• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA AGUSTUS 2016 SEBESAR ATAU MENURUN SEBESAR 0.78 PERSEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA AGUSTUS 2016 SEBESAR ATAU MENURUN SEBESAR 0.78 PERSEN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

No.59/09//71/Th.X, 1 September 2016

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI SULAWESI UTARA AGUSTUS

2016 SEBESAR 96.17 ATAU MENURUN SEBESAR 0.78 PERSEN

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani. Semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar (term of trade) petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik. Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya.

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi rumah tangga dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya.

 Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Sulawesi Utara pada bulan Agustus 2016 sebesar 96.17 atau menurun sebesar 0.78 persen dibanding NTP Juli 2016 yaitu sebesar 96.93. Penurunan NTP ini disebabkan karena menurunnya indeks harga yang diterima petani (It), sebesar 0,33, di sisi lain indeks yang dibayar petani (Ib), sebesar 0.46 persen. NTP tahun kalender menurun sebesar 0.70 persen, sedangkan secara YoY meningkat sebesar 1.11 persen.

 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Sulawesi Utara di bulan Agustus 2016 sebesar 106.72 atau menurun sebesar 0.59 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya, yakni sebesar 107.35.

 Bulan Agustus 2016, di daerah perdesaan Provinsi Sulawesi Utara telah terjadi inflasi sebesar 0.53 persen. Inflasi perdesaan ini disebabkan karena meningkatnya indeks harga pada kelompok pengeluaran rumah tangga, khususnya pada kelompok bahan makanan yang meningkat lebih tinggi dibandingkan kelompok pengeluaran lainnya, sebesar 0,77 persen.

(2)

Tabel 1

NILAI TUKAR PETANI (NTP) GABUNGAN PROVINSI SULAWESI UTARA DAN PERUBAHANNYA, JULI – AGUSTUS 2016 (2012 = 100)

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di Provinsi Sulawesi Utara, NTP pada bulan Agustus 2016 sebesar 96.17 atau menurun sebesar 0.78 persen dibanding NTP bulan Juli 2016 sebesar 96.93 persen. Hal ini disebabkan harga-harga yang diterima petani (It) melalui komoditi pertanian yang dihasilkan mengalami penurunan, sebaliknya harga-harga yang harus dikeluarkan petani untuk rumah tangganya maupun untuk keperluan produksi pertanian (Ib) mengalami peningkatan. Di sisi lain NTP Sulawesi Utara masih berada di bawah nilai 100, artinya bahwa daya beli petani di Sulawesi Utara masih belum lebih baik dibandingkan dengan keadaan di tahun dasarnya (Tahun 2012), atau secara sederhana kesejahteraan petani di Sulawesi Utara dapat diindikasikan masih tidak lebih baik dibandingkan tahun dasar.

I.

NTP SUBSEKTOR

a. Subsektor Tanaman Pangan/Padi & Palawija (NTPP)

NTP sub sektor tanaman pangan pada bulan Agustus 2016 mengalami peningkatan sebesar 0.63 persen dibandingkan pada bulan sebelumnya, yakni dari nilai 95.10 di bulan Agustus 2016, meningkat menjadi 95.69 di bulan Agustus 2016. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami peningkatan, sebesar 1.11 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani meningkat sebesar 0.48 persen.

Rincian

Indeks Gabungan Sulut Perubahan (%)

Juli’16 Agust’16 Prbhn Agust’16 thd Juli’16 Tahun Kalender YoY [1] [2] [3] [4] [5] [6]

Indeks Harga yang Diterima

Petani 119.78 119.39 -0.33 0.03 4.40

Indeks Harga yang Dibayar

Petani 123.58 124.15 0.46 0.74 3.25

Konsumsi Rumah Tangga 128.05 128.73 0.53 0.79 3.87

Bahan Makanan 138.84 139.91 0.77 0.01 5.30

Makanan Jadi 122.74 123.43 0.56 4.52 6.08

Perumahan 119.45 119.57 0.10 0.97 2.30

Sandang 112.43 112.55 0.11 1.96 2.77

Kesehatan 116.76 116.93 0.15 3.17 4.50

Pendidikan, Rekreasi & Olah raga 107.31 107.67 0.34 1.28 1.36

Transportasi dan Komunikasi 126.00 126.51 0.40 -2.73 -2.16

BPPBM 111.58 111.88 0.26 0.87 1.48

Bibit 110.65 110.58 -0.06 0.74 1.83

Obat-obatan & Pupuk 108.62 108.63 0.01 0.98 1.47

Sewa Lahan, Pajak & Lainnya 108.65 108.71 0.06 0.86 0.74

Transportasi 120.88 120.86 -0.01 -7.19 -6.76

Penambahan Barang Modal 108.74 109.18 0.40 1.93 2.31

Upah Buruh Tani 114.00 114.33 0.29 2.69 3.50

Nilai Tukar Petani 97.00 96.93 -0.08 0.08 1.58

(3)

kelompok tanaman padi meningkat sebesar 0.32 persen, sedangkan kelompok tanaman palawija juga meningkat sebesar 1.98 persen.

b. Subsektor Hortikultura (NTPH)

NTP subsektor Hortikultura mengalami penurunan sebesar 4.34 persen di bulan Agustus 2016. Berbeda halnya dengan subsektor Tanaman Pangan, indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan, sebesar 3.87 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami peningkatan sebesar 0.49 persen. Nilai NTPH di bulan Juli 2016 sebesar 103.29, menurun menjadi 98.81 di bulan Agustus 2016. Komoditi yang mendominasi penurunan indeks NTP sub sektor hortikultura berada pada kelompok sayur-sayuran dan tanaman obat.

c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR)

Pada bulan Agustus 2016,NTPR mengalami penurunan sebesar 0.10 persen, dari 91.83 di bulan Juli 2016 menurun menjadi 91.74 di bulan Agustus 2016. Hal ini disebabkan perubahan yang terjadi pada indeks harga yang diterima petani tidak dapat melampaui perubahan yang terjadi pada indeks harga dibayar petani, dimana masing-masing sebesar 0.36 persen dan 0.46 persen.

NTUP yang dimiliki subsektor ini sebesar 102.69 di bulan Agustus 2016, meningkat dari 102.56 di bulan Juli 2016

d. Subsektor Peternakan (NTPT)

NTP subsektor Peternakan di bulan Agustus 2016 mengalami penurunan, sebesar 0.14 persen, yakni dari nilai 102.12 di bulan Juli 2016 menurun menjadi 101.98 di bulan Agustus 2016. Hal ini disebabkan percepatan pertumbuhan indeks harga yang diterima petani tidak sebanding dengan percepatan pertumbuhan yang dimiliki indeks harga yang dibayarkan petani, dimana masing-masing sebesar 0.23 persen dan 0.37 persen.

e. Subsektor Perikanan (NTNP)

NTNP subsektor perikanan mengalami peningkatan sebesar 0.40 persen, dari 99.38 di bulan Juli 2016 meningkat menjadi 99.78 di bulan Agustus 2016. Peningkatan ini terjadi karena pertumbuhan indeks harga yang diterima petani meningkat, sebesar 0.97 persen, sedangkan indeks yang dibayarkan petani, meningkat lebih rendah, yakni sebesar 0.57 persen.

1). Kelompok Penangkapan Ikan (NTN)

NTN subsektor perikanan pada kelompok penangkapan ikan mengalami peningkatan sebesar 0.70 persen di bulan Agustus 2016. Nilai NTN pada subsektor ini di bulan Juli 2016 sebesar 102.94 meningkat menjadi 103.66 di bulan Agustus 2016. Hal ini terjadi karena indeks yang diterima petani meningkat sebesar 1.28, sedangkan indeks yang dibayarkan petani hanya meningkat sebesar 0.57.

2). Kelompok Budidaya Ikan (NTPi)

NTN subsektor perikanan budi daya di bulan Agustus 2016 menurun sebesar 0.20 persen. Penurunan nilai tukar ini disebabkan pertumbuhan yang dimiliki indeks yang diterima petani, sebesar 0,36 persen, tidak lebih besar pertumbuhan yang dialami indeks yang dibayar petani, sebesar 0,56 persen.

(4)

Tabel 2.

