• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

22

3.1

Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

Pada sub bahasan setting dan karakteristik subyek penelitian ini di dalamnya akan diurankan beberapa sub pokok bahasan yaitu tempat penelitian akan membahas dimana tempat penelitian dilaksanakan, waktu penelitian akan membahas waktu pelaksanaan penelitian, subyek penelitian akan membehas subyek yang akan diteliti yaitu siswa kelas 5 yang memiliki aktivitas dan hasil belajar IPA rendah.

3.1.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SDN Sendang 01 Kecamatan Bringin, SDN Sendang 01 terpatnya terletak di Desa Sendang RT05 RW01 Bringin. Sarana prasara yang dimiliki di SDN Sendang 01 sudah cukup lengkap. Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu, 6 ruang kelas, 1 ruang guru dan kepala sekolah, 1 ruang perpustakaan dan penyimpan KIT pembelajaran, serta tempat parkir dan halaman sekolah yang cukup luas. Penelitian dilakukan di SDN sendang 01 dikarenakan SD tersebut dekat dengan pemukiman penduduk dan jalan raya sehingga mudah untuk dijangkau karena letaknya cukup strategis.

3.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan yaitu bulan Februari - Mei 2014. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah karena penelitian ini memerlukan beberapa siklus penelitian sedangkan setiap siklus membutuhkan minimal 3 kali pertemuan. Penelitian ini juga disesuaikan dengan KD yang akan diajarkan yaitu mata Pelajaran IPA pokok bahasan pesawat sederhana. Alokasi waktu dalam penelitian dapat dilihat pada tabel, sebagai berikut:

(2)

Table 3.1

Alokasi waktu penelitian No Pelaksanaan

penelitian

Februari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Proposal PTK 2. SIKLUS I Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi 3. SIKLUS II Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi 4. Pelaporan

Pada bulan Februari digunakan untuk penyusunan proposal dan penyusunan instrument yang akan digunakan dalam penelitian. Pada bulan Maret minggu ke 1, 2, digunakan untuk perencanaan penelitian. Penelitian/tindakan dilakukan pada minggu ke 3 bulan Maret setelah kegiatan UTS semester 2 dan kegiatan jeda. Tindakan dan observasi dilakukan pada waktu yang bersamaan. Hasil refleksi pada siklus I dijadikan panduan dalam perencanaan siklus II yang dilakukan pada minggu ke 1 bulan April. Pelaksanaan siklusi II dilakukan pada minggu ke 4 bulan Maret. Pada bulan April sampai bulan Mei digunakan untuk mengolah data hasil penelitian, menyusun laporan penelitian, konsultasi laporan serta persiapan ujian.

3.1.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 SD Negeri Sendang 01 Bringin berjumlah 16 orang. Dengan jumlah laki-laki 8 orang dan jumlah perempuan 8 orang. Alasan pemilihan kelas V sebagai populasi dan sekaligus sebagai sampel penelitian, karena sebagian besar siswanya belum optimal hasil belajarnya pada mata pelajaran

(3)

IPA. Hal ini mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode pembelajaran Team Assiested Individualization dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada pokok bahasan pesawat sederhana siswa kelas V. Penelitian ini dilakukan dilakukan di kelas 5 karena hasil belajar siswa terhadap pelajaran IPA masih rendah. KKM yang diharapkan adalah 66, sedangkan rata-rata nilai siswa adalah 58, 93.

3.2

Jenis Penelitian

Menurut Arikunto, (2012:63) Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)yang sering disingkat dengan PTK. PTK adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dikelas dengan tujuan memperbaiki/ meningkatkan mutu praktik pembelajaran (Arikunto, 2012:58). Salah satu ciri khas PTK adalah adanya kolaborasi (kerja sama) antara praktisi (guru, kelapa sekolah, siswa) dan peneliti. Dalam pelaksanaan tindakan di kelas kerja sama (kolaborasi) antar guru dengan peneliti menjadi hal yang sangat penting. Peran kerja sama (kolaborasi) sangat menentukan keberhasilan PTK terutama pada kegiatan mendiagnosis masalah, menyusun usulan, melaksanakan penelitian (melaksanakan tindakan, observasi, merekam data, evaluasi, dan refleksi), menganalisis data dan menyususn laporan akhir.

