• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat cepat. Globalisasi, liberalisasi perdagangan, deregulasi, dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. yang sangat cepat. Globalisasi, liberalisasi perdagangan, deregulasi, dan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang Masalah

Memasuki abad yang baru ini, lingkungan bisnis mengalami perubahan yang sangat cepat. Globalisasi, liberalisasi perdagangan, deregulasi, dan kemajuan teknologi informasi menciptakan realitas baru persaingan bisnis yang kian ketat. Persaingan bisnis ini membuat organisasi diperhadapkan pada lingkungan yang serba tidak pasti. Kondisi yang demikian ini tidak dapat dihindari karena perubahan yang sangat cepat disertai dengan kemajuan teknologi dan sistem informasi yang begitu cepat berkembang.

Untuk mengatasi perubahan lingkungan dan intensitas persaingan yang semakin meningkat, organisasi perusahaan harus mampu beradaptasi bagi kelangsungan perusahaan. Kemampuan beradaptasi perusahaan salah satunya bergantung pada kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola sumber daya manusia yaitu karyawan perusahaan.

Di dalam lingkungan kerja suatu organisasi perusahaan, karyawan menjalankan pekerjaannya sebagaimana ditugaskan kepadanya, dan diharapkan mampu melakukannya secara kreatif, spontan dan inovatif. Dalam menjalankan tugasnya, karyawan bekerja di bawah pimpinan manajer. Seorang manajer diharapkan mampu memimpin karyawan yang dibawahinya dengan gaya kepemimpinan yang mampu efektif dan merangsang karyawan untuk lebih

(2)

berpartisipasi dan berusaha lebih inovatif dalam memecahkan masalah yang dihadapi perusahaan.

Gaya kepemimpinan diartikan (Bennett Silalahi, 2001) serangkaian perilaku seorang manajer yang diarahkan pada pekerja agar para pekerja iklas bekerja ke arah sasaran dan hasil yang bernilai. Dalam suatu perusahaan, pengaruh gaya kepemimpinan dapat dilihat dari sikap bawahan terhadap pekerjaannya. Sikap bawahan tersebut dapat berpengaruh terhadap komitmen perusahaan, perilaku kewargaan organisasional, kepuasan kerja, kinerja, motivasi dan lainnya.

Organisasi perusahaan membutuhkan karyawan yang mau melampaui persyaratan kerja formalnya agar mampu meningkatkan efektivitas organisasi, fenomena perilaku kerja demikian dikenal sebagai perilaku kewargaan organisasional (Borman dan Motowildo, dalam Muchiri, 2002). Oleh Organ (dalam Muchiri, 2002) perilaku kewargaan organisasional digambarkan sebagai suatu dimensi sikap seseorang sebagai seorang warga negara yang baik dengan memiliki sifat antara lain tidak mementingkan diri sendiri, murah hati, cinta damai, sportif, bijaksana dan penuh kesadaran.

Penelitian yang lain tentang kepemimpinan yang memfokuskan pada gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional, serta kontribusi keduanya terhadap efektivitas organisasi perusahaan dilakukan oleh Bass (1985 dalam Muchiri 2002), menggambarkan sebuah model bahwa penekanan pada gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional akan memberikan kontribusi pada kinerja, kepuasan, dan efektivitas bawahan. Selain itu, yang lain

(3)

mengutarakan meskipun kepemimpinan yang dijalankan dipengaruhi oleh kondisi dan budaya organisasi perusahaan itu sendiri, globalisasi industri dan media telah mempermudah menemukan pendekatan sistematik terhadap gaya kepemimpinan yang sesuai.

PT. Talaindo Interior didirikan oleh Evin Jun Oshima dan Ny. Ema Kartikasari. Akta pendirian PT. Talaindo Interior yang dibuat oleh Notaris Danarjoyo Aryo Sanyoto, SH, disahkan pada tanggal 19 Mei 2000. Sejak berdirinya, PT. Talaindo Interior berkedudukan di Kabupaten Sleman dan merupakan jenis perseroan fasilitas Penanaman Modal Asing. Kegiatan usaha perseroan ini adalah menjalankan usaha dalam bidang perdagangan ekspor barang dagangan khususnya furniture dan barang-barang kerajinan.

