PENGARUH PEMBERIAN PAKANBERYODIUM TERHADAP PERTUMBUHANDAN KANDUNGAN YODIUM BENIH
IKAN MAS(Cyprinuscarpio)
SKRIPSI
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
Oleh:
LIA ENGGAR CAHYA WULANDARI SIDOARJO-JAWA TIMUR
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
NIP. 19520517 197803 2 001 RINGKASAN
LIA ENGGAR CAHYA WULANDARI. Pengaruh Pemberian Pakan Beryodium terhadap Pertumbuhan dan Kandungan Yodium Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio) Dosen Pembimbing Pertama: Ir.Agustono, M.Kes dan Dosen Pembimbing Kedua: Dr.Mirni Lamid, MP, drh.
Usaha pembudidayaan ikan mas memiliki potensi yang baik karena adanya peningkatan permintaan, oleh karena itu diperlukan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan keuntungan dalam budidaya ikan. Pertumbuhan merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam usaha pembudidayaan. Proses pertumbuhan dapat dipengaruhi oleh asupan nutrisi. Kebutuhan nutrisi yang terpenuhi akan meningkatan proses pertumbuhan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan beryodium terhadap pertumbuhan dan kandungan yodium ikan mas (C.carpio). Metode Penelitian adalah eksperimen dengan rancangan percobaan yang digunakan adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan lima perlakuan empat ulangan. Dosis yang digunakan untuk penelitian adalah 0, 20, 40, 60, 80 mg/kg. Perlakuan A adalah pemberian pakan komersial tanpa penambahan yodium sebagai kontrol, perlakuan B adalah pemberian pakan beryodium dengan dosis 20 mg/kg pakan, perlakuan C pemberian pakan beryodium dengan dosis 40 mg/kg pakan, perlakuan D adalah pemberian pakan beryodium dengan dosis 60 mg/kg pakan, perlakuan E adalah pemberian pakan beryodium dengan dosis 80 mg/kg pakan. Parameter utama yaitu pertumbuhan (meliputi pertumbuhan berat dan panjang ikan) dan kandungan yodium pada daging ikan. Parameter penunjang, yaitu pengukuran kualitas air (suhu, pH dan oksigen terlarut). Analisis data menggunakan ANOVA (Analysis of Variance) untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian pakan beryodium terhadap pertumbuhan, dan dilanjutkan dengan uji Duncan untuk mengetahui hasil yang terbaik. Data yang digunakan ditransformasikan dengan menggunakan √ y
SUMMARY
LIA ENGGAR CAHYA WULANDARI. Effect of Feeding on the Growth and Content of Iodized Iodine Seed Carpfish (Cyprinus carpio) Study Advisor: Ir. Agustono, M. Kes and Dr. Mirni Lamid, MP., Drh.
The cultivation of carpfish has a good potential due to increased demand, therefore the necessary technology to improve efficiency and profitability in fish farming. Growth is a very influential factor in the cultivation. The growth process can be influenced by nutritional intake. Nutritional needs are met will increase the growth process.
This study aims to determine the effect of feeding on growth and iodized iodine content of carp (C.carpio). The research method is experimental by the experimental design used was CRD (Completely Randomized Design) with four replications of five treatments. The dose used for the study were 0, 20, 40, 60, 80 mg / kg. A treatment is the provision of commercial feed without the addition of iodine as a control, treatment B is feeding iodized at a dose of 20 mg / kg of feed, feeding iodized C treatment at a dose of 40 mg / kg of feed, treatment D is feeding iodized at a dose of 60 mg / kg of feed, treatment E is feeding iodized at a dose of 80 mg / kg of feed. The main parameters of growth (including growth in weight and length of fish) and the iodine content in fish flesh. Supporting parameters, namely the measurement of water quality (temperature, pH and dissolved oxygen). Data analysis using ANOVA (Analysis of Variance) to determine the effect of any influence on fish feeding iodized and followed by Duncan's Multiple range test to determine the best yield of the treatments. Data are transformed using √ y.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat, taufik serta hidayahNya sehingga penyusunan Skripsi tentang pengaruh pemberian pakan
beryodium terhadap pertumbuhan dan kandungan yodium Benih ikan mas (Cyprinus carpio) dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Perikanan pada Program
Studi Budidaya Perairan, Fakultas perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya
Pada kesempatan ini, tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ir. Agustono, M.Kes selaku Dosen pembimbing pertama dan Dr.Mirni Lamid, MP, drh selaku Dosen pembimbing kedua yang telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini masih jauh dari sempurna, sehingga saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan
demi perbaikan dan kesempurnaan. Akhirnya penulis berharap semoga Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak guna kemajuan serta perkembangan ilmu dan teknologi dalam bidang perikanan, terutama budidaya perairan.
