35
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian
Sebelum pengumpulan data peneliti meminta surat ijin penelitian kepada Dekan Fakultas Keguruan Ilmu dan Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Surat ijin dari fakultas pada tanggal 02 Februari 2013, Diantar ke Progdi Bimbingan dan Konseling FKIP UKSW Salatiga dan peneliti diberikan ijin penelitian mulai tanggal 03 Februari 2013-selesai.
4.2 Gambaran Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanankan pada tanggal 2 Februari 2013 sampai dengan 5 Februari 2013. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IX SMP N 1 Sumowono sebanyak 190 siswa dengan rincian data sebagai berikut.
Tabel 4.1
No Jenis Kelamin Jumlah 1. Laki-laki 86
2. Perempuan 104
Jumlah 190
4.3 Hasil Penelitian 4.3.1 Analisis Data
4.3.1.1 Analisis Deskriptif Variabel Perilaku Agresif
Analisis diskriptif variabel perilaku agresif yang telah diklasifikasikam berdasarkan tabel 4.2 Rendah, sedang, agak tinggi, tinggi adalah sebagai berikut.
36
Kategori Skala Sikap Perilaku Agresif pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Sumowono
Kategori Range /
Skor Frekuensi Prosentase
Rendah 67-80 46 24 % Sedang 81-93 51 27 % Agak tinggi 94-107 50 26% Tinggi 108 – 121 43 23 % Total 190 100.0 % Max 121 Min 67
Dari tabel 4.2 prosentase skala sikap perilaku agresif siswa kelas VIII SMP N 1 Sumowono di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki perilaku agresif berkategori tinggi sebesar 23%, kategori agak tinggi 26%, kategori sedang 27% dan kategori rendah sebesar 24%. Dari data sebaran frekuensi di atas terlihat bahwa perilaku agresif yang dimiliki siswa kelas VIII SMP N 1 Sumowono dapat diketahui bahwa tingkat kecerdasan emosi siswa-siswi sebagian besar berada pada kategori sedang dengan prosentase sebesar 27%.
4.3.1.2 Analisis Deskriptif Kecerdasan Emosional
Analisis diskriptif variabel kecerdasan emosional yang telah diklasifikasikam berdasarkan tabel 4.3 Rendah, sedang, agak tinggi, tinggi adalah sebagai berikut.
37
Kategori Skala Sikap Kecerdasan Emosi pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Sumowono
Kategori Range /
Skor Frekuensi Prosentase
Rendah 23-35 46 14 % Sedang 36-48 52 49 % Agak tinggi 49-61 46 34 % Tinggi 62-74 46 3 % Total 190 100.0 % Max 74 Min 23
Dari tabel 4.3 prosentase skala sikap kecerdasan emosional siswa kelas VIII SMP N 1 Sumowono di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki perilaku agresif berkategori tinggi sebesar 3%, kategori agak tinggi 34%, kategori sedang 49% dan kategori rendah sebesar 14%. Dari data sebaran frekuensi di atas terlihat bahwa kecerdasan emosional yang dimiliki siswa kelas VIII SMP N 1 Sumowono dapat diketahui bahwa tingkat kecerdasan emosional siswa-siswi berada pada kategori sedang dengan prosentase sebesar 49%.
4.3.2 Analisis Regresi
Telah dikemukakan pada bab III bahwa pengaruh antar variabel penelitian kecerdasan emosional terhadap agresif akan dianalisis dengan menggunakan tehnik regresi linier sederhana. Gambaran uji normalitas sebaran kecerdasan emosi dengan perilaku agresif dilaporkan pada table 4.4 dan 4.5 berikut.
38 Uji normalitas data perilaku agresif
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Agresif
N 190
Normal Parametersa Mean 96.2684
Std. Deviation 1.02867 E1
Most Extreme Differences Absolute .066
Positive .035
Negative -.066
Kolmogorov-Smirnov Z .908
Asymp. Sig. (2-tailed) .382
a. Test distribution is Normal.
Tabel 4.4 mendiskripsikan bahwa distribusi Asymp.sig. (2Tailed) adalah 0,382>0,05 artinya bahwa distribusi skor perilaku agresif pada populasi adalah normal.
Tabel 4.5
Uji normalitas sebaran data kecerdasan emosi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Emosi
N 190
Normal Parametersa Mean 47.400
0 Std. Deviation 1.0505
1E1 Most Extreme Differences Absolute .077
Positive .075
Negative -.077
Kolmogorov-Smirnov Z 1.057
Asymp. Sig. (2-tailed) .214
39 artinya bahwa distribusi skor kecerdasan emosional pada populasi adalah normal.
Gambaran visual kenormalan distribusi data empiric perilaku agresif siswa dapat dilihat pada histogram berikut :
Gambar 4.1
Histogram kenormalan distribusi perilaku agresif siswa.
