• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODE PENELITIAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1

Variabel Penelitian & Hipotesis

3.1.1

Variabel Penelitian & Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan digunakan. Pertama adalah

variabel persepsi dukungan sosial dan penerimaan ibu sebagai variabel kedua.

3.1.1.1 Persepsi Dukungan Sosial

Untuk mengukur persepsi dukungan sosial, peneliti mengacu pada teori

yang dikemukakan oleh Zimet, dimana persepsi dukungan sosial adalah tafsiran

individu akan ketersediaan sumber dukungan yang dapat berperan sebagai

penahan gejala dan peristiwa stress (Zimet, Dahlem, Zimet & Farley dalam Louw

& Viviers, 2010). Menurut Zimet dan kolega, dukungan sosial yang

dipersepsikan terdiri dari tiga dimensi, yaitu orang lain yang signifikan, keluarga,

dan teman. Yang dimaksud dengan orang lain yang signifikan adalah orang

terdekat yang memiliki kontak dengan keseharian individu.

(2)

3.1.1.2 Penerimaan ibu

Penelitian ini mengacu pada teori yang dikembangkan oleh Blaine M.

Porter, dimana penerimaan orang tua merupakan sekumpulan perasaan dan

perilaku orang tua yang dapat menerima keberadaan anak tanpa syarat,

menyadari hak anak untuk mengekspresikan perasaannya, dan memenuhi

kebutuhan anak untuk menjadi individu yang mandiri (Porter, 1954). Dalam

penelitian ini, peneliti hanya memfokuskan kepada ibu karena peneliti

menganggap ibu sebagai seseorang yang dirasa paling dekat dengan anaknya.

Sesuai dengan pendapat Gray (dalam Meadan, Halle, & Ebata, 2010) yang

mengatakan bahwa ibu menganggap dirinya sebagai bagian yang paling

bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan anaknya yang menyandang

autisme.

3.1.2

Hipotesis

Berdasarkan tinjauan literatur, peneliti memprediksi adanya hubungan

yang positif antara dukungan sosial dan penerimaan ibu terhadap anaknya yang

menyandang autisme.

3.2

Subyek Penelitian & Tehnik Sampling

3.2.1 Subjek penelitian

Adapun subjek dalam penelitian ini adalah orang tua khususnya ibu yang

memiliki anak dengan disabilitas khususnya sindrom autisme. Diharapkan

responden memiliki anak autisitik yang berusia minimal 3 tahun keatas. Karena

gejala autisme umumnya dapat dideteksi pada usia 3 tahun dan

(3)

masalah-masalah yang dihadapi ibu terus berkembang sesuai usia anak yang semakin

besar, seperti kekhawatiran ibu terhadap masa depan anak (Pamoedji, 2010).

Peneliti memiliki target dalam mendapatkan responden sebanyak 50

subjek yang akan digunakan dalam penelitian ini. Menurut Guilford (1987) jumlah

sampel yang diambil adalah lebih besar dari persyaratan minimal sebanyak 30

responden dimana semakin besar sampel akan memberikan hasil yang akurat.

Kerlinger dan Lee (dalam Gatari, 2008) menambahkan, bahwa semakin besar

jumlah responden yang digunakan, maka akan semakin kecil kesalahan statistik

yang dihasilkan.

3.2.2 Tehnik Sampling

Teknik sampling disebut juga sebagai teknik pengambilan sampel yaitu

suatu cara pengambilan sampel yang representatif dari populasi. Pengambilan

sampel dilakukan sedemikian rupa sehingga nantinya diperoleh sampel yang

benar-benar mewakili dan menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya

(Riduwan, 2008).

Teknik sampling terdiri dari pengambilan sampel secara acak dan tidak

acak. Sampel secara acak disebut juga sebagai random sampling atau

probability sampling. Sedangkan pada pengambilan sampel secara tidak acak

disebut juga sebagai nonrandom sampling atau non-probability sampling

(Mustafa, 2000). Probability sampling adalah metode pengambilan sampel

dengan memberikan kesempatan yang sama untuk diambil dari elemen populasi

yang ada, yang tergolong teknik probability sampling adalah simple random

sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified

random sampling, dan area sampling (Riduwan, 2008). Sedangkan

non-probability sampling memiliki arti bahwa tidak semua elemen populasi memiliki

(4)

kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel (Mustafa, 2000). Teknik

non-probability sampling terdiri dari sampling sistematis, sampling kuota, sampling

aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, snowball sampling (Riduwan,

2003).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik pengambilan secara tidak acak atau non-probability sampling dengan jenis

pengambilan sampling yaitu sampling aksidental. Sampling aksidental

merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan faktor spontanitas, dengan

kata lain siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan

sesuai dengan karakteristik sampel penelitian, maka orang tersebut dapat

dijadikan sebagai sampel atau responden (Riduwan, 2008). Kelebihan teknik

sampling ini menurut Kumar (dalam Gatari, 2010) adalah teknik tersebut

merupakan cara yang lebih murah dalam menseleksi responden dan menjamin

didapatkannya karakteristik responden yang dibutuhkan. Kelemahannya adalah

responden tidak dapat digeneralisir pada populasi secara keseluruhan dan orang

yang paling mudah dijangkau mungkin tidak benar-benar representatif untuk

populasi.

