• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh karakteristik demografi terhadap tingkat pengetahuan orang tua tentang penggunaan multivitamin pada anak di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta tahun 2013 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh karakteristik demografi terhadap tingkat pengetahuan orang tua tentang penggunaan multivitamin pada anak di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta tahun 2013 - USD Repository"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KARAKTERISTIK DEMOGRAFI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG PENGGUNAAN MULTIVITAMIN PADA ANAK DI KECAMATAN TEGALREJO KOTA

YOGYAKARTA TAHUN 2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Khristina Julita Pintani NIM: 108114044

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

PENGARUH KARAKTERISTIK DEMOGRAFI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG PENGGUNAAN MULTIVITAMIN PADA ANAK DI KECAMATAN TEGALREJO KOTA

YOGYAKARTA TAHUN 2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Khristina Julita Pintani NIM: 108114044

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang

memberi kekuatan kepadaku”

(Filipi 4:13)

Karya ini kupersembahkan untuk...

Tuhan Yesus Kristus

Sumber kekuatan & pengharapan

Mamah di surga, papah, mamah,

kakak-kakak terkasih

Rio Arizona & Okto Galileo

yang selalu mendoakan dan

memberi semangat

(6)

v

PRAKATA

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus

atas berkat, cinta kasih, dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Karakteristik Demografi

Terhadap Tingkat Pengetahuan Orangtua Tentang Penggunaan Multivitamin Pada

Anak di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta Tahun 2013”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidaklah mudah

dan terselesaikannya penyusunan skripsi ini juga tidak lepas dari dukungan

berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dra. Th. B. Titien Siwi Hartayu, M.Kes., Ph.D., Apt. selaku dosen

pembimbing utama dan Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen

pembimbing pendamping yang dengan penuh kesabaran telah memberikan

petunjuk, saran, arahan, dan bimbingan kepada penulis dalam proses

penyusunan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

2. Semua responden di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner penelitian.

3. Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt. dan Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt.

selaku dosen penguji yang telah memberi kritik dan saran sehingga skripsi ini

(7)

vi

4. Kecamatan Tegalrejo, Kelurahan Kricak, Kelurahan Karangwaru, Kelurahan

Tegalrejo, Kelurahan Bener beserta seluruh staf yang telah memberikan izin

dan membantu penulis selama penelitian dilaksanakan.

5. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan seluruh Civitas

akademik Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang

telah memperlancar jalannya penelitian.

6. Teman-teman seperjuangan skripsi Sonia Efrina Agusta Saemani, Lidya

Eryana Puthi HE., Febriaty Ivana M. Toewak, dan Nelly Wulandari yang

telah membatu dan berkerja sama dengan baik selama penyusunan skripsi.

7. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan yang

tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari kata

sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

dapat membangun penelitian ini dari semua pihak. Semoga skripsi ini dapat

berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya untuk pengabdian pada

masyarakat terutama mengenai multivitamin pada anak dan dapat dipergunakan

dengan sebaik-baiknya.

Yogyakarta, 1 Juni 2013

(8)
(9)
(10)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

PRAKATA ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

INTISARI ... xvi

ABSTRACT ... xvii

BAB I PENGANTAR ... 1

A. Latar Belakang ... 1

1. Perumusan masalah ... 3

2. Keaslian penelitian ... 4

3. Manfaat penelitian ... 5

(11)

x

1. Tujuan umum ... 6

2. Tujuan khusus ... 6

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA... 7

A. Pengetahuan ... 7

B. Multivitamin ... 12

C. Data Monografi Kecamatan Tegalrejo ... 13

D. Landasan Teori ... 13

E. Hipotesis ... 15

BAB III METODE PENELITIAN ... 16

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 16

B. Variabel Penelitian ... 16

1. Variabel bebas (independent)... 16

2. Variabel tergantung (dependent) ... 16

C. Definisi Operasional ... 16

D. Subyek Penelitian dan Sampling... 17

1. Subyek penelitian ... 17

2. Sampling ... 17

E. Instrumen Penelitian ... 19

F. Tata Cara Penelitian ... 21

1. Penentuan lokasi ... 21

2. Pengurusan izin ... 21

3. Pembuatan instrumen penelitian ... 22

(12)

xi

5. Pengolahan data ... 24

G. Analisis Hasil Penelitian ... 26

H. Kelemahan Penelitian ... 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 28

A. Karakteristik Demografi Responden ... 28

B. Pengetahuan Responden Terkait Multivitamin ... 35

C. Pengaruh Karakteristik Demografi Terhadap Tingkat Pengetahuan ... 37

1. Usia ... 37

2. Pendidikan terakhir ... 38

3. Pekerjaan ... 39

4. Penghasilan keluarga per bulan... 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 42

A. Kesimpulan ... 42

B. Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 43

LAMPIRAN ... 47

(13)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. Pengelompokan pernyataan pengetahuan responden jenis

favorable dan unfavorable ... 21 Tabel II. Jumlah responden berdasarkan karakteristik demografi ... 29

Tabel III. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadapbentuk sediaan

multivitamin ... 31

Tabel IV. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadapfrekuensi

pemberian multivitamin ... 32

Tabel V. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadaptempat

pembelian multivitamin ... 33

Tabel VI. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadapsumber

informasi multivitamin ... 33

Tabel VII. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadapproduk

multivitamin yang digunakan ... 34

Tabel VIII. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadapharapan

terhadap penggunaan multivitamin ... 35

Tabel IX. Jumlah responden berdasarkan tingkat pengetahuan orangtua

tentang penggunaan multivitamin pada anak ... 36

Tabel X. Distribusi jawaban benar dan salah (%) terhadap kategori

(14)

xiii

Tabel XI. Jumlah responden berdasarkan tingkat pengetahuan dan kategori

usia ... 38

Tabel XII. Jumlah responden berdasarkan tingkat pengetahuan dan

pendidikan terakhir ... 39

Tabel XIII. Jumlah responden berdasarkan tingkat pengetahuan dan

pekerjaan...40

Tabel XIV. Jumlah responden berdasarkan tingkat pengetahuan dan

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar I. Kerangka pengujian statistik hipotesis ... 27

Gambar II. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadapharga

multivitamin yang dibeli ... 30

Gambar III. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadaprantang waktu

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kuesioner penelitian ... 48

Lampiran 2. Surat izin dari Dinas Perizinan ... 56

Lampiran 3. Data monografi Kelurahan Bener ... 58

Lampiran 4. Data monografi Kelurahan Karangwaru... 60

Lampiran 5. Data monografi Kelurahan Tegalrejo ... 62

Lampiran 6. Data monografi Kelurahan Kricak ... 64

Lampiran 7. Uji reliabilitas kuesioner pengetahuan ... 66

Lampiran 8. Uji statistik pengaruh karakteristik demografi terhadap tingkat pengetahuan ... 68

Lampiran 9. Informasi produk multivitamin ... 71

Lampiran 10. Data karakteristik demografi responden ... 73

Lampiran 11. Data informasi penggunaan multivitamin anak ... 78

(17)

xvi

INTISARI

Perubahan pola makan anak dan kurangnya perhatian orangtua dalam pemilihan menu makanan serta cara pemberiannya kepada anak membuat orangtua merasa perlunya pemberian multivitamin pada anak untuk memenuhi kebutuhan gizi anak. Untuk itu maka perlunya pengetahuan orangtua yang baik mengenai penggunaan multivitamin untuk mencegah munculnya masalah-masalah kesehatan yang lain pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian terhadap pengetahuan orangtua tentang penggunaan multivitamin pada anak di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta tahun 2013.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan penelitian analytical cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan pada 95 responden di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta dengan teknik stratified sampling menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian yang telah diuji reliabilitasnya menggunakan Alpha Cronbach dan didapat nilai α sebesar 0,767.

Data yang didapat berupa data primer yang dianalisis secara statistik menggunakan uji Chi-Square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan orangtua terkait multivitamin sudah baik (87,4%) dan karakteristik demografi (usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penghasilan keluarga per bulan) tidak berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan orangtua terkait penggunaan multivitamin pada anak.