Sidoarjo, Agustus 2011
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ... iii
SUMMARY ... v
KATA PENGANTAR ... vi
UCAPAN TERIMA KASIH ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR……….. . . xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan ... 3
1.4 Manfaat ... 3
II TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1 Ikan Mas (Cyprinus carpio) ... 4
2.1.1 Klasifikasi Ikan Mas (Cyprinus carpio) ... 4
2.1.2 Morfologi Ikan Mas (Cyprinus carpio) ... 4
2.1.3 Habitat dan Penyebaran ... 5
2.1.4 Pakan dan Kebiasaan Makan ……… 6
2.2 Mineral Yodium (Iodium) ... 7
2.2.1 Manfaat Mineral Yodium ... 7
2.2.2 Metabolisme Yodium Pada Benih Ikan………. 8
2.2.3 Kandungan Yodium Pada Benih Ikan Mas ... 9
2.2.4 Kebutuhan Mineral Yodium Benih Ikan Mas ... 9
2.3 Pertumbuhan ... 9
2.4 Kualitas Air ... 10
III KONSEPTUAL PENELITIAN DAN HIPOTESIS ... 11
IV METODOLOGI PENELITIAN ... 14
4.1 Waktu dan Tempat ... 14
4.2.2 Alat Penelitian ... 14
4.3 Metode Penelitian... 14
4.3.1 Rancangan Penelitian ... 14
4.3.2 ...Prosed ur Kerja ... 15
4.3.2.1 ...Tahap Persiapan ... 15
4.3.2.2 ...Tahap Pelaksanaan ... 16
4.3.3 ...Parame ter ... 16
A. Parameter Utama ... 16
B. Parameter Penunjang... 18
4.4 Analisis Data ... 18
V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 20
5.1 Hasil ... 20
5.2 Pembahasan ... 25
VI SIMPULAN DAN SARAN ... 29
6.1 Simpulan ... 29
6.2 Saran ... 29
DAFTAR PUSTAKA ... 30
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Hasil analisa yodium (I) pada daging ikan mas……….. 2. Data Pertumbuhan Berat dan Panjang Mutlak. ... 3. Data Kandungan Yodium Dalam Daging Ikan ...
4. Data Kualitas Air Selama Penelitian ... 5. Analisis of Variant Pertumbuhan dan Kandunagan Yodium...
6. Gambar Dokumentasi Penelitian...
Halaman 33 34 36
37
41
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perairan tawar memiliki potensi dalam memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat, karena memiliki kesesuaian dengan kondisi iklim untuk kegiatan budidaya, metode pemeliharaan yang mudah, serta memiliki pasar yang baik
(Lingga, 1995). Ikan mas merupakan salah satu jenis ikan konsumsi yang termasuk komoditas perikanan air tawar yang memiliki prospek yang baik.
(Khairuman, 2002). Budidaya pembesaran ikan mas merupakan salah satu usaha di bidang perikanan yang sedang berkembang sejalan dengan meningkatnya permintaan konsumsi oleh masyarakat (Mantau, 2004), akan tetapi potensi ini
tidak diimbangi dengan ketersediaan benih bermutu baik sehingga produksinya relatif terbatas. Data KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik
Indonesia) menunjukkan produksi ikan mas pada Tahun 2010 mencapai 374.112 ton. Data rata-rata perkembangan setiap tahunnya mengalami peningkatan sebesar 16.535.564 ton dengan persentase kenaikan sebesar 117,72% setiap tahunnya
(info media, 2011; Sabilu dan Frida). Adapun sentra produksi ikan mas antara lain Ciamis, Sukabumi, Tasikmalaya, Bogor, Garut, Bandung, Cianjur, dan
Purwakarta.
