• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI MTsN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI MTsN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI MTsN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh :

NASIMATUN NI’MAH Nim : 111 12 097

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)

Fatchurrohman, M. Pd.

Dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa:

Nama : Nasimatun Ni’mah NIM : 111-12-097

Judul : MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI

MTsN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017

Dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga untuk ditujukan dalam sidang munaqasyah.

Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

KEMENTRIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar No. 2 SalatigaTelp. (0298) 323706

Website : www.iaiansalatiga.ac.idEmail:administrasi@iainsalatiga.ac.id KEMENTRIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar No. 2 SalatigaTelp. (0298) 323706

(4)

SKRIPSI

MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DI MTsN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017

DISUSUN OLEH NASIMATUN NI’MAH

NIM: 111-12-097

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) , Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 21 September 2016 dan telah

dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana Pendidikan. KEMENTRIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar No. 2 SalatigaTelp. (0298) 323706

(5)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nasimatun Ni’mah

NIM : 111-12-097

Fakultas : Tarbiyah

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

(6)

MOTTO

ْؤُملْا ُلَمْكَا

َنْيِنِم

ْمُهُنَسْحَا اًنَامْيِا

اًقُلُخ

(7)

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim. Puji syukur alhamdulillah kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya dalam menyelesaikan karya ini. Kupersembahkan karya ini kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta (Bp. Sunaryo dan Ibu Jumiyati). Terima kasih atas untaian doa yang tiada henti terucap dari bibir dan hati di setiap sujudmu. Terima kasih atas kasih sayang, cinta, dorongan, kepercayaan, kesabaran, jerih payah serta pengorbanan tanpa pamrih.

2. Saudaraku Ana, Angga, Nuning, Indri, Kun, Mutik,Uswatun, Maulia, Dava, Diva, Askia tercinta yang senantiasa memberiku semangat.

3. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan berbagai ilmu kepadaku.

4. Bapak Fatchurrohman, M. Pd. selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Semua teman seperjuanganku prodi PAI angkatan 2012 yang telah melukis begitu banyak kenangan.

6. Semua teman- teman PPL di SMK Islam Sudirman dan semua teman-teman KKN di Kajoran, Magelang.

7. Kepala MTsN Susukan beserta semua Guru, karyawan, dan siswa-siswa nya yang telah membantu pencapaian keberhasilan dalam penelitian ini.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi, Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya yang tidak terhitung banyaknya. Salawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, yang telah menuntun manusia kepada jalan yang lurus untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai berkat motivasi, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga, Bapak Suwardi, M.Pd.

2. Ketua Jurusan PAI, Ibu Siti Rukhayati, M. Ag.

3. Dosen pembimbing Bapak Fatchurrohman, M.Pd., atas bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan.

4. Kepada bapak dan ibu dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmu dan pengalaman dengan penuh kesabaran, serta bagian akademik IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan dan bantuannya kepada penulis.

5. Kedua orang tuaku tercinta yang telah mencurahkan pengorbanan dan do’a restu yang tiada henti bagi keberhasilan studi penulis.

(9)

7. Kepada adikku yang selalu menghibur dan menyemangati disaat susah dan penat dalam mengerjakan skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Teriring doa semoga amal dan budi baik semua yang telah diberikan kepada penulis menjadi catatan amal baik di sisi Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Salatiga, 17 Agustus 2016 Penulis

(10)

ABSTRAK

Ni’mah, Nasimatun. 2016. Manajemen Pendidikan Karakter Siswa Di MTsN

Susukan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing: Fatchurrohmn, M. Pd. Kata Kunci: Manajemen, Pendidikan Karakter

Moral remaja masa kini berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan, dimana kaum remaja mengalami degradasi moral yang terus-menerus dan tampak semakin tidak terkendali. Penurunan kualitas moral generasi penerus bangsa ini terjadi dalam segala aspek, mulai dari tutur kata, cara berpakaian hingga perilaku. Untuk itu pendidikan karakter sangat penting untuk ditanamkan. Maka dalam membangun karakter di sekolah kunci utama yang harus dilakukan adalah menggunakan manajemen pendidikan karakter yang baik. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui manajemen pendidikan karakter siswa di salah satu sekolah menengah yaitu MTsN Susukan Kabupaten Semarang. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana manajemen pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017? (2) Apa faktor pendukung dan faktor penghambat penerapan pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017?

(11)

DAFTAR ISI

COVER ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Penegasan Istilah ... 8

F. Metode Penelitian... 10

G. Sistematika Penulisan ... 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Manajemen Pendidikan Karakter ... 19

1. Manajemen ... 19

2. Pendidikan Karakter ... 30

B. Nilai- nilai Karakter ... 33

C. Fungsi Pendidikan Karakter ... 37

(12)

E. Ruang Lingkup Pendidikan Karakter ... 39

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A.Gambaran Umun Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Susukan Kabupaten Semarang ... 41

1. Sejarah Singkat Berdirinya MTsN Susukan ... 41

2. Kepala Madrasah ... 41

3. Identitas Sekolah ... 42

4. Visi, Misi, dan Tujuan ... 43

5. Struktur Organisaisi MTsN Susukan ... 44

6. Data Ketenagaan dan Peserta Didik ... 45

7. Jumlah dan Kondisi Bangunan ... 46

8. Sarana dan Prasarana ... 46

9. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 48

10. Prestasi Siswa- Siswi ... 49

B.Temuan Penelitian ... 51

1. Perencanaan Pendidikan Karakter Siswa ... 52

2. Pengorganisasian Pendidikan Karakter Siswa ... 54

3. Pelaksanaan Pendidikan Karakter Siswa ... 56

4. Evaluasi Pendidikan Karakter Siswa ... 59

5. Faktor Pendukung Pendidikan Karakter Siswa ... 60

6. Faktor Penghambat Pendidikan Karakter Siswa ... 62

(13)

1. Perencanaan... 66

2. Pengorganisasian ... 69

3. Pelaksanaan ... 70

4. Evaluasi ... 82

B. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Penerapan Manajemen Pendidikan Karakter Siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang ... 83

1. Faktor Pendukung ... 84

2. Faktor Penghambat ... 85

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 87

B. Saran ... 88

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Peserta Didik ... 45

Tabel 3.2 Jumlah dan Kondisi Bangunan... 46

Tabel 3.3 Sarana dan Prasarana Pendukung Pembelajaran ... 47

Tabel 3.4 Sarana dan Prasarna Pendukung Kegiatan Lain ... 47

Tabel 3.5 Daftar Kegiatan Ekstrakurikuler ... 48

Tabel 3.6 Prestasi Siswa-siswi MTsN Susukan ... 49

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Instrumen Pedoman Penelitian Lampiran 2 : Data Informan

Lampiran 3 : Data Guru dan Karyawan MTsN Susukan Lampiran 4 : Contoh SK Kepala Madrasah

Lampiran 5 : Point Skor Pelanggaran Tata Tertib Lampiran 6 : Dokumen Penilaian Penskoran

Lampiran 7 : Gambar Dokumentasi Hasil Penelitian Lampiran 8 : Laporan Hasil Belajar Siswa

Lampiran 9 : Surat Tugas Pembimbing

Lampiran 10 : Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 11 : Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Lampiran 12 : Lembar Konsultasi Skripsi

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor utama dalam membentuk pribadi manusia, memperbaiki masyarakat dan membangun bangsa yang beradab. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pendidikan berkenaan dengan perkembangan dan perubahan kelakuan anak didik. Pendidikan bertalian dengan transmisi pengetahuan, sikap, kepercayaan, keterampilan dan aspek-aspek kelakuan lainnya kepada generasi muda. Pendidikan adalah proses mengajar dan belajar pola-pola kelakuan manusia menurut apa yang diharapkan oleh masyarakat (Nasution, 1994: 10).