Berdasarkan beberapa pemahaman mengenai PTK diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu pengamatan yang menerapkan tindakan didalam kelas dengan menggunakan aturan sesuai dengan metodologi penelitian yang dilakukan dalam beberapa periode atau siklus.

PTK bertujuan untuk perbaikan dan peningkatan layanan professional pendidik dalam mengangani proses belajar mengarajar. Tujuan itu dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam memecahkan berbagai persoalan pembelajaran. Supardi (Arikunto,2011:106).

(4)

3.3

Variabel Penelitian

Menurut Sugino (2010: 2) Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

3.3.1 Variabel Bebas (X)

Variable bebas adalah variabel merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel (dependen) terikat, Sugiono (2010: 4). Dalam variabel bebasnya sendiri adalah model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI). Model pembelajaran TAI sendiri lebih menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada meminimalisasikan pengajaran individual yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas siswa dengan belajar kelompok.

3.3.2 Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas, Sugiyono (2010: 4). Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa terhadap pelajaran IPA pada pokok bahasan pesawat sederhana. Aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam upaya mencapai tujuan belajar. Hasil belajar sendiri adalah hasil yang dicapai oleh seorang siswa sebagai hasil proses pembelajaran.

3.4

Prosedur Penelitian

Menurut Arikunto (2012:16-18) prosedur penelitian pada dasarnya terdiri dari empat tahapan yang harus dilalui, yaitu (1) perencanaan (2) pelaksanaan (3) pengamatan dan (4) refleksi. Tahap menyusun perencanaan peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Tahap peleksanaan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan. Tahap pengamatan dilakukan oleh pengamat untuk mengamati guru yang sedang melakukan

(5)

tindakan. Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali kegiatan yang sudah dilakukan.

Rancangan penelitian tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model bagan menurut Arikunto (2012:16). Desain bagan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Diagram 3.4

Diagram Penelitian Tindakan

Berikut ini adalah rangkaian kegiatan dalam penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individualization terbagi atas dua siklus, yaitu sebagai berikut:

3.4.1 Siklus I

Untuk melaksanakan pada setiap langkah dalam siklus I, peneliti meminta bantuan kepada guru kelas V untuk memberikan saran-saran kepada peneliti. Hasil

SIKLUS I Pengamatan Pelaksanaan SIKLUS II Pengamatan Pelaksanaan Refleksi Perencanaan Refleksi Perencanaan

Hasil, temuan dan kesimpulan

(6)

antara pengamat dan peneliti kemudian diajukan kepada dosen pembimbing untuk dikaji ulang dan disempurnakan.

A. Perencanaan siklus I

Berdasarkan permasalahan yang muncul dan peneliti melakukan persiapan sebagai berikut:

a. Menentukan Standar Konpetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator dari pokok bahasan yang dipilih.

b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus 1 pokok bahasan pesawat sederhana.

c. Mempersiapkan sumber, media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran.

d. Menyusun lembar observasi untuk guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

e. Menyusun lembar observas aktivitas siswa.

f. Menyusun alat evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa. B. Pelaksanaan siklus I

Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenai tindakan di kelas. Pada tahap ini dilakukan dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah direncanakan dengan menggunakan metode pembelajaran Team Assisted Individualization, antara lain:

1) Kegiatan Awal

Hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam kegiatan awal antara lain:

a. Guru memberikan apersepsi dan motivasi terkait dengan materi yang akan dipelajarai.

b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai dengan materi yang akan dipelajari.

(7)

2) Kegiatan Inti

a. Siswa menyimak penjelasan guru tentang materi yang akan dipelajari. b. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi yang sedang dipelajari. c. Siswa dibentuk kelompok kecil yang heterogen tetapi harmonis

berdasarkan nilai ulangan harian siswa, setiap kelompok 4-5 siswa. (siswa yang pandai menjadi ketua dan beranggotakan siswa yang sedang dan kurang).

d. Setiap kelompok melakukan percobaan menggunakan alat peraga yang telah disediakan oleh guru.

e. Bersama dengan kelompoknya siswa mengerjakan Lembar kerja Kelompok yang telah dibagikan oleh guru.

f. Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya dengan mempresentasikan hasil kerjanya.

g. Siswa secara individu mengerjakan tes atau kuis. 3) Kegiatan Penutup

a. Guru menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang kurang berhasil berdasarkan hasil koreksi.

b. Guru memberikan rewardkepada kelompok yang paling baik. c. Siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui.

d. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman dan memberikan penguatan terhadap informasi yang didapat siswa.

