• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker merupakan penyakit tidak menular. Penyakit ini akan timbul karena pola hidup yang tidak sehat dan mengakibatkan kondisi fisik yang tidak normal. Kanker dapat menyerang berbagai jaringan di dalam organ tubuh, termasuk organ reproduksi pada wanita dari payudara, rahim, induk telur dan vagina. Layaknya semua kanker, kanker serviks terjadi ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-sel pada leher rahim yang tidak lazim (abnormal). Tetapi sebelum sel-sel tersebut menjadi sel-sel kanker, terjadi beberapa perubahan yang dialami oleh sel-sel tersebut. Kanker serviks merupakan salah satu penyakit yang menimbulkan dampak psikologis yang luas bagi pasien dan keluarga pasien (Mangan, 2003).

Kanker serviks merupakan penyebab kematian kedua setelah jantung koroner. Di Negara berkembang, kanker serviks menempati peringkat teratas sebagai penyakit yang diidap oleh wanita. Diperkirakan terdapat 500.000 kasus setiap tahunnya di dunia dan 80% diantaranya terjadi di negara-negara yang sedang berkembang. Indonesia yang merupakan salah satu negara berkembang tercatat lebih dari 100 per 1.000.000 jiwa kasus kanker serviks atau sekitar 180.000 kasus kanker serviks setiap tahunnya ( Sahil, 2003. Mustari, 2006 ).

Pada umumnya para penderita datang dalam kondisi penyakit yang sudah stadium lanjut. Itu sangatlah beralasan karena mengingat pada tahap awalnya penyakit sering tidak menampakkan gejala khusus. Ketidaktahuan kaum wanita terhadap penanggulangan kanker serviks tentunya berhubungan dengan keterlambatan untuk

(2)

memeriksakan kesehatan dirinya terutama kesehatan reproduksi dan minimnya pengetahuan kaum wanita terhadap faktor-faktor penyebab kanker serviks.

Lebih dari 90 persen penyebab kanker serviks ditularkan oleh virus HPV (Human Papiloma Virus) yang ditularkan melalui hubungan seksual. Virus ini memiliki lebih dari 100 tipe. Selain HPV, ada beberapa faktor yang diduga mempengaruhi meningkatnya kanker serviks yaitu faktor sesiodemografis yang meliputi usia, status ekonomi sosial, pendidikan dan faktor aktivitas seksual yang meliputi usia pertama kali melakukan hubungan seks, pasangan seks yang berganti-ganti, paritas, intesitas menjaga kebersihan genital, merokok, riwayat penyakit kelamin, trauma kroniks pada seviks, serta penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka yang cukup lama yaitu lebih dari 4 tahun (Diananda,2007).

Analisis multivariat merupakan salah satu jenis analisis yang digunakan untuk menganalisis data yang mempunyai banyak peubah bebas ( independent variable ) dan peubah tidak bebas ( dependent variable ).

Analisis faktor merupakan salah satu metode statistik multivariat yang digunakan untuk menganalisis variabel-variabel yang diduga memiliki keterkaitan satu sama lain sehingga keterkaitan tersebut dapat dijelaskan dan dipetakan atau dikelompokkan pada faktor yang tepat.

Berdasarkan latar belakang tersebut dan tingginya jumlah wanita yang menderita penyakit kanker seviks, penulis tertarik untuk mngetahui lebih lanjut faktor-faktor yang mempengaruhi meningkatnya penyakit kanker serviks, sehingga dengan hasil yang diperoleh dapat dijadikan acuan dalam penyusunan rencana program penanggulangan kanker serviks.

1.2Perumusan Masalah

Adapun masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi meningkatnya penderita kanker serviks di RSU dr. Pirngadi Medan.

(3)

1.3Batasan Masalah

1. Penelitian ini dilakukan di RSU dr. Pirngadi Medan

2. Faktor yang dilihat adalah pendidikan, pekerjaan, paritas, usia pertama kali melakukan hubungan seksual, papsmear, ganti pasangan, infeksi, pemakaian kontrasepsi, dan merokok.

1.4Tinjauan Pustaka

Analisis faktor merupakan salah satu metode multivariat yang digunakan untuk menganalisis variabel-variabel yang diduga memiliki keterkaitan satu sama lain sehingga keterkaitan tersebut dapat dijelaskan dan dipetakan atau dikelompokkan pada faktor yang tepat. Dalam menganalisis faktor yang mempengaruhi meningkatnya penderita kanker serviks, metode analisis faktor dianggap sangat cocok untuk penelitian ini, disebabkan penelitian ini mencoba menemukan hubungan (interrelationship) beberapa variabel yang saling independen satu dengan yang lainnya, sehingga bisa dibuat kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal sehingga akan lebih mudah dikontrol (Kerlinger, 1993).

Tujuan dari analisis faktor adalah untuk menggambarkan hubungan-hubungan kovarian antara beberapa variabel yang mendasari tetapi tidak teramati, kuantitas random yang disebut faktor, (Johnson &Wichern, 2002).

Tujuan analisis faktor adalah menggunakan matriks korelasi hitungan untuk 1.) Mengidentifikasi jumlah terkecil dari faktor umum (yaitu model faktor yang paling parsimoni) yang mempunyai penjelasan terbaik atau menghubungkan korelasi diantara variabel indikator. 2.) Mengidentifikasi, melalui faktor rotasi, solusi faktor yang paling masuk akal. 3.) Estimasi bentuk dan struktur loading, komunality dan varian unik dari indikator. 4.) Intrepretasi dari faktor umum. 5.) Jika perlu, dilakukan estimasi faktor skor (Subash Sharma, 1996).