Gambar visual kenormalan distribusi data empiric kecerdasan emosional dapat didlihat pada histogram berikut :
Gambar 4.2
40 SMP N I Sumowono yang dilaporkan pada tabel 4.6 berikut :
Tabel 4.6
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Emosionala . Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Agresif
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 7814.897 1 7814.897 120.58 0 .000 a Residual 12184.414 188 64.811 Total 19999.311 189
a. Predictors: (Constant), VAR00002 b. Dependent Variable: VAR00001
Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .625a .391 .388 8.05051
a. Predictors: (Constant), KECERDASAN EMOSI
4.3.3 Analisis Deskriptif Variabel perilaku agresif dan kecerdasan emosional Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 125. 187 2.697 46.409 .000 EMOSI -.612 .056 -.625 -10.981 .000
41 emosi terhadap perilaku agresif siswa sebesar 0,625 dan Sig=0,000<0,05. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan kecerdasan emosi terhadap perilaku agresif siswa SMP N I Sumowono. Dari data di atas juga diketahui bahwa R Square atau koefisien determinasi yang menunjukkan sebagian besar pengaruh model regresi yang dibentuk oleh variabel bebas dan variabel terikat sebesar 62,5 % yang dapat disimpulkan bahwa variabel bebas kecerdasan emosi memiliki konstribusi sebesar 62,5 % terhadap variabel terikat perilaku agresif, sedangkan 37,5 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya diluar variabel bebasnya. Dari tabel tersebut juga nampak Sig=0,00 ini berarti data tersebut bahwa pengaruhnya signifikan dan uji linieritasnya diterima.
1.4Hasil Uji Hipotesis
Hipotesis yang dirumuskan sebagai berikut: Ada pengaruh yang signifikan kecerdasan emosi dengan perilaku agresif siswa SMP N I Sumowono. Hasil analisis menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosional terhadap perilaku agresif siswa SMP N I Sumowono, sehingga hipotesis yang diajukan diterima.
1.5Pembahasan
Kecerdasan emosional diindikasikan dengan adanya ketrampilan untuk mengendalikan dan mengelola emosi. Adapun ciri-ciri individu yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi adalah individu tersebut mampu untuk
42 kecerdasan emosi akan mampu untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi, hal ini dikarenakan ketika individu tersebut mengalami permasalahan maka yang terjadi adalah individu tersebut akan mencoba untuk mengendalikan emosi dan mencoba berfikir positif dalam mencari solusi yang tepat dari permasalahan yang sedang dihadapi.
Agresi sendiri merupakan bentuk emosi negatif yang keberadaannnya dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Perilaku agresif ada dikarenakan emosi marah dan tidak adanya kendali emosi yang tepat. Bandura berpendapat bahwa frustasi menimbulkan perilaku agresi terutama pada orang telah belajar dengan sikap dan perilaku agresif. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Goleman yang mendefinisikan kecerdasan emosi sebagai sebuah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati, dan berdoa (Goleman, 2004).
Dengan kata lain agresi yang kebanyakan disebabkan karena adanya frustasi pada diri individu tersebut maka dengan memiliki kecerdasan emosi yang memiliki aspek mampu untuk menghadapai frustasi. Adanya pengaruh kecerdasan emosi terhadap perilaku agresif yaitu berkaitan dengan penanggulangan perilaku agresif dengan memberikan pemahaman tentang kecerdasan emosi.
43 seseorang bertindak tidak sesuai dengan kebiasaannya, tentu karena adanya perasaan dan pikiran yang tidak seimbang tersebut. Maka dengan adanya kemampuan untuk menghadapi frustasi yang ada dalam ranah kecerdasan emosi. Dapat dikaitkan bahwa dengan adanya kemampuan menghadapi frustasi maka paling tidak perilaku agresif dapat dihindari atau diberikan tindakan pencegahan (preventif).
Berdasarkan hasil analisis regresi pada tabel 4.6, terbukti secara statistik ada pengaruh yang sangat signifikan kecerdasan emosi terhadap perilaku agresif siswa SMP N I Sumowono. Pengaruh yang tercipta antara kedua variabel adalah negatif, hal ini berarti skor kecerdasan emosi lebih tinggi dibanding skor agresivitas. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Lusiana (2009) tentang Perilaku Agresif pada siswa-siswa SMA Shalahuddin, menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan kecerdasan emosi dengan perilaku agresif siswa.
Pengaruh kecerdasan emosi terhadap agresi dapat kita lihat dari beberapa penjelasan di atas bahwa sebuah kehidupan pastilah membutuhkan kesadaran diri dan ketrampilan untuk mengolah emosi ataupun perasan. Perilaku agresif yang kebanyakan menjadi kebiasan akan sangat membutuhkan kecerdasan emosi untuk mengubahnya menjadi emosi yang positif.