• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

45 3.1 Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan (Kriyantono. 2012: 55)

Data-data tersebut yang bersifat kuantitatif kemudian akan dianalisis dalam bentuk pemaparan tulisan. Data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan teknik kuantitatif, yaitu dengan pengolahan data kuantitatif (data-data yang berupa angka).

3.2 Metodologi Penelitian

Metode adalah kerangka kerja untuk melakukan suatu tindakan, atau suatu kerangka berpikir untuk menyusun gagasan yang terarah dan terkait dengan maksud dan tujuan (Nasehudin, Gozali, 2012: 27).

Pada setiap penelitian ilmiah, untuk lebih terarah dan rasional diperlukan metode yang sesuai dengan obyek yang diteliti, karena metode merupakan cara yang ilmiah untuk mengumpulkan data dengan tujuan dan keputusan tertentu.

3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah penelitian yang sarat dengan nuansa-nuansa angka dalam teknik pengumpulan data dilapangan. Penelitian ini juga digolongkan sebagai penelitian eksplanatif dan regresi linear, yang mana penelitian dilakukan untuk menguji hubungan antara variabel yang

(2)

dihipotesiskan, ad hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Hipotesis menggambarkan hubungan antara dua atau lebih variabel, untuk mengetahui apakah suatu variabel berasosiasi atau tidak dengan variabel lainnya atau apakah suatu variabel dipengaruhi atau tidak oleh variabel lainnya. (Ananto, 2010: 50)

3.3 Variabel Operasional

Variabel penelitian pada dasarnya merupakan suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudia ditarik kesimpulannya. Hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kuisioner adalah bahwa kuisioner peneilitain merupakan turunan dari variabel yang hendak diteliti. Variabel didimensikan, kemudian dimensi menjadi indikator. Indikator inilah yang nantinya pedoman penulis dalam penyusunan kuisioner. Berikut variabel operasional dalam penelitian ini:

Tabel 3.1 Variabel X – Pengaruh media sosial Facebook pada ATND

Variabel Indikator Deskriptor Skala Instrumen

Variabel X Media Sosial (Facebook)

Bookmarking Media Sosial dapat menshare dan tag moment yang diminati

Skala Likert Kuesioner

Connecting Media Sosial dapat menghubungkan interaksi sesama

(3)

Content Sharing Media Sosial dapat menciptakan berbagai media dan

mempublikasikanya

Skala Likert Kuesioner

Creating Opinion

Media Sosial memberikan kesempatan bagi yang memiliki opni dan ingin membagikannya.

Skala Likert Kuesioner

Informatif Media sosial memberikan informasi kepada

konsumen

Skala Likert Kuesioner

Persuasif Media sosial memberikan pengaruh kepada

konsumen

Skala Likert Kuesioner

Tabel 3.2 Variabel Y – Citra Merek

Variabel Indikator Deskriptor Skala Instrumen

Variabel Y Brand Image ATND

Recognition Kesadaran merek Skala Likert Kuesioner

Reputation Reputasi yang dibentuk dari keseluruhan kualitas produk

Skala Likert Kuesioner

Affinity Emotional relationship

yang timbul antara

(4)

sebuah merek dengan konsumennya

Domain Seberapa besar luas

jangkauan yang potensial didapat suatu merek berkaitan dengan scope suatu produk

Skala Likert Kuesioner

3.4 Rumusan Uji Hipotesis

Rumusan uji hipotesis digunakan penulis untuk menentukan diterima atau ditolaknya hipotesis, maka penulis disini akan melakukan pengujian hipotesis dengan rumusan uji hipotesis sebagai berikut :

Ho = Tidak terdapat pengaruh melalui media sosial facebook yang dilakukan oleh divisi komunikasi pemasaran PT. Burwina Prodata Indonesia terhadap peningkatan citra merek ATND.

Ha = Terdapat pengaruh melalui media social facebook yang dilakukan oleh divisi komunikasi pemasaran PT. Burwina Prodata Indonesia terhadap peningkatan citra merek ATND.

