• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA POKOK BAHASAN KONDUKTOR DAN ISOLATOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI KELAS VI DI MI NURUL ISLAM 1 WONOKERTO KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA POKOK BAHASAN KONDUKTOR DAN ISOLATOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI KELAS VI DI MI NURUL ISLAM 1 WONOKERTO KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

POKOK BAHASAN KONDUKTOR DAN ISOLATOR

DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI

KELAS VI DI MI NURUL ISLAM 1 WONOKERTO

KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

MUHAMAD IKHSAN

NIM 11510038

JURUSAN TERBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

POKOK BAHASAN KONDUKTOR DAN ISOLATOR

DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI

KELAS VI DI MI NURUL ISLAM 1 WONOKERTO

KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

MUHAMAD IKHSAN

NIM 11510038

JURUSAN TERBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(4)

iv

KEMENTRIAN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos 50721 Salatiga

Website: http//www.salatiga.ac.id e-mail:akademik@stainsalatiga.ac.id

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama : Muhamad Ikhsan

NIM : 11510038 Jurusan : Tarbiyah

Program studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Judul : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA POKOK BAHASAN KONDUKTOR DAN ISOLATOR DENGAN

MENGGUNAKAN METODE INKUIRI KELAS VI DI MI NURUL ISLAM 1 WONOKERTO KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 15 November 2014 Pembimbing

(5)

v

KEMENTRIAN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos 50721 Salatiga

http//www.salatiga.ac.id e-mail:akademik@stainsalatiga.ac.id

SKRIPSI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) POKOK BAHASAN KONDUKTOR DAN ISOLATOR

DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI

DI MI NURUL ISLAM 1 WONOKERTO KEC. BANCAK, KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

DISUSUN OLEH : MUHAMAD IKHSAN

NIM : 11510038

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 20 Februari 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelas sarjana S1 Kependidikan Islam.

Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Dr. Imam Sutomo, M.Ag Sekertaris Penguji : Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd Penguji I : Dr. M. Zulfa, M.Ag

Penguji II : Dr. Budiyono Saputro, M.Pd

Salatiga, 4 Maret 2015 Ketua STAIN Salatiga

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : Muhamad Ikhsan NIM : 11510038

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 15 November 2014 Yang menyatakan

(7)

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

ُطْخُسَو ِدِلاَولا ىَضِر ىَف َّبَّزلا ىَضِر

)ذمزتلا هور( ِدِلاَولا ِطْخُس ىِف َّبَّزلا

Keridhoan Tuhan Allah tergantung kepada keridhoan orang tua, dan

kemurkaan Tuhan tergantung pada kemurkaan orang tua (HR. Tirmidzi)

PERSEMBAHAN

Untuk kedua orang tuaku yang selalu mendoakan dan memberikan

motivasi;

Untuk semua keluarga besaryang telah memberikan semangat kepada ku;

Untuk teman spesialku yang selalu memotivasi dan memberi dukungan;

Untuk teman-teman seperjuangan PGMI B angkatan 2010;

Kepala Madrasah dan Guru di MI Nurul Islam 1 Wonokerto yang selalu

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayahnya kepada penulis khususnya serta kepada kita semua umumnya, sehingga penulis dapat melakukan penelitian skripsi tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam 1 Wonokerto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang dengan lancar tanpa halangan suatu apapun. Sholawat serta salam yang selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW Nabi akhirul zaman dan Nabi yang selalu kita nantikan syafaatnya di yaumul kiamah dan semoga kita semua tergolong umatnya yang mendapatkan syafaatnya.

Pada kesempatan kali ini, penulis bersyukur telah menyelesaikan penyusunan laporan skripsi ini. Penyusunan sekripsi ini merupakan tugas yang tidak ringan. Penulis sadar banyak hambatan yang terjadi dalam penyusunan sekripsi ini, dikarenakan keterbatsan kemampuan penullis. Walaupun akhirnya penulis dapat menyelesaikan sekripsi ini tentunya karena beberapa pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Berkaitan dengan hal di atas, penulis menyampaiakan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang membantu menyelesaikan dalam pembuatan skripsi ini dan khususnya ucapan terima kasih penulis berikan kepada:

(9)

ix

2. Suwardi, M.Pd selaku Ketua Jurusan Tarbiyah;

3. Peni Susapti, M.Pd selaku Ketua Program Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI);

4. Sumarna Widjadipa, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaga serta berkenan telah meluangkan waktunya dalam upaya membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini;

5. Drs. Abdul Syukur, M.Pd selaku pembimbing akademik yang telah membimbing dan memotivasi dari awal kuliah hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;

6. Segenap Bapak/Ibu dosen serta staf karyawan di lingkungan program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah;

7. Zamroni AM, S.Pd.I selaku kepala Madrasah MI Nurul Islam 1 Wonokerto Kec. Bancak, Kab. Semarang yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di MI yang dipimpinnya;

8. Umiyati, S.Pd.I selaku guru kelas VI yang memberikan bantuan kepada penulis selama proses penelitian berlangsung;

9. Guru dan karyawan di MI Nurul Islam 1Wonokerto yang telah membantu peneliti selama penelitian berlangsung;

10.Siswa kelas VI MI Nurul Islam 1 Wonokerto yang telah membantu dan mendukung penulis dalam melakukan penelitian;

(10)

x

12.Teman-teman seperjuangan PGMI B 2010, yang selama ini telah memberikan dukungan dan berjuang bersama;

13.Semua teman dan sahabat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungannya;

14.Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaiakan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Berkat jasa-jasa mereka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan penulis hanya dapat memohon kepada Allah semoga amal mereka diberikan balasan yang lebih baik dan semoga mereka semua mendapat kesuksesan di dunia maupun di akhirat.

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan skripsi ini masih banyak kekurangan, sehingga penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca sehingga dapat menyempurnakan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap laporan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca umumnya.

Salatiga, 12 November 2014

(11)

xi ABSTRAK

Ikhsan, Muhamad. 2014. Peningkatan Prestasi Belajar IPA Pokok Bahasan Konduktor dan Isolator dengan menngunakan Metode Inkuiri Kelas VI di MI Nurul Islam 1 Wonokerto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Sumarno Widjadipa, M.Pd

Kata Kunci: Prestasi Belajar IPA dan Metode Inkuiri

Penelitian ini merupakan penelitian tentang peningkatan prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri. Pertanyaan utama yang ingin dijawab adalah (1) apakah melalui penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pokok bahasan konduktor dan isolator di MI Nurul Islam 1 Wonokerto, dan (2) apakah melalui penggunaan metode inkuiri dapat mencapai target pencapaian KKM mata pelajaran IPA pokok bahasan konduktor dan isolator di MI Nurul Islam 1 Wonokerto. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa metode yang digunakan pada saat pembelajaran berlangsung adalah sebagai berikut: (1) pembelajaran di MI Nurul Islam 1 Wonokerto masih menggunakan metode pembelajaran yang masih tradisional, (2) target pencapaian KKM mata pelajaran IPA di MI Nurul Islam 1 Wonokerto masih rendah. Seringkali pembelajaran di MI Nurul Islam 1 Wonokerto menggunakan metode pembelajaran yang tradisional dn guru kurang kreatif memodifikasi pembelajaran sehingga siswa kurang tertarik terhadap pembelajaran dan terkadang siswa bosan dengan pembelalaran yang telah dilakukan. Berkaitan dengan hal tersebut, tingkat pencapaian KKM mata pelajaran IPA belum dapat tercapai secara maksimal. KKM mata pelajaran IPA di MI Nurul Islam 1 Wonokerto adalah sebagai berikut: (1) KKM Ideal/Nasional sebesar 75%, (2) KKM Individu sebesar 75% setara dengan KKM Nasional, dan (3) KKM Kelas sebesar 85%.