Ikan mas termasuk ikan konsumsi yang tergolong mudah dalam usaha
pembudidayaanya karena cenderung bersifat adaptif (mudah menyesuaikan diri)
terhadap lingkungannya dan tahan terhadap berbagai jenis penyakit. Ikan mas
Lingkungan perairan yang ideal adalah daerah dengan ketinggian yang berkisar
antara 150 sampai 600 meter di atas permukaan laut dengan suhu antara 25-300C, Manajemen pakan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan budidaya. Pakan merupakan unsur terpenting dalam menunjang
pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. Kecukupan nutrisi pada pakan memiliki pengaruh terhadap pembentukan energi. Pemanfaatan utama energi dari
makanan digunakan benih ikan mas untuk proses pertumbuhan. Nutrisi yang dibutuhkan benih ikan mas berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
Mineral yodium (iodium) merupakan jenis elemen mikro mineral (mineral essential) yang sangat penting walaupun dibutuhkan dalam jumlah yang relatif
sedikit (Wedemeyer, 2001). Pada ikan, yodium berperan dalam pembentukan hormon thyroid, yaitu hormon thyroksin (T4) dan triiodothyronin (T3). Hormone thyroid berfungsi dalam mengontrol oksidasi seluler dan metabolisme nutrien,
sehingga berpengaruh terhadap laju pertumbuhan (Halver, 1988). Menurut habitatnya, ikan mas sering kali ditemukan dibudidayakan di daerah pegunungan
yang jauh dari sumber yodium (Cholik dkk, 2002 ; Susanto, 1997). Hal ini menyebabkan kandungan yodium pada ikan mas sangat rendah, ikan mas hanya memiliki kandungan iodium sebesar 1,7 μg/100 g (Huda, 2002).
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
b. Apakah pemberian pakan beryodium dapat meningkatkan kandungan
yodium benih ikan mas (Cyprinus carpio)?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Untuk meningkatan pertumbuhan pada benih ikan mas (Cyprinus carpio).
b. Untuk meningkatan kandungan yodium pada benih ikan mas (Cyprinus carpio).
1.4 Manfaat
Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan informasi bagi ilmuwan,
mahasiswa dan para pembudidaya mengenai pengaruh pemberian pakan beryodium terhadap pertumbuhan dan konsentrasi yodium pada benih ikan mas
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Mas (Cyprinus carpio) 2.1.1 Klasifikasi
Menurut Saanin (1984) taksonominya ikan mas (Cyprinus carpio) dapat diuraikan sebagai berikut:
Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Superkelas : Pisces
Kelas : Osteichethyes Subkelas : Actinopterygii Ordo : Cypriniformes Subordo : Cyprinoidea Famli : Cyprinidae Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpio
2.1.2 Morfologi
Ikan mas (Cyprinus carpio) memiliki bentuk tubuh yang agak memanjang
dan pipih. Memiliki sirip punggung berbentuk memanjang yang letaknya bersebrangan dengan permukaan sirip perut. Bagian belakang sirip ikan berjari-jari keras dan bergerigi, sirip ekornya berukuran simertis dan memanjang hingga
ke belakang tutup insang. Sisik ikan mas berukuran cukup besar dengan tipe sisik lingkaran (cycloid) dan terletak beraturan (Santoso, 1993). Mulutnya terletak di
ujung tengah dan pada bagian ujung mulut memiliki dua pasang sungut. Pada ujung mulut terdapat gigi kerongkongan yang tersusun dari tiga baris gigi geraham (Khairuman, 2002).
Jenis ikan mas yang banyak ditemui di pasaran ada empat macam, yaitu ikan mas punten, ikan mas sinyonya, ikan mas majalaya, dan ikan mas merah.
memiliki bentuk mata yang agak menonjol. Ikan mas sinyonya memiliki badan
yang relatif panjang, bermata sipit, dan sisiknya berwarna kuning muda. Ikan mas majalaya memiliki badan relatif pendek, berpunggung tinggi, memiliki bentuk kepala dengan moncong lebih pipih, dan sisiknya berwarna hijau keabuan. Ikan
mas merah memiliki ciri badan relatif panjang, mata agak menonjol, dan sisiknya berwarna merah keemasan (Suseno, 1999; Santoso, 1997).
Gambar 1. ikan mas (http://www.enciclopedia.com)
2.1.3 Habitat dan Penyebaran
Ikan mas berasal dari daratan Asia dan telah lama dibudidayakan sebagai
ikan konsumsi oleh bangsa Cina sejak 400 tahun SM. Penyebarannya merata di daratan Asia juga Eropa sebagian Amerika Utara dan Australia. Pembudidayaan
ikan mas di Indonesia banyak ditemui di Jawa dan Sumatra dalam bentuk empang maupun keramba terapung yang di letakan di danau atau waduk besar. Budidaya modern di Jawa Barat menggunakan sistem air deras untuk mempercepat
pertumbuhannnya (Aquarium Lore, 2006).
