2.1 Definisi UKM Pada UMKM
Dalam perekonomian Indonesia Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar dan terbukti tahan terhadap berbagai macam goncangan krisis ekonomi. Untuk itu diperlukan penguatan kelompok UMKM yang melibatkan banyak kelompok.Definisi dan UMKM berdasarkan instansi sebagai berikut:
1. Pasal 6 UU no.20 tahun 2008 tentang UMKM
Usaha mikro adalah suatu usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50 juta sampai dengan Rp500 juta dan itu tidak termasuk tanah dan tempat bangunan usaha, serta total penjualan tahunannya paling banyak sekitar Rp300 juta. Usaha kecil adalah suatu usaha yang memiliki kekayaan lebih dari Rp50 juta sampai dengan Rp500 juta tidak termasuk tanah dan tempat bangunan usaha, dan total penjualan tahunannya paling banyak Rp300 sampai dengan Rp2,5 milyar Usaha menengah adalah suatu usaha yang memiliki kekayaan lebih dari Rp500 juta sampai dengan Rp1 milyar tidak termasuk dengan tanah dan tempat bangunan usaha, dan memiliki total penjualan tahunan paling banyak Rp2,5 milyar sampai dengan Rp50 milyar. 2. Badan Pusat Statistik (BPS)
Usaha mikro adalah suatu usaha yang mempekerjakan tenaga kerja lebih kecil dari empat orang dan sudah termasuk tenaga kerja yang tidak dibayar.Usaha kecil adalah suatu usaha yang mempekerjakan tenaga kerja 5 - 19 orang.Sedangkan usaha menengah adalah suatu usaha yang mempekerjakan tenaga kerja 20 - 99 orang tenaga kerja.
3. Bank Indonesia
Usaha mikro adalah suatu usaha yang dijalankan oleh masyarakat miskin, yang dimiliki oleh keluarga, bersumber daya lokal dan menggunakan teknologi yang sederhana, dan lapangan usaha nya mudah untuk keluar dan masuk. Usaha kecil adalah suatu usaha yang memiliki aset lebih kecil dari Rp200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan usaha, omset tahunan lebih kecil dari Rp1 milyar dan dimiliki oleh orang Indonesia, dan harus berbadan
hukum tidak boleh tidak. Usaha menengah adalah suatu usaha yang memiliki aset lebih kecil dari Rp5 milyar untuk sektor industri, dan aset lebih kecil dari Rp600 juta tidak termasuk tanah dan bangunan usaha untuk sektor nonindustri, omset pertahun lebih kecil dari Rp3 milyar.
2.2 Kelebihan dan Kekurangan Usaha Kecil Menengah (UKM) atau Industri kecil
Menurut Hubeis (2009), kelebihan dan kekurangan UKM tercantum pada Tabel 2 dan Tabel 3 yang menyajikan analisis kekuatan dan kelemahan UKM dibawah ini:
Tab el 2. Kelebihan dan Kekurangan UKM/IK
Kelebihan Kekurangan
1. Dasar pengembangan kewirausahaan 2. Organisasi internal sederhana 3. Mampu meningkatkan ekonomi
kerakyatan/padat karya (lapangan usaha dan lapangan kerja) berorientasi ekspor dan substitusi impor (perkokoh struktur industri dan perolehan devisa)
4. Aman bagi perbankan dalam memberikan kredit
5. Bergerak di bidang usaha yang cepat menghasilkan
6. Mampu memperpendek rantai distribusi 7. Fleksibilitas dan adaptabilitas dalam
pengembangan usaha
1. SDM lemah dalam kewirausahaan dan manajerial 2. Keterbatasan keuangan
3. Ketidakmampuan aspek pasar
4. Keterbatasan pengetahuan produksi dan teknologi, prasarana dan sarana
5. Ketidakmampuan dalam menguasai informasi 6. Tidak didukung kebijakan dan regulasi memadai 7. Tidak terorganisasi dalam jaringan dan kerja
sama
8. Sering tidak memenuhi standar
Sumber : Hubeis, 2009
Tab el 3. Analisis Kekuatan dan Kelemahan UKM
Faktor-Faktor Kekuatan Keterangan
1. Manusia a. Motivasi Mutu SDM, terutama pendidikan
formal rendah, termasuk kemampuan melihat peluang bisnis terbatass
b. Pasokan tenaga kerja berlimpah dan upah murah
a. Produktivitas, etos kerja dan disiplin rendah
b. Penggunaan tenaga kerja cenderung eksploitatif dengan tujuan mengejar target
c. Sering mengandalkan anggota keluarga sebagai pekerja tidak dibayar
2. Ekonomi bisnis a. Mengandalkan sumber-sumber keuangan yang mudah diperoleh
a. Nilai tambah yang diperoleh rendah dan akumulasinya sulit terjadi
b. Mengandalkan bahan baku local(tergantung jenis produk yang dibuat)
b. Manajeman keuangan buruk
c. Melayani segmen pasar bawah yang tinggi permintaanya
c. Mutu produk belum memenuhi standar pasar dan pelayanan belum menjadi ukuran utama
(proporsi dari populasi paling besar)
Sumber : Hubeis, 2009
Dari ilustrasi yang dimuat pada Tabel 2 dan 3, dapat dikatakan ada empat (4) faktor umum yang mempengaruhi kegagalan usaha kecil menurut Hubeis (2009), yaitu:
a. Manajerial yang tidak kompeten b. Kurang member perhatian. c. Sistem kontrol yang lemah. d. Kurangnya modal.
