• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Robert K Merton menulis beberapa pernyataan penting tentang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Robert K Merton menulis beberapa pernyataan penting tentang"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Struktural Fungsional

Robert K Merton menulis beberapa pernyataan penting tentang fungsionalisme struktural dalam sosiologi (Sztompka, 2000;Tiryakin, 1991). Merton menjelaskan bahwa analisis struktural – fungsional memusatkan perhatian bahwa setiap objek dapat dijadikan sasaran analisis struktural – fungsional. Di dalam pikiran Merton, sasaran studi struktural – fungsional antara lain adalah peran sosial, pola institusional , proses sosial, pola kultur, emosi yang terpola secara kultural, norma sosial, organisasi kelompok, struktur sosial, perlengkapan untuk pengendalian sosial dan sebagainya (Merton, 1949/1968:104).

Perhatian analisis struktur fungsional mestinya lebih dipusatkan pada fungsi sosial ketimbang pada motif individual. Dari ketiga postulat yang dikeluarkan oleh Merton yang menyatakan bahwa tidak semua struktur, adat, gagasan, kepentingan dan sebagainya mempengaruhi fungsi positif. Menurut merton, fungsi di defenisikan sebagai “konsekuensi – konsekuensi yang dapat diamati dan menimbulkan adaptasi atau penyesuaian dari sisi tertentu. Tetapi, jelas ada bias idiologis bila ada orang yang hanya memusatkan perhatian pada adaptasi dan penyesuaian diri, karena adaptasi selalu mempunyai akibat positif. Perlu diperhatikan bahwa suatu faktor sosial dapat mempunyai akibat negatif terhadap faktor sosial lain. Untuk meralat kelalaian serius

(2)

disfungsi. Sebagaimana struktur atau institusi dapat menyumbangkan pemeliharaan bagian – bagian dari sistem sosial, struktur, atau institusi pun dapat menimbulkan akibat negatif terhadap sistem sosial.

Pemikiran Merton tersebut dijadikan sebagai landasan teori dalam penulisan ini. Sebagaimana yang menjadi bahasan dalam penulisan ini mengenai penggunaan fasilitas WiFi pada mahasiswa, dimana sistem pendidikan sekarang sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi sehingga nantinya dapat meningkatkan kualitas institusi pendidikan tersebut. Wifi sebagai salah satu infrastruktur yang ada dikampus memungkinkan mahasiswanya dapat mengakses berbagai kebutuhan akademik mahasiswa yang mampu mendorong/meningkatkan prestasi belajar mereka. Namun Internet juga menimbulkan dampak yang negatif apabila tidak diiringi dengan kontrol sosial yang kuat dalam sistem pendidikan tersebut. Untuk itu peneliti melihatnya dari aspek fungsional dan disfungsional. Adapun manfaat Internet sebagai “media” yang memberikan kemudahan khususnya bagi mahasiswa dalam mengerjakan tugas - tugas kuliah, mengembangkan jaringan dan juga untuk membuat tulisan/karya ilmiah. Namun, penggunaan fasilitas Internet tidak selalu memberikan dampak yang positif. Disamping penggunaannya yang mudah dan praktis, Internet juga dapat membawa dampak yang negatif bila digunakan dalam hal – hal yang menyimpang seperti membuka situs – situs terlarang, maupun untuk maksud kejahatan (kriminalitas). Apalagi saat ini Internet banyak digunakan oleh mahasiswa, sehingga apabila penggunaanya bersifat negatif maka akan terjadi penyimpangan dikalangan generasi muda bangsa terhadap sikap maupun perilaku individu.

(3)

2.2 Teori Motivasi Berprestasi (Need For Achievment)

Dalam hidup ini setiap orang memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Tentunya untuk mencapai tujuan tersebut seseorang harus memiliki motivasi. Masing-masing individu memiliki motivasi yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan penggerak atau dorongan terhadap seseorang untuk melakukan suatu kegiatan baik dari dalam diri (intrinsik) maupun dari luar diri (ekstrinsik). Motivasi diperlukan seseorang sebagai kekuatan dan dorongan untuk mencapai suatu tujuan, kesuksesan, dan keberhasilan. Seberapa besar kuat motivasi yang dimiliki seseorang akan sangat menentukan kualitas perilaku dan sikap yang ditunjukkan dalam kegiatan sehari-hari, contohnya pada saat ia belajar atau bekerja.

