07TD1010897.01
PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI
BELAJAR PAISISW A M Ts MAARIF TEGALSARI
KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG
TAHUN PELAJARAN 2 0 0 5 /2 0 0 6
S K R I P S I
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I
Dalam Ilmu Tarbiyah
Disusun Oleh :
N U R A H M A P I
NIM : 114 04 018
JU R U SA N TARBIYAH
PROGRAM ST U D I PEN D ID IK A N AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEG ERI (STAIN)
SALATIGA
Drs. Abdul Syukur, M.Si DOSEN STAIN SALATIGA
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 3 eksemplar
Hal : Naskah skripsi
Saudara Nur Ahmadi
Kepada
Yth. Ketua STAIN Salatiga
di Salatiga
Assalamu'alaikum, wr, wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya,
maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara:
Nama : NUR AHMADI
NIM : 114 04 018
Progdi : Tarbiyah / PAI
Judul : Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar PAI
Siswa MTs. M a'arif Tegalsari Kecamatan Kedu
Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2005/2006
Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera
dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu'alaikum, wr, wb.
P E N G E S A H A N
Skripsi Saudara : NUR AHMADI dengan Nomor Induk M ahasisw a: 114 04 018
yang berjudul : ’’PENGARUH KOM PETENSI GURU TERHADAP PRESTASI
BELAJAR PAI MTs M A ’ARIF TEGALSARI KECAMATAN KEDU
KABUPATEN TEMANGGUNG PELAJARAN 2005/2006”. Telah
dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Rabu, tanggal 13 Sya’ban 1427 H, yang
bertepatan dengan tanggal 6 September 2006 M, dan telah diterima sebagai bagian
dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar SARJANA dalam Ilmu Tarbiyah.
13 Sya’ban 1427 H Salatiga, ---6 September 200---6 M
Panitia Ujian
MOTTO
j
fkit I
j j j
i
o i & j
ijL*if
&
^j i
<
UJ
t £&
j j
Allah akan meninggikan orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
( Al-Mujaadilah ayat 11 ).
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk :
1. Bapak (aim) dan ibunda tercinta, tersayang yang selalu membimbing, mendo
‘akan dan memberikan segalanya baik moral maupun spiritual bagi kelancaran
studyku, semoga Allah senantiasa meridhoinya.
2. Buat semua anggota keluarga yang selalu memotivasi demi terselesaikannya
skripsi ini.
3. Semua teman-temanku ekstensi angkatan 2004.
Hal am an
H. Sistematika S kripsi...
BAB II : LANDASAH TEORI
A. Kompetensi G u ru ...
1. Pengertian Dasar dan tujuan Kompetensi Guru
2. Persyaratan Menjadi G u ru ...
3. Macam-macam K om petensi...
4. Manfaat K om petensi...
B. Prestasi B elajar...
1. Pengertian B elajar...
2. Faktor-faktor Yarig Mempengaruhi Belajar....
3. Prinsip-prinsip B elajar...
4. Prestasi B elajar...
2. Dasar-dasar Pelaksanaan P A I... 3. Tujuan P A I... 4. Materi P A I... D. Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar PA
BAB ID : LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs M a’arif Tegalsari...
1. Sejarah Berdirinya MTs M a’arif T egalsari...
2. Letak Geografis...
3. Struktur O rganisasi...
4. keadaan Guru dan K ariyaw an...
5. Keadaan S isw a...
6. Sarana Prasarana...
B. Pelaksanaan PAI di MTs M a’arif Tegalsari...
1. Sistem Pengajaran...
2. Materi Pelajaran...
C. Pelaksanaan Evaluasi PAI...
D. Penyajian D a ta ...
BAB IV : ANALISIS DATA
A. Analisis Pendahuluan...
B. Analisis Uji H ipotesis...
C. Analisis L anjutan...
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Rabb yang Maha Rahman dan Rahim yang telah mengangkat manusia dengan berbagai
keistimewaan. Dan dengan hanya petunjuk serta tuntunan-Nya, penulis
mempunyai kemampuan dan kemauan sehingga penulisan skripsi ini bisa
terselesaikan.
Sholawat dan salam penulis haturkan kepada Uswatun Khasanah Nabi
Muhammad SAW, semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT. Amin
Sebagai insan yang lemah, penulis menyadari bahwa tugas penulisan ini
bukanlah merupakan tugas yang ringan, tetapi merupakan tugas yang berat.
Akhimya dengan berbekal kekuatan serta kemauan dan bantuan dari berbagai
pihak, maka terselesaikanlah skripsi yang sederhanan ini dengan judul
PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI
SISWA MTs MA'ARIF TEGALSARI KECAMATAN KEDU KABUPATEN
TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2005/2006. Dengan terbentuknya
skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih yang tiada taranya kepada :
1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Drs. Joko Sutopo. selaku Ketua Jurusan Tarbiyah Ekstensi.
3. Drs. Abdul Syukur, M.Si. selaku pembimbing yang senantiasa sabar
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
4. Bapak Sutrisno, A.Md. selaku Kepala Sekolah MTs M a'arif Tegalsari yang
telah memberikan ij in penelitian.
5. Karyawan dan Karyawati MTs M a'arif Tegalsari yang telah memberikan
baik.
7. Karyawan Perpustakaan STAIN Salatiga yang telah menyediakan fasilitasnya.
8. Keluarga besar "(D&T.CO'M" yang menjadi tempat dalam pengetikan skripsi ini,
thank you very much.
Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdo'a, semoga Allah SWT
mencatatnya sebagai amal sholeh yang akan mendapat balasan yang berlipat
ganda. Amin.
Akhimya penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih banyak
kekurangan atau bahkan jauh dari kesempumaan. Oleh karena itu saran dan kritik
yang membangun untuk kesempumaan skripsi ini akan penulis terima dengan rasa
senang hati dan terbuka. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pribadi dan
bagi pembaca pada umumnya.
A m in — am in yarobbal ’ala min
Salatiga, Agustus 2006 Penulis
N ur A hm adi 114 04 018
A. Aiasan Pemilihan Judul
MTs Ma'arif Tegalsari adalah salah satu lembaga pendidikan setara SLTP yang terletak di desa Kendil Kecamatan Tegalsari Kabupaten
Temanggung. Posisinya dapat dikatakan cukup strategis dalam pengertian
mudah dijangkau dari berbagai arah, dan berada di lingkungan kecamatan,
serta terjangkau oleh sarana transportasi umum. Letak yang bisa dikatakan
cukup strategis tersebut berpengaruh terhadap suasana pembelajarannya.
Suasana yang kondusif, tidak terlalu bising oleh suara kendaraan, membuat
suasana belajar di MTs ini tenang.
Komponen pembelajaran di MTs ini, termasuk di dalamnya guru dan
murid menjadi titik tolak ukur eksistensi institusi ini. Ketika semua unsur
dapat saling mengisi, guru professional dan kompeten di bidangnya dan murid
menyadari tugasnya sebagai pelajar, niscaya visi maupun misi institusi akan
berjalan bahkan dengan baik.
Kehadiran seorang guru tetap memegang peranan penting dalam
proses belajar mengajar, seorang guru harus bertanggung jawab dalam
mengembangkan prestasi yang merupakan tuntutan untuk selalu
meningkatkan tugas dan tanggung jawab profesinya. Tugas dan tanggung
jawab guru dalam pengajaran tidak dapat digantikan dengan alat yang canggih
sekalipun kecuali oleh seorang guru itu sendiri. Adapun alat yang canggih
hanyalah salah satu media pendukung dalam proses belajar mengajar.
Untuk menunjang keberhasilan seorang siswa juga sangat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor guru. Maka seorang guru
sebagai pendidik formal haruslah mempunyai berbagai macam kemampuan
dasar. Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam pengajaran
yaitu : kompetensi profesional guru, kompetensi kepribadian dan kompetensi
sosial.1
Berkaitan dengan penelitian ini, ada beberapa hal yang perlu menjadi
catatan, bahwa tingkat pendidikan pengajar (guru) di MTs bervariatif .
