• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PERKEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL DAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN MELALUI PROGRAM KULIAH KERJA NYATA (KKN) PADA MAHASISWA CALON GURU PAI UIN WALISONGO SEMARANG TAHUN AKADEMIK 2016//2017 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STUDI PERKEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL DAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN MELALUI PROGRAM KULIAH KERJA NYATA (KKN) PADA MAHASISWA CALON GURU PAI UIN WALISONGO SEMARANG TAHUN AKADEMIK 2016//2017 - Test Repository"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

DAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN MELALUI

PROGRAM KULIAH KERJA NYATA (KKN) PADA

MAHASISWA CALON GURU PAI UIN WALISONGO

SEMARANG TAHUN AKADEMIK 2016//2017

Oleh

DINA KHUSNIAH

NIM.12010150025

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

untuk gelar Magister Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA

(2)
(3)
(4)
(5)

Judul : Studi Perkembangan Kompetensi Sosial dan Kompetensi Kepribadian Melalui Progam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pada Mahasiswa Calon Guru PAI UIN Walisongo Semarang Tahun Akademik 2016/2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian melalui progam Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada mahasiswa calon guru PAI UIN Walisongo Semarang tahun akademik 2016/2017. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara, pengamatan (observasi), dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan

model Miles dan Huberman.yaitu melalui tahap data reduction, data display, dan

conclusion drawing/ verification.

Hasil penelitian memaparkan bahwa kompetensi sosial selama Kuliah Kerja Nyata (KKN) secara keseluruhan menunjukkan perkembangan. Terutama pada indikator (1) dapat berkomunikasi secara lisan, tulisan, maupun isyarat, (2) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional, dan (3) Bergaul secara efektif dengan masyarakat. Pada indikator (4) Bergaul secara santun dengan masyarakat, terdapat mahasiswa yang belum menunjukkan perkembangannya, hal ini disebabkan karena belum memiliki kesadaran dalam bermasyarakat.

Pada Kompetensi kepribadian mahasiswa PAI selama Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagian besar menunjukkan perkembangan. Hal ini dibuktikan dengan kesesuaian antara data lapangan dengan indikator kompetensi kepribadian, diantaranya (1) Kepribadian yang mantap dan stabil, (2) Kepribadian orang dewasa, (3) Kepribadian bijaksana, (4) Kepribadian berwibawa, dan (5) Kepribadian mencerminkan akhlak mulia. Berdasarkan temuan peneliti, terdapat mahasiswa yang belum menunjukkan perkembangan pada keempat indikator tersebut. Adapun faktor yang memengaruhi perkembangan kepribadian

mahasiswa PAI, diantaranya faktor internal berupa motivasi dalam kegiatan

Kuliah Kerja Nyata (KKN), dan faktor eksternal berupa lingkungan. Terlepas dari

faktor internal dan eksternal tersebut, untuk menyempurnakan kepribadian guru

diperlukan kebiasaan dalam menerima segala masukan sehingga kepribadian guru menjadi lebih dewasa dan matang.

Kata kunci : Kuliah Kerja Nyata (KKN), Kompetensi Sosial, Kompetensi Kepribadian.

(6)

Title: Study on the Development of Social Competence and Personality Competence Through Community Service Program (KKN) in PAI Teacher Candidate of UIN Walisongo Semarang in the Academic Year of 2016/2017

This study aims to determine the development of social competence and personality competence through Community Service Program (KKN) based on the perspective of PAI teacher’s candidate of UIN Walisongo Semarang in the academic year of 2016/2017. The approach used in this research is qualitative approach. The methods used in data collection are was interview, observation, and documentation. Data analysis techniques used Miles and Huberman model through data reduction, display data, and conclusion drawing / verification.

The results of the study explained that social competence during the Community Service Program (KKN) as a whole shows the development. Especially on indicators competence as follow: (1) They can communicate orally, as well as written, and cues, (2) They use communication and information technology functionally, and (3) They associate effectively with the community. In the indicator (4) They associate with the community politely, there are student who have not shown its development, this is because not yet have awareness for the community.

On the personal competence of PAI students during the Community Service Program (KKN) shows most of the progress. This is evidenced by the suitability of field data with indicators of personality competence, including (1) Steady and stable personality, (2) Adult personality, (3) Wise personality, (4) Authoritative Personality, and (5) Personality that reflects noble character. Based on the findings of researchers, there are student who have not shown progress on these four indicators. As for factors that affect the development of students personalities PAI, including internal factors in the form of motivation in the activities of the Community Service Program (KKN), and external factors such as environment. Regardless of internal and external factors, to improve the teacher's personality, it is necessary to accept the habit so that the teacher's personality can be mature.

Keywords: Community Service Program (KKN), Social Competence, Personality Competence

(7)

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Sholawat serta salam

semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat, keluarga,

serta pengikutnya. Penulis menyadari dalam proses penulisan tesis ini tidak lepas

dari berbagai hambatan, namun berkat ridha dari Allah SWT, serta bimbingan dan

bantuan berbagai pihak, penulisan tesis ini dapat selesai dengan baik.

Tanpa bermaksud mengurangi arti penghargaan kepada yang lainnya, penulis

secara khusus ingin menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Direktur Progam Pascasarjana IAIN Salatiga

3. Hammam, Ph. D. selaku Ketua Progdi PAI Pascasarjana IAIN Salatiga

4. Dr. Mukti Ali, M. Hum selaku pembimbing yang telah memberikan arahan

dalam menyelesaikan tesis ini.

5. Guru besar dan Dosen beserta staf Pascasarjana IAIN Salatiga.

6. Dr. H. Sholihan, M.Ag, selaku ketua LP2M UIN Walisongo Semarang.

7. Mahasiswa KKN Angkatan 68 UIN Walisongo Semarang.

8. Masyarakat Desa Candi Bandungan Kabupaten Semarang.

9. Masyarakat Desa Mlilir Bandungan Kabupaten Semarang.

10.Masyarakat Desa Kopeng Kabupaten Semarang.

(8)
(9)

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN TESIS ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN TESIS ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

C. Signifikansi Penelitian……….... 5

D. Kajian Pustaka………. 6

E. KerangkaTeori……….... 9

F. Metode Penelitian………... 14

G. Sistematika Penulisan………. 15

BAB II PROFIL PROGAM KKN UIN WALISONGO SEMARANG A. Pengelolaan KKN ... 17

B. Progam KKN ... 20

BAB III ANALISIS PERKEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL MAHASISWA CALON GURU PAI A.Dapat Berkomunikasi secara Lisan, Tulisan, maupun Isyarat…… 23

B.Menggunakan Teknologi Komunikasi dan Informasi secara Fungsional ... 26

C. Bergaul secara Efektif dengan Masyarakat ... 27

D. Bergaul secara santun dengan masyarakat ... 28

(10)

A. Kepribadian yang Mantap dan Stabil ... 31

B. Kepribadian Dewasa ... 34

C. KepribadianBijaksana ... 37

D. KepribadianBerwibawa ... 38

E. Kepribadian yang Menampilkan Akhlak Mulia ... 39

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 42

B. Saran ... 43 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN BIOGRAFI PENULIS

(11)

1. Pedoman Wawancara Masyarakat

2. Pedoman Wawancara Mahasiswa

3. Surat Ijin Penelitian

4. Transkip Wawancara Masyarakat

5. Transkip Wawancara Mahasiswa

6. Dokumentasi

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pendewasaan dan

kemandirian manusia secara sistematis, sehingga dapat menjadi penerus

bangsa yang memiliki kemampuan serta siap menjalani kehidupan secara

bertanggung jawab dalam menghadapi tantangan zaman. Menjalani kehidupan

secara bertanggung jawab berarti berani mengambil keputusan yang bijaksana

sekaligus berani menanggung segala konsekuensi yang ditimbulkannya.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 20 ayat 2 menyatakan bahwa: “Perguruan

tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat”.1

Kuliah Kerja Nyata atau yang disingkat dengan istilah KKN adalah

mata kuliah yang ada di Perguruan Tinggi yang diberikan kepada mahasiswa

yang mengarah pada pengabdian mahasiswa pada masyarakat dan merupakan

implementasi salah satu Tridharma Perguruan Tinggi. Kuliah Kerja Nyata

bertujuan untuk mengembangkan keilmuan mahasiswa pada masyarakat.