(18)

xvii

ABSTRACT

The changes of children diet and the lack of parental concern in the selection of food menu include the way of giving it to their children make the parents realize the importance of giving the multivitamin to their children in order to fulfill the nutritional needs of children. Because of that, parents should know the importance of knowledge about the using of multivitamin in order to prevent the other children health problems. The aim of this study is to conduct a study on parental knowledge about the using of multivitamin for children in subdistrict Tegalrejo, Yogyakarta, 2013.

This study is an observational research using analytical cross-sectional research design. Sampling which was taken on 95 respondents in subdistrict Tegalrejo, Yogyakarta, using stratified sampling method by using questionnaire as the research instrument which had been tested its reliability using Alpha Cronbach

and it got α score in a mount of 0,767. The result of the data is in form of primary data which is will be statistically analyzed descriptively using Chi-Square test.

The result of this study shows the parental knowledge level related to multivitamin is quite good (87,4%). There is no influence of demographic characteristics (age, education, occupation, and income) on the level of knowledge.

(19)

1

BAB I PENGANTAR

A. Latar Belakang

Anak merupakan generasi penerus bangsa yang memiliki nilai investasi

sangat besar di masa depan, perhatian pada anak tidak cukup hanya pada

kelangsungan hidupnya saja tetapi lebih dari itu, yaitu kualitas hidupnya.

Kelangsungan hidup anak tentunya berkaitan erat dengan kesehatan tubuh yang

nantinya akan menunjang kualitas hidup anak. Menurut Istiany dan Rusilanti

(2013), masalah kesehatan tubuh yang rawan muncul pada anak adalah gizi

kurang, gizi buruk, gizi lebih, dan Anemia Defisiensi Besi (ADB). Secara umum,

gizi kurang di Indonesia memang telah menurun dari 31 % pada tahun 1989

menjadi 17,9 % pada tahun 2010, namun meskipun begitu masalah gizi buruk

masih belum juga teratasi secara menyeluruh (Kartila, 2013).

Masalah kesehatan tubuh yang muncul pada anak tentunya juga

dipengaruhi oleh orangtua, diantaranya seperti kesibukan orangtua dalam bekerja,

sehingga pemilihan menu makanan serta cara pemberiannya pada anak sering

kurang mendapat cukup waktu dan perhatian (Widodo, 2010). Selain itu, orangtua

juga sering mengalami kesulitan dalam memberi makanan pada anak, hal ini

disebabkan karena perubahan pola makan yang sering kali terjadi pada anak

seperti kurangnya mengonsumsi makanan kaya serat, vitamin, dan mineral (sayur

dan buah) (Istiany dan Rusilanti, 2013). Masalah-masalah inilah yang akhirnya

(20)

pada anak, dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan gizi anak yang tidak

diperoleh dari makanan sehari-hari untuk mendapatkan tubuh yang sehat, kualitas

hidup yang baik, serta menjadi kreatif dan produktif dalam menjalani masa-masa

sekolah (Lantari, 2007).

Pemberian multivitamin yang tidak tepat atau tidak sesuai dengan

kebutuhan anak juga dapat menimbulkan masalah baru seperti gizi lebih. Kurniati

(2009) mengatakan bahwa multivitamin pada umumnya hanya dibutuhkan pada

anak dengan kondisi khusus seperti ketika anak sedang dalam proses

penyembuhan atau kekurangan vitamin. Namun, kenyataannya yang sering terjadi

adalah anak dengan kondisi normal dan kebutuhan zat gizi yang terpenuhi melalui

makanan sehari-hari tetap diberikan multivitamin oleh orangtuanya. Padahal

menurut Hoecker (2012) anak yang sehat dengan pertumbuhan yang normal tidak

perlu mengonsumsi multivitamin. Hal ini juga dibuktikan dengan melihat

prevalensi gizi lebih pada kelompok anak-anak yang meningkat hampir 1 % setiap

tahunnya, yaitu masing-masing 14,4 % di tahun 2007 dan meningkat menjadi 17,6

% di tahun 2010 (Kartila, 2013).

Dinas Kesehatan Provinsi DIY (2011) juga menyatakan bahwa dari 5

kabupaten yang ada di Provinsi DIY, status gizi buruk pada balita di Kota

Yogyakarta menempati peringkat I (1,35 %), sedangkan status gizi berlebih juga

menempati peringkat I (4,07 %). Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala

Seksi Gizi Dinas Kesehatan DIY, Siti Badriyah (2013) mengungkapkan bahwa

gizi buruk yang terjadi di Kota Yogyakarta tidak disebabkan karena ekonomi

(21)

dan diare. Selain itu, penyebab lainnya adalah kesalahan pola asuh orangtua yang

menyebabkan kurangnya asupan gizi anak. Orangtua yang tergolong mampu dan

memiliki kesibukan yang tinggi terkadang akan menitipkan anak pada pengasuh

lain yang kurang mengetahui tentang asupan gizi proposional untuk anak,

sehingga orangtua hanya mengandalkan multivitamin untuk memenuhi kebutuhan

gizi anak namun tidak begitu paham dengan angka kecukupan gizi anak.

Masalah-masalah di atas dapat diatasikan apabila orangtua memiliki

pengetahuan yang baik tentang penggunaan multivitamin pada anak. Pemberian

multivitamin yang baik adalah yang sesuai dengan kebutuhan anak, seperti

memberikan multivitamin penambah nafsu makan pada anak yang sulit makan,

memberi multivitamin pada anak yang kurang gizi atau bahkan gizi buruk, dan

tidak memberikan multivitamin pada anak yang telah terpenuhi kebutuhan zat

gizinya melalui makanan sehari-hari atau anak dalam keadaan normal.

Hal inilah yang akhirnya mendorong peneliti untuk melakukan

pengkajian terhadap pengetahuan orangtua tentang penggunaan multivitamin pada

anak. Pemilihan lokasi penelitian yaitu di Kecamatan Tegalrejo berdasarkan

teknik random sampling yang dilakukan oleh 5 orang peneliti karena penelitian ini adalah penelitian tim yang dilakukan di kecamatan yang berbeda.

1. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, timbul

permasalahan untuk diteliti :

a. Seperti apakah karakteristik demografi orangtua yang memberikan

(22)

b. Seberapa besar tingkat pengetahuan orangtua tentang penggunaan

multivitamin pada anak?

c. Apakah ada pengaruh karakteristik demografi (usia, pendidikan terakhir,

pekerjaan, dan penghasilan keluarga per bulan) terhadap tingkat

pengetahuan?

2. Keaslian penelitian

Berdasarkan hasil penelusuran terkait penelitian mengenai “Kajian

Pengetahuan Orangtua Tentang Penggunaan Multivitamin pada Anak di

Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta Tahun 2013”, dapat dinyatakan bahwa

belum pernah dilakukan. Adapun telah dilakukan penelitian sejenis diantaranya

adalah:

a. Penelitian yang dilakukan oleh Yanti (2004), dengan judul “Perilaku Ibu

terhadap Penggunaan Multivitamin untuk Anak Balita di Kelurahan Tanjung

Mulia Kecamatan Medan Deli Medan”. Perbedaan pada penelitian ini terletak

pada subjek, lokasi, dan fokus penelitian. Subjek penelitian yang dilakukan oleh

Yanti adalah ibu dari anak balita, sedangkan pada penelitian ini adalah orangtua

dari anak dalam rentang umur 2-12 tahun. Kemudian lokasi penelitian yang

dilakukan oleh Yanti berada di Medan, sedangkan lokasi penelitian ini berada di

Yogyakarta. Fokus penelitian yang dilakukan oleh Yanti adalah perilaku ibu

terhadap penggunaan multivitamin pada anak balita, sedangkan penelitian ini

lebih memfokuskan pada pengaruh karakteristik demografi terhadap tingkat

(23)

b. Penelitian yang dilakukan oleh Permatasari (2008), dengan judul “Hubungan

Antara Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Ibu dari Anak Taman Kanak-Kanak

terhadap Pemilihan Multivitamin di Kecamatan Laweyan Kota Surakarta”.

Perbedaan pada penelitian ini terletak pada subjek, lokasi, dan fokus penelitian.

