• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu upaya mewariskan nilai yang akan menjadi penolong dan penutun dalam menjalani kehidupan, sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradaban manusia yang bisa dilakukan sejak masih dalam kandungan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat menuntut semua pihak, khususnya lembaga pendidikan untuk meningkatkan dan mengembangkan sistem pendidikan nasional agar tercipta manusia yang terampil dan berkualitas. Salah satunya adalah bidang pendidikan biologi.

Biologi merupakan wahana untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai serta tanggung jawab sebagai seorang warga negara yang bertanggung jawab kepada lingkungan, masyarakat, bangsa dan negara. Peningkatan kualitas pendidikan hanya mungkin dicapai apabila semua komponen dalam pendidikan yaitu peserta didik, pendidik, tenaga pendidik, sarana dan prasarana serta kurikulum yang saling berinteraksi dengan baik.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang dirancang dan memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan melibatkan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar mengajar di satuan pendidikan. Pengembangan kurikulum dilakukan oleh guru, kepala sekolah dan dewan pendidikan. Namun masih banyak guru yang belum terbiasa mengembangkan kurikulum sekolahnya. Guru belum terbiasa mengembangkan kurikulum sekolahnya karena kurang memahami benar- benar kurikulum. Seperti yang dikemukakan oleh Mulyasa (2008:5);

“Kekurangpahaman guru dan penyelenggara pendidikan terhadap kurikulum bisa berakibat fatal terhadap hasil belajar peserta didik. Hal ini terbukti, ketika mereka dihadapkan dengan ujian nasional, mereka sering kelabakan, dan ketakutan, takut kalau-kalau peserta didik di sekolahnya tidak bisa mengerjakan soal-soal ujian dan tidak lulus.

Biasanya mereka sering menyalahkan, dan sering mencari “kambing hitam” untuk menutupi kesalahannya, maka setiap menjelang ujian nasional, kambing hitam di pasar-pasar laku keras, karena sudah

(2)

dipesan oleh para penyelenggara pendidikan, guru, dan kepala sekolah yang pesimis dengan peserta didiknya”.

Guru merupakan faktor yang secara langsung bertanggung jawab atas keberhasilan proses pembelajaran yang dikembangkan khususnya di kelas.

Oleh karena itu, guru diwajibkan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ketika akan mengajar. Namun ada beberapa faktor yang menyebabkan guru kurang menguasai proses belajar mengajar tersebut. Kebanyakan guru mengalami kesulitan dalam: (1) perencanaan pembelajaran meliputi merumuskan tujuan pembelajaran yang lengkap, menyeimbangkan antara waktu yang disediakan di dalam kurikulum dengan materi dan sebagainya;

(2) pelaksanaan dan pembelajaran meliputi: menyediakan alat bantu atau media pembelajaran, mendorong peserta didik untuk berpendapat berbeda, mendorong terjadinya multi arah dan sebagainya (Trisnawati, 2003:20).

Menurut Nasir (dalam Susilo, 2007:170) kesulitan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan KTSP yaitu:

“Kurikulum 1994 materi yang akan disampaikan pada tiap mata pelajaran telah terinci secara detail sementara dikurikulum KTSP tidak. Pada KTSP yang ada hanya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Materi yang akan disampaikan selama satu semester, indikator, dan bahan ajar harus dirancang sendiri oleh sekolah dan guru.

Perubahan tersebut sangat menyulitkan karena harus mengembangkan indikator-indikator pembelajaran dan menyusun langkah-langkah belajar”.

Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu diantaranya adalah proses pelaksanaan. Pelaksanaan pembelajaran yang baik, dipengaruhi oleh perencanaan yang baik pula. Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Suatu perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang akan dilakukan. Agar pelaksanaan proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien maka diperlukan suatu perencanaan yang tersusun secara sistematis. Agar terjadi keaktifan peserta didik dalam pembelajaran diperlukan proses belajar mengejar yang lebih bermakna dan dirancang dalam perencanaan yang jelas. Apa lagi akhir-akhir ini marak kejadian pelecehan seksual yang terjadi di sekolah-sekolah. Sekolah yang merupakan tempat kedua yang aman setelah rumah bagi para peserta didik,

(3)

kini harus lebih diperhatikan khususnya kepada guru yang menjadi orang tua kedua bagi para peserta didik.

Kekurangpahaman guru dan penyelenggara pendidikan terhadap kurikulum dan pengembangannya ke dalam RPP dan mengimplementasikan RPP tersebut bisa berakibat fatal terhadap hasil belajar. Sukses tidaknya pengembangan KTSP ditentukan oleh peran guru. Untuk itu guru harus memberdayakan keahliannya dalam menyusun RPP berdasarkan KTSP.