(17)

Dalam Islam, karakter atau akhlak mempunyai kedudukan penting dan dianggap mempunyai fungsi yang vital dalam memandu kehidupan. Sebagaimana hadis riwayat At- Tirmidzi berikut ini:

اَم ُلْوُقَي َمَّلَس َو ِهْيَلَع ّاللّ ىّلص َّيِبَّنلا ُتْعِمَس َلاَق ِءاَدْر َّدلا يِبَأ ْنَع

(Mizan di hari pembalasan) yang lebih berat dari pada akhlak yang mulia. Dan sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa mencapai derajat orang yang berpuasa dan shalat”. (H.R. At- Tirmidzi).

Dari hadis di atas dapat dipahami bahwa ajaran Islam serta pedidikan karakter atau akhlak sangat penting dalam upaya membentuk insan muslim berkualitas karena akhlak mulia memiliki kedudukan yang tinggi yang dapat mengantarkan manusia dalam kebahagiaan dunia dan akhirat.

Landasan pelaksanaan pendidikan karakter sangat jelas. Hal ini tampak dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3 yang menyatakan :

(18)

Dalam pasal tersebut, secara tersirat dapat disimpulkan bahwa pendidikan nasional berfungsi dan bertujuan membentuk karakter (watak) peserta didik menjadi insan kamil (Wiyani, 2013: 32). Oleh karena itu, upaya mencerdaskan anak didik yang menekankan pada intelektual perlu diimbangi dengan pembinaan karakter yang juga termasuk dalam materi yang harus diajarkan dan dikuasai serta direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

Sementara itu perlu pula diingat, dalam kehidupan masyarakat kita yang semakin berkembang dan semakin maju ini, amat sulit menghindarkan anak dari informasi, film, sandiwara, dan berbagai adegan yang ditayangkan lewat media elektronik maupun media cetak, yang dapat merusak akhlak dan agama anak, bahkan juga merusak perkembangan kepribadiannya.

(19)

Banyak orang berpandangan bahwa kondisi demikian diduga bermula dari apa yang dihasilkan oleh dunia pendidikan. Pendidikanlah yang sesungguhnya paling besar memberikan kontribusi terhadap situasi ini. Dibidang pendidikan sekolah, terjadinya penyimpangan- penyimpangan moral remaja tersebut tidak hanya menjadi tanggung jawab pendidikan agama, tetapi juga merupakan tanggung jawab seluruh pengajar atau pendidik sekolah dan seluruh warga sekolah.

Perilaku siswa bermoral dipastikan lahir dari budaya sekolah yang bermoral dan budaya sekolah yang bermoral tumbuh dari pribadi- pribadi guru yang bermoral (Mursidin, 2011: 19). Dalam hal ini, sekolah merupakan salah satu tempat pembentukan karakter yang paling tepat selain penanaman karakter di lingkungan rumah yang di pantau langsung oleh keluarga dan kedua orang tua, sekolah yang diamanahi para orang tua untuk membimbing peserta didik, selain mencerdaskan anak-anak mereka akan pengetahuan sebagai bekal peserta didik di kehidupannya juga para orang tua mengharapkan kepada pendidikan sekolah untuk membina perilaku anak-anaknya dengan karakter yang baik dan mulia.

(20)

dan komponen terkait lainnya. Dengan demikian, manajemen sekolah merupakan salah satu media yang efektif dalam pendidikan karakter di sekolah (Samani, 2014: 111).

Salah satu lembaga pendidikan yang melakukan manajemen pendidikan karakter siswa adalah Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Susukan. MTsN Susukan adalah madrasah unggulan di Kabupaten Semarang. Meskipun terletak di daerah pinggiran, akan tetapi lembaga tersebut banyak diincar masyarakat untuk dapat menyekolahkan anaknya di MTsN Susukan dan berkesempatan menimba ilmu di madrasah tersebut. Bukan hanya masyarakat desa setempat yang menimba ilmu di sana, akan tetapi juga daerah- daerah lain disekitarnya termasuk dari luar kota, seperti Ambarawa, Ungaran, Magelang, Jepara, Gresik, Boyolali, Bantul, Tangerang, Semarang, dan juga Jakarta. Siswa- siswi yang berasal dari luar kota kurang lebih berjumlah tiga ratus siswa. Di samping itu, banyak kejuaraan yang telah diraih siswa- siswa MTsN Susukan, terbukti dengan banyaknya penghargaan yang diperoleh siswa-siswa MTsN Susukan diantaranya pada bulan Mei 2016 ini memperoleh juara 1 lomba adzan, juara 2 Tahfidz, juara 1 MTQ, juara 1 lomba KSM(Kompetisi Science Madrasah), dan masih banyak lagi kejuaraan- kejuaraan lainnya.

(21)

melakukan kegiatan- kegiatan yang sudah menjadi tradisi lembaga tersebut. Setiap hari Jum’at diadakan kewajiban membayar infaq seikhlasnya dan dana tersebut digunakan untuk membeli Al- Qur’an dan juga diberikan kepada anak- anak yatim piatu di Panti Asuhan. Dan masih banyak lagi kegiatan keagamaan yang dilaksanakan rutin, baik harian, mingguan, bulanan, maupun tahunan.

Peserta didik yang ada di lembaga tersebut juga menerapkan budaya berjabat tangan saat masuk sekolah dan ketika bertemu dengan gurunya. Selain itu, fenomena yang menarik lagi, yaitu semua civitas akademik yang ada di lembaga tersebut sangat ramah dan selalu senyum juga menghormati tamu yang datang. Madrasah tersebut melaksanakan kewajibannya untuk membina peserta didik dengan karakter yang baik sehingga diharapkan dapat menghasilkan peserta didik yang cerdas , berwawasan, dan berakhlakul karimah.

(22)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana manajemen pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017?

2. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat penerapan pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat penulis rumuskan tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui manajemen pendidikan karakter siswa di MTsN

Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017?

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat penerapan pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017?

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas dan diharapkan dapat memberi manfaat secara praktis maupun teoritis, antara lain:

1. Manfaat Teoritik

(23)

strategi yang dilakukan oleh guru agar anak didiknya berahklakul karimah.

2. Manfaat Praktis

Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada :

a. Bagi peneliti : dapat mengetahui strategi yang tepat dalam mendidik karakter siswa agar berakhlakul karimah.

b. Bagi Lembaga (IAIN Salatiga) : seluruh komponen yang ada di IAIN Salatiga, sebagai masukan dan bahan koreksi bagi masing-masing mahasiswa agar berakhlak yang baik kapanpun dan dimanapun ia berada.

c. Bagi MTsN Susukan : dapat memberi sumbangan informasi tentang pendidikan karakter dalam peningkatan kualitas pendidikan saat ini sebagai upaya pertumbuhan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, penguasaan ketrampilan hidup, kemampuan akademik, seni dan pengembangan insan paripurna.

d. Bagi pembaca : dapat memberi gambaran tentang proses pendidikan karakter siswa yang dilakukan MTsN Susukan.

E. Penegasan Istilah

(24)

1. Manajemen

Menurut Ricky W. Griffin (Suparlan, 2014: 41) menjelaskan bahwa manajemen tidak lain adalah suatu proses perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan evaluasi atau pengendalian (controlling) sumber daya untuk mencapai sasaran (goal’s) secara efektif dan efisien. Efisiensi mengacu pada memperoleh output terbesar dengan input yang terkecil. Sedangkan efektivitas adalah menyelesaikan kegiatan-kegiatan sehingga sasaran organisasi dapat tercapai.

2. Pendidikan Karakter

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara (Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,2003).

(25)

diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari- hari.

Pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya, yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai juga dengan pndidikan nilai, pndidikan budi pekerti, pndidikan moral (watak), yang bertujuan untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan dalam kehidupan sehari- hari dengan sepenuh hati (Wiyani, 2013: 27-28).

Maksud pendidikan karakter dalam penelitian ini adalah proses pembentukan karakter siswa MTsN Susukan menuju manusia paripurna sesuai dengan ajaran Islam, sehingga menjadi pribadi yang kuat dan bertaqwa.

F. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Metode kualitatif merupakan suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang- orang dan perilaku yang dapat diamati (Meleong, 2002: 3).

(26)

melibatkan diri pada situasi yang diteliti dan mengkaji buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan manajemen pendidikan karakter . 2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan sebagai instrument aktif dalam upaya mengumpulkan data-data yang ada di lapangan. Sedangkan instrumen pengumpulan data-data yang lain selain manusia adalah berbagai bentuk alat-alat bantu dan berupa dokumen-dokumen lainnya yang dapat digunakan untuk menunjang keabsahan hasil penelitian.

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti dengan mengunjungi lokasi penelitian dan terjun langsung dalam mengikuti aktivitas siswa di dalam maupun luar sekolah. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi dengan pengamatan perilaku siswa. Proses penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2016.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Susukan yang terletak di Jl. Pos Susukan- Salatiga, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang.

4. Sumber Data a. Data Primer

(27)

merupakan sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau mewawancarai.

Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi secara langsung tentang pelaksanaan manajemen pendidikan karakter di MTsN Susukan yang dilakukan oleh guru-guru, serta faktor pendukung dan penghambatnya. Adapun sumber data langsung peneliti dapatkan dari hasil wawancara dengan kepala sekolah, sampel guru, dan sampel siswa, serta pengamatan.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai sumber macam sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi dan dokumen resmi dari instansi. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat hasil temuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara dan pengamatan.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah alat dan cara untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik yaitu:

a. Observasi

(28)

pengamatan langsung di MTsN Susukan dengan cara melihat, mendengar dan penginderaan lainnya. Observasi secara langsung mempunyai maksud untuk mengetahui secara objektif dan konkrit kegiatan-kegiatan pendidikan yang dilakukan di MTsN Susukan.

Sehubungan dengan permasalahan, aspek yang diamati dalam penelitian, yakni observasi pada gambaran umum sekolah (lokasi dan kondisi fisik lingkungan di MTsN Susukan Kabupaten Semarang, bangunan sekolah, ruang kelas, halaman dan fasilitas lain, guru dan tenaga kependidikan dan murid; aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh siswa dan tingkah laku siswa baik itu perkataan maupun perbuatan siswa di dalam sekolah maupun di luar sekolah; dan kegiatan-kegiatan pendidikan yang diikuti peserta didik, seperti proses kegiatan belajar mengajar dan kegiatan ekstrakurikuler.

b. Wawancara

(29)

Metode ini digunakan sebagai metode dalam mengumpulkan data tentang manajemen pendidikan karakter yang meliputi perencanaan (serangkaian keputusan- keputusan termasuk penentuan- penentuan tujuan, kebijakan, membuat program- progam, menentukan metode dan prosedur serta menetapkan jadwal waktu pelaksanaan, dan lain sebagainya), pengorganisasian (menghimpun sumber daya manusia, modal, dan peralatan yang dibutuhkan dengan cara yang efektif), pelaksanaan (tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan), dan pengendalian (menilai kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan), serta faktor pendukung dan penghambat penerapan pendidikan karakter di MTsN Susukan Kabupaten Semarang.

c. Dokumentasi

(30)

media massa, catatan harian, undang-undang, notulen, blog, halaman web, foto, dan lainnya (Sarosa, 2012: 61).

Bentuk dokumen yang diperlukan untuk mengumpulkan data-data dalam penelitian ini adalah catatan-catatan guru bimbingan konseling (BK), biografi, peraturan dan dokumen berupa gambar-gambar atau foto-foto yang berada di lingkungan sekolah. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa buku-buku, dokumen, serta sumber lain yang relevan guna untuk memperoleh informasi tentang pendidikan karakter.

6. Analisis Data

(31)

7. Keabsahan Data

Dalam tulisan Meleong (2011 : 324) untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).

Teknik pengujian validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan trianggulasi. Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan dengan memanfaatkan suatu yang lain dari data tersebut sebagai bahan pembanding atau pengecekan dari data itu sendiri (Meleong, 2009: 330). Dalam penelitian ini teknik triangulasi yang digunakan yaitu :

a. Trianggulasi sumber yaitu mengumpulkan data yang sejenis dari beberapa sumber data yang berbeda.

b. Trianggulasi metode dilakukan dengan menggali data yang sama dengan metode yang berbeda.

8. Tahap- tahap Penelitian a. Tahap Pra Lapangan

(32)

memanfaatkan informan, serta menyiapkan perlengkapan penelitian.

b. Tahap Pekerjaan Lapangan

Pada tahap ini peneliti harus mempersiapkan diri dengan menjaga kesehatan fisik, berpenampilan rapi dan sopan saat melakukan penelitian. Ketika memasuki lapangan, hendaknya peneliti berbaur menjadi satu dan menjaga keakraban dengan subyek agar tidak ada dinding pemisah antara keduanya. Selain itu peneliti juga harus berbahasa yang baik dan jelas agar dalam mencari informasi subyek mudah untuk menjawabnya. Sambil berperan serta, peneliti juga mencatat data yang diperlukan.

c. Tahap Analisis Data

Pada tahap ini peneliti mulai mengorganiasasikan data. Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan dan tanggapan peneliti, gambar, foto, dokumen berupa laporan, biografi, artikel, dan sebagainya.

Pekerjaan analisis data dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengkategorisasikannya (Meleong, 2011 : 281).

G. Sistematika Penulisan Skripsi

(33)

BAB I PENDAHULUAN

Meliputi : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini berisi tentang hakikat manajemen, pendidikan karakter, nilai-nilai karakter, fungsi pendidikan karakter, dan tujuan pendidikan karakter. BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang gambaran umum MTsN Susukan Kabupaten Semarang seperti letak geografis, profil sekolah, visi dan misi sekolah, struktur organisasi sekolah, data guru dan siswa, tata tertib sekolah, dan data- data yang diperoleh dari penelitian.

BAB IV ANALISIS DATA

Bab ini mengemukakan tentang analisis data penelitian meliputi manajemen pendidikan karakter siswa mulai dari proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai dengan proses evaluasi atau penendalian, serta faktor pendukung dan penghambat penerapan pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan.

BAB V PENUTUP

(34)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Manajemen Pendidikan Karakter 1. Manajemen

a. Pengertian Manajemen

Manajemen diartikan sebagai proses merencanakan, mengorganisasi, melaksanakan, dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien (Asmani, 2009: 70).

Menurut George R. Terry (dalam Herujito, 2006:3) manajemen adalah suatu proses yang berbeda terdiri dari planning, organizing, actuating, dan controlling yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditentukan dengan menggunakan manusia dan sumber daya lainnya atau suatu proses sosial, yang direncanakan untuk menjamin kerjasama, partisipasi, intervensi, dan keterlibatan orang lain dalam mencapai sasaran tertentu yang telah ditetapkan dengan efektif.

(35)

pendidikan, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien. Efisiensi mengacu pada memperoleh output terbesar dengan input yang terkecil. Dari sudut pandang ini, efisien diacukan sebagai melakukan pekerjaan dengan benar sehingga tidak memboroskan sumber daya. Sedangkan efektivitas adalah menyelesaikan kegiatan-kegiatan sehingga sasaran organisasi dapat tercapai. Manajemen difokuskan tidak hanya dengan mencapai kegiatan dan memenuhi sasaran organisasi (efektivitas), tetapi juga melakukannya dengan seefisien mungkin. b. Indikator Manajemen

Memahami dari beberapa pengertian tersebut di atas manajemen merupakan sebuah rangkaian atau proses kegiatan yang harus dilalui secara bertahap. Manajemen khususnya di sekolah meliputi beberapa aspek yaitu :

1) Perencanaan (Planning)

(36)

Pada perencanaan, Aqib, dkk (2011: 32) menuliskan bahwa karakter tersebut memiliki dua makna yaitu merencanakan program dan kegiatan penanaman karakter oleh sekolah kepada peserta didik serta penanaman nilai-nilai karakter kepada para pembuat rencana itu sendiri yang memiliki keterkaitan antara unsur-unsur yang direncanakan. Unsur- unsur yang direncanakan meiputi :

a) Pengembangan nilai-nilai karakter pada kurikulum dan pembelajaran.

b) Penanaman nilai- nilai karakter pada pendidik dan tenaga kependidikan.

c) Penanaman nilai-nilai karakter melalui pembinaan peserta didik.

d) Penanaman nilai-nilai karakter melalui manajemen sarana dan prasarana pendidikan.

e) Penanaman nilai-nilai karakter melalui manajemen pembiayaan pendidikan.

