• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kausalitas. Desain penelitian kausal digunakan untuk membuktikan hubungan antara sebab dan akibat dari beberapa variabel. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya pengaruh pengembangan karier dan work-life balance terhadap motivasi kerja.

Penelitian ini merupakan studi lapangan yang menggunakan metode kuantitatif, dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data (penelitian survey) dan menggunakan analisis statistik yang akan diolah dengan menggunakan Statistical Program for Social Science (SPSS) for Windows.

3.2. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014).

Variabel digunakan untuk memudahkan suatu penelitian sehingga bermuara pada suatu tujuan yang jelas. Perlakuan terhadap variabel penelitian akan bergantung pada model yang dikembangkan untuk memecahkan masalah penelitian yang diajukan (Ferdinand, 2006). Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas (independent variable) dan satu variabel terikat (dependent variable).

(2)

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Independent variable : Pengembangan Karier (X1)

Work-Life Balance (X2) 2. Dependent Variable : Motivasi Kerja (Y)

Definisi operasional variabel-variabel yang diteliti pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1.

Table 3.1. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel Definisi

Pengembangan Karier

(X1) Jumlah skor yang didapatkan dari partisipan pada alat ukur pengembangan karier.

Work-Life Balance (X2) Jumlah skor dimensi yang didapatkan dari partisipan pada alat ukur work-life balance. Motivasi Kerja (Y) Jumlah skor dimensi yang didapatkan dari

partisipan pada alat ukur motivasi kerja.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1.Populasi

Populasi merupakan seluruh obyek yang dijadikan pengamatan untuk dilakukan penarikan sampel. Obyek Penelitian diambil di PT GMF AeroAsia yang bergerak pada bidang penyediaan jasa perawatan pesawat udara. Jumlah karyawan produksi base maintenance pada PT GMF AeroAsia 1193 orang sebagai populasi.

Base Maintenance merupakan unit yang memberikan berbagai solusi layanan rutin pemeriksaan pemeliharaan berat, perbaikan cacat utama, eksterior

(3)

pesawat, modifikasi ujung sayap, perbaikan kabin dan rekonfigurasi, instalasi hiburan dalam penerbangan, perbaikan struktural, dan konversi kargo.

3.3.2. Sampel

Responden yang digunakan sebagai sampel adalah 300 karyawan produksi

base maintenance PT GMF AeroAsia. Teknik sampling yang digunakan adalah

Simple Random Sampling.

Simple Random Sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2014). Peneliti mengambil sampel dengan cara memilih nama dari daftar nama karyawan pada Unit Base Maintenance secara acak.

3.4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang diberikan kepada 300 karyawan produksi base maintenance PT GMF AeroAsia yang dijadikan sampel.

3.4.1.Skala Pengembangan Karier

Instrumen untuk mengukur variabel pengembangan karier diadaptasi dari skala yang dikembangkan oleh Greenhaus, Parasuraman and Wormley (1990). Terdapat 5 item pada skala ini. Diukur dengan 5 point skala likert (1 = sangat tidak setuju 5 = sangat setuju). Instrument telah diuji reliabilitasnya oleh

(4)

Greenhaus, Parasuraman and Wormley (1990) dengan nilai Cronbach’s alpha

0.88.

3.4.2. Skala Work-Life Balance

Instrumen untuk mengukur variabel work-life balance diadaptasi dari skala yang dikembangkan oleh Fisher, Smith and Burger (2009). Terdapat 17 item pada skala ini. Diukur dengan 5 point skala likert (1 = sangat tidak setuju dan 5 = sangat setuju). Instrument telah diuji reliabilitasnya oleh Fisher, Smith dan Burger (2009) dengan nilai cronbach’s alpha untuk dimensi WIPL 0.91, PLIW 0.82, WEPL 0.70, PLEW 0.81.

3.4.3.Skala Motivasi Kerja

Instrumen untuk mengukur variabel motivasi kerja diadaptasi dari skala yang dikembangkan oleh Ewen et al. (1966), Graen (1966), Sergiovanni (1966), House dan Wigdor (1967), Lindsay et al (1967), Maidani (1991), dan Pizam dan Ellis (1999) dalam Teck-Hong dan Waheed (2011). Terdapat 30 item pada skala ini. Diukur dengan 5 point skala likert (1 = sangat tidak setuju dan 5 = sangat setuju).