3.5 Populasi dan sampel

Kartono pada buku Metodologi Penelitian Kuantitatif (Nasehudin dan Gozali, 2011: 120) mengartikan populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya hendak diduga. Populasi ditentukan oleh topik dan tujuan survei. Dalam penelitian ini, populasi yang akan menjadi

(5)

respondennya adalah masyarakat yang meng-add facebook ATND yang berjumlah 250 user friends.

Sampel adalah bagian kecil dari jumlah dan karakteristik yang terdapat dalam populasi. Bila populasi tersebut dalam jumlah yang besar, maka peneliti tidak mungkin menguji semua yang terdapat pada populasi. Untuk mempermudah pengujian populasi, akan digunakan sampel yang diambil dari populasi. Penentuan sampel dilakukan untuk memperoleh keterangan obyek penelitian. Dalam penelitian ini, untuk menentukan jumlah sampel, penulis menggunakan pendekatan Slovin yaitu dengan rumus : n = N N (e)2 + 1 Dimana: n = Sampel N = Populasi

e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir.

Misal : 0.1 ; 0.05 atau 0.01. Dalam penelitian ini, batas ketidaktelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah 0.1 atau 10%.

Penulis memilih untuk menggunakan batas ketidaktelitian (e) sebesar 10% karena penulis mengukur hubungan antara media sosial facebook dengan citra merek ATND pada PT Burwina Prodata Indonesia. Citra merek dapat berubah-ubah dimata responden sesuai dengan situasi dan kondisi fisik maupun non fisik pada saat kuisioner disebarkan.

(6)

Maka dari itu, dengan menggunakan pendekatan ini, maka jumlah responden yang digunakan oleh penulis adalah :

n = 250____ 250 (0.1)2 + 1 n = 250_____

2,50 +1

n = 70 responden (pembulatan dari 71.4) Dimana:

n = Jumlah responden (sampel)

N = Jumlah populasi user friends ATND 3.5.1 Metode Penarikan Sampel

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Ada dua macam teknik sampling (Nasehudin dan Gozali, 2012: 123):

1. Teknik sampling secara probabilitas

Teknik sampling probabilitas atau random sampling merupakan teknik sampling yang dilakukan dengan memberikan peluang atau kesempatan kepada seluruh anggota populasi untuk menjadi sampel. Dengan demikian sampel yang diperoleh diharapkan merupakan sampel yang representatif.

Teknik sampling semacam ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

a.Teknik sampling secara rambang sederhana atau random sampling. Cara paling populer yang dipakai dalam proses penarikan sampel rambang sederhana adalah dengan undian.

(7)

b. Teknik sampling secara sistematis (systematic sampling). Prosedur ini berupa penarikan sample dengan cara mengambil setiap kasus (nomor urut) yang kesekian dari daftar populasi. c.Teknik sampling secara rambang proporsional (proporsional

random sampling). Jika populasi terdiri dari subpopulasi-subpopulasi maka sample penelitian diambil dari setiap subpopulasi. Adapun cara peng-ambilannya dapat dilakukan secara undian maupun sistematis.

d.Teknik sampling secara rambang bertingkat. Bila subpoplulasi-subpopulasi sifatnya bertingkat, cara pengambilan sampel sama seperti pada teknik sampling secara proportional.

e.Teknik sampling secara kluster (cluster sampling) Ada kalanya peneliti tidak tahu persis karakteristik populasi yang ingin dijadikan subjek penelitian karena populasi tersebar di wilayah yang amat luas. Untuk itu peneliti hanya dapat menentukan sampel wilayah, berupa kelompok klaster yang ditentukan secara bertahap. Teknik pengambilan sample semacam ini disebut cluster sampling atau multi-stage sampling.

