• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PROFIL BMT MATRA PEKALONGAN. A. Latar Belakang Berdirinya BMT Matra Pekalongan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PROFIL BMT MATRA PEKALONGAN. A. Latar Belakang Berdirinya BMT Matra Pekalongan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PROFIL BMT MATRA PEKALONGAN

A. Latar Belakang Berdirinya BMT Matra Pekalongan

Suatu kemajuan yang cukup menggembirakan menjelang abad XX terjadi kebangkitan umat Islam dalam segala aspek terutama dalam sistem keuangan, berkembang pemikiran-pemikiran yang telah mengarah pada reorientasi sistem keuangan, dengan menghapuskan instrumen utamanya yaitu bunga. Usaha tersebut dilakukan dengan tujuan mencapai kesesuaian dalam melaksanakan prinsip-prinsip ajaran Islam yang mengandung dasar-dasar keadilan, kejujuran, dan kebajikan.

Penduduk Indonesia yang sebagian besar beragama Islam dan mereka menggantungkan hidupnya pada sektor informal. Usaha ekonomi yang mereka lakukan tidak lebih dari sekedar untuk bertahan hidup. Keinginan untuk mengembangkan usaha terhambat karena keadaan permodalan yang memprihatinkan. Kebutuhan yang mendesak mendorong mereka untuk mendapatkannya dengan cara mencari pinjaman dari pihak lain.

Maraknya lembaga keuangan atau usaha jasa keuangan bank yang bersifat formal maupun informal ternyata belum menjawab ini permasalahan pokok yang dihadapi pengusaha kecil tersebut. Masalah prosedur yang rumit pada lembaga keuangan dalam hal ini lembaga keuangan bank mendorong mereka untuk mencari pinjaman kepada para rentenir yang prosedurnya mudah dan cepat sehingga pada akhirnya mereka terjerat riba yang haram hukumnya bagi orang Islam.

(2)

Dari fenomena tersebut muncul kepedulian keluarga besar PII Kota Pekalongan ikut berperan serta membantu para pengusaha dan mendorong pedagang kecil agar memperoleh kemudahan mendapatkan dan pinjaman dengan prinsip syariah yaitu dengan mendirikan KSU Matra. Kehadiran Koperasi Serba Usaha Maju Sejahtera (KSU Matra) disemangati oleh kepedulian tokoh-tokoh koperasi asal Pekalongan yang telah menduduki jabatan-jabatan penting baik dalam maupun luar kota Pekalongan, dimana kepedulian tersebut mempunyai tujuan yaitu memberdayakan ekonomi pengusaha kecil berdasarkan prinsip syariat Islam. Untuk mewujudkan kepedulian tersebut maka pada tanggal 24 Juli 2004 didirikanlah lembaga keuangan yaitu Baitul Mal Wa Tamwil Maju Sejahtera (BMT Matra) dengan berbadan hukum Koperasi Nomor: 180/132/2004 sebagai wadahnya. BMT matra Pekalongan pada awal pendirian bermodalkan hanya Rp. 35.000.000,-. Syukur Alhamdulillah pada enam bulan kemudian sudah bisa mencapai Break Event Point (BEP) sehingga pada laporan Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang pertama tahun buku 2005 sudah bisa memperoleh laba dan assetnya naik hampir dua kali lipat.51

B. Letak Geografis BMT Matra Pekalongan

Dari sudut pandang letak geografisnya BMT Matra Pekalongan terletak di Jalan Raya Banyurip Alit No.602 Pekalongan dengan nomor telepon (0285) 432070, 436538. Letak kantor BMT Matra Pekalongan

51

(3)

berdekatan dengan pusat keramaian, yaitu salah satunya berdekatan dengan Pasar Kota Banyurip yang berjarak kurang lebih 200 meter kearah utara. Adapun batas-batasnya adalah:

1. Sebelah Timur : berbatasan dengan Simbang Kulon 2. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kradenan 3. Sebelah Barat : berbatasan dengan Buaran 4. Sebelah Utara : berbatasan dengan Pringlangu

C. Dasar Hukum dan Pendiri BMT Matra Pekalongan

BMT Matra Pekalongan berbadan hukum koperasi Nomor : 180/132/2004 sebagai wadahnya. BMT Matra Pekalongan pada awal pendirian bermodalkan hanya Rp. 35.000.000,-. Syukur alhamdulillah pada enam bulan kemudian sudah bisa mencapai Break Event Point (BEP) sehingga Laporan Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang pertama tahun buku 2005 sudah bisa memperoleh laba dan assetnya naik hampir dua puluh kali lipat.