Tahap pertama yang dilakukan peneliti adalah mendatangi

sekolah-sekolah anak berkebutuhan khusus maupun tempat terapi dimana orang tua

anak autistik dapat ditemui. Peneliti mendapati kendala karena tidak diizinkan

untuk membagikan kuesioner. Pihak setempat mengatakan bahwa para

orangtua sudah terlalu jenuh untuk mengisi kuesioner penelitian dari berbagai

perguruan tinggi.

Kemudian peneliti menghubungi kerabat peneliti yang juga memiliki anak

autistik agar dapat membantu peneliti dalam proses pengambilan data. Di tahap

kedua ini, peneliti memperoleh info dari kerabat peneliti bahwa ada sebuah acara

(5)

yang sering diikuti oleh sejumlah keluarga dengan anak autistik. Peneliti diajak

untuk mengikuti kegiatan tersebut sekaligus mengumpulkan data untuk

kebutuhan penelitian.

Tidak semua keluarga yang mengikuti acara tersebut memiliki anak

autistik, oleh sebab itu peneliti meminta bantuan kepada kerabat peneliti karena

beberapa diantara mereka adalah teman dalam suatu perkumpulan dari sebuah

sekolah berkebutuhan khusus atau tempat terapi tertentu. Hasilnya diperoleh

total 50 responden yang dapat mengisi kuesioner serta memenuhi kriteria

penelitian melalui teknik aksidental.

3.3

Desain Penelitian

Desain dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang merupakan

penelitian yang menjunjung tinggi objektifitas, keseragaman, positivisme, verifikasi,

pengamatan, dan pengukuran (Purwanto, 2007). Selanjutnya Purwanto mengatakan

bahwa kebenaran dari penelitian kuantitatif merupakan realitas yang tampak

sebagaimana didefinisikan oleh peneliti.

Penelitian ini juga merupakan jenis penelitian korelasional, yaitu penelitian yang

menghubungkan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi

variabel tersebut (Purwanto, 2007)

3.4

Alat Ukur Penelitian

Dalam mengumpulkan data untuk penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner

sebagai alat bantu. Kuesioner mempunyai kelebihan antara lain tidak begitu mahal dan

memberikan anonimitas yang lebih besar (Kumar, dalam Gatari 2008). Menurut Kumar,

kelemahan dari kuesioner ini antara lain adalah kurangnya kesempatan bagi responden

untuk mengklarifikasi pertanyaan yang ada di kuesioner yang tidak dimengerti, jawaban

(6)

tidak spontan, respon yang diberikan untuk satu pertanyaan mungkin dipengaruhi oleh

pertanyaan lain, responden lebih mungkin untuk berkonsultasi pada orang lain untuk

menjawab kuesioner, dan respon yang ada tidak dapat dilengkapi dengan informasi lain

(misalnya observasi).

3.4.1

Alat Ukur Dukungan Sosial

Zimet

beserta

koleganya

mengembangkan

sebuah

alat

tes

Multidimensional of Perceived Social Support (MPSS) pada tahun 1988 yang

kemudian divalidasi kedalam berbagai sampel termasuk remaja, dewasa,

wanita hamil, dan individu dengan gangguan kejiwaan. MPSS menyediakan

tiga sumber dukungan yaitu orang lain yang signifikan, keluarga, dan teman.

MPSS dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana seorang individu

merasakan dukungan sosial dari ketiga sumber tersebut.

Mereka mengatakan, alat ukur MPSS sangatlah singkat hanya dengan 12

buah pernyataan dan sangat ideal untuk penelitian yang membutuhkan

penilaian beberapa variabel, juga dapat digunakan untuk populasi dalam

jumlah besar yang tidak dapat mentoleransi kuesioner yang panjang. MPSS

juga mudah dimengerti karena itu cocok untuk populasi muda dengan tingkat

melek huruf yang terbatas (Cheng & Chan, 2004).