C. Pengamatan siklus I

Pengamatan dilakukan oleh pengamat (observer), pengamat bertugas untuk mengamati proses belajar mengajar secara menyeluruh dari kegiatan awal, inti dan penutup. Selama proses belajar mengajar berlangsung, pengamat mengamati kerja sama antarsiswa di dalam kelompok. Pengamat mencatat kerja sama siswa dengan menggunakan lembar observasi terstruktur. Selain mengamati siswa, pengamat juga mengamati proses belajar mengajar yang dilakukan guru dengan menerapkan model

(8)

pembelajaran Team Assisted Individualization. Kegiatan pengamatan dan pelaksanakan dilakukan pada waktu yang bersamaan. Pengamatan dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. D. Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai dalam proses pembelajaran. Hal-hal yang perlu dianalisis meliputi menganalisis hasil pengamatan saat melakukan observasi, menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model pembelajaran Team Assisted Individualization dalam pembelajaran, menyusun daftar permasalahan yang terjadi pada siklus I. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan. Apabila dari hasil pengamatan dan hasil tes pada siklus I sudah memenuhi indikator pencapaian yang telah ditetapkan maka penelitian dihentikan dan jika belum memenuhi indikator pencapaian yang telah ditetapkan dilanjutkan ke siklus II. Hasil refleksi juga digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk menyusun rencana kegiatan siklus II.

3.4.2 Siklus II

Tindakan pada siklus II merupakan kelanjutan dari silkus I. Siklus II dilaksanakan dengan memperhatikan hasil refleksi siklus I. Siklus II merupakan penyempurnaan dari kelemahan dan kekurangan siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus II sama seperti siklus I hanya saja materi pembelajaran dan waktu pelaksanaan yang berbeda.

A. Perncanaan Tindakan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah sama dengan Siklus I. Namun dalam Siklus II ini perencanaan dilakukan dengan mempertimbangkan hasil refleksi pada Siklus I. Tindakan pada Siklus II ini disertai dengan penambahan/penyesuaian kegiatan yang diperkirakan dapat mengatasi masalah pada Siklus I.

(9)

B. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan yang dilakukan pada siklus II ini merupakan perbaikan dari siklus I, yaitu melaksanakan tindakan sesuai siklus I sesuai dengan hasil refleksi siklus I, mengamati siswa yang kurang beraktivitas dengan teman kelompoknya, memperbaiki kesalahan-kesalahan dan hal-hal yang dapat menghambat kegiatan pembelajaran. C. Pengamatan

Pengamatan dilakukan oleh pengamat (observer), pengamat bertugas untuk mengamati proses belajar mengajar secara menyeluruh dari kegiatan awal, inti dan penutup. Selama proses belajar mengajar berlangsung, pengamat mengamati kerja sama antarsiswa di dalam kelompok. Pengamat mencatat kerja sama siswa dengan menggunakan lembar observasi terstruktur. Selain mengamati siswa, pengamat juga mengamati proses belajar mengajar yang dilakukan guru dengan menerapkan model pembelajaran Team Assisted Individualization. Kegiatan pengamatan dan pelaksanakan dilakukan pada waktu yang bersamaan. Pengamatan dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. D. Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai dalam proses pembelajaran. Hal-hal yang perlu dianalisis meliputi menganalisis hasil pengamatan saat melakukan observasi, menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model Team Assisted Individualization dalam pembelajaran. Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran pada siklus II untuk mengetahui apakan pemberian tindakan pada siklus II sudah mengalami peningkatan. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan.

3.5

Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Peneliti melakukan pengumpulan data dengan menggunakan beberapa teknik yaitu dengan teknik tes dan nontes yang disertai dengan kisi-kisi instrument pengumpulan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan untuk

(10)

meningkatkan kerja sama dan hasil belajar IPA siswa kelas V di SDN Sendang 01 Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang dengan menggunakan model Team Assisted Individualization

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Teknik Tes

Menurut Arikunto (Purwanto, 2013:64) “Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensia, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Tes merupakan alat ukur pengumpulan data yang mendorong siswa memberikan penampilan maksimal. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pilihan ganda.

b. Teknik Nontes

Teknik nontes mengukur penampilan tipikal, dalam pengukuran penmpilan tipikal peserta tidak didorong untuk menunjukkan penampilan maksimal yang mencerminkan kemampuannya, tetapi didorong untuk memberikan respon secara jujur sesuai dengan keadaan, pikiran dan perasaanya (Purwanto, 2013:63). Teknik nontes dalam penelitian ini yaitu melalui observasi.