Dalam ranah masyarakat, mahasiswa dapat mengamalkan ilmu yang telah

diperolehnya pada Perguruan Tinggi, dan membantu masyarakat agar

terhindar dari keterbelakangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

1

(13)

Kegiatan KKN merupakan kegiatan interaksi sosial yang melibatkan

berbagai pihak. Dalam kegiatan KKN, kita akan menjumpai berbagai bentuk

interaksi sosial, yang secara garis besarnya dapat diklasifikasikan ke dalam

tiga pola atau bentuk interaksi sosial, yaitu : (1) interaksi antar

orang-perorangan; (2) interaksi antara orang dan kelompoknya, dan sebaliknya; dan

(3) Interaksi antar kelompok.2 Perintah untuk saling berinteraksi tertera pada

firman Allah SWT yang terdapat dalam surat al Hujuraat ayat 13 :

Artinya: “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.Sungguh, yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.Sungguh, Allah Maha mengetahui lagi Maha teliti “.3

Ayat tersebut menegaskan bahwa perbedaan itu merupakan fitrah,

dengan perbedaan itu manusia diperintahkan untuk saling mengenal.Implikasi

terhadap kegiatan KKN adalah kemampuan mahasiswa dalam bersosialisasi

sangat dibutuhkan, supaya program-program KKN dapat berjalan dengan

efektif. Dengan budaya masyarakat dan karakter yang berbeda-beda,

mahasiswa dituntut untuk dapat berbaur dengan masyarakat dan menampilkan

kepribadian yang baik dan santun.

2

Ary H Gunawan,Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2000, 32.

3

(14)

Perintah dalam berinteraksi dengan masyarakat juga terdapat dalam

hadits Tirmidzi:

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna telah bercerita kepada kami Ibnu Abi 'Adi dari Syu'bah dari Sulaiman Al A'masy dari Yahya bin Watsab dari seorang syeikh salah seorang sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam beliau bersabda: "Jika seorang muslim bergaul (berinteraksi sosial) dengan orang lain dan bersabar atas gangguan mereka, adalah lebih baik daripada seorang muslim yang tidak bergaul (tidak berinteraksi sosial) dengan orang lain dan tidak bersabar atas gangguan mereka." Berkata Abu Musa bahwa Ibnu Abi Adi berkata: Syu'bah berpendapat syeikh itu adalah Ibnu Umar

(HR. Tirmidzi).4

Dalam hidup bermasyarakat, setiap orang akan menghadapi manusia

dengan berbagai corak dan watak yang berbeda-beda. Sebagaimana hadits di

atas menjelaskan bahwa seorang muslim diperintahkan untuk bergaul dengan

masyarakat dengan segala macam situasi. Ketika ingin menjadi anggota

masyarakat yang baik, seorang muslim hendaknya berusaha berperilaku baik

dan memberikan yang terbaik bagi masyarakatnya, terlebih sebagai guru PAI.

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik

4

(15)

Dalam menjalankan profesinya, guru dituntut memiliki kompetensi, baik

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional dan

kompetensi sosial.5

Kuliah Kerja Nyata (KKN) dapat dikatakan sebagai miniatur sebuah

realitas sosial. Dalam pelaksanaannya, KKN dapat melatih dan

mengembangkan kemampuan praktis mahasiswa dalam menyelesaikan

masalah-masalah sosial masyarakat. Dengan demikian, melalui kegiatan

KKN, mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan kepekaan sosial dan

kedewasaan dalam mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang lebih

baik.

Berikut penjelasan George Herbert Mead mengenai proses sosial6:

Mead starts with an objective social process and works inwards through the importation of the social process of communication into the individual by the medium of the vocal gesture. The individual has then taken the social act into himself. Mind remains social even in the inner forum so developed thought goes on by one's assuming the roles of others and controlling one's behavior in term of such role taking. Mead menjelaskan bahwa proses sosialisasi yang dilakukan oleh

manusia adalah melalui peran-peran yang harus dijalankan oleh individu

sehingga pemikirannya terkenal dengan role taking (teori mengenai peranan).7

Melalui penguasaan peranan yang ada dalam masyarakat maka seorang

5

Undang-undang Guru dan Dosen (UU Nomor 14 tahun 2005), Jakarta: Redaksi Sinar Grafika, 2006, 6.

6

George Herbert Mead, Mind, Self, and Society, diedit oleh Charles Wiliam, London : The University of the Chicago Press, 2015, xxx. (Artinya Mead memulai proses sosial yang obyektif dan mulai berkecimpungpada proses komunikasi sosialterhadap individu dengan media isyarat verbal.Dia memulai mengkaji aksi sosial dalam dirinya. Pikiran memberikan dampak sosialyang berkarakter bahkan pada bagian yang mendalam, maka dari itu pemikiran dikembangkan oleh asumsi orang lain dan mengontrol sikap mereka dalam pengambilan peran).

7

(16)

individu dapat berinteraksi dengan orang lain. Tanpa berinteraksi dengan

orang lain, maka seorang individu tidak mampu untuk tumbuh dan

berkembang.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengambil judul “Studi Perkembangan Kompetensi Sosial dan Kompetensi Kepribadian

Melalui Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pada Mahasiswa Calon Guru PAI UIN Walisongo Semarang Tahun Akademik 2016/2017 “.

B. Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang masalah yang telah peneliti paparkan,

maka dapat diambil rumusan sebagai berikut:

1. Bagaimana perkembangan kompetensi sosial melalui program Kuliah

Kerja Nyata (KKN) pada mahasiswa calon guru PAI UIN Walisongo

Semarang Tahun Akademik 2016/2017?

2. Bagaimana perkembangan kompetensi kepribadian melalui program

Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada mahasiswa calon guru PAI UIN

Walisongo Semarang Tahun Akademik 2016/2017?

C. Signifikansi Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui perkembangan kompetensi sosial melalui progam

Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada mahasiswa calon guru PAI UIN

(17)

b. Untuk mengetahui perkembangan kompetensi kepribadian melalui

program Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada mahasiswa calon guru PAI

UIN Walisongo Semarang Tahun Akademik 2016/2017.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat teoritik pada penelitian ini yaitu sebagai sumbangan

terhadap perkembangan keilmuan dalam bidang pengembangan

kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian guru PAI melalui KKN.

Sedangkan manfaat praktik bagi mahasiswa, mengembangkan kompetensi

sosial dan kepribadian melalui terjun ke masyarakat, dan mendewasakan

cara berpikir mahasiswa untuk melaksanakan penelaahan dan pemecahan

masalah dalam masyarakat secara praktis dan ilmiah. Sedangkan bagi

lembaga memberikan masukan yang progresif bagi lembaga mengenai

pelaksanaan KKN, dengan demikian ada perbaikan pada KKN selanjutnya

dan memperoleh umpan balik untuk memantapkan kurikulum dan

pengkajian masalah-masalah mutakhir yang timbul dalam masyarakat

sesuai dengan kebutuhan secara komprehensif.

D. Kajian Pustaka

Imam Setyawan8, mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas

Diponegoro Semarang memaparkan penelitiannya mengenai peran

kemampuan empati pada efikasi diri mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata

PPM Posdaya yang memiliki hubungan yang signifikan. Artinya, semakin

8Imam Setyawan, “

Peran Kemampuan Empati Pada Efikasi Diri Mahasiswa Peserta Kuliah Kerja Nyata PPM Posdaya, Proceeding Konferensi Nasional II Ikatan Psikologi Klinis

(18)

tinggi kemampuan empati mahasiswa peserta KKN, semakin tinggi pula

keyakinan dirinya.

Penelitian jurnal Zulchaidir9 mengenai pelaksanaan Kuliah Kerja

Nyata angkatan XXXIX Tahun 2013 Oleh Lembaga Pengabdian Pada

Masyarakat Universitas Mulawarman Samarindayangmasih belum maksimal

terutama kepada proses anggaran, partisipasi masyarakat, respon Pemerintah

Kabupaten/Kota, dan waktu pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata yang menjadi

kendala di dalam menjalankan program Kuliah Kerja Nyata Khususnya

Angkatan XXXIX Tahun 2013.

Selanjutnya, jurnal penelitian yang ditulis oleh Lidija Zlatića dkk10

mengenai pengembangan kompetensi komunikasi guru dengan pelatihan

komunikasi selama 5 tahun (2006 - 2011).Adapun sampel dalam penelitian ini

adalah calon guru dan guru aktif di Serbia. Dalam proses pendidikan

komunikasi kompetensi komunikasi guru meningkat, kompetensi spesifik

ditekankan (kepekaan sosial, komunikasi verbal non-kekerasan, gaya integratif

manajemen konflik, dan keterlibatan interaksi).

