• Tidak ada hasil yang ditemukan

Resorbsi Apikal Akar Gigi Molar Pertama Rahang Bawah Pada Perawatan Ortodonti Dengan Alat Cekat Edgewise

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Resorbsi Apikal Akar Gigi Molar Pertama Rahang Bawah Pada Perawatan Ortodonti Dengan Alat Cekat Edgewise"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Resorbsi Apikal Akar Gigi Molar Pertama Rahang Bawah Pada

Perawatan Ortodonti Dengan Alat Cekat Edgewise

Endah Mardiati *

Key words: Apical root resorption, lower mandibular first molar, Edgewise appliance

Abstrak

Resorbsi apikal akar gigi merupakan suatu efek samping yang dapat terjadi dan tidak diinginkan pada perawatan ortodonti baik dengan alat lepasan maupun alai cekat. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah terjadi resorbsi apikal akar gigi molar pertama rahang bawah pada pasien yang dirawat ortodonti dengan alat cekat Edgewise pada kasus pencabutan gigi premolar pertama rahang bawah (35 pasien) dan tanpa pencabutan gigi premolar pertama rahang bawah (19 pasien). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi resorbsi apikal akar gigi molar pertama rahang bawah baik pada kasus pencabutan ataupun tanpa pencabutan dan tidak terdapat perbedaan yang bermakna besarnya resorbsi apikal antara akar mesial dengan akar distal baik pada kasus pencabutan maupun tanpa pencabutan.

Abstract

The apical root resorption is one of the common and undiserable side effects of orthodontic treatment with removable or fixed appliance. The purpose of the study is to evaluate the presence of apical root resorption of the mandibular first molar in extraction cases (35 patients) and non extraction (I9 patients). The result of the study shows that apical root resorption occurred both in the extraction cases as well as in non extraction cases. Student t-test revealed that there is no significant differences between apical resorption of mesial and distal of mandibular first molar both extraction or non extraction-cases.

Pendahuluan

Resorbsi apikal akar gigi merupakan suatu efek samping yang sering terjadi pada perawatan ortodonti (Copeland et al., 1986; Masler dan Malone 1954; Spurrier et al., 1990).

Oppenheim (1942) mengatakan bahwa resorbsi akar gigi biasanya terjadi pada gigi insisif rahang atas, namun hasil penelitian histologis yang dilakukan oleh Langford (1982) menunjukkan bahwa resorbsi akar gigi dapat terjadi pada seluruh gigi yang terkena daya ortodonti. Resorbsi idiopatik yang paling sering terjadi adalah resorbsi pada bagian apikal akar gigi (Henry dan Wienman 1951).

Terdapat banyak faktor yang dapat menimbulkan terjadinya resorbsi akar gigi, diantaranya adalah berat ringannya maloklusi, besar daya ortodonti, predisposisi individual, lama perawatan, usia pasien, stadium pembentukan akar gigi saat dimulainya perawatan ortodonti (Massier dan Malone, 1954; Stenvik dan Mjor, 1970; Goldson 1975 dan Faden et al., 1992).

Hasil penelitian Remington et al., 1989 membuktikan bahwa besarnya resorbsi gigi-gigi posterior rahang atas dengan rahang bawah adalah sama, sedangkan menurut hasil penelitian Kennedy (1983) membuktikan bahwa rata-rata resorbsi apikal akar gigi molar pertama rahang bawah adalah 1,5 mm dan untuk rahang atas adalah 1 mm.

(2)

gigi yang dicabut adalah gigi premolar. Pada kasus pencabutan gigi premolar biasanya diperlukan penarikan gigi kaninus dan gigi insisif ke posterior untuk itu diperlukan penjangkaran yang kuat. Gigi yang digunakan sebagai penjangkar biasanya adalah gigi molar pertama. Untuk hal itu maka diperlukan suatu prosedur yang disebut sebagai persiapan penjangkaran. Menurut Tweed (1966) persiapan penjangkaran gigi molar dilakukan dengan cara menegakkan atau memiringkan gigi molar ke distal. Akibatnya akar distal gigi molar pertama akan menerima daya tipping dan daya intrusi. Hasil penelitian Delinger, 1967 serta Stenvik dan Mjor 1970 membuktikan bahwa daya tipping dan intrusi akan meningkatkan resiko terjadinya resorbsi apikal akar gigi.

Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan masalah yaitu: apakah terjadi resorbsi apikal akar gigi molar pertama rahang bawah baik pada kasus pencabutan atau tanpa pencabutan gigi premolar pertama pada perawatan ortodonti dengan alat cekat Edgewise. Apakah ada perbedaan besar resorbsi apikal antara akar mesial dengan akar distal baik pada kasus pencabutan atau tanpa pencabutan gigi premolar pertama rahang bawah. Apakah terdapat perbedaan besar resorbsi apikal antara akar mesial dengan akar distal gigi molar pertama kiri dengan kanan rahang bawah.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui resorbsi apikal akar gigi molar pertama rahang bawah akibat perawatan ortodonti dengan alat cekat Edgewise. Untuk mengetahui perbedaan besar resorbsi apikal yang terjadi antara akar mesial dengan akar distal gigi molar pertama rahang bawah baik pada satu sisi atau di kedua sisi pada kasus pencabutan atau tanpa pencabutan gigi premolar pertama rahang bawah.

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah memberi gambaran mengenai resorbsi apikal yang terjadi pada akar gigi molar pertama rahang bawah baik pada kasus pencabutan atau tanpa pencabuatan gigi premolar pertama rahang bawah pada perawatan ortodonti dengan alat cekat Edgewise sehingga resiko yang merugikan ini dapat dikurangi. Metode Penelitian

Jenis penelitian adalah suvey retrospektif dengan pendekatan deskriptif. Analisis yang digunakan adalah analisis data berpasangan dengan analisis statistik student - t.

Populasi dan sampel penelitian

Populasi penelitian adalah pasien-pasien yang dirawat ortodonti dengan alat cekat Edgewise diklinik Spesialisasi Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi UNPAD dari tahun 1992-1999.

Sampel dipilih berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut: 1. Usia pasien : 12 - 40 tahun

2. Laki - laki dan perempuan

3. Belum pernah dilakukan perawatan ortodonti sebelumnya 4. Perawatan ortodonti dilakukan dengan alat cekat Edgewise

5. Pada kasus pencabutan gigi yang dicabut adalah gigi premolar pertama rahang bawah kiri dan kanan

6. Mempunyai data rontgen foto panoramik sebelum dan setelah perawatan ortodonti selesai.

7. Lama perawatan ortodonti 1- 4 tahun

8. Gigi penjangkar adalah gigi molar pertama rahang bawah

Sampel untuk kasus pencabutan 35 orang dan untuk kasus tanpa pencabutan 19 orang. Bahan, Alat dan Cara Penelitian

1. Bahan penelitian

Film rontgen foto panoramik pasien-pasien sebelum dan setelah selesai perawatan

(3)

kanan. Foto panoramik dibuat di laboratorium Biotest Bandung. 2. Alat Penelitian

2.1. Alai ukur panjang gigi molar pertama rahang bawah yaitu dial caliper Mitutoyo 2.2. Negatoskop buatan P.T. Sakura

3. Cara Penelitian

3.1. Film ro.foto panoramik pasien-pasien sebelum dan setelah perawatan ortodonti dikelompokkan berdasarkan kasus pencabutan dan tanpa pencabutan gigi premolar pertama rahang bawah kiri dan kanan.

3.2. Film ro.foto panoramik diletakan diatas negatoskop yang telah dinyalakan dan

langsung dilakukan pengukuran panjang gigi molar pertama rahang bawah

dibagian mesial dan distal. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan metode Hendrix et al. (1994).

Cara pengukuran tersebut adalah sebagai berikut: tentukan puncak bonjol dan ujung apikal akar mesiobukal dan distobukal gigi molar pertama rahang bawah. Selanjutnya dari titik-titik tersebut diukur masing-masing panjang gigi mesial dan distal.

Gambar 1.

Cara penentuan dan pengukuran panjang akar mesial dan distal gigi molar pertama

3.3. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan dial caliper.Pengukuran dilakukan 3x dengan interval waktu pengukuran 10 hari.

