• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKSANAAN PEMERINTAH DALAM RANGKA PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEBIJAKSANAAN PEMERINTAH DALAM RANGKA PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

KEBIJAKSANAAN PEMERINTAH DALAM RANGKA

PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL

NURHAYATI

Kantor Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara, Jakarta

PENDAHULUAN

Dalam rangka melaksanakan tugas umum pemerintah dan pembangunan, dituntut adanya kemampuan dan kemahiran manajerial yang dapat mengintegrasikan dan mengarahkan seluruh sumberdaya kepada pencapaian tugas pokok, sasaran dan misi organisasi, disamping itu dituntut pula pengetahuan dan ketrampilan teknis yang memungkinkan mutu hasil pelaksanaan ogranisasi sesuai dengan yang diharapkan.

Dalam uraian di atas, dapat digambarkan bahwa kelompok jabatan fungsional adalah kelompok jabatan yang langsung memproses sumberdaya menjadi suatu hasil yang ditetapkan ogranisasi. Oleh karena itu ketrampilan teknis dari pemegang jabatan fungsional, yang apabila ditarik lebih luas merupakan hasil pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembangunan.

Memperhatikan nilai strategis dari pemegang jabatan fungsional di dalam perannya untuk menangani tugas umum pemerintahan dan pembangunan, upaya pembinaan jabatan fungsional mutlak harus dilaksanakan secara lebih konsepsional dan harus dituangkan dalam wadah peraturan perundang-undangan yang dapat menjamin kelangsungan sistem pembinaan jabatan fungsional.

Salah satu muatan di dalam undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 yang selanjutnya dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1980 menyatakan bahwa dalam rangka usaha pembinaan karir dan peningkatan mutu profesionalisme, diatur tentang kemungkinan bagi PNS untuk menduduki jabatan fungsional.

PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL SEBAGAI PEMACU PROFESIONALISME

Mempertegas pengertian yang dimuat dalam Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil, pada Pasal 1 angka 1. mendefinisikan Jabatan Fungsional sebagai berikut :

“Kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang PNS dalam suatu ogranisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri”

Disamping itu, dalam Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tersebut, ditetapkan kriteria jabatan fungsional yang berbunyi sebagai berikut :

1. Mempunyai metodologi, teknis analisis dan prosedur kerja yang didasarkan atas disipin ilmu pengetahuan dan/atau pelatihan teknis tertentu dengan sertifikasi;

(2)

2. Memiliki etika profesi yang ditetapkan oleh organisasi profesi; 3. Dapat disusun dalam suatu jenjang jabatan berdasarkan :

a. tingkat keahlian bagi jabatan fungsional keahlian; b. tingkat ketrampilan bagi jabatan fungsional ketrampilan. 4. Pelaksanaan tugas bersifat mandiri;

5. Jabatan fungsional tersebut diperlukan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi

Masing-masing dari kriteria tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut

1. Untuk dapat menetapkan angka kredit kegiatan pemegang jabatan fungsional, perlu diidentifikasi melalui uraian tugas, mencakup prosedur kerja dan ukuran keberhasilan dari jabatan yang bersangkutan, sehingga angka kredit dibuat sedemikian rupa untuk dapat membantu pemangku jabatan-jabatan fungsional bekerja sesuai dengan disiplin ilmu dan atau pedoman kerja yang ditetapkan. Disamping itu mekanisme penilaian angka kredit ditetapkan melalui suatu tim yang terdiri dari rekan sejawat yang senior, sehingga objektivitas dan mutu profesionalisme diharapkan terjamin.

2. Dengan ditetapkannya suatu jabatan fungsional diharapkan dapat mendorong terbentukny dan atau pemantapan organisasi progresi dari jabatan fungsional yang bersangkutan, yang memungkinkan dapat dirumuskan etika profesi yang merupakan norma-norma yang ditetapkan oleh disiplin ilmu dan organisasi yang harus dipatuhi oleh pejabat fungsional di dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

3. Dilihat dari jenis pekerjaan, jabatan fungsional di bagi dalam 2 (dua) kelompok besar yaitu: ƒ Jabatan fungsional keahlian, dimana metodologi dan teknis analisis di dasarkan atas

disiplin illlmu pengetahuan dan kemampuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimiliki, serta mendapat sertifikat keahliannya.

ƒ Jabatan fungsional ketrampilan, dimana di dalam pelaksanaan pekerjaan didasarkan pada teknis dan prosedur kerja yang ditentukan dengan memperoleh sertifikasi dan lisensi yang menunjukkan kompetensi keahlian dan ketrampilannya.