Sedangkan yang mempengaruhi keberhasilan usaha kecil adalah empat (4) faktor dasar berikut.
a. Kerja keras, motivasi, dan dedikasi.
b. Permintaan pasar akan produk atau jasa disediakan c. Kompentensi manajerial
d. Keberuntungan.
Faktor keberhasilan dan kegagalan usaha kecil yang dikemukakan erat kaitannya dengan bentuk pembinaan, baik parsial maupun alternatif menurut Hubeis (2009) berikut:
a. Pembiayaan parsial
1) Pengembangan model inti-plasma
2) Pengembangan modal bapak angkat, yaitu antara usaha kecil dengan perusahaan besar,atauBadanUsaha Milik Negara.
3) Kemitraan usaha antara pengusaha besar dengan pengusaha kecil.
4) Kepemilikan saham oleh usaha koperasi dan pembinaan rutin oleh lembaga pemerintahan terkait.
b. Pembinaan Alternatif
1) Bantuan inkubasi bisnis yang melibatkan pemerintah, perguruan tinggi (PT) dan dunia usaha (pengusaha besar dan atau BUMN).
2) Pengembangan perusahaan model ventura.
c. Pembuatan klinik konsultasi bisnis (KKB) di tingkat PT, perusahaan swasta dan dunia usaha (pengusaha besar dan atau BUMN).
d. Pengembangan konsep LIK(Lingkungan industry Kecil)/PIK (Perkampungan industri Kecil).
2.3 Pengertian Akuntansi
Secara umum, akuntansi (accounting) dapat dipahami sebagai suatu proses kegiatan mengolah data keuangan (input) agar menghasilkan informasi keuangan (output) yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan atau organisasi ekonomi bersangkutan.
Definisi akuntansi menurut Hidayat (2009) adalah bahasa bisnis yang dapat memberikan informasi mengenai kondisi ekonomi suatu bisnis dan hasil usahanya pada suatu waktu atau periode tertentu. Dari definisi tersebut, akuntansi dapat dilihat sebagai proses identifikasi, pencatatan dan komunikasi yang jelas dan tegas bagi yang menggunakan informasi tersebut.
a. Identifikasi. Identifikasi terhadap transaksi yang terjadi untuk membedakan apakah transaksi tersebut merupakan transaksi bisnis atau non-bisnis. Transaksi bisnis adalah kejadian atau kondisi yang secara langsung mempengaruhi kondisi keuangan atau hasil operasi suatu entitas.
b. Pencatatan. Pencatatan secara kronologis dan sistematis terhadap semua transaksi bisnis yang sudah diidentifikasi.
c. Komunikasi. Pelaporan dan distribusi laporan keuangan yang sudah dicatat kepada pihak yang memerlukan dan berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut.
2.4 Akuntansi Berbasis Komputer
Perkembangan zaman banyak berpengaruh terhadap bidang teknologi, yang dapat dilihat pada awal tahun 1990-an maraknya penggunaan komputer pribadi. Pengguna komputer di Indonesia mulai mengenal program aplikasi akuntansi berbasis sistem operasi DOS (disk operating system).Saat itu program yang paling popular adalah DacEasy Accounting (DEA).DEA merupakan pertama yang dikenal dan diajarkan di beberapa perguruan tinggi maupun lembaga kursus.Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, sistem operasi komputer mulai bergeser ke Windows. Program aplikasi lain mulai dikenal seperti MYOB, Peachtree, Accpacc, Simply Accounting, Platinum,
Accounting Professional, dan QuickBook yang merupakan produk luar negeri. Program aplikasi akuntansi buatan Indonesia antara lainAccurate2000, Zahir Accounting, dan Jamparing (Arifin, 2008).
