• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. globalisasi yang dapat dirasakan pada saat ini. Penemuan itu antara lain: televisi,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. globalisasi yang dapat dirasakan pada saat ini. Penemuan itu antara lain: televisi,"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Penemuan-penemuan teknologi merupakan salah satu dari gejala-gejala globalisasi yang dapat dirasakan pada saat ini. Penemuan itu antara lain: televisi, telefon genggam, internet, komputer, radio, dan lain-lain. Kesemua penemuan ini digunakan sebagai media massa untuk mempermudah interaksi antara antara manusia dengan manusia lain. Akibatnya, jarak yang memisahkan bukan menjadi penghalang untuk mempermudah interaksi tersebut. (http://id.wikipedia. org/wiki/Globalisasi).

Salah satu dari bagian teknologi adalah media komunikasi massa. Media komunikasi massa (media of mass communication) adalalah suatu istilah yang dalam penyebutanya dapat dipisah-pisah dan memiliki pengertian sendiri. Media adalah bentuk jamak dari medium (Latin) yang berarti tengah, antara, atau perantara (Nurhaini Burhan 1967:4). Secara keseluruhan, istilah media komunikasi massa mengandung pengertian perantara atau alat-alat yang dipakai oleh media massa dalam hubungannya satu dengan yang lain. Disebut alat-alat (media), karena media massa ini labih dari satu alat saja. Jadi, massa itu dalam hubungannya antara satu dengan yang lain menggunakan labih dari satu alat. (Nurhaini Burhan 1967:4)

(2)

media massa dapat dibagi menjadi 4 bagian yaitu: (1) fungsi pengawasan lingkungan, (2) fungsi korelasi, (3) fungsi sosialisasi, serta (4) fungsi hiburan dan periklanan. Media massa dapat dibagi dalam tiga bagian antara lain media massa dalam bentuk tampak (visual), yang umumnya dikerjakan oleh mesin cetak. Contohnya buku, koran, majalah, dan lain-lain. Bentuk kedua adalah berupa suara (audio) contohnya kaset dan radio. Bentuk ketiga adalah gabungan antara bentuk tampak dan suara (audiovisual) contohnya televisi dan rekaman video kaset. Radio dan televisi dapat juga dikategorikan sebagai media massa elektronik karena bekerja dengan sistem elektronik (Tim Peneliti Depdikbud 1988:4-5). Sedangkan para ahli lain [tidak disebutkan siapa oleh Nurhaini Burhan] juga membagi media komunikasi massa dalam 4 bagian juga antara lain pers, film, radio, dan televisi (Nurhaini Burhan 1978:2-3). Namun, jika kita lihat dengan seksama, pembagian media massa itu pada dasarnya sama saja hanya dalam penyebutanya sedikit berbeda.

Menurut pengamatan penulis, selain mempermudah interaksi, teknologi tersebut juga membantu untuk menjadi media hiburan yang mendunia jangkauannya, termasuk di Indonesia dan Kota Medan. Salah satunya yaitu televisi. Televisi merupakan media massa elektonik yang banyak digemari oleh masyarakat karena ditampilkan dalam bentuk gambar dan suara serta jangkauan siarnya yang luas, juga dapat dinikmati kapan saja, dan setiap jamnya acara yang disajikan berbeda-beda.

Selain televisi, media massa elektronik yang paling digemari adalah radio. Pada dasarnya, radio dan televisi adalah bersifat sama yaitu sebagai pemberi

(3)

hiburan dan informasi kepada pendengarnya. Perbedaanya hanya terletak pada media utama penyajianya. Jika televisi disajikan dengan gabungan antara gambar dan suara, sebaliknya radio hanya menampilkan suara saja, dan acara yang ditampilkan pada radio adalah musik, berita dan perbincangan (John Vivian 1998:208). Radio dapat dinikmati di berbagai tempat secara langsung. Radio dapat mencapai tempat-tempat yang jauh di pelosok tanpa memandang keadaan lalu-lintas. Namun demikian, radio juga memiliki kelemahan lain yaitu hal-hal yang disiarkan sifanya “sekali pukul” yang artinya para pendengar tidak dapat mengulang-ulang apa yang didengarnya (Nurhaini Burhan 1978:9-10). Sama halnya dengan televisi, sesuai dengan perkembangan zaman, maka pada saat ini banyak stasiun-stasiun radio yang muncul dan berusaha untuk mencari peminatnya dengan menampilkan rangkaian acara yang berbeda dengan yang lain, yang menyebabkan persaingan diantara sesama stasiun tersebut.