4. Yang dimaksud dengan pelaksanaan tugas yang bersifat mandiri adalah bahwa hasil pelaksanaan tugas dan kewenangan pejabat fungsional bersifat mandiri, dalam arti dan tanggung (responsibility) dan tanggung gugat (accountability) untuk pelaksanaan tugas pokok dan hasilnya merupakan kesatuan yang tak terpisahkan.

a. Dalam pelaksanaan tugasnya pejabat fungsional tidak mutlak harus bekerja sendiri. Dia tidak dibantu oleh tenaga professional yang lain, namun tanggung jawab dan tanggung gugat hasil pelaksanaan tugas dan kewenangan pelaksanaan tugas tetap melekat pada pejabat fungsional tersebut.

5. Penetapan komposisi jumlah dan kualifikasi jabatan fungsional dalam suatu satuan unit kerja harus sesuai dengan beban kerja, prosedur dan tingkat kecanggihan metodologi, alat dan perlengkapan yang dipergunakan oleh satuan kerja yang bersangkutan.

(3)

3 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

KONDISI JABATAN FUNGSIONAL SAAT INI DAN PERMASALAHAN

1. Jumlah jabatan fungsioal yang telah ditetapkan dengan keputusan MENPAN sejak ditetapkannya jabatan fungsional Peneliti pada tanggal 10 Januari 1983 sampai dengan bulan Juni 2004, telah ditetapkan sebanyak 93 jenis jabatan fungsional.

2. Jabatan fungsional belum sepenuhnya diakui pemerintah daerah. Jabatan fungsional yang ada belum dapat dipahami dan diterapkan di lingkungan pemerintah Provinsi dan Kab/Kota, karena masih banyak jabatan fungsional yang belum diakui eksistensinya sebagai salah satu jalur pembinaan karir.

3. Ketentuan tentang jabatan fungsional umumnya belum diketahui oleh daerah. Ketentuan jabatan fungional yang berupa Kep. MENPAN tentang jabatan fungsional yang bersangkutan, SKB. Instansi Pembinan denan BKN tentang petunjuk pelaksanaannya, dan Kep. Instansi Pembina Teknis tentang petunjuk teknis, serta pedoman-pedoman lain tentang jabatan fungsional yang bersangkutan belum tersedia, belum lengkap dan belum disosialisasikan, bahkan belum dimiliki oleh pemerintah daerah pada umumnya.

UPAYA YANG DIPERLUKAN DALAM PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

1. Kewajiban instansi pembinaan teknis jabatan fungsional Departemen Pertanian merupakan salah satu instansi pembinaan teknis terhadap jabatan-jabatan fungsional maupun ilmu hayat, mempunyai kewajiban.

a. mensosialisasikan jabatan-jabatan fungsional dilingkungannya; b. menyusun petunjuk teknis jabatan fungsioal dilingkungannya; c. melakukan evaluasi terhadap jabatan fungsional dilingkungannya; d. menyusun pedoman dan standar formasi jabatan fungsional ;

e. menetapkan standar kompetensi, diklat, dan kriteria di lingkungannya. 2. Upaya pembinaan terhadap pejabat jabatan fungsional.

Selain melakukan pembinaan teknis bagi jabatan fungsional dilingkungan Departemen Pertanian juga menerapkan pembinaan karir PNS melalui jalur jabatan fungsional baik jabatan fungsional yang berada di lingkungan Departemen Pertanian maupun jabatan-jabatan fungsional lainnya yang bersifat umum seperti Peneliti, Litkayasa, Widyaiswara, Instruktur, Pustakawan, Statistisi, Analisis kepegawaian, Perencana, perancang Perundang-undangan, Pranata Komputer, Audito, dan Arsiparis yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan tugas fungsi organisasi Departemen Pertanian.

3. Penerapan dan penataan jabatan fungional dilingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, khususnya pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan terdapat jabatan fungsional Penelitia dan Litkayasa untuk pelaksanaan tugas pokok penelitian dan pengembangan di bidang peternakan. Dengan demikian keberadaan Peneliti dan Litkayasa baik secara kuantitas dan kualitas diperlukan sesuai dengan beban tugas penelitian yang diselenggarakan.

(4)

Selain pelaksana fungsi lini pada PusLitbang Peternakan, perlu penerapan dan penataan jabatan fungsional non penelitian yang menunjang pelaksanaan tugas pokok antara lain Pustakawan, Statistisi, Pranata Komputer dan Arsiparis.

BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PENERAPAN JABATAN FUNGSIONAL

1.Penetapan formasi jabatan fungsional harus memperhatikan kelangsungan volume dan beban tugas, sehingga didapatkan perhitungan jumlah dan kualitas kebutuhan pejabat fungsional agar pembinaan karier pejabat fungional tidak terhambat.

2.Pengangkatan pejabat fungsional harus memperhatikan minat dan kesesuaian kompetensi sesuai dengan persyaratan.