Canty-Mitchell dan Zimet (dalam Cheng & Chan, 2004), berpendapat

bahwa skala ’orang yang signifikan’ bisa berbeda-beda untuk tiap individu.

Seperti misalnya sumber dukungan ini dirasakan oleh remaja dari guru, pacar,

atau konselor. Dalam hal ini, peneliti mengkategorikan ’orang yang signifikan’

sebagai pasangan atau suami karena subjek dalam penelitian ini adalah

seorang ibu. Penelitian ini mengadaptasi alat ukur MPSS dan menggunakan

skala Likert dengan skor 1 sampai dengan 4 dengan arti: 1 (sangat tidak

(7)

setuju), 2 (tidak setuju), 3 (setuju), dan 4 (sangat setuju). Alat tes ini

menggunakan skor total dengan rentang skor 12-48.

3.4.2

Alat Ukur Penerimaan Ibu

Penelitian ini menggunakan alat ukur Parental Acceptance Scale milik

Blaine M. Porter yang dibuat pada tahun 1954. Pada awalnya, alat ukur

Parental Acceptance Scale ditujukan kepada orang tua yang memiliki anak

normal, tetapi dalam penelitian ini, peneliti mengadaptasi alat ukur Parental

Acceptance Scale dan disesuaikan dengan kondisi orang tua yang memiliki

anak autistik melalui expert judgement yang dilakukan oleh seorang ahli. Alat

ukur ini berjumlah 40 butir pernyataan dengan empat dimensi diantaranya,

menghargai anak dalam mengekspresikan perasaannya, menghargai

keterbatasan anak, menyadari kebutuhan anak untuk dapat hidup mandiri,

dan mencintai anak tanpa syarat.

Pada alat ukur ini digunakan dua pilihan jawaban yaitu skala likert

pada butir nomor 1 sampai dengan nomor 10 dan pilihan berganda pada butir

nomor 11 sampai dengan nomor 35. Pada butir bernomor 11 sampai dengan

nomor 35 terdapat lima pilihan jawaban dan masing-masing memiliki skor

sebagai berikut, a = 1, b = 2, c = 3, d = 4, dan e = 5. Alat tes ini menggunakan

skor total dengan rentang skor 35-175.

3.4.2 Validitas & Reliabilitas Alat Ukur

3.4.2.1 Validitas

Validitas menunjukkan tingkat sebuah alat tes dapat mengukur variabel

yang ingin diukur (Anastasi & Urbina, 2007). Apabila alat tes yang dikembangkan

(8)

menyimpang dari fungsi yang diinginkan, maka alat tes tersebut tidak valid dalam

penggunaannya.

Suatu alat ukur dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila alat ukur

tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau data yang dihasilkan relevan dengan

tujuan pengukurannya (Azwar, 2003).

a. Validitas Isi (Content Validity)

Menurut Gregory (2007), validitas isi ditentukan dengan melihat tingkat

pertanyaan atau item dapat merepresentasikan keseluruhan perilaku yang

ingin diukur.

a.1. Validitas Isi Multidimensional Perceived Social Support

Penelitian ini menggunakan alat ukur Multidimensional Perceived Social

Support untuk mengukur persepsi dukungan sosial yang dirasakan oleh ibu. Alat

ukur ini juga mengadaptasi dari alat ukur yang dikembangkan oleh Zimet.

Peneliti kemudian melakukan expert judgement oleh seorang ahli, Reza Indragiri

Amriel, M.Crim (ForPsych), dan hasilnya tidak terdapat butir yang dibuang,

hanya perlu diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dan disesuaikan dengan

keadaan di Indonesia

a.2. Validitas Isi Parental Acceptance Scale

Validitas isi Parental Acceptance Scale juga diukur melalui penilaian

profesional (expert judgement) yang dilakukan oleh salah seorang ahli yaitu

Katarina Ira Puspita, S.Psi., M.Psi. Pada awalnya, alat ukur Parental Acceptance

Scale menyediakan butir sebanyak 40 pernyataan. Namun setelah dilakukan

(9)

expert judgement oleh Katarina Ira Puspita S.Psi., M. Psi, didapatkan lima buah

butir yang harus dihilangkan karena tidak menggambarkan situasi yang dapat

terjadi kepada anak autistik. Sehingga penelitian ini hanya menggunakan 35 butir

yang digunakan untuk uji lapangan.

Berikut contoh butir yang tidak valid berdasarkan hasil expert judgement,

butir ini dipilih karena menurut ahli, seorang anak yang menyandang autisme

tidaklah mungkin dapat mengambil keputusan layaknya anak normal pada

umumnya.