Menurut Onong Uchjana Effendy (2003:4), salah satu daya tarik radio adalah kata-kata atau suara. Dengan suara dan kata-kata, penyiar dapat membangun imajinasi para pendengarnya. Suara yang baik dan mantap dengan dukungan sikap emosional, merupakan kekuatan yang menggugah para pendengarnya. Jack Trout dalam Nelia Sihombing (Smart FM The Essential Book, 2006) mengemukkan:

telinga lebih cepat bekerja daripada mata. Penelitian yang berulang-ulang menunjukkan hasil yang sama bahwa, “telinga lebih superior daripada mata”. Orang lebih banyak mengingat daripada mendengar “pesan terucap” dibanding kalau mereka “membacanya”. Faktanya, untuk memahami “pesan terucap”, pikiran hanya membutuhkan 140 milisecond, sedangkan untuk memahami “pesan tertulis” dibutuhkan waktu 180 milisecond.

(4)

disebabkan pikiran terlebih dahulu meng-convert “data visual” kedalam format untuk dapat memahami suatu pesan tertulis.

Memilih radio sebagai media komunikasi memiliki keunggulan dibandingkan media lainya. Selain berbiaya murah, pesan yang disampaikan langsung kepada melalui radio langsung kepada pendengarnya. Dari penjelasan di atas, kita dapat mengetahui bahwa penyampaian informasi akan lebih melekat di ingatan pendengarnya jika disampaikan secara lisan dengan cara mendengar daripada pesan tersebut disampaikan dengan cara tertulis.

Selain kata-kata, yang menjadi daya tarik radio adalah musik. Tulang punggung radio adalah musik. Orang menyetal radio terutama untuk mendengarkan musik. Di tengah-tengah musik itu, perhatian pendengar disedot untuk mendengatkan radio (Onong Uchjana Effendy 2003:145).

Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Onong Uchjana, di Kota Medan banyak berdiri stasiun radio yang masing-masing memiliki keunikannya dalam menyiarkan acara siarannya sehingga berbeda dengan radio lain. Sebagai contoh Radio Bonita Jaya Suara Medan yang memutar musik dangdut sebagai siaran utamanya, Lite FM yang banyak memutar lagu-lagu nostalgia era 1980-an, Smart FM yang mengutamakan berita dan informasi (news), Narwastu FM yang mengutamakan lagu-lagu rohani Kristiani sebagai menu utama pada program siarnnya.

Radio Bonita Jaya Suara Medan memiliki dua radio lain yang tergabung dalam satu manajemen, yaitu Radio Pesona Cipta Swara yang terdapat di Kota Binjai, dan Radio Gelora Remaja Sibolga (Gresio), yang terdapat di Kota Sibolga.

(5)

Untuk penamaan ketiganya disebut dengan istilah Bandar Dangdut Group. Ketiga radio ini dikelola oleh badan pengurus yang beralamat di Radio Suara Medan, Jalan Setia Budi no. 102 ,Tanjung Sari Medan.

Radio Bonita Jaya Suara Medan atau yang lebih dikenal dengan sebutan “Radio Dangdut Medan” berdiri pada tanggal 26 Februari 2000. Persentase format acara yang mencapai 70 % adalah untuk pemutaran musik dan 30% lagi adalah untuk kuis, budaya, berita, dan iklan sebagai selingan acaranya (informasi dari hasil wawancara dengan seorang personalianya yaitu Ridho Alazhar, November 2010).