Subjek penelitian yang digunakan pada penelitian Permatasari adalah ibu dari

anak Taman Kanak-Kanak, sedangkan pada penelitian ini adalah orangtua dari

anak dalam rentang umur 2-12 tahun. Kemudian lokasi penelitian yang dilakukan

oleh Permatasari dilakukan di Kecamatan Laweyan Kota Surakarta, sedangkan

pada penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta. Fokus

penelitian yang dilakukan oleh Permatasari adalah hubungan antara tingkat

pendidikan dan pengetahuan ibu terhadap pemilihan mulitivitamin, sedangkan

penelitian ini lebih memfokuskan pada pengaruh karakteristik demografi terhadap

tingkat pengetahuan orangtua tentang penggunaan multivitamin pada anak.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan

untuk mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan

terkait pengetahuan penggunaan multivitamin pada anak.

b. Manfaat praktis.

1. Bagi masyarakat: Hasil penelitian ini dapat memperbaiki pola penggunaan

multivitamin pada anak di masyarakat.

2. Bagi akademisi: Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan

pengembangan materi edukasi kepada masyarakat terkait penggunaan

(24)

3. Bagi Dinas Kesehatan: Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan

untuk meningkatkan pelayanan edukasi kepada masyarakat terkait

penggunaan multivitamin pada anak secara rasional.

B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Untuk melakukan kajian terhadap pengetahuan orangtua tentang

penggunaan multivitamin pada anak di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta

tahun 2013.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengidentifikasi karakteristik demografi orangtua yang memberi

multivitamin pada anak.

b. Untuk mengukur tingkat pengetahuan orangtua tentang penggunaan

multivitamin pada anak.

c. Untuk mengetahui adanya pengaruh karakteristik demografi (usia, pendidikan

terakhir, pekerjaan, dan penghasilan keluarga per bulan) terhadap tingkat

(25)

7

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tidak tahu menjadi tahu dan terjadi

setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan ini biasanya terjadi melalui panca indera manusia, yaitu sebagian

besar diperoleh melalui mata dan telinga (Fitriani, 2011).

Pengetahuan yang diperoleh dapat digunakan untuk peramalan hal-hal

atau peristiwa di masa yang akan datang dan juga dapat digunakan untuk

mengendalikan hal-hal atau peristiwa yang ingin dihindari (Wibowo, 2014).

Hampir seluruh penataan, penyelenggaraan, perencanaan, dan pengaturan

kehidupan masyarakat didasarkan pada pengetahuan (Wahana, 2010).

Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan manusia seperti pikiran, pengamatan, pengalaman, perasaan, dan intuisi yang diabstraksikan untuk

mencapai suatu tujuan. Pengetahuan dapat berkembang secara terus-menerus

dikarenakan kemampuan berpikir yang digunakan untuk mendapatkan

pengetahuan yang benar dan mengembangkan pengetahuan, serta bahasa yang

digunakan untuk mengkomunikasikan pola pikir dan informasi yang dimiliki oleh

manusia (Gunawan, 2013).

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan merupakan domain yang

sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Terdapat 6 tingkatan

(26)

yang telah dipelajari sebelumnya dan untuk mengukur apakah seseorang tersebut

tahu tentang apa yang dipelajarinya maka harus mampu untuk menyebutkan,

menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya; memahami

(comprehension) merupakan kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpestasikannya secara benar, untuk

mengukur apakah seseorang telah paham terhadap objek atau materi maka harus

dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan

sebagainya terhadap objek yang dipelajari; aplikasi (application) adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau

kondisi sebenarnya; analisa (analysis) adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam satu

struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain, hal ini dapat dilihat

dari pengguna kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan,

memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya; sintesis (synthesis) adalah kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam

suatu bentuk keseluruhan yang baru; dan yang terakhir evaluasi (evaluation) adalah kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu

materi atau objek.

Beberapa hal yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu:

1. Usia

Menurut Sarwono (2007) memori atau daya ingat seseorang itu salah

satunya dipengaruhi oleh usia, sehingga semakin bertambahnya usia seseorang

(27)

dan Dewi (2010) juga menambahkan bahwa semakin bertambah usia seseorang

maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang dalam berpikir dan bekerja juga

akan semakin baik.

2. Pendidikan

Pendidikan dapat memperluas wawasan dan pengetahuan seseorang

(Notoatmodjo, 2007). Pada umumnya, semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang, maka semakin mudah untuk orang tersebut dapat menerima suatu

informasi (Wawan dan Dewi, 2010). Sebaliknya jika seseorang memiliki tingkat

pendidikan yang rendah, maka akan menghambat seseorang untuk menerima

informasi dan hal-hal yang baru (Mubarak, 2007).

3. Pekerjaan

Pekerjaan adalah suatu hal yang dilakukan untuk menunjang kehidupan

diri sendiri dan juga kehidupan keluarga. Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan

seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung

maupun tidak langsung (Mubarak, 2007). Lamanya waktu seseorang bekerja

berkaitan dengan usia dan pendidikan, semakin tua usia seseorang maka

pengalaman yang didapat akan semakin banyak, sedangkan pendidikan yang lebih

tinggi maka informasi yang didapatkan akan semakin luas (Wawan dan Dewi,

2010).

4. Lingkungan

Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia yang

dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku seseorang atau kelompok

(28)

luas maka akan mempunyai pengetahuan yang lebih baik daripada orang yang

hidup dalam lingkungan yang berpikir sempit (Mubarak, 2007).

5. Informasi

Kemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat

seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru. Pemberian informasi seperti

cara-cara pencapaian hidup sehat akan meningkatkan pengetahuan masyarakat

yang akan menambah kesadaran untuk berperilaku sesuai dengan pengetahuan

yang dimiliki (Mubarak, 2007).

6. Fasilitas

Fasilitas-fasilitas ini berkatian dengan sumber informasi yang bisa

diperoleh melalui televisi, surat kabar, radio, majalah, dan buku yang dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang (Notoatmodjo, 2007).

7. Penghasilan

Penghasilan tidak secara langsung dapat mempengaruhi pengetahuan

seseorang. Namun, tingkatan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup

disesuaikan dengan penghasilan yang ada, seperti membeli segala

fasilitas-fasilitas sumber pengetahuan. Hal ini akhirnya menuntut pengetahuan yang

dimiliki seseorang harus dipergunakan semaksimal mungkin, sama halnya dengan

mencari bantuan sarana kesehatan yang ada juga disesuaikan dengan pendapatan

keluarga (Notoatmodjo, 2007).

8. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran dan

(29)

diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi di masa lampau (Mubarak,

2007). Pengalaman yang diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang

(Notoatmodjo, 2007).

9. Sosial budaya

Kebudayaan setempat atau kebiasaan di dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan, presepsi, dan sikap seseorang terhadap suatu hal

(Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan multivitamin terdiri dari kegunaan, dosis pemakaian, dosis

maksimum yang dapat dikonsumsi dalam sehari, cara penyimpanan, efek

samping, cara pemberian, jenis multivitamin, dan waktu kadaluarsa (Griffith,

2014). Pada penelitian akan ditambahkan informasi mengenai pengertian secara

umum multivitamin, tempat mendapatkan multivitamin dan informasi pemilihan

multivitamin yang didapatkan.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan angket (kuesioner)

yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian

(Notoatmodjo, 2007). Cara mengukur tingkat pengetahuan adalah dengan

memberikan pertanyaan-pertanyaan, kemudian dilakukan penilaian dengan nilai 1

untuk jawaban benar dan nilai 0 untuk jawaban salah, kemudian digolongkan

dalam 4 kategori, yaitu baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak baik. Dikatakan

(30)

B. Multivitamin

Multivitamin merupakan kombinasi (dua atau lebih) dari vitamin dan

mineral yang menyediakan beragam jenis nutrisi yang dapat pula ditemukan

dalam makanan (Johnson, 2012). Vitamin dan mineral dibutuhkan untuk

mengatur keseimbangan kerja tubuh dan kesehatan secara keseluruhan (Istiany

dan Rusilanti, 2013). Multivitamin anak adalah multivitamin tambahan pada anak

sebagai pelengkap multivitamin pokok yang berasal dari makanan utama untuk

menjaga vitalitas dan tumbuh kembang optimal anak (Wijaya dan Sunaryo, 2010).