(12)

xii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan ... E. Manfaat Penelitian ... F. Definisi Operasional ... G. Metode Penelitian ... H. Sistematika Penelitian ...

1 1. Pengertian Prestasi Belajar ... 2. Faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar ... B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 1. Pengertian IlmuPengetahuan Alam (IPA) ...

(13)

xiii

2. Konduktor dan Isolator ... 3. KKM mata Pelajaran IPA ... C. Metode Inquiry ... 1. Pengertian Metode Inquiry ... 2. Tujuan Penggunaan Metode Inquiry ... 3. Langkah-langkah Metode Inquiry ... 4. Aplikasi ... 5. Keunggulan Penggunaan Metode Inquiry ... 6. Peran Guru dalam Penerapan Metode Inquiry ...

30 3. Subjek yang Dijadikan Penelitian ... 4. Tenaga Pendidik ... B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus ... 1. Pelaksanaan Pra Siklus ... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(14)

xiv BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... B. Saran ...

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar siswa kelas VI MI Nurul Islam 1 Wonokerto ... Tabel 3.1 Waktu pelaksanaan penelitian ... Tabel 3.2 Daftar siswa kelas VI MI Nurul Islam 1 Wonokerto ... Tabel 3.3 Daftar guru di MI Nurul Islam 1 Wonokerto ... Tabel 4.1 Nilai prestasi belajar siswa siklus I ... Tabel 4.2 Nilai prestasi belajar siswa siklus II ... Tabel 4.3 Perbandingan nilai siklus I dan siklus II ... Tabel 4.4 Prestasi belajar siklus III ... Tabel 4.5 Perbandingan nilai siklus II dan siklus III ... Tabel 4.6 Prestasi belajar siswa siklus I, II, dan III ... Tabel 4.7 Persentase ketuntasan KKM individu/kelas ... Tabel 4.8 Persentase ketuntasan KKM ideal/Nasional ... Tabel 4.9 Perbandingan nilai pelaksanaan siklus I, II, dan III ...

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema siklus penelitian ... Gambar 2.1 Contoh gambar logam ... Gambar 2.2 Contoh gambar kaca ... Gambar 2.3 Contoh gambar kayu ...

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan mulai dilakukan bukan setelah mulai masuk ke bangku sekolah. Tetapi, pendidikan itu dimulai semenjak manusia masih bayi bahkan ketika manusia itu masih didalam kandunngan. Senada dengan apa yang dilansir oleh Prawira (2011: 13) dalam bukunya bahwa proses pendidikan sesungguhnya telah berlangsung semenjak bayi manusia dilahirkan ke dunia. Semenjak seseorang dilahirkan dilahirkan telah tersentuh pendidikan yang telah diberikan oleh orang tuanya. Sesederhana apa pun bentuk pendidikan yang diberikan oleh orang tua kepada anak yang dilahirkannya, pastilah telah terjadi transfer nilai-nilai pendidikan kepada anak tersebut. Gredler (1994: 1) menyatakan bahwa belajar mulai dalam masa kecil ketika bayi memperoleh sejumlah kecil keterampilan yang sederhana, seperti memegang botol susu dan mengenali ibunya. Apa yang dikatakan oleh Prawira dan Gredler diatas menunjukkan bahwa seseorang itu belajar dimulai sejak manusia dilahirkan ibunya keduania bahkan manusia masih didalam kandungan sudah bisa diberikan pendidikan oleh ibunya.

(19)

2

untuk memenuhi rasa keingintahuan tersebut mereka mencari melalui proses belajar atau pendidikan. Syamsuddin (2012: 1) menyatakan bahwa : rasa ingin tahu tentang alam sekitarnya merupakan kodrat manusia sejak lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui panca indranya. Pada usia sekolah dasar manusia memiliki rasa ingin tahu yang besar. Segala sesuatu mereka pikirkan mereka tanyakan dalam rangka untuk memenuhi rasa keingintahuan mereka. Rasa keingintahuan ini harus senantiasa dikembangkan agar kemampuan yang mereka miliki selalu berkembang dengan baik dan potensi anak dapat berkembang dengan maksimal. Untuk mengembangkan potensi anak, dalam kegiatan pembelajaran anak harus diberikan kebebasan yang seluas-luasnya untuk berekspresi dalam mencari keingintahuan mereka.

(20)

3

kegiatan belajar. Peranan guru lebih banyak menempatkan diri sebagai pembimbing atau pemimpin belajar dan fasilitator belajar. Dengan demikian siswa lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok memecahkan masalah dengan bimbingan guru. Pendekatan inquiri menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri mengembangkan kekreatifan dalam pemecahan masalah, siswa betul-betul ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan guru dalam pendekatan inquiry adalah sebagai pembimbing belajar dan fasilitator belajar. Kunandar (2011: 293) menyatakan bahwa: dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah mengondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan prilaku bagi peserta didik. Menurut Djauhari (Dalam Kunandar, 2011: 293) menyatakan bahwa: dalam proses pembelajaran prinsip utama adalah adanya proses keterlibatan seluruh atau sebagian besar potensi diri siswa (fisik dan nonfisik) dan kebermaknaan bagi diri dan kehidupannya saat ini dan masa yang akan datang (life skill). Dari pendapat diatas menunjukkan bahwa guru pasif dalam memberi pengetahuan dan anak terlibat aktif dalam mencari pengetahuan.

(21)

4

keyakinan dalam rangka perkembangan murid secara independen. Metode tersebut membutuhkan partisipasi aktif dalam penyelidikan secara ilmiah. Tujuan umum latihan inquiry ialah menolonng siswa mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan yang dibutuhkan dengan memberikan pertanyaan dan mendapatkan pertanyaan atas dasar ingin tahu mereka. Suchman (1962) (dalam Dahlan, 1990: 35) pencipta metode inquiry memberikan perhatian dalam menolong siswa menyelidiki secara independen, namun dalam suatu cara yang teratur. Ia menginginkan siswa menanyakan mengapa peristiwa itu terjadi, memperoleh dan mengolah data secara logis dan agar siswa mengembangkan strategi intelektual secara umum yang mereka dapat digunakan untuk mendapatkan mengapa benda-benda itu seperti itu. Selain keaktifan siswa dalam mencari pengetahuan, penerapan metode-metode pembelajaran menjadi kunci sukses untuk mencapai tujuan yang diharapkan, terutama penggunaan metode pembelajaran yang menyenangkan yang dapat menarik minat, perhatian dan sanggup mengarahkan anak untuk menjadi seorang peneliti dalam mencari pengetahuan.

Tuntutan kurikulum di negara Indonesia menuntut agar anak aktif dalam mencari pengetahuan. Tetapi, dalam pelaksanaan dilapangan tidak berjalan sesuai dengan apa yang tertera didalam kurikulum. Berdasarkan

(22)

5

Pelaksanaan pembelajaran di kelas VI MI Nurul Islam 1 Wonokerto guru masih sebagai aktor utama atau sebagai satu-satunya sumber ilmu bagi anak dan metode yang digunakan masih metode konvensional yaitu menggunakan ceramah. Anak hanya diam menerima pengetahuan yang diberikan oleh guru dan suasana pembelajaran yang terjadi dikelas terlihat membosankan karena anak hanya diam. Dengan proses pembelajaran yang seperti ini, suasana pembelajaran di kelas terlihat mati tidak ada siswa yang aktif bertanya atau kegiatan anak dalam mencari pengetahuan, sering terlihat ketika waktu sudah mulai siang anak-anak terllihat mengantuk sewaktu melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

(23)

6

yang didapat secara instan tanpa ada kegiatan penelitian atau praktik maka pengetahuan itu akan mudah dilupakan.