3.Penetapan Tim Penilai untuk masing-masing jabatan fungsional sesuai ketentuan. 4.Evaluasi terhadap pejabat fungsional dan penerapan jabatan fungsional secara periodic.

PERAN TIM PENILAI

Dalam penerapan jabatan-jabatan fungsional di lingkungan Puslitbang Peternakan baik yang bersifat pelaksana tugas penelitian dan penunjang penelitian, Tim Penilai Jabatan Fungsional memiliki peran yang sangat penting untuk menjamin objektivitas kinerja para pejabat fungional dan sekaligus meningkatkan kualitas karier bagi PNS yang menduduki jabatan fungsional. Bagi jabatan-jabaatan fungsional non penelitian/ yang menunjang pelaksanaan tugas penelitian di lingkungan Puslitbang Peternakan seperti Pustakawan, Arsiparis, Pranata Komputer, dan Statistik, keberadaan Tim Penilai di lingkungan Sekretariat Jenderal Departemen Pertanian. Sedangkan jabatan fungsional non penelitian yang bersifat substansi baik sebagai pelaksana teknis di laboratorium maupun di lapangan seperti Penyuluh, Pengawas Kkualitas di bidang peternakan tentunya Tim penilai berada pada unit kerja yang membidangi substansi yang bersangkutan.

KEMUNGKINAN PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL

Sebagai salah satu jalur pembinaan karir PNS, jabatan fungsional akan terus berkembang sesuai dengan kebutuhan organisasi.

Secara nasional Instansi-instansi Pembina Teknis dapat mengembangkan terhadap jabatan fungsional dilingkungannya. Dilingkungan Departemen Pertanian kemungkinan jabatan fungional yang dikembangkan di bidang pengawasan kualitas di bidang peternakan.

PENUTUP

Melalui forum Temu teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian ini, diharapkan mendapatkan wawasan dan informasi, sekaligus forum komunikasi untuk peningkatan kualitas dan profesionalisme dalam bidang masing–masing.

(5)

5 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Pengembangan profesionalisme mensyaratkan perlu adanya jalur pengembangan karier, sehingga memungkinkan tenaga fungsional dapat meningkatkan ilmu, ketrampilan, tanggung jawab dan wewenangnya, mengingat dalam pelaksanaan tugas dan fungsi terdapat pembagian tugas yang jelas dengan tanggung jawab wewenang, tingkat ilmu, ketrampilan yang sesuai dengan jenjang jabatannya.

Keuntungan Pengembangan Jabatan Fungsional

a. sebagai wadah pengembangan karier tenaga – tenaga teknis;

b. mendorong terciptanya organisasi yang berorientasi pada kompetentif (professional based) dan sekaligus dapat memacu profesionalisme;

c. sistem penilaian kinerja berdasarkan prestasi kerja yang terukur; mendukung terwujudnya akuntabilitas secara individu maupun organisasi dan sekaligus diharapkan mendorong sistem penggajian pegawai yang adil sesuai dengan kontribusi dan kinerjanya.

Sejalan dengan kebijakan penataan organisasi yang sekaligus diikuti program penataan pegawai, jabatan-jabatan yang akan diisi oleh PNS yang memiliki kompetensi yang sesuai, maka pengembangan jabatan fungsional merupakan alternatif yang tepat dalam mewujudkan jalur pembinaan karier bagi PNS.

Referensi

Dokumen terkait

Ayunan harga ke atas dan kebawah disebabkan oleh kumpulan psikologi kolektif dari trader dan ayunan ini oleh Elliott disebut dengan 'Wave' atau gelombang, dan yg menarik

Tujuan: Mengetahui efek segera terapi dingin pada sendi lutut terhadap motor unit action potential otot vastus medialis oblique dengan subjek osteoartritis lutut. Desain:

"Meskipun kondisi ekonomi di tahun 2016 tampaknya masih akan sama seperti tahun 2015, kami tetap yakin di tahun 2016 dapat bertumbuh menjadi perusahaan asuransi

Pada tahun 2013, perdagangan saham property dan real estate masih aktratif di Bursa Saham dan mengalami kenaikan 78.54 persen... 6 Tujuan investor berinvestasi pada

Gambar 6 Grafik Tingkat Efisiensi Operasional Mutlak Rumah Makan Lauk Sambel Banyumas dan Pesaing Untuk memperkirakan efisiensi operasional mutlak adalah dengan membandingkan

Saya merasa bahagia, tidak tahu akan nasibnya, tetapi saya bisa merasakan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi!. Saya

Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius karena ditandai dengan tingginya mobiditas dan mortalitasnya.Stroke adalah suatu penyakit defisit

Angka romawi kecil pada halaman judul tidak perlu dituliskan, penulisan baru dimulai pada halaman persetujuan pembimbing (ii). 2) Bagian isi laporan penelitian mulai