Ikan mas merupakan jenis ikan air tawar yang hidup di perairan dangkal
terlalu dalam dan aliran airnya tidak terlalu deras. Lingkungan perairan yang ideal
adalah daerah dengan ketinggian yang berkisar antara 150 sampai 600 meter di atas permukaan laut dengan suhu antara 25-300C, dengan pH air antara 6-8, dan kadar O2 antara 4-5 ppm (Cholik dkk, 2002 ; Susanto, 1997).
Meskipun tergolong ikan air tawar, ikan mas terkadang juga ditemukan di perairan payau atau di muara sungai yang memiliki kisaran salinitas antara 25-30
ppt (Susanto dan Rochdianto, 2002). Menurut Wheeler (1983) ikan mas biasa berkembang biak dengan cepat di danau dan sungai yang dangkal dan airnya tenang serta banyak terdapat tumbuhan air. Habitat alaminya meliputi sungai
berarus tenang sampai sedang dan di area dangkal danau. Perairan yang disukai adalah perairan yang banyak menyediakan sumber pakan alami. Bagian sungai
yang disukai yaitu tempat yang terlindungi pepohonan dan tepi sungai dimana terdapat runtuhan pohon yang tumbang (Aquarium Lore, 2006).
2.1.4 Pakan dan Kebiasaan Makan
Pakan merupakan faktor penting untuk kelangsungan hidup dan
pertumbuhan benih ikan mas. Halver (1989) menyatakan bahwa nutrisi merupakan salah satu aspek yang penting. Nutrisi yang dibutuhkan benih ikan
mas berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral yang diperoleh dari pakan. Nilai gizi bagi ikan selain berkaitan erat dengan pemberian pakan juga dilihat dari kandungan nutrisi makanan yang dikandungnya (Watanabe, 1988).
Kecukupan nutrisi makanan berpengaruh terhadap pembentukan energi. Pemanfaatan energi dari makanan digunakan untuk menjaga dan memelihara
Semua jenis ikan membutuhkan zat gizi yang baik untuk kelangsungan
hidupnya. Selain baik kualitasnya, jumlah dan komposisi zat gizi tersebut juga harus diperhatikan agar dapat memenuhi kebutuhan ikan. Jumlah dan komposisi zat gizi yang dibutuhkan oleh ikan sangat bervariasi tergantung dari spesies,
ukuran, jenis kelamin, kondisi tubuh dan kondisi lingkungan (Afrianto dan Liviawaty, 2005). Pada umumnya ikan membutuhkan protein sekitar 20-60%, dan
optimum 30-36%. Kebutuhan ikan akan lemak bervariasi antara 4 – 18%. Ikan karnivora biasanya membutuhkan karbohidrat sekitar 12%, sedangkan untuk omnivore kadar karbohidratnya dapat mencapai 50% (Rahardjo, 1989).
2.2 Mineral Yodium (Iodium)
Mineral yodium (iodium) merupakan jenis elemen mikro mineral (mineral essential) yang sangat penting walaupun dibutuhkan dalam jumlah yang relatif
sedikit (Wedemeyer, 2001). Djokomoeldjanto (1993) menyatakan bahwa secara alami unsur iodium tidak dapat dibuat dalam tubuh, tetapi harus mendapatkannya melalui serapan yodium yang terkandung dalam makanan atau minuman. Yodium
dapat terserap dengan baik dalam bentuk yodida. 2.2.1 Manfaat Mineral Yodium
Yodium merupakan mineral essensial yang penting untuk pembentukan hormonthyroidpada benih ikan, yaitu hormon thyroksin (T4) dan triiodothyronin (T3). Fungsi utamanya sebagai katalisator atau kovaktor dalam reaksi enzimatik.
Hormonthyroid berfungsi mengontrol oksidasi seluler , fungsineuromuscular dan juga metobolisme nutrien yang berpengaruh terhadap pertumbuhan, (Halver,
lainnya. Apabila yodium yang dikonsumsi berkurang, maka jumlah hormon
thyroksin dalam darah menjadi rendah (Huda, 2002). Triiodothyronin merupakan
hormone thyroid yang mengatur alur metabolisme. Lovell (1998) menyatakan, pada ikan kekurangan yodium dalam makanan dapat menyebabkan hyperplasia
pada kelenjarthyroid ataugoither.