Hanya saja untuk menuju standar kompetensi untuk sekolah menengah, masih
belum tercapai, sebab guru di MTs ini belum semua memiliki ijazah SI.
Jadi jelasnya bahwa kompetensi guru dan kompetensi siswa sama-
sama mempunyai peranan penting dalam meningkatkan prestasi belajar
mengajar. Keberhasilan belajar adalah penguasaan ketrampilan atau
pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran. Umumnya ditunjukkan
dengan nilai-nilai test atau angka yang diberikan oleh guru dengan berealisasi
pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Guru harus menyadari bahwa yang dianggap baik dan benar saat ini
belum tentu baik dan benar di masa datang. Oleh karena itu seorang guru
dituntut untuk meningkatkan kemampuan profesinya. Berdasarkan hasil
lokakarya pembinaan kurikulum pendidikan keguruan IKIP Bandung, 1
kemampuan profesi seorang guru itu meliputi fisik, mental atau kepribadian, keilmiahan atau pengetahuan dan keterampilan.2
Begitu juga seorang guru harus memiliki sifat-sifat yang tertanam
sebagai kepribadian yang diantaranya:
1. Zuhud tidak mengutamakan materi dan mengajar karena mencari ridlo
Allah
2. Kebersihan guru
3. Ikhlas dalam pekerjaan
4. Suka pemaaf
5. Seorang merupakan bapak sebelum ia seorang guru
6. Harus mengetahui tabi'at murid
7. Harus menguasai mata pelajaran.3
Guru yang telah mempunyai kesadaran dan pentingnya berbagai
macam kompetensi yang harus dimiliki, maka sedikit banyak akan memberi
jaminan keberhasilan siswa.
Sehubungan dengan hal di atas penulis berkeinginan untuk meneliti
tentang: "PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI
BELAJAR PAI SISWA MTs MA’ARIF TEGALSARI KECAMATAN
KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2005/2006.
2Ibid., him. 40.
menjelaskan istilah yang ada pada judul ini. >
1. Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan dasar, yang dimaksud dengan kompetensi
di sini adalah kemampuan guru dalam menguasai bahan mengajar,
kemampuan mengevaluasikan, kemampuan memberi motivasi dan
kemampuan merencanakan.
2. Prcstasi
Prestasi adalah hasil yang dicapai dari apa yang telah dilakukan,
dikerjakan.
3. Belajar
Belajar merupakan proses perubahan. Perubahan-perubahan itu tidak
hanya perubahan lahir namun juga batin. Tidak hanya perubahan tingkah
laku yang nampak tetapi juga perubahan yang tidak dapat diamati.
Perubahan itu tidak hanya ke arah negatif tetapi arah yang positif, yaitu
perubahan menuju ke arah kemajuan atau perbaikan.
4. Pendidikan Agama Islam
"Usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitroh
keberagamaan dan sumber daya insani lainnya agar lebih mampu
memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam".4
Sedang indikator-indikator dari variabel di atas penulis batasi pada hal-hal sebagai berikut:
1. Kompetensi guru, indikator antara lain : ,
a. Kemampuan menguasai bahan materi pelajaran
b. Kemampuan menilai
c. Kemampuan membimbing
d. Kemampuan bergaul
Dalam hal ini kompetensi guru merupakan variabel bebas atau
varibel X (VX) untuk menjabarkan langkah selanjutnya. Oleh karena itu
untuk mengetahui identitas tinggi rendahnya variabel tersebut, yaitu
pengukuran dengan kategori sebagai berikut:
a. Tinggi
b. Sedang
c. Rendah
2. Prestasi belajar
Prestasi belajar menjadi variabel terikat dan indikatomya adalah
prestasi belajar PAI siswa yang berupa nilai raport.
C. Pokok Permasalahan
Permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana kompetensi guru PAI di MTs Ma'arif Tegalsari Kecamatan
Kedu Kabupaten Temanggung tahun 2005/2006?
2. Bagaimana prestasi belajar PAI di MTs Ma'arif Tegalsari Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung tahun 2005/2006?
3. Sejauhmana pengaruh kompetensi guru PAI terhadap prestasi belajar PAI
di MTs Ma'arif Tegalsari Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung tahun
2005/2006?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kompetensi guru PAI di MTs Ma'arif Tegalsari
Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung tahun 2005/2006.
2. Untuk mengetahui prestasi belajar PAI di MTs Ma'arif Tegalsari
Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung tahun 2005/2006.
3. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi guru PAI terhadap prestasi
belajar PAI di MTs Ma'arif Tegalsari Kecamatan Kedu Kabupaten
Temanggung tahun 2005/2006.
E. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara sampai terbukti
melalui data yang terkumpul. Jadi hipotesis merupakan pendapat yang masih
lemah dan perlu dibuktikan kebenarannya. Hipotesis berasal dari penggalan
dua kalimat hype artinya " di bawah" dan tesa yang artinya "kebenaran".5
Maka di sini merumuskan hipotesa sebagai berikut : "Ada pengaruh positif antara kompetensi guru PAI terhadap prestasi belajar PAI siswa MTs
Ma'arif Tegalsari, semakin baik kompetensi guru PAI yang dimilikinya, maka
akan semakin baik pula prestasi belajar siswa MTs Ma'arif Tegalsari
Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung tahun 2005/2006".
F. Metode Penelitian
Untuk mendapatkan hasil sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai
dan untuk memperoleh suatu gambaran yang jelas dari proses penelitian ini,
maka penulis kemukakan terlebih dahulu subyek yang hendak digunakan.
1. Populasi, sampel dan teknik sampling
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.6 Adapun yang
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa MTs ma'arif
Tegalsari Kecamatan kedua Kabupaten Temanggung tahun 2005/2006.
Guru yang dijadikan penelitian adalah guru PAI. Sedang jumlah siswa
kelas II sebanyak 50 siswa.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil yang diteliti.7 Menurut
suharsimi Arikunto mengatakan bahwa : "Untuk mengambil sampel
yang apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua dan * 1
apabila subyeknya lebih besar dapat diambil antara 10 % - 15 % atau 20 % - 25 %.8
c. Teknik sampling
Adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel.9 Dalam
hal ini Sutrisno Hadi, berpendapat bahwa tidak ada ketentuan yang
mutlak berapa pasien sampel yang harus diambil dari populasi.
Ketidakpastian ini menimbulkan keraguan dalam penyelidikan.10 *
Adapun teknik sampling yang penulis gunakan adalah teknik
proportional random sampling.
2. Metode pengumpulan data
a. Metode angket
Metode angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui." Metode ini
penulis gunakan untuk mengetahui kompetensi guru PAI dalam
prestasi belajar siswa.
b. Metode interview
Metode interview adalah dialog yang dilakukan pewawancara
untuk memperoleh informasi terwawancara.12 Sedangkan teknik ini
*Ibid., him. 107. 9Ibid., him. 106.
10Prof. Drs. Sutrisno Hadi, M.A., Metodologi Research I, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1995, him. 73.
"Suharsim i Arikunto, op.cit, him. 124. 12 Ibid., him. 126.
penulis gunakan untuk mewawancari kepada sekolah, guru wali kelas,
staf TU dan tokoh pendirinya.
c. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi adlah teknik pengumpulan yang dapat
dilihat secara langsung yang meliputi catatan, prasasti, notlen serta
agenda.13
d. Metode observasi
Sebagai metode ilmiah, metode obervasi bisa diartikan sebagai
pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomena
yang diselidiki.14
G. Analisis Data
Dari data yang masih bersifat kualitatif, maka penelitian menggunakan
analisis data statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Analisis pendahuluan
Analisis ini digunakan tabel-tabel distribusi frekuensi untuk setiap
variabel. Dengan menggunakan rumus :
P — x 100%
N
Keterangan
P = Persentase
F = Frekuensi
N = Jumlah responden
13Prof. Drs. Sutrisno Hadi, M.A., Metodologi Research II, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1995, him. 236.