Penggunaan multivitamin akan efektif bila dilakukan sesuai aturan dosis

dan waktu minum, dosis berhubungan dengan jumlah yang harus diminum beserta

frekuensinya. Misal, sekali minum satu sendok takar, tiga kali sehari. Waktu

minum adalah waktu minum sehabis atau sebelum makan, atau dapat diminum

bersamaan dengan obat lain atau tidak. Kemudian sesuai indikasi, yaitu sesuai

kebutuhan dan khasiat multivitamin. Lalu perhatikan waktu kadaluwarsa dan

penggunaan produk lama yang telah digunakan. Produk yang telah berubah

warna, rasa, bau, dan tampak terdapat mikroorganisme, tetapi belum sampai batas

waktu kadaluwarsa, maka produk tersebut tidak dapat digunakan. Pilihlah

multivitamin yang tidak menyebabkan alergi agar tidak terjadi reaksi alergi saat

penggunaan multivitamin. Perlu diperhatikan juga bentuk sediaan dan rasa dari

multivitamin, anak-anak biasanya menyukai sediaan sirup dan tablet dengan

(31)

C. Monografi Kecamatan Tegalrejo

Kota Yogyakarta sendiri memiliki 14 kecamatan, diantaranya

Mantrijeron, Kraton, Gondokusuman, Kotagede, Wirobrajan, Pakualaman,

Mergangsan, Umbulharjo, Ngampilan, Danurejan, Gondomanan, Gedongtengen,

Jetis, dan Tegalrejo.

Kecamatan Tegalrejo sendiri terdiri dari 4 kelurahan, yaitu Bener,

Karangwaru, Kricak, dan Tegalrejo. Berdasarkan Data Monografi Kecamatan

Tegalrejo Tahun 2012, Kecamatan Tegalrejo memiliki jumlah penduduk sebesar

39.046 jiwa dengan 11.726 KK. Jumlah penduduk laki-laki sebesar 19.355 jiwa

dan penduduk perempuan sebesar 19.691 jiwa. Penduduk dengan tingkat

pendidikan SD sebanyak 3.277 orang, SMP sebanyak 5.344 orang, SMA 11.340

orang, akademi (D1-D3) sebanyak 2.210 orang, sarjana dan pascasarjana

sebanyak 5776 orang. Penduduk yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil

(PNS) sebanyak 1.264 orang, ABRI sebanyak 126 orang, swasta sebanyak 7.928

orang, wiraswasta sebanyak 2.954 orang, dan pensiunan sebanyak 991 orang.

D. Landasan Teori

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin

bertambah usia maka akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Selain itu, semakin tua seseorang juga semakin banyak hal yang

dilakukan sehingga akan menambah pengetahuan (Sarwono, 2007). Dengan

demikian, dapat dikatakan bahwa semakin bertambah usia seseorang maka

(32)

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan

seseorang maka makin mudah untuk orang tersebut menerima informasi. Semakin

banyak informasi yang masuk maka semakin banyak pula pengetahuan yang

didapat (Wawan dan Dewi, 2010). Penduduk di Kecamatan Tegalrejo yang

memiliki tingkat pendidikan SMA dan perguruan tinggi lebih banyak

dibandingkan dengan tingkat pendidikan SD dan SMP. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka pengetahuannya

semakin baik.

Pekerjaan mempengaruhi pengetahuan ditinjau dari jenis pekerjaan yang

sering berinteraksi dengan orang lain maka lebih banyak pengetahuannya

dibandingkan dengan orang tanpa ada interaksi dengan orang lain. Pengalaman

belajar dalam bekerja juga akan memberikan pengetahuan (Mubarak, 2007).

Sebagian besar penduduk di Kecamatan Tegalrejo bekerja, yaitu swasta dan

wiraswasta. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa orang yang bekerja maka

pengetahuannya semakin baik.

Penghasilan tidak secara langsung dapat mempengaruhi pengetahuan

seseorang. Namun, untuk memenuhi kebutuhan hidup seseorang tentunya

disesuaikan dengan penghasilan yang ada, seperti membeli segala

fasilitas-fasilitas sebagai sumber pengetahuan. Selain itu, penghasilan juga berhubungan

dengan pendidikan dan pekerjaan (Notoatmodjo, 2007). Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa semakin tinggi penghasilan seseorang maka pengetahuannya

(33)

E. Hipotesis

H 1: Usia mempengaruhi tingkat pengetahuan orangtua tentang penggunaan

multivitamin pada anak.

H 2: Pendidikan terakhir mempengaruhi tingkat pengetahuan orangtua tentang

penggunaan multivitamin pada anak.

H 3: Pekerjaan mempengaruhi tingkat pengetahuan orangtua tentang penggunaan

multivitamin pada anak.

H 4: Penghasilan keluarga per bulan mempengaruhi tingkat pengetahuan orangtua

(34)

16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah observasional yang dilakukan di masyarakat

karena tidak dilakukan intervensi terhadap subjek penelitian (Notoatmodjo, 2010).

Rancangan penelitian yang digunakan adalah analytical cross-sectional karena data variabel bebas dan variabel tergantung dikumpulkan dalam waktu yang

bersamaan (Notoatmodjo, 2012).

B. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas (independent)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah usia, pendidikan terakhir,

pekerjaan, dan penghasilan keluarga per bulan.

2. Variabel tergantung (dependent)

Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan

orangtua terhadap penggunaan multivitamin pada anak.

C. Definisi Operasional

1. Karakteristik demografi orangtua adalah data pribadi yang meliputi usia,

pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penghasilan keluarga per bulan.

2. Tingkat pengetahuan dalam kategori baik jika responden mampu menjawab

(35)

baik jika responden mampu menjawab pernyataan dengan benar 56-75% atau

16-20 pernyataan, kategori kurang baik jika responden mampu menjawab pernyataan

dengan benar 40-55% atau 11-15 pernyataan, dan untuk kategori kurang baik jika

responden menjawab pernyataan dengan benar 0-39% atau < 11 pernyataan.

3. Orangtua adalah ayah atau ibu kandung yang memiliki anak berusia 2-12

tahun yang sedang atau pernah menggunakan multivitamin.

4. Multivitamin adalah sediaan yang mengandung lebih dari satu macam

vitamin dan mineral. Biasanya juga terdapat tambahan zat seperti zat penambah

nafsu makan dan zat penunjang kekebalan tubuh.

D. Subyek Penelitian dan Sampling 1. Subjek penelitian

Subjek penelitian harus memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.

Kriteria inklusi yang digunakan dalam penelitian ini adalah orangtua yang

bersedia menjadi responden, memiliki anak 2-12 tahun yang sedang atau pernah

menggunakan multivitamin, dan berdomisili di Kecamatan Tegalrejo Kota

Yogyakarta. Sedangkan kriteria eksklusi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah responden yang tidak lengkap mengisi kuesioner.

2. Sampling

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

non random sampling dengan teknik stratified sampling karena pengambilan sampel dilakukan secara proporsional pada populasi berstrata (tingkatan) agar

(36)

populasi yang > 10.000 banyaknya sampel minimal dapat diperoleh dengan

menggunakan rumus seperti berikut:

d = z x √( ) x √( ) ( )

Keterangan :

d = derajat ketepatan yang diinginkan (0,1)

z = standar deviasi normal (1,96 untuk derajat kemaknaan 95%)

p = proporsi atau sifat tertentu yang diperkirakan terjadi pada populasi (0,5) q = 1,0 – p

n = jumlah sampel N = jumlah populasi Perhitungan sampel:

Dalam perhitungan tersebut di atas, tingkat kepercayaan yang

(37)

sampel minimal yang diperoleh dengan rumus tersebut sebanyak 95,267 dan

dibulatkan menjadi 95 responden. Perhitungan sampel minimal dilakukan di tiap

kelurahan menggunakan perhitungan proporsi sebagai berikut :

Sampel tiap kelurahan =

Berdasarkan perhitungan di atas, maka jumlah responden yang berada di

Kelurahan Kricak sebanyak 33 responden, Kelurahan Bener sebanyak 13

responden, Kelurahan Tegalrejo sebanyak 24 responden, dan Kelurahan

Karangwaru sebanyak 25 responden.