2.2.2 Metabolisme Yodium Pada Benih Ikan Mas
Yodium dalam makanan akan direduksi menjadi yodida pada saluran
pencernaan, dan seluruhnya akan diserap oleh usus halus secara optimal. Yodium yang diserap kemudian akan dialirkan oleh darah menuju kelenjarthyroid. Ahmad (2010) menyatakan bahwa dalam kelenjar thyroid yodium dioksidase menjadi
senyawa antar yod, yaitu enzim yang membantu dalam pembentukan monoyodotirosin dan diyodotirasin dengan menggabungkan yodium kedalam
residu tirosil dalam tiroglobulin (asam amino yang dihasilkan kelenjar tiroid). Penggabungan oksidatif berikutnya dari yodotirosin ke dalam hormon tiroid, membentuk hormon thyroksin (T4) dan triiodothyronin (T3). Hormon tersebut
berperan dalam mempercepat metabolisme nutrien yang secara tidak langsung berperan dalam pembentukan energy (Ahmad, 2010).
2.2.3 Kandungan Yodium Pada Benih Ikan Mas
Huda (2002) menyatakan, ikan air tawar memilki kandungan iodium yang rendah. Ikan mas hanya memiliki kandungan iodium 1,7 μg/100 g. Kandungan
μg/100 g. Rumput laut mengandung iodium dalam jumlah yang tinggi, berkisar
antara 118.000-430.000 μg/100 g.
2.2.4 Kebutuhan Mineral Yodium Pada Benih Ikan Mas
Lovell (1998) menyatakan bahwa kebutuhan yodium pada benih ikan tidak bisa dipastikan jumlahnya, sehingga penambahan mineral yodium pada pakan
ikan dapat dilakukan untuk mengetahuinya. Hampir semua mineral essensial dapat diserap melalui insang dan kulit. Kebutuhan mineral essensial pada benih
ikan dapat dicukupi melalui penyerapan mineral dari air dan sumber makanan (Wedemeyer, 2001). Halver (1988) menyatakan, kebutuhan mineral pada ikan dipengaruhi oleh pertumbuhan, umur, keadaan lingkungan, keberadaan penyakit,
kondisi fisiologi, jenis ikan dan kandungan yodium pada perairan.
2.3 Pertumbuhan
Menurut Effendie (2002) pertumbuhan dapat diartikan sebagai
pertambahan ukuran panjang atau berat pada suatu waktu. Pertumbuhan dapat dianggap sebagai hasil dari suatu proses metabolisme makanan diakhiri dengan
penyusunan unsur-unsur tubuh. Pertumbuhan dalam individu ialah pertambahan jaringan akibat dari pembelahan sel secara mitosis. Laju pertumbuhan larva dinyatakan sebagai perubahan bobot tubuh rata-rata selama percobaan
berlangsung. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal ahalah hal-hal yang meliputi individu ikan
2.4 Kualitas Air
Lesmana (2005) bahwa dalam budidaya ikan, kualitas dan kuantitas air yang memenuhi syarat merupakan salah satu kunci keberhasilan budidaya ikan. Kualitas air mempengaruhi pengelolaan dan kelangsungan hidup,
perkembangbiakan, pertumbuhan atau produksi ikan. Beberapa parameter air yang biasanya diamati untuk menentukan kualitas suatu perairan, diantaranya adalah
suhu, DO,dan pH. Schmittou (2004) menyatakan bahwa suhu mempengaruhi aktivitas metabolisme organisme, karena itu penyebaran organisme baik di lautan maupun di perairan tawar dibatasi oleh suhu perairan.
Menurut Hefni (2003) oksigen merupakan salah satu faktor pembatas, sehingga bila ketersediaanya di dalam air tidak mencukupi kebutuhan ikan
budidaya, maka segala aktivitas ikan akan terhambat. Kadar oksigen terlarut berfluktuasi secara harian dan musiman, tergantung pada pencampuran dan pergerakan massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi dan limbah yang masuk ke
badan air.
Derajat keasaman (pH) air mempengaruhi tingkat kesuburan perairan
karena mempengaruhi kehidupan jasad renik. Perairan asam akan kurang produktif dan dapat membunuh ikan. Apabila pH rendah, kandungan oksigen terlarut akan berkurang, sebagai akibatnya konsumsi oksigen menurun, aktivitas
pernafasan naik dan selera makan berkurang. Hal yang sebaliknya terjadi pada suasana basa. Atas dasar ini maka usaha budidaya ikan akan berhasil baik dalam
IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Tempat dan Waktu
Penelitian telah dilakukan pada bulan April sampai Mei 2011 selama 1 bulan, di Laboratorium pengembangan budidaya perairan Universitas Hang Tuah, Surabaya.