(37)

dirancang harus berisi tentang grand design pendidikan karakter, baik berupa kurikulum formal maupun hidden curriculum. Kurikulum yang di rancang harus mencerminkan visi, misi dan tujuan sekolah yang berkomitmen terhadap pendidikan karakter. Langkah-langkah dalam mengembangkan kurikulum pendidikan karakter antara lain:

a) Mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan pendidikan karakter.

b) Merumuskan Visi, Misi, dan Tujuan sekolah. c) Merumuskan indikator perilaku peserta didik.

d) Mengembangkan silabus dan rencana pembelajaran berbasis pendidikan karakter.

e) Mengintegrasikan konten kurikulum pendidikan karakter ke seluruh mata pelajaran.

f) Mengembangkan instrument penilaian pendidikan untuk mengukur ketercapaian program pendidikan karakter g) Membangun komunikasi dan kerjasama sekolah dengan

orang tua peserta didik. 2) Pengorganisasian (Organizing)

(38)

tugas-tugasnya sangat banyak, sehingga tidak mungkin hanya dikerjakan oleh satu orang saja.

Komponen pengorganisasian atau pengelolaan adalah sumber daya manusia (SDM) yang mengurus penyelenggaraan sekolah, menyangkut pengelolaan dalam memimpin, mengkoordinasikan, mengarahkan, membina serta mengurus tata laksana sekolah untuk menciptakan budaya sekolah berbasis pendidikan karakter.

Termasuk dalam komponen sekolah adalah kepala sekolah sebagai manajer dan pimpinan sekolah, guru kelas atau guru bidang studi yang memegang peranan penting dalam membentuk karakter serta mengembangkan potensi siswa, konselor (BK) dan karyawan yang memiliki berbagai keterampilan yang dibutuhkan sekolah, pustakawan untuk mengelola perpustakaan, petugas laboratorium, dan termasuk siswa itu sendiri, serta pihak-pihak terkait lainnya (Samino, 2010: 155).

(39)

Kesimpulannya pengorganisasian adalah membagi tugas kepada seluruh anggota lembaga pendidikan sesuai dengan fungsi tugasnya masing-masing, sehingga dapat diusahakan mencapai tujuan secara maksimal.

3) Pelaksanaan (Actuating)

Pelaksanaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien, sehingga akan memiiki nilai (Wiyani, 2012: 56). Dalam pelaksanaan pendidikan karakter merupakan kegiatan inti dari pendidikan karakter.

Penerapan pendidikan karakter di sekolah setidaknya dapat ditempuh melalui empat alternatif strategi secara terpadu. Pertama, mengintegrasikan konten pendidikan karakter yang telah dirumuskan kedalam seluruh mata pelajaran. Kedua, mengintegrasikan pendidikan karakter kedalam kegiatan sehari-hari di sekolah. Ketiga, mengintegrasikan pendidikan karakter kedalam kegiatan yang diprogramkan atau direncanakan. Keempat, membangun komunikasi dan kerjasama antara sekolah dengan orang tua peserta didik (Wiyani, 2012: 32).

a) Mengintegrasikan keseluruhan mata pelajaran

(40)

bahasan dari setiap mata pelajaran. Nilai- nilai tersebut dicantumkan dalam silabus dan RPP.

b) Mengintegrasikan kedalam kegiatan sehari-hari (1) Menerapkan keteladanan

Pembiasaan keteladanan adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang tidak diprogramkan karena dilakukan tanpa mengenal batasan ruang dan waktu. Keteladanan ini merupakan perilaku dan sikap guru dan tenaga pendidikan dan peserta didik dalam memberikan contoh melalui tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik lain. Misalnya nilai religius, disiplin, kebersihan dan kerapian, kasih sayang, kesopanan, perhatian, jujur dan kerja keras. (2) Pembiasaan rutin

Pembiasaan rutin merupakan salah satu kegiatan pendidikan karakter yang terintegrasi dengan kegiatan sehari-hari di sekolah, seperti upacara

bendera, senam, do’a bersama, ketertiban,

(41)

berkelanjutan dengan pembiaaan yang sudah biasa mereka lakukan secara rutin tersebut.

c) Mengintegrasikan kedalam program sekolah

Perencanaan dan pelaksanaan pendidikan karakter pada peserta didik dalam program pengembangan diri, dapat dilakukan melalui pengintegrasian kedalam kegiatan sehari-hari di sekolah. Diantaranya melalui hal-hal berikut:

(1) Kegiatan rutin di sekolah

Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus menerus dan konsisten setiap saat. Cotoh kegiatan ini adalah upacara pada hari besar kenegaraan, pemeriksaan kebersihan badan (kuku, telinga, rambut, dan lain-lain) seminggu sekali, beribadah atau sholat bersama, berdo’a waktu memulai dan mengakhiri pelajaran,

(42)

(2) Kegiatan spontan

Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dilakukan secara spontan pada saat itu juga. Kegiatan ini biasa dilakukan pada saat guru atau tenaga kependidikan yang lain mengetahui adanya perbuatan yang kurang baik dari peserta didik, yang harus dikoreksi pada saat itu juga.

d) Membangun komunikasi dengan orang tua peserta didik (1) Kerjasama sekolah dengan orang tua peserta didik

Dalam konsep lingkungan pendidikan, maka kita mengenal tiga macam lingkungan yang dialami oleh peserta didik dalam masa yang bersamaan, antara lain lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat sekitarnya. Untuk itu sekolah perlu mengkomunikasikan segala kebijakan dan pembiasaan yang dilaksanakan di sekolah kepada orang tua atau wali murid dan masyarakat sekitar. Sehingga program pendidikan karakter tidak hanya terlaksana di sekolah dan menjadi tanggung jawab satu-satunya.

(43)

(2) Kerjasama sekolah dengan lingkungan

Penciptaan kondisi atau suasana yang kondusif juga dimulai dari kerjasama yang baik antara sekolah dengan lingkungan sekitar.

Jika sekolah memiliki lingkungan (iklim) belajar yang aman, tertib dan nyaman, menjalin kerjasama yang intens dengan orang tua peserta didik dan lingkungan sekitar, maka proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan nyaman (enjoyable learning) (Rivai, 2009: 621).

Berangkat dari hal tersebut, maka menjadi sangat urgen untuk menciptakan suasana, kondisi, atau lingkungan dimana peserta didik tersebut belajar. Pengkondisian yaitu penciptaan kondisi yang mendukung terlaksananya pendidikan karakter, misalnya kondisi toilet yang bersih, tempat sampah, halaman yang hijau dengan pepohonan, poster kata-kata bijak yang dipajang di lorong sekolah dan di dalam kelas, dan lain-lain.

4) Evaluasi atau Pengawasan (Controlling)

(44)

manajemen yang dikendalikan adalah perencanaan, penorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian itu sendiri.

Evaluasi adalah suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil pertumbuhan serta perkembangan karakter yang dicapai peserta didik. Tujuan evaluasi atau penilaian dilakukan untuk mengukur seberapa jauh nilai-nilai yang dirumuskan sebagai standar minimal yang telah dikembangkan dan ditanamkan di sekolah, serta dihayati, diamalkan, diterapkan dan dipertahankan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

Penilaian pendidikan karakter lebih dititik beratkan kepada keberhasilan penerimaan nilai-nilai dalam sikap dan perilaku peserta didik sesuai dengan nilai-nilai karakter yang diterapkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Jenis penilaian dapat berbentuk penilaian sikap dan perilaku, baik individu maupun kelompok.