E. Instrumen Penelitian

Pendekatan pada penelitian ini dilakukan secara kuantitatif yaitu

pengumpulan data yang dilakukan dengan kuesioner. Kuesioner dalam penelitian

ini dibagi menjadi 3 bagian, diantaranya:

Bagian pertama adalah kuesioner dengan bentuk open form item yang memuat tentang data diri responden. Data diri responden terdiri dari nama, jenis

kelamin, alamat, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, penghasilan keluarga per

(38)

Bagian kedua berisi data informasi penggunaan multivitamin anak

dengan tipe multiple choice dan open form item. Bagian ini meliputi beberapa pertanyaan yaitu usia anak, produk, harga, bentuk sediaan, frekuensi pemberian,

terakhir penggunaan, tempat pembelian, sumber informasi, dan harapan.

Bagian ketiga adalah kuesioner dengan tipe pilihan jawaban bentuk

dichotomous scale untuk meneliti fakta-fakta mengenai pengetahuan terhadap penggunaan multivitamin pada anak sebanyak 27 pernyataan yang terdiri dari 9

kategori, yaitu pengetahuan mengenai pengertian umum multivitamin pada

pernyataan 1, 10, dan 18, kegunaan atau indikasi pada pernyataan 2, 11, dan 20,

dosis pemakaian pada pernyataan 5, 14, dan 23, kandungan multivitamin pada

pernyataan 3, 12, dan 21, cara penyimpanan pada pernyataan 6, 15, dan 24, efek

samping pada pernyataan 4, 13, dan 22, cara pemberian pada pernyataan 7, 16,

dan 25, waktu kadaluarsa (Expired Date) pada pernyataan 8, 17, dan 26, dan informasi pemilihan multivitamin yang didapatkan pada pernyataan 9, 19, dan 27.

Responden diminta memilih salah satu dari dua alternatif jawaban, yaitu “benar”

jika menganggap benar pernyataan tersebut atau “salah” jika menganggap

pernyataan tersebut salah. Rangkuman pengelompokkan pernyataan pada bagian

(39)

Tabel I. Pengelompokan pernyataan pengetahuan responden jenis favorable dan

unfavorable

Keterangan: *) Favorable, **) Unfavorable

F. Tata Cara Penelitian 1. Penentuan lokasi

Pemilihan lokasi penelitian yaitu di Kecamatan Tegalrejo karena

Kecamatan Tegalrejo merupakan salah satu Kecamatan di Kota Yogyakarta.

Kecamatan Tegalrejo terbagi atas 4 kelurahan, yaitu Tegalrejo, Kricak, Bener, dan

Karangwaru. Penentuan lokasi ini berdasarkan teknik random sampling dari 14 kecamatan yang ada di Kota Yogyakarta yang dilakukan oleh 5 orang peneliti

dalam satu tim skripsi dengan kecamatan yang berbeda.

2. Pengurusan izin

Pengurusan izin penelitian dimulai dengan memasukkan surat

permohonan izin dan proposal penelitian ke Dinas Perizinan Kota Yogyakarta.

Lalu dilanjutkan dengan mengajukan permohonan ijin ke 7 bagian instansi yaitu

(40)

Kecamatan Tegalrejo, Lurah Kricak, Lurah Tegalrejo, Lurah Karangwaru, Lurah

Bener, dan Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

menggunakan izin dari Dinas Perizinan Kota Yogyakarta. Selanjutnya dibuat surat

pengantar yang menyatakan bahwa peneliti sedang mengadakan penelitian di

Kecamatan Tegalrejo dalam rangka penyelesaian skripsi, disertakan pula judul

penelitian, dan permohonan untuk dapat bekerja sama. Surat pengantar ini

disertakan pula lembar kesediaan responden untuk diikutsertakan dalam penelitian

yang terdiri dari judul kuesioner, surat pernyataan kesediaan dari responden, nama

dan tanda tangan dari responden yang mengisi kuesioner sebagai bentuk

kesediaan responden untuk mengisi kuesioner.

3. Pembuatan instrumen penelitian

a. Penyusunan kuesioner. Pertama, dibuat item-item pertanyaan untuk

kuesioner tipe isian sehubungan dengan data demografi responden yang berkaitan

dengan variabel penelitian. Kemudian dibuat 9 pertanyaan mengenai informasi

penggunaan multivitamin anak. Dari 9 pertanyaan tersebut diberi jawaban dengan

bentuk multiple choice dan isian. Responden dapat memilih lebih dari satu pilihan jawaban.

Setelah itu dibuat item-item sebanyak 27 pernyataan dengan tipe jawaban

dichotomous scale, yaitu jawaban “BENAR” dan “SALAH” yang merupakan bagian pengetahuan responden meliputi pengertian, kandungan, dosis,

penyimpanan, cara pemberian, expired date, informasi, indikasi, dan efek samping

(41)

b. Uji validitas dan uji pemahaman bahasa. Validitas adalah suatu

ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu

instrumen. Uji validitas kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini

berdasarkan content validity, yaitu untuk menguji apakah butir-butir pernyataan yang digunakan untuk mengukur sebuah konsep tertentu telah memadai atau

mampu menggambarkan. Uji content validity dilakukan berdasarkan professional judgement, yaitu apoteker dan dokter anak. Sebelumnya jumlah pernyataan sebanyak 22 butir, kemudian dilakukan validasi oleh professional judgement, yaitu apoteker menjadi 27 butir, yaitu pernyataan nomor 19, 21, 22, 26, dan 27.

Butir pernyataan yang ditambah dimaksudkan untuk menggali pengetahuan

tentang kandungan, efek samping, waktu kadaluarsa, dan informasi multivitamin

yang masih kurang lengkap. Kemudian dilakukan uji pemahaman bahasa pada

responden di daerah Condongcatur, Sleman. Uji pemahaman bahasa ini bertujuan

untuk mengetahui apakah bahasa yang digunakan dalam kuesioner mudah

dipahami atau tidak. Hasil dari uji pemahaman bahasa ini adalah tidak

ditemukannya responden yang bertanya mengenai isi kuesioner.

c. Uji reliabilitas. Suatu instrumen disebut reliabel bila instrumen

konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang diukur. Uji reliabilitas pada

penelitian ini menggunakan Alpha Cronbach dengan taraf kepercayaan 95%. Menurut Riwidikdo (2009), oleh karena uji validitas menggunakan professional judgement maka kuesioner reliabel jika nilai α > 0,75. Uji dilakukan pada 30

responden dan didapatkan hasil α = 0,767 pada bagian pernyataan pengetahuan

(42)

4. Penyebaran kuesioner

Penyebaran kuesioner dilakukan di pertemuan-pertemuan rutin warga,

kegiatan posyandu di beberapa RT/RW, di sekolah-sekolah (TK dan SD), dan di

rumah warga (door to door). Sebelum responden mengisi kuesioner, peneliti terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan dari penyebaran kuesioner agar

responden sudah jelas dan dapat melakukan pengisian kuesioner dengan baik, hal

ini juga dimaksudkan agar responden tidak lagi bertanya-tanya apabila ada hal

yang membingungkan atau kurang jelas. Apabila responden telah setuju untuk

mengisi kuesioner dalam penelitian ini, maka kuesioner dibagikan kepada

responden yang memenuhi kriteria inklusi. Selanjutnya pengisian kuesioner

dilakukan sendiri oleh responden dan diberikan kesempatan untuk mengerjakan

kuesioner saat itu juga di tempat penelitian.

Kuesioner yang disebar di Kelurahan Bener sebanyak 20 kuesioner dan

kembali 17 kuesioner. Kuesioner yang disebar di Kelurahan Tegalrejo sebanyak

35 kuesioner dan yang kembali 31 kuesioner dengan 4 kuesioner yang di drop out. Kuesioner yang disebar di Kelurahan kricak sebanyak 40 kuesioner dan kembali

35 kuesioner dengan 5 kuesioner yang di drop out. Kuesioner yang disebar di Kelurahan Karangwaru sebanyak 30 kuesioner dan kembali 25 kuesioner. Namun,

dalam penelitian ini pengambilan sampel berhenti setelah peneliti mendapatkan

sampel sebanyak jumlah sampel minimal per kelurahan.