4.2 Materi Penelitian 4.2.1 Bahan
Dalam penelitian ini bahan yang dibutuhkan adalah benih ikan mas (Cyprinus carpio) berukuran 5-8 cm, pakan ikan komersial, tetes, dan yodium murni.
4.2.2 Alat
Dalam penelitian ini menggunakan alat sebagai berikut akuarium percobaan berukuran 30 cm x 20 cm x 60 cm sebanyak 20 buah, termometer, alat pengukur DO, PH meter, timbangan analitik, peralatan aerasi.
4.3 Metode Penelitian
4.3.1 Rancangan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan perlakuan
dosis yodium dalam pakan adalah sebagai berikut : Perlakuan A : tanpa penambahan yodium
Perlakuan D : pakan + yodium dengan dosis 60 mg/kg pakan Perlakuan E : pakan + yodium dengan dosis 80 mg/kg pakan
Hal ini sesuai dengan pendapat dalam EFSA journal (2005) yang
menyatakan bahwa penambahan yodium 20 mg/kg pakan merupakan konsentrasi yang direkomendasikan dalam sulpementasi dan penambahan yodium 60 mg/kg pakan merupakan konsentrasi yodium dalam pakan yang dapat ditoleransi ikan
budidaya.
Variabel eksperimen dalam penelitian ini, antara lain:
a. Variabel bebas, yaitu dosis yodium dalam pakan
b. Variabel tergantung, yaitu kandungan yodium dan laju pertumbuhan ikan. c. Variabel kendali, yaitu kualitas air yang terdiri dari suhu, pH, oksigen terlarut
(DO).
4.3.2 Prosedur Kerja 4.3.2.1Tahap Persiapan a. Persiapan Akuarium
Akuarium yang akan di gunakan terlebih dahulu dibersihkan dan
disterilisasi dengan menggunakan klorin untuk menghindari bakteri dan jamur yang dapat menyebabkan penyakit.
b. Aklimatisasi
Aklimatisasi ikan dilakukan dengan menempatkan ikan dengan kepadatan 75-100 ekor/m3 dalam bak fiber berukuran 1.5 x 1.5 x 2 m selama tiga minggu
ini juga disesuaikan dengan kondisi ikan dan media pemeliharaanya (Marlin
Aquarindo, 2010). Penyiponan air media dilakukan setiap hari. c. Pencampuran yodium pada pakan
Dosis yodium yang akan dicampurkan pada pakan untuk untuk
masing-masing perlakuan adalah 20 mg/kg pakan, 40 mg/kg pakan, 60 mg/kg pakan, dan 80mg/kg pakan. Masing-masing dosis yodium tersebut dilarutkan dahulu dengan
air yang kemudian dicampurkan pada masing-masing pakan, dan kemudian ditambahkan tetes 5% dan kuning telur sebagai perekat.
4.3.2.2Tahap Pelaksanaan
a. Pemeliharaan benih ikan mas
Pemeliharaan ikan mas (Cyprinus carpio) dilakukan pada akuarium berukuran 30 cm x 20 cm x 60 cm sebanyak 20 buah, yang diisi air bersih dengan
ketinggian 15 cm. Masing-masing akuarium berisi 15 ekor benih ikan. Selang aerasi dipasang pada masing-masing tepi akuarium untuk mengalirkan oksigen.
Selama penelitian berlangsung benih ikan mas diberikan pakan
berperlakuan dan pakan non perlakuan setiap 2 kali sehari selama 1 bulan. Disamping pemberian pakan, setiap 2 hari selama 1 bulan kondisi kualitas air
juga diperhatikan seperti: pH, DO dan suhu. Penyiponan dan penggantian air di lakukan selama 2 hari sekali. Hal ini bertujuan untuk memperkecil peluang timbulnya penyakit.