Agar lebih spesifik, radio ini menampilkan musik dangdut sebagai siaran utamanya. Bertujuan untuk membuat radio ini berbeda dengan radio lainya karena hanya berfokus pada musik dangdut sebagai materi utama yang disiarkan di radio ini. Selain itu, pihak radio juga melihat bahwa radio yang ada di kota Medan belum ada yang secara khusus menyiarkan musik dangdut sebagai program utama siaranya. Dengan kata lain, radio ini digunakan sebagai sebuah media yang khusus memutarkan musik dangdut untuk memenuhi kebutuhan pasar (konsumen) akan musik dangdut. Untuk format pemutaran musik, 70 % adalah musik dan lagu dangdut (baik itu dangdut kreatif maupun dangdut konvensional), 15 % untuk musik dan lagu India (Bollywood), 10 % untuk musik dan lagu Melayu, dan 5 % untuk musik dan lagu daerah Tapanuli, Karo, dan Pesisir. Pada awalnya, radio ini memutarkan musik dangdut sebanyak 90 %, namun atas permintaan pendengarnya maka diputar juga musik-musik diluar dangdut seperti lagu India, Melayu, Tapanuli, dan Karo dengan alasan untuk menambah wawasan

(6)

pendengar atau fans radio akan musik-musik di luar dangdut. Namun demikian, dangdut tetap menjadi fokus siar utama radio Bonita Jaya Suara Medan. Karena itulah radio ini disebut juga dengan “Radio Suara Dangdut Medan.”

Yang menjadi acara unggulan radio ini ada 3, yaitu:

1) dakota atau Dangdut Kota yang terdiri dari 3 segmen: segmen a). pembacaan berita dan harian lokal; segmen b) berisi humor dan anekdot; dan yang terakhir segmen c). berisi polling interaktif tentang masalah yang terjadi di Medan (Sumatera Utara).

2) pildangdut (pilah-pilih lagu dangdut) menemani ibu rumah tangga menyelesaikan pekerjaan mereka dengan memutarkan lagu-lagu pilihan mereka.

3) adalah padang bulan (pilah-pilih lagu dangdut koleksi terbaru radio Dangdut Suara Medan) yang menyajikan informasi tentang koleksi lagu-lagu dangdut terbaru

Yang menarik perhatian penulis secara etnomusikologi, bahwa radio Bonita Jaya Suara Medan ini memilih lagu-lagu dangdut sebagai materi acara unggulannya. Dengan kata lain produk musik yang disiarkan radio ini adalah mengacu kepada produk budaya, yaitu musik dangdut. Musik dangdut adalah adalah salah satu genre musik yang berkembang di Indonesia yang lahir dari perpaduan musik India(pada penggunaan tabla), Arab (cengkok dan harmonisasi), dan berakar pada musik Melayu pada tahun 1940. (Mauly Purba 2006, 77 - 78 ).

Agar lebih dekat dengan pendengarnya, maka radio ini juga memberikan kesempatan kepada pendengarnya untuk merequest lagu-lagu kesayangan mereka. Pada segmen acara yang lain, diadakan juga kakdut atau karoke dangdut yang

(7)

memberikan kesempatan kepada pendengarnya untuk menyalurkan minat bernyanyi (dangut) melalui karoke on-line via telefon.

Perkembangan radio (perkembangan tersebut dapat dilihat dari banyaknya siaran radio yang ada di kota medan dengan mengusung format acara yang berbeda antara satu radio dengan radio lainya) di Medan pada saat ini mendapat sambutan yang hangat dari pendengarnya. Hal ini dapat diketahui dari jumlah penelefon yang bertambah setiap harinya di sebahagian besar radio. Respon yang baik tersebut dapat juga kita lihat dari kreativitas pendengar radio yang membentuk Focus Group Discussion (FGD). Ini berfungsi sebagai wadah para pendengar untuk melakukan diskusi di luar program siaran radio, melakukan aktifitas yang berhubungan dengan radio di luar jadwal siar dan juga untuk menambah kedekatan antara radio dengan fansnya. Kita dapat melihat beberapa contoh FGD ini pada radio yang ada di Medan misalnya Narwastu Fans Club (NFC)

Demikian halnya dengan Radio Bonita Jaya Suara Medan, memiliki sebuah wadah untuk melakukan sebuah diskusi diluar program siaran radio yang disebut dengan Suara Medan Fans Club(SMFC). SMFC ini didirikan atas inisiatif dari fans radio yang ingin kedekatan mereka tidak hanya dilakukan ketika on air saja, namun dapat dilakukan di luar jadwal siar radio (off air). Pihak radio hanyalah sebagai fasilitator.

