kelas. Ringkasan tidak dinilai namun diberi tanda partisipasi dan dikembalikan kepada siswa pada pertemuan berikutnya.

Gambar

Gambar 1Peta Permasalahan
Tabel 1
Gambar 2. Prosedur Pelaksanaan Tindakan
Tabel 2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari berbagai penjelasan di atas, maka tulisan ini dimaksudkan untuk mengkaji lebih lanjut praktik dalam pendidikan agama dengan berbagai kasus kekerasan yang terjadi pada

Do’a dan sedekah orang yang hidup dapat bermanfaat bagi mereka yang sudah mati. Allah Ta’ ala mengabulkan segala do’a dan memenuhi segala

Hanya saja pada awanya penggunaan hanya terbatas untuk d21a ukur tedentu mlsa nya h tLrngan perataan data ukLrr dengan cara klradrai terkecrl (Wo f. azrnruth oengan

Tahap operasional konkrit dapat digambarkan pada terjadinya perubahan positif ciri-ciri negatif tahap preoprasional, seperti dalam cara berfikir egosentris pada

Kami, atas nama direksi dan pemegang saham perusahaan ini, bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku jika dalam proses verifikasi bertolak belakang

The relationship between the modulus of elasticity (E) the average - average in the ratio variation of fiber volume fraction in the composite softwood bark can be seen

Pada dasarnya ketiga fungsi utama perbankan (menerima titipan dana, meminjamkan uang, dan jasa pengiriman uang) adalah boleh dilakukan, kecuali bila dalam melaksanakan

he registry included 77 physicians (91% neurologists and 9% trained inter- nists on cerebrovascular disease) from 59 urban centres of diferent types: 39 public and 20 private