Parameter utama dalam penelitian ini adalah laju pertumbuhan dan
kandungan yodium dalam tubuh benih ikan mas. Laju pertumbuhan meliputi pertambahan berat (W) dan pertumbuhan panjang total (TL).
a. Kandungan yodium
Kandungan yodium pada masing-masing perlakuan dapat diketahui melalui pemeriksaan di laboratorium. Pembuatan sampel ikan dilakukan setelah 1
bulan pemeliharaan dengan cara memisahkan daging ikan dari isi perut dan sisiknya, kemudian sampel dihaluskan.
b. Pertumbuhan
Untuk mengetahui apakah penambahan yodium pada pakan mempengaruhi pertumbuhan ikan mas, perlu dilakukan pengukuran terhadap
panjang dan berat ikan pada awal dan akhir penelitian.
Pengukuran berat ikan dilakukan dengan cara menimbang ikan satu persatu dan kemudian dicatat. Laju pertumbuhan larva dinyatakan sebagai
perubahan bobot tubuh rata-rata selama percobaan berlangsung. Pertumbuhan dihitung dengan rumus yang dikemukakan oleh Effendie dalam Rudiyanti (2009),
yaitu:
W = Wt – Wo dimana:
W = Pertumbuhan mutlak (mg)
Pengukuran panjang tubuh ikan dilakukan satu persatu dengan cara
mengukur panjang tubuh ikan mulai dari mulut sampai pangkal ekor, setelah itu hasil pengukuran tersebut dicatat. Menurut Anik (1989) pertumbuhan panjang mutlak adalah selisih panjang tubuh ikan awal dan akhir penelitian. Pertumbuhan
panjang mutlak ikan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Lm = T L1 – T Lo
Keterangan :
TL1 : Panjang total pada akhir pemeliharaan (mm) TLo : Panjang total pada awal pemeliharaan (mm) Lm : Pertumbuhan panjang mutlak (mm)
B. Parameter Penunjang
Parameter penunjang dalam penelitian ini adalah kualitas air meliputi
kandungan oksigen terlarut (DO), pH, dan suhu air. Pengukuran kualitas air dilakukan 2 hari sekali. Pengukuran DO dilakukan dengan menggunakan Do
meter. Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan kertas pH. Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan thermometer.
4.4 Analisis Data
Hasil penelitian ini dapat dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (ANAVA) dengan tingkat kesalahan 5%. Kemudian dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan untuk membandingkan perlakuan mana yang memberikan hasil
Gambar 3. Diagram alir penelitian
Keterangan :
Perlakuan A = Pakan tanpa yodium (kontrol) Perlakuan B = Pakan + Yodium (20 mg/kg pakan) Perlakuan C = Pakan + Yodium (40 mg/kg pakan) Perlakuan D = Pakan + Yodium (60 mg/kg pakan) Perlakuan E = Pakan + Yodium (80 mg/kg pakan)
Benih Ikan Mas
Penambahan Mineral Yodium Pada Pakan Komersial dengan Konsentrasi Yang Berbeda
Perlakuan E Perlakuan
D Perlakuan
C Perlakuan
B Perlakuan
A
Kandungan yodium Laju Pertumbuhan
Analisis Data
VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Pemberian pakan beryodium dapat meningkatkan pertumbuhan berat ikan mas (C.carpio).
2. Pemberian pakan beryodium dapat meningkatkan kandungan yodium pada ikan mas (C.carpio).
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan melakukan penambahan yodium dengan dosis 20 mg/kg pakan dalam suplementasi pakan ikan guna
LAMPIRAN
Lampiran 2. Data pertumbuhan berat dan panjang mutlak
Data pertumbuhan berat mutlak
Ulangan
PERLAKUAN
A B C D E
1 1.78 1.24 2.02 1.68 1.254
2 1.614 2.086 2.014 1.966 1.381
3 1.563 2.18 1.3 2.553 0.8
4 1.307 2.54 2.016 0.88 1.3
Transformasi