5. Pengolahan data

Pertama-tama data yang didapat diperiksa kelengkapannya dan diperiksa

(43)

didapat data sebanyak 95 responden. Kemudian dilakukan pengkodean pada data

demografi yang terdiri dari data usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir,

pekerjaan, penghasilan keluarga per bulan, dan jumlah anak. Pengkodean juga

dilanjutkan pada data informasi penggunaan multivitamin anak yang terdiri dari

data produk, harga, bentuk sediaan, frekuensi pemberian, terakhir penggunaan,

tempat pembelian, sumber informasi, dan harapan. Setelah dilakukan pengkodean,

kemudian data karakteristik demografi dan informasi penggunaan multivitamin

anak dihitung dan ditulis di dalam tabel lembar kerja.

Untuk data pengetahuan, jawaban pernyataan yang benar diberi skor 1

dan untuk jawaban pernyataan yang salah diberi skor 0 (Kasmadi, 2013). Lalu

skor jawaban pernyataan yang benar dijumlah dan ditulis di dalam tabel lembar

kerja. Dari hasil penjumlahan tersebut, data lalu dikelompokkan ke dalam kategori

tingkat pengetahuan dengan kriteria jumlah skor 21-27 masuk dalam kategori

tingkat pengetahuan baik, jumlah skor 16-20 masuk dalam kategori tingkat

pengetahuan cukup baik, jumlah skor 11-15 masuk dalam kategori tingkat

pengetahuan kurang baik, dan jumlah skor 0-10 masuk dalam kategori tingkat

pengetahuan tidak baik.

Dari 9 kategori item pernyataan pengetahuan (masing-masing kategori

terdiri 3 pernyataan), dihitung rata-rata jumlah pernyataan yang benar dan yang

salah dari masing-masing kategori tersebut lalu dipersentasekan dan ditulis di

tabel lembar kerja.

(44)

tingkat pengetahuan. Dalam uji ini tabel hasil penelitian dibuat dalam tabel 2x2,

yaitu untuk variabel usia dibedakan dalam kelompok rentang usia 22-40 tahun dan

41-52 tahun, variabel pendidikan terakhir dibedakan dalam kelompok < SMA dan

≥ SMA, variabel pekerjaan dibedakan dalam kelompok tidak bekerja dan bekerja,

dan variabel penghasilan keluarga per bulan dibedakan dalam kelompok ≤ Rp

1.100.000,00 dan > Rp 1.100.000,00. Sementara untuk variabel tingkat

pengetahuan dibedakan dalam kelompok tingkat pengetahuan baik dan cukup

baik. Tabel 2x2 ini dibuat sesuai dengan syarat uji Chi-Square.

G. Analisis Hasil Penelitian

Analisis hasil karakteristik demografi responden dan informasi

penggunaan multivitamin anak, yaitu harga dan terakhir penggunaan multivitamin

dihitung lalu dipersentasekan dan ditampilkan dalam tabel atau dalam bentuk

diagram. Presentase dihitung menggunakan rumus:

Keterangan: P adalah persentase jawaban, A adalah jumlah jawaban yang

sejenis, dan B adalah responden total.

Kemudian untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh karakteristik

demografi terhadap tingkat pengetahuan maka dilakukan analisis hasil uji Chi-Square dengan cara membandingkan sebagai berikut:

(45)

2. Pendidikan terakhir responden terhadap tingkat pengetahuan. Hasil uji Chi-Square dengan nilai p < 0,05 dinyatakan berbeda bermakna dan H 2 diterima. 3. Pekerjaan responden terhadap tingkat pengetahuan. Hasil uji Chi-Square

dengan nilai p < 0,05 dinyatakan berbeda bermakna dan H 3 diterima.

4. Penghasilan keluarga per bulan responden terhadap tingkat pengetahuan.

Hasil uji Chi-Square dengan nilai p < 0,05 dinyatakan berbeda bermakna dan H 4 diterima.

Gambar I. Kerangka pengujian statistik hipotesis

H. Kelemahan Penelitian

Dalam penelitian ini uji validitas secara statistik, yaitu uji validitas

konstruk sudah dilakukan empat kali namun hasil yang didapatkan selalu tidak

valid, sehingga peneliti hanya melakukan uji content validity dan face validity. Selain itu, jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

jumlah sampel minimal. Seharusnya jumlah sampel minimal digunakan untuk satu

kelompok dari masing-masing variabel saja. Usia

Pendidikan terakhir

Penghasilan keluarga per

bulan Pekerjaan

(46)

28

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan pembahasan dari penelitian ini akan dibahas secara berurutan

sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu karakteristik demografi responden,

pengetahuan responden terkait multivitamin, dan pengaruh karakteristik

demografi terhadap tingkat pengetahuan.

A. Karakteristik Demografi Responden

Karakteristik demografi masyarakat yang menjadi responden dalam

penelitian ini meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan,

penghasilan keluarga per bulan, dan jumlah anak. Selain karakteristik demografi

juga akan dibahas informasi tambahan lain mengenai penggunaan multivitamin

anak, diantaranya yaitu harga, rentang waktu terakhir penggunaan multivitamin,

bentuk sediaan, frekuensi pemberian, tempat pembelian, sumber informasi,

produk, dan harapan penggunaan multivitamin.

Dalam penelitian ini, hasil karakteristik demografi responden yang

terlibat adalah sebagai berikut: 78,9 % responden dengan rentang usia 21-40

tahun, berjenis kelamin perempuan (91,6 %), dengan pendidikan terakhir SMA

(62,1 %), bekerja sebagai ibu rumah tangga (73,7 %), dengan penghasilan

keluarga per bulan < Rp 1.100.000,00 (57,9 %), dan mempunyai anak berjumlah 2

anak (45,3 %). Secara lengkap hasil penelitian karakteristik demografi disajikan

(47)

Tabel II. Jumlah responden berdasarkan karakteristik demografi

Karakteristik demografi

Jumlah variabel Ʃ Responden (n=95)

Selanjutnya akan dibahas mengenai hasil dan pembahasan dari data

informasi penggunaan multivitamin anak yang akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Harga multivitamin

Harga yang dikeluarkan untuk membeli multivitamin pada penelitian ini

dibagi menjadi 4 dengan rentang harga untuk mempermudah penyajian data. Dari

ke-4 rentang harga tersebut yang paling banyak adalah Rp 25.000,00 – Rp

(48)

membeli multivitamin dengan kisaran harga Rp 25.000,00 – Rp 50.000,00 dengan

penghasilan keluarga < Rp 1.100.000,00 per bulan (47,8 %). Secara lengkap hasil

penelitian harga multivitamin disajikan dalam Gambar II.

Gambar II. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadap harga multivitamin yang dibeli

2. Rentang waktu terakhir penggunaan multivitamin

Dalam penelitian ini, terakhir penggunaan multivitamin pada anak dibagi

menjadi 4 kelompok, yaitu < 1 bulan, 1-3 bulan, dan 3-6 bulan. Terakhir

penggunaan multivitamin < 1 bulan adalah yang paling banyak (47 %). Terakhir

penggunaan multivitamin ini dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan

terjadinya recall bias dikarenakan kurangnya kemampuan responden untuk mengingat kembali sesuatu yang pernah diketahuinya (Notoatmodjo, 2007).

Secara lengkap hasil penelitian terakhir penggunaan multivitamin disajikan dalam

Gambar III.

46%

49%

4% 1%

< Rp 25.000,00

Rp 25.000,00 – Rp 50.000,00

> Rp 50.000,00 – Rp 75.000,00

(49)

Gambar III. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadap rentang waktu terakhir penggunaan multivitamin

3. Bentuk sediaan multivitamin

Ada 2 bentuk sediaan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu padat

(tablet) dan cair (sirup dan emulsi). Sebanyak 84 responden memilih bentuk

sediaan cair sebagai bentuk sediaan yang paling sering diberikan pada anak. Hal

ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Widodo (2010) bahwa dari sekian

banyak bentuk sediaan, anak-anak biasanya menyukai sediaan sirup dikarenakan

adanya berbagai varian rasa. Secara lengkap hasil penelitian bentuk sediaan

multivitamin disajikan dalam Tabel V.