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variabel yang karakteristik dan objektif dalam pengumpulan data. Instrumen pengumpulan data digunakan untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas 5 di SDN Sendang 01 Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang dengan menggunakan model Team Assisted Individualization.

a. Tes

Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes tertulis yang berbentuk tes pilihan ganda. Tes pilihan ganda adalah butir soal atau tugas yang jawabannya dipilih

(11)

dari alternative yang lebih dari dua. Alternative jawaban kebanyakan berkisar antar 4 dan 5 (Munthe, 2009:115). Tes dalam penelitian ini dilakukan pada akhir pembelajaran siklus I dan siklus II.

Table 3.2

Kisi-kisi evaluasi siklus I Pokok bahasan pesawat sederhana

Indikator Pokok bahasan / Sub pokok bahasan

Bentuk instrumen

soal

Nomor soal 5.2.1. Mengelompokkan

jenis-jenis pesawat sederhana khususnya pengungkit (pengungkit golongan I, golongan II, dan golongan III).

Pengungkit golongan I, golongan II, dan golongan III. Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6 5.2.2. Menyebutkan contoh penggunaan pesawat sederhana khususnya pengungkit (pengungkit golongan I, golongan II, golongan III) dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh penggunaan engungkit golongan I, golongan II, dan golongan III dalam kehidupan sehari-hari Pilihan Ganda 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18 5.2.3. Menerapkan prinsip bidang miring dalam kehidupan sehari-hari.

Bidang Miring Pilihan Ganda

19, 20, 21, 22, 23 5.2.4. Menyebutkan contoh

benda yang menggunakan prinsip bidang miring pada kehidupan sehari-hari. Contoh benda yang menggunakan prinsip bidang miring dalam kehidupan sehari-hari Pilihan Ganda 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34,34, 35

(12)

Table 3.3

Kisi-kisi evaluasi siklus II Pokok bahasan pesawat sederhana

Indikator Pokok bahasan / Sub pokok bahasan

Bentuk instrumen soal Nomor soal 5.2.5. Mengelompokkan

jenis-jenis pesawat sederhana khususnya katrol (katrol tetap, katrol bebas, katrol rangkap).

Jenis-jenis katrol tetap, katrol bebas, katrol rangkap. Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6 5.2.6. Menyebutkan contoh penggunaan pesawat sederhana khususnya katrol (katrol tetap, katrol bebas, katrol rangkap).

Contoh penggunaan katrol (katrol tetap, katrol bebas, katrol rangkap). Pilihan Ganda 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18 5.2.7. Menerapkan prinsip roda

berporos kehidupan sehari-hari.

Roda berporos Pilihan Ganda

19, 20, 21, 22, 23 5.2.8. Menyebutkan contoh

benda yang menggunakan prinsip roda berporos pada kehidupan sehari-hari.

Contoh benda yang menggunakan

prinsip roda berporos dalam kehidupan sehari-hari Pilihan Ganda 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34,34, 35 b. Observasi

“Observasi adalah kegiatan pengumpulan data melalui pengamatan atas gejala, fenomena dan fakta empiris yang terkait dengan masalah penelitian” (Musfiqon, 2012:120). Kegiatan observasi dilakukan oleh pengamat (observer). Ketika observer melakukan pengamatan, kegiatan yang perlu diamati yaitu kegiatan guru dalam pembelajaran yang menerapkan model Team Assisted Individualization, kegiatan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan observasi kerja sama

(13)

siswa. Lembar observasi diisi oleh observer dengan memberikan tanda centang pada kolom skor.