McClelland dan Atkinson (1987) menyebutkan setiap orang mempunyai tiga motivasi yakni motivasi berprestasi (achievement motivation), motif bersahabat (affiliation motivation), motif bersahabat (affiliation motivation) dan motif berkuasa (power motivation). Dari ketiga motif itu dalam penelitian ini akan difokuskan pada teori motivasi berprestasi dalam kegiatan proses belajar mahasiswa. Pengertian motivasi berprestasi menurut McClelland (1987) adalah suatu daya Kemampun mental manusia untuk melakukan suatu kegiatan yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif, dan lebih efisien daripada kegiatan yang dilaksanakan sebelumnya. Teori ini mengatakan bahwa seseorang yang dianggap mempunyai motivasi prestasi yang tinggi, apabila dia mempunyai keinginan untuk berprestasi lebih baik daripada yang lain dalam banyak situasi. Dari McClelland dikenal tentang teori motivasi untuk

(4)

mencapai prestasi atau Need for Acievemnt (n-ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan berprestasi.

Dalam teorinya McClelland mengemukakan bahwa individu mempunyai cadangan energi potensial, bagaimana energi ini dilepaskan dan dikembangkan tergantung pada kekuatan atau dorongan motivasi individu dan situasi serta peluang yang tersedia. Kebutuhan akan prestasi merupakan dorongan untuk mengungguli, berprestasi untuk mencapai kesuksesan. Oleh karena itu seseorang akan berusaha mencapai prestasi tertingginya yang bersifat realistis, dan akan menimbulkan kemajuan dalam pekerjaannya. Dan seseorang yang telah berprestasi perlu mendapat umpan balik dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya tersebut. Seseorang yang mendapat pengakuan berprestasi akan merasa bahwa dirinya dihargai serta akan merasa bangga atas keberhasilan yang telah dicapainya selama ini. Motivasi seperti ini akan menimbulkan semangat lebih maju dalam bekerja, lebih memacu seseorang menimbulkan ide-ide cemerlang yang bagus bagi kemajuan organisasi tersebut. Apabila yang menjadi tujuan itu telah tercapai, maka akan menimbulkan kepuasan pribadi atas kerja kerasnya tersebut. Sekali lagi ditekankan dalam Teori motivasi dari McClelland ini, umpan balik akan sangat diperlukan karena merupakan suatu ukuran prestasi atau keberhasilan seseorang.

McClelland (1987) mengatakan bahwa motivasi berprestasi merupakan kecendrungan seseorang dalam mengarahkan dan mempertahankan tingkah laku untuk mencapai suatu standar prestasi. Pencapaian standar prestasi digunakan oleh mahasiswa untuk menilai kegiatan yang pernah dilakukan. Mahasiswa yang menginginkan prestasi yang baik akan menilai apakah kegiatan yang dilakukannya

(5)

telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Ahli lain yakni Gellerman (1963:67) menyatakan bahwa orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan sangat senang kalau ia berhasil memenangkan suatu persaingan. Ia berani menanggung segala resiko sebagai konsekuensi dari usahannya untuk mencapai tujuan. Adapun ciri-ciri orang yang memiliki motivasi yang tinggi menurut Gellerman antara lain :

• Berusaha melakukan sesuatu dengan cara-cara baru dan kreatif

• Mencari feedback tentang perbuatannya

• Memilih resiko yang sedang di dalam perbuatannya

• Mengambil tanggung jawab pribadi atas perbuatannya

Menurut McClelland (1987), Sebuah tindakan dapat dikatakan memiliki motivasi tinggi, jika perilaku itu menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut :

1. Individu menunjukkan tanggapan yang menggejolak dengan bentuk-bentuk tanggapan-tanggapan yang bervariasi

2. Kekuatan dan efisiensi perilaku mempunyai hubungan yang bervariasi dengan kekuatan determinan

3. Motivasi mengarahkan perilaku pada tujuan tertentu

4. Pengaruh positif menyebabkan suatu perilaku tertentu cenderung untuk diulang-ulang

(6)

5. Kekuatan perilaku akan melemah, bila akibat dari perbuatan itu bersifat tidak mengenakkan

Reksohasidiprodjo dan Handoko (1989 : 256) mendefenisikan bahwa motifasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Pola motivasi didefenisikan sebagai sikap yang mempengaruhi cara-cara orang memandang pekerjaan dan menjalani kehidupan mereka (Keith dan Newstorm, 1996). Menurut Keith dan Newstorm (1996), motivasi prestasi (archievement motivation) adalah dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam upaya mencapai tujuan.

Dengan demikian dalam hubungannya dengan penelitian ini maka peneliti menyimpulkan bahwa motivasi berprestasi merupakan suatu doronga, hasrat, ataupun energi penggerak yang ada dalam diri mahasiswa untuk dapat memperoleh indeks prestasi mahasiswa. Motivasi berprestasi tersebut akan berkembang terus sesuai dengna pengalaman, pengetahuan interaksi serta tindakan seseorang untuk mencapai tujuannya. Berbagai keinginan atau kebutuhan untuk mencapai suatu prestasi akan memunculkan dorongan. Dorongan merupakan desakan yang dialami untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan hidup dan merupakan kecendrungan untuk mempertahankan hidup. Pencapaian suatu prestasi tergantung dari tindakan yang dilakukan seseorang. Namun terkadang tidak semua orang melakukan cara atau tindakan yang tepat dalam mencapai suatu prestasi. Adakala tindakan yang dilakukan untuk mencapai suatu prestasi mengarah pada bentuk perilaku yang menyimpang.

(7)

Dalam kegiatan/proses belajar tentunya mahasiswa membutuhkan banyak bahan / referensi literatur perkuliahan. Adanya kehadiran fasilitas wifi memberikan kemudahan dan efisiensitas bagi mahasiswa pada saat mencari bahan-bahan perkuliahannya. Hal ini menimbulkan suatu motivasi dan dorongan bagi mahasiswa untuk terus dapat meningkatkan prestasi seperti yang diharapkannya. Dengan demikian fasilitas wifi sebagai salah satu sub sistem dalam institusi pendidikan diharapkan membawa dampak positif atau dengan kata lain memudahkan para generasi mudah khususnya mahasiswa untuk menggali kemampuan intelektualitasnya serta menjadi individu-individu yang berwawasan luas namun tetap berada pada norma-norma positif.

Diharapkan kehadiran fasilitas pendorong sistem belajar yakni wifi tersebut dapat memunculkan semangat motivasi berprestasi di kalangan mahasiswa dan mampu menciptakan manusia-manusia yang berwawasan luas dan memiliki potensi untuk memajukan negara dan bangsa ditingkat nasional maupun internasional.

2.3. Teori Kebutuhan

Manusia memiliki banyak sekali kebutuhan untuk hidupnya. Pada waktu tertentu kebutuhan manakah yang mereka coba untuk dipenuhi. Maslow mengemukakan hierarki atau tingkatan kebutuhan yang terdiri atas dua bagian utama, yaitu, kebutuhan dasar yang berada pada hierarki paling bawah berturut-turut terdiri dari :

(8)

3. Kebutuhan untuk dicintai 4. Kebutuhan untuk dihargai, dan

5. Kebutuhan tumbuh, yang berada di atas kebutuhan dasar, berturut-turut dari bawah terdiri dari :

a. Kebutuhan untuk mengetahui dan memahami b. Kebutuhan keindahan, dan

c. Kebutuhan aktualisasi diri.

Menurut Teori Kebutuhan Maslow, kebutuhan yang berada pada hierarki lebih paling bawah tidak harus dipenuhi sebagian sebelum seseorang akan mencoba untuk memiliki kebutuhan yang lebih tinggi tingkatannya. Sebagai contoh, seorang yang lapar atau seorang yang secara fisik dalam bahaya tidak begitu menghiraukan untuk mempertahankan konsep diri positif (gambaran terhadap diri sendiri sebagai orang baik) dibandingkan untuk mendapatkan makanan atau keamanan. Namun begitu, orang yang tidak lagi lapar atau tidak lagi dicekam oleh rasa takut, kebutuhan akan harga diri menjadi penting.

Satu konsep penting yang diperkenalkan Maslow adalah perbedaan antara kebutuhan dasar dan kebutuhan tumbuh. Kebutuhan dasar (fisiologis, rasa aman, cinta dan penghargaan) adalah kebutuhan yang penting untuk kebutuhan fisik dan psikologis dan kebutuhan ini harus dipenuhi. Sekali kebutuhan ini dipenuhi, motivasi seseorang untuk memenuhi kebutuhan ini surut. Sebaliknya, kebutuhan tumbuh, seperti kebutuhan untuk mengetahui dan memahami sesuatu, menghargai keindahan atau menumbuhkan dan mengembangkan apresiasi (penghargaan) dari orang lain, tidak pernah dapat dipenuhi seluruhnya. Dalam kenyataannya, semakin orang dapat

(9)

memenuhi kebutuhan mereka untuk mengetahui dan memahami dunia di sekeliling mereka, motivasi belajar mereka dapat menjadi semakin besar dan kuat.

Kebutuhan individu saat ini, khususnya mahasiswa terhadap Internet sebagai media yang menyediakan berbagai fitur yang memudahkan mahasiswa dalam mencari dan menyelesaikan tugas-tugas kuliahnya, merupakan hal tidak bisa terelakkan lagi. Adanya fasilitas yang memudahkan manusia dalam mengakses segala informasi dunia menjadikan Internet sebagai suatu subsistem yang tidak bisa dipisahkan lagi dari mobilitas manusia. Siapapun orangnya, dimanapun tempatnya dan apapun pekerjaannya pasti akan selalu membutuhkan Internet. Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Internet saat ini merupakan bagian dari kebutuhan aktualisasi diri individu ( manusia ).

2.4. Teori Pilihan Rasional

Pada dasarnya, teori pilihan rasional memusatkan perhatian pada aktor. Aktor dipandang sebagai manusia yang mempunyai tujuan atau mempunyai maksud. Artinya aktor mempunyai tujuan dan tindakannya tertuju pada upaya mencapai tujuan itu. Aktor pun dipandang mempunyai pilihan. Teori pilihan rasional tak menghiraukan apa yang menjadi pilihan atau apa yang menjadi sumber pilihan aktor. Yang penting adalah kenyataan bahwa tindakan dilakukan untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan keinginan/pilihan aktor tersebut.

Teori Pilihan Rasional Coleman tampak jelas dalam gagasan dasarnya bahwa tindakan perseorangan mengarah pada suatu tujuan dan tujuan itu ditentukan oleh nilai atau pilihan, tetapi selain Coleman menyatakan bahwa untuk maksud yang

(10)

berasal dari ilmu ekonomi, dimana memilih tindakan yang dapat memaksimalkan kegunaan atau yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka (Ritzer, 2004 : 394).

Dalam membuat pilihan, individu diawali dengan adanya keinginan terhadap sesuatu dan keyakinan terhadap tujuan-tujuan tertentu yang disusun dalam suatu keyakinan. Keyakinan-keyakinan inilah yang pada akhirnya akan menciptakan pilihan rasional pada individu. Teori pilihan rasional pusatnya adalah aktor atau manusia yang mempunyai tujuan. Ada dua unsur utama dalam teori Coleman, yakni aktor dan sumber daya. Sumber daya adalah sesuatu yang menarik perhatian dan yang dapat dikontrol oleh aktor. Untuk itu diperlukan mekanisme pilihan pilihan yang berorientasi pada pemilihan rasional dan pada akhirnya akan menimbulkan gaya hidup masyarakat itu sendiri.

Pilihan manusia dalam menggunakan media untuk mengemmbangkan dirinya merupakan bagian dari pilihan rasional. Menggunakan cara – cara yang berbasis Hi-Tech mengindikasikan bahwa manusia membutuhkan IPTEK dalam kehidupannya. Telah ter – integrasinya teknologi dalam kehidupan manusia merupakan pilihan aktor atau manusia dalam mencapai tujuan – tujuannya.