PT. Talaindo Interior dalam kegiatan usahanya memiliki banyak bagian seperti bagian pemasaran, bagian produksi, bagian finishing, bagian gudang, bagian keuangan, bagian personalian, dan bagian umum. Setiap bagian tersebut dipimpin oleh seorang kepala bagian yang berhak mengatur anggota bawahannya. Dalam mengatur anak buahnya seorang kepala bagian memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda. Gaya kepemimpinan yang berbeda ini akan terlihat dalam hasil dari kinerja bawahannya terhadap perusahaan. Perilaku kewargaan organisasional terkait dengan kondisi PT. Tala Indo Interior sebagai pencipta sumber daya manusia yang berciri tidak mementingkan diri sendiri, murah hati, cinta damai, sportif, bijaksana dan penuh kesadaran.

Berdasarkan hasil penelitian dari Muchiri (2002), mengenai gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional di dalam perusahaan, maka

(4)

penulis tertarik meneliti secara empiris tentang gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional yang berpengaruh terhadap perilaku kewargaan organisasional pada perusahaan furniture PT. Talaindo Interior Yogyakarta.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah terdapat pengaruh gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional terhadap perilaku kewargaan organisasional pada PT. Talaindo Interior Yogyakarta?

1.3 Batasan Masalah

1. Gaya kepemimpinan transformasional (Bass, 1985 dalam Haryono Tulus 2002) menjelaskan seorang pemimpin mampu untuk memotivasi anak buahnya dengan membuat sadar bawahan akan hasil akhirnya, mendorong untuk memajukan organisasi daripada kepentingan sendiri. Disamping itu anak buah akan merasa adanya kepercayaan, kesetiaan, dan kehormatan kepada pemimpin.

2. Gaya kepemimpinan transaksional (Bass, 1985 dalam Haryono Tulus 2002) menyatakan untuk memotivasi bawahan diperlukan adanya imbalan-imbalan dalam bentuk incentif dan adanya penekanan dari pimpinan terhadap bawahan.

(5)

3. Perilaku Kewargaan Organisasional

Perilaku Kewargaan Organisasional menurut March & Simon (1958;906 dalam Bass, 1990) suatu dasar organisasi dari kumpulan individu yang merupakan sumber kekuatan untuk membentuk kohesivitas organisasi, hak dan kewajiban individu, serta tanggung jawab terhadap kelangsungan hidup organisasi.

1.4 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan menguji secara empiris tentang pengaruh gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional yang dijalankan para atasan di PT. Talaindo Interior Yogyakarta terhadap perilaku kewargaan organisasional.

1.5 Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis

Penulis dapat membandingkan dan menerapkan teori–teori yang telah didapat dengan kenyataan yang ada dalam masyarakat dan berkaitan dengan bidang manajemen sumber daya manusia tentang model gaya kepemimpinan yang mampu berpengaruh dalam komitmen perusahaan dan perilaku kewargaan organisasional.

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran kepada manajemen Perusahaan Furniture Tala Indo Yogyakarta dalam melaksanakan gaya kepemimpinan terhadap bawahannya.

(6)

3. Bagi Pihak lain

Dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya atau pembaca yang berminat.

1.6 Hipotesis

Dalam penelitian ini diajukan hipotesis penelitian adalah : terdapat pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan transformasional dan gaya kepemimpinan transaksional yang dijalankan para atasan di PT. Talaindo Interior Yogyakarta terhadap perilaku kewargaan organisasional.

1.7 Metodologi Penelitian 1.7.1 Instrumen Penelitian

Penelitian ini untuk menguji hipotesis yang diajukan. Variabel yang diteliti adalah pengaruh gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional yang dijalankan para atasan di PT. Talaindo Interior Yogyakarta terhadap perilaku kewargaan organisasional.