Ulangan
PERLAKUAN
A B C D E
1 1.3342 1.1146 1.4213 1.2962 1.1198 2 1.2704 1.4443 1.4192 1.4021 1.1752 3 1.2502 1.4765 1.1462 1.5478 0.8944 4 1.1432 1.5937 1.4198 0.9381 1.1402 rata-rata 1.2495 1.4073 1.3516 1.2961 1.0824
Data pertumbuhan panjang mutlak
Ulangan
PERLAKUAN
1 4.8 6 4.86 7.07 4.2
2 4.07 7 6.86 6.27 5.53
3 5.9 3.2 4.4 4.73 3
4 4.6 8.3 4.54 2 3.97
Lampiran 2 (Lanjutan)
Transformasi
Ulangan
PERLAKUAN
A B C D E
1 2.191 2.4495 2.2045 2.6589 2.0494
2 2.0174 2.6458 2.6192 2.504 2.3516
3 2.429 1.7889 2.0976 2.1749 1.7321
Lampiran 3. Data kandungan yodium dalam daging ikan
Ulangan
PERLAKUAN
A B C D E
1 0.0052 0.0113 0.0224 0.0172 0.0065 2 0.008 0.0208 0.0211 0.0217 0.0292 3 0.0073 0.0231 0.0248 0.019 0.0116 4 0.0142 0.0219 0.0136 0.0108 0.0157
Transformasi
Ulangan
PERLAKUAN
A B C D E
3 0.0854 0.152 0.1575 0.1378 0.1077 4 0.1192 0.148 0.1166 0.1039 0.1253 rata-rata 0.0915 0.1376 0.1423 0.13005 0.1211
Lampiran 4. Data kualitas air selama penelitian
Hari
ke-Perlakuan Ulangan pH DO Suhu Hari
ke-Perlakuan Ulangan pH DO Suhu
3 6 3.5 29 3 6 3.3 29
Perlakuan Ulangan pH DO Suhu Hari
ke-Perlakuan Ulangan pH DO Suhu
4 7 4.6 29 4 7 3.7 29
Perlakuan Ulangan pH DO Suhu Hari
ke-Perlakuan Ulangan pH DO Suhu
3 7 3.9 30 3 7 3.7 30
Perlakuan Ulangan pH DO Suhu Hari
ke-Perlakuan Ulangan pH DO Suhu
2 7 3.4 29 2 7 3.3 29
Lampiran 5. Analisis of variant pertumbuhan dan kandungan yodium
ONEWAY BERAT PANJANG YODIUM BY PERLAKUAN /STATISTICS DESCRIPTIVES HOMOGENEITY
/PLOT MEANS
/MISSING ANALYSIS
Oneway
9 1.123164 1.375836 1.1432 1.3342
2
4 1.080427 1.734123 1.1146 1.5937
3
4 1.133702 1.569548 1.1462 1.4213
4
9 .882380 1.709720 .9381 1.5478
5
1 .879672 1.285128 .8944 1.1752
Tota
8 1.187582 1.367158 .8944 1.5937
PANJAN
0 1.921735 2.469365 2.0174 2.4290
2
6 1.694470 3.188130 1.7889 2.8810
3
1 1.878506 2.647494 2.0976 2.6192
4
5
4 1.626814 2.435986 1.7321 2.3516
Tota
6 2.074859 2.389531 1.5811 2.8810
YODIU
4 .059896 .123154 .0721 .1192
2
4 .137625 .021124 8
.010562
4 .104011 .171239 .1063 .1520
3
4 .142275 .017844 6
.008922
3 .113880 .170670 .1166 .1575
4
4 .130050 .018643 8
.009321
9 .100384 .159716 .1039 .1473
5
4 .121130 .037929 2
.018964
6 .060776 .181484 .0806 .1709
Tota
l 20 .124521
.028385 4
.006347
2 .111236 .137806 .0721 .1709
Lampiran 5 (Lanjutan)
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
BERAT .946 4 15 .465
PANJAN
G 1.109 4 15 .389
YODIUM .753 4 15 .571
ANOVA Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
BERAT Between
Groups .246 4 .062 2.036 .141
Within Groups .453 15 .030
Total .699 19
PANJAN G
Between
Groups .345 4 .086 .719 .592
Within Groups 1.802 15 .120
Total 2.147 19
YODIUM Between
Groups .006 4 .002 2.746 .068
Within Groups .009 15 .001
Total .015 19
Lampiran 5 (Lanjutan)
Homogeneous Subsets BERAT Duncan
Perlakua
n N
Subset for alpha = 0.05
1 2
E 4 1.082400
A 4 1.249500 1.249500
D 4 1.296050 1.296050
C 4 1.351625 1.351625
B 4 1.407275
Sig. .061 .255
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Lampiran 5. (Lanjutan)
YODIUM Duncan
Perlakua
n N
Subset for alpha = 0.05
1 2
A 4 .091525
E 4 .121130 .121130
D 4 .130050
B 4 .137625
C 4 .142275
Sig. .105 .274
Lampiran 6 Dokumentasi penelitian; (a) Yodium murni, (b) timbangan digital, (c) Beaker glass, (d) pH paper, (e) DO meter, (f) akuarium pemeliharaan,
a b