Berdasarkan paparan diatas, antara teori dan kegiatan yang terjadi dilapangan sangat bertolak belakang. Dalam teori seorang guru harus kreatif dan inovatif dalam memodifikasi pembelajaran serta harus pandai dalam menggunakan metode pembelajaran agar pembelajaran dapat dapat berjalan menyenangkan dan siswa dapat aktif dan melakukan pembelajaran dengan nyata dalam hal ini metode yang digunakan adalah metode inquiry. Dengan metode inquiry siswa diharapkan bisa lebih aktif mencari pengetahuan dalam pembelajaran. Tetapi, kenyataan dilapangan pembelajaran yang terjadi tidak seperti yang diharapkan. Pembelajaran dilapangan kurang kreasi dan inovasi. Pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah, suasana pembelajaran menjadi monoton tidak ada kreasi untuk menjadikan pembelajaran lebih aktif dan menyenangkan.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka peneliti mengambil judul penelitian: “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) POKOK BAHASAN KONDUKTOR DAN ISOLATOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE INQUIRY KELAS VI DI MI NURUL ISLAM 1 WONOKERTO KEC. BANCAK, KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015” supaya dikemudian hari

(24)

7

membuat siswa lebih aktif dalam dalam pembelajaran serta metode inquiry ini dapat digunakan di sekolah-sekolah baik SD maupun di MI.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian tindakan adalah beberapa pertanyaan yang akan terjawab setelah tindakan selesai dilakukan (Arikunto, 2008: 36). Rumusan massalah yang dapat diambil adalah sebagai berikut: 1. Apakah penggunaan metode inquiry dapat meningkatkan prestasi belajar

IPA pokok bahasan konduktor dan isolator di kelas VI MI Nurul Islam 1 Wonokerto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/2015?.

2. Apakah penggunaan metode inquiry dapat memenuhi target pencapaian KKM mata pelajaran IPA di MI Nurul Islam 1 Wonokerto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/2015?.

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui penggunaan metode Inquiry dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pokok bahasan konduktor dan isolator di kelas VI MI Nurul Islam 1 Wonokerto Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015.

(25)

8

D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara yang atas penelitian yang akan diuji melalui penelitian. Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Melalui penggunaan metode inquiry dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pokok bahasan konduktor dan isolator kelas VI di MI Nurul Islam 1 Wonokerto Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/2015.

b. Melalui penggunaan metode inquiry dapat memenuhi target pencapaian KKM mata pelajaran MI Nurul Islam 1 Wonokerto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Indikator Keberhasilan

Penggunaan metode inquiry dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan tercapai. Indikator yang dipakai peneliti dalam hal ini adalah KKM mata pelajaran IPA di MI Nurul Islam 1 Wonokerto. Peneliti sangat berharap siswa mampu mencapai indikator/standar yang telah ditentukan, sehingga penelitian yang dilakukan dapat berhasil dilaksanakan. Indikator tersebut adalah sebagai berikut:

a. Secara Individu

(26)

9 b. Secara Klasikal

Secara klasikal siswa dinyatakan berhasil apabila dalam satu kelas tersebut siswa yang mendapat skor ≥ 75 mencapai persentase yang

telah ditentukan yaitu sebesar 85% atau dengan kata lain, 85% dari siswa yang ada di dalam kelas tersebut tuntas mencapai KKM kelas. E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Diharapkan dapat berguna bagi penulis untuk menambah keilmuannya tentang pembelajaran IPA

b. Untuk menambah khasanah keilmuan dan memberikan sumbangan pendidikan

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam menerima materi 2) Mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran

3) Meningkatkan prestasi belajar siswa

4) Memberikan dorongan kepada siswa untuk semangat dalam belajar b. Bagi Guru

1) Memacu guru untuk meningkatkan kualitas pengelolaan kelas pada saat pembelajaran

(27)

10

3) Sebagai acuan dan resensi bagi guru yang sedang mengalami permasalahan dalam pembelajaran

c. Bagi Sekolah

1) Mewujudkan tercapainya visi dan misi sekolah 2) Meningkatkan prestasi sekolah

3) Meningkatkan mutu dan kualitas sekolah F. Definisi Operational

Definisi Operational digunakan untuk mencegah timbulnya kesalah pahaman dan kesamaan pemahaman terhadap istilah yang terdapat dalam skripsi ini, peneliti perlu menjelaskan segala sesuatu yang terdapat dalam judul skripsi “Peningkatan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Pokok Bahasan konduktor dan isolator dengan Menggunakan Metode Inquiry

Kelas VI di MI Nurul Islam 1 Wonokerto Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015”, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Prestasi Belajar

Wikipedia (2014) Prestasi berasal dari bahasa belanda yaitu prestatie, yang di artikan dalam bahasa indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha (Wikipedia, 2014).

(28)

11

Menurut Sutratinah Tirtonegoro (1984 : 4), dalam artikelnya M2K mengemukakan bahwa : Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak didik dalam periode tertentu.

2. Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Alamiah sering disebut dengan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan akhir-akhir ini ada juga yang menyebut Ilmu Kealaman, yang dibahas dalam bahasa inggris natural science atau science dalam bahasa indonesia sudah lazim disebut dengan sains. Ilmu Alamiah merupakan Ilmu Pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala yang ada dalam alam semesta, termasuk muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip (Maslikhah dan Susapti, 2009: 4).

(29)

12

harus dicapai setiap individu siswa. KKM individu besarnya 75%. Setiap siswa harus memenuhi 75% setiap kali dilakukan penilaian yang terhitung dari angka 0-100. Maka nilai minimal yang harus dicapai siswa dalam setiap kali penilaian sebesar 75.

3. Metode Inquiry

Inquiry adalah istilah dalam bahasa inggris ini merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas (Roestiyah, 1989: 75).

Trianto menyatakan bahwa inquiry merupakan bagian inti dari pembelajaran berbasis kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya (Trianto, 2009: 114).

Sund, seperti yang dikutip oleh suryosubroto (1993:193) didalam bukunya Trianto menyatakan bahwa Discovery merupakan bagian dari

inquiry, atau Inquiry merupakan perluasan proses Discovery yang digunakan lebih mendalam. Inkuiri yang dalam bahasa Inggris Inquiry,

(30)

13

logis, analisis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri (Trianto, 2009: 166).

G. Metode Penelitian

Metode penelitian dalam PTK merupakan deskripsi tindakan yang akan dikenakan kepada siswa secara detail dan padat. Dengan kata lain, metode penelitian dalam PTK memuat langkah-langkah yang akan ditempuh peneliti dalam mengenakan tindakan kepada siswa (Suyadi, 2010: 94).

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Islam 1 Wonokerto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang yaitu kelas VI semester I tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini dilaksanakan dengan melalui tiga siklus untuk meningkatkan hasil dan kemampuan siswa dalam belajar IPA terutama pokok bahasan konduktor dan isolator.