Untuk mengukur variabel tersebut dibutuhkan data penelitian. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan metode kuesioner tipe tertutup. Kuesioner terdiri dari dua bagian yaitu bagian pertama berisi pertanyaan yang mencerminkan gaya kepemimpinan seperti apa yang dipersepsikan oleh karyawan. Kuesioner pada bagian ini terdiri atas dua kelompok pertanyaan yaitu gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional. Pertanyaan-pertanyaan

(7)

tersebut merupakan jenis pertanyaan tertutup dengan memberikan penilaian 5 (hampir selalu), 4 (sering), 3 (kadang-kadang), 2 (jarang), dan 1 (tidak pernah).

Kuesioner bagian kedua berisi pertanyaan yang mencerminkan perilaku kewargaan dalam hubungannya dengan gaya kepemimpinan, dimana diukur dengan skala penilaian 1 sampai dengan 5. Kuesioner subbagian perilaku kewarganegaraan organisasional ini mencakup empat aspek, antara lain : tidak mementingkan diri sendiri, penuh kesadaran, perilaku gemar menolong, dan sikap penuh kesadaran.

Dalam penelitian ini, tidak dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas lagi untuk kuisioner gaya kepemimpinan dan perilaku kewargaan organisasional. Hal ini dikarenakan kuisioner tersebut diadopsi dari kuisioner penelitian yang dilakukan Muchiri (2000) di Indonesia dimana mengambil kasus penelitian pada perusahaan kereta api di Indonesia, dan menunjukkan keseluruhan hasil pengujian kuisioner valid dan reliabel.

1.7.2 Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada satu variabel dependen (perilaku kewarganegaraan organisasional) dan variabel independen (gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional).

1.7.3 Obyek Penelitian

Obyek penelitian yang digunakan adalah para karyawan di Perusahaan Furniture Tala Indo Yogyakarta Dalam penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel dengan ukuran sampel minimum yang diambil, digunakan rumus :

(8)

2 2 2 / 4 1 ( ) d Z n= α

Dengan d = tingkat ketepatan atau kesalahan yang diinginkan α = tingkat kepercayaan interval

Dalam penelitian ini, digunakan tingkat ketepatan 10% dan α = 5 % sehingga diperoleh jumlah sampel minimum :

100 04 , 96 ) 1 , 0 ( ) 96 , 1 ( 2 2 4 1 ≈ = = n

Karena jumlah sampel minimumnya adalah 96 responden maka dalam penelitian ini digunakan sampel berukuran 100 responden.

1.7.4 Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dengan pertanyaan tertutup (close-ended) yang berikan secara langsung. Responden dipilih secara acak. Ada beberapa keuntungan dengan menggunakan kuesioner dengan pertanyaan tertutup, antara lain lebih mudah dalam mengukur jawaban responden dalam bentuk skala numerik. Disamping itu dapat mempertimbangkan waktu pengisian kuesioner sesuai dengan jadwal kesibukan responden. Pengumpulan data dilakukan selama 1 bulan, yaitu 10 Maret 2005 sampai dengan 10 April 2005.

1.7.5 Uji Validitas dan Reliabilitas 1.7.5.1Uji Validitas

Dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur itu mampu mengukur apa yang ingin diukur (Husein Umar, 2000:176). Dari uji ini dapat diketahui apakah item-item pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner dapat

(9)

digunakan untuk mengukur keadaan responden sebenarnya dan menyempurnakan kuesioner dalam pengambilan sampel.

Validitas menunjukkan sejauh mana perbedaan yang didapatkan melaui alat pengukur mencerminkan perbedaan yang sesungguhnya diantara responden yang diteliti. Dukungan terhadap validitas ini dapat dicapai dengan studi mengenai korelasi. Koefisien korelasi ditunjukkan dengan nilai r, pengetesan signifikansi menunjukkan ketidakadaannya perbedaan nilai r sampel dari nilai r populasi (Santoso, 2000:277).