Analisis faktor hampir mirip dengan regresi berganda, yaitu bahwa setiap variabel dinyatakan sebagai suatu kombinasi linier dari faktor yang mendasari. Jumlah

(4)

varian yang disumbangkan oleh suatu variabel dengan variabel lainnya tercakup dalam analisis disebut communality. Kovarians antar variabel yang diuraikan, dinyatakan dalam suatu common factors yang sedikit jumlahnya ditambah dengan faktor yang unik untuk setiap variabel. Dari variabel-variabel yang dibakukan (standardized), model faktor dapat ditulis sebagai berikut:

X1 - µ1 = L11F1 + L12F2 + ... + L1m+ ε1 X2 - µ2 = L21F2 + L22F2 + ... + L2m +ε2 : : : : Xp - µp = Lp1F1 + Lp2F2 + ... + Lpm + εp Dimana

µi = rata-rata dari peubah ke-i Fj = faktor umum ke-j

εj = faktor unik ke-j

Lij = loading dari peubah ke-i pada faktor ke-j Atau dalam notasi matriks:

Xpx1 -µpx1 = LpxmFmx1 + εpx1

Faktor unik tidak berkorelasi dengan sesama faktor unik dan juga tidak berkorelasi dengan common faktor. Common factor dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari variabel-variabel yang terobservasi, yaitu:

Fi = Wi1X1 + Wi2X2 + Wi3X3 + ... + WikXk Keterangan:

Fi = Estimasi faktor ke i

Wi = Bobot atau koefisien nilai faktor ke i k = Jumlah variabel

Variasi observasi yang muncul tentu saja disebabkan adanya konsep variansi. Inilah asumsi pertama dalam anlisis faktor. Jenis varians yaitu: common varians, specific varians, dan error varians. Common varians merupakan suatu varians yang reliabel berkolerasi dengan variabel lain. Spesific varians merupakan suatu varians yang dihasilkan dari kesalahan sampling, pengukuran dan kondisi tes yang berada di

(5)

bawah standar, kondisi psikologi dan perubahan tertentu pada diri individu dan pengaruh lain yang menimbulkan unreliabilitas. Varians ini di asumsikan tidak berkolerasi dengan varians yang reliabel (Fructer, 1954).

1.5Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan, maka penulisan ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang paling berpengaruh penyebab meningkatnya penderita kanker serviks yang dirawat di RSU dr. Pirngadi Medan.

1.6Manfaat Penelitian

Penulisan ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi RSU dr. Pirngadi Medan dalam penanganan penderita kanker serviks dan bagi seluruh lapisan masyarakat khususnya perempuan sebagai gambaran tentang faktor yang mempengaruhi meningkatnya penderita kanker serviks sehingga penderita kanker serviks dapat diminimalisir.

1.7Metodologi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah semua penderita yang rawat inap di RSU dr. Pirngadi Medan. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode Incidental Sampling, yaitu responden yang kebetulan dijumpai atau dapat dijumpai, namun responden tersebut dibatasi yaitu responden yang diambil adalah para pasien yang telah terinfeksi penyakit kanker serviks selama 6 bulan yang dirawat di RSU dr, Pirngadi Medan. Jumlah responden yang diambil adalah 45 0rang. Untuk penentuan jumlah sampel pada analisis faktor harus memenuhi empat atau lima kali dari jumlah variabel yang akan dianalisis. Dalam penelitian ini terdapat sepuluh variabel yang akan dianalisis, sehingga jumlah responden sebanyak 45 orang dianggap sudah mencukupi ().

(6)

Cara mengumpulkan data adalah dengan membuat quisioner, yaitu dengan membuat daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden, disini diminta agar responden memberikan jawaban sejujur mungkin.

Selanjutnya dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Uji Validitas (kesahihan)

Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya. Suatu angket dikatakan valid (sah) jika pertanyaan pada suatu angket mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh angket tersebut (Azwar, 2003).

2. Uji Reliabilitas (keandalan)

Menurut Azwar (2003), reliabilitas alat ukur menunjukkan sejauh mana hasil usaha pengukuran dapat dipercaya.

3. Analisis Faktor

Secara garis besar tahapan dalam melakukan analisis faktor adalah:

a. Merumuskan masalah, dangan mengidentifikasi variabel-variabel, yaitu:

X1 = Pendidikan X2 = Pekerjaan

X3 = Usia pertama kali kawin/melakukan hubungan seks X4 = Papsmear X5 = Paritas X6 = Ganti pasangan X7 = Infeksi X8 = Pemakaian kontrasepsi X9 = Merokok

b. Membuat matriks korelasi c. Penentuan jumlah faktor d. Rotasi faktor

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan di TK AndiniSukarame Bandar Lampung betujuan meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan melalui media gambar pada usia

Ketersediaan informasi lokasi rumah sakit, fasilitas dan layanan yang tersedia di rumah sakit dan tempat kejadian dapat tersedia secara jelas dan terkini sehingga penentuan

Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji syukur dan sembah sujud, penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, hidayah, dan kasih sayang-Nya sehingga penyusun

H1: (1) Terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan yang diberi insentif dengan karyawan yang tidak diberi insentif (2) Terdapat perbedaan

7.4.4 Kepala LPPM menentukan tindakan perbaikan yang harus dilakukan pada periode Pelaporan Hasil Pengabdian kepada masyarakat berikutnya.. Bidang Pengabdian kepada masyarakat

Ketika orang-orang dari budaya yang berbeda mencoba untuk berkomunikasi, upaya terbaik mereka dapat digagalkan oleh kesalahpahaman dan konflik bahkan

Dengan cara yang sama untuk menghitung luas Δ ABC bila panjang dua sisi dan besar salah satu sudut yang diapit kedua sisi tersebut diketahui akan diperoleh rumus-rumus

Dari teori-teori diatas dapat disimpulkan visi adalah suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan-tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk