• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas penerapan metode eksperimen berbantu Mind Mapping terhadap pengetahuan, motivasi dan gotong royong siswa kelas XI MIPA pada pokok bahasan gelombang cahaya di SMAN 1 Mlati - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Efektivitas penerapan metode eksperimen berbantu Mind Mapping terhadap pengetahuan, motivasi dan gotong royong siswa kelas XI MIPA pada pokok bahasan gelombang cahaya di SMAN 1 Mlati - USD Repository"

Copied!
171
0
0

Teks penuh

(1)

i

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

MIND MAPPING TERHADAP PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN GOTONG ROYONG SISWA KELAS XI MIPA PADA POKOK BAHASAN

GELOMBANG CAHAYA DI SMAN 1 MLATI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Eufrasia Grasia

141424025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN MOTTO

Jika kita tidak menyerah, berarti kita masih punya kesempatan

(5)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada:

Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang memberi berkat dan kekuatan untuk semua kesempatan dan perjuangan yang boleh diterima

Bapa mama, dan keluarga yang memberi semangat, doa dan dukungan selama proses perkuliahan hingga sampai pada tahap ini

Teman-teman sekaligus keluarga dalam atap yang sama pendidikan Fisika 2014 sebagai Indonesia mini yang saling menerima dan mendukung

Almamater tercinta Universitas Sanata Dharma

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sungguh bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 23 Januari 2019 Penulis

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Eufrasia Grasia

NIM : 141424025

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan karya ilmiah saya yang berjudul:

“EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU MIND MAPPING TERHADAP PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN GOTONG ROYONG SISWA KELAS XI MIPA PADA POKOK BAHASAN

GELOMBANG CAHAYA DI SMAN 1 MLATI”.

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 23 Januari 2019 Yang menyatakan

(8)

viii ABSTRAK

Grasia, Eufrasia. 2018. Efektivitas Penerapan Metode Eksperimen Berbantu Mind Mapping Terhadap Pengetahuan, Motivasi dan Gotong Royong Siswa Kelas XI MIPA Pada Pokok Bahasan Gelombang Cahaya Di SMAN 1 Mlati. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan metode eksperimen berbantu mind mapping terhadap peningkatan pengetahuan, motivasi belajar dan sikap gotong royong siswa kelas XI MIPA SMAN 1 Mlati pada materi gelombang cahaya.

Jenis penelitian ini adalah eksperimen kuantitatif dan kualitatif, dengan subyek penelitian adalah siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 1 Mlati. Penelitian ini menggunakan satu kelas yang diberikan treatment yaitu dengan pembelajaran menggunakan metode eksperimen berbantu mind mapping dan satu kelas dengan menggunakan metode ceramah aktif. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data adalah tes tertulis (pretest dan posttest), kuesioner motivasi belajar siswa dan observasi gotong royong. Hasil tes tertulis dan kuesioner motivasi belajar siswa dianalisis menggunakan program SPSS 20, sedangkan sikap gotong royong siswa dianalisis secara kualitatif berdasarkan hasil rekaman video kegiatan siswa dan catatan peneliti selama proses pembelajaran.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Metode eksperimen berbantu mind mapping meningkatkan pengetahuan siswa pada materi gelombang cahaya, ada perbedaan peningkatan motivasi belajar siswa dimana berdasarkan mean peningkatan motivasi belajar di kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Sikap gotong royong siswa kelas eksperimen berbantu mind mapping dan kelas kontrol dapat dikatakan baik. Sikap ini ditunjukkan pada aspek aktif dalam kelompok, membantu sesama, saling mendengarkan dan menolong teman

(9)

ix ABSTRACT

Grasia, Eufrasia. 2018. Effectiveness of the Application of Experimental Methods Assisted by Mind Mapping on Knowledge, Motivation and Mutual Cooperation of Class XI Students of Mathematics and Natural Sciences in the Subject of Light Wave at SMAN 1 Mlati. Essay. Yogyakarta: Physics Education Study Program, Department of Mathematics and Natural Sciences Education, Teacher Training and Education Faculty, Sanata Dharma University Yogyakarta.

This study aims to determine the effectiveness of the application of mind mapping assisted methods to increase knowledge, learning motivation and mutual cooperation attitude of students of class XI MIPA SMAN 1 Mlati in light wave material.

This type of research is quantitative and qualitative experiments, with the research subjects being students of class XI MIPA SMA Negeri 1 Mlati. This study uses one class given treatment, namely by learning using mind mapping assisted experimental methods and one class using active lecture methods. The instruments used for data collection were written tests (pretest and posttest), student learning motivation questionnaires and mutual cooperation observation. The results of written tests and student motivation questionnaires were analyzed using the SPSS 20 program, while students 'mutual cooperation attitudes were analyzed qualitatively based on the video recordings of student activities and researchers' notes during the learning process.

The results showed that: The mind mapping assisted experimental method increased students' knowledge of light wave material, there were differences in the increase in student learning motivation which was based on the mean increase in learning motivation in the experimental class higher than the control class. As for the mutual cooperation attitude of the two classes based on the indicators used, they showed a good mutual cooperation attitude.This attitude is shown in the active aspects of the grup, helping others, listening to each other and helping friends.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Efektivitas Penerapan Metode Eksperimen Berbantu Mind Mapping Terhadap

Pengetahuan, Motivasi dan Gotong Royong Siswa Kelas XI MIPA pada Pokok Bahasan Gelombang Cahaya di SMAN 1 Mlati”.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (JPMIPA), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan, dukungan, saran-saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Romo Prof. Dr Paulus Suparno, SJ., M.S.T., selaku Dosen Pembimbing yang memberikan arahan, bimbingan, dukungan, semangat serta sumbangan pemikiran dalam penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak Dr. Ign. Edi Santosa, M.S., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma

(11)

xi

4. Ibu Ir. Sri Agustini Sulandari, M. Si., sebagai validator yang bersedia memberikan masukan dan saran kepada penulis dalam membuat instrumen soal sehingga menjadi lebih baik.

5. Segenap karyawan sekretariat JPMIPA yang telah melancarkan pembuatan surat perizinan penelitian

6. Bapak Aris Sutardi, S. Pd selaku kepala sekolah SMA N 1 Mlati yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian

7. Ibu Kuswantini, S. Pd selaku guru mata pelajaran Fisika kelas XI MIPA 1 dan XI MIPA 2 yang telah berkenan membimbing dan membantu dalam proses penelitian di sekolah

8. Siswa-siswa kelas XI MIPA 1 dan XI MIPA 2 yang telah berkenan menjadi sample penelitian

9. Kedua orang tua Bapa Stefanus Sem dan Mama Lutgardis Jeria dan ketiga kakak yang telah banyak memberi bantuan baik materi maupun dukungan doa

10. Rekan satu tim skripsi sekaligus sahabat saya Rosni, Candra, Yurike dan Femi yang telah membantu dan memberi semangat dalam penyelesaian skripsi ini serta saling mendukung dalam setiap proses yang dilalui.

(12)

xii

12. Untuk teman-teman pendidikan Fisika 2014 yang saling memberi semangat, serta pihak-pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Sebagai manusia yang masih dalam proses belajar, tentunya terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, sehingga penulis sangat menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tulisan.

Yogyakarta, 23 Januari 2019 Penulis

(13)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PENGESAHAN... ii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ... vii

ABSTRAK ... viii

BAB IPENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB IILANDASAN TEORI ... 7

A. Pembelajaran Konstruktivisme ... 7

B. Metode Pembelajaran Eksperimen berbantu Mind Mapping... 8

1. Metode Pembelajaran ... 8

2. Metode Eskperimen ... 8

(14)

xiv

4. Pembelajaran dengan Metode Eksperimen berbantu Mind Mapping . 15

C. Pengetahuan ... 16

D. Motivasi ... 17

E. Gotong royong ... 21

F. Materi Gelombang Cahaya ... 22

1. Interferensi Cahaya ... 22

2. Difraksi cahaya ... 27

G. Kerangka Berfikir ... 30

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN... 32

A. Jenis Penelitian ... 32

B. Rancangan Penelitian... 33

C. Waktu Dan Tempat Penelitian ... 33

D. Populasi dan Sampel ... 34

E. Treatment Penelitian ... 34

1. Kelas Eksperimen ... 35

2. Kelas Kontrol ... 35

F. Instrumen Penelitian ... 36

1. Instrumen Pembelajaran ... 36

2. Instrumen Pengumpulan Data ... 37

a. Pretest dan Posttest ... 37

b. Observasi ... 41

c. Kuesioner ... 42

d. Wawancara ... 45

G. Validitas ... 45

H. Metode Analisis Data ... 46

1. Analisis Pengetahuan Siswa ... 46

2. Analisis Motivasi Belajar... 48

(15)

xv

BAB IVDATA DAN ANALISIS DATA ... 50

A. Pelaksanaan Penelitian... 50

1. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Kontrol ... 52

2. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Eksperimen... 56

3. Wawancara Kelas Eksperimen berbantu Mind Mapping ... 61

B. Data dan Analisis ... 64

1. Pengetahuan Siswa ... 64

2. Motivasi Belajar Siswa ... 70

3. Sikap Gotong Royong Siswa ... 78

C. Pembahasan ... 83

1. Peningkatan Pengetahuan Siswa ... 83

2. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa ... 84

3. Sikap gotong royong siswa ... 86

D. Keterbatasan Penelitian ... 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….88 A. Kesimpulan ... 88

B. Saran... ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Unsur Pembagian Otak Kiri Dan Otak Kanan ... 12

Tabel 3. 1 Kisi-kisi Pembuatan Soal Pretest dan Posttest 37

Tabel 3. 2 Jawaban Pretets dan Posttest 39

Tabel 3. 3 Indikator Sikap Gotong Royong 41

Tabel 3. 4 Kisi-kisi, Indikator dan Pertanyaan Kuesioner Motivasi Siswa 42

Tabel 3. 6 Penskoran Kuesioner Motivasi Belajar 48

Tabel 4. 1 Rincian Kegiatan dan Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 50 Tabel 4. 2 Nilai pretest dan postets kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 64 Tabel 4. 3 Hasil perbandingan pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 65 Tabel 4. 4 Hasil perbandingan pretest dan posttest kelas eksperimen berbantu

mind mapping ... 66 Tabel 4. 5 Hasil Perbandingan Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ... 68 Tabel 4. 6 Perbandingan Posttest Kelas Eksperimen Berbantu Mind Mapping dan

Kelas Kontrol ... 69 Tabel 4. 7 Motivasi Belajar Awal dan Akhir Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol ... 70 Tabel 4. 8 Hasil Perbandingan Motivasi Awal Belajar Fisika Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol ... 71 Tabel 4. 9 Hasil Perbandingan Motivasi Belajar Awal dan Akhir Siswa Kelas

Eksperimen ... 73 Tabel 4. 10 Hasil Perbandingan Motivasi Belajar Awal dan Akhir Siswa Kelas

Kontrol ... 74 Tabel 4. 11 Hasil Perbandingan Motivasi Belajar Akhir Siswa Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol ... 75 Tabel 4.12 Perbandingan selisih motivasi awal dan akhir siswa kelas eksperimen

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Contoh Mind Mapping ... 15

Gambar 2. 2 Diagram percobaan Young... 23

Gambar 2. 3 Lintasan antara kedua Berkas pada percobaan Young. ... 24

Gambar 2. 4 Interferensi pada lapisan tipis minyak ... 25

Gambar 2. 5 Pola Difraksi Celah Tunggal……….25

Gambar 4. 1 Siswa kelas kontrol mengerjakan soal pretest... 53

Gambar 4. 2 Siswa mengerjakan soal latihan di papan tulis ... 54

Gambar 4. 3 Siswa Berdiskusi dan Mengerjakan Soal dalam Kelompok... 55

Gambar 4. 4 Siswa Kelas Kontrol Mengerjakan Soal Posttest ... 56

Gambar 4. 5 Siswa Kelas Eksperimen Mengerjakan Soal Pretest ... 57

Gambar 4. 6 Siswa Berdiskusi Dengan Teman Sebangku ... 58

Gambar 4.7 Siswa Melakukan Praktikum Kisi Difraksi ... 60

Gambar 4.8 Siswa Melakukan Praktikum Interferensi Cahaya ... 60

Gambar 4.9 Siswa Mengerjakan Soal Posttest ... 61

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian ... 94

Lampiran 2 Surat Izin pelaksanaan Penelitian ... 95

Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 96

Lampiran 4 RPP Kelas Eksperimen ... 97

Lampiran 5 RPP Kelas Kontrol ... 106

Lampiran 6 LKS interferensi ... 115

Lampiran 7 Hasil LKS Interferensi ... 119

Lampiran 8. LKS Kisi Difraksi ... 120

Lampiran 9 Hasil LKS Kisi Difraksi ... 121

Lampiran 10 Soal Pretest dan Posttest ... 123

Lampiran 11 Jawaban Pretest dan Posttest ... 126

Lampiran 12 Pedoman Penilaian Pretest dan Posttest ... 129

Lampiran 13 Lembar Validitas ... 131

Lampiran 14 Contoh Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ... 132

Lampiran 15 Contoh Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ... 140

Lampiran 16 Contoh Hasil Kuesioner Motivasi Awal dan Akhir Siswa Kelas Eksperimen …...145

Lampiran 17 Contoh Hasil Kuesioner Motivasi Awal dan Akhir Siswa Kelas Kontrol………149

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hal utama yang perlu diperhatikan guru adalah mengupayakan dan membuat siswa senang belajar dan terlibat aktif pada proses pembelajaran. Untuk itu perlu adanya perubahan dan pengembangan proses dalam pembelajaran demi menambah wawasan dan pengetahuan agar pembelajaran menjadi semakin menarik, baik bagi guru maupun siswa.

(20)

Karena pada dasarnya setiap apa yang dilakukan langsung oleh siswa itu sendiri akan memudahkan mereka untuk selalu mengingat apa yang dipelajarinya. Untuk itu siswa diajarkan untuk mulai mencoba dan menerapkan apa yang telah diperoleh melalui suatu percobaan, bertujuan untuk memperkuat apa yang telah mereka pelajari.

Selain siswa aktif dan senang belajar metode eksperimen diharapkan mampu memotivasi siswa untuk belajar, karena sebagai seorang yang masih terus belajar, siswa membutuhkan dorongan atau motivasi baik dari dirinya sendiri maupun dari luar. Motivasi siswa berperan pada bagaimana mereka bisa berhasil terhadap apa yang dikerjakan sangat berkaitan dengan motivasi yang dimilikinya. Menurut Siregar (2010: 177) salah satu faktor psikologis dari masalah-masalah belajar adalah motivasi.

(21)

Metode eksperimen yang diterapkan, kegiatan siswa tidak sekedar bagaimana mereka merangkai alat dan bahan, membuktikan apa yang mereka pelajari, tapi juga bagaimana siswa berinteraksi dengan teman-temannya dalam kelompok dan mengerjakan sesuatu maupun menyelesaikan masalah secara bersama dalam tim dan saling bahu membahu. Model ini dapat menumbuhkan salah satu nilai karakter siswa, yang mana menjadi tuntutan dalam kurikulum 2013 yang disebut gotong royong. Sebagaimana peraturan yang dikeluarkan oleh Presiden Republik Indonesia nomor 28 tahun 2017 tentang pendidikan karakter melalui program PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) salah satu nilai karakter yang wajib diterapkan di sekolah adalah sikap gotong royong.

(22)

serta hasil dari pengetahuan yang dituangkan dalam bentuk skema atau gambar dengan tujuan agar siswa lebih mudah mengingat materi yang telah diajarkan sehingga dengan mind mapping siswa dapat mengingat serta menuangkan kembali apa yang telah mereka pelajari.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka penulis telah melakukan penelitian dengan judul ”Efektivitas Penerapan Metode Eksperimen Berbantu Mind Mapping Terhadap Pengetahuan, Motivasi dan Gotong Royong Siswa Kelas XI MIPA Pokok Bahasan Gelombang Cahaya di SMAN 1 Mlati”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peningkatan pengetahuan siswa kelas XI MIPA SMAN 1 Mlati pada materi gelombang cahaya dengan pembelajaran menggunakan metode eksperimen berbantu mind mapping dan metode ceramah aktif

2. Bagaimana peningkatan motivasi belajar kelas XI MIPA SMAN 1 Mlati pada materi gelombang cahaya dengan pembelajaran menggunakan penggunaan metode eksperimen berbantu mind mapping dan metode ceramah aktif ?

(23)

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, dalam penelitian ini peneliti membatasi permasalahan yaitu melihat bagaimana pengaruh penerapan metode eksperimen berbantu mind mapping terhadap pengetahuan, motivasi dan gotong royong dan dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan metode ceramah aktif. Materi yang digunakan dalam melaksanakan penelitian terbatas pada pokok bahasan gelombang cahaya yaitu interferensi cahaya dan difraksi cahaya.

D. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui peningkatan pengetahuan yang dicapai siswa kelas XI MIPA SMA 1 Mlati pada materi gelombang cahaya dengan menggunakan metode eksperimen berbantu mind mapping dan metode ceramah aktif.

2. Mengetahui peningkatan motivasi siswa kelas XI MIPA SMA N 1 Mlati pada materi gelombang cahaya dengan menggunakan metode eksperimen berbantu mind mapping dan metode ceramah aktif. 3. Mengetahui pengaruh penerapan menggunakan metode eksperimen

(24)

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan tentang metode eksperimen berbantu mind mapping yang dapat meningkatkan pengetahuan, motivasi dan gotong royong siswa dalam pelajaran fisika.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Dengan menggunakan metode eksperimen berbantu mind mapping diharapkan siswa dapat memahami materi fisika

yang dapat meningkatkan pengetahuan, motivasi belajar dan, sikap gotong royong.

b. Bagi Guru

(25)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembelajaran Konstruktivisme

Menurut von Glasersfeld (Suparno, 1997: 18), konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri.

Konstruktivisme menurut Suyono adalah sebuah filosofi pembelajaran yang dilandasi premis bahwa dengan merefleksikan pengalaman, kita membangun, mengkonstruksi pengetahuan, pemahaman kita tentang dunia tempat kita hidup (Suyono, 2011: 105).

(26)

B. Metode Pembelajaran Eksperimen berbantu Mind Mapping

1. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran merupakan seluruh perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk bagaimana pemilihan cara penilaian yang akan dilakukan. Metode pembelajaran dapat dianggap sebagai suatu proses yang teratur, suatu jalan atau cara yang teratur untuk melakukan pembelajaran (Suyono & Hriyanto, 2011: 19).

2. Metode Eskperimen

Metode eksperimen adalah cara penyajian pembelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu (Bahri, et all 2010: 84).

Menurut Suparno, metode eksperimen adalah metode mengajar yang mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian, pengecekan bahwa teori yang sudah dibicarakan itu memang benar (Suparno, 2013:83).

(27)

Untuk melakukan pembelajaran dengan eksperimen terbimbing, guru punya peran sangat penting. Beberapa hal yang harus dilakukan guru (Suparno, 2013: 84-85)

 Memilih eksperimen apa yang akan ditugaskan kepada

siswa.

 Merencanakan langkah-langkah percobaan seperti: apa

tujuannya, peralatan yang digunakan, bagaimana merangkai percobaan, data yang harus dikumpulkan siswa, bagaimana menganalisis data dan apa kesimpulannya.

 Mempersiapkan semua peralatan yang akan digunakan

sehingga pada saat siswa mencoba semua siap dan lancar.

 Pada saat percobaan sendiri guru dapat berkeliling melihat

bagaimana siswa melakukan percobaannya dan memberikan masukan kepada siswa.

 Bila ada peralatan yang macet guru membantu siswa agar

alat dapat jalan dengan baik.

 Membantu siswa dalam menarik kesimpulan dengan

percobaan yang dilakukan

 Bila siswa membuat laporan, maka guru harus

memeriksanya

 Guru sebaiknya mempersiapkan petunjuk dan langkah

(28)

Menurut Suparno, dalam eksperimen siswa entah sendiri atau dalam kelompok kecil melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk yang diberikan guru. Ada baiknya kelompok dibuat kecil sehingga siswa dapat sungguh melakukan percobaan dan bukan hanya melihat percobaan teman. Dalam percobaan, siswa antara lain akan melakukan tindakan berikut (Suparno, 2013: 85)

 Membaca petunjuk percobaaan dengan teliti;

 Mencari alat yang diperlukan;

 Merangkai alat-alat sesuai dengan skema percobaan;

 Mencatat data yang diperlukan;

 Mendiskusikan dalam kelompok untuk ambil kesimpulan

dari data yang ada;

 Membuat laporan percobaan dan mengumpulkan;

 Dapat juga mempresentasikan percobaannya di depan kelas.

Berikut beberapa keunggulan/kelebihan metode eksperimen (Bahri, 2010: 84):

a. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaan;

b. Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia;

(29)

d. Metode ini sangat cocok/sesuai dengan bidang sains;

Metode eksperimen juga memiliki beberapa kelemahan/kekurangan (Bahri, 2010: 85):

a. Metode ini lebih memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal; b. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan; c. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang

diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada diluar jangkauan kemampuan atau pengendalian.

3. Metode Mind Mapping

Mind mapping adalah cara termudah untuk menempatkan

informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak-mind mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif dan secara harafiah akan “memetakan” pikiran-pikiran kita. Selain itu

mind map juga sangat sederhana (Tony Buzan. 2005: 4). Menurut

(30)

kemampuan otak kita untuk keperluan berpikir dan belajar. (Windura, 2016: 16)

Mind mapping secara keseluruhan dapat meningkatkan kerja otak kiri dan otak kanan. Berikut unsur yang terbagi:

Tabel 2. 1 Unsur Pembagian Otak Kiri Dan Otak Kanan

Otak kiri Otak kanan

Tulisan Warna

Urutan penulisan Gambar

Hubungan antar kata Dimensi (tata ruang)

Langkah–langkah dalam membuat mind map menurut Tony

Buzan (2005: 15-16) adalah :

1) Memulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar. Cara ini bertujuan untuk memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar ke segala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami.

(31)

3) Menggunakan warna. Karena bagi otak, warna sama menariknya dengan gambar. Warna membuat mind map lebih hidup, menambah energi kepada pemikiran kreatif, dan menyenangkan.

4) Menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan menghubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya. Karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan dua (atau tiga, atau empat) hal sekaligus. Bila kita menghubungkan cabang-cabang, kita akan lebih mudah mengerti dan mengingat.

5) Membuat garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus karena garis lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang yang melengkung dan organis, seperti cabang-cabang pohon jauh lebih menarik bagi mata. 6) Menggunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Kata

(32)

7) Menggunakan gambar. Setiap gambar bermakna seribu kata. Bila kita hanya mempunyai 10 gambar di dalam mind map kita, mind map kita sudah setara dengan 10.000 kata catatan.

Windura dalam bukunya “mind map langkah demi

langkah” menjelaskan bahwa pelajaran fisika membutuhkan pemahaman yang kuat agar anak mengerti dan mampu menerapkannya dalam menjawab soal-soal. Mind mapping akan meningkatkan pemahaman anak sekaligus menyajikan materi itu secara lebih sistematis. Dengan pemahaman yang lebih baik, anak dapat menerapkan hukum-hukum fisika untuk menjawab semua soal latihan (Windura, 2016: 102).

Dengan membuat mind map siswa dapat mengingat kembali materi yang telah dipelajari.

(33)

Gambar 2. 1 Contoh Mind Mapping

4. Pembelajaran dengan Metode Eksperimen berbantu Mind

Mapping

(34)

pengetahuan siswa, maka digunakan metode mind mapping yang diharapkan siswa dapat mengingat kembali apa yang telah dipelajari dengan membuat peta atau skema dan mengisi sesuai dengan apa yang mereka pahami dan hasil mind map tersebut merupakan gambaran pengetahuan siswa.

Kedua metode ini tentunya saling mendukung dan membuat pembelajaran menjadi lebih efektif, karena bukan hanya melatih keterampilan siswa saat pelaksanaan praktikum tetapi juga melatih siswa dalam proses mengingat kembali apa yang telah mereka pelajari. Untuk itu kedua metode tersebut dipadukan untuk mendukung proses pembelajaran yang efektif dan diharapkan menambah pengetahuan dan keterampilan siswa.

C. Pengetahuan

Dalam keseharian, pengetahuan diartikan sebagai sesuatu yang kita terima yang dapat menambah wawasan dan informasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran).

Pengetahuan dalam bahasa inggris disebut ”knowledge” yang

secara umum dapat diartikan sebagai suatu pemahaman

(understanding) atau sesuatu hal yang diketahui atau dipahami oleh

seseorang (Setyosari, 2010: 3). Menurut Moliono dkk (1988 dalam

(35)

diketahui atau segala sesuatu yang berkenaan dengan hal. Berkenaan

dengan hal yang dikenali dan diketahui, sesorang dapat memahami dan

mungkin melakukan atau mengaplikasikan tentang pengetahuan

tersebut dalam situasi tertentu. Pengetahuan dapat berupa fakta-fakta.

Taksonomi belajar dalam domain kognitif yang paling umum

dikenal adalah taksonomi Bloom. Benjamin S. Bloom membagi

taksonomi hasil belajar dalam 6 kategori yakni: 1) pengetahuan

(knowledge); 2) pemahaman (comprehension); 3) penerapan

(application); 4) analisis; 5) sintesis; 6) evaluasi.

Kategori hasil belajar yang digunakan pada penelitian ini adalah

pengetahuan, dalam taksonomi Bloom pengetahuan merupakan

tingkatan hasil belajar yang paling rendah. Namun, pengetahuan

menjadi sangat penting karena menjadi dasar dan prasyarat bagi

tingkatan selanjutnya. Hafal menjadi prasyarat bagi pemahaman

(Sudjana, 2010:23)

D. Motivasi

(36)

bernafaskan behaviorisme (Siregar, 2011: 49). Sedangkan Imron (1996 dalam Siregar) menjelaskan bahwa motivasi berasal dari bahasa Inggris “motivation”, yang berarti dorongan pengalasan dan

motivasi.

Motivasi merupakan suatu energi dalam diri manusia yang mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu dengan tujuan tertentu. Motivasi belajar adalah segala sesuatu yang dapat memotivasi peserta didik atau individu untuk belajar (Sani, 2013: 49)

Berdasarkan beberapa teori motivasi yang berkembang, Keller (1983) telah menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang diterapkan dalam proses pembelajaran, yang disebut ARCS model yaitu Attention (perhatian), Relevance (relevansi), Confidence (kepercayaan diri) dan Satisfaction (kepuasan) dalam proses belajar dan pembelajaran keempat kondisi motivasional tersebut sangat penting dipraktikkan untuk terus dijaga sehingga motivasi terpelihara selama proses belajar dan pembelajaran. Attention (perhatian) yaitu dorongan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu seseorang ini muncul karena dirangsang melalui elemen-elemen baru, aneh, lain dengan yang sudah ada, dan kontradiktif/kompleks. Relevance (relevansi) yaitu adanya hubungan yang ditunjukkan

(37)

Confidence (kepercayaan diri) yaitu merasa diri kompoten

merupakan potensi untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan. Motivasi akan meningkat sejalan dengan meningkatnya harapan untuk berhasil. Satisfication (kepuasan) merupakan keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan, siswa akan termotivasi untuk terus berusaha mencapai tujuan yang serupa (Siregar, 2011: 52).

Jenis-jenis motivasi menurut Sani (2013) ada dua jenis motivasi dalam belajar yakni:

a) Motivasi ekstrinsik, yakni motivasi melakukan sesuatu karena pengaruh eksternal. Motivasi ekstrinsik muncul akibat insentif eksternal atau pengaruh dari luar peserta didik. Misalnya tuntutan imbalan atau hukuman. Faktor yang mempengaruhi motivasi secara eksternal adalah: a. karakteristik tugas; b. insentif; c. perilaku guru; dan d. pengaturan pembelajaran. b) Motivasi instrinsik, yakni motivasi intrinsik dari dalam diri

untuk melakukan sesuatu, misalnya peserta didik mempelajari ilmu pengetahuan alam karena dia menyenangi pelajaran tersebut.

(38)

motif, minat yang dimiliki oleh peserta didik. Penggunaan motivasi dalam mengajar bukan hanya melengkapi elemen pembelajaran, tetapi juga menjadi faktor yang menentukan pembelajaran yang efektif. Memotivasi bukan sekedar mendorong atau memerintah seseorang untuk melakukan sesuatu, melainkan sebuah seni yang melibatkan berbagai kemampuan dalam mengenali dan mengelola emosi diri sendiri dan orang lain (Sani, 2013: 49)

Beberapa fungsi motivasi menurut Oemar Hamalik (2001: 163) : a. Mendorong timbulnya kelakukan atau suatu perbuatan. Tanpa

motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.

b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan

c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

Ali Imron (1996 dalam Siregar, 2010: 55) mengemukakan empat upaya yang dapat dilakukan oleh guru guna meningkatkan motivasi belajar pembelajaran. Empat cara tersebut adalah:

(39)

c. Mengoptimalkan pemanfaatan upaya guru dalam membelajarkan pembelajar juga menjadi faktor yang mempengaruhi motivasi. Hal-hal yang disajikan secara menarik oleh guru juga menjadi sesuatu yang mempengaruhi tumbuhnya motivasi pembelajar atau pengalaman/kemampuan yang telah dimiliki,

d. Mengembangkan aspirasi dalam belajar.

E. Gotong royong

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 tahun 2017 tentang penguatan pendidikan karakter melalui program PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) menekankan beberapa nilai karakter yang harus dikembangkan di sekolah, yaitu nilai: religious, nasionalis, mandiri, gotong royong dan integrasi (Doni Koesoema, dll 2015 dalam Suparno, 2017: 7)

Gotong royong adalah bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama dengan saling berbagi tugas dan tolong menolong secara ikhlas.

(40)

bantuan/ pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan (Suparno, 2017: 8).

F. Materi Gelombang Cahaya

Materi gelombang cahaya terdiri dari beberapa sub bab. Sub bab yang dipelajari adalah interferensi cahaya dan difraksi cahaya.

1. Interferensi Cahaya

Interferensi terjadi jika dua atau lebih gelombang koheren (yang sama persis) dipadukan. Istilah koheren berarti memiliki beda fase tetap. Interferensi destruktif (saling melemahkan) terjadi jika kedua gelombang itu berbeda fase 180o. sedangkan interferensi konstruktif (saling memperkuat) terjadi jika kedua gelombang itu sefase.

a. Interferensi Celah Ganda Young

(41)

garis gelap terjadi jika cahaya dari S1 dan S2 mengalami interferensi minimum (destruktif).

(sumber gambar: www.google.com)

Gambar 2. 2 Diagram percobaan Young (a) Diagram percobaan interferensi celah ganda young

(b) Pola interferensi gelap-terang pada layar (percobaan interferensi young, dua sumber cahaya koheren diperoleh dengan menggunakan dua celah)

Interferensi maksimum (garis terang) akan terjadi jika kedua gelombang memiliki fase sama. Dua gelombang akan memiliki fase sama saat mengenai layar, jika beda lintasannya sama dengan nol atau kelipatan genap dari setengah panjang gelombang ,

(1)

atau

(42)

Interferensi minimum (garis gelap) akan terjadi jika kedua gelombang memiliki beda fase 180o. Hal itu akan tercapai jika selisih lintasannya sama dengan kelipatan ganjil dari setengah panjang gelombang,

( ) (3)

atau

( ) (4)

Jika sudut sangat kecil, nilai sinus dapat didekati dengan nilai tangen, jadi .

Gambar 2. 3 Lintasan antara kedua berkas pada percobaan Young. Pada gambar tersebut terlihat bahwa nilai tan adalah ⁄. Dengan demikian, jika sudutnya cukup kecil, nilai sinusnya dapat didekati dengan

(43)

b. Interferensi pada lapisan tipis

Lapisan tipis pada minyak ataupun pada gelembung air sabun dapat menimbulkan interferensi cahaya. Peristiwa itu akan memunculkan pola warna yang sangat indah. Pola itulah yang disebut sebagai sprektrum cahaya.

Interferensi dalam kehidupan sehari-hari dapat kita lihat pada gelembung sabun yang terlihat berwarna warni hal itu terjadi karena cahaya matahari terdiri dari banyak warna dan masuk kedalam lapisan tipis sabun lalu dipantulkan karena pemantulan dari tebal lapisan yang tidak sama mengakibatkan warna gelembung seolah-olah bergerak.

Interferensi pada lapisan tipis minyak

Gambar 2. 4 Interferensi pada lapisan tipis minyak

(44)

B dibiaskan ke titik D dipantulkan ke titik E dan dibiaskan keluar kembali. Jadi, jalannya sinar mengikuti garis-garis ABDE. Akibatnya, sinar pantul yang keluar dari titik B dan sinar bias yang keluar dari titik E memiliki selisih lintasan optis sepanjang

Keterangan :

Pola interferensi akan terlihat terang jika terjadi interferensi konstruktif, yaitu ketika selisih lintasan optisnya merupakan kelipatan bulat dari panjang gelombang cahayanya.

(5)

Dengan

Pola interferensi terlihat gelap jika pada arah tersebut akan terjadi interferensi destruktif, yaitu ketika selisih lintasan optisnya merupakan kelipatan bulat dari setengah panjang gelombang cahayanya,

(45)

2. Difraksi cahaya

Menurut Kanginan difraksi cahaya atau difraksi gelombang merupakan lenturan gelombang yang disebabkan oleh adanya penghalang berupa celah (Kanginan, 2013: 433).

Difraksi merupakan peristiwa pelenturan muka gelombang atau gelombang tampak melebar ditepi celah dan pinggiran penghalang cahaya. Cahaya tidak lagi merambat pada garis lurus. Dan hal itu menyebabkan terjadinya interferensi hingga tepi-tepi bayangan menjadi tidak tajam atau tetapi kabur.

Difraksi pada celah tunggal

Difraksi pada celah sempit, difraksi gelombang tampak jelas, yaitu gelombang lurus setelah melalui celah berbentuk lingkaran-lingkaran dengan celah tersebut sebagai pusatnya.

Gambar 2. 5 . Pola difraksi celah tunggal

Pada difraksi satu celah atau celah tunggal, pola terang atau interferensi konstruktif terjadi jika berlaku :

(46)

Dengan

Keterangan :

Pola gelap atau interferensi destruktif pada difraksi celah tunggal terjadi jika berlaku

( ) (8)

Dengan

Difraksi pada celah ganda

Difraksi pada celah lebar, hanya muka gelombang pada tepi celah saja yang melengkung. Pola difraksi pada dua celah akan terlihat tajam dan lengkap dibanding dengan satu celah.

Jika celah dibuat difraksi lebih banyak lagi, pola difraksinya akan terlihat makin lebih tajam sehingga perbedaan panjang gelombang cahaya terlihat lebih jelas.

(47)

dinamakan lebar celah atau konstanta kisi. Diperoleh rumus sebagai berikut :

(8)

Jika pada sebuah kisi dijatuhkan cahaya polikromatik, pada layar akan terbentuk pola interferensi warna-warni cahaya dari ungu sampai merah. Akan tetapi jika pada kisi difraksi dijatuhkan cahaya monokromatik, seperti sinar laser, pada layar tidak dapat terbentuk peruraian warna (dispersi).

Pada prinsipnya pola difraksi dua celah sama dengan pola difraksi kisi. Untuk pola difraksi kisi, pita-pita terang akan terjadi jika memenuhi persamaan:

(9)

Keterangan:

( )

( )

Menurut persamaan persamaan 9 terlihat bahwa semakin besar panjang gelombang, maka semakin besar pula sudut difraksi yang terjadi.

(48)

difraksi, tetapi juga dapat terjadi jika cahaya mengenai suatu penghalang.

G. Kerangka Berfikir

Dalam penelitian ini permasalahan yang akan diteliti adalah mengenai pengetahuan siswa di kelas pada pokok bahasan Gelombang Cahaya. Perlu adanya perlakuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa tersebut. Selain melihat kemampuan siswa pada aspek pengetahuan perlu dikembangkan juga motivasi dan sikap gotong royong siswa dalam pembelajaran fisika.

(49)

diajarkan dengan masing-masing metode tersebut. Sedangkan sikap gotong royong siswa dilihat pada saat melakukan proses pembelajaran.

Pada saat pembelajaran di kelas eksperimen siswa membuat mind map setelah melakukan praktikum, untuk memperkuat pengetahuan siswa tentang materi yang sudah diajarkan. Setelah metode tersebut diterapkan maka diakhir pelajaran siswa diberi posttest untuk melihat bagaimana pengetahuan yang diperoleh siswa setelah menerima materi dengan menggunakan metode eksperimen berbantu mind mapping.

Diterapkannya metode eksperimen berbantu mind mapping diharapkan dapat membuat siswa mempelajari materi dengan cara melakukan eksperimen dan membuat skema pembelajaran sesuai apa yang mereka terima sehingga siswa akan lebih mudah memahami. Dengan demikian siswa menjadi lebih termotivasi dan juga memiliki sikap gotong royong yang baik dengan teman-temannya.

Berdasarkan uraian tersebut, metode eksperimen berbantu mind mapping dianggap merupakan metode pembelajaran yang cocok

(50)

32 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian gabungan kuantitatif dan kualitatif. Desain ini akan berpengaruh pada penyusunan pertanyaan penelitian, menyusun instrumen, mengumpulkan data, dan akhirnya dalam menganalisis data serta mengambil kesimpulan (Suparno, 2014: 142). Penelitian kuantitatif adalah desain riset yang menggunakan data berupa skor atau angka, dan menggunakan statistik untuk analisis (Suparno, 2014: 119). Sedangkan penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak menggunakan data berupa skor dan analisannya tidak menggunakan statistik (Suparno, 2014: 133).

(51)

B. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Design Group pretest-posttest yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen, dengan

menggunakan treatment yang berbeda. Untuk kelas eksperimen pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen berbantu mind mapping sedangkan kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran ceramah aktif.

Treatment group Ox X1 Oy Control group Ox X2 Oy

Keterangan :

Ox = Pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol

Oy = Posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol

X1 =Pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen berbantu mind mapping

X2 = pembelajaran dengan metode ceramah aktif

C. Waktu Dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

(52)

2. Tempat penelitian:

Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Mlati yang bertempat di Jl. Gajah Mada, Cebongan, Tlogodadi, Mlati.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini meliputi siswa kelas XI MIPA SMA N 1 Mlati tahun ajaran 2017/2018

2. Sampel Penelitian

Sampel dari penelitian ini adalah siswa-siswi SMAN 1 Mlati yang terdiri dari 2 kelas yaitu XI MIPA 1 yang berjumlah 27 siswa dan XI MIPA 2 berjumlah 27 siswa. Jadi sasaran penelitian berjumlah 54 siswa.

E. Treatment Penelitian

Treatment adalah perlakuan peneliti kepada subyek yang akan diteliti agar mendapatkan data yang diinginkan. Treatment dapat berwujud metode pengajaran tertentu kepada siswa, untuk melihat apa dampaknya metode itu dibandingkan metode pengajaran biasa (Suparno, 2010: 51-52). Treatment yang dilakukan pada sampel adalah dengan melibatkan sampel pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen berbantu mind mapping.

(53)

kelas kontrol menggunakan metode ceramah aktif. Satu kelas berlaku sebagai kelas eksperimen yaitu kelas XI MIPA I dan XI MIPA II sebagai kelas kontrol. Pemilihan ini berdasarkan undian pemilihan kelas treatment dan kontrol.

1. Kelas Eksperimen

Kelas yang mendapat treatment dengan menggunakan metode eksperimen berbantu mind mapping adalah kelas XI MIPA I. Proses pembelajaran di kelas ini meliputi penjelasan mengenai materi gelombang cahaya, kemudian dilakukan praktikum yang diakhiri dengan pembuatan mind mapping dari materi yang telah diterima siswa untuk membantu siswa dalam memahami materi. Rencana pelaksanan pembelajaran dari metode ini dapat di lihat pada lampiran 4.

2. Kelas Kontrol

(54)

mengkonfirmasi kembali dari hasil penjelasan siswa. Rencana pelaksanaan pembelajaran terdapat pada lampiran 5.

F. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa: tes tertulis, kuesioner, wawancara, dokumentasi, observasi.

Instrumen pembelajaran terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan rencana yang dibuat oleh peneliti untuk merancang proses pembelajaran yang akan dilakukan di kelas agar pembelajaran di kelas dapat terlaksana sesuai yang diharapkan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disusun dalam penelitian ini sesuai dengan Kurikulum 2013 pada materi Gelombang Cahaya (lampiran 4 dan 5).

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

(55)

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data terdiri dari : pretest dan posttest untuk menilai pengetahuan siswa, observasi untuk mengetahui sikap gotong royong siswa dan kuesioner untuk melihat motivasi belajar siswa.

a. Pretest dan Posttest

Pretest digunakan untuk mengetahui pengetahuan awal

siswa. Pretest ini berisi soal-soal esai yang diberikan sebelum proses pembelajaran berlangsung.

Posttest digunakan untuk mengetahui sejauh mana

pengetahuan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Posttest ini juga berisi soal seperti pretest namun diberikan setelah proses pembelajaran.

Distribusi soal pretest menurut sub bab pokok bahasan dan aspek yang ingin diukur dapat dilihat:

Tabel 3. 1 Kisi-kisi Pembuatan Soal Pretest dan Posttest

Indikator hasil

1. Bagaimana peristiwa difraksi cahaya dapat terjadi? Jelaskan !

2. Jelaskan syarat terjadinya interferensi gelombang cahaya !

3. Mengapa gelembung sabun pada air dapat menghasilkan warna warni ketika dikenai cahaya matahari ?

(56)

Indikator hasil

1. Suatu difraksi dihasilkan pada layar yang berjarak 1,5 m dari celah tunggal. Jarak dari terang pusat ke terang ketiga adalah 54 . Tentukan lebar celah!

2. Suatu berkas cahaya monokromatis melalui sepasang celah sempit yang jaraknya 1 mm dan membentuk pola interferensi pada layar yang jaraknya 2,5 m dari celah tadi. Bila jarak antara garis gelap kedua terhadap pusat pola 3 mm, berapa panjang gelombang yang digunakan?

1. Berilah keterangan tentang peristiwa yang ditunjukkan oleh gambar dibawah ini!

(gelembung sabun)

(57)

Tabel 3. 2 Jawaban Pretets dan Posttest

No Jawaban Skor

1

1. Peristiwa difraksi dapat terjadi:

Bila cahaya monokromatik (satu warna) dijatuhkan pada celah sempit, maka cahaya akan dibelokkan atau dilenturkan. Sedangkan bila cahaya dijatuhkan polikromatik (cahaya putih atau banyak warna), selain akan mengalami peristiwa difraksi, juga akan terjadi peristiwa disperse atau pengurain warna.

16

2

2. Syarat terjadinya interferensi gelombang

(58)

No Jawaban Skor

4

Gelembung sabun pada air dapat menghasilkan warna warni ketika dikenao cahaya matahari: sinar matahari terdiri dari banyak warna yang masuk ke dalam lapisan tipis sabun, lalu dipantulkan karena pemantulan yang tidak merata mengakibatkan warna gelembung seolah-olah

bergerak.

25

5 4.

(gelembung sabun)

Interferensi pada selaput tipis yang tebalnya berbeda

Interferensi pada celah ganda

Difraksi pada celah tunggal

20

6

Diketahui:

= 2,5 m

m = 2 Ditanya :

(59)

No Jawaban Skor

Jawab :

( )( )

b. Observasi

Observasi digunakan untuk mengetahui keterlibatan dan gotong royong siswa selama proses pembelajaran fisika. Peneliti mengamati, membantu dan mendampingi siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Untuk mengetahui sikap gotong royong siswa, peneliti melihat dari aspek yang akan diamati. Berikut indikator dan aspek yang diamati pada tabel 3.3

Tabel 3. 3 Indikator Sikap Gotong Royong

No Indikator Aspek pengamatan

1. Terlibat aktif dalam kerja sama dan bahu membahu

a. Aktif dalam kerja kelompok

(60)

No Indikator Aspek pengamatan

2. Menjalin komunikasi dan persahabatan

a. Mendengarkan teman yang memberi pendapat

b. Mampu berkomunikasi dan mencari jalan keluar bersama

3. Memberi bantuan pada orang lain

a. Menolong teman/orang lain b. Rela berkorban untuk orang

lain

c. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi pertanyaan tertulis kepada responden untuk diisi. Kuesioner ini diberikan untuk mengetahui motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah proses pembelajaran. Kisi-kisi dan pembuatan kuesioner dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. 4 Kisi-kisi, Indikator dan Pertanyaan Kuesioner Motivasi Siswa

No Nilai

motivasi Indikator Pertanyaan

Nomor

1. Saya senang belajar fisika

2. Saya memperhatikan penjelasan guru saat pembelajaran 3. Saya mengerjakan

apa yang diberikan

(61)

No Nilai

motivasi Indikator Pertanyaan

Nomor soal

sampai akhir dalam

pembelajaran c. Siswa mengikuti

setiap instrukti e. Siswa memberikan

pertanyaan jika

5. Saya bertanya kepada guru jika ada yang belum saya pahami

7. Saya mengetahui tujuan dari materi yang saya pelajari 8. Saya terlibat dalam

membahas materi

(62)

No Nilai

motivasi Indikator Pertanyaan

Nomor

yang dijelaskan guru 9. Saya dapat

10. Saya yakin dengan kemampuan yang saya miliki untuk menyesaikan tugas dari guru

11. Saya yakin dapat menyelesaikan tugas yang diberikan guru 12. Saya mampu untuk

menyelesaikan tugas

13. Saya merasa puas dengan apa yang saya kerjakan 14. Saya merasa puas

dengan jawaban saya pada soal yang diberikan

15. Saya merasa puas

(63)

No Nilai

motivasi Indikator Pertanyaan

Nomor

Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mengkonfirmasi sekaligus memperjelas isi dari mind map yang dibuat oleh siswa dengan tujuan agar peneliti mengetahui apakah siswa benar-benar paham dengan mind mapping yang mereka tulis. Sehingga ada kaitan antara mind mapp yang siswa buat dengan hasil penjelasan dari wawancara tentang mind mapping yang dibuat siswa.

G. Validitas

(64)

H. Metode Analisis Data

Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan analisis data secara statistik dan tiap masalah dianalisis secara tersendiri. Analisis data dijelaskan sebagai berikut:

1. Analisis Pengetahuan Siswa

Data penelitian yang diperoleh berupa pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dianalisis secara kuantitatif. Soal pretest dan posttest akan diberikan skor untuk jawaban siswa atas

pertanyaan yang diberikan. Penskoran pretest dan posttest didasarkan pada panduan penskoran. Untuk melihat hasil pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen serta melihat motivasi belajar awal dan akhir siswa apakah memiliki perbedaan yaitu diuji dengan uji-T independent. Dan untuk melihat adanya peningkatan pengetahuan, motivasi belajar siswa setelah belajar dengan menggunakan metode eksperimen berbantu mind mapping pada pretest dibandingkan dengan posttest dengan uji T dependent. Perhitungan uji T menggunakan bantuan SPSS dengan tingkat signifikan 0,05. Data akan dianalisis dengan cara sebagai berikut:

(65)

b. Uji-T dependent untuk membandingkan pretest dan posttest untuk kelas eksperimen (XI MIPA I) apakah mengalami peningkatan setelah diberi treatment.

c. Uji-T dependent untuk membandingkan pretets dan posttest untuk kelas kontrol (XI MIPA II) apakah mengalami peningkatan.

d. Uji-T independent untuk posttest kelas eksperimen (XI MIPA 1) dan kelas control (XI MIPA 2). Untuk melihat hasil pengetahuan akhir siswa kedua kelas apakah mengalami perbedaan baik yang diajarkan dengan menggunakan metode eksperimen berbantu mind mapping maupun ceramah aktif. e. Persamaan umum uji-T independent adalah sebagai berikut:

t

obs

=

( ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ )

√[( ) ( ) ( ][ ]

………..(1)

keterangan:

(66)

Bila maka signifikan, dengan = 0,05. P merupakan nilai probabilitas yang dilihat dari SPSS.

f. Persamaan umum uji-T dependent sebagai berikut:

t

rel

=

N = jumlah pasang skor (jumlah Pasangan) X1 = nilai pre-test

X2 = nilai pos-test 2. Analisis Motivasi Belajar

Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen berbantu mind mapping dan metode ceramah aktif. Kusioner terdiri dari 15 pernyataan yang dibuat peneliti.

Skala Likert digunakakan dalam penelitian ini untuk menyatakan sikap siswa yaitu selalu, sering, jarang, tidak pernah. Berikut tabel penskoran setiap pernyataan:

Tabel 3. 5 Penskoran Kuesioner Motivasi Belajar

Skala pengukuran Skor

Selalu 4

Sering

(67)

Skala pengukuran Skor

Jarang

2

Tidak pernah

1

Data motivasi belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dan setelah dilakukan treatment akan dianalisis dengan menggunakan uji dependent dan independent untuk mengetahui apakah ada perbedaan motivasi belajar siswa pada kedua kelas. Persamaan uji t independent dan dependent yan digunakan seperti pada persamaan (1) dan (2)

3. Analisis Sikap Gotong Royong

(68)

50 BAB IV

DATA DAN ANALISIS DATA

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan pada siswa SMA Negeri 1 Mlati. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI MIPA I sebagai kelas eksperimen dan XI MIPA II sebagai kelas kontrol yang dilaksanakan pada tanggal 3 April 2018 sampai dengan 27 April 2018.

Penelitian ini dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan untuk dua kelas tersebut. Berikut adalah jadwal proses pengambilan data yang dilaksanakan di kelas XI MIPA 1 dan XI MIPA pada tabel 4.1

Tabel 4. 1 Rincian Kegiatan dan Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Hari/ dengan metode ceramah aktif.

4-5 XI MIPA 1

(69)

51

- Latihan membuat mind mapping

2 Rabu, 4

- Menjelaskan materi difraksi cahaya

- Latihan soal dalam kelompok kecil - Siswa mengerjakan soal di depan

- Penjelasan materi kisi difraksi

4

- Peneliti menjelaskan lanjutan materi

- Penjelasan eksperimen oleh peneliti

- Siswa melakukan eksperimen - Siswa mengisi LKS

- Review materi yang telah dipelajari - Posttest

- Siswa mengisi kuisioner motivasi

6

- Review materi yang telah dipelajari - Posttest

(70)

1. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Kontrol

a. Selasa, 3 April 2018

Pertemuan pertama di kelas kontrol yaitu kelas XI MIPA 2 dengan jumlah siswa 31 orang. Pelajaran dimulai pukul 08.45-10.30. Peneliti masuk kelas diawali dengan memberikan salam kepada siswa, memperkenalkan diri, dan mengecek kehadiran siswa, kemudian membagikan soal pretest kepada seluruh siswa. Reaksi siswa saat mendapatkan soal sangat beragam karena mereka belum belajar dan belum banyak tahu tentang materinya. Pada saat mengerjakan soal terdapat beberapa siswa yang mencoba membuka buku, tetapi segera didekati dan menegur. Siswa mengerjakan soal selama 50 menit, setelah siswa selesai mengerjakan, peneliti membagikan kuesioner motivasi belajar kepada siswa untuk mengetahui motivasi siswa diawal pembelajaran dan diberikan waktu untuk mengisi kuisioner selama 10 menit (lihat pada gambar 4.1).

(71)

sendiri bahkan membahas diluar konteks pembelajaran. Peneliti kemudian mencoba menenangkan dan mengaitkan contoh dengan materi yang akan dipelajari. Sebelum menutup pembelajaran, terlebih dahulu memberitahu materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya lalu mengucapkan salam kepada siswa.

Gambar 4. 1 Siswa kelas kontrol mengerjakan soal pretest

b. Rabu, 4 April 2018

(72)

ini siswa memang kelihatan sangat lelah karena jam pelajaran fisika paling akhir dan sudah hampir sore. Diakhir pembelajaran siswa diberitahu tentang materi dan kegiatan pertemuan selajutnya.

Gambar 4. 2 Siswa mengerjakan soal latihan di papan tulis

c. Selasa, 24 April 2018

(73)

yang tidak ikut berdiskusi bersama teman-teman kelompok. Setelah siswa berdiskusi, peneliti dan siswa lalu membahas bersama soal-soal latihan dan meminta siswa untuk mengerjakan di papan tulis. Sebelum mengakhiri pertemuan, siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. Beberapa siswa bertanya kemudian dibahas bersama, kemudian siswa diingatkan bahwa pertemuan terakhir akan diadakan posttest, kemudian mengakhiri pelajaran dan mengucapkan salam.

Gambar 4. 3 Siswa berdiskusi dan mengerjakan soal dalam kelompok

d. Rabu, 25 April 2018

(74)

Jawaban posttest dan kuesioner siswa kemudian dikumpul yang telah diisi, dilanjutkan ucapan terima kasih kepada siswa yang telah bersedia untuk menjadi subjek penelitian.

Gambar 4. 4 Siswa kelas kontrol mengerjakan soal posttest

2. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Eksperimen

a. Selasa, 3 April 2018

(75)

kuesioner motivasi dalam waktu 10 menit. Siswa mulai diperkenalan dengan mind mapping yaitu dengan menunjukkan contoh mind mapping lalu meminta siswa membuat mind mapping dari materi yang telah diajarkan oleh Bu Kuswantini dimana siswa telah melaksanakan praktikum dari materi tersebut. Karena tidak cukup waktu untuk memulai pelajaran maka peneliti hanya menjelaskan materi yang akan dipelajari, lalu mengakhiri pelajaran dengan terlebih dahulu menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya lalu kemudian mengucapkan salam.

Gambar 4. 5 Siswa kelas eksperimen mengerjakan soal pretest

b. Kamis, 5 April 2018

(76)

siswa minta ijin keluar yaitu beberapa pengurus osis dan panitia perkemahan pramuka. Sisa waktu digunakan untuk memberi soal latihan kepada siswa untuk dikerjakan dengan teman sebangku (lihat gambar 4.6) dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya.