Teknik analisis yang digunakan untuk melakukan uji validitas adalah korelasi Pearson Product Moment dengan rumus :

(

)( )

(

)

(

2 2

)

(

2

( )

2

)

− − − = Y Y N X X N Y X XY N rxy Dimana : rxy= koefisien korelasi X = skor butir Y = skor total N = jumlah 1.7.5.2Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih (Husein Umar, 2000:176). Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat menunjukkan dapat dipercaya atau tidak. Uji ini dengan menghitung koefisien alpha. Data dikatakan reliabel apabila r alpha positif dan r alpha > r table (Santoso, 2001:280). Teknik analisis

(10)

yang digunakan untuk melakukan uji reliabilitas adalah dengan rumus Spearman Brown sebagai berikut :

b b i r r r + = 1 2 Dimana :

ri = reliabilitas internal seluruh instrumen

= korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua

rb

1.7.6 Metode Analisis Data

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana, agar dapat diketahui seberapa besar pengaruh pengaruh gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional yang dijalankan para atasan di PT. Talaindo Interior Yogyakarta terhadap perilaku kewargaan organisasional

Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda adalah pengujian lebih dari satu variabel dependen dengan lebih dari satu variabel independen. Dalam penelitian ini variabel dependen adalah perilaku kewargaan organisasional, sedangkan variabel independen gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional.

Model regresi berganda dengan dua variabel dependen (Y) dan dua variabel independen yaitu (X) adalah :

Y = b + b0 1X + b X + e 1 2 2

Y = Perilaku kewargaan organisasional b = Konstanta 0

b = Koefisien regresi X1 1

b = Koefisien regresi X2 2

(11)

X2 = Gaya kepemimpinan transaksional

e = error

Koefisien model regresi yang diperoleh dari hasil analisis, dilakukan pengujian untuk mengetahui tingkat signifikansi parameter regresi. Pengujian dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut :

Ho : ∃i = 0 ( parameter regresi tidak signifikan )

Ho : ∃i≠ 0 ( parameter regresi signifikan )

Analisis Regresi Berganda dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS 10.0. Analisis data model regresi dilakukan dengan menggunakan prosedur Ordinary Least Square (OLS) (Gujarati, 1995:197).

1.7.7 Pengujian Asumsi Klasik

Dari model regresi yang diperoleh dari hasil output analisis data kemudian dilakukan pengujian asumsi klasik model regresi, yang meliputi uji multikoliniearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.

1.7.7.1Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui apakah didalam model regresi yang digunakan terjadi korelasi antar variabel bebas (independent). Model regresi yang baik tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Uji multikolinieritas dalam penelitian ini diterapkan dengan metode Klein. Adapun metode tersebut menggunakan kriteria apabila besarnya Ri2 > R2 maka model yang diestimasi

tidak terhindar dari masalah penyimpangan asumsi klasik, yakni multikolinieritas.

(12)

Nilai Ri2 merupakan koefisien determinasi regresi antar variabel bebas

(auxilary regression) sedangkan nilai R2 merupakan koefisien determinasi hasil regresi utama yang diestimasi sebagai model penelitian.

1.7.7.2Uji Heteroskedastisitas

Penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas adalah variansi variabel dalam model tidak sama atau konstan. Konsekuensi adanya heteroskeditisitas dalam model regresi adalah penaksir (estimator) yang diperoleh tidak efisiensi, baik dalam sampel kecil maupun dalam sampel besar, walaupun penaksir yang diperoleh menggambarkan populasinya atau tidak bias, dan sampel yang digunakan mendekati nilai sebenarnya. Hal ini disebabkan oleh variansi yang tidak minimum atau tidak efisiensi. Dalam penelitian ini uji penyimpangan heteroskedastisitas dilakukan dengan metode Park, yaitu dengan melakukan regresi berikut (Gujarati, 1995):

Ln(e2) = LnX1 + LnX2

Keterangan:

Ln(e2) = transformasi Ln error kuadrat LnX1 = transformasi Ln X1

LnX2 = transformasi Ln X2

Penyimpangan heteroskedastisitas dikatakan ada apabila regresi antara

error dengan variabel X1 dan X2 signifikan.