Program tersebut pada dasarnya dibuat massal dan siap dioperasikan untuk mengolah data akuntansi untuk perusahaan dagang atau jasa.Jarang sekali program aplikasi akuntansi yang dibuat untuk keperluan perusahaan manufaktur. Prosedur pengoperasian setelah program terpasang dikomputer, yaitu pengguna melakukan pengaturan awal periode akuntansi, menyiapkan nama akun, nama pemasok, nama pelanggan, pencatatan data barang, mengatur akun penghubung dan saldo awal. Setelah pencatatan data awal selesai, pengguna sudah dapat mencatat transaksi dan hanya sebagian kecil transaksi yang dicatat dalam jurnal seperti akuntansi manual. Hanya dengan sekali input data, pengguna sudah dapat memperoleh laporan keuangan berupa neraca, laporan laba rugi, buku besar, rincian piutang maupun hutang, mutasi barang dan sebagainya setiap saat diperlukan (Arifin, 2008).
2.5 Microsoft Excell 2007
Menurut Triastuti 2007, banyak sekali para pelaku bisnis yang menggunakan Microsoft excel 2007untuk menyelenggarakan sistem akuntansi pada perusahaannya. Penggunaannya sangat mudah dan fleksibel, serta banyak sekali manfaat yang dapat diambil.Dibandingkan dengan sistem manual, komputerisasi jelas banyak memberikan keuntungan, disamping efisiensi waktu dan tenaga, mendapatkan kemudahan untuk mengakses data dan sehingga data menjadi akurat.Data-data dari setiap perusahaan pasti berbeda-beda, dengan Microsoft Excel 2007, dapatdenganmudah menyesuaikan dengan kebutuhan.Microsoft excel merupakan salah satu program yang ada dalam Microsoft Office System. Versi terbarunya adalah Microsoft Office 2007.
Office 2007 mencakup aplikasi baru dan server-side tools. Kepala di antara ini adalahsuite komunikasi untuk usaha kecil, yang awalnya dikembangkan oleh oleh Microsoft pada tahun 2005. Juga termasuk adalah platform server untuk aplikasi Office, yang mendukung "arsitektur client-server untuk mendukung workbook
Excel yang dibagi secara real time antara beberapa mesin, dan juga dapat dilihat dan diedit melalui halaman web.
Menurut Arifin (2008), data akuntansi pada Excel tetap mengikuti siklus akuntansi seperti akuntansi manual, namun tidak serta merta sama persis seperti akuntansi manual. Otomatisasi siklus akuntansi dengan Excel berawal dari jurnal transaksi.Dari kejadian tersebut laporan keuangan secara otomatis sudah terisi. Dengan demikian, setiap transaksi secara otomatis akan mempengaruhi neraca atau laporan laba rugi. Proses akuntansi ini tidak lagi memerlukan proses posting, pembuatan neraca lajur, jurnal penyesuaian dan sejenisnya untuk menghasilkan neraca dan laporan laba rugi setelah pajak. Dalam hal ini tidak perlu repot menyusun buku besar karena data historis setiap akun atau rekening sudah secara otomatis terisi melalui jurnal transaksi.
2.6 Jenis Perusahaan
Menurut Hidayat (2009) Perusahaan dapat didefinisikan sebagai suatu organisasi dimana sumber daya (input) diproses untuk menghasilkan barang atau jasa (output) bagi pelanggan.Pelanggan yang dimaksud adalah pelanggan yang membeli barang atau jasa untuk mendapatkan manfaat dari pembelian barang atau jasa tersebut. Dalam hal ini dapat disimpulkan, bahwa sebuah aktivitas bisnis kecil maupun besar yang menghasilkan produk atau jasa dari sumber daya yang dimiliki untuk dijual kepada pelanggan yang disebut perusahaan.