Instrument telah diuji realibilitasnya oleh Teck-Hong dan Waheed (2011) dengan nilai cronbach’s alpha dapat dilihat pada tabel 3.2.

(5)

Tabel 3.2. Testing Reliability With Cronbach's Coefficient Alpha

Dimensions Number of items Croncbach’s Alpha

Achievement (AC) 3 0.70 Recognition (R) 3 0.71 Advancement (AD) 2 0.70 Work Itself (W) 3 0.72 Growth (G) 3 0.71 Company Policy (P) 3 0.72 Security at Work (S) 3 0.76

Relations with Peers (RP) 3 0.80

Money Factor (M) 2 0.84

Relations with Supervisor (RS) 3 0.74

Working Conditions (WC) 2 0.80

3.5. Teknik Analisis Data

3.5.1.Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Uji validitas yaitu melakukan pengujian atas kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti (Sugiyono, 2014). Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah item-item yang tersaji dalam kuesioner benar-benar mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan program statistik SPSS versi 21.0.

Metode pengujian validitas item SPSS yang bisa digunakan yaitu dengan metode corrected item-total correlation. Metode uji validitas ini dengan cara membaca korelasi antara skor tiap pernyataan dengan skor total. Jika nilai korelasi (r hitung) lebih besar dari r tabel maka item kuesioner tersebut dinyatakan valid, sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel atau nilai korelasi negatif maka item tidak valid.

(6)

b. Uji Reliabilitas

Sugiyono (2014) menyatakan uji reliabilitas yaitu melakukan pengujian atas kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Instrument yang reliabel berarti instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Sedangkan uji relibilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya konsistensi alat ukur dalam penggunannya, atau dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Reliabilitas suatu variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Alpha Cronbach > 0,70.

3.5.2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah pengujian dalam sebuah model regresi, variabel dependent, variabel independent atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Uji normalitas dapat menggunakan metode uji Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai signifikan dari nilai uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0.05. maka terdistribusi normal dan sebaliknya terdistribusi tidak normal (Priyatno, 2016).

Hasil pengujian data apakah berdistribusi normal atau tidak juga dapat dilihat pada grafik Normal Q-Q Plot of Normalitas dengan menggunakan program statistik SPSS versi 21.0. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Hal ini dapat dilihat pada persebaran data (berbentuk lingkaran) di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat linear atau tidak. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear. Uji Linearitas dapat menggunakan harga koefisien F. yang dimaksudkan dengan koefisien F dalam analisis ini adalah harga koefisien F pada baris Deviation from Linearity atau harga F tuna cocok

(7)

(Sudjana, 1983 dalam Sudarmanto, 2005) yang tercantum dalam ANOVA Table

dari output yang dihasilkan oleh SPSS.

Kriteria yang digunakan yaitu terima Ho jika Koefisien F Hitung ≤ F Tabel dan tolak Ho Jika F hitung memiliki harga lainnya.

c. Uji Multikolinearitas

Menurut Priyatno (2016), Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Metode pengujian yang digunakan yaitu dengan melihat nilai

Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance pada model regresi. Jika nilai VIF kurang dari 10 dan tolerance lebih dari 0,1 maka model regresi bebas dari multikolineritas.

3.5.3.Uji Hipotesis

a. Regresi Linear Sederhana

Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sebab-akibat dari pengembangan karier (independent variable) dengan motivasi kerja (dependent variable), dan work-life balance (independent variable) dengan motivasi kerja (dependent variable), kuat tidaknya pengaruh sebab akibat ini dapat diukur dengan menggunakan regresi linear sederhana.

Menurut Sugiyono (2014), adapun persamaannya adalah sebagai berikut:

𝑌=𝑎𝑥𝑏𝑋

Keterangan:

Y = Subyek dalam variabel dependen, yaitu motivasi kerja

X = Subyek dalam variabel independen, yaitu pengembangan karierdan

work-life balance

a = Nilai konstanta variabel Y b = Nilai perubahan dari variabel

(8)

Untuk mengetahui hipotesis yang diajukan bermakna atau tidak bermakna, maka digunakan uji statistik t (Uji Parsial).