(45)

a) Mengembangkan indikator dari nilai-nilai yang ditetapkan atau disepakati.

b) Menyusun berbagai instrumen penilaian.

c) Melakukan pencatatan terhadap pencapaian indikator. d) Melakukan analisis dan evaluasi.

e) Melakukan tindak lanjut.

Cara penilaian pendidikan karakter pada peserta didik dilakukan oleh semua guru. Penilaian dilakukan setiap saat, baik dalam jam pelajaran maupun diluar jam pelajaran, di kelas maupun di luar kelas dengan cara pengamatan dan pencatatan. Instrumen penilaian dapat berupa lembar observasi, lembar skala sikap, lembar portofolio, lembar check list, dan lembar pedoman wawancara. Informasi yang diperoleh dari berbagai teknik penilaian kemudian dianalisis oleh guru untuk memperoleh gambaran tentang karaker peserta didik. Gambaran seluruh tersebut kemudian dilaporkan sebagai suplemen buku oleh wali kelas.

2. Pendidikan Karakter

Banyak kalangan memberikan makna tentang pendidikan sangat beragam, bahkan sesuai dengan pandangannya masing-masing. Azyumardi Azra dalam buku “Paradigma Baru Pendidikan Nasional

Rekonstruksi dan Demokratisasi”, memberikan pengertian pendidikan

(46)

mudanya untuk menjalankan dan untuk memenuhi tujuan hidup secara efektif dan efisien (Muslich, 2011: 48). Pendidikan yang dikelola atau dimenej degan baik akan mampu mengantarkan anak bangsa menjadi manusia seutuhnya, sejahtera lahir- batin, jasmani- rohani, material- spiritual, dan bahagia dunia- akhirat (Insya Allah).

Pendidikan bukan merupakan sarana transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih luas lagi yakni sebagai sarana pembudayaan dan penyaluran nilai. Siswa harus mendapatkan pendidikan yang menyentuh dasar kemanusiaan. Dimensi kemanusiaan itu mencakup sekurang-kurangnya tiga hal paling mendasar, yaitu:

a. Afektif, yang tercermin pada kualitas keimanan, ketaqwaan, akhlak mulia serta kepribadian yang unggul.

b. Kognitif, yang tercermin pada kapasitas pikir dan daya intelektualitas untuk menggali dan mengembangkan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

c. Psikomotorik, yang tercermin pada kemampuan mengembangkan ketrampilan teknis, kecakapan praktis, dan kompetensi kinestetis.

Secara harfiah, karakter berasal dari bahasa Inggris, character yang berarti watak, karakter, atau sifat. Dalam bahasa Indonesia, watak diartikan sebagai sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan perbuatannya, dan berarti pula tabi’at dan budi pekerti

(47)

Dalam bahasa Arab karakter sering disebut dengan istilah akhlak yang oleh Ibnu Maskawih diartikan sebagai : hal linnafs da’iyah laha ila af’aliha min ghair fikrin wa laa ruwiyatin. Artinya

sifat atau keadaan yang tertanam dalam jiwa yang paling dalam yang selanjutnya lahir dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan lagi (Nata, 2013: 164). Jadi, karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang universal yang meliputi seluruh ativitas manusia, baik dalam rangka berhubungan dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama manusia, maupun dengan lingkungan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama,hukum, tata karma, budaya, dan adat istiadat (Zuchdi, 2011: 470).

Pendidikan karakter menurut Lickona mengandung tiga unsur pokok, yaitu mengetahui kebaikan (knowing the good), mencintai kebaikan (desiring the good) dan melakukan kebaikan (doing the good) (Zuchdi, 2011: 470).

(48)

cara memberikan pengertian dan mengubah pola pikir dan pola pandang seseorang tentang sesuatu yang baik dan benar, melainkan nilai-nilai kebaikan tersebut dibiasakan, dilatihkan, dicontohkan, dilakukan secara terus menerus dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari (Nata, 2013: 400).

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen pendidikan karakter adalah strategi yang diterapkan dalam pengembangan pendidikan karakter yang diselenggarakan dengan hasrat dan niat untuk menanamkan ajaran dan nilai-nilai luhur untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan sekolah melalui kegiatan manajemen. Pendidikan dan karakter sangat korelatif dan tidak dapat dipisahkan. Sehingga pendidikan karakter menjadi sangat penting untuk dilaksanakan di setiap satuan pendidikan.

B. Nilai – nilai Karakter

Menurut Suyadi (2013: 7-9) Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendinas) telah merumuskan 18 nilai karakter yang akan ditanamkan dalam diri peserta didik sebagai upaya membangun karakter bangsa yaitu sebagai berikut :

(49)

2. Jujur, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan kesatuan antara pengetahuan, perkataan dan perbuatan (mengetahui yang benar, mengatakan yang benar dan melakukan yang benar), sehingga menjadikan orang yang bersangkutan sebagai pribadi yang dapat dipercaya.

3. Tolerasi, yakni sikap dan perilaku yang menerminkan penghargaan terhadap perbedaan agama, aliran kepercayaan, suku, adat, bahasa, ras, etnis, pendapat, dan hal-hal lain yang berbeda dengan dirinya secara sadar dan terbuka, serta dapat hidup tenang ditengah perbedaan tersebut.

4. Disiplin, yakni kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap segala bentuk peraturan atau tata tertib yang berlaku.

5. Kerja Keras, yakni perilaku yang menunjukkan upaya secara sungguh-sungguh (berjuang hingga titik darah peghabisan) dalam menyelesaikan berbagai tugas, permasalahan, pekerjaan dan lain-lain dengan sebaik-baiknya.

6. Kreatif, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan inovasi dalam berbagai segi dalam memecahkan masalah, sehingga selalu menemukan cara-cara baru, bahkan hasil-hasil baru yang lebih baik dari sebelumnya.

(50)

melainkan tidak boleh melemparkan tugas dan tanggung jawab kepada orang lain.

8. Demokratis, yakni sikap dan cara berfikir yang mencerminkan persamaan hak dan kewajiban secara adil dan merata antara dirinya dengan orang lain.

9. Rasa ingin tahu, yakni cara berpikir, sikap dan perilaku yang mencerminkan penasaran dan keingintahuan terhadap segala hal yang dilihat, didengar, dan dipelajari secara lebih mendalam.

10.Semangat kebangsaan atau nasionalisme, yakni sikap dan tindakan yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara diatas kepentingan pribadi atau individu dan golongan.

11.Cinta tanah air, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan rasa bangga, setia, peduli dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya, sehingga tidak mudah menerima tawaran bangsa lain yang dapat merugikan bangsa sendiri. 12.Menghargai prestasi, yakni sikap terbuka terhadap prestasi orang lain

dan mengakui kekurangan diri sendiri tanpa mengurangi semangat berprestasi yang lebih tinggi.

(51)

14.Cinta damai, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan suasana damai, aman, tenang dan nyaman atas kehadiran dirinya dalam komunitas atau masyarakat tertentu.

15.Gemar membaca, yakni kebiasaan dengan tanpa paksaan untuk menyediakan waktu secara khusus guna membaca berbagai informasi, baik buku, jurnal, majalah, Koran, dan sebagainya, sehingga menimbulkan kebijakan bagi dirinya.

16.Peduli lingkungan, yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya menjaga dan melestarikan lingkngan sekitar.

17.Peduli sosial, yakni sikap dan perbuatan yang mencerminkan kepedulian terhadap orang lain maupun masyarakat yang membutuhkannya.

18.Tanggung jawab, yakni sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik yang berkaitan dengan diri sendiri, sosial, masyarakat, bangsa, Negara, maupun agama.