Tabel V. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadap bentuk sediaan multivitamin

Bentuk sediaan Jumlah responden

Padat 26

Cair 84

47%

15%

38% < 1 bulan

(50)

4. Frekuensi pemberian multivitamin

Dalam penelitian ini frekuensi pemberian multivitamin pada anak dalam

sehari paling banyak diberikan sebanyak 1 kali sehari, yaitu sebesar 72 responden.

Frekuensi pemberian multivitamin berhubungan dengan dosis multivitamin yang

akan diberikan pada anak dalam sehari dan apabila frekuensi pemberian ini tidak

sesuai dengan aturan pakai maka dapat menyebabkan ketidakefektifan

penggunaan multivitamin (Widodo, 2010), seperti menyebabkan kelebihan dosis

(dose too high) pada anak karena frekuensi pemberian yang berlebihan dan nantinya apabila berlangsung dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan

efek samping.

Oleh sebab itulah pentingnya pengetahuan orangtua mengenai frekuensi

pemberian multivitamin agar efek terapi dapat terpenuhi sesuai kebutuhan dan

untuk mencegah hal-hal yang tidak diharapkan. Secara lengkap hasil penelitian

frekuensi pemberian multivitamin disajikan dalam Tabel VI.

Tabel VI. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadap frekuensi pemberian multivitamin

Frekuensi pemberian Jumlah responden

1 kali sehari 72

2-3 kali sehari 23

> 3 kali sehari 2

5. Tempat pembelian multivitamin

Dalam penelitian ini, multivitamin paling banyak dibeli adalah di apotek,

yaitu sebesar 83 responden. Hal ini sesuai dengan teori menurut Nasiruddin

(2009) yang mengatakan bahwa masyarakat lebih memilih membeli obat di

(51)

kristis untuk mendapatkan informasi tentang obat yang lebih baik. Secara lengkap

hasil penelitian tempat pembelian multivitamin disajikan dalam Tabel VII.

Tabel VII. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadap tempat pembelian multivitamin

Tempat pembelian

multivitamin Jumlah Responden

Apotek 83

Puskesmas/RS 3

Toko obat 6

Supermarket 21

Agen tertentu (MLM) 4

6. Sumber informasi multivitamin

Dalam penelitian informasi multivitamin paling banyak diperoleh melalui

tenaga kesehatan, yaitu sebanyak 47 responden. Hal ini dikarenakan tenaga

kesehatan adalah seseorang yang memiliki pengetahuan dan atau keterampilan

melalui pendidikan di bidang kesehatan sehingga mempunyai wewenang untuk

melakukan suatu upaya kesehatan seperti pemberian informasi mengenai

penggunaan multivitamin (Dinkes RI, 2013). Secara lengkap hasil penelitian

sumber informasi multivitamin disajikan dalam Tabel VIII.

Tabel VIII. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadap sumber informasi multivitamin

Sumber informasi multivitamin Jumlah responden

Keluarga/teman 32

Tenaga kesehatan 47

Iklan surat kabar/ buku/ majalah/

televisi/ radio/ internet 42

7. Produk multivitamin

Dari semua multivitamin yang sedang atau pernah digunakan, multivitamin yang paling sering digunakan adalah Scott’s Emulsion®

(52)

Plus®, Sakatonik ABC®, Fitkom®, Vidoran Plus®, Cerebrofort®, dan Biolysin

Emulsion®. Sementara untuk multivitamin lain yang jarang digunakan dimasukan

dalam kategori lain-lain. Dalam penelitian ini, multivitamin yang paling banyak

digunakan adalah Curmuma Plus® sebanyak 29 responden. Hal ini sesuai dengan

artikel yang ditulis oleh Supriyadi (2013) berdasarkan data dari Indonesian

Consumer Profile 2013, MARS Indonesia bahwa multivitamin anak yang paling

banyak digunakan pada tahun 2012 adalah Curcuma Plus®.Secara lengkap hasil

penelitian jumlah responden yang menggunakan produk multivitamin disajikan

dalam Tabel IX.

Tabel IX. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadap produk multivitamin yang digunakan

Produk multivitamin Jumlah Responden

Curcuma Plus® 29

Dalam penelitian ini ada berbagai macam harapan penggunaan

multivitamin pada anak diantaranya, nafsu makan anak meningkat, kekebalan

tubuh anak meningkat, anak sembuh dari penyakit yang diderita, kecerdasan otak

anak meningkat, dan pencernaan anak menjadi lancar. Dari ke-5 harapan tersebut,

penggunaan multivitamin agar kekebalan tubuh anak meningkat adalah yang

(53)

(2010) yang menyatakan bahwa anak membutuhkan multivitamin pada saat

kekebalan tubuh anak menurun.

Masih adanya responden yang memilih harapan penggunaan

multivitamin agar anak sembuh dari penyakit yang diderita menandakan bahwa

adanya informasi yang kurang jelas yang didapatkan oleh responden mengingat

bahwa sebenarnya multivitamin tidak dapat digunakan untuk menyembuhkan

penyakit yang diderita tetapi hanya sebagai penunjang kesehatan yang akan

membantu proses penyembuhan seiring dengan meningkatnya kekebalan tubuh

(Widodo, 2010). Secara lengkap hasil penelitian jumlah responden yang

menyatakan harapan terhadap penggunaan multivitamin disajikan dalam Tabel X.

Tabel X. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadap harapan terhadap penggunaan multivitamin

Harapan Jumlah Responden

Nafsu makan anak meningkat 58

Kekebalan tubuh anak meningkat 66

Anak sembuh dari penyakit yang

diderita 6

Kecerdasan otak anak meningkat 44

Pencernaan anak menjadi lancar 11

B. Pengetahuan Responden Terkait Multivitamin

Dari hasil penelitian ini, tingkat pengetahuan dengan kategori baik

memiliki persentase paling besar, yaitu 87,4 %. Berdasarkan hasil penelitian

tersebut maka dapat dikatakan bahwa tingkat pengetahuan orangtua mengenai

penggunaan multivitamin pada anak di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta

(54)

responden berdasarkan tingkat pengetahuan orangtua tentang penggunaan

multivitamin pada anak disajikan dalam Tabel XI.

Tabel XI. Jumlah responden berdasarkan tingkat pengetahuan orangtua tentang penggunaan multivitamin pada anak

Tingkat pengetahuan Jumlah responden Persentase ( %)

Baik 83 87,4

Cukup 12 12,6

Jumlah 95 100

Dari 9 kategori item pernyataan, yang termasuk dalam tingkat

pengetahuan baik yaitu pernyataan mengenai pengertian, kandungan, dosis,

penyimpanan, cara pemberian, Expired Date, dan informasi. Hal ini dilihat dari persentase jawaban benar yang masuk dalam range 76-100 %. Sementara yang termasuk dalam tingkat pengetahuan cukup baik adalah kategori pernyataan

mengenai indikasi sebesar 72,3 %. Dan yang termasuk dalam tingkat pengetahuan

kurang baik adalah kategori pernyataan mengenai efek samping sebesar 53 %.