Muhammad Irfan Arif dkk11 dalam jurnal penelitiannya menyimpulkan

bahwa terdapat perbedaan signifikan antara calon guru laki-laki dan calon

guru perempuan dalam hal kepribadian pada Lembaga Pendidikan Guru di

9

Zulchaidir, “Studi Tentang Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Angkatan Xxxix Tahun

2013 Oleh Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Mulawarman Samarinda”, e Journal llmu Administrasi Negara, Volume 3, Nomor 2 (Juni 2014), 938 - 951.

10

Lidija Zlatića dkk, “Development of Teacher Communication Competence”,

Procedia (Social and Behavioral Sciences), Number 116 (2014), 606-610.

11 Muhammad Irfan Arif dkk,”

Personality and Teaching: An Investigation into

(19)

Punjab, Pakistan. Calon guru perempuan mendapat skor yang lebih besar pada

instrumen sifat lima kepribadian (Extraversion, Agreeableness,

Conscientiousness, Neuroticism dan Openness) dibandingkan dengan calon guru laki-laki.

Jurnal yang ditulis oleh Adnan Hakim12 mengenai kontribusi

kompetensi guru (pedagogik, pribadi, profesional dan sosial)pada kinerja

pembelajaran.Kontribusi semua kompetensi mengajar secara bersamaan atau

secara bersama-sama menyatakan signifikan berpengaruh dalam

meningkatkan kualitas kinerja dalam proses pembelajaran.

Dari beberapa hasil penelitian yang telah diungkap diatas, pada

penelitian pertama menguraikan peran kemampuan empati pada efikasi diri

mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata, penelitian kedua mengenai evaluasi

pelaksanaan KKN, dan penelitian ketiga tentang pengembangan kompetensi

komunikasi (sosial) guru dengan pelatihan, dan penelitian yang keempat

tentang analisis kepribadian antara calon guru laki-laki dan perempuan, dalam

penelitian ini belum dibahas mengenai pengembangan kompetensinya.

Sedangkan penelitian kelima kontribusi kompetensi guru yang berpengaruh

terhadap kinerja pembelajaran. Sedangkan dalam penelitian ini, penulis

memfokuskan pengembangan kompetensi sosial dan kepribadian melalui

KKN (Kuliah Kerja Nyata).

12

Adnan Hakim,“Contribution of Competence Teacher (Pedagogical, Personality,

(20)

E. Kerangka Teori

1. Kompetensi Sosial Guru

Kompetensi dapat didefinisikan sebagai spesifikasi dari

pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dimiliki seseorang serta

penerapannya dalam pekerjaan, sesuai dengan standar kinerja yang

dibutuhkan oleh masyarakat dan dunia kerja.13

Definisi tersebut sesuai dengan penjelasan Weinert mengenai

kompetensi:14

Competence as the combination of an individual’s knowledge,

ability, and willingness to cope successfully with situational demands. Competence is therefore a multimensional construct that cognitive and non-cognitive aspect and this must be viewed from a holistic perspective.

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, sosial mempunyai arti segala

sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat.15Dengan kata lain, sosial

berhubungan dengan interaksi timbal balik antara individu satu dengan

individu lainnya , individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan

kelompok.16

13

Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru, Jakarta: Kencana, 2011, 111.

14

Eveline Wuttke and Jurgen Seifried, Professional Error Competence Of Preservice Teachers: Evaluation and Support, Springer International Publishing : Germany, 2017, 2-3. (Artinya kompetensi adalah kesatuan antara pengetahuan, kemampuan, dan kemauan individu untuk mencapai kesuksesan dengan tuntutan situasi tertentu, oleh karena itu, kompetensi merupakan konstruksi multidimensional baik dari aspek pengetahuan maupun selain pengetahuan, dan ini harus dilihat secara menyeluruh).

15

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007:1085.

16 Bimo Walgito,

(21)

Syaiful Sagala mendefinisikan kompetensi sosial sebagai berikut:17 “Kemampuan guru berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan menarik dengan peserta didik, sesama pendidik dan tenaga kependidikan, orang tua dan wali peserta didik, masyarakat sekitar sekolah dan sekitar dimana pendidik itu tinggal, dan dengan

pihak-pihak yang berkepentingan dengan sekolah”.

Sedangkan definisi menurut penjelasan pasal 10 UU Nomor 14 tahun

2015, kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan

berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru,

orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.18

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

kompetensi sosial adalah kompetensi guru yang menyangkut kecakapan dan

keluwesan seorang guru dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya

mencakup hubungannya dengan sesama rekan guru, para peserta didik,

orang tua/wali murid, dan masyarakat.Berikut penjabaran indikator

kompetensi sosial guru dalam penelitian ini :19

a. Dapat berkomunikasi secara lisan, tulisan, maupun isyarat.

b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.

c. Bergaul secara efektif dengan masyarakat.

d. Bergaul secara santun dengan masyarakat.

17

Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Bandung: Alfabeta, 2011, 38.

18

Undang-undang Guru dan Dosen (UU Nomor 14 tahun 2015), Jakarta: Redaksi Sinar Grafika, 2006, 9.

19

(22)

2. Kompetensi Kepribadian Guru

Dalam kehidupan sehari-hari, kata kepribadian digunakan untuk

menggambarkan : (1) identitas diri, jati diri seseorang dan, (2) kesan umum

seseorang tentang diri anda atau orang lain.20 Lebih lengkapnya, Allport

memberikan definisi, “ personality is the dynamic organization within the

individual of those psychophysical system, that determines his unique adjustment to his environment.21

Yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan

kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi

teladan peserta didik.22

Pengukuran kompetensi kepribadian yang digunakan dalam penelitian

ini meliputi23:

a. Kepribadian yang mantap dan stabil, yang diukur dengan indikator

bertindak sesuai dengan norma-norma (hukum), norma-norma sosial,

senang bekerja sebagai guru dan memiliki konsistensi dalam bertindak;

b. Kepribadian dewasa, yang diukur dengan indikator menunjukkan

kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja

sebagai pendidik;

20

Syamsu Yusuf LN dan A. Juntika nurihsan, Teori kepribadian, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007, 3.

21

Syamsu Yusuf LN dan A. Juntika nurihsan, Teori kepribadian……….,4.(Artinya kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari system psikofisis dalam individu yang menentukan keunikan penyesuaian diri terhadap lingkungan).

22

Undang-undang Guru dan Dosen (UU Nomor 14 tahun 2015), Jakarta: Redaksi Sinar Grafika, 2006, 10.

23

(23)

c. Kepribadian bijaksana yang diukur dengan indikator menampilkan tindakan

yang bermanfaat bagi siswa, sekolah dan masyarakat dan menunjukkan

keterbukaan dalam berpikir dan bertindak;

d. Kepribadian berwibawa yang diukur dengan indikator menampilkan sikap

positif terhadap siswa, dan perilaku yang dihormati;

e. Kepribadian yang menampilkan akhlak mulia, yang diukur dengan

indikator, yang bertindak sesuai dengan norma-norma agama dan perilaku

yang dapat diikuti oleh peserta didik.

3. Progam Kuliah Kerja Nyata (KKN)

KKN (Kuliah Kerja Nyata) merupakan salah satu bentuk kegiatan

pengabdian kepada masyarakat oleh Perguruan Tinggi yang dilakukan oleh

mahasiswanya di bawah bimbingan dosen dan pimpinan pemerintah daerah.

Adapun yang dimaksud pengabdian masyarakat ialah pengamalan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi secara

ilmiah dan melembaga langsung kepada masyarakat untuk mensukseskan

pembangunan dan pengembangan manusia menuju tercapainya manusia yang

maju, adil, dan sejahtera berdasarkan Pancasila, serta meningkatkan

pelaksanaan misi dan fungsi Perguruan Tinggi.24

Secara umum tujuan dari progam Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah

menghasilkan lulusan Sarjana yang mampu menghayati dan menanggulangi

masalah-masalah sosial yang kompleks.25Sesuai dengan implementasi Tri

Dharma Perguruan tinggi yaitu pengabdian masyarakat, dimana mahasiswa

24Ahmad Fida’ dkk,

Pedoman Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN), Jakarta: Rineka Cipta, 1997, 1.

25Ahmad Fida’,

(24)

memanfaatkan sebagian waktu belajarnya dengan bekerja di lapangan bersama

masyarakat.

Kegiatan KKN mulai dirintis tahun 1971/1972 di Universitas Gajah

Mada, Universitas Hasanudin, dan Universitas Andalas. Kemudian pada Dies

Natalis UGM tahun 1972, Presiden Soeharto pada waktu itu didalam pidatonya

menyampaikan agar setiap mahasiswa bekerja di desa dalam jangka waktu

tertentu untuk membantu masyarakat pedesaan memecahkan persoalan

pembangunan sebagai bagian kurikulumnya. Tahun 1973, Ditjen Dikti

menetapkan pengabdian masyarakat oleh mahasiswa di Perguruan Tinggi

dinamakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang merupakan suatu kegiatan

kurikuler bagi mahasiswa Progam Sarjana pada jenjang tertentu.26Berikut,

Penulis membuat kerangka berpikir dalam penelitian ini.