Ketika anak saya mengambil keputusan tanpa berkonsultasi kepada saya

terlebih dahulu, saya:

a. menghukumnya karena tidak dikonsultasikan dahulu

b. mendukung anak untuk mengambil banyak keputusan

c. membiarkan anak saya mengambil keputusan

d. menyarankan

untuk

mendiskusikan

terlebih

dahulu

dalam

pengambilan keputusan

e. memberitaukan kepada anak bahwa ia harus konsultasikan kepada

saya terlebih dahulu dalam pengambilan keputusan

(10)

b. Validitas Konstruk (Construt Validity)

Berdasarkan Gregory (2007), validitas konstruk merujuk pada kesesuaian

item dengan konstruk yang mendasari pembuatan item tersebut.

b.1. Validitas Konstruk Parental Acceptance Scale

Setelah data uji lapangan terkumpul, peneliti melakukan Corrected

Item-Total Correlation kemudian terdapat 3 item yang hasilnya tidak valid (<0,2 dan

minus). Menurut Nisfianoor (2009), item-item yang bernilai kurang dari 0,2 berarti

tidak valid. (Lampiran 1). Adapun salah satu contoh item yang tidak valid

berdasarkan Corrected Item-Total Correlation adalah sebagai berikut:

Ketika anak saya menendang atau memukuli barang miliknya, saya:

a. Menghentikannya

b. Memberitahu anak saya bahwa tidak masalah untuk berekspresi

seperti itu, tetapi saya membantunya mencari cara lain untuk

mengekspresikannya.

c. Memberitaukannya bahwa ia tidak seharusnya melakukan itu

d. Mengatakan kepadanya bahwa saya dapat merasakan perasaannya

e. Tidak memperhatikannya.

(11)

b.2. Validitas Konstruk Multidimensional Perceived Social Support

Setelah dilakukan uji lapangan, peneliti melakukan Corrected Item-Total

Correlation, kemudian didapatkan hanya 1 item yang hasilnya tidak valid (<0.2).

Satu-satunya item yang tidak valid berdasarkan Corrected Item-Total

Correlation dalam alat ukur ini adalah sebagai berikut:

2

Saya dapat berbagi kebahagiaan

dan

kesedihan

secara

khusus

dengan seseorang

(12)

3.4.2.2 Reliabilitas

Dalam Anastasi & Urbina (2007), reliabilitas menunjukkan tingkat

kekonsistenan skor yang diperoleh individu dalam pengerjaan tes pada waktu

dan tempat berbeda. Pada penelitian ini, uji reliabilitas yang digunakan untuk

mengetahui konsistensi alat ukur adalah menggunakan uji reliabilitas sekali ukur

(one shot) yang terdiri dari uji konsistensi butir atau item (internal) multi bagian

dengan menggunakan Cronbach’s Alpha.

Dalam perhitungan reliabilitas pada SPSS 18, peneliti mendapatkan hasil

reliabilitas statistik yang dilihat dari jumlah Cronbach’s Alpha. Nilai reliabilitas

yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan nilai klasifikasi

reliabilitas menurut Guilford (1978). Berikut ini adalah klasifikasi reliabilitas dari

Guilford beserta nilai reliabilitas dari alat ukur Parental Acceptance dan

Multidimensional of Perceived Social Support:

Tabel 3.1

Nilai reliabilitas Guilford

Nilai

Keterangan

0.00-0.19

Nilai reliabilitas sangat rendah

0.20-0.39

Nilai reliabilitas rendah

0.40-0.69

Nilai reliabilitas sedang

0.70-0.89

Nilai reliabilitas tinggi

0.90-1.00

Nilai reliabilitas sangat tinggi

(13)

Berdasarkan hasil uji relibilitas, dapat diketahui bahwa nilai reliabilitas alat

ukur Parental Acceptance Scale menunjukkan nilai sebesar 0.880 dengan total

35 buah item juga termasuk dalam klasifikasi nilai reliabilitas yang tergolong

tinggi.

Tabel 3.2

Nilai Reliabilitas Alat Ukur PAS

Alat Ukur PAS

Nilai Reliabilitas

Jumlah Item

Alat ukur asli

.865

40

Uji Lapangan

.880

35

Sumber: Data Penelitian 2012

Pada alat ukur Multidimensional of Perceived Social Support, peneliti

memperoleh nilai reliabilitas sebesar 0.746 dengan total 12 item dan termasuk

dalam klasifikasi nilai reliabilitas yang tergolong tinggi.