Adapun tokoh-tokoh pendirian BMT Matra adalah sebagai berikut52: 1. H. Noor Basha Djunaid

2. H. Nasrullah Aziz 3. H. Taufik Karim

4. H. Alf Arslan Junaid, SE 5. H. M. Andi Arslan Junaid, SE 6. M. Nur Setiawan, SE

52

(4)

Susunan pengurus BMT Matra Pekalongan adalah sebagai berikut: 1. M. Nur Setiawan, SE : Selaku Ketua

2. Ir. M. Rofiqur Rusdi : Selaku Sekretaris 3. H. Alf Arslan Junaid, SE : Selaku Bendahara

D. Visi dan Misi BMT Matra Pekalongan

1. Visi BMT Matra Pekalongan adalah sebagai berikut :

Terwujudnya gerakan pemberdayaan pengusaha kecil atau Usaha Kecil Menengah (UKM) berdasarkan prinsip syariah Islam.

2. Misi BMT Matra Pekalongan adalah sebagai berikut:

Menyelenggarakan pemberdayaan pengusaha kecil atau UKM.53

E. Struktur Organisasi BMT Matra Pekalongan Serta Tugas dan Wewenang dari Masing-Masing Unit

Struktur organisasi menunjukkan suatu garis wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing bagian. Hal ini memungkinkan perusahaan dapat berjalan dengan baik.

Bila dilihat dari strukturnya, maka organisasi BMT Matra Pekalongan berbentuk lini. Organisasi lini yaitu rantai perintah yang ada (pendelegasian perintah) mengalir dari atas ke bawah melalui tingkatan-tingkatan managerial.

53

(5)

Pelaporan-pelaporan yang ada yang dilakukan oleh kasir dan pembukuan diajukan kepada suatu atasan yaitu Manager BMT.54

Hal ini memberikan arti bahwa kasir dan bagian pembukuan melakukan satu kesatuan perintah. Karena BMT ini berbadan hukum koperasi maka pemegang jabatan tertinggi adalah RAT. Adapun struktur organisasi BMT Matra Pekalongan adalah sebagai berikut:

Gambar Struktur Organisasi BMT Matra Pekalongan :

54

Hasil wawancara dengan Pak Handoyo, Manager BMT Matra Pekalongan, pada tanggal 7 Maret 2011.

Pengurus

RAT

( Rapat Anggota Tahunan )

Badan Pengurus

Pengelola

Manager

Accounting Kasir

(6)

Mengacu pada struktur organisasi BMT diatas, maka pada masing bagian diberikan uraian tugas sebagai berikut sehingga fungsi masing-masing bagian dapat berjalan sebagaimana ciri lembaga keuangan.

Pembagian tugas dan wewenang55 1. Rapat Anggota Tahunan

Fungsi :

a. Forum atau pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi.

b. Forum pertanggung jawaban dan evaluasi kinerja pengurus selama tahun buku berjalan.

c. Forum penghentian dan pemilihan pengurus dan badan pengawas. d. Forum pengesahan rencana kerja (Action Plan) dan Rencana Anggaran

Pendapatan dan Belanja. 2. Badan Pengurus

a. Kewenangan

Membuat kebijakan umum dan melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan sehingga sesuai dengan tujuan lembaga.

b. Tugas-tugas:

1) Menyusun kebijakan umum Baitul Tamwil. 2) Melakukan pengawasan kegiatan dalam bentuk :

Persetujuan pembiayaan untuk suatu jumlah tertentu, pengawasan tugas General Manager (pengelola), memberikan rekomendasi

55

(7)

produk-produk yang akan ditawarkan kepada anggota sesuai dengan syariah.

3. Manager

a. Kewenangan

Memimpin jalannya Baitul Tamwil sehingga sesuai dengan tujuan dan kebijakan umum yang digariskan oleh dewan pengurus.

b. Tugas-tugas :

1) Pemimpin dan mengarahkan kegiatan yang dilakukan oleh sifatnya.

2) Membuat rencana kerja secara periodik, yang meliputi: rencana pemasaran, rencana keuangan, rencana biaya operasi, rencana pembiayaan.

3) Membuat laporan secara periodik kepada badan pengawas atau dewan pendiri berupa: laporan dana, laporan keuangan, laporan pembiayaan.

4. Bagian Tabungan a. Kewenangan

Melakasanakan kegiatan pengerahan tabungan anggota atau masyarakat sebagai pembangkit modal Baitul Tamwil.

b. Tugas-tugas :

1) Menyusun rencana pengerahan tabungan. 2) Merencanakan produk-produk tabungan. 3) Melakukan analisa data tabungan.

(8)

4) Melakukan pembinaan nasabah atau anggota. 5) Membuat laporan perkembangan tabungan. 5. Bagian Pembiayaan

a. Kewenangan

Melakukan kegiatan pelayanan kepada peminjam serta melakukan pembinaan agar pembiayaan yang diberikan tidak macet.

b. Tugas-tugas :

1) Menyusun rencana pembiayaan. 2) Menerima analisa pembiayaan. 3) Melakukan analisa pembiayaan.