Gambar 1.1. Kerangka Berpikir Penelitian Tesis

26Ahmad Fida’,

Pedoman Pelaksanaan……..,12.

UU Sisdiknas (UU Nomor 20 tahun 2003)

pasal 20 ayat 2, salah satu pengamalan Tri

Dharma Perguruan Tinggi (Pengabdian

(25)

Bagan tersebut menggambarkan mengenai konsep mengenai ‘diri’/self yang tumbuh berdasarkan ‘negosiasi makna’ dengan orang lain,

Dalam konteks penelitian ini, penulis mengambil asumsi dasar bahwa makna

sesuatu muncul apabila hal tersebut berada pada lingkungan interaksi

manusia.27Artinya, konsep diri mahasiswa terbentuk melalui interaksi dengan

masyarakat. Adapun bentuk interaksi sosial mahasiswa ditampilkan adalah

melalui peran mahasiswa yang dijalankan di lapangan.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian

Menurut jenisnya, penelitian ini menggunakan penelitian lapangan

(field research).Penelitian tersebut termasuk ke dalam penelitian deskriptif kualitatif.28

2. Subyek Penelitian

Data primer pada penelitian ini adalahmahasiswa peserta KKN

jurusan PAI dan masyarakat setempat. Adapun mahasiswa PAI yang diteliti

berjumlah lima orang pada tiga posko yang berbeda-beda. Sedangkan pada

data sekunder berupa dokumentasi, catatan pribadi, dan referensi yang

berkaitan dengan penelitian.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian terdapat di Desa Candi dan Desa Milir pada

kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, serta Desa Kopeng pada

27

Mukti Ali, Komunikasi Antarbudaya dalam Tradisi Agama Jawa, Pustaka Ilmu: Yogyakarta, 2017, 27-28.

28

(26)

Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.Penelitian dilaksanakan pada

bulan April s/d Mei 2017.

4. Metode Pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara,

observasi, dan dokumentasi.Metode wawancara ini bertujuan untuk

menggali informasi mengenai keterampilan sosial dan kepribadian pada

mahasiswa selama KKN berlangsung.Adapun yang diwawancarai yaitu

masyarakat setempat dan mahasiswa PAI yang diteliti.

Observasi adalah pengamat yang meliputi kegiatan pemusatan

perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat

indera.29Obyek penelitian yang diobservasi adalah mahasiswa KKN UIN

Walisongo Semarang.Sedangkan metode dokumentasi digunakan sebagai

metode pendukung kegiatan penelitian, seperti data peserta KKN, lokasi

KKN, kegiatan KKN dan sebagainya.

5. Teknik Analisis Data

Penelitian kualitatif ini menggunakan analisis data model Miles dan

Huberman. Miles dan Huberman mengemukakan terdapat tiga aktivitas

dalam penelitian kualitatif yaitu data reduction, data display, dan conclusion

drawing/ verification.30 G.Sistematika Penulisan

Tesis ini disusun dalam lima bab. Pada Bab I pendahuluan, terdiri atas

latar belakang masalah, rumusan masalah, signifikansi penelitian, kajian

29

Lexy L Moelong, Metode Penelitian…….,174.

30

(27)

pustaka, kajian teori, metodologi penelitian: jenis penelitian dan pendekatan

penelitian, subyek penelitian, lokasi penelitian, metode pengumpulan data,

serta analisis data, dan sistematika penulisan. Bab II berisi profil progam KKN

UIN Walisongo Semarang : pengelolaan KKN dan program kerja KKN, Bab

III membahas tentang analisis perkembangan kompetensi sosial KKN UIN

Walisongo Semarang, Bab IV membahas mengenai analisis perkembangan

kompetensi kepribadian KKN UIN Walisongo Semarang, dan Bab V

merupakan bagian akhir penulisan tesis, akan diuraikan mengenai kesimpulan

(28)

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu mata kuliah

pengabdian kepada masyarakat yang diprogramkan bagi mahasiswa S-1.

Setiap Perguruan Tinggi mempunyai ketentuan masing-masing dalam

pelaksanaan KKN tersebut. Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh visi dan

misi oleh lembaga tersebut. Seperti halnya Perguruan Tinggi Islam yang

mempunyai visi dan misi yang mengarah pada kegiatan keagamaan, maka

ketentuan-ketentuan dan pelaksanaannya akan merujuk pada visi dan misi

lembaga tersebut.

Dalam bab II ini, penulis menganalisis berbagai buku pedoman KKN

Perguruan Tinggi baik di Universitas Gadjah Mada, UIN Walisongo

Semarang, dan IAIN Salatiga. Tujuan analisis ini adalah agar diketemukan

karakteristik maupun ciri khas progam KKN setiap Perguruan Tinggi tersebut,

khususnya progam UIN Walisongo Semarang.

A. Pengelolaan KKN

Pengelolaan progam KKN ketiga Perguruan Tinggi tersebut

dikelola oleh Ketua LP2M, dengan dibantu oleh kepala pusat dan stafnya.

Kegiatan operasional lapangan dibantu oleh para Dosen Pembimbing

Lapangan (DPL). Pada UIN Walisongo Semarang terdapat DPL Korcam

(koordinator kecamatan), tugasnya adalah mengkoordinasikan pelaksanaan

KKN di wilayah kecamatan tertentu.Sedangkan pada UGM terdapat DPL

(29)

Dalam pelaksanaan KKN, mahasiswa juga dilibatkan menjadi

koordinator.Pada ketiga Perguruan Tinggi terdapat koodinator kecamatan

(korcam),pada UGM disebut dengan koordinato rmahasiswa tingkat unit

(kormasit) dan coordinator desa (kordes), pada UGM diberi nama koordinasi

mahasiswa tingkat sub unit (kormasit). Perbedaannya, pada UGM terdapat

koordinasi mahasiswa kluster (kormater) yang mengkoordinasikan hasil

kegiatan di tingkat unit berdasarkan kluster.

Secara khusus, pada Perguruan Tinggi UIN Walisongo Semarang

terdapat KKN Mandiri. KKN Mandiri ini menempatkan mahasiswa calon

peserta KKN sebagai pihak yang aktif dalam menyusun proposal perencanaan

kegiatan KKN. KKN Mandiri juga dapat diusulkan oleh institusi internal UIN

Walisongo (fakultas, lembaga, pusat, unit, atau institusi internal lainnya).

LP2M bertugas mengelola dan atau memfasilitasi pelaksanaan KKN

Mandiri.31

Secara rinci KKN Mandiri dapat dibagi menjadi 3 bentuk yaitu:

1. KKN Mandiri Inisiatif Terprogram (KKN-MIT)

KKN Mandiri Inisiatif Terprogram atau disingkat dengan

KKN-MIT merupakan KKN mandiri yang program kegiatan, waktu, dan volume

pelaksanaannya didasarkan pada proposal yang disusun oleh calon

mahasiswa peserta KKN.Perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan

31

(30)

dilakukan oleh mahasiswa peserta KKN dengan bimbingan Dosen

Pembimbing Lapangan (DPL) dan atas persetujuan LP2M.32

2. KKN Mandiri Misi Khusus (KKN-MMK)

KKN Mandiri Misi Khusus atau disingkat dengan KKN-MMK

merupakan KKN mandiri yang program, kegiatan, waktu, dan volume

pelaksanaannya didasarkan pada proposal yang disusun atau diusulkan oleh

institusi internal UIN Walisongo (fakultas, lembaga, pusat, unit atau

lembaga internal kampus lainnya) sebagai implementasi dari kegiatan

pengabdian kepada masyarakat dengan melibatkan mahasiswa sesuai

dengan visi misi UIN Walisongo.33

3. KKN Mandiri Pengakuan (KKN-MP)

KKN Mandiri Pengakuan atau disingkat dengan KKN-MP

merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan

oleh mahasiswa yang berdasarkan pertimbangan dan kebijakan Ketua

LP2M UIN Walisongo dapat diakui dan disamakan dengan kegiatan KKN.

Kegiatan pengabdian yang telah dilakukan mahasiswa memberikan manfaat

riil bagi masyarakat atau bagi bangsa Indonesia dalam situasi dan kondisi tertentu yang bersifat monumental dan insidental baik di tingkat regional,

nasional, dan internasional. Kegiatan tersebut seperti keterlibatan

mahasiswadalam penanganan bencana alam, misi kemanusiaan

internasional, kegiatan bela Negara, dan sebagainya. Kriteria kegiatan

32

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Mayarakat, Buku Pedoman Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri UIN Walisongo Semarang”, 2017, 3.

33

(31)

pengabdian yang dapat diakui sebagai KKN ini sepenuhnya menjadi

wewenang LP2M UIN Walisongo berdasarkan rekomendasidari Tim

penilai ad hoc yang ditunjuk oleh LP2M.34

B. Progam Kerja KKN

Progam KKN di IAIN Salatigadan UIN Walisongo Semarang pada

tahun ajaran 2016/2017 berbasis posdaya masjid. Posdaya (pos pemberdayaan

keluarga) merupakan forum silaturahmi, komunikasi, dan advokasi antar

keluarga yang berfungsi untuk membangun keluarga dan masyarakat agar

mendapatkan kesejahteraan lahir dan batin serta mengoptimalisasi

fungsi-fungsi keluarga tersebut. Fungsi- fungsi-fungsi keluarga diantaranya fungsi-fungsi

keagamaan dan peningkatan iman dan taqwa, fungsi budaya, fungsi cinta

kasih, fungsi perndidikan dan lain-lain.35

Cakupan Posdaya berbasis masjid adalah jama’ah masjid. Masjid

merupakan tempat yang strategis bagi masyarakat. Masjid diharapkan mampu

memberikan kesejahteraan kepada warga masyarakat. Peran fungsi masjid

tidak hanya terbatas dalam pelayanan peribadatan saja, akan tetapi

dikembangkan pula kearah pemenuhan kebutuhan masyarakat lainnya, seperti

bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan juga lingkungan.

Pendampingan posdaya meliputi bidang sektoral dan lintas

sektoral.Bidang sektoral terdiri dari sektoral fisik (Contohnya, Pembenahan

34

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Mayarakat, Buku Pedoman: Buku Pedoman Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri UIN Walisongo Semarang”, 2017,, 6.

35

(32)

tempat ibadah, pembenahan sarana penunjang seperti al qur’an, buku-buku,

alat shalatdll). Sedangkan sektoral non fisik (Contohnya, membantu

meningkatkan pelaksanaan program TPQ, pemberdayaan remaja masjid dll ).

Adapun bidang lintas sektoral yang meliputi sarana sosial yang diperlukan

masyarakat secara umum.Pada bidang lintas sektoral fisik contohnya

pemasangan papan nama jalan, sarana air bersih dan lain-lain. Sedangkan

bidang lintas sektoral non fisik, contohnya pelibatan dalam kegiatan PKK,

pelibatan progam bina keluargadll.36

Sedangkan pada Perguruan Tinggi UGM, tema kegiatan KKN

berdasarkan pada prioritas dan riset-riset UGM, misalnya pengembangan

kehidupan sosial-budaya berbasis kearifan lokal dan nasionalisme,

pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan, pemberdayaan perempuan dan

kelompok rentan dan lain-lain. Untuk menyelesaikan masalah atau melakukan

pengembangan masyarakat yang diperlukan, maka kegiatan KKN tersebut

dikelompokkan ke dalam 4 kluster kegiatanya itu Sains-Teknologi (ST),

Sosial-Humaniora (S-H), Kesehatan – Kedokteran (KK), dan Agro (A).

Berdasarkan sifatnya, kegiatan mahasiswa dalam progam KKN UGM

dibedakan menjadi dua yaitu monodispliner dan interdispliner. Monodispliner

yaitu kegiatan KKN yang dilaksanakan berdasarkan 1 kluster kegiatan,

contohnya seorang mahasiswa fakultas biologi (kluster ST). Sedangkan

Interdispliner yaitu kegiatan KKN yang dilaksanakan berdasarkan minimal 2

kluster kegiatan.Contoh :pengembangan usaha berbasis kelapa oleh

36

(33)

mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis (kluster SH). Progam ini bersifat

interdispliner karena memerlukan adanya progam kluster lain seperti progam

pelatihan produksi VCO (Virgin Coconut Oil) oleh mahasiswa MIPA jurusan

kimia (kluster ST).37

Beberapa uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa progam KKN

UGM fokus pada kebutuhan masyarakat.sedangkan progam IAIN Salatigadan

UIN Walisongo Semarang, selain progam keagamaan juga mengembangkan

potensi masyarakat berdasarkan kebutuhan masyarakat.

Selain itu, perbedaan itu bisa dilihat pada progam unggulan yang

terdapat pada UIN Walisongo Semarang. Progam unggulan KKN merupakan

progam kegiatan di suatu lokasi KKN yang dikerjakan secara bersama-sama

antara mahasiswa dengan masyarakat setempat yang dipandang memiliki

keunikan, nilai lebih (manfaat strategis), dan kemungkinan sustainability

(berkelanjutan) sehingga layak dijadikan tempat kunjungan oleh rektor UIN

dan Bupati setempat.38Setiap Kordes berhak mengajukan proposal progam

unggulan kepada Badan Pelaksana KKN sesuai dengan prosedur dan

persyaratan yang telah ditentukan.Program unggulan ini menjadi program

yang menjadi ciri khas dari UIN Semarang.

37

Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat, Buku Pedoman Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Mayarakat (KKN-PPM), Universitas Gadjah Mada, 2017, 22

– 23.

38

(34)

BAB III

ANALISIS PERKEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL

MAHASISWA CALON GURU PAI

Penelitian ini dilakukan selama dua bulan, yaitu dari bulan April s/d bulan

Mei. Penulis memulai penelitian dari Desa Candi, Kecamatan Bandungan,

Kabupaten Semarang yang terdapat dua mahasiswa PAI.Kemudian dilanjutkan

penelitian di Desa Mlilir Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang yang

terdapat dua mahasiswa PAI.Penelitian selanjutnya di Desa Kopeng yang terdapat

satu mahasiswa PAI.

A. Dapat Berkomunikasi secara Lisan, Tulisan, maupun Isyarat

Tujuan berkomunikasi tidak hanya menyampaikan pesan dari

komunikator kepada komunikan, akan tetapi lebih kepada feedback seperti

terbukanya cara berpikir dan perilaku seseorang ke arah yang lebih baik.39

Dalam hal ini, peserta KKN dituntut untuk mahir dalam berkomunikasi

dengan warga masyarakat untuk mencapai tujuan program-program yang

direncanakan oleh peserta KKN. Dari komunikasi itu diharapkan ada bentuk

feedback baik dari cara berpikir maupun perilaku masyarakat.

Dari hasil wawancara dengan masyarakat setempat dan observasi

peneliti, selama KKN mahasiswa jurusan PAI yang berjumlah dua orang dapat

berkomunikasi baik dengan warga setempat. Sebagaimana yang diungkapkan

oleh salah satu warga yang menjelaskan progam-progam KKN di desa Candi.

Seperti kegiatan belajar mengaji di TPA, program penanaman tanaman obat,

39

(35)

dan progam pengolahan sampah. Keberhasilan ini juga dapat dilihat dari hasil

wawancara dengan masyarakat, sehingga diketahui pemikiran masyarakat

Desa Candi mulai terbuka mengenai pengolahan sampah untuk menjaga

lingkungan setempat.

Sedangkan, mahasiswa jurusan PAI yang tinggal di posko Desa Mlilir

berjumlah dua orang.Salah satu mahasiswa berasal dari Thailand. Dalam

berkomunikasi, mahasiswa PAI kesulitan berbicara dalam bahasa jawa.

Seperti penuturannya berikut:

Bahasa yang digunakan di sini bahasa jawa, kalau saya dari Thailand pakai bahasa Melayu. Terkadang saya ndak paham dengan apa yang

mereka diskusikan…..(NR)”

“………Sedikit demi sedikit saya paham maksud mereka, tetapi saya ndak bisa jawabnya (NR)40

Untuk menyesuaikan lingkungan posko dan menjalankan perannya

sebagai peserta KKN, terdapat tuntutan untuk memahami bahasa masyarakat

setempat. Kesulitan yang dialami mahasiswa tidak menghambat hubungannya

dengan masyarakat. Mahasiswa mengatasi kesulitan itu dengan banyak

bergaul dengan masyarakat. Dari intensitas pergaulan tersebut, mahasiswa

belajar beberapa kosakata bahasa jawa dan belajar memahami maksud

pembicaraan masyarakat.Hal ini sesuai dengan pendapat Mead41:

There is no mind without language, and language itself is a product of social interactions. Here, according to symbolic interactionism is the essential connection between the individual and the social.

40

Wawancara dengan NR (mahasiswa PAI di Desa Mlilir) pada tanggal 1 Mei 2017.

41

(36)

Pendapat di atas memaparkan pentingnya bahasa/symbol sebagai media

interaksi sosial. Simbol merupakan benda atau gerakan yang mempunyai arti

khusus bagi orang yang terhimpun dalam kelompok, komunitas, atau

masyarakat. Simbol disosialisasikan dan diwariskan melalui strategi tertentu,

dan menjadi referensi ketika orang bersikap dan berperilaku.42 Dengan

perbedaan budaya dan bahasa yang berbeda, mahasiswa dari Thailand tersebut

belajar budaya dan bahasa yang baru. Sebagai dampak positif beradaptasi

dan mengapresiasi kebudayaan, maka individu dapat hidup berdampingan

dengan individu/masyarakat lainnya yang berbeda baik kepercayaan,

perilaku, kebiasaan, dan lain-lainnya.43 Realitas di lapangan, kemampuan

dalam berkomunikasi mahasiswa di posko Desa Mlilir sudah dinilai baik oleh

masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan sikap masyarakat menerima usulan

mahasiswa PAI untuk menjalankan program PKK (Pemberdayaan

Kesejahteraan Keluarga).

Selanjutnya, hasil wawancara masyarakat desa Kopeng mengatakan

bahwa cara berkomunikasi mahasiswa PAI yang tinggal di Desa Kopeng

dinilai baik. Akan tetapi cara berkomunikasi tersebut belum diimbangi dengan

strategi menggerakkan masyarakat. Mahasiswa dinilai masyarakat belum

menunjukkan sikap kerjasama dalam kegiatan yang sudah aktif dalam

masyarakat.

Zakiyuddin Baidawy, Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural, Jakarta:

(37)

B.Mengunakan Teknologi Komunikasi dan Informasi secara Fungsional

Mahasiswa PAI yang berada di Desa Candi menggunakan teknologi

komunikasi secara fungsional. Hal ini berdasarkan pengamatan peneliti,

mereka memanfaatkan kemampuan mereka dalam membantu menyelesaikan

tugas administrasi kelurahan setempat dan membuat MMT (Metromedia

Technologies) untuk menyampaikan sosialisasi.

Sedangkan Mahasiswa PAI yang berada di Desa Mlilir juga

menggunakan teknologi komunikasi secara fungsional. Hal ini berdasarkan

observasi peneliti, mahasiswa PAI mensosialisasikan progam bahaya

merokok untuk anak Sekolah Dasar dengan menggunakan media LCD

(Liquid Crystal Digital), sehingga materi dikemas sedemikian rupa dengan tujuan menarik perhatian anak-anak. Untuk mahasiswa PAI yang berada di

Desa Kopeng memanfaatkan teknologi komunikasi secara fungsional. dengan

mensosialisasikan progam-progam KKN dengan menggunakan media MMT

(Metromedia Technologies).

Pada indikator kompetensi sosial yang kedua, semua mahasiswa

peserta KKN jurusan PAI menggunakan teknologi dan informasi secara

fungsional. Mereka memanfaatkan teknologi dan informasi untuk membantu

tugas administrasi kelurahan danmensosialisasikan kegiatan-kegiatan KKN

(38)

C.Bergaul Secara Efektif dengan Masyarakat

Dalam berbaur dengan masyarakat harus memperhatikan kondisi yang

ada. Dengan kata lain mahasiswa membaca situasi bagaimana bergaul dengan

masyarakat. Hasil wawancara dengan masyarakat Desa Candi diperoleh

informasi bahwa mahasiswa jurusan PAI yang berada di posko Desa Candi

ikut berpartisipasi kegiatan masyarakat. Seperti penuturan salah satu warga

masyarakat,

“Partisipasinya bagus mba, kalau ada kegiatan pengajian, PKK, Posyandu, ikut semua (DG).44

Ketika bergaul dengan masyarakat sekitar, peserta KKN khususnya

mahasiswa jurusan PAI memanfaatkan kegiatan pertemuan warga, seperti

Pengajian, PKK, dan Posyandu untuk berinteraksi dengan warga masyarakat

untuk menyampaikan ide maupun pemikiran mahasiswa melalui

progam-progam yang telah direncanakan oleh peserta KKN.Seperti penuturan oleh

salah satu mahasiswa jurusan PAI,

“Caranya, kita berpartisipasi dengan kegiatan yang ada di masyarakat

, ketika kita dimintai usul, kita utarakan ide dan berdiskusi dengan

masyarakat..(HM)”45

Bergaul secara efektif juga ditunjukkan melalui perlombaan yang

diadakan oleh peserta KKN di Desa Candi dan Desa Mlilir.Berdasarkan

pengamatan peneliti, melalui perlombaan yang diadakan mahasiswa,

mahasiswa lebih dekat dengan masyarakat dan hubungan semakin terjalin

akrab dan baik.

44

Wawancara dengan DG (masyarakat Desa Candi) pada tanggal 14 April 2017.

45

(39)

Kemudian hasil wawancara dengan masyarakat Desa Kopeng,

partisipasi mahasiswa jurusan PAI yang berada di posko Desa tersebut dinilai

kurang oleh masyarakat. Seperti penuturan salah satu warga masyarakat, “Partisipasinya kurang mba, kalau tidak disuruh dulu, mereka tidak inisiatif untuk ikut kegiatan. Padahal sudah saya kasih tau kegiatan-kegiatannya...(AK)”46

Menurut pengamatan peneliti, warga masyarakat Desa Kopeng

mempunyai kepedulian terhadap cara bergaul peserta KKN dengan masyarakat

yang kurang berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat. Hal ini dibuktikan

teguran secara halus oleh warga setempat agar secara inisiatif mengikuti

kegiatan masyarakat.

Dari beberapa data lapangan yang telah dipaparkan diketemukan bahwa

sebagian besar mahasiswa dapat bergaul secara efektif dengan warga

masyarakat.Mereka mengikuti kegiatan yang ada masyarakat kemudian

menyampaikan beberapa ide maupun progam kepada masyarakat.

D.Bergaul secara Santun dengan Masyarakat.

Dalam suatu masyarakat terdapat norma yang mengikat setiap anggota

warganya. Norma itu berlaku, baik warga masyarakat setempat maupun warga

pendatang. Begitu juga pada masyarakat Desa Candi dan Desa Mlilir

berpendapat bahwa mahasiswa KKN termasuk mahasiswa jurusan PAI sudah

berlaku santun.

Menurut observasi peneliti, cara bergaul mahasiswa dengan

masyarakat itu salah satunya tercermin melalui cara mereka menyambut tamu

46

(40)

baik dengan orang dikenal maupun orang yang belum dikenal. Mereka secara

sukarela menyiapkan hidangan yang baik untuk para tamunya. Dalam

perspektif islam dan budaya jawa sangat menjunjung tata krama dalam

menyambut tamu. Cara menghormati tamu diantaranya berpakaian sopan dan

pantas, menerima tamu dengan sikap yang baik, dan memberikan hidangan

bagi tamu.

Hubungan antara peserta KKN di Desa Kopeng dengan warga

masyarakat terlihat kurang baik.Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti

dengan warga setempat.

Yang saya tau, anak-anak KKN kok nggak membaur masyarakat mbak. Kalau lagi bersih-bersih desa, saya yang ngoprak-ngoprak mereka, kalaunggak disuruh ya nggak bakalan keluar posko mba….(AK)”47

Menurut observasi peneliti, cara bergaul mahasiswa dengan

masyarakat itu salah satunya tercermin melalui cara mereka menghadapi

masyarakat. Seperti yang diungkapkan oleh mahasiswa tersebut.

“Berpartisipasi kegiatan di lingkungan masyarakat.kadang ada yang

tidak ramah dengan kita, tetapi saya orangnya cuek saja mba…(VL)”48 Sebagai warga baru di posko desa masing-masing, sebaiknya

mahasiswa bergaul dengan tingkah laku yang santun.Apabila ditemui sikap

masyarakat yang kurang berkenan, sebagai pendatang baru perlu instrospeksi

diri, sehingga ditemukan sikap yang tepat untuk menghadapi masyarakat.

47

Wawancara denganAK (masyarakat Desa Kopeng) pada tanggal 2 Mei 2017.