Umumnya, tujuan dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimalkan laba, atau keuntungan dari penjualan produk atau jasa tersebut, kendati banyak juga perusahaan nirlaba yang tidak bertujuan mencari keuntungan.Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan, terdapat beberapa jenis perusahaan, yang secara umum dibagi atas perusahan manufaktur (manufacturing), perusahaan dagang (merchandising) dan perusahaan jasa (service).
a. Perusahaan Jasa
Dalam perusahaan jasa, perusahaan tidak memproduksi dan menjual barang, tetapi menjual jasa kepada pelanggan. Jasa bersifat abstrak, maka perusahaan jasa tidak memiliki persediaan dan biaya
penjualan. Pendapatan yang diperoleh dari penjualan jasa tidak disebut sebagai penjualan,melainkan disebut pendapatan jasa. Contohnya; Penginapan, persewaan mobil, koperasi, dan warung internet adalah beberapa contoh perusahan jasa
b. Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang tidak memproduksi barang tetapi menjual barang yang dihasilkan dari perusahaan lain. Dengan karakteristik ini, maka pendapatan akan diperoleh dari pembelian dan penjualan barang dagangan. Perusahaan harus membeli barang terlebih dahulu untuk dijual kepada pelanggan.
Contohnya; Toko buku, butik pakaian, dan toko telepon seluler adalah beberapa contoh perusahaan dagang.
c. Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengubah input dasar menjadi produk yang dijual kepada pelanggan. Dalam perusahaan jenis ini, terdapat proses produksi yang mengubah input dari sumber daya yang dimiliki menjadi output.
Contohnya; Perusahaan pembuat sepatu dan konveksi adalah beberapa contoh perusahaan manufaktur.
2.7 Pengertian Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan atau tagihan (klaims) dibandingkan aset nonfinancial atau aset riil.
Lembaga keuangan memberikan kredit kepada nasabah dan menanamkan dananya dalam surat-surat berharga. Di samping itu, lembaga keuangan juga menawarkan berbagai jasa keuangan antara lain menawarkan berbagai jenis skema tabungan, proteksi asuransi, program pension, penyediaan sistem pembayaran dan mekanisme transfer dana. Lembaga keuangan merupakan bagian dari sistem keuangan dalam ekonomi modern yang melayani masyarakat pemakai jasa-jasa keuangan.
2.8 Akun
Akun merupakan catatan akuntansi secara individual untuk mencatat kenaikan atau penurunan atas unsur harta (asset), utang (liability), dan modal (capital). Contoh dari setiap kelompok akun adalah :
1. Harta: Kas, Piutang dagang, Piutang wesel, Biaya biaya dibayar dimuka, Perlengkapan, Persediaan, Tanah, Bangunan, Mesin, dan lain lain.
2. Utang: Utang Dagang, Utang wesel, Utang gaji, Utang bunga, Utang sewa, Utang iklan, Utang pajak penghasilan, utang obligasi danutang sewa guna. 3. Owner equity: Modal dan Prive.
4. Pendapatan: Penjualan, Pendapatan Jasa, Pendapatan Sewa, pendapatan bunga, Pendapatan deviden.
5. Beban: Beban gaji, Beban sewa, Beban asuransi, Beban perlengkapan, Beban iklan dan Beban penyusutan.
2.9 Kode Akun
Kode akun dicantumkan untuk memudahkan proses pencatatan, pencarian dan penyimpangan, serta pembebanan yang dituju pada setiap akun. Kode akun adalah pemberian tanda atau nomor tertentu dengan memakai angka, huruf atau kombinasi angka dan huruf pada setiap akun.Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa kode akun harus bersifat membantu memudahkan pencatatan, pengelompokkan dan penyimpangan setiap akun. Oleh karena itu, kode akun hendaknya memiliki kriteria mudah diingat, konsisten, sederhana dan singkat,serta memungkinkan adanya penambahan akun baru tanpa mengubah kode akun yang sudah ada. (www.e-dukasi.net,
Sistem akuntansi suatu perusahaan dalam pemberian kode akun sangat tergantung pada keanekaragaman transaksi dan jumlah transaksi yang terjadi.Semakin banyak dan kompleksnya transaksi yang terjadi. Semakin banyak dan kompleknya transaksi yang terjadi menyebabkan semakin banyak pula kode akun yang akan digunakan. Ada beberapa kode akun yang dapat digunakan seperti kode numerial, kode desimal, kode menemonik serta kode kombinasi huruf dan angka.
dalam Ervillia, 2009).