Menurut Koentjaraningrat (1980:180) kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Kebudayaan itu

(8)

sendiri dapat dibagi kedalam tiga wujud yaitu: ide, tingkah laku dan artefak. Ide merupakan sistem gagasan yang ada dialam pikiran manusia yang. Gagasan atau ide itu kemudian dituangkan dalam bentuk perbuatan atau tingkah laku yang akhirnya menghasilkan suatu benda yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri (Koentjaraningrat 1980:186-187). Selanjutnya, beliau mengungkapkan bahwa kebudayaan dapat dibagi kedalam tujuh unsur yaitu: (a) sistem religi dan upacara adat, (b) organisasi dan kemasyarakatan, (c) sistem ilmu pengetahuan, (d) bahasa, (e) kesenian, (f) sistem ekonomi dan mata pencaharian, (g) sistem alat dan teknologi (Koentjaraningrat 1980:203-204).

Sesuai dengan pendapat Koentjaraningrat di atas, mengenai konsep dan unsur universal kebudayaan, maka penulis akan mencoba melihat bagaimana kontribusi teknologi, organisasi, sistem ekonomi, kesenian, bahasa, dan lainnya yang menyangkut radio sebagai produk kebudayaan. Dengan perhatian khusus kepada Radio Dangdut Suara Medan. Selain itu lebih dalam lagi, penulis akan mengkaji aspek-aspek manajemen organisasi (struktur kepengurusan dan job description setiap pengurus di Radio Bonita Jaya Suara Medan), produksi (materi apa yang disiarkan), pemasaran (cara yang digunakan untuk memasarkan dan memperkenalkan radio dan materi acara yang disiarkan), serta musik dan lagu dangdut yang disiarkan.

Ada beberapa fungsi musik yang diungkapkan oleh Alan P. Merriam, diantaranya fungsi hiburan, fungsi penghayatan estetika, fungsi komunikasi, dan lain sebagainya. Untuk menyampaikan fungsi musik kemasyarakat pendengar, maka diperlukan sebuah media yang dapat digunakan sebagai sarana untuk

(9)

menyampaikan fungsi musik tersebut kepada masyarakat. Dalam hal ini, penulis melihat bagaimana radio Bonita Jaya Suara Medan digunakan sebagai sebuah media atau sarana untuk menyampaikan musik dan lagu dangdut kepada masyarakat pendengarnya. lagu-lagu dalam siaran di radio ini memiliki kaitan dengan fungsi dan penggunaan seperti yang dikatakan Merriam di atas. Radio Suara Medan adalah salah satu radio yang menyiarkan musik dangdut kepada pendengarnya dengan tujuan hiburan dan mengkomunikasikan kepada masyarakat bagaimana musik dangut tersebut.

Selain memberikan informasi musik kepada pendengarnya melalui program siarnya, radio ini juga memberikan informasi musik dan hiburan di luar program siar radio. Banyak kegiatan yang dilakukan oleh radio ini di antaranya adalah mengadakan festivel-festival lagu dangdut, kegiatan sosial yaitu melakukan kegiatan gerak jalan, mengadakan arisan untuk sesama fans radio, yang pada tujuan akhir kegiatan ini adalah untuk menarik peminat Radio Suara Dangdut Medan. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan minimal sebulan sekali dan dilakukan pada hari Ulang Tahun radio. Selain untuk menambah fans, kegiatan di atas juga dilakukan untuk memperingati hari ulang tahun radio, hari ulang tahun Fans Club radio, sebagai kegiatan rutin dan menambah kedekatan antara sesama fans dan antara fans dengan pihak radio.

Dari latar belakang di atas, maka keberadaan lagu-lagu dangdut di Radio Bonita Jaya Suara Medan sangat layak dikaji melalui disiplin etnomusikologi, yaitu studi musik di dalam kebudayaan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh I Made Bandem (2005:2), bahwa etnomusikologi merupakan sebuah bidang

(10)

keilmuan yang topiknya menantang dan menyenangkan untuk diwacanakan. Sebagai disiplin ilmu musik yang unik, etnomusikologi mempelajari musik dari sudut pandang sosial dan budaya.