Setelah pembelajaran selesai peneliti mengingatkan bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan praktikum.

Gambar 4. 6 Siswa berdiskusi dengan teman sebangku

c. Selasa, 24 April 2018

Pertemuan ketiga di kelas eksperimen seharusnya dilaksanakan di laboratorium fisika namun karena laboratorium dipakai untuk pemeriksaan inspektorat akhirnya Ibu Kuswantini dan peneliti memutuskan untuk melakukan praktikum di kelas meskipun kurang efektif.

(77)

disebutkan namanya diminta untuk langsung pindah ke tempat kelompoknya. Setelah siswa berada dalam kelompok peneliti sedikit menambah materi yang belum tersampaikan dipertemuan sebelumnya. Kemudian dilanjutkan dengan pembagian alat dan bahan praktikum sekaligus lembar kerja siswa (LKS). Siswa sangat antusias membantu peneliti dalam membagikan alat praktikum dan juga LKS, sehingga tidak banyak membuang waktu. Selanjutnya dijelaskan penggunaan, bahaya, cara kerja alat dan prosedur praktikum, siswa cukup tenang saat mendengarkan penjelasan.

Setelah paham, siswa diberi kesempatan untuk memulai praktikum tentang difraksi cahaya dan mengingatkan siswa untuk mengisi LKS. Dalam berjalannya praktikum, setiap kelompok dibimbing, peneliti cukup kewalahan karena setiap kelompok memanggil dalam waktu yang sama, jadi diatur dengan adil agar semua kelompok tidak kebingungan (lihat gambar 4.7 dan gambar 4.8).

(78)

Kendala dalam melaksanakan praktikum yaitu karena ruangan yang digunakan adalah ruangan kelas jadi cukup banyak cahaya yang masuk dan jendela kelas tidak ditutupi gorden sehingga siswa cukup sulit dalam melaksanakan praktikum.

Setelah selesai siswa merapikan alat praktikum kemudian meminta siswa mengerjakan kemudian mengumpulkan LKS. Karena waktu hampir habis, proses pembelajaran diakhiri dan siswa diperbolehkan membawa pulang LKS untuk dikerjakan dirumah dan dikumpulkan pada esok harinya.

Gambar 4.7 Siswa melakukan praktikum kisi difraksi

Gambar 4.8 Siswa melakukan praktikum interferensi

d. Kamis, 26 April 2018

(79)

menjelaskan hasil yang mereka peroleh selama praktikum. Setelah membahas dan berdiskusi tentang LKS, siswa mengumpulkan lembar kerja siswa tersebut.

Peneliti kemudian membahas dan merangkum materi yang telah dipelajari dengan secara singkat, lalu meminta siswa untuk menutup buku dan membagi soal posttest. Siswa mengerjakan soal tersebut dilanjutkan dengan mengisi kuisioner motivasi belajar (lihat gambar 4.9)

Pada akhir pelajaran, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada siswa karena telah bersedia belajar bersama dan menjadi subjek penelitian.

Gambar 4.9 Siswa mengerjakan soal posttest

3. Wawancara Kelas Eksperimen berbantu Mind Mapping

Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mengkonfirmasi isi mind mapping yang telah dibuat siswa (lihat gambar 4.10). Wawancara

(80)

menit di laboratorium fisika. Pada proses pelaksanaan wawancara, siswa lebih banyak menjawab hal yang diluar konteks yang dibicarakan dan lebih membahas bagaimana mereka membuat ide mind mapping dan menceritakan proses, padahal yang diinginkan

siswa membahas mind map yang mereka buat dengan materi yang telah dipelajari. Namun, ada 3 orang siswa yang mencoba menjawab dan mengkonfirmasi pengetahuan dengan mind map yang mereka buat.

Berdasarkan hasil wawancara, yang disampaikan siswa sangat beragam. Ada yang merasa senang saat membuat mind map karena cukup terbantu untuk memahami kembali materi yang telah dipelajari dan ada siswa yang kesulitan dalam mendapatkan ide untuk mulai membuat mind map.

Siswa berusaha untuk membuat mind map yang menarik, namun kebanyakan mind map yang dibuat siswa masih terlalu banyak tulisan dan sulit dalam meringkas materi. Ada yang menuangkan apa yang mereka pahami dengan menggambar sesuai apa yang mereka peroleh dalam praktikum. Ide-ide membuat mind map yang mereka gunakan yaitu dengan gambar bulan, bintang, awan, pohon, bahkan ada yang hanya menarik garis biasa. Siswa kebanyakan mengatakan bahwa mind map mereka keliru dan kurang lengkap karena keterbatasan waktu dan

beberapa siswa mengatakan bahwa mereka lupa. Secara garis besar mind map yang dibuat oleh siswa cukup menggambarkan isi materi,

(81)

Siswa mengatakan bahwa mind map sangat membantu mereka untuk memahami materi dan berusaha mencoba mengingat apa yang telah dipelajari sekaligus melatih siswa dalam mengasah kreasi mereka. Karena keterbatasan waktu dalam wawancara ini peneliti tidak banyak menggali pengetahuan siswa dari hasil mind mapping, sehingga apa yang kurang dalam mind mapping siswa tidak semua dapat dijelaskan kembali.

(82)

B. Data dan Analisis

1. Pengetahuan Siswa

Pada tabel 4.2 ditampilkan nilai pretest dan posttest pengetahuan siswa pada materi gelombang cahaya pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel 4. 2 Nilai pretest dan postets kelas eksperimen dan kelas kontrol

Kode Siswa

Nilai Siswa Kelas Eksperimen

Nilai Siswa Kelas Kontrol

Pretest Posttest Pretest Posttest

(83)

Kode Siswa

Nilai Siswa Kelas Eksperimen

Nilai Siswa Kelas Kontrol

Pretest Posttest Pretest Posttest

Mean 24,15 60,20 26,41 53,21

Standar

Devisai 4,95 11,62 3,83 8,76

a. Uji t independent prestets kelas eksperimen dan kelas kontrol

Uji ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada materi gelombang cahaya. Perhitungan dengan SPSS, hasil analisa pretest terlihat pada tabel 4.3

Tabel 4. 3 Hasil perbandingan pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

Gambar

gambar dengan tujuan agar siswa lebih mudah mengingat materi yang
Tabel 2. 1 Unsur Pembagian Otak Kiri Dan Otak Kanan
gambar adalah seperti pengganda, menghasilkan sederet
Gambar 2. 1 Contoh Mind Mapping
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berhubung dengan itu Pegawai Negeri Sipil yang langkat untuk memangku jabatan tertentu pada saat pengangkatannya wajib mengangkat Sumpah Jabatan Negeri dihadapan atasan yang

Fungsi Sabhara merupakan sebagian fungsi Kepolisian yang diberi tugas dan wewenang bersifat preventif yang memerlukan keterampilan kemampuan khusus yang telah dikembangkan guna

“Pengaruh Penerapan Corporate Governce, Struktur Kepemilikan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Kinerja Keuangan Perbankan Ynag Terdafta di Bursa Efek Indonesia”

5 KAMPUNG ISANO MBIAS ( SP. MIRING ). 6 KAMPUNG HIDUP BARU ( SP.

Penggunaan jenis inokulum kering berpengaruh terhadap kadar gula reduksi tertinggi karena didalam ragi pasar mengandung berbagai jenis mikroorganisme yang

Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta pencatatan secara sistematis. Tujuan observasi

Dalam proses pembelajaran perlu dilihat, dievaluasi, diperbaiki, bahkan ditingkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran matematika yang telah dilakukan. Hal ini bertujuan

• Ketika Nabi Muhammad berusia 40 tahun, dia pergi ke gua Hira untuk ber- khalwat dan mendekatkan diri kepada Allah dengan berdoa.. • Ketika ia sedang dalam dalam