48

(41)

Berdasarkan uraian data empat indikator tersebut kompetensi sosial

sebagian besar mahasiswa sudah menunjukkan perkembangan. Terutama pada

indikator (1) dapat berkomunikasi dengan lisan, tulisan, dan isyarat, (2)

menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara fungsional, dan (3)

bergaul secara efektif dengan masyarakat. Pada indikator yang keempat yaitu

bergaul secara santun dengan masyarakat, ada mahasiswa yang belum

menunjukkan perkembangannya. Mahasiswa belum memiliki kesadaran

mengenai etika bergaul dengan masyarakat. Etika bergaul ini menjadi dasar

ketika berbaur dengan masyarakat. Kemampuan bersosialisasi akan lebih

(42)

BAB IV

ANALISIS PERKEMBANGAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN

MAHASISWA CALON GURU PAI

Kepribadian merupakan hal yang urgen bagi pendidik. Karena pendidik

merupakan contoh/role model bagi peserta didiknya. Dengan demikian setiap

guru dituntut untuk memiliki kompetensi kepribadian yang memadai. Berikut

analisis perkembangan kepribadian peserta KKN.

A. Kepribadian yang mantap dan stabil

Indikator dari kompetensi kepribadian yang mantap dan stabil

diantaranya bertindak sesuai dengan norma-norma (hukum) dan sosial, senang

bekerja sebagai guru dan memiliki konsistensi dalam bertindak. Dalam

penelitian ini, indikator tersebut tercermin pada perilaku-perilaku mahasiswa

selama berada di posko KKN. Selama kurang lebih 45 hari, mahasiswa terjun

ke masyarakat. Ketika berinteraksi dengan masyarakat, mahasiswa memiliki

pengalaman mengenai cara agar diterima masyarakat, diantaranya:

1. Bersikap ramah terhadap masyarakat

Sikap ramah merupakan cara pertama untuk memulai interaksi

sosial. Sikap ramah yang dimaksud adalah suka senyum, sopan serta

hormat dalam berkomunikasi, suka menyapa orang terlebih dahulu, dan

sebagainya. Sehingga diharapkan masyarakat dapat menerima kehadiran

mahasiswa KKN tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh mahasiswa

(43)

“Sebagai peserta KKN, saya harus bersikap ramah dengan warga, sehingga warga akan welcome dengan kita” (HM).49

“Dengan bersikap ramah terhadap masyarakat, sini masyarakatnya

sudah bagus mbak untuk sosialnya, seperti ditempat saya.Jadi

mudah untuk menyesuaikannya” (AG).50

“Cara saya agar diterima masyarakat seperti pada umumnya bersikap ramah dan sopan kepada warga, ketika warga menyambut dengan baik, maka progam-progam akan bisa berjalan dan akan

diterima oleh masyarakat “(AZ).51

Hal ini juga sesuai dengan pendapat masyarakat siswa terkait sikap

mahasiswa selama KKN berlangsung. Selama KKN, mahasiswa PAI di

Desa khususnya Candi dan Mlilir dinilai baik oleh masyarakat. Masyarakat

mengamati perilaku mahasiswa yang tidak melanggar norma sosial atau

norma yang berlaku di masyarakat.

“Perilakunya baik, kalau ketemu menyapa. Saya amati setiap hari perilakunya baik-baik tidak ada yang aneh-aneh “(DG).52

“Sebagai bu kades, saya memantau anak-anak, perilakunya

baik-baik. Tidak ada yang melanggar norma masyarakat” (DS).53

2. Sering berbaur dengan masyarakat

Kegiatan KKN merupakan kegiatan yang berbasis masyarakat. Oleh

karena itu, mahasiswa harus mampu berbaur dengan masyarakat, dengan

demikian keakraban akan terjalin sehingga komunikasi lebih efektif.

Berikut pendapat salah satu mahasiswa:

Sering bertemu masyarakat, agar kita dikenali (NR)54

Upaya-upaya agar diterima oleh masyarakat merupakan contoh

menaati norma sosial sekaligus norma hukum yang berlaku dalam

Wawancara dengan AG (mahasiswa PAI di Desa Candi) pada tanggal 1 Mei 2017.

51

Wawancara dengan AZ ( mahasiswa PAI di Desa Mlilir) pada tanggal 1 Mei 2017.

52

Wawancara dengan DG (masyarakat di Desa Candi) pada tanggal 14 April 2017.

53

Wawancara dengan DS (masyarakat di Desa Mlilir) pada tanggal 14 April 2017.

54

(44)

masyarakat. Artinya sikap mahasiswa KKN sebagian besar tidak melanggar

norma masyarakat, mereka dapat hidup berdampingan dalam masyarakat.

Temuan peneliti, terdapat sikap yang dinilai kurang oleh masyarakat

pada peserta KKN yang tinggal posko Kopeng. Ketika mahasiswa terjun ke

lapangan, mahasiswa kurang membaur dengan masyarakat.mereka jarang

menyapa masyarakat yang berada di sekitarnya. Berikut penuturan oleh

salah satu warga:

“Yang saya tau, anak-anak KKN kok nggak membaur masyarakat mbak “(AK).55

“Jujur mbak, selama saya disini saya jarang disapa, padahal sering lewat warung saya mba.Awalnya saya pikir.Mungkin tidak lihat saya pas lewat. Tetapi ya sama selama hampir sebulan Cuma ketuanya saja yang ramah“ (AK).56

Dari penjelasan di atas, begitu pentingnya menjaga sikap ketika

bertemu masyarakat. Menurut pengamatan peneliti, masyarakat Kopeng

terkenal ramah baik warga yang sudah dikenal maupun yang belum dikenal.

Dengan lingkungan masyarakat yang baik, maka sebaiknya mahasiswa

mengimbangi dengan bersikap santun terhadap masyarakat, sehingga

progam-progam yang sudah dirancang dapat didukung oleh masyarakat

sekitar.

Dalam perkembangannya, sikap mahasiswa belum menampakkan

sikap konsisten dalam bertindak, ketika di masjid, beberapa mahasiwa

terlihat ramah dengan jamaah masjid, namun ketika bertemu misalnya di

jalan, mereka tidak menyapa. Sebagaimana yang diungkapkan oleh salah

satu warga masyarakat sekitar:

55

Wawancara dengan AK (masyarakat di Desa Kopeng ) pada tanggal 2 Mei 2017.

56

(45)

Warga masyarakat sini juga ada obrolan.Kok kalau di masjid mahasiswa KKN ya ramah, tetapi kalau di luar masjid tidak menyapa.Nah itu buat pelajaran saja mba (AK).57

Dari penuturan warga tersebut menunjukkan sikap kepedulian

masyarakat terhadap mahasiswa karena dapat dipahami bahwa mahasiswa

dianggap sebagai seorang yang terdidik baik pengetahuan maupun tingkah

lakunya. Dari segi minat mahasiswa PAI dalam mengajar, dapat dilihat dari

antusias dan intensitas mereka dalam mengajar. Berdasarkan pengamatan

peneliti, sebagian besar mahasiswa PAI yang diteliti membuat terobosan

agar anak-anak semangat belajar, seperti mengadakan lomba-lomba, hal ini

tentu membuat hiburan tersendiri bagi anak-anak,khususnya di Desa Candi

dan di Desa Mlilir.

Berbeda dengan kedua desa tersebut, mahasiswa KKN yang tinggal

di desa Kopeng dinilai kurang antusias dalam mengajar. Intensitas mereka

mengajar mengaji di TPA dinilai kurang oleh warga masyarakat sekitar. Hal

ini sesuai dengan pernyataan warga masyarakat:

….Di TPA juga mereka jarang masuk, pembelajaran sekolah saja mereka tidak mengajak anak-anak, (AK).58

B. Kepribadian Dewasa

Seorang guru yang mempunyai kepribadian dewasa yaitu guru yang

menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki

etos kerja sebagai pendidik.. Dari segi kemandirian dalam bertindak, dapat

dilihat dari cara mereka menghadapi masalah. Berikut cara mahasiswa

57

Wawancara dengan AK (masyarakat di Desa Kopeng) pada tanggal 2 Mei 2017.

58

(46)

menghadapi hambatan yang ada selama KKN, baik organisasi maupun

menyampaikan progam KKN.

“Awalnya jujur saja saya tidak punya pengalaman berorganisasi kemudian saya ditunjuk sebagai ketua posko desa Candi, dari sini saya mulai berani tampil di depan dan belajar berorganisasi”(HM)59

“Bahasa yang digunakan di sini bahasa jawa, kalau saya dari Thailand pakai bahasa Melayu. Terkadang saya ndak paham dengan apa yang mereka diskusikan. Cara mengatasinya ajak teman untuk membantu menerjemahkannya” (NR).60

Hasil wawancara tersebut dapat dilihat dari sikap mahasiswa ketika

menghadapi masalah. Pengalaman yang pertama menuturkan sikap berani

tampil di depan, meskipun belum ada bekal dalam berorganisasi di kampus.