1. Kode Numerial
Kode Numerial adalah cara pengkodean akun berdasarkan nomor secara berurutan, yang dapat dimulai dari angka 1,2, 3 dan seterusnya. Contoh kode akun numerial dapat dilihat pada Tabel 4.
Tab el 4. Contoh Kode Numerial
Sumber
2. Kode Desimal
Kode desimal adalah cara pemberian kode akun dengan menggunakkan lebih dari satu angka. Setiap angka mempunyai arti, kode desimal ini dapat dibedakan atas kode kelompok dan kode blok.
a. Kode Kelompok
kode kelompok merupakan cara pemberian kode akun dengan mengelompokkan akun. Setiap kelompok akun diberi nomor kode sendiri
Tab el 5. Kode Kelompok
1 2 3
Kelompok Akun
Kode Akun Nama Akun
- Harta: 1 Kas 2 Piutang usaha 3 Perlengkapan 4 Peralatan 5 Tanah 6 Gedung - Kewajiban: 7 Utang usaha 8 Utang gaji 9 Utang bank - Modal: 10 Modal - Pendapatan: 11 Pendapatan usaha 12 Pendapatan sewa - Beban 13 Beban gaji 14 Beban perlengkapan
Golongan Akun Jenis Akun
Sumber
Akun piutang usaha termasuk kelompok akun harta diberi nomor 1 untuk harta. Golongan akun harta lancar yang diberikan nomor kode 1, kemudian merupakan jenis harta lancar yang kedua, sehingga diberi nomor urut 2, dari cara mengelompokkan tersebut nomor akun piutang usaha diberikan nomor kode tiga angka yaitu 112. Secara rinci contoh kode kelompok dapat dilihat pada Tabel 6.
Tab el 6. Contoh Kode Kelompok
Kode Akun Kelompok akun Golongan Akun Jenis Akun
1 Harta
11 Harta Lancar
11 Harta Lancar Kas
112 Piutang usaha 12 Harta Tetap 121 Peralatan 12.. ……… 2 Kewajiban 21 Utang Lancar 211 Utang Usaha 21.. ……… 3 Modal 31 Modal 311 Prive 4 Pendapatan 41 Pendapatan Usaha
411 Pendapatan Jasa Service
42 Pendapatan diluar usaha
421 Pendapatan Sewa
5 Beban
51 Beban Usaha
511 Beban Gaji
512 Beban Perlengkapan
52 Beban diluar usaha
521 Beban Bunga
52.. ………
Sumber
b. Kode Blok
Kode blok adalah pemberian kode akun dengan cara memberikan satu blok kode setiap kelompok akun. Misalnya harta diberikan nomor 100-199, kewajiban diberi nomor 200-299, modal diberikan nomor 300-399, pendapatan nomor 400-499 dan beban nomor 500-599. Secara rinci, contoh kodeblok dapat dilihat pada Tabel 7.
Tab el 7. Contoh Kode Blok
Kode akun Golongan akun
100-199 Harta 100-149 Harta lancer 101 Kas 102 Piutang usaha 150-199 Harta tetap 151 Peralatan 200-299 Kewajiban 200-249 Utang lancer 201 Utang usaha 250-299 Utang jangka panjang
251 Utang Bank
300-399 Modal
301 Modal Tn.A 400-499 Pendapatan 400-499 Pendapatan Usaha
401 Pendapatan jasa service 450-499 Pendapatan luar usaha 451 Pendapatan sewa
500-599 Beban
500-549 Beban Usaha 501 Beban gaji 550-599 Beban luar usaha 551 Beban bunga
2.10 Laporan Keuangan
Laporan Keuangan menurutArif dan Wibowo (2004) adalah sarana komunikasi dari sebuah perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah laporan akuntansi utama yang mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.Laporan keuangan perusahaan didasarkan pada aturan-aturan akuntansi dan harus memberikan informasi historis, kuantitatif dasar yang merupakan sekumpulan input penting yang digunakan dalam menghitung nilai-nilai ekonomi.Menurut Yadiati dan Wahyudi (2006) laporan keuangan terdiri dari :
a. Laporan Laba Rugi
Laporan ini merupakan laporan hasil usaha yang menandingkan (matching concept) antara pendapatan dan beban. Penandingan ini akan menghasilkan kelebihan dari salah satu sisi. Jika laporan laba rugi terdapat kelebihan pendapatan dibandingkan beban, maka kelebihan ini disebut dengan laba bersih (net income/net profit). Sebaliknya, jika laporan laba rugi terdapat kelebihan beban dibandingkan pendapatan, maka kelebihan ini disebut rugi bersih (net loss). Penandingan antara pendapatan dan beban ini dilakukan dalam satu periode akuntansi
b. Laporan Ekuitas Pemilik
Laporan ini merupakan laporan yang memberikan informasi perubahan ekuitas pemilik dalam jangka waktu tertentu. Dalam laporan ini harus dijelaskan tiga (3)aspekyaitu : (1) investasi awal pemilik; (2) penambahan sebagai akibat dari adanya tambahan investasi pemilik dan terjadinya laba usaha; dan (3) pengurangan sebagai akibat adanya penarikan modal (prive) atau pembagian laba (dividen). Laporan perubahan ekuitas pemilik ini akan menghasilkan perhitungan modal pemilik yang ada pada perusahaan pada periode tertentu. Sumber kekayaan perusahaan yang berasal dari modal pemilik ini akan dicantumkan pada necara.