3.4. Resorbsi apikal akar gigi ditentukan jika hasil pengukuran panjang gigi setelah perawatan ortodonti selesai lebih pendek dari sebelum perawatan ortodonti.

3.5. Dilakukan pengujian apakah terdapat perbedaan panjang gigi molar pertama rahang bawah antara sebelum dan setelah perawatan ortodonti selesai, serta perbedaan. Pada label 1 dapat dilihat terdapat perbedaan panjang gigi molar pertama rahang bawah antara sebelum perawatan dengan setelah perawatan ortodonti baik pada kasus pencabutan atau tanpa pencabutan gigi premolar pertama rahang bawah kiri dan kanan. Berdasarkan uji statistik (uji statistik t) perbedaan tersebut bermakna.

Hasil penelitian Kennedy et al. (1983) menunjukkan bahwa besarnya resorbsi akar gigi molar pertama rahang bawah ± 1,5 mm. Pada penelitian ini berkisar antara 0,61 mm - 0,94 mm.

(4)

Tabel 1: Rata-rata perbedaan panjang gigi molar pertama rahang bawah sebelum perawatan dan setelah perawatan ortodonti baik pada kasus pencabutan atau tanpa pencabutan gigi premolar pertama rahang bawah kiri dan kanan besar resorbsi apikal akar mesial dengan akar distal.

Gigi M1 Rb kiri Gigi M1 Rb kanan

Mesial Distal Mesial Distal

N= 54 0,61 mm ± 0,62 mm 0,75 mm ± 0,74 mm 0,59 mm ± 0,64 mm 0,94 mm ± 1,47 mm t hitung 7,198 1 7,3873 6,7280 4,713 t tabel 95% 2 2 2 2 T tabel 99% 2,66 2,66 2,66 2, 66

Berbeda Berbeda Berbeda Berbeda

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi resorbsi apikal akar gigi molar pertama rahang bawah pada 35 pasien dengan kasus pencabutan dan 19 pasien tanpa pencabutan gigi premolar pertama rahang bawah kiri dan kanan. Angka ini terbukti lebih kecil jika dibandingkan dengan hasil penelitian Kennedy et al., (1983). Perbedaan ini dapat disebabkan karena banyak faktor misalnya= kasus maloklusi yang diteiiti, teknik perawatan ortodonti yang digunakan, rontgen foto yang digunakan serta teknik pengukuran yang digunakan. Menurut Dermaut dan De Maunk (1986) hasil penelitian radiografi mengenai resorbsi apikal sulit dilakukan karena adanya perbedaan-perbedaan teknik dan metode pengukuran yang dilakukan.

Tabe 2. Rata-rata perbedaan panjang gigi molar pertama antara kasus pencabutan dengan kasus tanpa pencabutan

Gigi MI Rb. kiri _

Gigi M1 Rb. Kanan

Mesial Distal Mesial Distal

sama sama

sama

(5)

Dari tabel diatas terbukti baik pada kasus pencabutan atau tanpa pencabutan gigi premolar terjadi resorbsi apikal akar gigi molar pertama rahang bawah. Besarnya resorbsi pada kasus pencabutan berkisar antara 0.61 mm - 1,06 mm, sedangkan pada kasus tanpa pencabutan berkisar antara 0,55 mm - 0;72 mm. Dengan demikian terlihat bahwa pada kasus pencabutan resorbsi apikal yang terjadi lebih besar daripada kasus tanpa pencabutan. Namun berdasarkan uji statistik (uji-t) perbedaan tersebut tidak bermakna.

Perbedaan besar resorbsi antara kasus pencabutan dengan tanpa pencabutan terjadi karena perbedaan sifat penjangkar gigi molar pertama rahang bawah. Pada kasus pencabutan gigi premolar biasanya diperlukan retraksi gigi kaninus dan gigi-gigi insisif ke posterior dengan demikian gigi molar sebagai gigi penjangkar akan menerima daya yang lebih besar dibandingkan dengan kasus tanpa pencabutan. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Harris dan Butller (1992) bahwa semakin besar daya yang dikenakan pada suatu gigi akan semakin besar pula resiko resorbsi apikal akar yang terjadi.