Menurut pengamatan penulis, perkembangan musik tanah air saat ini, lebih banyak mengusung genre musik pop. Eksistensi radio Suara Dangdut di Medan dengan ciri khasnya mengusung musik dangdut, menjadikanya berbeda dengan radio lain. Untuk itu, penulis merasa tertarik untuk meneliti radio ini dan membuatnya menjadi satu tulisan ilmiah. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membuat satu tulisan ilmiah yang nantinya akan dikembangkan dalam bentuk skripsi sarjana etnomusikologi, dengan judul: Radio Bonita Jaya Suara Medan: Analisis terhadap Pengelolaan Organisasi, Produksi, Pemasaran, dan Musik Dangdut yang Disiarkan.

1.2 Pokok Permasalahan

Dari uraian di atas, maka penulis akan membuat batasan masalah agar tidak terjadi kesimpangsiuran ketika malakukan pembahasan nantinya. Selain itu juga, agar lebih mendapatkan kejelasan yang akurat tentang pokok permasalahan. Adapun pokok pemasalahanya adalah:

1. Bagaimana pengelolaan organisasi, produksi, dan pemasaran di Radio Bonita Jaya Suara Medan?

2. Bagaimana musik dangdut yang disiarkan oleh Radio Bonita Jaya Suara Medan dilihat dari jumlah, genre, struktur, dan repetisi?

(11)

3. Bagaimana apresiasi masyarakat pendengar terhadap Radio Bonita Jaya Suara Medan?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan apa yang dikemukakan oleh Wili Apel dalam Wilda Damanik (1969:298), bahwa penelitian etnomusikologis adalah suatu metode yang digunakan untuk mengajari musik apapun, tidak hanya dari segi musik nya namun juga melihat hubungan dengan konteks budayanya. Konteks budaya ini dihubungkan dengan masyarakat dan perkembangannya. Mengacu pada pendapat pakar lainya, yaitu Barbara Krader yang mengatakan bahwa etnomusikologi juga melakukan studi tarhadap perubahan dan akulturasi yang dapat dilakukan melalui studi musik populer atau musik komersial (R. Supanggah 1995:2).

Berdasarkan pendapat tersebut, penulis membuat tujuan penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui bagaimana manajemen organisasi, produksi, dan pemasaran Radio Dangdut Bonita Jaya Suara Medan.

2. Untuk mengetahui bagaimana musik dandut yang disiarkan oleh Radio Bonita Jaya Suara Medan dilihat dari jumlah, genre, struktur, dan repetisi.

3. Untuk bagaimana apresiasi masyarakat pendengar (masyarakat umum dan fans club) terhadap Radio Bonita Jaya Suara Medan.

(12)

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini menurut penulis adalah:

1. Sebagai pemberi informasi kepada masyarakat (pembaca) secara umum dan kepada mahasiswa Departemen Etnomusikologi secara khusus tentang manajemen organisasi radio dalam penyiaran musik dan dapat juga dipakai sebagai bahan acuan.

2. Sebagai suatu proses pengaplikasian ilmu yang diperoleh penulis selama mengikuti perkuliahan di Departemen Etnomusikologi.

3. Sebagai bahan masukan kepada Radio Bonita Jaya Suara Medan dan radio lainya dalam penerapan manajemen dalam penyiaranya.

4. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi peneliti berikutnya yang memiliki keterkaitan dengan topik penelitian ini.

1.4 Konsep dan Teori 1.4.1 Konsep

Konsep merupakan rancangan ide atau pengertian yang diabstrakan dari peristiwa kongkret (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2005 hal 588). Dalam proposal ini, konsep yang akan penulis uraikan terdiri dari: (a) radio, (b) analisis, (c) manajemen, (d) organisasi, (e) siaran, (f) produksi, (g) pemasaran, dan (h) musik dangdut.