Pengajaran merupakan suatu hal yang sangat penting, karena kegiatan ini membantu para peserta didik mengembangkan kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan dalam suatu bidang tertentu. Kegiatan pembelajaran tidak sesederhana berjalan-jalan atau membeli sepatu, walaupun tidak sekompleks membangun sebuah kota, tapi kegiatan ini membutuhkan perencanaan yang seksama dan dibuat secara tertulis.

Secara garis besar, dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan-tujuan apa yang ingin dicapai oleh suatu kegiatan pengajaran, cara apa yang digunakan untuk menilai tujuan pencapaian tersebut, materi atau bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikan bahan, serta media atau alat apa yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan pengajaran tersebut.

Ketelitian guru dalam merancang perencanaan pelaksanaan pembelajaran harus terlebih dahulu melihat atau mengobservasi lingkungan sekolah dimana ia mengajar. Dengan mengetahui karakter lingkungan tersebut dapat diketahui pula apa yang harus direncanakan dalam penulisan dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran. Seperti yang dikatakan Hamalik (2009:67), jika perencanaan sistem pengajaran hendak menetapkan kedudukan sistem yang telah ada sekarang, maka dia perlu menjawab beberapa pertanyaan seperti karakteristik apa yang dimiliki satuan pendidikan tersebut, sumber-sumber apa yang digunakan, hambatan apa yang akan timbul dalam pembelajaran, siapa peserta didiknya, keterampilan apa yang harus dikembangkan, dan jumlah peserta didiknya berapa. Hal-hal tersebut perlu dipelajari dan dikenali terlebih dahulu oleh guru.

(4)

Rencana yang matang sebelum guru mengajar merupakan hal penting dalam pengajaran. Perencanaan tersebut tertuang rapih dalam sebuah dokumen perangkat pembelajaran yang di dalamnya terdapat beberapa isi dari dokumen tersebut. Dari beberapa isi dokumen yang menjadi pamungkasnya adalah rencana pelaksanaan pembelajaran atau yang dikenal dengan RPP.

Dokumen RPP ini merupakan penjabaran yang panjang dari mulai standar kompetensi, kompetensi dasar, kemudian dijabarkan ke dalam silabus, dan dijabarkan lagi lebih rinci ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dokumen RPP ini menjadi pedoman saat mengajar, karena dalam RPP sudah tertuang ke arah mana pembelajaran akan dibawa, apa yang harus disampaikan, dan bagaimana cara penilaian peserta didik untuk memenuhi kebutuhannya sesuai apa yang tertuang dalam standar isi.

Ketentuan dalam membuat perencanaan pengajaran sebelumnya sudah diatur oleh pemerintah. Ketentuan-ketentuan itu yang akan menjadi pedoman bagi para guru yang akan melaksanakan ketentuan tersebut. Seperti ketentuan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 19 Ayat (3) yang digunakan sebagai landasan dalam setiap satuan pendidikan untuk melakukan perencanaan proses pembelajaran, sehingga terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. PP Nomor 19 Tahun 2005 yang berkaitan dengan standar proses juga memberikan isyarat bahwa guru diharapkan dapat mengembangkan perencanaan pembelajaran. Dipertegas melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang mengatur tentang persyaratan bagi seorang pendidik pada satuan pendidikan adalah mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Kerjasama antar guru juga sangat penting dalam proses pendidikan yang akhir-akhir ini mengalami perubahan yang sangat pesat. Karena dengan saling bekerja sama dapat mengurangi ketidak-pahaman dalam membuat suatu perencanaan pengajaran yang matang. Untuk kepentingan tersebut diperlukan sosialisasi yang matang pula kepada berbagai pihak, agar kurikulum tersebut dapat dipahami dan diterapkan secara optimal. Dari uraian

(5)

di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Analisis Dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Guru Biologi Berdasarkan KTSP di SMAN 1 Pabedilan Tahun Pelajaran 2013/2014”.

SMA Negeri 1 Pabedilan adalah salah satu satuan pendidikan yang berada di daerah Kabupaten Cirebon bagian timur. Pada tahun pelajaran 2013-2014 semua sekolah yang berada di daerah Kabupaten Cirebon bagian timur masih menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) termasuk SMA Negeri 1 Pabedilan. Selain itu, dengan menganalisis RPP di akhir masa berlakunya KTSP dapat mengetahui keseriusan guru dalam menyusun RPP.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Banyak guru yang belum terbiasa dalam mengembangkan kurikulum sekolahnya, khususnya mengembangankan RPP.