(52)

C. Fungsi Pendidikan Karakter

Menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2010: 7) fungsi pendidikan karakter adalah:

1. Fungsi Pengembangan: yang secara khusus didasarkan pada peserta didik agar mereka menjadi pribadi yang berperilaku baik , berdasarkan pada kebajikan umum (virtues) yang bersumber pada filosofi kebangsaan di dalam pancasila. Dengan fungsi ini peserta didik di harapkan memiliki sikap dan perilaku etis, spiritual, sesuai dengan citra budaya bangsa. Dengan kata lain, dari perlaku peserta didik adalah warga bangsa, orang dapat mengetahui karakter bangsa Indonesia yang sesungguhnya.

2. Fungsi Perbaikan: yang secara khusus yang diarahkan untuk memperkuat pendidikan nasional yang bertanggung jawab terhadap pengembangan potensi dan martabat peserta didik. Dengan fungsi ini pula, pendidikan karakter bangsa hendaknya mencapai suatu proses revitalisasi perilaku dengan mengedepankan pilar-pilar kebangsaan untuk menghindari distorsi nasionalisme.

(53)

D. Tujuan Pendidikan Karakter

Mulyasa (2011: 9) menjelaskan pendidikan karakter pada tingkat satuan pendidikan mengarah pada pembentukan budaya sekolah/madrasah, yaitu nilai- nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan sehari-hari, serta simbol- simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah/madrasah dan masyarakat sekitarnya. Budaya sekolah/madrasah merupakan ciri khas, karakter atau watak dan citra sekolah/madrasah tersebut di mata masyarakat luas.

Zubaedi (2012: 18) berpendapat bahwa pendidikan karakter secara perinci memiliki lima tujuan, yaitu sebagai berikut:

1. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter bangsa. 2. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan

sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius.

3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa.

4. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif dan berwawasan kebangsaan.

(54)

Wiyani (2013: 70) mengemukakan tujuan pendidikan karakter adalah menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan, mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah dan membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab karakter bersama.

E. Ruang Lingkup Pendidikan Karakter

Fathurrohman (2013: 124) mengemukakan beberapa batasan atau deskripsi nilai-niali pendidikan karakter antara lain:

1. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Allah Swt, meliputi pikiran, perkataan dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan ajaran agamanya.

2. Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri, meliputi sikap jujur, bertanggung jawab, bergaya hidup sehat, disiplin, kerja keras, percaya diri, berpikir logis, mandiri, dan cinta ilmu.

3. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama, meliputi:

(55)

b. Patuh pada aturan-aturan sosial.

c. Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan masyarakat dan kepentingan umum.

d. Menghargai karya dan prestasi orang lain yaitu sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain.

e. Santun yaitu sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa maupun tata perilakunya ke semua orang.

f. Demokratis yaitu cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

4. Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan, meliputi sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam disekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi dan selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

(56)

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umun Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Susukan Kabupaten Semarang

1. Sejarah Singkat Berdirinya MTsN Susukan Kabupaten Semarang Pendirian Madrasah ini diprakarsai oleh Bapak Kyai H. Syamsudin, Bapak Kyai H. Dzhakiri, dan Bapak Kyai H. Muh Ja'farin Ahmad dan atas persetujuan beberapa tokoh masyarakat, bekerja sama dengan MWC NU Kecamatan Susukan sepakat untuk mendirikan lembaga pendidikan resmi dengan nama Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama' tepatnya pada tahun 1965. Dan berubah-ubah nama sesuai perkembangan masyarakat dan suhu politik saat itu.

Dari MTs NU menjadi MTs Al- Islam dan dinegerikan pada tahun 1980 dengan SK. Menteri Agama nomor : 27/1980 tanggal 21 Mei 1980 dengan nama Madrasah Tsanawiyah Negeri Susukan Kabupaten Semarang (Relokasi dari MTs Negeri Grabag 02 Magelang secara resmi) terhitung mulai tanggal 1 September 1981 (Sumber: Dokumentasi dalam bentuk soft copy dari NK pada hari Selasa, 19 Juli 2016)

2. Kepala Madrasah

(57)

b. Kepala Madrasah kedua Drs. Sujitno dari 12 April 1996 sampai dengan 5 April 1999.

c. Kepala Madrasah ketiga Drs. Sarbani dari 5 April 1999 sampai dengan 3 Juni 2002.

d. Kepala Madrasah keempat Drs. H. Istichsan dari 3 Juni 2002 sampai dengan 22 Maret 2007.

e. Kepala Madrasah kelima Drs. H. Mudlofir, MM. dari 22 Maret 2007 sampai dengan 13 Februari 2016.

f. Kepala Madrasah keenam Hj. Hidayatun, S. Ag, M.Pd. dari 13 Februari 2016 sampai dengan sekarang (Dokumentasi, 19 Juli 2016).

3. Identitas Sekolah

a. Nama Madrasah : Madrasah Tsanawiyah Negeri b. No. Statistik Madrasah : 212332203028

c. Alamat :

- Jalan : -

- Desa : Susukan

- Kecamatan : Susukan

- Kabupaten : Semarang

- Provinsi : Jawa Tengah

- Kode Pos : 50777

d. No. Telepon : (0298) 615013

(58)

f. Email : mtsnsusukan@jateng.depag.go.id g. Status Madrasah : Negeri

h. Didirikan (Swasta) : Tahun 1965

i. Diresmikan (Negeri) : 1980 , No 27/1980, Tgl 31 Mei 1980

j. Website :www.mtsnsusukan.sch.id

(Dokumentasi, 19 Juli, 2016) 4. Visi, Misi, dan Tujuan

a. Visi

Terbentuknya madrasah pilihan masyarakat yang unggul dalam prestasi yang dilandasi keimanan dan ketakwaan .

b. Misi

1) Melaksanakan proses pembelajaran dengan memprioritaskan aspek pengajaran, pengamalan, dan pengalaman.

2) Menciptakan suasana pendidikan keagamaan yang kondusif. c. Tujuan

1) Membentuk peserta didik yang berkualitas, terampil, dan mandiri yang dilandasi dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

(59)

5. Struktur Organisasi MTsN Susukan Kabupaten Semarang

(60)

6. Data Ketenagaan dan Peserta Didik

a. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Jumlah seluruh personil madrasah ada sebanyak 68 orang, terdiri atas guru 52 orang, karyawan tata usaha 6 orang, pengurus koperasi 2 orang, pengurus perpustakaan 2 orang, penjaga unit kesehatan sekolah 1 orang, tukang kebun 3 orang dan satpam 2 orang. Dari sejumlah guru, 83 % berstatus PNS dan sisanya 17 % berstatus honorer (GTT). Untuk karyawan hanya 25 % yang berstatus PNS dan sisanya 75 % pegawai tidak tetap (PTT). Untuk data selengkapnya terlampir (Sumber: Dokumentasi, 19 Juli 2016).

b. Data Peserta Didik

Jumlah peserta didik di MTsN Susukan pada tahun pelajaran 2016/2017 sejumlah 925 siswa, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Daftar Peserta Didik

No Kelas

Jumlah Kelas

Jumlah Siswa

L P Jumlah

1 VII 9 139 187 326

2 VIII 9 119 181 300

3 IX 9 143 156 299

Jumlah 27 401 524 925

(61)

7. Jumlah dan Kondisi Bangunan

11. Ruang Usaha Kesehatan

(62)

Tabel 3.3

Daftar Sarana dan Prasarana Pendukung Pembelajaran No. Jenis Sarana

Daftar Sarana dan Prasarna Pendukung Kegiatan Lain

No. Jenis Sarana Prasarana

(63)

10. Meja Guru & Tenaga

Kegiatan ekstrakurikuler adalah wadah yang digunakan sekolah untuk menampung bakat dan minat siswa agar lebih terarah pada hal yang lebih positif. Adapun ekstrakurikuler yang ada, antara lain:

Tabel 3.5

Daftar Kegiatan Ekstrakurikuler

No. Jenis Ekstrakurikuler Hari

Siswa Yang Mengikuti

1. Pramuka Kamis 326

2. MTQ/Tartil Selasa 12

3. Latihan Dasar Kepemimpinan

(64)