2. Analisis uji hipotensi
Analisis ini untuk menguji hipotesis dengan menggunakan cara
mer.gadakan perhitungan lebih lanjut melalui tabel-tabel distribusi dari
analisis pendahuluan dengan menggunakan rum us product moment.15
r t n x r - (£ . r ) f c r )
"
-J\
nLX
2 - (LX f
}{lXy‘ -
(iF j)Keterangan:
fxy : Hasil perhitunngan data
X : Prosentasi atau nilai kompetensi guru
y : Nilai raport siswa
N : Jumlah sampel yang diteliti
z
3. Analisis lanjutan
: Jumlah/sigma
Analisis ini merupakan jawaban benar atau tidaknya hipotesis yang
digunakan.
H. Sistematika Penyusunan Skripsi
Secara garis besar laporan ini dapat diperinci dalam bab berikut in i:
BAB I : Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar
)
belakang masalah, penegasan istilah, pokok permasalahan,
tujuan penelitian, analisis data, hipotesis, metodologi
penelitian dan sistematika
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
Bab ini menyajikan tentang landasan teori yang menyangkut tentang kompetensi guru yang meliputi prestasi belajar, juga
msngulas tentang Pendidikan Agama Islam, serta pengaruh
pengaruh kompetensi guru terhadap Prestasi Belajar PAI
Bab ini menyajikan data hasil penelitian menyangkut
gambaran umum MTs Tegalsari, pelaksanaan PAI di MTs
Tegalsari, meliputi sistem pengajaran dan materi pelajaran;
pelaksanaan evaluasi PAI yang meliputi sistem pengajaran
dan materi pelajaran; juga disertakan penyajian data yang
meliputi data tentang kompetensi guru dan data tentang
prestasi belajar PAI
Bab ini berisi tentang analisis data hasil penelitian yang
dibagi ke dalam beberapa analisis, yaitu: Analisis
pendahuluan, analisis uji hipotesis, dan analisis lanjut
Bab ini adalah bab penutup yang berisi kesimpulan, saran,
A. Kompetensi Guru
1. Pengertian Dasar dan Tujuan Kompetensi Guru
Pengertian kompetensi secara bahasa adalah kecakapan,
kemampuan atau wewenang.1 Atau kewenangan (kekuasaan) untuk
menentukan atau memutuskan sesuatu.* 2 Sedangkan pengertian kompetensi
secara istilah ialah sesuatu yang menggambarkan kualifikasi atau
kemampuan seseorang, baik kualitatif maupun kuantitatif.3 Dengan
demikian pengertian kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan,
kecakapan, pengalaman dan ketrampilan seseorang dengan tugas, jabatan
dan profesinya.
Setelah diketahui pengertian kompetensi, berikut ini dikemukakan
pendapat para ahli mengenai pengertian guru,
a. Menurut Sardiman AM
Guru adalah tenaga profesional di bidang pendidikan yang
memiliki tugas mengajar, mendidik dan membimbing anak agar
menjadi manusia yang berpribadi (Pancasila).4
i
'John M. Echols dan Hasan Shadly, Kamus Inggris Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1987, him. 1322. 2WJS. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1991, him. 965. 3Muh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1990, him- *• “Sardinian, MA, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman Bagi Guru, Rajawali, Jakarta, 1998, him. 148.
b. Drs. Abuddin Nata
Guru adalah orang yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah atau kelas. Lebih luas lagi ia mengatakan guru
berarti orang yang bekerja di bidang pendidikan dan pengajaran yang
ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak mencapai
kedewasaan masing-masing.5
Berdasarkan para pendapat di atas dapat diambil pengertian bahwa
guru adalah seseorang yang bertugas mendidik, mengarahkan mendidik,
bertanggung jawab dan berusaha mengarahkan kemampuan yang dimiliki
anak serta potensi yang dimilikinya, sehingga tercipta manusia yang
berkualitas dan berakhlak mulia. Jadi yang dimaksud dengan kompetensi
guru adalah kecakapan, kemampuan, pengalaman dan ketrampilan yang
dimiliki seseorang yang bertugas mendidik, membimbing dan
mengarahkan anak didik agar mempunyai kepribadian agung dan
berakhlak mulia.
Dasar yang menjadi pijakan bagi pendidik yang berkompetensi
adalah Undang-undang No.2 Tahun 1989 tentang sistem pedidikan
nasional, pasal 28 ayat 2, yaitu : "untuk dapat diangkat sebagai tenaga
pengajar, tenaga pendidik yang bersangkutan haruslah beriman kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berwawasan Pancasila dan UUD 1945 serta
memiliki kualifikasi sebagai tenaga pengajar.6
5 H. Abuddin N ata, MA, Filsafat Pendidikan Islam I, Logos Wacana Ilmu, Jakarta, 1997, him. 62. 6Departemen Agama RI, Undang-undang RI Nomor 2 Tahun 1989 Tentang Sistem
(j-0 I jA S JJ J J ^)JaJU <llj
j j Q a lu iJ V J V J
Hai jam a'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat
menembusnya melainkan dengan kekuatan. (QS. Ar Rahman:33).
Ayat di atas mengisyaratkan bahwa untuk menggapai sebuah cita-
cita diperlukan kekuatan (baca: kemampuan atau kompetensi). Tak pelak
lagi untuk mendapatkan suatu kemampuan atau kompetensi tertentu
dibutuhkan persiapan-perisapan dan usaha yang matang. Dalam hal
pendidikan, seorang guru yang mencita-citakan keberhasilan siswanya
untuk berprestasi perlu usaha keras yang diiringi dengan menajamkan
kemampuan yang dimiliki dengan senantiasa menuntut ilmu dan menggali
berbagai informasi yang dibutuhkan.
Jadi untuk menjadi tenaga pendidik atau guru , seseorang harus
benar-benar mempunyai kualitas keilmuan pendidikan dan keguruan yang
memadai guna menunjang tugas profesinya. Di samping itu seorang guru
haruslah mempunyai kepribadian yang benar-benar mantap, yang
fungsinya membina kepribadian dan intelektual anak didik. Sebagaimana
ditegaskan Allah SWT dalam firman-Nya surat A1 Azhab ayat 21 :
i ' j j 411 J ^ 2 1
Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.1
1 Pof.D r. M ahm ud Y unus, Terjemah A l-Q u r’an, A1 M a’arif, B andung, 1989, him. 379.
• l i i i
Adapun yang menjadi tujuan kompetensi guru adalah sebagai berikut:
a. Guru harus memiliki kemampuan pribadi, maskudnya guru
diharapkan mempunyai pengetahuan, kecakapan, keterampilan dan
sikap yang lebih mantap serta memadai sehingga mamp mengelola
proses belajar mengajar secara efektif.
b. Guru harus menjadi inovator, yaitu sebagai tenaga kependidikan yang
memiliki komitmen terhadap upaya perubahan dan reformasi.
c. Guru mampu menjadi developer, yaitu guru harus memiliki visi
keguruan yang mantap dan luas perspektifnya.8
2. Persyaratan menjadi guru
Tugas guru (sebagai pendidik karena jabatan) adalah berat, maka
sebagai pendidik karena jabatan ini harus melakukan persiapan-persiapan
yang cukup, harus diperiksa apakah sungguh-sungguh berkaitan atau
tidak. Keadaan jasmani harus sehat pula, harus pandai menggunakan
bahasa yang sopan, harus mempunyai kepribadian yang baik dan kuat.
Sebagai pendidik harus disenangi dan disegani oleh anak didiknya. Jangan
sampai anak didik menjadi takut kepadanya atau terlalu berani, emosinya
harus stabil, sebab nanti akan menghadapi berbagai macam anak didik.
Menurut pendapat Winamo Surahmad, kriteria guru yang baik
adalah :
a. Bersifat ramah dan bersedia memahami setiap orang
b. Bersifat sabar dan suka membantu, memberi perasaan tenang c. Adil dan tidak memihak
d. Cerdas dan mempunyai minat yang berbagai ragam
e. Memiliki rasa humor dan kesegaran pergaulan
f. Memperlihatkan tingkah laku dan lahiriah yang menarik.9
Demikianlah temyata guru yang baik tidaklah mudah, karena
dituntut untuk mempunyai kepribadian yang baik dan mulia, disamping
pengetahuan dan ketrampilan yang luas. Guru sebagai jabatan profesional
memerlukan keahlian khusus, karena sebagai profesi, guru hams memiliki
syarat-syarat profesional. syarat profesional itu memiliki fisik, mental,
psikis, intelaktual dan moral.
Adapun persyaratan fisik, maksudnya seorang gum hams sehat
jasmaninya (sempuma fisiknya), tidak mempunyai penyakit yang menular
lainnya seperti lemah tangan kanannya, (tidak dapat berfungsi
sebagaimana mesetinya), kaki pincang, mata buta dan menderita penyakit
kusta.
Persyaratan mental, seorang guru hams memiliki sikap mental
yang baik dan positif terhadap profesinya pribadi, mencintai, mengabdi
serta memiliki dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap tugas kewajiban
serta jabatannya. Seorang gum hams menjadikan profesinya sebagai way
o f life sehingga mampu mendahulukan tugas daripada kepentingan pribadinya.
Persyaratan psikis, artinya guru harus sehat jiw a (rohaninya).
Artinya seorang guru tidak mengidap penyakit jiwa / gangguan jiwa /
penyakit syaraf lainnya, sehingga ia tidak dapat melaksanakan tugas
dengan baik.
Persyaratan intelektual, maksudnya seorang guru harus memiliki
pengetahuan yang luas, ketrampilan yang tinggi, pengalaman dan
wawasan yang memadai, baik yang diperoleh dari lembaga pendidikan di
mana ia sekoalh atau di mana ia mengajar.
Persyaratan moral, seorang guru harus susila tingkah lakunya,
harus jujur dan adil. Segala sesuatu yang dilakukan guru akan sangat
berkesan kepada siswanya. Oleh karena itu kepribadiannya harus
mencerminkan dan mengamalkan akhlak mulia, budi pekerti yang luhur,
perkataan dapat dipercaya, sehingga segala tingkah lakunya dapat
dijadikan sebagai teladan bagi siswanya.
Persyaratan tersebut harus dimiliki seorang guru dalam pergaulan
dengan siswa, sesama guru dan masyarakat di mana ia berada, guna
mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.
Di samping persyaratan di atas, guru dituntut untuk memenuhi
a. Persyaratan administratif, antara lain meliputi : soal kewarganegaraan (warga negara Indonesia), umur (sekurang-kurangnya 18 tahun),
berkelakuan baik dan mengajukan permohonan.
b. Persyaratan teknis, meliputi : berijazah pendidikan guru, menguasai
cara dan teknik mengajar, trampil mendesain program pelajaran serta
memiliki motivasi dan cita-cita untuk memajukan pendidikan.
c. Persyaratan psikis, meliputi; sehat rohani, dewasa dalam berfikir, dan
bertindak, mampu mengendalikan diri, sabar, ramah dan sopan,
mempunyai jiwa kepemimpinan, konsekuen, berani berkorban dan
memiliki jiwa pengabdian demi mendidik anak.
d. Persyaratan fisik, mencakup ; berbadan sehat, tidak memiliki cacat
tubuh yang mengganggu pekerjaannya, tidak memiliki gejala-gejala
penyakit menular, rapi, bersih, termasuk bagaimana berpakaian.10
Berdasarkan pendapat tersebut di atas tentang persyaratan menjadi
guru menunjukkan bahwa betapa guru memiliki sifat yang khusus
dibandingkan dengan tugas atau pekerjaan yang lain. Lebih-lebih bila
dikaitkan dengan profesi keguruannya. Pada hakekatnya persyaratan
tersebut dapat dikelompokkan kepada spektrum yang lebih luas
keilmuannya sebagai guru. Kedua harus memiliki intelektual yang tinggi.
Ketiga bermoral baik dan beriman. Keempat, mempunyai sifat edukasi
dan sosial yang luas. Baik fungsinya sebagai guru di sekolah mampu
sebagai pendidik di masyarakat.
Salah satu sisi yang harus diperhatikan guru dalam rangka peningkatan kualitas mengajar, di samping memenuhi persyaratan tersebut
di atas ialah menciptakan suasana lingkungan belajar yang menyenangkan.
Mengajar yang berwawasan lingkungan sangat penting dalam usaha
meningkatkan mutu belajar mengajar. Guru bukan hanya semata-mata
seorang yang menguasai berbagai ilmu pengetahuan atau mata pelajaran di
sekolah saja akan tetapi lebih dari itu. Ia adalah orang yang dapat
mengetahui bagaimana tepatnya memberikan pelajaran kepada anak didik
sesuai dengan tempo perkembangan dan pertumbuhan sesuai dengan jiwa
kepribadiannya.
3. Macam-macam kompetensi
Kompetensi itu bersifat kognitif, maupunperformance (perbuatan).
Yang pertama berupa pengertian dan pengetahuan. Yang kedua berupa
sikap dan nilai, sedang yang ketiga berupa perubahan-perubahan yang
mencerminkan pemahaman, ketrampilan dan sikap. Untuk membentuk
guru yang kompeten harus mampu mengembangkan ketiga kompetensi
pada dirinya, yaitu:
a. Kompetensi personal (Kepribadian)
Sebagai seorang pendidik yang segala tingkatnya sangat
berkesan pada diri siswanya untuk kemudian dicontoh dan diteledani,
maka guru dituntut memiliki kepribadian yang baik dan mulia. Tugas
seorang guru di samping mengajar ilmu pengetahuan kepada siswanya
karena itu seorang guru haruslah terpuji segala perkataannya dan perbuatannya, konsekuensi harus benar-benar ditegakkan. Jangan
sampai apa yang dikatakan tidak sesuai dengan apa yang diperbuatan,
karena guru merupakan teladan dan figur bagi siswanya.
Dalam hal ini Allah SWT berfirman dalam surat A1 Qolam
ayat 4:
Artinya : "Dan sesungguhnya engkau mempunyai akhlak yang besar (mulai) 11
Dalam kaitannya dengan kompetensi kepribadian ini guru juga
haruslah orang yang mempunyai keimanan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa. Hal ini telah ditetapkan dalam Undang-undang No. 2
Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional, pasal 28 ayat 2, yaitu:
"Untuk diangkat sebagai tenaga pengajar, tenaga pendidik yang
bersangkutan harus beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Sesungguhnya yang bertakwa kepada Allah SWT, tentunya
orang yang memiliki pengetahuan. Hal ini sesuai dengan firman Alloh
SWT dalam Surat A1 Fathir ayat 28 :
Artinya : "Hanya yang takut kepada Allah, ialah ulama-ulama di 11 2 antara hamba-hambanya".
Adapun macam-macam kompetensi personal ini menurut Cece Wijaya adalah sebagai berikut:
1) Peka terhadap perubahan dan pembaharuan
2) Berpikir altematif
3) Kemantapan dan integritas
4) Adil, jujur dan objektif
5) Disiplin dalam melaksanakan tugas
6) Ulet dan tekun bekerja
7) Berusaha memperoleh hasil kerja yang sebaik-baiknya
8) Simpatik, menarik, luwes dan bijaksana
9) Bersifat terbuka
10) Kreatif dan berwibawa.13
b. Kompetensi Profesional
Yang dimaksud kompetensi profesional adalah kemampuan
dalam penguasaan akademik atau mata pelajaran yang diajurkan dan
terpadu dengan kemampuan mengajarkan sekaligus, sehingga guru itu
memiliki wibawa akademis.14
Pekerjaan dan tanggung jawab guru sebagai pendidik adalah
pekerjaan profesional, dalam arti seorang guru haras benar-benar
konsekuen, bertanggung jawab penuh terhadap tugas yang diemban,
menguasai bahan yang akan diajarkan, sehingga sebagai guru
13 Drs. C ece W ijaya dan Drs. A. T abrani Rusyan, o p .c il, him. 12-30.
memiliki wibawa akademis di depan kelas dengan anak didik dan masyarakat di mana ia berada. Sebagaimana dikatakan oleh Hadari
Nawawi, bahwa:
"Seorang guru harus memahami fungsinya, karena sangat besar pengaruhnya terhadap cara bertindak dan berbuat dalam menunaikan pekerjaannya sehari-hari di sekolah/kelas dan masyarakat. Pengetahuan dan pemahamannya tentang kompetensi guru akan mendasari pola kegiatan dalam menunaikan profesi sebagai guru".15
Sebagai seorang pendidikan agama Islam, melaksanakan
pendidikan agama Islam adalah merupakan perintah dari Allah SWT
dan merupakan ibadah kepada-Nya. Adapun mengenai cara
menyampaikan atau metodologinya Allah SWT berfirman dalam
Al-Qur’an Surat An Nahl ayat 125 :
4juuiaJl j a
Artinya : "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan kebijaksanaan yang baik, dan berbantahlah (berdebat) dengan mereka dengan (jalan) yang terbaik".16 17
Sedangkan menurut Crow dan Crow mengenai kriteria guru
yang profesional, bahwa guru harus dapat:
1) Direscct o f guide learning 2) Motive pupils to learn
3) Help pupils development desirable attitudes 4) Improve teaching teachnique, and
A rtinya:
1) Mengarahkan dan membimbing belajar s : 2) Memberikan motivasi murid untuk belajar
3) Membaantu murid untuk mengembangkan sikap-sikap yang
dikehendaki
4) Meningkatkan teknik-teknik mengajar dan
5) Mengenal dan mencapai kualitas personal yang disebut di atas
yang sangat konducif bagi kesuksesan pengajaran itu.
Jadi seorang gurur harus benar-benar memahami profesinya
sebagai guru, karena itu merupakan hal yang sangat menentukan
keberhasilan proses belajar mengajar.
c. Kompetensi Sosial
Sebagai guru agama Islam yang kehidupan sehari-hari tidak
lepas dari pergaulan dengan masyarakat di mana ia berada, maka
harus memiliki kemampuan yang berhubungan dengan bentuk
partisipasi sosial baik secara formal maupun secara informal.
Disamping memiliki akhlak yang mulia seorang guru harus
mampu memerintahkan kepada yang ma'aruf, dan mencegah yang
mungkar. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Ali Imran ayat
104:
i j J l X A “J S S T ,
Artinya : "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menveru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung".18
4. Manfaat Kompetensi
Manfaat kompetensi guru antara lain:
a. Kompetesi guru dalam hubungannya dengan kegiatan dan hasil
belajar siswa. Proses belajar dan hasil belajar siswa, bukan saja
ditentukan oleh sekolah, pola struktur dan isi kurikulumnya, akan
tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru dalam
mengajar dan membimbing mereka.19
b. Kepribadian guru yang baik akan menentukan dirinya menjadi
pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya, sebaliknya akan
menjadi penghancur atau perusak bagi anak didiknya, terutama bagi
anak didik yang masih kecil dan mereka yang sedang mengalami
stress.
c. Kompetensi penting dalam hubungannya dengan masyarakat.
Hubungan baik guru dan masyarakat dalam meningkatkan mutu
pendidikan dan pengajaran di sekolah.
d. Seorang guru dapat mengisi bahan yang akan disampaikan karena
kalau seorang guru tidak dapat menguasai bahan yang akan
18 Prof. H. M ahm ud Junus, op.cit., him . 58.
disampaikan, maka tidak akan mungkin dapat dan mendidik dengan hasil yang baik.
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Belajar
Batasan belajar adalah bermacam-macam sesuai dengan
kebutuhannya. Menurut WJS. Poerwadarminto ; "Belajar yaitu berusaha
atau berlatih dan sebagainya supaya mendapatkan suatu kepandaian".20 * 22
Pengertian belajar menurut John S. Brubacher adalah : "Learning
is acquisition o f new behavior patterns through either simple or complex
conditioning and reinforcement"2' Pada intinya belajar adalah sebuah
penguasaan tentang hal-hal yang baru dalam suatu kondisi baik simpel
maupun komplek dan juga penguatan.
Menurut Sumadi Suryabrata, belajar merupakan suatu perubahan
yang dikarenakan adanya suatu kecakapan baru dan dilakukan dengan
usaha yang disengaja.
Dari pendapat-pendapat para ahli di atas, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa pengertian belajar adalah suatu usaha
dengan sengaja, kontinou dan sadar serta aktif dilakukan oleh individu
yang berupa jasmani maupu rohani sehingga mendapat pengetahuan,
ketrampilan, kecakapan atau tingkah laku yang baru.
20WJS. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1984, him. 108. 2‘John S. Brubacher, Modern Philosophies o f Education, McGraw Hill Publishing Company, New Delhi, 1970, him. 223.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu
perubahan atau pembaharuan dalam tingkah !aku. Sampai dimana
perubahan itu dapat dicapai atau dengan kata lain berhasil baik atau
tidaknya dalam belajar temyata banyak faktor yang mempengaruhinya.
Para ahli berbeda pendapat mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhinya belajar, antara lain:
a. Menurut Drs. Nana Sujana, faktor-fakor yang mempengaruhi belajar
adalah "faktor motivasi belajar, minat, perhatian, sikap dan kebiasaan
belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.23
b. Menurut Ngalim Purwanto, adalah ;
1) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri, yang kita sebut
faktor individual.
2) Faktor yang di luar individu yang kita sebut faktor sosial.
Yang termasuk dalam faktor individu antara lain: fakor
kematangan/pertumbuhan, latihan, motivasi dan faktor pribadi.
Sedangkan faktor sosial yang mempengaruhinya antara lain faktor
keluarga/keadaan keluarga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat
yang dipergunakan dalam belajar.24
c. Menurut Sumadi Suryabrata, bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi dua faktor yaitu
faktor intern dan faktor ekstem dengan perincian sebagai berikut:
1) Faktor ekstem, terdiri dari: a) Faktor-faktor non sosial
b) Faktor-faktor sosia!
2) Faktor intern, terdiri dari:
a) Faktor psikologis
b) Faktor biologis.25
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi belajar adalah faktor yang datangnya dari
dalam diri individu itu sendiri yang disebut faktor intern dan faktor yang
datangnya dari luar individu yang disebut faktor ekstem. Kedua faktor itu
sangat mempengaruhi terhadap berhasil tidaknya belajar.
3. Prinsip-Prinsip Belajar
Prinsip belajar dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang
berbeda, dan oleh setiap siswa secara individu. Adapun prinsip-prinsip
belajar itu sebagai berikut:
a. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,
meningkatkan minat, dan membimbing untuk mencapai tujuan
instruksional.
b. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur
penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap
pengertiannya.
e. Belajar harus tidak menimbulkan reinforcement dan inovasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
d. Belajar itu prose kontinu, maka ia harus tahap demi tahap menurut
perkembangannya.
e. Belajar adalah proses intruksional yang harus dicapai
f. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga anak dapat belajar
dengan tenang
g. Belajar perlu lingkungan yang matang dimana anak dapat
mengembangkan kemampuannya dan belajar dengan efektif
h. Belajar perlu ada interaksi anak dengan lingkungan
i. Belajar adalah kontinuitas
j. Repitisi dalam proses belajar mengajar perlu ulangan berkali-kali agar
pengertian itu mendalam pada anak.26
Sedangkan menurut Prof. Dr. Nasution, bahwa prinsip-prinsip
belajar adalah sebagai berikut:
a. Agar seseorang benar-benar belajar ia harus mempunyai satu tujuan.
b. Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan butuhan
hidupnya dan bukan karena paksaan orang lain.
c. Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuannya.
d. Seorang belajar sebagai keseluruhan
e. Dalam belajar seseorang memerlukan bantuan dan bimbingan dari
orang lain
159-f. Untuk belajar diperlukan insight.
g. Belajar sering berhasil apabila usaha itu memberi sukses yang
menyenangkan
h. Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk belajar.27
Crow and Crow mengemukakan 10 macam cara-cara yang
diperlukan untuk persiapan belajar yang baik seperti berikut:28
a. Adanya tugas-tugas yang jelas
Siswa yang pada umumnya dapat mencapai sikap mental yang
baik bagi pelajar jika mereka mengerti apa tujuan mereka belajar dan
bahan-bahan atau buku-buku sumber apa yang perlu dipelajari. Makin
jelas tugas yang diberikan oleh guru, baik tujuan maupun batas-
batasnya, makin besar pula perhatian dan kemampuan siswa untuk
mengerjakan dan mempelajarinya.
b. Belajarlah membaca dengan baik
Kepandaian membaca sangat diperlukan untuk memperoleh
pengetahuan dan mengerti benar-benar apa yang dibacanya. Bahan-
bahan buku-buku hanya untuk dimengerti kata demi kata atau kalimat
demi kalimat, melainkan harus diusahakan untuk mengetahui apa isi
buku tersebut, bahkan lebih lanjut lagi jika membaca dapat mengerti
bahan apa dan bagaimana pandangan pengarang dengan tulisan itu.