Berikut, penulis akan membuat pengertian yang ada pada judul: (a) Radio adalah siaran atau pengiriman suara atau bunyi melalui udara (Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka 2005 hal 919) Sedangkan menurut Gozali

(13)

Saydan (1990:43) dalam Kamus Istilah Telekomunikasi mengatakan bahwa radio adalah suatu alat komunikasi yang dipancarkan melalui udara yang dapat mentransfer gelombang elektromaknetik dengan frekuensi 3 KHz sampai dengan 300 KHz. Beliau juga mengatakan bahwa radio adalah seperangkat elektromagnetik untuk penyaluran informasi tanpa saluran kawat. Dalam hal ini, radio Bonita Jaya Suara Medan adalah salah salah satu alat atau media komunikasi yang dipancarkan melalui udara yang memberikan informasi, khususnya informasi musik dangdut kepada pendengarnya.

(b) Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian itu untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan (Kamus Besar Bahasa Indonesia , Balai Pustaka 2005 hal 43). Analisis yang dimaksudkan penulis pada tulisan ini adalah penguraian atau deskripsi atau gambarann tentang bagaimana manajemen organisasi, produksi, pemasaran dan musik dangdut yang disiarkan radio Bonita Jaya Suara Medan.

(c) Manajemen atau kata sinonimnya pengelolaan, adalalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka 2005 hal 708). Menurut Terry dalam bukunya yang berjudul Principles of Management mendefenisikan manajemen sebagai berikut: management is the accomplishing of predetermined objectives through the efforts of other people yang bila di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia Manajemen adalah pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditetapkan melalui usaha bersama-sama orang lain. Pakar lainya yaitu Millet dalam bukunya yang berjudul

(14)

Management in the Public Service mendefenisikan manajemen sebagai berikut: Management is the process of directing and facilitating the work of people organized in formal group to achieve a desired end yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia manajemen adalah sebuah proses pengarahan dan pemberian fasilitas terhadap pekerjaan orang-orang yang terorganisasi dalam kelompok formal untuk mencapai satu tujuan yang dikehendaki (dalam buku Manajemen Seni oleh Muhhammad Takari). Manajemen yang dimaksud pada tulisan ini adalah bagaimana cara yang digunakan agar tujuan radio Bonita Jaya Suara Medan tercapai. Manajemen yang dimaksudkan penulis dibagi kedalam tiga bagian yaitu organisasi, produksi, dan pemasaran.

(d) Organisasi adalah kesatuan (susunan dsb) yang terdiri atas bagian-bagian (orang dan sebagainya) untuk tujuan tertentu. Organisasi juga merupakan kerjasama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka 2005. hal 803). Lebih jauh, menurut Terry dan Rue (2000:82), organisasi adalah proses pengelompokan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan-tujuan dan penugasan setiap kelompok kepada seorang manajer, yang mempunyai kekuasaan, yang perlu untuk mengawasi anggota-anggota kelompok. Yang dimaksudkan penulis dengan organisasi pada tulisan ini adalah bagaimana struktur kepengurusan di Radio Bonita Jaya Suara Medan dan bagaimana setiap bagian dari struktur itu bekerjasama mengerjakan setiap tugas (job deskription) yang sudah menjadi tanggungjawabnya sehingga tujuan radio Bonita Jaya Suara Medan untuk menyiarkan musik dangdut kepada pendengarnya tercapai.

(15)

(e) Menurut J.B. Wahyudi (1994) dalam Nelia Sihombing, siaran adalah rangkaian mata acara dalam mata acara dalam bentuk suara dan atau gambar yang dapat diterima oleh khalayak ramai dengan pesawat penerima radio atau televisi, dengan atau tanpa alat bantu melalui gelombang elektromagnetik, kabel, serat, optik, atau media lainya. Kata lain yang dekat maknanya dengan siaran adalah penyiaran berasal dari kata siar yang artinya meratakan kemana-mana, memberitahukan kepada umum (melalui radio atau surat kabar, dsb). Sedangkan penyiaran adalah proses, cara, perbuatan menyiarkan. (Kamus Besar Bahasa Indonesi, Balai Pustaka, 2005 hal 1060). Yang dimaksudkan dengan penyiaran pada tulisan ini adalah bagaimana materi acara yang disiarkan oleh radio Bonita Jaya Suara Medan yang disampaikan kepada pendengar melalui suara.