NILAI TUKAR PETANI PER SUB SEKTOR DAN PERUBAHANNYA JULI - Agustus 2016 (2012 = 100)

Subsektor dan Kelompok Bulan % Perub. Juli’16 Agust’16

[1] [3] [4] [5

1 Tanaman Pangan

Nilai Tukar Petani 95.10 95.69 0.63

Nilai Tukar Usaha Pertanian 103.13 103.78 0.64

a Indeks Harga yang Diterima (It) 119.17 120.49 1.11

- Padi 121.01 121.40 0.32

- Palawija 117.21 119.53 1.98

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 125.32 125.92 0.48

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 128.16 128.78 0.48

- Indeks BPPBM 115.56 116.10 0.47

2 Hortikultura

Nilai Tukar Petani 103.29 98.81 -4.34

Nilai Tukar Usaha Pertanian 115.46 110.84 -4.00

a Indeks Harga yang Diterima (It) 128.47 123.50 -3.87

- Sayur-sayuran 130.70 124.76 -4.54

- Buah-buahan 116.42 116.90 0.41

- Tanaman obat 118.04 114.69 -2.84

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 124.38 124.98 0.49

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127.24 127.94 0.55

- Indeks BPPBM 111.27 111.41 0.13

3 Tanaman Perkebunan Rakyat

Nilai Tukar Petani 91.83 91.74 -0.10

Nilai Tukar Usaha Pertanian 102.56 102.69 0.12

a Indeks Harga yang Diterima (It) 114.08 114.49 0.36

- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 114.08 114.49 0.36

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 124.23 124.80 0.46

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127.52 128.17 0.51

- Indeks BPPBM 111.23 111.49 0.24

4 Peternakan

Nilai Tukar Petani 102.12 101.98 -0.14

Nilai Tukar Usaha Pertanian 113.06 113.15 0.08

a Indeks Harga yang Diterima (It) 120.78 121.05 0.23

- Ternak Besar 120.27 120.27 0.00

- Ternak Kecil 115.99 116.41 0.35

- Unggas 121.50 124.01 2.06

- Hasil Ternak 133.73 132.63 -0.82

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 118.27 118.71 0.37

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 129.09 129.80 0.54

- Indeks BPPBM 106.83 106.98 0.14

5 Perikanan

Nilai Tukar Petani 99.38 99.78 0.40

Nilai Tukar Usaha Pertanian 110.76 111.52 0.68

a Indeks Harga yang Diterima (It) 123.56 124.76 0.97

- Tangkap 128.05 129.68 1.28

- Budidaya 115.47 115.88 0.36

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 124.33 125.04 0.57

(5)

II. NTP ANTAR PROVINSI di PULAU SULAWESI

Nilai Tukar Petani pada bulan Agustus 2016 yang tertinggi di Pulau Sulawesi terjadi di Provinsi Sulawesi Barat, sebesar 107.93, sedangkan yang terendah berada di Provinsi Sulawesi Utara, sebesar 96.17. Petumbuhan berjalan indeks NTP di bulan yang sama mengalami variasi yang cukup beragam diantara seluruh provinsi yang ada di Pulau Sulawesi. Tiga provinsi di pulau Sulawesi yang mengalami penurunan nilai tukar petani dan tiga provinsi juga yang mengalami peningkatan. Jika dilihat dari Nilai Tukar Usaha pertanian (NTUP), Provinsi Gorontalo memiliki indeks yang tertinggi dibandingkan provinsi lainnya di pulau Sulawesi.

Tabel 3.

NTP 6 PROVINSI DI PULAU SULAWESI DAN PERSENTASE PERUBAHANNYA AGUSTUS 2016 (2012 = 100)

III. INFLASI/DEFLASI PERDESAAN

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Pada bulan Agustus 2016, di daerah perdesaan Provinsi Sulawesi Utara telah terjadi inflasi sebesar