27S. Nasution, MA., Didaktik Asas-asas Mengajar, Jemmars, Bandung, 1982, him.
Dalam hal-hal tertentu, pembaca sering pula haras mempergunakan kamus untuk mencari pengertian kata-kata sulit yang
mungkin dapat menimbulkan salah tafsir atau salah pengertian. Untuk
dapat membaca cepat dan efektif diperlukan latihan yang teras
menerat. Apalagi untuk membaca buku-buku berbahasa asing.
c. Gunakan metode keselurahan dan metode bagian dimana diperlukan
Kedua cara itu sama-sama diperlukan menurut tingkat
kelulasan dan kesulitan bahan yang dipelajari. Akan tetapi untuk
mempelajari bab demi bab digunakan metode keselurahan itu. Untuk
mempelajari sebuah bab tidak baik jika digunakan metode bagian
karena pengertian yang diperoleh menjadi terpecah-pecah, tidak
merapakan suatu kebulatan. Bara bab demi bab kita kuasai, kita
gabungkan lagi menjadi keselurahan isi buku tersebut.
d. Pelajari dan kuasailah bagian-bagian yang sukar dari bahan yang
dipelajarai
Pada tiap pelajaran biasanya terdapat bagian-bagian yang
sukar dan memerlukan perhatian dan pengerjaan yang lebih teliti.
Untuk itu, pembuatan ringkasan dalam belajar itu sangat diperlukan.
Dalam hal ini guru perlu pula memberikan petunjuk atau pengarahan
agar siswa mengetahui bagian-bagian mana yang penting dan perlu
mendapat perhatian khusus didalam belarar.
e. Buatlah out line dan catatan-catatan tentang meteri bacaan atau materi
catatan-catatan yang tersusun itu akan dapat membantu siswa pada waktu mereka akan mengulangi pelajaran itu ketika akan menghadapi ujian.
Mereka tidak perlu lagi membaca seluruh buku yang akan
memerlukan waktu lebih luas.
f. Buatlah rangkuman dan review
Bagaimana cara menyusun atau membuat rangkuman yang
baik dan jelas serta mudah dipahami sangat bergantung pada cara
belajar siswa masing-masing. Di samping itu cara guru mengajarpun
menentukan pula cara murid belajar.
Makin pandai siswa membuat rangkuman, makin mudah
baginya untuk mengadakan review atau mengulang kembali pelajaran
yang telah diterima.
Setelah mengemukakan cara-cara belajar yang baik seperti yang
sudah disebut di atas, berikut Crow and Crow menyampaikan
pendapatnya tentang saran-sarannya untuk membiasakan belajar agar
mencapai prestasi belajar yang lebih efesien itu adalah sebagai berikut:
a. Miliki dahulu tujuan belajar yang pasti
b. Usahakan adanya tempat belajar yang memadai
c. Jaga kondisi fisik jangan sampai mengganggu konsentrasi dan
keaktifan mental
d. Rencanakan dan ikutilah jadwal waktu untuk belajar
e. Buatlah catatan-catatan atau rangkuman yang tersusun rapi
g. Buatlah kepastian untuk melengkapi tugas-tugas belajar h. Telitilah pendapat beberapa pengarang
i. Belajarlah menggunakan kamus dengan sebaik-baiknya
j. Analisalah kebiasaan belajar yang diragukan, dan cobalah untuk
memperbaiki kelemahan-kelemahannya.29
Di samping prinsip-prinsip yang telah disebutkan di atas, tentu
saja masih banyak cara yang harus ditempuh dalam belajar, sehingga
belajar akan benar-benar berhasil, misalnya:
a. Membaca kemudian merangkum bahan pelajaran
b. Melaksanakan diskusi atau musyawarah sebagaimana diisyaratkan
oleh Allah SWT, dalam surat Ali Imran ayat 159 :
Artinya : "...dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu..."30
Dari ayat tersebut dapat diambil pelajaran agar mau
bermusyawarah dalam duniawi untuk mencapai suatu manfaat.
c. Mengatur waktu belajar
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al'Ashr 1-3 :
I
j JjI
j Jj
IjLaC-
j
Artinya : Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya
29 Ibid., him . 397-398.
mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.31
Ayat di atas mengisyaratkan agar dapat mengatur waktu
>
dengan sebaik-baiknya, agar tidak sia-sia dalam setiap kegiatan. Dan
juga di dalam belajar hendaklah penuh dengan kesabaran. Dengan
cara-cara yang demikian nantinya diharapkan akan dapat belajar
dengan mendapat prestasi atau hasil yang bail.
4. Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor,
baik yang berasal dari dalam diri siswa (internal) maupun dari luar diri
siswa (ekstemal). Yang dimaksud dengan prestasi menurut WJS
Poerwadarminto, sebagai berikut : "Prestasi berarti hasil yang telah
dicapai, dilakukan atau dikerjakan".32
Prestasi belajar adalah "Penguasaan pengetahuan atau ketrampilan
yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan
nilai test atau angka nilai yang diberikan oleh guru".33
Bertitik tolak dari uraian di atas, dapat diambil suatu kesimpulan
bahwa prestasi belajar adalah ketrampilan dan pengusaan mata pelajaran
di mana penguasaan mata pelajaran tersebut dinilai dengan angka sebagai
perwujudan yang telah dicapai oleh siswa dalam belajar.
Oleh karena itu, dalam memberikan nilai sebagai tolak ukur
keberhasilan siswa hendaknya menyangkut tiga aspek, yakni aspek
31 Ibid., him . 540.
32 W JS. P oerw adarm into, o p .c it, him . 778.
kognitif, afektif dan aspek psikomotor, sehingga hasilnya benar-benar merupakan perwujudan prestasi yang sebenamya. Sebab prestasi yang
sebenamya mengandung komplektisitas yang menyangkut berbagai
macam pola tingkah laku sebagai hasil dari belajamya.
C. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian PAI
Pendidikan Agama Islam adalah Usaha yang lebih khusus
ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagamaan dan sumber daya
insani lainnya, agar lebih memahami, menghayati dan mengamalkan
ajaran Islam.34 Sedangkan menurut Dra. Zuharini, dkk, pendidikan agama
Islam adalah usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam
membantu anak didik agar supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran
Islam.35
Dari beberapa defmisi yang telah dikemukakan di atas, maka
kiranya dapat diambil suatu pengertian bahwa Pendidikan Agama Islam
adalah suatu bidang study yang berisi tentang ajaran agama Islam, yang
harus disampaikan oleh guru kepada siswa dengan melalui bimbingan dan
pembinaan, dengan tujuan agar siswa dapat menghayati, memahami dan
mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan individu, bermasyarakat,
berbangsa dan bemegara.
2. Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah telah diberi bekal berupa
akal dan pikiran, maka didalam setiap perbuatan dituntut untuk
mengetahui dasamya, lebih-lebih didalam rangka pendidikan, yang harus
melibatkan berbagai faktor dalam hal ini termasuk faktor penanaman nilai-
nilai agama Islam.
Oleh karena itu nilai-nilai dari pendidikan agama nantinya agar
dituntut tanggung jawabnya, baik sebagai hamba Allah maupun dalam
kehidupan berbangsa dan bemegara. Untuk itulah dalam pelaksanaan
Pendidikan Agama Islam di Indonesia mempunyai dasar-dasar yang cukup
kuat.