Kurangnya pengetahuan orangtua mengenai efek samping dari penggunaan

multivitamin pada anak ini dapat menyebabkan terjadinya efek yang merugikan

bagi kesehatan anak, terutama untuk efek yang terjadi akibat dosis tinggi dan

penggunaan jangka panjang. Maka dari itu disarankan bagi orangtua Kecamatan

Tegalrejo untuk mendapatkan informasi yang lebih lagi terkait dengan efek

samping penggunaan multivitamin. Secara lengkap hasil penelitian distribusi

jawaban benar dan salah terhadap kategori pernyataan pengetahuan disajikan

(55)

Tabel XII. Distribusi jawaban benar dan salah (%) terhadap kategori pernyataan pengetahuan

Kategori pernyataan

C. Pengaruh Karakteristik Demografi terhadap Tingkat Pengetahuan

Dalam penelitian ini dilakukan indentifikasi untuk mengetahui ada atau

tidaknya pengaruh karakteristik demografi terhadap tingkat pengetahuan yang

akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Usia

Dalam penelitian ini, usia dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok

rentang usia 22-40 tahun dan kelompok rentang usia 40-52 tahun. Hasil penelitian

menunjukan bahwa kelompok rentang usia 40-52 tahun adalah responden yang

memiliki pengetahuan baik dengan persentase 95 %. Hal ini sesuai dengan teori

yang mengatakan bahwa semakin tinggi tingkatan usia seseorang, maka semakin

banyak pula pengalaman yang didapatkan sehingga semakin luas pengetahuannya

(Sarwono, 2007). Secara lengkap hasil penelitian jumlah responden berdasarkan

(56)

Tabel XIII. Jumlah responden berdasarkan tingkat

Berdasarkan uji Fisher’s exact yang dilakukan untuk melihat adanya

pengaruh usia terhadap tingkat pengetahuan diperoleh nilai p = 0,227, karena nilai

p > 0,05 maka secara statistik hasil uji dikatakan berbeda tidak bermakna dan

dapat disimpulkan bahwa usia responden tidak mempengaruhi tingkat

pengetahuan secara signifikan. Hal ini bisa saja disebabkan karena semakin

bertambah umur memang akan semakin menambah pengetahuan, namun pada

usia-usia tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau

mengingat suatu pengetahuan akan berkurang (Notoatmodjo, 2007).

2. Pendidikan terakhir

Dalam penelitian ini pendidikan ≥ SMA memiliki persentase tingkat

pengetahuan baik sebesar 88 %. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan

bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin mudah untuk

orang tersebut dapat menerima suatu informasi (Wawan dan Dewi, 2010). Adriani

dan Wirjatmadi (2012) juga menambahkan bahwa dengan pendidikan yang baik

maka orangtua dapat menerima segala informasi dari luar dalam upaya menjaga

kesehatan anaknya. Secara lengkap hasil penelitian jumlah responden berdasarkan

(57)

Tabel XIV. Jumlah responden berdasarkan tingkat pengetahuan dan pendidikan terakhir

Pendidikan terakhir

Berdasarkan uji Fisher’s exact yang membandingkan usia responden

dengan tingkat pengetahuan diperoleh nilai p = 0,485, karena nilai p > 0,05 maka

hasil uji dikatakan berbeda tidak bermakna dan dapat disimpulkan bahwa

pendidikan terakhir tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan secara signifikan.

Menurut Wawan dan Dewi (2010), pendidikan formal tidak sepenuhnya

mempengaruhi tingkat pengetahuan karena pengetahuan juga dapat dipengaruhi

oleh pendidikan non formal.

3. Pekerjaan

Dalam penelitian ini jumlah responden yang tidak bekerja lebih banyak

dibandingkan dengan responden yang bekerja. Hal ini dapat dilihat dari jenis

pekerjaan yang dipilih lebih banyak sebagai ibu rumah tangga. Responden yang

bekerja memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 88,6 %. Hal ini justru tidak

sesuai dengan teori Cahyani (Cit., Moron, 2012) yang mengatakan bahwa pengalaman belajar dalam bekerja memberi pengetahuan yang luas, dimana

responden yang sudah bekerja akan mempunyai pengetahuan yang tinggi

dikarenakan banyaknya komunikasi dengan masyarakat atau dunia luar. Secara

lengkap hasil penelitian jumlah responden berdasarkan tingkat pengetahuan dan

(58)

Tabel XV. Jumlah responden berdasarkan tingkat

Berdasarkan uji Fisher’s exact yang membandingkan pekerjaan dengan

tingkat pengetahuan diperoleh nilai p = 0,390, karena nilai p > 0,05 maka hasil uji

dikatakan berbeda tidak bermakna dan disimpulkan bahwa pekerjaan tidak

mempengaruhi tingkat pengetahuan secara signifikan. Hal ini bisa saja

dikarenakan orang yang tidak bekerja sekalipun dapat memperoleh pengetahuan

dari sumber informasi yang lain seperti TV, radio, dan surat kabar (Notoatmodjo,

2007).

4. Penghasilan keluarga per bulan

Berdasarkan hasil penelitian, penghasilan keluarga > Rp 1.100.000,00

per bulan memiliki persentase tingkat pengetahuan baik sebesar 92,5 %. Hal ini

menunjukan bahwa semakin besar penghasilan keluarga per bulan maka tingkat

pengetahuannya semakin baik. Secara lengkap hasil penelitian jumlah responden

berdasarkan tingkat pengetahuan dan penghasilan keluarga per bulan disajikan

dalam Tabel XVI.

Tabel XVI. Jumlah responden berdasarkan tingkat pengetahuan dan penghasilan keluarga per bulan

(59)

Berdasarkan uji Fisher’s exact yang membandingkan penghasilan per

bulan dengan tingkat pengetahuan diperoleh nilai p = 0,166 karena nilai p > 0,05

maka hasil uji dikatakan berbeda tidak bermakna dan disimpulkan bahwa

penghasilan per bulan tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan secara signifikan.

Hal ini dikarenakan penghasilan tidak berpengaruh secara langsung terhadap

tingkat pengetahuan, melainkan pengetahuan dapat diperoleh melalui berbagai

fasilitas seperti televisi, radio, dan surat kabar yang berperan sebagai sumber

informasi, fasilitas-fasilitas tersebut dapat diperoleh apabila seseorang

(60)

42

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat

disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Karakteristik demografi orangtua di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta,

yaitu sebagian besar berusia 22-40 tahun (78,9%), berjenis kelamin

perempuan (91,6%), merupakan lulusan SMA (62,1%), sebagian besar tidak

bekerja yaitu sebagai ibu rumah tangga (73,7%), dengan penghasilan keluarga

< Rp 1.100.000,00 bulan (57,9%) dan memiliki 2 anak (45,3%).

2. Tingkat pengetahuan orangtua tentang penggunaan multivitamin pada anak di

Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta adalah baik (87,4%).

3. Tidak ada pengaruh karakteristik demografi (usia, pendidikan terakhir,

pekerjaan, penghasilan keluarga per bulan) terhadap tingkat pengetahuan

(61)

B. Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya, perlu diadakan penelitian sejenis yang tidak hanya

mengukur tingkat pengetahuannya saja namun perlu diteliti juga sikap dan

tindakan. Kemudian perlu juga dilakukan penelitian serupa yang meneliti

faktor-faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan seperti lingkungan, sosial

budaya, pengelaman, fasilitas, dan informasi.

2. Bagi masyarakat, perlu adanya kesadaran akan pengetahuan mengenai efek

samping dari penggunaan multivitamin.

3. Bagi instansi kesehatan terkait, perlu adanya edukasi pada masyarakat di

Kecamatan Tegalrejo mengenai efek samping penggunaan multivitamin dan

pengetahuan bahwa multivitamin tidak dapat digunakan untuk

Gambar

Tabel XIV.   Jumlah responden berdasarkan tingkat pengetahuan dan
Gambar III. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadap rantang waktu
Gambar I. Kerangka pengujian statistik hipotesis
Tabel II. Jumlah responden berdasarkan karakteristik demografi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengamatan siklus II yang diperoleh maka pelaksanaan siklus II sudah baik dan guru sudah berhasil dalam usaha peningkatan hasil belajar peserta didik

Identifikasi faktor eksternal dilakukan untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi pada pengembangan usaha ternak kelinci di Kelurahan Salokaraja Kecamatan

Ketujuh klon transforman dilakukan uji ekspresi protein pada skala kecil dengan menggunakan medium produksi yaitu media LB cair 10 ml yang ditambah ampisilin dan diinkubasi pada

Pembagian shar ing dalam kemitr aan/ KSO ini tidak akan diubah baik selama masa penaw ar an maupun sepanjang masa kontr ak, kecuali dengan per setujuan tertulis ter lebih

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang tidak akan direklasifikasikan ke laba rugi -. Pos-pos yang akan direklasifikasikan ke

(tujuh puluh satu juta delapan ratus dua puluh enam ribu sembilan ratus enam puluh sembilan rupiah).. Rehabilitasi/pemeliharaan jalan (DAK

sesama manusia ditinjau dari segi teknis pelaksanaannya dibagi menjadi dua. Pertama, utang yang berhubungan dengan wujud harta. Kedua, utang yang tidak

ARTIFICIAL HIPJOINT..