2. Kurangnya sosialisasi dalam pengembangan RPP, membuat guru kurang memahami RPP pada kurikulum yang berlaku, baik penyusunannya maupun praktek di lapangan.

3. Guru belum semuanya menjadikan RPP sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran. Melainkan sebagai pelengkap administrasi semata.

C. Pembatasan Masalah

Untuk lebih mengarahkan penelitian ini sehingga terfokus dan spesifik, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi dalam menganalisis dokumen RPP guru biologi berdasarkan KTSP dari segi pembuatan atau penulisannya di SMAN 1 Pabedilan kelas XI tahun ajaran 2013-2014.

Berdasarkan kunjungan ke lokasi penelitian 18 April 2014, diketahui bahwa di kelas XI terdapat tiga rombongan belajar, dua kelas diampu oleh guru „X‟ dan satu kelas oleh guru „Y‟. Kedua guru tersebut tidak sepenuhnya membuat RPP dalam kurun waktu satu tahun pembelajaran, melainkan guru

„X‟ membuat RPP di semester ganjil, sedangkan guru „Y‟ membuat RPP di

(6)

semester genap. Sehingga dalam penelitian ini penulis akan menganalisis dokumen RPP hasil buatan guru biologi „X‟ semester ganjil dan guru biologi

„Y‟ semester genap kelas XI tahun pelajaran 2013-2014.

Untuk mengetahui isi dokumen RPP yang sesuai berdasarkan ketentuan Standar Nasional Pendidikan (SNP) pada standar proses, bisa dilihat dari indikator pencapaian kompetensi, kegiantan pembelajaran, dan penilaian hasil belajar.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah Dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Guru Biologi di SMAN 1 Pabedilan tahun ajaran 2013-2014 sudah valid berdasarkan KTSP?

2. Apakah komponen RPP hasil buatan guru biologi di SMAN 1 Pabedilan tahun ajaran 2013-2014 sudah tercantum lengkap sesuai ketentuan KTSP?

3. Bagaimana isi Dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tersebut dalam menyesuaikan dengan ketentuan Standar Nasional Pendidikan (SNP)?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini akan menguji dan mengevaluasi seberapa jauh kehandalan Dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hasil buatan guru biologi di SMAN 1 Pabedilan:

1. Untuk mengkaji Validitas Dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Guru Biologi di SMAN 1 Pabedilan tahun ajaran 2013-2014 berdasarkan KTSP.

2. Untuk mengkaji kelengkapan komponen RPP hasil buatan guru biologi di SMAN 1 Pabedilan tahun ajaran 2013-2014 sesuai ketentuan KTSP.

3. Untuk mengkaji isi Dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tersebut dalam menyesuaikan dengan ketentuan Standar Nasional Pendidikan (SNP).

(7)

F. Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah adanya perbaikan dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) demi memacu guru untuk dapat memahami bagaimana Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) itu sangat penting dalam persiapan dan pelaksanaannya. Dengan demikian pihak sekolah mendapatkan masukan dari penelitian ini untuk mengadakan pelatihan bagi guru di SMA tersebut khususnya guru biologi untuk memperbaiki kinerja mereka khususnya di ranah pedagogik. Sementara itu, kegunaan yang dapat diambil oleh guru adalah selalu belajar dari kesalahan dan kekurangan masa lalu untuk memperbaiki kinerja di masa yang akan datang.

Referensi

Dokumen terkait

Penyusunan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro dalam

Aktivitas harian lutung budeng (Trachypithecus auratus E. Geoffroy, 1812) di hutan plawangan taman nasional gunung merapi (tngm), yogyakarta.. Naskah Skripsi Fakultas

Strategi pemulihan kerusakan mangrove di SMPR yaitu pertama, pada pengendalian dan pemulihan lingkungan fisik baik terhadap habitat maupun vegetasi mangrove, yaitu

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemasaran, peran lembaga dan motivasi peternak terhadap perubahan perilaku peternak itik Tegal.. Penelitian ini dilaksanakan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok anak ayam yang tidak ditambahkan kok- sidiostat dalam makanan atau air minumnya terjadi kematian antara 19%-76% setelah

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik responden, yaitu: umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan tingkat pendapatan, menganalisis pengaruh faktor

Toolbox merupakan tempat icon – icon untuk objek yang akan dimasukan dalam form pada pembuatan program aplikasi.. Secara default pada toolbox hanya terdapat objek - objek seperti

Berdasarkan tingkat pelapukan yang telah diuji secara mekanika batuan bahwa semakin bawah lapisan tanah residual (lapisan 1) maka nilai kuat tekan batuannya semakin tinggi