Tabel 3.3

Nilai Reliabilitas Alat Ukur MPSS

Alat Ukur MPSS

Nilai Reliabilitas

Jumlah Item

Alat ukur asli

.850

12

Uji Lapangan

.746

12

(14)

3.5

Prosedur

3.5.1

Persiapan Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:

1. Menentukan masalah yang ingin diteliti. Dilakukan dengan mencari tahu

fenomena atau masalah yang terjadi disekitar ruang lingkup.

2. Melakukan studi kepustakaan untuk mendapat gambaran mengenai variable

yang diteliti

3. Mengajukan proposal penelitian kepada jurusan Psikologi dan disetujui oleh

Ketua Jurusan Psikologi dan Dosen Pembimbing

4. Menentukan desain penelitian, digunakan sebagai acuan pengerjaan dan

pengolahan penelitian

5. Menyusun instrumen penelitian. Terdapat dua alat ukur yang digunakan

dalam penelitian ini. Alat ukur pertama didapatkan dengan mengadaptasi

kuesioner Multidimensional Scale of Perceived Social Support yang

menggunakan bahasa inggris ke dalam bahasa Indonesia. Adaptasi

dilakukan oleh peneliti sendiri kemudian di cek oleh ahli (expert judgement),

selanjutnya di cek kembali oleh dosen pembimbing peneliti. Alat ukur kedua

juga didapatkan dengan mengadaptasi dari kuesioner Parental Acceptance

Scale lalu disesuaikan dengan kondisi yang akan peneliti ukur. Kuesioner ini

juga di cek oleh ahli dan kemudian dosen pembimbing. Setelah semua

didapatkan, peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas dengan

menggunakan teori validitas dan reliabilitas yang ada.

6. Peneliti mendapatkan responden dalam suatu kesempatan yang peneliti

diikut-sertakan oleh kerabat peneliti yang juga termasuk salah satu dari

responden penelitian.

(15)

3.5.2

Pelaksanaan Penelitian

Tahap pelaksanaan dalam mengumpulkan data dilakukan dengan menemui

langsung responden untuk diberikan kuesioner penelitian. Pengambilan data dilakukan

pada tanggal 20 Juli 2012 sampai dengan 22 Juli 2012. Pembagian kuesioner dilakukan

mulai pukul 10.00 sampai 18.00 dalam sebuah acara gathering yang diikuti oleh

sejumlah keluarga yang memiliki anak autistik.

3.5.3

Teknik Pengolahan Data

Hal pertama yang dilakukan oleh penliti adalah mengecek kembali kelengkapan

pengisian kuesioner yang telah diisi oleh responden. Setelah itu, pengolahan data yang

dilakukan dalam penelitian ini menggunakan teknik pengolahan data statistik dengan

melakukan uji koefisien korelasi metode Product Moment Pearson. Menurut Priyatno

(2010), Product Moment Pearson digunakan untuk memproses data yang berbentuk

interval guna menjawab rumusan masalah, hipotesis penelitian, serta hubungan antar

kedua variable yang diteliti.

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan secara statistik dengan

menggunakan program SPSS versi 18.0. menurut Supardi (2007), pengolahan data

terdiri dari tahap editing dan tahap tabulating. Pengolahan data dimulai dari tahapan

editing, yaitu dengan melakukan pemeriksaan satu per-satu item jawaban kuesioner

yang sudah terkumpul. Kemudian dilanjutkan dengan tahapan tabulating dimana pada

tahapan ini peneliti memeriksa kuesioner yang memiliki isian jawaban kemudian

diberikan skor sesuai dengan skala yang sudah ditentukan.

Setelah memberikan skor untuk kedua kuesioner, data yang sudah ada

dikelompokkan dalam tabel dengan menggunakan program Microsoft Excel. Kemudian

data yang ada dipindahkan ke dalam program statistik SPSS 18.0 untuk dianalisa.

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan koefisien alpha cronbach.Berdasarkan uji reliabilitas terhadap item skala gaya kelekatan aman

Pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan atau mencari reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode reliabilitas internal, yaitu

Uji reliabilitas digunakan untuk melihat sejauh mana alat ukur atau daftar pertanyaan dapat dipercaya sehingga bisa diketahui konsistensi dari alat ukur apakah alat ukur

Uji reliabilitas dalam suatu alat pengukur menunjukkan konsistensi hasil pengukuran yang akan menghasilkan data sama meskipun telah diuji beberapa kali. 22 Uji

Uji reliabilitas terhadap ketiga alat ukur menggunakan tehnik uji reliabilitas Alpha Cronbach dengan program SPSS (Statistical Package for Social Science) for Windows release

Prayitno (2010:97) mengemukakan bahwa reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten

Sebelum melakasanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba atau try out terhadap alat ukur, dengan tujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas alat ukur

Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan dalam