Pada tabel 2 dapat dilihat pula perbedaan resorbsi apikal antara akar mesial dengan akar distal baik pada kasus pencabutan ataupun tanpa pencabutan.

Selisih besar resorbsi akar distal dengan akar mesial gigi molar pertama rahang bawah kiri pada kasus pencabutan adalah 0,21 mm sedangkan sebelah kanan adalah 0,45 mm. Untuk kasus tanpa pencabutan antara akar mesial dengan distal gigi molar pertama kiri adalah 0,01 mm sedangkan untuk sisi kanan terdapat selisih sebesar 0,17 mm. Berdasarkan uji statistik perbedaan tersebut tidak bermakna.

Bila dilihat antara akar gigi molar pertama kiri dengan kanan pada kasus pencabutan terdapat selisih 0,01 mm (sisi kiri labih besar dari sisi kanan), sedangkan antara akar distal terdapat selisih 0,23 mm (sisi kanan lebih besar dari sisi kiri). Untuk kasus tanpa pencabutan untuk akar mesial terdapat selisih 0,03 mm (sisi kiri lebih besar dari sisi kanan), sedangkan untuk akar distal terdapat selisih 0,13 mm. Meskipun besar resorbsi akar gigi molar pertama sisi kanan lebih besar dari sisi kiri namun berdasarkan uji statistik perbedaan tersebut tidak bermakna. Hasil ini sama dengan hasil penelitian Hendrikson (1994) bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara banyaknya resorbsi apikal akar mesial dengan akar distal baik pada kasus pencabutan ataupun tanpa pencabutan. Teknik perawatan ortodonti yang digunakan oleh Hendrikson (1994) juga teknik Edgewise (standard).

Data diatas memperlihatkan bahwa sebagai gigi penjangkar maka baik akar mesial maupun akar distal gigi) molar pertama pada kasus pencabutan ataupun tanpa pencabutan semuanya terjadi resorbsi apikal. Besarnya resorbsi yang terjadi ternyata lebih kecil dari hasil penelitian Kennedy et al., (1983) sebesar 1,5 mm. Hal ini mungkin terjadi karena perawatan ortodonti dengan alat cekat Edgewise yang dilakukan di FKG UNPAD tidak menggunakan persiapan penjangkaran seperti yang dilakukan oleh Tweed (1966). Penjangkaran biasanya

dilakukan dengan penambahan alat palatal bar, Nance holding arch, lingual arch dan head

gear, oleh karena itu gerakan tipping ke distal dan intrusi akar distal seperti yang terjadi pada

persiapan penjangkaran cara Tweed (1966) tidak terjadi.

Reitan (1974) dan Harris serta Butler (1992) mengatakan bahwa gerakan tipping dan intrusi akan meningkatkan resiko terjadinya resorbsi apikal akar gigi.

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

Terjadi resorbsi apikal akar gigi molar pertama rahang bawah kiri dan kanan baik pada kasus pencabutan gigi premolar pertama kiri dan kanan rahang bawah. Besarnya resorbsi tersebut berkisar antara 0,59 mm - 1,47 mm. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna

(6)

besarnya resorbsi apikal antara kasus pencabutan dengan tanpa pencabutan, antara akar mesial dengan akar distal dan antara akar mesial dan distal kiri dan kanan.

Saran

Mengingat resorbsi apikal akar gigi pada perawatan ortodonti sulit untuk diperkirakan, maka untuk mengurangi resiko tersebut maka dalam penentuan diagnosis dan rencana perawatan harus tepat. Penggunaan alai dan aplikasi dayanya harus sesuai dan terkontrol. Untuk gigi penjangkar sebaiknya tidak hanya gigi molar pertama saja tetapi juga melibatkan gigi molar kedua.

Hal ini perlu untuk mengurangi beban daya pada gigi molar pertama saja. Daftar Pustaka

Copeland S., 1986, Root resorption in maxillary central incisor following active orthodontic

treatment, Am.J.Orthod.Dentofac.Orthop., 5:89,51 Delinger E.L., 1967, A Histologic and

cephalometric investigation of premolar intrusion in macaca spesies monkey,

Am.J.Orthod., 53,325-355.