Pengalaman kedua, meminta bantuan rekan untuk menyelesaikan masalahnya.

Beberapa kendala tersebut disikapi dengan dewasa oleh mahasiswa. Hambatan

dapat diminimalisir dengan sikap percaya diri dan tidak ragu untuk meminta

bantuan orang lain.

Perkembangan kompetensi kepribadian dalam hal kemandirian

mahasiswa lainnya menunjukkan perkembangan. Hal ini dibuktikan dengan

observasi dan wawancara dengan mahasiswa bahwa kendala yang mereka

hadapi tidak ada, mereka sudah terbiasa untuk berorganisasi dan

menyampaikan ide di kampus.

Seperti penuturan mahasiswa berikut ini:

“Selama ini belum ada mbak. Kebetulan saya di kampus ikut organisasi bidang jurnalistik, jadi sudah terbiasa menyampaikan usul”(AG).61

59

Wawancara dengan HM (mahassiwa PAI di Desa Candi) tanggal 1 Mei 2017.

60

Wawancara dengan NR (mahasiswa PAI di Desa Candi) pada tanggal 1 Mei 2017.

61

(47)

“Kalau kuliah ikut organisasi di kampus itu seperti mencuri start bagaimana cara berbaur dengan orang lain dan menyampaikan ide orang lain. Sehingga kita ketika terjun di masyarakat sudah siap

“(AZ).62

Serupa dengan hasil pengamatan dan pengalaman M. Furqon

Hidayatullah63 bahwa mahasiswa yang melakukan aktivitas akademik dan

aktivitas kemahasiswaan lebih memiliki survival life daripada mahasiswa yang

hanya menekuni aktivitas akademik. Menurutnya, mahasiswa yang aktif

berorganisasi lebih terlatih berinteraksi dengan orang lain dan lebih banyak

memiliki pengalaman life skill.

Perkembangan kompetensi kemandirian mahasiswa lainnya, belum

menunjukkan perkembangan. Mahasiswa belum menunjukkan sikap mandiri,

diantaranya tidak ada inisiatif dalam kegiatan yang ada di lingkungan

masyarakat. Mahasiswa baru bergerak jika ada perintah. Sesuai dengan hasil

wawancara salah seorang warga:

Partisipasinya kurang mba, kalau tidak disuruh dulu, mereka tidak inisiatif untuk ikut kegiatan….. (AK).64

Sedangkan etos kerja pendidik dalam kegiatan KKN tercermin pada

perilaku mahasiswa khususnya di Desa Mlilir yang mempunyai kepedulian

terhadap anak usia sekolah dasar yang sudah mengisap rokok. Dari peristiwa

itu, KKN Desa Candi mengadakan sosialisasi bahaya merokok dari kelas ke

kelas. Berdasarkan wawancara dengan masyarakat, etos kerja sebagai

pendidik pada posko Candi, terlihat ketika melakukan sosialisasi mengenai

62

Wawancara dengan AZ (mahasiswa PAI di Desa Mlilir) pada tanggal 14 April 2017.

63

M Furqon Hidayatullah, Guru Sejati : Membangun Insan Berkarakter Kuat dan Cerdas, Surakarta: Yuma Pustaka, 2009, 203.

64

(48)

pengolahan sampah. Sampah yang biasanya dibakar kemudian diolah menjadi

berbagai kerajinan serta pupuk yang berguna untuk tanaman.

Selanjutnya etos kerja sebagai pendidik mahasiswa jurusan PAI pada

desa Kopeng, menunjukkan perkembangan. Mereka mengadakan penyuluhan

agama dan tata susila terhadap pemandu karoke di desa Kopeng..Kegiatan ini

menunjukkan sikap peduli mahasiswa terhadap lingkungan desa Kopeng.

Sedangkan untuk partisipasi mahasiswa terhadap kegiatan dalam masyarakat

masih dinilai kurang. Dari berbagai penjelasan di atas menguraikan , sebagian

besar mahasiswa jurusan PAI sudah menampilkan pribadi yang dewasa.

C. Kepribadian Bijaksana

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bijaksana dapat diartikan (1)

selalu menggunakan akal budi (2) pandai dan hati-hati (cermat, teliti, dan

sebagainya) apabila menghadapi masalah.65 Kepribadian bijaksana seorang

guru dikembangkan sebagai indikator yaitu menampilkan tindakan yang

bermanfaat bagi siswa, sekolah, dan masyarakat dan menunjukkan

keterbukaan dalam berpikir dan bertindak. Indikator ini tercermin pada cara

mereka andil dalam kegiatan masyarakat serta memberikan dan menerima

pendapat dari masyarakat.

Berdasarkan wawancara dengan masyarakat, Semua mahasiswa jurusan

PAI menampilkan perilaku bermanfaat diantaranya mahasiswa PAI di desa

Candi menjadi pembawa acara dan qiro’ah ketika pengajian, serta

memberikan snack pada acara akhirusannah. Kegiatan masyarakat yang

65

(49)

digerakkan oleh mahasiswa PAI baik di Desa Candi, Mlilir, maupun Kopeng

adalah mengajar TPA, dan khusus di desa Mlilir selain menggerakkan TPA

untuk anak-anak, mahasiswa PAI juga berinisiatif untuk menggerakkan

progam PKK bagi ibu-ibu di desa Mlilir.

Mahasiswa jurusan PAI di desa Kopeng melakukan sosialisasi kepada

remaja karang taruna mengenai bank sampah. Sedangkan mahasiswa jurusan

PAI di Desa Mlilir membagikan ilmu kepada warga masyarakat yaitu cara

membuat sabun cuci piring dengan kombinasi bahan alami dan bahan kimia

serta mengadakan demo masak cara membuat Tom yam66 kepada ibu-ibu yang

tinggal di desa Mlilir. Dari berbagai penjelasan tersebut, telah dipaparkan

bahwa semua mahasiswa menunjukkan perilaku bermanfaat bagi lingkungan

sekitar, yang membedakan adalah intensitas dan kualitas kegiatan yang

dilaksanakan.

D. Kepribadian Berwibawa

Sebagai calon pendidik dibutuhkan kewibawaan. Menurut Henry Fayol

dalam Panglaykim (1984:62) kewibawaan adalah hak memerintah dan

kekuasaan untuk membuat kita dipatuhi dan ditaati.67Kewibawaan muncul dari

dua hal yaitu karisma dan performa. Karisma biasanya berkaitan dengan

hal-hal yang melekat pada pribadi seseorang, seperti postur tubuh, bentuk wajah,

tatapan mata sampai cara berjalan. Sedangkan performa yaitu kebiasaan lahir

66

Tom yam merupakan sup yang berasal dari Thailand. Di Thailand biasanya dibuat dengan udang (tom yum goong), ayam (tom yum gai), ikan (tom yum pla) atau makanan laut yang dicampur (tom yum talay atau tom yum po taek) dan jamur. (sumber :https://id.wikipedia.org/wiki/Tom_yam diakses pada tanggal 2 September 2017 pukul 11.31 ).

67

Gambar

Gambar 1.1. Kerangka Berpikir Penelitian Tesis

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun oleh Veerger (1989), bahwa proses tawar-menawar dalam konflik dapat membantu terciptanya tatanan sosial baru dalam interaksi sosial. Bahkan, jika konflik

Formula 3 CC cream yang mengandung Virgin Coconut Oil, bahan aktif, dengan ekstrak Aloe vera yang disimpan dalam climatic chamber selama waktu penyimpanan 30 hari

- Peserta diharapkan datang tepat waktu sesuai dengan jadwal, keterlambatan akan dianggap. penyedia tidak hadir dalam proses pembuktian kualifikasi dan

Sekalipun pesimisitas mengepung keyakinan dan harapan perihal kembalinya lembaga pendidikkan dan pengajaran sebagai sebuah institusi yang selayaknya menghasilkan insan mulia

Dan untuk yang terakhir, method yang akan dibuat adalah Am ilChildYangDimaksud(), yang berguna untuk mengambil child / node yang berada pada posisi yang benar.. Value; if (strNIM1

Adapun hotel melati adalah usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian bangunan yang disediakan secara khusus, dimana setiap orang dapat menginap, makan

Tahapan evaluasi sistem adalah tahap ujicoba aplikasi, pengguna akan mengevaluasi apakah sistem yang telah dirancang sudah sesuai dengan yang diharapkan, dan yang

ini akan memfokuskan pada hasil wawancara dengan guru dan siswa yang. mengacu pada ekstrakurikuler kitab kuning fiqih wadhih jilid 1 di