(31)

14

Gambar 1.1 Skema Siklus Penelitian (Suyadi, 2010:50). 2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam 1 Wonokerto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang dengan jumlah siswa 25 yang terdiri dari 15 laki-laki dan 10 perempuan. Penggunaan metode inquiry mengambil pokok bahasan perubahan benda yang lebih terfokus kepada pemilihan benda/bahan berdasarkan sifat-sifat dan kegunaannya. Alasan peneliti

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS III

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi

Pelaksanaan Refleksi

Pelaksanaan Refleksi

(32)

15

mengambil kelas VI sebagai subjek penelitian adalah jumlah siswa kelas VI merupakan jumlah siswa yang terbanyak di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam 1 Wonokerto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang dibanding kelas-kelas yang lainnya yaitu berjumlah 25 siswa, keadaan kelas yang kondusif yang didukung ruang kelas yang luas sehingga dapat mendukung pelaksanaan penelitian. Berikut adalah tabel daftar siswa kelas VI MI Nurul Islam 1 Wonokerto:

Tabel 1.1 Daftar siswa kelas VI MI Nurul Islam 1 Wonokerto

No Nama Siswa

Jenis Kelamin (L/P)

1 Adi Riyandi L

2 Ahmad Arif Mustofa L

3 Andika Khoirudin Ismail L

4 Diah Indah Lestari P

5 Dimas Syaputra L

6 Fatimah Az-Zahra P

7 Hafizh Asyafi Bima L

8 Hasyim Rahman L

9 Ivatul Ullya P

10 Kautsar Mustagfirin Asror L

11 Latif Nur Kholis L

12 Linda Fajria Rahmawati P

(33)

16

14 Mayada Seysa K P

15 M. Isnu Faqih L

16 Muammar Kadafi L

17 Putri Aurelia P

18 Ridwan Syahrul Arnanda L

19 Rizaldi Ulinnuha L

20 Silfana Puspita P

21 Syahla Qotrunnada P

22 Zulya Fatma P

23 Agung Prasetyo L

24 Dian Sri Wulan P

25 Riyan Ariyanto L

3. Langkah-langkah Penelitian

Menurut Arikunto (2006: 16) dalam bukunya Suyadi menyatakan bahwa: secara umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu : Perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi (Suyadi, 2010: 49). a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan (Planning) yang perlu dilakukan setelah mengetahui masalah dalam pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan adalah:

(34)

17

3) Mempersiapkan lembar observasi dan lembar kerja siswa 4) Mengevaluasi lembar kerja siswa

b. Pelaksanaan (acting)

Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telak direncanakan pada tahab satu, yaitu bertindak dikelas (Suyadi, 2010:62). Ketika perencanaan (Planning) telah selesai dilakukan, maka selanjutnya akan dilakukan tindakan (acting). Dalam kegiatan tindakan (acting) ini guru/peneliti melakukan segala sesuatu yang telah direncanakan sebelumnya yaitu berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Pelaksanaan tersebut terdiri dari tiga kegiatan utama yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Selain itu, juga menggunakan alat dan media pembelajaran yang telah disiapkan sebelumnya untuk menunjang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

c. Pengamatan (observation)

Prof. Supardi dalam bukunya Suyadi menyatakan bahwa observasi yang dimaksud pada bab III adalah pengumpulan data. Dengan kata lain, observasi adalah alat untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (Suyadi, 2010: 63) Pengamatan

(35)

18

pembelajaran yang dilakukan yaitu pembelajaran tentang perubahan benda.

d. Refleksi (reflection)

Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Refleksi juga sering disebut dengan istilah “memantulkan”. Dalam hal ini, peneliti seolah memantulkan

pengalamannya ke cermin, sehingga nampak jelas penglihatannya, baik kelemahan dan kekurangannya (Suyadi, 2011: 64). Data yang diperoleh dari tahab observasi yang telah dianalisis, peneliti merefleksikan diri terhadap kegiatan yang sudah dilakukan sehingga peneliti dapat memperbaiki kekurangan yang ada pada kegiatan yang telah dilakukan supaya dalam siklus yang berikutnya dapat berjalan lebih baik dan lancar. Langkah refleksi merupakan sarana yang digunakan untuk mengkaji kembali kegiatan yang sudah dilakukan kepada subjek penelitian yang telah dilaksanakan saat observasi supaya kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus itu tidak terulangi pada siklus yang selanjutnya.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Lembar Observasi

(36)

19 b. Lembar Evaluasi (lembar tes)

Lembar evaluasi (tes) dilakukan setelah kegiatan pembelajaran selesai diajarkan. Lembar evaluasi (tes) bertujuan untuk mengukur dan mengetahhui seberapa besar siswa memahami materi IPA tentang konduktor dan isolator yang diajarkan dengan menggunakan metode inquiry. Lembar evaluasi yang digunakan berbentuk soal uraian yang berhubungan dengan materi yang diajarkan.

c. Pedoman Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk menghimpun data tentang prestasi belajar pengamatan pembelajaran IPA pokok bahasan konduktor dan isolator dengan menggunakan metode inquiry.

5. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah metode yang digunakan peneliti untuk merekan data (informasi) yang dibutuhkan (Suyadi, 2010: 84). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi

Pengamatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

b. Metode dokumentasi

(37)

20 c. Tes

Tes dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa dalam mengeasai materi yang dipelajari.

6. Analisis Data

Analisis data adalah analisis data yang telah terkumpul guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk perbaikan belajar siswa (Suyadi, 2010: 85). Analisis data diwakili oleh momen refleksi putaran penelitian tindakan kelas. Dengan melakukan refleksi peneliti akan memiliki wawasan autentik yang akan membantu dalam menafsirkan datanya (Kunandar, 2008: 101).

(38)

21

Penelitian ini juga menggunakan analisis deskriptik. Teknik analisis deskriptik yang digunakan berupa persentase sebagai berikut:

Ket :

P = persentase

X = Jumlah skor jawaban

Xi = Jumlah skor maksimal (Sam‟s, 2010:93-94).

Untuk mengetahui tingkat perbandingan antar siklus (siklus I, siklus II dan siklus III), maka digunakan rumus sebagai berikut:

̅

√∑ ∑

Keterangan: t : Uji beda

D : perbedaan antar siklus ̅ : rerata dari nilai perbedaan D2 : kuadrat dari rerata

N : jumlah siswa

Dari perhitungan diperoleh t hitung kemudian dibandingkan dengan t tabel dengan derajat kebebasan (db = n-1) pada taraf signifikasi 5 %.

H. Sistematika Penelitian

(39)

22

dan Persembahan, Kata pengantar, Abstrak, Daftar isi, Daftar Tabel, Daftar gambar, Daftar lampiran.

2. Bagian inti terdiri dari:

BAB I Latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan penelitian, Hipotesis penelitian, Manfaat penelitian, Definisi Operasional, Metode penelitian (Rancangan penelitian, Subjek penelitian, Langkah-langkah penelitian, Instrumen penelitian, Pengumpulan data, dan Analisis data), dan Sistematika penulisan.

BAB II Berisi tentang kajian yang membahas tentang teori-teori atau landasan dari permasalahan yang ada didalam penelitian yang berisi tentang : (1) Hasil Belajar, (2) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan (3) Metode nquiry.

BAB III Berisi tentang pelaksanaan penelitian (1) Deskripsi Pelaksanaan Siklus I (Rencana, Pelaksanaan, Pengamatan/pengumpulan data, dan Refleksi). (2) Deskripsi Pelaksanaan Siklus II (Rencana, Pelaksanaan, Pengamatan/Pengumpulan data, dan Refleksi). (3) Deskripsi Pelaksanaan Siklus III (Rencana, Pelaksanaan, Pengamatan/pengumpulan data, dan Refleksi).

(40)

23

BAB V Berisi tentang Kesimpulan dan Saran.

(41)

24 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Preatasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Wikipesia (2014) Prestasi berasal dari bahasa belanda yaitu prestatie, yang di artikan dalam bahasa indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Sedangkan menurut Soetomo (1993: 2004) prestasi adalah nilai kemampuan hasil belajar anak yang di gunakan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan anak terhadap materi yang di berikan untuk mengetahui tingkat kecerdasan seseorang

Menurut Syah (2003) dalam bukunya Lilik Sriyanti dkk menyatakan bahwa : belajar adalah tahapan perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang mellibatkan proses kognitif (Sriyanti, 2009: 17).