Uji t digunakan mengetahui apakah masing-masing variabel bebas secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai terhitung dengan nilai ttabel. Apakah thitung >ttabel dengan signifikan di bawah 0,05 (5%), maka secara parsial atau individual variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat, begitu juga sebaliknya. Rumus uji thitung adalah:

T = 𝑏𝑖 𝑠𝑏𝑖

Keterangan:

Τ = Besarnya t hitung bi = Koefisien regresi

sbi = Standar error koefisien regresi

Kriteria pengambilan keputusan:

1. Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat. 2. Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya

terdapat pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat.

Uji t dilakukan untuk mengetahui:

1. Apakah pengembangan karier berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi kerja pada karyawan produksi base maintenance PT GMF AeroAsia.

2. Apakah work-life balance berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi kerja pada karyawan produksi base maintenance PT GMF AeroAsia.

b. Regresi Linear Berganda

Menurut Priyatno (2016), analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih variabel independen dan satu

(9)

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sebab-akibat dari pengembangan karier (X1) dan work-life balance (X2) secara bersama terhadap motivasi kerja (Y), maka digunakan uji hipotesis simultan (uji F). Menurut Priyatno (2016), uji F digunakan untuk menguji pengaruh semua variabel independen atau variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusannya adalah bila F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan menerima Ha (Ghozali, 2005).

c. Koefisien Determinasi

Menurut Priyatno (2016), analisis determiansi digunakan untuk mengetahui presentase sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama terhadap variabel dependen. Hasil analisis determinasi dapat dilihat pada output model summary dari hasil analisis regresi linier berganda. Untuk pengukuran digunakan R2 sebagai koefisien determinasi.

Uji ini bertujuan untuk mengukur seberapa besar variasi dari variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model.

3.5.4.Uji Beda

a. Uji Beda Independen

Uji beda t-test digunakan untuk menentukan apakah dua sampel yang tidak berhubungan memiliki nilai rata-rata yang berbeda. Uji beda t-test dilakukan dengan cara membandingkan perbedaan antara dua nilai rata-rata dengan standard error dari perbedaan rata-rata dua sampel atau secara rumus dapat ditulis sebagai berikut:

t =𝑅𝑎𝑡𝑎­𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎­𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑒𝑑𝑎𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎­𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

Standard error perbedaan dalam nilai rata-rata terdistribusi secara normal. Tujuan uji beda t-test adalah membandingkan rata-rata dua group yang tidak

(10)

berhubungan satu dengan yang lain. Apakah kedua group tersebut mempunyai nilai rata-rata yang sama ataukah tidak sama secara signifikan (Ghozali, 2016).

b. Analysis of Variance (ANOVA)

Prosedur yang digunakan dalam ANOVA adalah prosedur One-Way ANOVA atau sering disebut dengan perancangan sebuah faktor, yang merupakan salah satu alat analysis statistic ANOVA yang bersifat satu arah (satu jalur). Alat uji ini untuk menguji apakah dua populasi atau lebih yang independen, memiliki rata-rata yang dianggap sama atau tidak sama. Teknik anova akan menguji variabilitas dari observasi masing-masing kelompok dan varibilitas antara mean kelompok. Melalui kedua variabilitas tersebut, akan dapat ditarik kesimpulan mengenai rata-rata populasi.

Gambar

Tabel 3.2. Testing Reliability With Cronbach's Coefficient Alpha

Referensi

Dokumen terkait

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur (Sugiono, 2008). Suatu alat ukur dapat di katakan mempunyai validitas tinggi

1. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 1. 105) validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana isi angket mencakup data yang komprehensif dan

Bila suatu alat ukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat ukur tersebut reliabel. Atau

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan suatu alat ukur. Validitas menunjuk kepada sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang seharusnya diukur.

Uji reliabilitas merupakan uji untuk menunjukan suatu alat ukur yang digunakan dalam penelitian dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dikatakan reliabel apabila alat

Uji reliabilitas dalam suatu alat pengukur menunjukkan konsistensi hasil pengukuran yang akan menghasilkan data sama meskipun telah diuji beberapa kali. 22 Uji

pertanyaan yang merupakan unsur dasarnya mempunyai kaitan yang erat satu sama lain. Reliabilitas diperlukan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur dapat dipercaya

Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya, cara untuk mengetahui