4) Mengajukan persetujuan pembiayaan kepada komite. 5) Melakukan administrasi pembiayaan.

6) Melakukan pembinaan nasabah atau anggota. 7) Membuat laporan perkembangan pembiayaan. 6. Bagian Pelayanan

a. Kewenangan

Memberikan pelayanan kepada semua anggota sekaligus nasabah terutama anggota penabung.

b. Tugas-tugas :

1) Memberikan penjelasan kepada calon nasabah atau anggota. 2) Menangani pembukuan kartu tabungan.

3) Mengisi semua dokumen dan pekerja ynag harus dikomunikasikan kepada nasabah.

(9)

7. Kasir

a. Kewenangan.

Bertindak sebagai penerima uang atau juru bayar (kasir) b. Tugas-tugas :

1) Menerima atau menghitung uang dan membuat bukti penerimaan. 2) Melakukan pembayaran sesuai dengan perintah manager.

3) Melayani dan membayar pengambilan tabungan. 4) Membuat buku kas harian.

5) Setiap akhir jam kerja menghitung uang yang ada dan meminta pemeriksaan dari manager.

8. Accounting a. Kewenangan.

Menangani administrasi keuangan, menghitung bagi hasil serta menyusun laporan keuangan.

b. Tugas-tugas :

1) Mengerjakan jurnal buku besar. 2) Menyusun neraca perubahan.

3) Melakukan penghitungan bagi hasil penabung dan peminjam. 4) Menyusun laporan keuangan secara periodik.

F. Kegiatan Usaha BMT Matra Pekalongan

Kegiatan produk operasional BMT Matra Pekalongan meliputi: penghimpunan dana dan penyaluran dana (pembiayaan usaha). Kegiatan usaha

(10)

penghimpunan dana merupakan kegiatan usaha yang sangat penting, karena berpengaruh terhadap ekspansi pemberian pembiayaan. Semakin besar dan yang dihimpun semakin besar pula kesempatan BMT untuk melakukan ekspansi pembiayaan. Kegiatan pembiayaan berfungsi untuk mendapatkan keuntungna dan juga menutupi biaya-biaya operasional harian.

G. Produk Penghimpunan Dana BMT Matra

Produk penghimpunan dana di BMT Matra Pekalongan banyak diantaranya sebagai berikut56 :

1. Simpanan atau Tabungan.

Simpanan atau tabungan adalah simpanan anggota atau calon anggota kepada BMT yang dapat diambil sewaktu-waktu dengan besarnya tiap setoran disesuaikan dengan kebutuhan nasabah. Simpanan atau tabungan biasanya mendapatkan bagi hasil setiap akhir periode sesuai dengan tingkat saldo yang mengendap di BMT.

Simpanan atau tabungan yang dikelola oleh BMT Matra Pekalongan adalah sebagai berikut57:

a. Simpanan Masa Depan (SIMAS) b. Simpanan Idul Fitri (SIFITRI) c. Simpanan Idul Adha (SIADHA) d. Matra Arisan (MARISSA) e. Simpanan Pelajar (SIMPEL)

56

Data diperoleh dari BMT Matra Pekalongan.

57

(11)

2. Simpanan Mudharabah Berjangka (DEPOSITO)

Deposito adalah simpanan anggota atau calon anggota kepada BMT ynag pengambilannya hanya dapat dilakukan pada saat jatuh tempo simpanan tersebut berakhir. Deposito ini biasanya sangat membantu BMT untuk pengelolaan pembiayaan, karena dana yang mengendap cukup lama, tidak seperti tabungan atau simpanan. Jangka waktu deposito adalah 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan, atau 12 bulan tergantung minata nasabahnya. 3. Modal

Modal dasar BMT Matra Pekalongan diperoleh dari modal simpanan anggota koperasi yaitu:

a. Simpanan pokok

Simpanan yang dibayar satu kali yaitu waktu seseorang akan masuk menjadi anggota koperasi, baesarnya simpanan pokok nilainya agak lebih besar dari simpanan wajib. Besarnya simpanan pokok adalah Rp.500.000,-

b. Simpanan wajib

Simpanan yang diyara oleh anggota koperasi secara teratur tiap bualnnya. Sedangkan selain modal sendiri terdapat pula modal dari luar yaitu simpanan dari masyarakat.

H. Produk Penyaluran Dana BMT Matra

Penyaluran dana adalah pemberian pembiayaan atau pinjaman dari pihak BMT kepada anggota untuk menggunakan dan telah dikumpulkan BMT

(12)

dari masyarakat. Adapun jenis produk dari penyaluran pembiayaan yang ada di BMT Matra Pekalongan sebagai berikut58:

1. Pembiayaan Mudharabah

Pembiayaan Mudharabah adalah pembiayaan modal kerja untuk usaha produktif dimana modal kerja tersebut secara keseluruhan akan disediakna oleh BMT mtra dengan menggunakan sistem bagi hasil.