Table 3.4

Kisi-Kisi Kegiatan Guru

Aspek Indikator No

I. Melakukan Kegiatan Pendahuluan

a. Mengecek kesiapan ruang, alat, dan media

pembelajaran 1

b. Guru membimbing siswa berdoa 2

c. Guru mengecek kehadiran siswa 3

d. Guru memeriksa kesiapan siswa dalam

menerima pelajaran 4

e. Guru melakukan kegiatan apersepsi yang

berkaitan dengan mater 5

f. Menyampaikan tujuan pembelajaran 6 II. Melakukan

Kegiatan Pembelajaran Sesuai dengan Pembelajaran TAI

a. Menyampaikan materi yang akan dibahas 7

b. Guru membentuk kelompok 8

c. Menugaskan siswa mengerjakan LKS secara

individu dan kelompok 9

d. Mengarahkan kerjasama siswa saling mengecek jawaban dan membantu anggota kelompoknya yang kesulitan menyelesaikan LKS

10 e. Mengarahkan kelompok siswa

mempresentasikan hasil LKS 11

f. Mengoreksi hasil LKS 12

g. Melaksanakan tes evaluasi (pos test) bersama

siswa 13

h. Memberikan penghargaan kepada kelompok

yang unggul. 14

III. Melakukan Kegiatan Penutup

a. Membimbing siswa menyimpulkan 15

b. Mengarahkan refleksi bersama siswa 16 c. Menginformasikan pembelajaran selanjutnya 17

(14)

Table 3.5

Kisi-Kisi Kegiatan Siswa

Aspek Indikator No

I. Melakukan Kegiatan

Pendahuluan a. Kesiapan menerima pelajaran IPAb. Membentuk kelompok 12 II. Melakukan Kegiatan

Pembelajaran Sesuai dengan Pembelajaran TAI

c. Membuat catatan materi yang dijaskan guru 3

d. Mengerjakan tugas (LKS) 4

e. Melakukan pengecekan dan membentu

anggota kelompok dalam menyelesaikan LKS 5

f. Mempresentasikan hasil LKS 6

g. Meluruskan hasil presentasi LKS 7

h. Melakukan tanya jawab 8

i. Mengumpulkan tugas (LKS) 9

j. Mengerjakan tes evaluasi individu (pos test) 10

k. Mendapatkan penghargaan 11

III. Melakukan Kegiatan Penutup

l. Membuat kesimpulan 12

m.Melakukan refleksi pembelajaran 13

Total 13

Table 3.6

Kisi-Kisi Aktivitas Siswa

No Aspek yang dinilai No item

1. Aktivitas fisik

1, 2, 3, 4, 5,6 a. Membaca lembar praktikum percobaan

b. Menyiapkan alat dan bahan percobaan c. Melakukan percobaan

d. Mengamati percobaan

e. Menulis laporan hasil percobaan

f. Mendengarkan siswa lain menyajikan laporan 2. Aktivitas Mental

7,8 a. Menjawab pertanyaan guru

b. Menganalisis data hasil percobaan 3. Aktivitas Emosional

a. Berani menyampaikan pendapat pada saat

diskusi kelompok 9,10

b. Berminat dalam mengerjakan soal IPA

(15)

3.6

Uji Validitas dan Reliabilitas

Pada sub judul uji validitas dan reliabilitas akan diuraikan menjadi dua sub judul yaitu uji validitas dan reliabilitas.

3.6.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2010:348) Validitas adalah seberapa jauh alat ukur dapat mengungkap dengan benar gejala atau sebagian gejala yang hendak diukur, artinya tes tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Salah satu alat ukur dapat dikatakan mempunyai validasi tinggi apabila alat ukur tersebut menjalankan fungsi ukurannya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Untuk menentukan suatu item tertentu valid atau tidak dapat menggunakan SPSS versi 16.0, suatu item instrumen penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item total correlation ≥ 0,334. Penempatan koefisien korelasi (r) terdapat dalam tabel nilai r product moment berdasarkan jumlah siswa. Dari tabel nilai-nilai r product moment diperoleh nilai r untuk responden (N) = 32 dengan taraf signifikan 5% sebesar 0,334 (Sugiyono, 2010: 373). Berikut ini nomor item soal yang dinyatakan valid dan tidak valid:

Table 3.7

Hasil Validitas Item Soal Siklus I No Item

Valid Tidak Valid

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19 ,20,

21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 33 13, 23, 32, 34, 35

30 5

Table 3.8

Hasil Validitas Item Soal Siklus II No Item

Valid Tidak Valid

1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 17, 18, 19 ,20, 21, 22, 23,