2. Teknik sampling secara nonprobabilitas.

Teknik sampling nonprobabilitas adalah teknik pengambilan sample yang ditemukan atau ditentukan sendiri oleh peneliti atau menurut pertimbangan pakar. Beberapa jenis atau cara penarikan sampel secara nonprobabilitas adalah sebagai berikut:

(8)

a. Purposive sampling atau judgmental sampling Penarikan sampel secara purposif merupakan cara penarikan sample yang dilakukan memiih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti.

b. Snow-ball sampling (penarikan sample secara bola salju).

Penarikan sample pola ini dilakukan dengan menentukan sample pertama. Sampel berikutnya ditentukan berdasarkan informasi dari sample pertama, sample ketiga ditentukan berdasarkan informasi dari sample kedua, dan seterusnya sehingga jumlah sample semakin besar, seolah-olah terjadi efek bola salju.

c. Quota sampling (penarikan sample secara jatah). Teknik sampling

ini dilakukan dengan atas dasar jumlah atau jatah yang telah ditentukan. Biasanya yang dijadikan sample penelitian adalah subjek yang mudah ditemui sehingga memudahkan pula proses pengumpulan data.

d. Accidental sampling atau convenience sampling. Dalam penelitian bisa saja terjadi diperolehnya sampel yang tidak direncanakan terlebih dahulu, melainkan secara kebetulan, yaitu unit atau subjek tersedia bagi peneliti saat pengumpulan data dilakukan. Proses diperolehnya sampel semacam ini disebut sebagai penarikan sampel secara kebetulan.

Pada penelitian ini penulis akan menggunakan non-probability sampling dengan teknik sampling aksidental atau convinience.

(9)

3.6 Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara dalam perumusan masalah. Dengan kata lain jawaban masih harus diuji secara empirik.

Untuk mengumpulkan data sampel penelitian, penulis menggunakan metode pengumpulan data angket dan kuisioner. Pengumpulan data melalui kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengisi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis yang sudah disiapkan penulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien yang mana penulis dapat mengetahui variabel yang akan diukur dan tahu apa yang dapat diharapkan dari responden. Kuisioner dapat dibagikan dalam bentuk kuisioner tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, maupun internet.

3.7 Teknis Analisis Data

Data yang diperoleh adalah data kuantitatif atau berupa angka. Data tersebut kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan rumus-rumus statistik yaitu analisis koefisien korelasi, determinasi, regresi linear sederhana dan uji hipotesis (uji t).

3.7.1 Teknik penggunaan skala

Skala yang digunakan pada penelitian ini adalah skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur suatu objek. Biasanya digunakan untuk

(10)

mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Fenomena sosial yang ditetapkan oleh penulis disebut dengan variabel penelitian.

Dalam penelitian ini , ada lima kategori yang digunakan oleh penulis : 1. Sangat setuju

2. Setuju 3. Netral 4. Tidak setuju 5. Sangat tidak setuju

Proses itu kemudia diolah ke dalam bentuk kelas interval dengan rumus :

KI = skor tertinggi – skor terendah Jumlah kelompok KI = 5-1

5 KI = 0.8

Jadi, jarak kelas interval senilai 0.8 dapat dikelompokkan menjadi : Kelas Interval Klasifikasi Kategori

1.00 – 1.79 Sangat Tidak Setuju

1.80 – 2.59 Tidak Setuju

2.60 – 3.39 Netral

3.40 – 4.19 Setuju

4.20 – 5.00 Sangat Setuju

Tabel 3.3 Tabel kelas interval Sumber : Hasil olahan data sekunder, 2013

(11)

3.7.2 Uji Validitas dan Uji Reabilitas

Validitas adalah keabsahan atau akurasi suatu alat ukur, sedangkan reabilitas adalah dapat dipercayainya alat ukur teserbut. Ketika suatu penelitian ingin meneliti suatu masalah menggunakan kuisioner atau angket, kuisioner atau angket tersebut harus diuji validitas dan reabilitasnya kepada responden yang setara dengan responden yang menjadi sampel penelitian. Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat ukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat ukur tersebut reliabel. Makin kecil kesalahan pengukuran, makin reliabel alat ukur. Sebaliknya, makin besar kesalahan pengukuran, makin tidak reliabel alat ukur tersebut. Besar kecilnya kesalahan pengukuran dapat diketahui antara lain dari indeks korelasi antara hasil pengukuran pertama dan kedua.