2. Pembiayaan Musyarakah

Pembiayaan Musyarakah adalah pembiayaan modal kerja untuk usaha produktif dimana BMT Matra menyediakan hanya sebagian modal kerja dengan menggunakan sistem bagi hasil.

3. Pembiayaan Murabahah

Pembiayaan Murabahah adalah pembiayaan produktif maupun konsumtif dalam bentuk pembelian barang dengan pembayaran secara sekaligus (jatuh tempo).

4. Pembiayaan Al Qardhu Hasan

Pembiayaan Al Qardhu Hasan adalah pembiayaan lunak untuk modal usaha produktif yang pembayarannya hanya sebesar pokok pinjaman saja. 5. Pembiayaan Al Ijarah

Pembiayaan Al Ijarah adalah pembiayaan dengan memberikan fasilitas pinjaman kepada nasabah sebagi penyewa, dan memberi kepadanya kesempatan untuk mengambil manfaat dari barang sewaan tersebut untuk

58

(13)

jangka waktu tertentu dengan imbalan yang telah disepakati bersama atau yang sering disebut dengan sistem sewa beli (leasing).

6. Pembiayaan Bai’u Bithaman Ajil

Pembiayaan Bai’u Bithaman Ajil adalah pembiayaan produktif maupun konsumtif dalam bentuk pembelian barang dengan pembayaran secara angsuran.

Persyaratan Pembiayaan Bai’u Bithaman Ajil, yaitu: a. Mengajukan permohonan pengajuan pembiayaan

b. Menyerahkan fotocopy identitas diri seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) suami dan isteri jika sudah berkeluarga

c. Menyerahkan fotocopy kartu keluarga (KK)

d. Menyerahkan fotocopy surat nikah jika sudah berkeluarga e. Menyerahkan rekening listrik 1 bulan terakhir

f. Mengisi dan menandatangani formulir pengajuan pembiayaan g. Menyerahkan kwitansi pembelian barang

Tujuan Pembiayaan Bai’u Bithaman Ajil, yaitu:

Membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan modal usahanya Keuntungan Pembiayaan Bai’u Bithaman Ajil, yaitu:

a. Nasabah lebih diuntungkan karena tidak perlu ada jaminan b. Lebih murah dibandingkan pembiayaan direntenir

Kemudahan Pembiayaan Bai’u Bithaman Ajil, yaitu:

a. Prosesnya cepat, mudah, tidak berbelit-belit dan juga tidak membutuhkan waktu yang lama.

(14)

b. Nasabah pembiayaan bai’u bithaman ajil tidak perlu memberikan jaminan, melainkan barang yang menjadi obyek pembiayaan dijadikan jaminan.

Rumus perhitungan pembiayaan bai’u bithaman ajil di BMT Matra Pekalongan sebagai berikut59:

+ =

59

Hasil wawancara dengan Pak Handoyo, Manager BMT Matra Pekalongan, pada tanggal 7 Maret 2011. REFERENSI MARGIN KEUNTUNGAN HARGA BELI (HARGA POKOK) BMT HARGA JUAL

Gambar

Gambar Struktur Organisasi BMT Matra Pekalongan :

Referensi

Dokumen terkait

Tabungan Pendidikan Bahtera untuk biaya hari depan (Tarbiyah) adalah simpanan yang berfungsi untuk mempersiapkan biaya pendidikan putra-putri menjelang tahun ajaran

Kepala Kantor berfungsi mengarahkan, merencanakan dan mengendalikan kegiatan kantor yang meliputi kegiatan pemasaran, pelayanan peserta, administrasi kepesertaan dan iuran,

Prestasi tersebut didukung juga oleh hasil kerja pengelola lembaga sebagai pemimpin di lembaga yang selalu membimbing, mengarahkan, dan memberikan motivasi kepada para

Proses penyusunan rencana kinerja tahunan merupakan penjabaran dari program kerja dan kegiatan yang tertuang di dalam Rencana Strategis yang disusun selama 5

Secara garis besar, dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan-tujuan apa yang ingin dicapai oleh suatu kegiatan pengajaran, cara

pertanggungan, pendekatan calon tertanggung, dan hal - hal lain yang berhubungan dengan kegiatan bidang pemasaran. Membuat laporan yang sifatnya harian yang secara

Dan keuntungan (hasil usaha) yang diperoleh dari tambahan modal kerja akan dibagi antara BMT NU Sejahtera dan mitra usaha berdasarkan kesepakatan yang telah

Kepala Kantor Cabang berfungsi mengarahkan, merencanakan dan mengendalikan kegiatan kantor cabang yang meliputi kegiatan pemasaran, pelayanan peserta, administrasi kepesertaan