24, 25, 26, 27, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35 5, 13, 15, 16, 28

(16)

3.6.2 Uji Reliabilitas

Keandalan (reliability)berasal dari kata rely yang artinya percaya dan reliable yang artinya dapat dipercaya. Suatu instrumen dikatakan dapat dipercaya apabila memberikan hasil pengukuran hasil belajar yang relative tetap secara konsisten (Purwanto, 2013:154). Sebagai alat ukur, instrument memenuhi persyaratan reliabilitas. Instrument yang tidak reliabel tidak dapat digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar karena tidak memberikan informasi apapun. Keajegan instrumen dapat dinyatakan dengan menentukan koefisien alpha ( ). Tes dapat diterima jika koefisien > 0,7. Penggolongan nilai koefisien nilai alpha adalah sebagai berikut:

≤ 0,7 : tidak dapat diterima 0,7 <≤ 0,8 : dapat diterima 0,8 <≤ 0,9 : reliabilitas bagus

> 0,9 : reliabilitas memuaskan

Uji realibilitas ini dihitung dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows

Table 3.9

Data Hasil Uji Reliabilitas Siklus I

Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Keterangan

Pilihan Ganda 0,905 Realibilitas bagus

Table 3.10

Data Hasil Uji Reliabilitas Siklus II

Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Keterangan

(17)

Dari tabel hasil uji reliabilitas dengan dari program SPSS 16.0 for Windowsdi atas dapat diketahui bahwa koefisien reliabilitas pada siklus I mencapai 0,905 dan siklus II mencapai 0,905.

3.7

Uji Tingkat Kesukaran

Croker dan Algina (Purwanto, 2013:99) mengatakan bahwa tingkat kesukaran (difficulty index) didefinisikan sebagai proporsi siswa peserta tes yang menjawab benar. Tingkat kesukaran adalah jumlah peserta yang menjawab benar dibagi dengan jumlah peserta. Analisis tingkat kesukaran dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

TK =

∑ ∑ Keterangan:

TK = tingkat kesukaraN

∑ = jumlah siswa yang menjawab benar

∑ = jumlah siswa peserta tes

Nilai TK butir merentang antara 0 sampai 1. TK sebuah butir sama dengan 0 (nol) apabila semua peserta tidak ada yang menjawab benar, sebaliknya TK sebuah butir sama dengan 1 (satu) apabila semua peserta menjawab benar. Semakin tinggi indeks TK maka butir soal semakin mudah. Jika butir soal terlalu mudah atau terlalu sukar bagi dua atau lebih peserta maka skor tidak lagi dapat membedakan kemampuan para peserta. Sebaiknya butir soal memiliki TK yang sedang (Purwanto, 2013:100). Kategori TK dibagai ke dalam tiga kelompok menurut Purwanto (2013:101), yaitu sebagai berikut:

(18)

Tabel 3.11

Kategori tingkat kesukaran

Rentang TK Kategori

0,00 – 0,32 Sukar

0,33 – 0,66 Sedang

0,67 – 1,00 Mudah

Berikut ini tabel hasil analisa tingkat kesukaran soal pilihan ganda yang berjumlah 35 yang telah diujikan pada siswa uji coba:

Tabel 3.12

Hasil Analisa Tingkat Kesukaran Siklus I

No. Indeks Interpretasi Nomor Item Jumlah

1. < 0,32 Sukar 2, 7, 16, 21, 22 5 2. 0,33 – 0,66 Sedang 3, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 14, 15, 17, 18, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 34 21 3. > 0,67 Mudah 1, 5, 13, 19, 20, 23, 30, 33, 35 9 Total 35 Tabel 3.13

Hasil Analisa Tingkat Kesukaran Siklus I

No. Indeks Interpretasi Nomor Item Jumlah

2. < 0,32 Sukar 4, 10, 17, 22, 26 5 2. 0,33 – 0,66 Sedang 2, 3, 6, 7, 9, 12, 14, 15, 16, 18, 20, 21, 23, 24, 25, 27, 29, 31, 32, 34, 35 21 3. > 0,67 Mudah 1, 5, 8, 11, 13, 19, 28, 30, 33 9 Total 35

(19)