15. Seni Musik / Alat Musik Selasa 20 10.Prestasi Siswa- siswi MTsN Susukan

Tabel 3.6

Prestasi Siswa-siswi MTsN Susukan 2015/2016

NO NAMA KLS PRESTASI

1 AJANG AKSIOMA, TH 2015

(65)

4 PERKEMAHAN KKM 1

4 Lia Setyawati Mapel Fisika juara 1

5 Didik Kurniawan Mapel Fisika juara 2 6 Hilda Ainun N. 8 A Mapel Matematika juara 1

(66)

B. Temuan Penelitian

Pendidikan karakter di MTsN Susukan telah dilaksanakan sebelum pemerintah mencanangkan pendidikan karakter. Seperti yang telah dikemukakan oleh Wakabid Kurikulum sebagai berikut:

“Sebelum pemerintah mencanangkan sekolah sudah melaksanakan pendidikan karakter sejak lama. Akan tetapi sejak adanya pendidikan karakter lebih ditekankan dan realisasinya lebih nyata, karena mengingat pentingnya pendidikan karakter, terlebih dalam indikator religius, salah satu yang ingin kita bangun adalah fastabiqul khoirot” (Sumber: Wawancara, Senin, 25 Juli 2016 dengan NK, pukul 10.30 WIB di ruang Guru).

Kepala madrasah menambahkan tujuan pendidikan karakter siswa MTsN Susukan sebagai berikut:

“Pendidikan karakter atau budi pekerti siswa- siswi MTsN Susukan bertujuan untuk mengukir akhlak melalui proses mengetahui, memahami kebaikan. Yang selanjutnya mencintai kebaikan, dan yang terakhir melakukan kebaikan, yang mana proses pendidikan yang melibatkan aspek kognitif, emosi dan fisik, sehingga akhlak mulia dapat terukir menjadi kebiasaan yang melekat dan mengakar pada diri anak hingga dewasa” (Sumber: Wawancara, Rabu, 27 Juli 2016 dengan HD, pukul 11.30 WIB di ruang Kepala Madrasah).

(67)

1. Perencanaan Pendidikan Karakter Siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang

Terkait dengan proses perencanaan pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan, Kepala Madrasah menuturkan:

“Jadi diawali dari proses perencanaan kegiatan penanaman karakter atau budi pekerti itu kita tuangkan dalam RKM (Rencana Kerja Madrasah) di poin 16 kalau tidak salah itu kan ada penanaman budi pekerti yang luhur. Lalu kita menentukan tujuan pendidikan karakter seperti yang saya ungkapkan tadi. Lalu nilai karakter kita integrasikan ke seluruh mapel, kegiatan ekstrakurikuler, dan program- program madrasah ” (Sumber: Wawancara, Rabu, 27 Juli 2016 dengan HD, pukul 11.30 WIB di ruang Kepala Madrasah).

Sedangkan Wakabid Kurikulum dan Wakabid Humas menyampaikan pendapat yang hampir sama, sebagai berikut:

“Kalau untuk perencanaan pendidikan karakter siswa di madrasah ini dimulai pada awal tahun ajaran baru bersamaan dengan mengevaluasi program pendidikan karakter. Selanjutnya dengan menginternalisasikan nilai- nilai karakter ke dalam ke dalam kegiatan pembelajaran ke seluruh mata pelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler dan program- program madrasah. Nilai- nilai karakter juga melekat dalam budaya madrasah. Contohnya saja kegiatan mushafakhah di gerbang, sholat dhuha, upacara, sholat dhuhur berjama’ah dan masih banyak lagi kegitan

lainnya” (Sumber: Wawancara, Senin, 25 Juli 2016 dengan NK

pukul 10.30 WIB di ruang guru)

(68)

Senada dengan pendapat di atas, BR selaku guru Aqidah Akhlak menyampaikan:

“Perencanaan pendidikan karakter kalau menurut saya dengan memasukkan nilai- nilai karakter ke dalam kegiatan- kegiatan dan program di madrasah. Contoh kecil saja, di sini setiap hari senin, selasa dan rabu siswa memakai pin yang bertuliskan Aku Cinta Rasulullah, dan hari kamis, jum’at, sabtu memakai pin Aku Cinta Al- Qur’an. Tujuannya, mencegah siswa dari perkataan atau perbuatan buruk. Jadi siswa akan malu kalau mau berkata atau berbuat buruk karena Rasulullah sebagai teladan dan Al- Qur’an mengajarkan kebaikan dan melarang kejahatan” (Sumber: Wawancara, Selasa, 26 Juli 2016 dengan BR, pukul 13.15 WIB di ruang Guru).

Lebih lanjut, guru BK UD menambahkan:

“Sejak awal di programkan di setiap kegiatan masing-masing seperti: budaya sekolah, kegiatan intrakurikuler, dan kegiatan ekstrakurikuler. Sistemnya sama seperti pada kegiatan belajar mengajar (KBM). Setiap guru menyampaikan, mengamati, dan melaksanakan pendidikan karakter. Diharapkan dapat menanamkan dan dapat membentuk karakter siswa. Dan setiap ada kegiatan sekolah yang menyangkut siswa di sosialisasikan ke orang tua atau wali murid” (Sumber: Wawancara, Senin, 25 Juli 2016 dengan UD, pukul 11.45 WIB di ruang BK).

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi, peneliti menemukan salah satu contoh perencanaan pendidikan karakter yang diintegrasikan dalam program madrasah yaitu:

(69)

Peneliti melihat secara langsung beberapa siswa yang setoran hafalan kepada guru pembimbingnya di ruang kelas 9 A sepulang sekolah (Sumber: Observasi, Jum’at, 22 Juli 2016 di MTsN Susukan pukul 11.30 WIB).

2. Pengorganisasian Pendidikan Karakter Siswa di MTsN Susukan Kabupaten Semarang

Dalam proses pengorganisasian pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan, HD selaku Kepala Madrasah menyampaikan:

“Kita ada surat tugas (SK Kepala Madrasah). Jadi disini untuk penanaman karakter itu kalau bisa saya bagi ada dua yang bersifat ubudiyah dan amaliyah. Karna disini sekolah islami. Nah, disini semua guru mempunyai tugas pokok dan fungsi sesuai jabatannya masing- masing ” (Sumber: Wawancara, Rabu, 27 Juli 2016 dengan HD, pukul 11.30 WIB di ruang Kepala Madrasah).

Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Wakabid Kurikulum dan guru BK:

“Berdasarkan dari SK Kepala Madrasah, guru- guru yang ditunjuk oleh bu kepala untuk mengurusi program- program yang telah di rencanakan mengkoordinir atau mengkondisikan sesuai dengan tugasnya masing- masing. Contoh: kan ada guru piket seperti piket salaman di gerbang, piket sholat dhuhur, piket upacara, dan lain- lain” (Sumber: Wawancara, Senin, 25 Juli 2016 dengan NK pukul 10.30 WIB , SB pukul 09.00 WIB di ruang tamu).

(70)

lainnya” (Sumber: Wawancara, Senin, 25 Juli 2016 dengan UD, pukul 11.45 WIB di ruang BK).

BR juga mengungkapkan:

“Di sini kepala madrasah sebagai manajer membagi tugas kepada para guru dan karyawan menurut kemampuan dan sesuai dengan bidangnya masing- masing. Selain itu ibu kepala sangat semangat dalam memotivasi dan membimbing guru- guru serta siswa-siswi MTsN ini” (Sumber: Wawancara, Selasa, 26 Juli 2016 dengan BR, pukul 13.15 WIB di ruang Guru).