(42)

25

2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari dua yaitu faktor internal (dari dalam diri siswa) dan faktor internal (dari luar siswa). a. Faktor Internal Siswa

Faktor yang berasal dari diri siswa sendiri terdiri dari dua aspek yaitu: (1) aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan (2) aspek psikologis (yang bersifat rohaniah).

1) Aspek Fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi disertai pusing kepala berat misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajari pun kurang atau tidak membekas. Untuk mempertahankan tonus agar tetap bugar, siswa sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi. Selain itu siswa juga dianjurkan memilih pola istirahat dan olahraga ringan yang sedapat mungkin terjadwal secara tepat dan berkesinambungan.

(43)

26

pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas (Syah, 2010: 146-147).

2) Aspek Psikologis

Banyaknya faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun, di antara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut: (1) tingkat kecerdasan/intelegensi siswa, (2) sikap siswa, (3) bakat siswa, (4) minat siswa, (5) motivasi siswa.

a) Intelegensi Siswa

Berdasarkan Reber, dalam Syah (2010: 148) menyatakan bahwa Intelegensi siswa pada dasarnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau penyesuaian diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.

(44)

27 b) Sikap Siswa

Sikap siswa adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan mereaksi atau merespon

(response tendency) dengan cara relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupn negatif. Sikap (attitude) siswa yang positif, terutama kepada anda dan mata pelajaran yang anda sajikan merupakan pertanda awal yang sangat baik bagi proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya, sikap negatif siswa terhadap anda dan mata pelajaran anda, apalagi jika diiringi sikap kebencian kepada anda dan mata pelajaran anda dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut (Syah, 2010: 150).

c) Bakat Siswa

Menurut Chaplin (1972) dan Reber (1988) dalam Syah (2010: 151) menyatakan bahwa, secara umum bakat (aptitude)

adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.

(45)

28

yang berbakat dalam bidang elektro, misalnya akan jauh lebih mudah menyerap informasi, pengetahuan, dan keterampilan yang berhubungan dengan bidang tersebut dibanding siswa yang lainnya. Inilah yang kemudian disebut bakat khusus

(spesific aptitude) yang konon tak dapat dipelajari kerena merupakan karunia inborn (pembawaan sejak lahir). Sehubungan dengan hal diatas, bakat akan dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar (Syah, 2010: 151).

d) Minat Siswa

Minat (interest) adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber (1988), minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi karena ketergantungan yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya seperti : pemusatan, perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan. Naun terlepas dari masalah populer atau tidak, minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang tertentu (Syah, 1988: 152).

e) Motivasi Siswa

(46)

29

yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah.

Dalam perkembangan selanjutnya, motinasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: (1) motivasi intrinsik, (2) motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaah yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorong untuk melakukan tindakan belajar. Contoh: perasaan senang terhadap materi, kebutuhannya terhadap materi. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Contoh: pujian atau hadian, peraturan/tata tertib sekolah, suri tauladan orang tua, dan lain-lain (Syah, 2010: 153).

b. Faktor Eksternal

Seperti faktor internal, faktor eksternal siswa terdiri dari dua macam, yaitu: faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.

1) Faktor Lingkungan Sosial

(47)

30

sepermainan dis sekitar perkampungan siswa tersebut (Syah, 2010: 154)

2) Faktor Lingkungan Nonsosial

Faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal siswa dan keluarganya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa (Syah, 2010: 155).

B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Ilmu Alamiah sering disebut Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan akhir-akhir ini ada yang menyebutnya dengan Ilmu Kealaman, yaitu dalam bahasa inggris natural science atau science dalam bahasa Indonesia sudah lazim disebut dengan istilah sains. Ilmu Alamiah merupakan Ilmu Pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk di muka bumi, sehingga terbentuk konsep dan prinsip (Maslikhah dan Susapti, 2009: 4).

2. Konduktor dan Isolator

a. Pengertian Konduktor dan Isolator

(48)

31

konduktor (besi) ujungnya dibakar dengan api dan panas dari api akan disalurkan keseluruh besi tersebut. Sedangkan Isolator adalah benda yang lambat ataupun tidak dapat menghantarkan panas dengan baik. Benda isolator apabila terkena api, air panas, ataupun sinar matahari, maka panas yang didapat tidak dapat dihantarkan keseluruh bagian benda tersebut. Cara melakukan: benda isolator (batang kayu) yang ujungnya dibakar menggunakan api, maka panas dari api hanya berada diujung batang kayu tidak bisa disalurkan keseluruh batang kayu (Haryanto, 2006: 76).

b. Perbedaan konduktor dan isolator

Bahan konduktor dan isolator memiliki perbedaan yang sangat jelas. Perbedaan bahan konduktor dan isolator terletak pada kemampuan dari bahan. Kalau bahan konduktor dapat menghantarkan panas dengan baik. Sedangkan bahan isolator lambat atau tidak dapat menghantarkan panas.

c. Bahan Pembuat Konduktor dan Isolator

Bahan pembuat konduktor dan isolator terdiri dari (1) logam, (2) kaca, dan (3) kayu dan plastik.

1) Logam

(49)

32

menghantarkan panas. Contoh dari bahan ini adalah: besi, baja, alumunium, seng dan lain-lain.

Gambar 2.1 Contoh benda logam

2) Kaca

Selain logam, benda yang dapat menhantarkan panas dengan baik juga dimiliki oleh kaca. Walaupun kaca termasuk bahan konduktor tetapi sifatnya tidak sama dengan logam. Walaupun sama-sama keras tetapi kaca lebih mudah pecah. Sifat kaca yang sering dimanfaatkan adalah sifat bening dari kaca. Contoh dari bahan kaca adalah: gelas, piring, kaca spion, dll.

Gambar 2.2 Contoh benda kaca

3) Kayu dan Plastik

(50)

33

kayu: meja, kursi, pensil dan lain-lain. Sedangkan dari bahan plastik: penggaris, pilot, ember, dan lain-lain (Haryanto, 2006: 77-79)

Gambar 2.3 Bahan dari kayu

3. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) Mata Pelajaran IPA a. Pengertian KKM

Menurut Permendiknas No 20 Tahun 2007, Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan.

b. KKM Nasional, Kelas, dan Individu 1) KKM Nasional

(51)

34

serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pendidikan. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal (BNSP, 2006: 10).

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kriteria ketuntasan minimal nasional adalah 75%. KKM nasioanal dijadikan patokan dalam penentuan KKM di setiap satuan pendidikan. Setiap satuan pendidikan diharapkan dapat meningkatkan KKM agar dapat mencapai KKM nasional sebesar 75%.

2) KKM Kelas

KKM kelas adalah kriteria ketuntasan minimal yang harus dicapai dalam suatu kelas. Di MI Nurul Islam 1 Wonokerto KKM kelas adalah 85%, jadi siswa yang tuntas dalam SK/KD harus minimal 85% dari jumlah siswa. Subjek penelitian berjumlah 25 siswa, maka 85% dari 25 harus tuntas/lulus. 85% dari 25 siswa adalah

. Jadi siswa yang harus tuntas dalam

SK/KD pelajaran tersebut dalam satu kelas harus mencapai 22 orang siswa.

3) KKM Individu

(52)

35

besarnya dengan KKM nasional yaitu sebesar 75% atau 75. Dalam setiap melakukan penilaian siswa minimal nilai yang harus dicapai adalah 75, kalau mendapat nilai dibawah 75 maka siswa tersebut dianggap tidak tuntas. Sedangkan siswa yang mendapat nilai 75 atau lebih besar dari 75, siswa tersebut dianggap tuntas.

