• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

C. Pembahasan

3. Kondisi Akhir di MI Nurul Islam 1 Wonokerto

Peneliti melakukan penelitian di MI Nurul Islam 1 Wonokerto menggunakan metode pembelajaran inkuiri. Diharapkan dengan penggunaan metode inkuiri pembelajaran di MI Nurul Islam 1 Wonokerto dapat lebih bervariasi dan juga dapat meningkatkan prestasi beelajar khususnya mata pelajaran IPA pokok bahasan konduktor dan isolator. Pada pelaksanaan siklus I dengan menggunakan metode inkuiri siswa yang tuntas mencapai KKM lebih sedikit dari pada siswa yang tidak tuntas mencapai KKM. KKM yang ditetapkan oleh MI Nurul Islam 1 Wonokerto 75% untuk KKM ideal/nasional dan individual serta 85% untuk KKM kelas. Siswa yang tuntas mencapai KKM pada siklus I hanya 11 siswa (44%), sedangkan siswa yang tidak tuntas sebesar 14 orang (56%). Kondisi tersebut, ternyata dipengaruhi oleh siswa masih belum menguasai metode yang diterapkan karena metode inkuiri tergolong

89

pengalaman belajar yang baru bagi siswa sehingga siswa masih merasa bingung terhadap jalannya pembelajaran. Selain itu, dalam pelaksanaan pembelajaran juga terdapat hambatan yang mempengaruhi presasi belajar siswa. Misalnya: siswa mengganggu teman lain, siswa berbicara sendiri, siswa bermain dengan alat pembelajaran. Sehingga pelaksanaan siklus I terdapat banyak hambatan dan banya bahan yang dijadikan sebagai bahan refleksi bagi peneliti untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada siklus II.

Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada tanggal 2 Oktober 2014. Siklus II dilaksanakan dengan siswa dibuat berkelompok, supaya siswa dapatsaling bertukar pikiran dan saling berdiskusi untuk melakukan pengumpulan data. Hasilnya pelaksanaan siklus II dapat berjalan sangat baik dan pembelajaran dapat berjalan lebih kondusif dari pada pelaksanaan siklus I. Prestasi belajar pada pelaksanaan siklus II meningkat dengan cukup signifikan. Siswa yang tuntas mencapai KKM sebanyak 21 siswa (84%) dan siswa yang tidak tuntas KKM sebanyak 4 siswa (16%). Hasil tersebut didukung oleh suasana pembelajaran yang kondusif serta pada pelaksanaan siklus II siswa sudah terbiasa belajar dengan metode inkuiri sehingga siswa tidak bingung seperti pada waktu pelaksanaan siklus I. Walaupun tingkat kelulusan siswa mencapai 84%, tingkat pencapaian KKM kelas belum tercapai. Standar minimum ketercapaian KKM kelas sebesar 85%, sehingga 84% kelulusan kelas belum dapat terpenuhi karena masih kurang 1%. Walaupun belum dapat memenuhi tingkat pencapaian

90

KKM kelas, tetapi pelaksanaan siklus II sudah mengalami peningkatan yang cukup signifikan baik dari segi prestasi belajar, kegiatan pembelajaran, dan pemahan siswa terhadapat penggunaan metode inkuiri.

Pelaksanaan siklus III dilaksanakan pada tanggal 4 Oktober 2014. Pada siklus ini siswa diajak ke salah satu rumah warga yang berada disekitar lingkungan sekolah untuk melakukan pengamatan tentang peralatan rumah tangga yang menggunaka prinsip konduktor dan isolator. Kegiatan pembelajaranpun berjalam semakin kondusif. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran mulai bertanya dan berdiskusi dengan teman serta dari raut muka yang terpancar dari siswa mereka sangat gembira mangikuti pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, pelaksanaan siklus III berjalan semakin baik, prestasi belajar siswa juga meningkat, yang pada siklus II mencapai 84% kali ini siswa yang mencapai KKM menjadi 100%. Sehingga semua siswa tuntas mencapai KKM. Hal tersebut berarti bahwa pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di MI Nurul Islam 1 Wonokerto telah berhasil (tuntas). Walaupun demikian bukan berarti pelaksanaan siklus III bukan tanpa hambatan. Hambatan dalam pembelajaran dalam setiap kali pembelajaran sudah pasti ada karena setiap individu siswa itu berbeda-beda dan setiap kali pembelajaran suasana hati maupun tingkat emosional siswa juga berbeda-beda. Maka dari itu, hambatan yang terjadi pada siklus ini peneliti jadikan bahan untuk refleksi diri agar pada pembelajaran yang selanjutnya dapat berjalan menjadi lebih baik.