Dermaut L. R. and De Munck A., 1986. Apical root resorption of upper incisors caused by

intrusive tooth movement. Am.J.Orthod. Dentofac.Orthop.,90,321- 325.

Fadden W.M., Engstrom C, Engstrom H., Anholm J.M. 1989. A study of the relationship

between incisor intrusion and root shortening Am.J.Orthop., 96,5.390-396.

Goldson L., Henrickson C.D., 1975. Root resorption during Begg treatment, A longitudinal

roentgenologic study., Am.J.Orthod.,68,55.

Harris E.F. and Butler M.L., 1992. Patterns of incisor root resorption before and after

orthodontic correction on cases with anterior openbites, Am.J.Orthod. 101,2,112-119.

Hendrix 1. 1994- A radiographic study of posterior apical root resorption in orthodontic patients,

Am. J.Orthod., 105,4,345 - 349.

Henry J. L., and Weinman, 1951. The pattern resorption and repair of human cementum,

Arn..J. Assoc., 42,270 – 290.

Kennedy D.B., Joondeph D.R.,Osterberg S.K., Little R.M., 1983. The effect of extraction and

orthodontic treatment on dento alveolar support, Am.J Orthod., 1983 (3), 183 - 90.

Langford S.R., 1982. Root resorption extremes resulting from rapid maxillary expansion,

AmJ.Orthod., 81, 371 -377.

Massler M., malone A.J., 1954. Root resoprtion in human permanent teeth, Am.J.Orthod., 40,

619 - 133.

Oppenheim A., 1942. Human tissue response to orthodontic intervention of short and long

(7)

Reitan K., 1974. Initial tissue behavior during apical root resorption, Angle Orthod, 44, 68 - 82.

Remington D.N., Joondeph D.R., Artun J.. Reidel R.A., Chapco M.K., 1989. Long term

evaluation of root resorption occuring during orthodontic treatment, Am. J. Orthod. Orthop.,

96, 43 -46.

Spurrier S.W. et al., 1990. A comparison of apical root resorption during orthodontic

treatment in endodontically treated and vital teeth, Am. J. Orthod. Orthop., 97,2,130- 134.

Stenvik A., and Mjor LA., 1970. Pulp and dentin reaction to experimental tooth intrusion,

Histologic study of initial changes, Am. J. Orthod., 57, 370 - 385.

Tweed C.H., 1966. Clinical Orthodontic, 3rd, The C.V. Mosby Company, Saint Louis, 7-

Gambar

Tabe  2.  Rata-rata  perbedaan  panjang  gigi  molar  pertama  antara  kasus  pencabutan  dengan  kasus tanpa pencabutan

Referensi

Dokumen terkait

dalam proses perilaku aman ( safety process) adalah terdapatnya kerja sama yang baik untuk perencanaan implementasi program dan adanya partisipasi dari.. masing-masing

Penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa tahapan, diantaranya persiapan sampel yaitu dengan mengemas sampel keripik pisang yang baru saja diproduksi oleh Sentra Industri

Syukur Alhamdulillah segala Puji bagi Allah SWT, karena atas rahmat dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “ ANALISIS PENGARUH

Berdasarkan simpulan hasil penelitian eksperimen dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan model talking stick berbantuan buku cerita terhadap keterampilan membaca

Simpulan penelitian ini yaitu metode role playing efektif diterapkan pada pembelajaran PKn materi keputusan bersama yang ditunjukkan dengan hasil belajar siswa kelas eksperimen

Pertanyaan inti di atas mendorong beberapa pertanyaan spesifik yang bisa membantu melihat berbagai persoalan dalam artikel ini, yaitu: (1) Bagaimana respon warga,

Faktor penyebab munculnya stigma dan diskriminasi dalam konteks ini yaitu kurangnya pengetahuan mengenai HIV-AIDS, persepsi yang salah tentang cara penularan HIV-AIDS,

Pada penelitian tahun ke-III, telah dilakukan pengkajian efektifitas beberapa metode pelapisan material fotokatalis pada keramik, dan uji kinetika reaksi