1.7.7.3Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah hubungan residual antara satu pengamatan dengan pengamatan yang lainnya. Autokorelasi memiliki konsekuensi variansi yang bias

(13)

dengan nilai yang lebih kecil dari nilai yang sebenarnya, hal mengakibatkan nilai R2 dan F-Statistik yang dihasilkan cenderung lebih tinggi dari pada yang sebenarnya. Cara memperhatikan ada tidaknya autokorelasi adalah dengan membandingkan nilai Durbin Watson (DW) statistik dengan nilai Durbin Watson (DW) tabel (Gujarati, 1995).

Dalam mendeteksi adanya autokorelasi dalam suatu model regresi, dilakukan melalui kriteria pengujian Durbin Watson sebagai berikut:

a. Ada autokorelasi positif, jika 0 < dhitung < dL

b. Tidak ada keputusan, jika dL< dhitung < dU

c. Tidak ada autokorelasi, jika dU < dhitung < 4 – dU

d. Tidak ada keputusan, jika 4 – dU< dhitung < 4 - d L

e. Ada autokorelasi negatif, jika 4 - d < dL hitung < 4

Kriteria Uji Durbin-Watson dapat pula dinyatakan dalam bentuk grafik sebagai berikut. Gambar 1.1 Ada Autokorelasi Negatif Tidak Ada Keputusan Tidak Ada Autokorelasi 4 – dU dU dL 0 4 – dU 4 Ada Autokorelasi Positif Tidak Ada Keputusan

(14)

1.8 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN

Bab pendahuluan memuat latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, manfaat penelitian, tujuan penelitian, hipotesis, dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini memuat tinjauan pustaka, landasan teori, dan hipotesis yang ada dalam skripsi, dan pada metodologi penelitian meliputi : tentang bahan atau materi penelitian, alat, langkah-langkah penelitian, dan analisis hasil BAB III: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini berisi uraian sejarah dan perkembangan organisasi, struktur organisasi, dan uraian masing–masing jabatan.

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memuat kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan, dan saran yang dibuat berdasarkan pengamatan dan pertimbangan penulis.

Referensi

Dokumen terkait

tipe molekul t4) menghubungkan kodon t4) tertentu dengan asam amino tertentu. etika tiba di ribosom, molekul t4) membawa asam amino spesi#ik pada salah satu ujungnya.

Tercapainya pengelolaan dan pemeliharaan sarana rumah sakit dengan baik, bermutu, profesional dan memuaskan sesuai dengan standar operasional prosedur yang berlaku

Proses pengembangan instrumen penelitian terdiri dari dua bagian yaitu uji validitas dan uji reliabilitas yang digunakan untuk menguji tiap item pernyataan yang terdapat

Kesimpulan dari penelitian ini bahwa terdapat adanya infeksi gonore pada sampel sekret vagina PSK di eks Lokalisasi Pembatuan Kecamatan Landasan Ulin Banjarbaru

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap kandungan kekeruhan,pH,nitrat,besi,mangan, bakteri E.coli dan Coliform pada air minum isi ulang dibeberapa depot yang

Pada intinya untuk mencegah kecurangan tidak terjadi di instansi pemerintah sebaiknya dimulai sejak menerima seseorang (recruitment process) sebagai pegawai yang dilakukan

Aziz, S.Ag SMPN 1 Cineam Kab.. Tika Sartika, S.Ag SMP Islam

Hasil kajian terhadap hubungan antara absensi dengan kinerja menunjukan bahwa korelasi yang signifikan atau nyata terdapat pada variabel megisi absen, penerapan absen,