Dasar-dasar tersebut menurut Dra. Zuhairini, dkk., dapat ditinjau
dari seg i:
a. Yuridisch / hukum
Yaitu dasar-dasar pelaksanaan pendidikan agama yang berasal
dari peraturan perundang-undangan yang secara langsung ataupun
tidak langsung dapat dijadikan pegangan ataupun secara tidak
langsung dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan pendidikan
agama, di sekolah-sekolah ataupun lembaga-lembaga pendidikan
formal di Indonesia.36
Adapun dasar dari segi yuridisch formal tersebut ada tiga,
yaitu:
1) Dasar Ideal
Yaitu dasar dari falsafah negara Pancasila di mana sila
yang pertama sila Kctuhanan Yang Maha Esa. Ini mengandung
pengertian bahwa seluruh bangsa Indonesia harus percaya kepada
Tuhan Yang Maha Esa, atau tegasnya harus beragama. Untuk itu
maka Pendidikan Agama Islam sangat diperlukan dalam
mewujudkan tujuan dari bangsa Indoesia yang adil makmur
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945.
2) Dasar Struktural
Dasar struktural dari pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
yaitu Undang-Undang Dasar 1945 yang tercantum dalam bab XI
pasal 29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi:
a) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa
b) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut
agamanya, dan kepercayaannya.37
3) Dasar Operasional
Dasar operasional adalah dasar yang secara langsung
mengatur pelakasanaan pendidikan agama di sekolah-sekolah di
Indonesia. Seperti yang disebut dalam Undang-undang RI. No. 2
Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional, pasal 39 ayat 2
berbunyi:
"Isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat pendidikan Pancasila, pendidikan agama dan pendidikan kewarganegaraan".38
Dari dasar tersebut di atas, maka jelaslah bahwa pendidikan
agama secara langsung dimasukkan ke dalam kurikulum di
sekolah-sekolah, mulai dari sekolah dasar sampai ke perguruan
tinggi.
b. Religius
Yang dimaksud dengan dasar religius dalam pemahasan ini
adalah dasar-dasar yang bersumber dari ajaran Islam yang tertera
dalam ayat Al-Qur'an maupun A1 Hadist. Menurut ajaran Islam,
bahwa melaksanakan pendidikan agama Islam merupakan perintah
dari Allah dan merupakan ibadah kepada-Nya. Firman Allah SWT,
dalam surat Luqman ayat 13 :
A i U 'o U S
Artinya : Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar."
Dari ayat tersebut dapatlah dipahami tentang adanya suatu
perintah untuk melaksanakan pendidikan agama, dengan jalan
pengajaran-pengajaran kepada siswa sehingga mereka tidak
‘u ! j d i b a p s u ' J j Aj
mempersekutukan Allah dan tidak berbuat kezaliman. Allah SWT
berfirman dalam surat At Tahrim ayat 6 :
. J
t jS tj£j;
^
Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka..."
Ayat tersebut di atas dapat kita simpulkan tentang adanya
tugas dari pendidik, yang mana tidak hanya semata-mata
menyampaikan kebudayaan, akan tetapi lebih dari itu yaitu untuk
menyelamatkan diri dari orang lain termasuk anak didik dari
kesengsaran penderitaan dalam hidupnya baik di dunia maupun di
akhirat.
c. Social psikologis.
Semua manusia di dalam hidupnya di dunia ini dari dahulu
sampai sekarang selalu membutuhkan adanya suatu pegangan hidup.
Mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada Dzat yang Kuasa,
tempat mereka berlindung dan tempat mereka memohon pertolongan-
Nya. Hal semacam ini terjadi pada masyarakat yang masih primitif
maupun pada masyarakat modem.39
Pegangan hidup tersebut adalah yang disebut dengan agama,
yang dijadikan sebagai jalan untuk mendekatkan diri dan mengabdi
kepada Allah. Karena dengan selalu ingat dan mengabdi kepada
Allah, mereka akan merasa tenang dan merasa tentram hatinya.
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah merupakan penjabaran dari bunyi Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan
nasional pada bab II pasal 4 yaitu "Pendidikan nasional bertujuan
mencerdaskan bangsa dan mengembanghkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan".40
Hal ini berarti tujuan dan materi yang diajarkan disesuiakan
dengan ajaran Islam. Maka tujuan agama Islam berintikan 3 aspek yaitu:
iman, ilmu dan amal.
Oleh karena itu aspek ilmu yang dimaksud sebagai tujuan
pendidikan agama Islam adalah memberikan pengertian, pemahaman yang
sedalam-dalamya dan seluas-luasnya tentang ajaran Islam yang secara
garis besar meliputi aqidah, syariah dan akhlaqul karimah karena amal
seseorang dapat diukur seberapa jauh keberhasilan pendidikan agama yang
telah dicapai.
Akhimya evaluasi pendidikan yang menyeluruh, mencakup aspek
kognitif dan psikomotor menjadi sangat penting untuk dilaksanakan.
4. Materi Pendidikan Agama Islam
Materi PAI yang diajarkan di sekolah lanjutan tingkat pertama disesuaikan dengan tuntunan dari tujuan kurikuler dan tujuan instruksional
umum, sebagaimana yang telah ditetapkan di dalam GBKN.
Menurut Zuhairini bahwa materi pokok dalam pendidikan agama
Islam, meliputi:
a. Keimanan (Aqidah)
Aqidah adalah bersifat i'tiqod batin, mengajarkan ke Esaan Allah
b. Keislaman (Syariah)
Syariah adalah berhubungan dengan amal lahir dalam rangka mentaati
semua peraturan dan hukum Tuhan, guna mengatur hubungan antara
manusia dengan Tuhan, dan mengatur pergaulan hidup dan kehidupan
manusia.
c. Ikhsan (Akhlak)
Akhlak adalah suatu amalan yang bersifat pelengkap, penyempumaan
bagi kedua amal di atas dan yang mengajarkan tentang bergaul dalam
masyarakat.
Adapun materi pelajaran PAI yang ditulis dalam GBHN meliputi 7
unsur pokok, yaitu :
a. Keimanan
) b. Ibadah
c. Al-Qur'an
d. Akhak
f. Syariah g. Tarikh
Ruang lingkup pcmbahasan atau luas tidaknya pembahasan
tergantung kepada jenis lembaga yang bersangkutan, tingkatan kelas,
tujuan dan tingkat kemampuan anak didik sebagai konsumennya.
D. Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar PAI
Tinggi rendahnya pergerakan profesi guru salah satunya diantaranya
diukur dari tingkat pendidikan yang ditempuhnya dalam mempersiapkan
jembatan tersebut. Guru sebagai figur sentral dalam dunia pendidikan
khususnya dalam proses belajar mengajar, sangat besar pengaruhnya terhadap
keberhasilan anak didiknya, misalanya dalam penyajian materi pelajaran, bila
guru kurang menguasai materi, akibatnya guru tidak mampu memberi
bimbingan dengan baik dan menimbulkan kesalahan-kesalahan dasar
mengenai fakta. Disamping itu anak juga akan memperoleh prestasi belajar
yang kurang baik.
Oleh karena itu prestasi belajar mata pelajaran PAI akan meningkat
jika kompetensi guru meningkat, jika kompetensi guru menurun maka prestasi
belajar siswa juga akan menurun. Dengan demikian kompetensi guru sangat
A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Ma'arif Tegalsari
1. Sejarah Singkat dan Perkembangannya
Keberadaan suatu lembaga selalu disertai dengan peristiwa penting
yang melatarbelakangi keberadaannya. Mengingat kembali perjalanan
sejarah yang telah lalu akan memberikan hikmah dan pelajaran berarti bagi
perkembangan dan penentuan langkah selanjutnya.
Didorong oleh semangat yang besar itu untuk mendalami suatu
ajaran agama dan menanamkan bekal mental agama pada generasi muda
yang merupakan penerus perjuangan bangsa dan juga dikarenakan pada
saat itu banyak lulusan SD/MI sulit meneruskan ke sekolah lanjutan
atasnya (SLTP) sebagai akibat kurangnya kesadaran orang tua tentang
pendidikan. Hal itulah yang mendorong MTs Ma'arif Tegalsari Kecamatan
Kedu Kabupaten Temanggung ini didirikan.