- Indeks BPPBM 111.56 111.88 0.28

1. Perikanan Tangkap

Nilai Tukar Petani 102.94 103.66 0.70

Nilai Tukar Usaha Pertanian 115.13 116.27 0.99

a Indeks Harga yang Diterima (It) 128.05 129.68 1.28

- Penangkapan Perairan Umum 109.17 109.17 0.00

- Penangkapan Laut 128.06 129.69 1.28

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 124.39 125.10 0.57

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 130.47 131.36 0.69

- Indeks BPPBM 111.22 111.53 0.28

2. Perikanan Budidaya

Nilai Tukar Petani 92.95 92.76 -0.20

Nilai Tukar Usaha Pertanian 102.94 103.01 0.07

a Indeks Harga yang Diterima (It) 115.47 115.88 0.36

- Budidaya Air Tawar 115.47 115.89 0.36

- Budidaya Air Payau 114.83 114.83 0.00

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 124.23 124.92 0.56

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 129.78 130.64 0.66

- Indeks BPPBM 112.17 112.50 0.29

No. Provinsi It Ib NTP NTUP

Indeks % Perub Indeks % Perub Indeks % Perub Indeks % Perub

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] 1 Sulawesi Utara 119.39 -0.33 124.15 0.46 96.17 -0.78 106.72 -0.59 2 Sulawes Tengah 122.70 -0.86 122.98 -0.04 99.77 -0.82 109.77 -1.07 3 Sulawesi Selatan 130.48 0.62 123.99 0.02 105.23 0.60 115.04 0.47 4 Sulawesi Tenggara 122.98 -0.13 122.58 0.18 100.33 -0.31 109.60 -0.22 5 Gorontalo 131.29 0.73 124.37 0.49 105.57 0.24 118.88 0.72 6 Sulawesi Barat 128.02 0.34 118.61 -0.40 107.93 0.74 117.50 0.24

(6)

0.53 persen. Inflasi perdesaan ini umumnya disebabkan oleh meningkatnya indeks kelompok bahan makanan, seperti terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4.

INDEKS HARGA KONSUMEN PERDESAAN DAN PERUBAHANNYA PROVINSI SULAWESI UTARA MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

JULI - AGUSTUS 2016 (2012 = 100)

Informasi lebih lanjut hubungi:

Martedhy Mormin Tenggehi, S.Si

Kabid. Statistik Distribusi

BPS Provinsi Sulawesi Utara

Telepon: 0431-847044

Fax.: 0431-862204

Email: bps7100@bps.go.id

Homepage: http://sulut.bps.go.id

Kelompok Pengeluaran Juli’16 Agustus’16

Prbh Agust’16 thd

Juli’16

[1] [2] [3] [4]

Konsumsi Rumah Tangga 128.05 128.73 0.53

Bahan Makanan 138.84 139.91 0.77

Makanan Jadi, Rokok & Tembakau 122.74 123.43 0.56

Perumahan 119.45 119.57 0.10

Sandang 112.43 112.55 0.11

Kesehatan 116.76 116.93 0.15

Pendidikan, Rekreasi, & OR 107.31 107.67 0.34 Transportasi & Komunikasi 126.00 126.51 0.40

(7)

Referensi

Dokumen terkait

6 Adakan CGC akan mengeluarkan invois cukai pada kadar pro-rata kepada pelanggan jika yuran jaminan yang dikenakan sebelum 1 hb April 2015 tetapi tempoh jaminan

Dilihat dari industri yang pesaingnya sedikit, dibutuhkannya kemampuan dan keahlian yang khusus, dan pelanggan yang relatif price- insensitive ini maka Penulis akan menggali

Penelitian Fifendy et al .(2011) menyimpulkan bahwa penambahan ekstrak kecambah sebagai sumber nitrogen dapat menghasilkan mutu nata yang lebih baik dibanding dengan

Untuk spesis A, haiwan tersebut memiliki bahagian abdomen yang besar, bagi spesis B, mereka memiliki perut yang bercorak, spesis C mempunyai tangan yang bercorak, spesis

Hal ini biasanya didasarkan pada perselisihan atara suami dan istri, perselisihan tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat berasal dari salah

Hasil penelitian menunjukan bahwa 46% Bunda PAUD memiliki kemampuan emotion regulation rendah, 30,88% memiliki kemampuan impulse control sedang, 68% memiliki kemampuan

Hasil pengolahan data dari perhitungan regresi linier juga menerangkan bahwa tidak terdapat pengaruh langsung yang signifikan namun positif antara kecerdasan emosional

Dan hal ini sudah dibuktikan dan diterapkan oleh kepala di MTs Madinatussalam Kec. Percut Sei Tuan. Dan sesuai dengan data yang ada serta hasil dari wawancara