c. Neraca
Neraca ini merupakan laporan yang memberikan informasi tentang posisi kekayaan perusahaan berupa keseimbangan antara aktiva dan kewajiban serta modal yang menjadi sumber kekayaan perusahaan tersebut.Bentuk neraca ada yang berbentuk perkiraan (account form) yang menggambarkan format seperti persamaan akuntansi ada juga bentuk lainyaitu bentuk laporan (report form).Bagian aktiva dalam laporan (report form) neraca disusun berdasarkan urutan cepat lambatnya aktiva tersebut dikonversikan menjadi kas.Kas pada urutan pertama, diiikuti oleh bahan kebersihan dan perlengkapan.
d. Laporan Arus Kas
Laporan ini merupakan laporan yang memberikan informasi arus perputaran kas.Arus kas dapat dikelompokan menjadi 3 bagian, yaitu (1) arus kas dari aktivitas operasi; (2) arus kas dari aktivitas investasi; dan (3) arus kas dari aktivitas pendanaan.
Arus kas dari aktivitas melaporkan ikhtisar penerimaan dan pembayaran kas yang menyangkut operasi perusahaan.Sumber penerimaan kas berasal dari pelanggan dan pembayaran kas berkaitan dengan pembayaran beban operasi dan pembayaran kepada kreditor, kalau dibandingkan dengan laba bersih akan terdapat perbedaan dengan informasi yang disajikan dalam arus kas dari aktivitas operasi ini. Hal ini terjadi karena pendapatan dan beban tidak selalu diterima atau dibayar tunai dengan uang kas.
Arus kas dari aktivitas investasi memberikan informasi berkaitan penggunaan uang kas untuk pembelian atau penerimaan uang dari penjualan aktiva tetap.
2.11 Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Ervillia (2009) dalam Skripsinya yang berjudul Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi pada Usaha Kecil Menengah (Studi Kasus UKM Waroeng Cokelat Bogor), menyelesaikan proses pembentukan model sistem akuntansi di UKM Waroeng Cokelat yang dimulai dari klasifikasi akun,
pembentukan form neraca saldo awal, jurnal umum, buku besar, laporan laba rugi dan neraca. Model sistem akuntansi yang telah dibuat dan disesuaikan dengan transaksi keuangan UKM Waroeng Cokelat, antara lain Neraca Saldo Awal, Jurnal Umum, Buku Besar, Laporan Laba Rugi dan Neraca.
Fansuri (2006) dalam Skripsinya yang berjudul Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi pada Usaha Kecil Menegah (Studi Kasus UKM OZI Aircraft Model Bogor). Peneliti mengembangkan sistem akuntansi yang telah ada dan kemudian mengukur efektifitas dan efisiensi sistem yang dibuat berdasarkan input, process, output, benefit, dan impact.Hasil dari penelitian ini adalah model sistem akuntansi yang dibuat berdasarkan pada transaksi yang sering digunakan UKM Aircraft Model. Model sistem akuntansi ini dibuat berdasarkan pada pedoman pencatatan keuangan yang berlaku secara umum, antara lain : Neraca Saldo Awal, Jurnal Umum, Buku Besar, Laporan Laba/rugi, Neraca, Laporan Arus Kas, Format Pengendalian Persediaan /Stok, dan Kartu File, disertakan juga format penentuan harga pokok produksi untuk setiap produksi barang jadi.