MTs Ma'arif Tegalsari Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung
didirikan pada tanggal 1 Juni 1982 sebagai tokohnya bapak H. Hadi
Sofyan. Beliau dibantu oleh pengurus tetap yang berpengaruh di
Kecamatan Kedua di antaranya:
a. KH. Surapto : Ketua Pengurus Tetap Yayasan
b. K. Muhgni Badri : Wakil ketua
c. H. Muh. Machali : Sekretaris I
d. Sanusi : Sekretaris II
e. Sosro Yowono : Bendahar I
f. Had: Masykur : Bendahara II
g. Rachmad : Tokoh Masyarakat
h. Tokoh Kepala Desa sewilayah Kedu Utara
Dengan status swasta, pada tanggal 6 Juni 1997 diakui dengan SK
Nomor. WK/5.A.PP.005/154397. Untuk tahun 2006 sekarang statusnya
terakreditasi B+.
Maksud dan tujuan MTs Ma'arif (lembaga ini) adalah sesuai
dengan pasal 8 peraturan dasar lembaga pendidikan Ma'arif yaitu :
a. Membina muslim yang taqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur,
cerdas, berpengetahuan luas, cakap, trampil dan bertanggung jawab,
berguna bagi nusa, bangsa dan agama.
b. Agar pengaruh pendidikan Islam luas merata ke dalam kehidupan
seseorang, masyarakat dan negara.
c. Agar ajaran Islam menjadi mata pelajaran di sekolah negeri-negeri.
d. Mempersiapkan agar anak-anak dan pemuda-pemuda menjadi
angkatan pembangunan yang bertaqwa, cakap dan kuat.
e. Agar semua warga negara mempunyai kesempatan untuk belajar di
segalajurusan.
f. Memajukan dan mengembangkan segala cabang ilmu pengetahuan
yang diperlukan bagi kemajuan nusa dan bangsa.
erta menolak kebudayaan yang membdung san akhlak
Indonesia. badiar
if Tegalsari dapat dibilang cukup Ma'asil dalam
Keberadaan MTs Ma'arif Tegalsamnya ak begitu
rbukti mampu bersaing dengan an teh-sekolah
kungan Tegalsari, serta jumlah siswa fcdi linjrtahunnya
latif stabil, sebab perubahan yang terjkan reiak begitu
afi
rif Tegalsari beralamat Kendil r Ma'<ari Kedu
secara geografis Madrasah Tsanaxv. Jadiini cukup
mudah dijangkau dari berbagai arahirena berada di
iatan. Di samping itu didukung Kecann sarana
udah. yang n
Ma'arif Tegalsari adalah : > bangi
: Persawahan utara
: MI Tegalsari timur
: Dusun Kendil RT 3 selatai
Batas Desa Tegalsari adalah :
a. Sebelah utara : Berbatasan dengan desa Bandunggede
b. Sebelah timur : Berbatasan dengan desa Kundisari
c. Sebelah selatan : Berbatasan dengan desa Ngendong
d. Sebelah barat : Berbatasan dengan desa Traji
Secara sosio kultural, daerah ini penduduknya mayoritas beragama
Islam dan mereka dapat dikatakan masyarakat yang aktif dalam
menjalankan kegiatan keagamaan, dan kegiatan lainnya sehingga dalam
hal ini sangat mendukung akan keberadaan Madrasah Tsanawiyah ini.
Baik dalam kegiatan belajar maupun kegiatan yang ada kaitannya dengan
masyarakat sekitamya, seperti dalam peringatan hari besar Islam.
3. Struktur Organisasi
Untuk mempermudah jalannya proses pengajaran di MTs Ma'arif
Tegalsari ditetapkan beberapa orang yang dipercaya untuk mengendalikan
jalannya proses belajar mengajar yang tersusun dalam struktur organisasi
TABELI
STRUKTUR ORGANISASI MTs MA'ARIF TEGALSARI
TAHUN 2005/20061
Pembagian tugas dan tanggung jawab : a. Kepala Madrasah
Tugas pckok : Memimpin, mengatur pelaksanaan administrasi
madrasah dan seluruh kegiatan pendidikan serta
pengajaran.
Uraian tugas :
1) Mengatur penyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di
madrasah
2) Mengatur penyelenggaraan urusan tata usaha
3) Mengatur penyelenggaraan urusan kepegawaian
4) Mengatur penyelenggaraan urusan keuangan di madrasah
5) Mengatur penyelenggaraan urusan sarana dan perlengkapan di
madrasah
b. Wakamad Urusan Kesiswaan
Tugas pokok : Membantu tugas sehari-hari Ka. Madrasah
Uraian tugas :
1) Menyusun program pembinaan / kegiatan kesiswaan / OSIS
2) Membimbing dan mengarahkan dan mengendalikan kegiatan siswa
dalam rangka meningkatkan disiplin tata tertib
3) Membimbing mengarahkan mengendalikan persiapan pemilihan
pengurus-pengurus OSIS
4) Menyelenggarakan latihan dasar kepemimpinan madrasah (LDK)
c. Wakamad Urusan Kurikulum
Tugas pokok : membantu tugas sehari-hari kepala madrasah Uraian tugas:
1) Menyusun program pengajaran
2) Menyusun pembagian dan tugas guru
3) Menyusun jadwal pelajaran
4) Menyusun penjabaran kalender pendidikan
5) Menyusun dan mengelola evaluasi belajar
d. Wakamad Urusan Humas
Tugas pokok : membantu tugas sehari-hari kepala madrasah
Uraian tugas :
1) Mengusahakan kesejahteraan guru dan karyawan
2) Mengadakan kosultasi atau home visit dengan wali siswa
3) Mengadakan konsultasi dengan pengurus BP-3
4) Menyusun rencana fisik bersama dengan pengurus BP-3
5) Mengadakan konsultasi dengan tokoh masyarakat
e. Wakamad Urusan Sarana dan Prasarana
Tugas pokok : membantu tugas sehari-hari kepala madrasah
Uraian tugas :
)
1) Menyusun program pengadaan pemeliharan dan pengamanan
barang inventaris khususnya yang berkaitan dengan KBM
2) Mendayagunakan sarana dan prasarana KBM
4) Merencanakan teknik pemeliharaan sarana prasarana. f. T ugasB P /B K
Tugas pokok : Mengelola pelaksanaan program bimbingan dan
penyusunan serta bimbingan karier kepada siswa.
Uraian tugas:
1) Menyusun rencana dan program kerja BP / BK
2) Mengumpulkan data pribadi siswa
3) Mengamati siswa sehari-hari
4) Mengadakan konsultasi dengan wali kelas, guru dan orang tua
siswa
5) Menelusuri latar belakang siswa
g. Tugas Kepala Tata Usaha
Tugas pokok : Mengatur pelaksanaan tata tertib usaha dan rumah
tangga madrasah termasuk perpustakaan,
laboratorium serta tugas lain yang bersifat pelayanan
pendidikan.
Uraian tugas:
1) Menerima mencatat dan meneruskan surat masuk dan keluar
2) Melakukan pengetikan dan penggandaan
l
3) Mengoreksi surat-surat yang telah selesai diketik
4) Mengatur memelihara dan mengamankan arsip
5) Menghimpun peraturan perundang-undangan surat keputusan
h. Tugas Wali Kelas
1) Mengelola kelas menjadi tanggung jawabnya
2) Pengisian daftar nilai siswa
3) Membuat catatan khusus tentang siswa
4) Pencatatan mutasi siswa
5) Pengisian buku laporan pendidikan
i. Tugas Guru
Tugas pokok : Melaksanakan pendidikan dan pengajaran di madrasah
Uraian tugas:
1) Membuat program semester
2) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan jadwal
pelajaran
3) Menciptakan situasi belajar yang aktif
4) Mengevaluasi proses belajar mengajar secara terus menerus
5) Mengadakan remidial / perbaikan nilai, pengayaan dan tindak
lanjut.
4. Keadaan guru dan karyawan
Dewan guru Madrasah Tsanawiyah Ma'arif Tegalsari berjumlah 13
orang dan dibantu oleh 4 orang karyawan. Berikut ini nama, jabatan dan )