Penulis menggunakan program SPSS 20 untuk menghitung validitas dan reliabilitas.

3.7.2.1 Uji Validitas

Validitas suatu instrument berkaitan dengan kemampuan instrument itu untuk mengukur atau mengungkap karakteristik dari variabel yang dimaksudkan untuk diukur (Aritonang, 2007 : 123) Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur apa yang ingin diukur. Hasil penelitian dikatakan valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Sedangkan

(12)

penelitian yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek.

Bila suatu alat ukur sudah dikatakan valid, maka selanjutnya dapat dilakukan pengujian reliabilitas alat ukur. Sebaliknya bila alat ukur dikatakan tidak valid, maka alat ukur yang telah digunakan sebelumnya harus dievaluasi atau diganti dengan alat ukur yang lebih tepat atau efektif.

Pengujian validitas data ditentukan melalui Corrected Item – Total Correlation yang mana jika :

Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan dinyatakan valid Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan dinyatakan tidak valid

3.7.2.2 Uji Reliabilitas

Jika pengukuran alat ukur telah dinyatakan valid, selanjutnya reliabilitas pengukuran alat ukur tersebut akan diujikan. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat ukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat ukur tersebut reliabel. Atau dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat ukur di dalam mengukur gejala yang sama. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang dapat menghasilkan pengukur yang sama bila instrument itu digunakan untuk mengukur objek yang sama pada dua atau lebih waktu yang berbeda (Aritorang 2007: 138).

Instrumen yang sudah dipilih dapat digunakan sebagai pengukur dalam pengumpulan data penelitian jika alat ukur telah

(13)

dinyatakan reliabel. Jika tidak reliabel,alat ukur dan tingkat kesalahan pengukuran yang dipakai haruslah dievaluasi kembali.

Pengujian reliabilitas instrumen menggunakan Cronbach’s Alpha sebagai berikut:

r = __k__ 1 - ∑σ² k – 1 σt² Keterangan :

r = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan ∑σ² = jumlah varian butir σt² = varian total

Berikut ini adalah tingkat reliabilitas berdasarkan nilai alpha :

Alpha Tingkat Reliabilitas

0.00 – 0.20 Kurang Reliabel

>0.20 – 0.40 Sedikit Reliabel

>0.40 – 0.60 Cukup Reliabel

>0.60 – 0.80 Reliabel

>0.80 – 1.00 Sangat Reliabel

Tabel 3.4 Tabel tingkat reliabilitas berdasarkan nilai alpha

3.7.3 Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi adalah ialah pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara dua variabel. Koefesien korelasi menunjukkan kekuatan (strength) hubungan linear dan arah hubungan dua variabel acak. Besarnya

(14)

koefesien korelasi berkisar antara -1 sampai dengan 1 yang dijelaskan sebagai berikut.

1. Jika nilai korelasi koefisien (r) > 0 maka koefesien korelasi positif, yang artinya searah : jika variabel pertama besar, maka variabel kedua semakin besar juga. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula.

2. Jika nilai korelasi koefisien (r) < 0 maka korelasi negatif, yang artinya berlawanan arah : jika variabel pertama besar, maka variabel kedua semakin kecil. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan menjadi rendah (dan sebaliknya). 3. Jika nilai korelasi koefisien (r) = 0 maka tidak ada hubungan antara

kedua variable tersebut.

4. Jika nilai korelasi koefisien (r) = 1 maka hubungan kedua variable tersebut sempurna.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis korelasi Pearson (Pearson’s Product Moment) yang dilambangkan dengan r, dikarenakan jumlah sampel yang mencapai angka 70 responden. Teknik ini menghasilkan koefisien yang paling stabil karena mempunyai standar error yang paling kecil. Nilai koefisien korelasi berkisar antara –1 dan 1 (-1≤ r ≤1).