4) Fungsi KKM

a) Sebagai acuan bagi guru untuk menilai kompetensi peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar (KD) suatu mata pelajaran atau standar nompetensi (SK).

b) Sebagai acuan bagi peserta didik untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti pembelajaran.

c) Sebagai target pencapaian penguasaan materi sesuai dengan SK/KD.

d) Sebagai salah satu instrumen dalam melakukan evaluasi pembelajaran.

e) Sebagai kontrak pedagogik antara pendidik, peserta didik, dan masyarakat (khususnya orang tua dan wali murid) (Jaya, 2013). 5) Penentuan KKM

(53)

36

itu dicantumkan dalam hasil belajar atau rapor. Yang menjadi pertimbangan dalam penentuan KKM adalah kompleksitas, daya dukung dan intake. Kompleksitas mengacu kepada tingkat kesulitan kompetensi dasar yang bersangkutan. Daya dukung meliputi kelengkapan mengajar seperti: buku, ruang belajar, laboratorium (jika diperlukan) dan lain-lain. Sedangkan intake merupakan kemampuan penalaran dan daya pikir peserta didik.

Menurut Syah (2010: 222-223) menyatakan bahwa, menetapkan batas minimum keberhasilan belajar siswa selalu berkaitan dengan upaya pengungkapan hasil belajar. Ada bebrapa alternatif norma pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Diantar norma-norma pengukuran tersebut adalah:

a) Norma skala angka dari 0 sampai 10. b) Norma skala angka dari 0 sampai 100.

Angka terendah yang menyatakan kelulusan/keberhasilan belajar (passing grade) skala 0-10 adalah 5,5 atau 6, sedangkan untuk skala 0-100 adalah 55 atau 60. Alhasil pada prinsipnya jika seorang dapat menyelesaikan lebih dari setengah instrumen evaluasi dengan dengan benar, ia dianggap telah memenuhi targer minimal keberhasilan belajar. Namun demikian, kiranya perlu dipertimbangkan oleh para guru sekolah penetapan passing grade

(54)

37

inti (core subject). Pelajaran-pelajaran ini meliputi, antara lain: bahasa dan matematika, karena kedua bidang studi ini (tanpa mengurangi bidang studi yang lainnya) merupakan “kunci pintu”

pengetahuan-pengetahuan yang lainnya. Pengkhususa passing grade seperti ini sudah berlaku umum di banyak negara maju dan telah mendorong peningkatan kemajuan belajar siswa dalam bidang-bidang yang lainnya.

C. Metode Inquiry

1. Pengertian Metode Inquiry

Menurut Roestiyah, Inquiry adalah istilah dalam bahasa inggris, ini merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengaajar di depan kelas. (Roestiyah, 1989: 75). Sund, seperti yang dikkutip oleh suryosubroto (1993: 193), menyatakan bahwa discovery merupakan bagian dari inquiry, atau inquiry merupakan perluasan proses discovery yang digunakan lebih mendalam. Inquiry yang dalam bahasa inggris inquiry,

(55)

38

Pembelajaran inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara langsung kedalam proses ilmian kedalam waktu yang relatif singkat. Hasil penelitian Schlenker, dalam Joiyce dan Weil (1992: 198), menunjukkan bahwa latihan inquiry dapat meninngkatkan pemahaman sains, produktif dalam berpikir kreatif, dan siswa menjadi trampil dalam memperoleh dan menganalisis informasi (Trianto, 2009: 166-167).

2. Tujuan Penggunaan Metode Inquiry

Latihan inquiry bertitik tolak dari suatu keyakinan dalam rangka perkembangan murid secara independen. Metode tersebut membutuhkan partisipasi aktif dalam penyelidikan secara ilmiah. Tujuan umum dari latihan inquiry ialah menolong siswa dalam mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan yang dibutuhkan dengan memberikan pertanyaan dan mendapat jawaban atas dasar rasa ingin tahu mareka. Suchman (1962), pencipta metode inquiry, memberikan perhatian dalam menolong siswa menyelidiki secara independen, namun dalam suatu cara yang teratur. Ia menginginkan siswa menyakan mengapa peristiwa itu terjadi, memperoleh dan mengolah data secara logis, dan agar siswa mengembangkan strategi intelektual secara umum yang mereka dapat gunakan untuk mendapatkan mengapa benda itu seperti itu (Dahlan, 1990: 34-35).

(56)

39

belajar bersama dalam kelompok. Diharapkan juga siswa mampu mengemukakan pendapat dan merumuskan kesimpulan nantinya. Juga mereka diharapkan dapat berdebat, menyanggah dan mempertahankan pendapatnya (Roestiyah, 1989: 76).

3. Langkah-langkah Metode Inquiry

Gulo (2002), dalam dalam Trianto (2009:168) menyatakan, bahwa

inquiry tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan keterampilan. Inquiry merupakan suatu proses bermula dari merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dam membuat kesimpulan.

a. Mengajukan Pertanyaan atau Permasalahan

Kegiatan inkuiri dimulai ketika pertanyaan atau permasalahan diajukan. Untuk menyakinkan bahwa pertanyaan sudah jelas, pertanyaan tersebut ditulus di papan tulis, kemudian siswa diminta untuk merumuskan hipotesis.

b. Merumuskan Hipotesis

(57)

40 c. Mengumpulkan Data

Hipotesis digunakanuntuk menuntun proses pengumpulan data. Data yang dihasilkan dapat berupa tabel, matrik, atau grafik.

d. Analisis Data

Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan menganalisis data yang telah diperoleh. Faktor penting dalam menguji hipotesis adalah pemikiran „benar‟ atau „salah‟.

Setelah memperoleh kesimpulan, dari data percobaan, siswa dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Bila ternyata hipotesis itu salah atau ditolak, siswa dapat menjelaskan sesuai proses inkuiri yang telah dilakukan.

e. Membuat Kesimpulan

(58)

41

temannya kemudian. Jadi masalah itu berkembang menjadi seperti yang diarahkan, tidak menyeleweng pada garis pelajaran yang telah direncanakan. Murid mengemukakan banyak masukan baru (bahan-bahan) yang berarti. Hal itu bisa terjadi bila proses interaksi belajar mengajar bila ada arah perubahan dari “teacher centered” kepada “student centered”.

4. Aplikasi

Walaupun latihan inkuiri dikembangkan untuk ilmu pengetahuan alam, prosedurnya dapat digunakan untuk semua mata pelajaran. Setiap topik dapat diformulasi sebagai suatu situasi teka-teki yang merupakan bahan untuk latihan inquiry (Dahlan, 1990: 41).

5. Keunggulan Penggunaan Metode Inquiry

Adapun teknik inkuiri ini memiliki keunggulan yang dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Dapat membentuk dan mengembangkan “self concept” pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik.

b. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.

c. Memdorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur, dan terbuka.

(59)

42

e. Memberikan kepuasan yang bersifat intrinsik. f. Situasi proses belajar lebih merangsang.

g. Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu. h. Memberi kebebasan sswa untukbelajar sendiri.

i. Siswa dapat menghindari siswa dari cara-cara belajar tradisional. j. Dapat memberikan waktu peda siswa secukupnya sehingga mereka

dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi (Roestiyah, 1989: 76-77)

6. Peran Guru dalam Penerapan Metode Inquiry

Peranan guru dalam pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri adalah sebagai berikut:

a. Motivator, memberi rangsangan agar siswa aktif dan bergairah berfikir.

b. Fasilitator, menunjukkan jalan keluar jika siswa mengalami kesulitan. c. Penanya. Menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka buat. d. Administrator, bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan kelas. e. Pengarah, memimpin kegiatan siswa untuk mencapai tujuan yang

diharapkan.

f. Manajer, mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas.