2.5. Teori Gaya Hidup ( Life Style )

Menurut Adler (2000), seorang psikolog mengatakan bahwa masalah dalam kehidupan selalu bersifat sosial. Fungsi yang sehat bukan hanya mencintai dan bekerja, melainkan merasakan kebersamaan dengan orang lain dan mempedulikan kesejahteraan mereka. Beberapa prinsip penting dalam teori Adler adalah sebagai berikut.

(11)

1. Setiap orang berjuang untuk mencapai superioritas atau kompetensi personal.

2. Setiap orang mengembangkan gaya hidup dan rencana hidup yang sebagian disadarkan atau direncanakan dan sebagian tidak disadari. Gaya hidup seseorang mengindikasikan pendekatan yang konsisten pada banyak situasi. Rencana hidup dikembangkan berdasarkan pilihan seseorang dan mengarah pada tujuan yang diperjuangkan seseorang untuk dicapai.

3. Kualitas kepribadian yang sehat adalah kapasitas untuk mencapai “fellow feeling” atau ”gemeinschaft gefuhli”, yang fokus pada kesejahteraan orang lain dan ia menyebutnya sebagai minat sosial.

4. Ego merupakan bagian dari jiwa yang kreatif. Menciptakan realitas baru melalui proses menyusun tujuan dan membawanya pada suatu hasil, disebut dengan Fictional Goals.

WiFi, Intenet dan Laptop telah menjadi bagian dari gaya hidup ( Life Style ), apalagi di kalangan mahasiswa. Rutinitas kuliah yang mendekatkan mereka pada keberadaan WiFi, Internet dan Laptop sebagai sarana yang menyediakan kemudahan membuat mereka terdifusi ke dalam cengkraman fasilitas – fasilitas tersebut. Tingginya intensitas mereka terhadap penggunaan fasilitas tersebut telah menrubah pola pembelajaran mahasiswa sekarang ini. Fasilitas WiFi sebagai media penghubung antara Internet dan Laptop dianggap lebih praktis dalam memenuhi kebutuhan pendidikan. Hal ini diperlihatkan dari menurunnya minat mahasiswa dalam membaca buku yang mereka anggap ribet dan sudah kuno sehingga beralih ke pola

Referensi

Dokumen terkait

Pola bakteri Gram positif (+) selanjutnya pada pasien infeksi tonsilofaringitis di poli THT-KL RSUD Arifin Achmad kota Pekanbaru adalah Staphylococcus albus sebesar 24,2%, bakteri

Fasa kedua, adalah fase desain, informasi dari fase analisis dipindahkan ke dalam bentuk dokumen yang akan menjadi tujuan pembuatan media pembelajaran. Fase desain bertujuan

Penelitian ini menganalisis pengaruh Data primer didapatkan dari kuesioner online kualitas pembelajaran yang terdiri dari Kinerja yang diisi oleh seluruh mahasiswa

Iz tega lahko sklepam, da so etično sporni oglasi bolj zapomnljivi, saj se spomnimo Benettonovih oglasov, med navedenimi so tudi oglasi, ki uporabljajo seks apele in goloto.. Oglasi

Neoplasma yang pertumbuhannya lambat, gejala klinis, antara lain nyeri kepala, akan muncul perlahan-lahan, apalagi bila topis neoplasma di daerah otak yang tidak

Hasil penelitian terdahulu (HARSOJO dan ANDINI, 2003), menununjukkan bahwa pada bakso sapi yang diteliti ternyata kontaminasi bakteri cukup tinggi (11,4 x 10 7 koloni/g),

Pada tahun 2016 sendiri terjadi beberapa peristiwa penting yang juga berimbas pada pasar modal, antara lain: pencabutan sanksi ekonomi Iran yang artinya setealah

Tujuan dari literature review ini adalah untuk mengetahui pengaruh supervisi klinis kepala ruangan terhadap kepatuhan perawat menerapkan keselamatan pasien dalam mengurangi