91 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sudah selesai dilaksanakan. Dengan pelaksanaan penelitian tersebut ternyata didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Melalui penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pokok bahasan konduktor dan isolator di MI Nurul Islam 1 Wonokerto. Peningkatan prestasi belajar dari pelaksanaan siklus I sampai dengan siklus III yang selalu meningkat. Pelaksanaan siklus I didapatkan hasil bahwa siswa yang tuntas mencapai KKM 14 siswa dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 11 siswa. Pelaksanaan siklus II mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pelaksanaan siklus II didapatkan hasil bahwa siswa yang tuntas mencapai KKM meningkat mencapai 21 siswa dan yang titak tuntas KKM hanya 4 siswa. Tetapi, dari hasil siklus II ini, belum dapat mencapai nilai KKM kelas yang sebesar 85% sehingga belum dapat dikatakan berhasil karena siswa yang tuntas baru mencapai 84% dan masih dibawah standar KKM kelas yang 85%. Pada pelaksanaan siklus III semua siswa tuntas mencapai KKM. Seluruh siswa berhasil mencapai KKM dan pada pelaksanaan siklus III KKM kelas telah terpenuhi sehingga penelitian ini dinyatakan berhasil. Rumusan masalah telah terjawab dan hipotesis penelitian telah teruji sehingga prestasi belajar IPA pokok

92

bahasan konduktor dan isolator dapat meningkat dengan menggunakan metode inkuiri di MI Nurul Islam 1 Wonokerto.

2. Melalui penggunaan metode inkuiri dapat memenuhi terget pencapaian KKM mata pelajaran IPA pokok bahasan konduktor dan isolator di MI Nurul Islam 1 Wonokerto, yaitu dengan hasil berikut: Pelaksanaan siklus I keberhasilan siswa mencapai 44%, siklus II 84%, dan siklus III mencapai 100%. Dengan demikian PTK ini dinyatakan berhasil karena telah mencapai KKM kelas 100% yang lebih besar dari KKM kelas yang telah ditetapkan sebesar 85%

B. Saran

Berdasarkan pelaksanaan penelitian yang peneliti laksanakan, saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut:

1. Setiap pembelajaran dilakukan, sebaiknya guru selalu memberikan fariasi terhadap pembelajaran sehingga pembelajaran berjalan lebih kreatif sehigga siswa tidak merasa jenuh dan pembelajaran dapat berjalan secara kondusif.

2. Memberikan motivasi-motivasi kepada siswa agar siswa semangat dalam mengikuti pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berjalan secara menyenangkan.

3. Pelaksanaan pembelajaran, guru sebaiknya menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa tidak jenuh saat mengikuti pembelajaran.

93

4. Guru menjadikan siswa yang aktif mencari pengetahuan dan guru menjadi fasilitator dalam pembelajaran.

5. Guru menggunakan media pembelajaran pada saat pembelajaran, terutama yang ada di lingkungan sekolah.

6. Guru memberikan motivasi supaya siswa lebih aktif dalam pembelajaran sehingga pembelajaran terlihat hidup.

94

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara:Jakarta.

Dahlan, MD. 1990. Model-model Mengajar: Beberapa Alternatif Interaktif Belajar Mengajar. CV Diponegoro: Bandung.

Gredler, Margaret E. Bell. 1994. Belajar dan Membelajarkan. Rajawali Pers: Jakarta.

Haryanto. 2006. SAINS “Untuk Sekolah Dasar Kelas VI”. Erlangga:Jakarta. Jaya, Nur. 2013. KKM, Pengertian, Fungsi dan Tahapan Penetapan, (Online),

( http://sang-aktor.blogspot.com/2013/08/kkm-pengertian-fungsi-dan-tahapan_11.html, di akses 24 September 2014).

Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas: Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Rajawali Pers: Jakarta.

2011. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Rajawali Pers: Jakarta.

Maslikhah, Peni Susapti. 2009. Modul: Imu Alamiah Dasar. Mitra Cendikia: Yogyakarta.

M2K. 2012. Definisi, Pengertian dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar, (Online). (https://azharm2k.wordpress.com/2012/05/09/

definisi-pengertian-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-prestasi-belajar/),

diakses 2 Desember 2014.

NK, Roestiyah. 1989. Strategi Belajar Mengajar: Salah Satu Unsur Pelaksanaan Strategi Belajar Mengajar: Teknik Penyajian. Bina Aksara: Jakarta. Prawira, Purwa Atmaja. 2011. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru.

Ar-Ruzz Media: Yogyakarta.

Sam‟s, Rosma Hartiny. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas: Teknik Bermain Konstruktif untuk Peningkatan Hasil Belajar Matematika. Teras: Yogyakarta.

Sriyanti, Lilik, Suwardi, dan Muna Erawati. 2009. Teori-teori Belajar. STAIN Salatiga Pers: Salatiga.

95

Suyadi. 2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas: Buku Panduan Wajib bagi Para Pendidik. Diva Press: Yogyakarta.

Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Belajar. Rajawali Pers:Jakarta.

Syamsuddin, Maqooshidul Falasifah. 2012. Implementasi Metode Pembelajaran Berbasis Inkuiri Pada Anak Kelas Rendah di School Of Life Lebah Putih Ngawen Mangunsari Sidomukti Salatiga Tahun 2012. Skripsi Tidak diterbitkan. Salatiga:Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif : Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Wikipedia. 2014. Prestasi. (online). (http://id.wikipedia.org/wiki/Prestasi), di akses 2 Desember 2014.

Dokumen terkait