(60)

43 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Dalam bab ini penulis akan memaparkan keadaan lokasi dilaksanakannya penelitian. Pemaparan keadaan lokasi penelitian ini akan menjadi sangat penting ketika hasil dari penelitian ini akan dijadikan sebuah rujukan ataupun referensi bagi peneliti lain. Dalam hal ini, peneliti akan memaparkan secara garis besar lokasi yang dijadikan tenpat penelitian. Lokasi penelitian adalah sebagai berikut:

Tempat Penelitian : MI Nurul Islam 1 Wonokerto Alamat Penelitian : Jalan Taman Siswa No 2

Dusun : Wonokerto Rt. 03 Rw. 01 Desa : Wonokerto

Kecamatan : Bancak Kabupaten : Semarang Provinsi : Jawa Tengah 2. Waktu Pelaksanaan

(61)

44

pelaksanaan pra siklus peneliti laksanakan pada tanggal 23 dan 25 September 2014. Rincian pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Waktu palaksanaan penelitian

No Siklus Penelitian Waktu Pelaksanaan ket 1 Pra Siklus 29 dan 30 September 2014

2 Siklus I 01 Oktober 2014 3 Siklus II 02 Oktober 2014 4 Siklus III 04 Oktober 2014

3. Subjek yang dijadikan Penelitian

Subjek yang dijadikan penelitian adalah siswa kelas VI MI Nurul Islam 1 Wonokerto yang berjumlah 25 siswa yang terdiri dari 10 orang perempuan dan 15 orang laki-laki. Alasan pengambilan subjek ini adaladidasarkan pada jumlah siswa kelas VI merupakan jumlah siswa yang paling banyak di MI Nurul Islam 1 Wonokerto, memiliki ruang yang cukup luas sehingga dapat menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar. Adapun daftar siswa kelas VI MI Nurul Islam 1 Wonokerto adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Daftar siswa kelas VI MI Nurul Islam 1 Wonokerto No Nama Siswa Jenis Kelamin (L/P)

1 Adi Riyandi L

2 Ahmad Arif Mustofa L

(62)

45

4 Diah Indah Lestari P

5 Dimas Syaputra L

6 Fatimah Az-Zahra P

7 Hafizh Asyafi Bima L

8 Hasyim Rahman L

9 Ivatul Ullya P

10 Kautsar Mustagfirin Asror L

11 Latif Nur Kholis L

12 Linda Fajria Rahmawati P 13 Maslikhah Qurratul Aini P

14 Mayada Seysa K P

15 M. Isnu Faqih L

16 Muammar Kadafi L

17 Putri Aurelia P

18 Ridwan Syahrul Arnanda L

19 Rizaldi Ulinnuha L

20 Silfana Puspita P

21 Syahla Qotrunnada P

22 Zulya Fatma P

23 Agung Prasetyo L

24 Dian Sri Wulan P

(63)

46 4. Tenaga Pendidik

Tenaga pendidik di MI Nurul Islam 1 Wonokerto berjumlah 8 (delapan) orang yang terdiri dari 2 (dua) orang laki-laki dan 6 (enam) orang perempuan, terbagi atas 1(satu) Kepala Madrasah, 6 (enam) guru kelas dan 1 (satu) guru mata pelajaran. Semua guru di MI Nurul Islam 1 Wonokerto masih berstatus wiyata bhakti karena belum ada yang menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kebanyakan guru di MI Nurul Islam 1 Wonokerto belum mengikuti program sertifikasi, hanya 2 (dua) guru yang sudah mengikuti sertifikasi. Tingkat lulusan guru di MI Nurul Islam 1 Wonokerto sebagian besar telah memiliki gelar sarjana atau sudah S1 tetapi, ada 3 (tiga) guru yang masih melaksanakan kuliah dan pada saat ini sudah semester akhir. Daftar guru di MI Nurul Islam 1 Wonokerto adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Daftar guru di MI Nurul Islam 1 Wonokerto

No Nama Guru Jabatan Ijazah

(64)

47 B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus Penelitian

1. Pelaksanaan Pra Siklus

Kegiatan pra siklus peneliti gunakan untuk untuk melakukan pengamatan (obsevasi) kegiatan pembelajaran yang ada di MI Nurul Islam 1 Wonokerto. Kegiatan pengamatan (observasi) peneliti laksanakan sebanyak 2 kali yaitu pada tanggal 29 September 2014 jam 07.00-08.25 dan tanggal 30 September 2014 jam 07.00-08.25. pengamatan (observasi)

ini peneliti lakukan pada saat pembelajaran IPA berlangsung. Diharapkan dari 2 kali pengamatan yang peneliti lakukan peneliti dapat mengetahui bagaimana proses berlangsungnya pembelajaran yang ada dan apa metode yang digunakan guru pada saat mengajar.

2. Pelaksanaan Siklus I

Menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Satuan Pendidikan : MI Nurul Islam 1 Wonokerto Mata Pelajaran : IPA

Kelas/Semester : VI/I

Standar Kompetensi : Memahami saling hubungan antar suhu, sifat hantaran dan kegunaan benda.

Indikator Kompetensi : 1 Mendefinisikan konduktor dan isolator. 2 Menjelaskan konduktor dan isolator.

(65)

48

konduktor dengan benar.

2 Melalui percobaan, siswa dapat mendefinisikan isolator dengan benar.

3 Melalui percobaan, siswa dapat menjelaskan konduktor dengan benar.

4 Melalui percobaan, siswa dapat menjelaskan isolator dengan benar.

5 Melalui percobaan, siswa dapat membedakan definisi konduktor dan isolator.

6 Melalui percobaan, siswa dapat menunjukkan contoh bahan konduktor dengan benar.

7 Melalui percobaan, siswa dapat menunjukkan contoh bahan isolator dengan benar.

Materi Pembelajaran : Konduktor dan Isolator. Metode Pembelajaran : 1 Ceramah

2 Tanya jawab

3 Inquiry

4 Praktik 5 Penugasan

(66)

49 a. Perencanaan (Planning)

Dalam kegiatan perencanaan terdiri dari:

1) Menyiapkan materi yang akan diajarkan yaitu materi IPA pokok bahasan konduktor dan isolator.

2) Menyiapkan indikator pencapaian kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa.

3) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran.

4) Menyiapkan soal tes untuk mengetahui prestasi belajar siswa. 5) Menyiapkan lembar (instrumen) praktikum IPA pokok bahasan

konduktor dan isolator.

6) Menyiapkan bahan dan alat praktikum yang akan dipakai dalam pembelajaran.

7) Menyiapkan lembar observasi untuk merekam kegiatan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

b. Pelaksanaan (acting)

Tahab-tahab pelaksanaan terdiri dari: 1) Kegiatan Awal (5 menit)

a) Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo‟a dan dilanjutkan mengecek kehadiran siswa.

b) Menanyakan kabar siswa.

(67)

50

d) Menyampaikan tema, topikdan tujuan dari pembelajaran. 2) Kegiatan Inti (60 menit)

a) Eksplorasi

(1) Mengecek pengetahuan siswa tentang materi yang akan dipelajari.

(2) Bertanya kepada siswa tentang konduktor dan isolator. b) Elaborasi

(1) Menyampaikan rumusan masalah dari pembelajaran yang akan dipelajari.

(2) Memfasilitasi siswa menentukan hipotesis dari rumusan masalah yang ada.

(3) Melakukan pengumpulan data.

(4) Menguji hipotesis dengan data yang telah diperoleh c) Konfirmasi

(1) Merumuskan hasil pembelajaran.

(2) Bertanya pemahaman siswa tentang materi yang akan dipelajari.