Sedangkan menurut Wakabid Humas terkait pengorganisasian pendidikan karakter sebagai berikut:

“Kepala sekolah melalui wakil kepala sekolah bidang kurikulum merencanakan dan kemudian menginstruksikan kepada seluruh steakholder MTsN Susukan untuk melaksanakan pendidikan karakter kepada peserta didik dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter. Contohnya dalam membentuk karakter religius ya, maka Wakabid Kurikulum dibantu oleh guru bidang pengajaran, bidang SDM, penanggung jawab kelas dan sebagainya menyusun dan mengatur jadwal seperti pembacaan asmaul husna dan surat- surat pendek, sholat dhuha,sholat dhuhur berjamaah, peringatan peringatan hari besar Islam, program tahfidz, dan lain sebagainya” (Sumber: Wawancara, Senin, 25 Juli 2016 dengan SB, pukul 09.00 WIB di ruang Tamu).

(71)

3. Pelaksanaan Pendidikan Karakter Siswa di MTsN Susukan Kabupten Semarang

Proses pelaksanaan pendidikan karakter siswa di MTsN Susukan, diperoleh dari beberapa keterangan narasumber sebagai berikut:

HD menjelaskan:

“Yang terkait dengan nilai- nilai karakter dilaksanakan secara integratif oleh semua guru, tidak hanya guru PAI atau PKn. Kalau pelaksanaan program harian otomatis kan penanaman karakter itu melekat pada aturan yang ditetapkan dalam tata tertib madrasah ya, mulai dari kehadiran siswa tepat

waktu, berdo’a, pelaksanaan KBM, tanggung jawab siswa dalam

melaksanakan tugas- tugas dikelas, tanggung jawab siswa dalam melaksanakan tugas- tugas dirumah. Yang migguan itu ada senam, kita ada jalan sehat, mujahadah dan sebagainya. Yang 1 bulan sekali ya incidental sesuai dengan penjadwalannya. Misal penanaman nilai karakter nasionalisme ada peringatan hari besar nasional seperti 17 agustus, hardiknas, hari anak nasional, pemuda dsbnya terus kalo yg untuk keagamaan ada isro’ mi’raj, maulid nabi, 1 muharram, idul adha dan sebagainya” (Sumber: Wawancara, Rabu, 27 Juli 2016 dengan HD, pukul 11.30 WIB di ruang Kepala Madrasah).

Sedangkan BR mengungkapkan:

“Pelaksanaan pendidikan karakter di madrasah ini diwujudkan dalam kegiatan sehari- hari siswa dan semua warga sekolah mulai dari pagi sampai sepulang sekolah dan juga ada yang ditambah jam pelajaran untuk kelas unggulan dan juga tambahan jam untuk ekstrakurikuler. Banyak sekali kegiatan- kegiatan yang dapat menanamkan kebiasaan- kebiasaan melakukan kebaikan sehingga melahirkan siswa- siswa yang berakhlakul karimah. Saya berharap,kita semua bisa mempertahankan ciri khas keislaman yang melekat di madrasah ini” (Sumber: Wawancara, Selasa, 26 Juli 2016 dengan BR, pukul 13.15 WIB di ruang Guru).

(72)

“Realisasinya dilaksanakan oleh semua warga madrasah dalam kegiatan- kegiatan yang telah di programkan sebelumnya. Nanti mbak bisa melihat atau mengamati kegiatan- kegiatan sehari- hari disini mulai dari pagi sampai sore. Semua kegiatan baik di jam maupun di luar jam pembelajaran tertanam nilai- nilai karakter yang diharapkan dapat melekat dalam diri siswa” (Sumber: Wawancara, Senin, 25 Juli 2016 dengan UD, pukul 11.45 WIB di ruang BK).

Kemudian Wakabid Humas juga menuturkan sebagaimana berikut:

“Dalam pelaksanaan ini, madrasah mampu melaksanakan apa yang sudah direncanakan yaitu kegitan pembiasaan baik dalam kegiatan intra mapun ekstra kurikuler serta melalui program- program madrasah. Dalam kegiatan intra itu salah satunya seperti pembiasaan membaca asma’ul husna dan membaca Al- Qur’an untuk melatih siswa agar selalu terbiasa dengan bacaan- bacaan Al- Qur’an, mencintai dan mengamalkan apa yang telah diperintahkan dalam Al- Qur’an. Untuk kegiatan ekstrakurikuler baik dalam bidang keagamaan, olah raga, seni, maupun kepramukaan, kesemuanya mengandung nilai karakter yang akan ditanamkan kepada siswa. Contohnya saja dalam pramuka yang nantinya juga ada kemah- kemah atau persami, itu tujuannya untuk membentuk siswa yang berkepribadian dan berwatak luhur serta tinggi mental, moral, budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya dan juga berjiwa pancasila dan lain- lain”

Keterangan hampir sama diutarakan NK :

(73)

dipajang di lorong sekolah dan di dalam kelas. Oh ya ada lagi mbak, kegiatan mingguan, seperti upacara hari Senin, infaq di hari Jum’at dan juga Friday Student Performent (Yaasiin, dzikir, tahlil, kultum, do’a, sholat dhuha, sholawat Nabi), untuk hari Sabtu minggu pertama itu ada perwalian, Sabtu ke- 2 ada jalan sehat, Sabtu ke-3 bersih- bersih kelas dan seluruh lingkungan madrasah, Sabtu ke-4 senam bersama. Kegiatan bulanan juga ada mujahadah bersama. Kalau kegiatan tahunan juga ada seperti sholat Idul Adha bersama, qurban, zakat fitrah, tahtimul Qur’an dalam program sukses UN, tahtimul Qur’an peringatan

Harlah MTsN Susukan yang mengundang tahfidzul Qur’an dari

luar dan peringatan hari- hari besar lainnya. Di madrasah ini tahun ini juga mulai dibiasakan program 3 bahasa, yaitu setiap senin selasa berbahasa Arab, untuk rabu kamis bahasa Jawa atau boso kromo dan jum’at sabtu bahasa Inggris dan setiap siswa 10.30 WIB di ruang Guru).

Dari hasil pengamatan peneliti pada hari Kamis, 21 Juli 2016 dari pukul 06.30 - 13.00 WIB terlihat bahwa:

Pukul 06.30 WIB guru-guru sudah berdiri di gerbang MTsN Susukan menyambut dan menyalami siswa yang berangkat ke madrasah. Ada tiga guru BK yang memeriksa siswa- siswi mulai dari rambut, kuku, dan kerapian seragam. Waktu itu ada siswa yang kukunya panjang disuruh memotong kukunya di depan gerbang baru boleh masuk. Siswa- siswi berangkat ke madrasah ada yang naik sepeda motor dan dititipkan di tempat parkir dekat madrasah, naik bus, jalan kaki, ada yang diantar orang tuanya, dan ada juga yang naik mobil antar jemput yang disediakan oleh madrasah.

Setelah masuk madrasah, ada yang bercakap- cakap dengan teman, ada yang piket di kelas, bahkan ada yang membaca- baca buku di kelas menunggu bel masuk. Sebelum pembelajaran dimulai, pukul 07.00 WIB siswa dan guru masing-masing kelas membaca asmaul husna dan Al- Qur’an juz 30 selama 15 menit.

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.5
+4

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan sampah di Kota Bandung merupakan masalah yang belum terselesaikan secara tuntas khususnya di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal laju pertumbuhan

Dari pembahasan di atas menunjukkan bahwa indikator keberhasilan tercapai, adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran dikelas dengan

Seiring dengan meningkatnya pemahaman dan kesadaran sebagian besar pihak dalam pengelolaan perikanan tuna, khususnya pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kelautan Perikanan,

MAKING MEANINGFUL CHOICES IN IBSEN’S AN ENEMY OF THE PEOPLE DRAMA (1882): AN EXISTENTIALIST CRITICISM.. Candra Bagus Santoso Department of

Untuk pengujian, Penulis membuat kuesioner untuk mendapatkan penilaian tentang situs web Pemerintah Daerah Kabupaten Sijunjung sebelum dan sesudah dilakukan pengembangan. Dari

PENINGKATAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MODEL MEMBACA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISWA SEKOLAH DASAR.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

[r]

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA.. (Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Giring-giring di Sekolah Dasar