Untuk memudahkan dalam melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel penulis memberikan kriteria sebagai berikut:

(15)

Nilai Keterangan

< 0.20 hubungan dapat dianggap tidak ada 0.20 – 0.40 hubungan ada tetapi rendah

> 0.40 – 0.70 hubungan cukup > 0.70 – 0.90 hubungan tinggi > 0.90 – 1.00 hubungan sangat tinggi

Tabel 3.5 Tabel tingkat kekuatan hubungan antara dua variabel Sumber : Sarwono; 2006 p.149

3.7.4 Koefisien Determinasi

Pengujian R-Square (R2) bertujuan untuk mengukur besarnya proposi atau presentase dari jumlah variasi dari variabel dependen atau untuk mengukur sumbangan dari variabel independen terhadap variabel-variabel dependen. Nilai R Square yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas, sedangkan nilai yang besar (mendekati 1) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk mempredikisi variasi variabel dependen (Sanders dan Smidt, 2000:570)

Rumus yang digunakan sebagai berikut : KD = r2 x 100%

KD = Koefisien determinasi r = koefisien korelasi

(16)

3.7.5 Regresi Linear Sederhana

Dalam penelitian ini metode analisis data yang dipakai adalah analisis koefisien korelasi dan regresi. Korelasi dimaksudkandengan tujuan untuk mengukur hubungan antara variabel x dan y. Sedangkan regresi untuk mengukur pengaruh variabel x dan y.

Koefisien regresi yang digunakan adalah koefisien regresi sederhana. Model koefisien ini adalah :

Pencarian untuk a dan b sebagai berikut :

3.7.6 Uji Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang nantinya diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan dan belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Pengujian hipotesis digunakan untuk menentukan diterima atau ditolaknya hipotesis, maka penulis disini akan melakukan pengujian hipotesis dengan langsung dibandingkan antara hasil hitungan signifikan korelasi Pearson dengan alpha untuk taraf signifikan α = 10% atau sebesar 0.1. Hipotesis dalam peneltian ini adalah :

(17)

Ho : Sig > α, tidak ada hubungan yang signifikan antara media sosial facebook dengan citra merek ATND.

Ha : Sig < α, ada hubungan yang signifikan antara media sosial facebook

Gambar

Tabel 3.1 Variabel X – Pengaruh media sosial Facebook pada ATND
Tabel 3.2 Variabel Y – Citra Merek
Tabel 3.4 Tabel tingkat reliabilitas berdasarkan nilai alpha
Tabel 3.5 Tabel tingkat kekuatan hubungan antara dua variabel  Sumber : Sarwono; 2006 p.149

Referensi

Dokumen terkait

Judul Skripsi : Pengaruh Konsentrasi Dan Interval Waktu Pemberian Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Atonik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Selada ( Lactuca

Dengan asumsi bahwa “ total panjang jalan ” adalah “ jumlah panjang jalan Kabupaten “ dan “ luas wilayah ” adalah “ total luas wilayah administrasi darat

[r]

Pembuktian merupakan tahapan dalam proses beracara di Pengadilan Tata Usaha Negara dalam rangka menyelesaikan suatu sengketa, berupa penyajian alat-alat bukti yang

Pengumpulan data AHP menggunakan metode wawancara kepada pihak pengambil keputusan dan juga observasi langsung, pengolahan data AHP dan pengujian konsistensi menghasilkan

Jurusan Kedokteran akan melaksanakan proses belajar mengajar dalam rangka menyediakan sumber daya manusia dibidang Kedokteran yang dapat diterima oleh pengguna dengan

atau bersaing untuk memperoleh produk pulp dan kertas ini, membuat persediaan produk pulp dan kertas menjadi terbatas. Permintaan akan produk pulp dan kertas tinggi selain

Penelitian ini membuktikan bahwa galectin-3 dapat dijadikan salah satu penanda diagnosis bagi ahli patologi dalam mendiagnosis keganasan pada lesi-lesi tiroid