(3) Mengerjakan soal yang sudah disiapkan guru 3) Kegiatan Akhir (5 menit)

a) Memberikan komentar terhadap jalannya pertandingan.

b) Menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

(68)

51 c. Pengamatan (observasi)

Tahap observasi dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung. Kegiatan observasi dilalukan untuk mengamati bagaimana siswa mengikuti kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh guru. Kegiatan siswa yang diamati oleh peneliti adalah tentang, sikap siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, perhatian, keaktifan serta tentang kerjasama siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung. Dari hasil pengamatan didapat beberapa hambatan yang terjadi ketika pembelajaran sedang berlangsung antara lain:

1) Pada saat tahap perumusan masalah siswa masih merasa bingung. Pada saat merumuskan masalah siswa menganggap memberikan soal yang harus dikerjakan oleh siswa. Selain itu, pada tahap ini siswa banyak yang berbicara sendiri.

2) Pada saat tahap merumuskan hipotesis, siswa masih kebingungan saat merumuskan hipotesis. Pada saat merumuskan hipotesis, siswa masih bingung hipotesis yang dibuat gunanya untuk apa. 3) Pada tahap pengumpulan data siswa dapat memahami dengan baik

(69)

52

4) Pada tahap pengujian hipotesis, siswa masih bingung apa yang harus dilakukan. Siswa belum mengetahui yang harus diuji itu apa sehingga timbul pertanyaan antara siswa dengan siswa yang berakibat suasana jadi ramai dan siswa kurang aktif bertanya kepada guru.

5) Tahap yang terakhir adalah merumuskan kesimpulan. Hambatan yang terjadi pada tahap ini karena pada tahap yang sebelumnya siswa kurang bisa mengikuti akhirnya tahap ini kesimpulan yang diberikan kurang maksimal.

d. Refleksi (reflektion)

Hasil dari pengamatan yang dilakukan akan dibuat sebagai bahan refleksi yang digunakan untuk memperbaiki siklus yang selanjutnya. Refleksi yang didapat meliputi sebagai berikut:

1) Pada pelaksanaan siklus selanjutnya pada tahap perumusan masalah guru akan memberikan arahan kepada siswa tentang untuk apa masalah yang tersebut dan memberi motivasi kepada siswa supaya tidak ramai sendiri sewaktu pembelajaran.

2) Memberikan intruksi kepada siswa bahwa hipotesis itu merupakan dugaan atau pendapat dari siswa mengenai masalah yang dimunculkan.

(70)

53

4) Memberikan pengarahan kepada siswa tentang data apa saja yang harus diuji dan memberi motivasi kepada siswa supaya lebih aktif saat pembelajaran berlangsung.

5) Memberikan pengarahan agar siswa melaksanakan pembelajaran dengan baik supaya siswa memahami kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir.

3. Pelaksanaan Siklus II

Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Satuan Pendidikan : MI Nurul Islam 1 Wonokerto Mata Pelajaran : IPA

Kelas/Semester : VI/I

Standar Kompetensi : Memahami saling hubungan antar suhu, sifat hantara, dan kegunaan benda.

Indikator kompetensi : 1 Menyebutkankan sifat kemampuan

menghantarkan panas dari berbagai benda. 2 Menjelaskan sifat kemampuan menghantarkan

panas dari berbagai benda.

3 Menunjukkan benda berdasarkan sifat kemampuan benda menghantarkan panas dari berbagai benda.

(71)

54

5 Mengelompokkan benda berdasarkan sifat kemampuan menghantarkan panas dariberbagai benda.

Tujuan Pembelajaran : 1. Melalui percobaan siswa dapat menyebutkan sifat kemampuan menghantarkan panas dari berbagai benda dengan benar.

2 Melalui percobaan, siswa dapat menjelaskan sifat kemampuan menghantarkan panas dari berbagai benda dengan benar.

3 Melalui percobaan, siswa dapat menunjukkan benda berdasarkan sifat kemampuan menghantarkan panas dari berbagai benda dengan benar.

4 Melalui percobaan, siswa dapat membedakan benda berdasarkan sifat kemampuan menghantarkan panas dari berbagai benda dengan benar.

5 Melalui percobaan, siswa dapat mengelompokkan benda berdasarkan sifat kemampuan menghantarkan panas dari berbagai benda dengan benar.

(72)

55 2. Tanya jawab 3. Diskusi 4. Inquiry

5. Penugasan

Pelaksanaan tindakan siklus II ini dilakukan dalam empat tahapan, yaitu perencanaan (planning), tindakan/pelaksanaan (acting), pengamatan

(observasi), dan refleksi (reflekting). Secara garis besar pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

a. Tahab Perencanaan (planning)

1) Menyiapkan materi yang akan diajarkan yaitu materi IPA pokok bahasan konduktor dan isolator.

2) Menyiapkan indikator pencapaian kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa.

3) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran.

4) Menyiapkan soal tes untuk mengetahui prestasi belajar siswa. 5) Menyiapkan lembar (instrumen) praktikum IPA pokok bahasan

konduktor dan isolator.

6) Menyiapkan bahan dan alat praktikum yang akan dipakai dalam pembelajaran.

(73)

56

b. Tahap Tindakan/Pelaksanaan (acting)

Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan Awal

a) Membuka pembelajaran. b) Bertanya tentang kabar siswa.

c) Memberika apersepsi sebagai penyemangat siswa dan agar siswa dapat mengira-ira materi yang akan dipelajari.

d) Menyampaikan tema, topik dan tujuan pembelajaran. 2) Kegiatan Inti.

a) Eksplorasi

(1) Mengecek pegetahuan siswa.

(2) Bertanya kepada siswa tentang sifat kemampuan bahan konduktor dan isolator.

b) Elaborasi

(1) Membagi siswa dalam 5 kelompok. (2) Menyampaikan rumusan masalah.

(3) Memfasilitasi siswa membuat hipotesis dari rumusan masalah yang dibuat.

(4) Melakukan pengumpulan data.

(74)

57 c) Konfirmasi

(1) Menyimpulkan hasil pembelajaran.

(2) Bertanya kepada siswa tentang pemahaman siswa. (3) Menyuruh siswa mengerjakan soal yang diberikan guru. 3) Kegiatan Penutup

a) Memberikan komentar terhadap jalannya pembelajaran yang telah dilaksanakan.

b) Menyampaikan materi yang akan dipelajari selanjutnya. c) Menutup pembelajaran dengan berdo‟a dan salam. c. Tahap Pengamatan (observasi)

Gambar

Gambar 1.1 Skema Siklus Penelitian (Suyadi, 2010:50).
Gambar 2.1 Contoh benda logam
Gambar 2.3 Bahan dari kayu
Tabel 3.2 Daftar siswa kelas VI MI Nurul Islam 1 Wonokerto
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Penggugat dan dihubungkan dengan keterangan dua orang saksi di atas, maka Majelis telah menemukan fakta di persidangan, fakta

Pengujian sistem pengendali otomatis debit air pada simulasi bendungan menggunakan mikrokontroler atmega 32 dan komunikasi serial dilakukan untuk menguji

Pola-Pola Kaderisasi Dilakukan Dalam Pengembangan Dosen Muda Penting untuk dikemukakan bahwa dosen muda yang berhak mengajar di Prodi Administrasi Pendidikan adalah yang

Dari hasil kuesioner, menunjukkan bahwa secara umum masyarakat Duri Kepa membuang sampah secara rutin yang berarti mereka sebenarnya mengerti bahwa sampah sebaiknya segera

Akan dilakukan pengujian pada proses pengiriman pesan apakah aplikasi KriptoSMS dapat mengenkripsi pesan dan mengirimkan pesan yang telah dienkripsi ke nomor yang

Berbeda dari CPracR, GMM sendiri berbicara mengenai etika yang berusaha memberi pendasaran pada metafisika moral, yaitu semacam garis besar prinsip-prinsip murni

mengakibatkan unculnya banyaknya kesalahn atau kondisi atau kesalahan seseorang. 2) Jadwal Kerja Atau Jam Kerja. Jumlah waktu untuk melakukan kerja berkontribusi terhadap