3.8

Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil observasi dan refleksi mengenai proses pembelajaran menggunakan model Team Assisted Individualization pada tiap siklus dianalisis menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif. Sedangkan data yang dinalisis menggunakan deskriptif komparatif yaitu nilai aktivitas belajar dan hasil belajar IPA. Analisis data dengan menghitung rata-rata aktivitas dan hasil belajar dengan menghitung ketuntasan belajar siswa secara klasikal dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

a. Presentase kerja sama secara klasikal KS = x 100%

Keterangan:

KS = ketuntasan kerja sama S = skor yang diperoleh SM = skor maksimal

b. Presentase ketuntasan belajar secara klasikal KB = 100%

Keterangan:

KB = ketuntasan belajar

NS = jumlah siswa diatas KKM N = jumlah seluruh siswa

Kegiatan aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran menggunakan metode Team Assisted Individualization dibagi menjadi empat kategori yaitu sangat baik, baik, cukup baik dan tidak baik. Penilaian terhadap hasil observasi dapat dihitung menggunakan rumus sebagi berikut:

(20)

Hasil presentase yang diperoleh kemudian dikonversikan pada tabel kualifikasi. Berikut adalah tabel kualifikasi hasil presentase skor observasi kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran di kelas menggunakan model Team Assisted Individualization:

Tabel 3.14

Table kualifikasi presentase skor observasi Presentase skor kategori

81 % - 100% Sangat baik 61 % - 80 % Baik 41 % - 60% Cukup 21% - 40% Kurang 0 % - 20 % Sangat kurang

3.9

Indikator Keberhasilan

Model pembelajaran Team Assisted Individualization dapat meningkatkan kualitas pembelajarab pada siswa kelas 5 SDN 01 Sendang dengan indikator yaitu: 1) Dapat meningkatkan kegiatan guru dan siswa apabila terjadi peningkatan secara

signifikan minimal 15% untuk kegiatan guru dan 10% untuk kegiatan siswa pada mata pelajaran IPA pokok bahasan pesawat sederhana kelas V SD Negeri Sendang 01 Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014.

2) Dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar IPA apabila terjadi peningkatan secara signifikan minimal 8% pada aktivitas belajar dan 5% pada hasil belajar IPA pada pokok bahasan pesawat sederhana kelas V SD Negeri Sendang 01 Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014. Mengalami ketuntasan belajar individual dengan nilai KKM > 66 atau mengalami ketuntasan klasikal sebesar ≥85% dari 16 siswa.

Gambar

Table kualifikasi presentase skor observasi Presentase skor kategori

Referensi

Dokumen terkait

Pada Gambar 5.20 dan Gambar 5.21 terdapat 56 peti kemas lipat khusus pengangkut sapi diatas kapal MV Meratus Kupang, peti kemas tersebut adalah peti kemas lipat khusus

EHGDKDOQ\DXQWXNWDQDPDQ VRXUSOXP ;LPHQLD FDIIUD 6RQG SHQJJXQDDQ PHGLD SDVLU KDQ\D PHQJKDVLONDQDNDUVWHNEHUXNXUDQSHQGHNNDVDU GDQUDSXK2ZXRU0HGLDSDVLUPHPLOLNL NHUDSDWDQ OLQEDN WHUWLQJJL

Peningkatan N-total di limbah terjadi karena besarnya kandungan bahan organik di dalam limbah seiring meningkatnya konsentrasi, sehingga degradasi kandungan bahan

Sifat bobot buah segar, panjang buah, lebar buah, tebal kulit buah, jumlah biji per buah, bobot basah biji per buah, dan bobot kering per biji mempunyai pengaruh

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan pertama bayi yang memiliki peran penting dalam tumbuh kembang anak karena terbukti memiliki manfaat sangat besar untuk

Adapun Stereotipe perempuan yang bersifat positif seperti (1)Perempuan bersifat keibuan hal tersebut nampak setia menemani anak- anaknya bermain, (2)Penampilan

mengetahui apakah semua variabel bebas, yaitu minat belajar, lingkungan sekolah dan profesionalisme guru secara bersama-sama memiliki kontribusi yang signifikan

Atau dengan kata lain bahwa pendidikan anak usia dini dalam pendidikan Islam bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai keislaman kepada anak sejak dini, sehinga