(f) Produksi adalah suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Produksi). Produksi yang dimaksudkan penulis adalah hal-hal yang menyangkut kegiatan yang dilakukan radio Bonita Jaya Suara Medan dalam penyiaran nya, dan materi apa yang disiarkan, baik itu musik, berita, kuis, iklan, dan lain-lain sehingga dapat memenuhi kebutuhan pendengar.

(g) Pemasaran (marketing) adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang dan jasa dalam kaitanya dengan memuaskan kebutuhan manusia (http://id.wikipedia. org/wiki/Pemasaran). Dalam hal ini, pemasaran yang dimaksudkan penulis adalah bagaimana cara yang digunakan Radio Bonita Jaya Suara Medan dalam memasarkan dan memberikan informasi tentang radio mereka, apa yang disiarkan

(16)

(terutama informasi musik dangdut) sehingga radio ini disenangi oleh pendengar dan memilih radio Bonita Jaya Suara Medan sebagai media untuk mendengarkan musik dangdut dan mempercayakan radio ini sebagai media promosi dan iklan. (h) Musik dangdut adalah adalah salah satu genre musik yang berkembang di Indonesia yang lahir dari perpaduan musik India(pada penggunaan tabla), Arab (cengkok dan harmonisasi), dan berakar pada musik Melayu pada tahun 1940. Musik dangdut menggunakan instrumen band biasa antara lain gitar melodi, gitas bas, keyboard dan yang menjadi instrumen khas musik dangdut adalah suling bambu dan dua buah gendang yang menyerupai tabla. Dangdut merupakan onomatope (peniruan bunyi) dari suara permainan tabla (yang dalam dunia dangdut disebut gendang) yang khas dan didominasi oleh bunyi dang dan dut. (Mauly Purba 2006, 77 - 78 ). Musik dangdut yang dimaksudkan pada tulisan ini adalah musik dangdut yang disiarkan oleh radio Bonita Jaya Suara Medan, meliputi genre musik dangdut yang disiarkan, dan lagu dangdut yang bagaimana yang paling diminati oleh pendengar.

1.4.2 Teori

Teori adalah pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan argumentasi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2005 hal 1177). Sebagai landasan berfikir dalam melihat permasalahan dalam penelitian ini, maka penulis mempergunakan teori-teori yang relevan, yang sesuai untuk permasalahan tersebut.

(17)

Menurut Takari dalam bukunya yang berjudul Manajemen Seni (9-10), bahwa manajemen memiliki defenisi sebagai berikut: (1) manajemen diperlukan untuk mencapai tujuan dan pelaksanaan pekerjaan, (2) manajemen merupakan sistem kerjasama yang koperatif dan rasional, (3) manajemen menekankan perlunya prinsip-prinsip efisiensi, (4) manajemen terikat kepada sistem kepemimpinan atau pembimbingan. Sebuah organisasi kesenian mestilah memiliki tujuan serta aktivitasnya. Tanpa adanya kerjasama, maka perjalanan sebuah organisasi tidak akan lancar. Manajemen dihubungkan dengan suatu kelompok. Karena adanya keterbatasan orang-perorangan, maka perlu pendayagunaan kelompok itu demi mencapai tujuan-tujuan yang paling pribadi.

Untuk meneliti manajemen radio ini, penulis juga menggunakan teori Pendekatan Operasional yang dikemukakan oleh George R. Terry (2000) yang ditulis kembali oleh Muhammad Takari dalam bukunya yang berjudul Manajemen Seni, yang mengkaji titik pandang apa yang diperbuat oleh seorang manajer yang memusatkan perhatian pada fungsi-fungsi dasar manajemen. Fungsi manajemen antara lain perencanaan, pengorganisasian, penentuan SDM, pengarahan dan pengawasan. Radio Bonita Jaya Suara Medan adalah radio yang memiliki banyak kegiatan baik ketika on-air dan off-air. Semua kegiatan ini dilakukan dibawah pengawasan seorang manajer. Untuk melakukan penelitian terhadap semua kegiatan ini, maka penulis menggunakan teori pendekatan Sistem. Pendekatan ini dipandang sebagai sebagai sebuah kumpulan atau lebih yang saling memiliki pola hubungan tertentu, dan satu kegiatan menimbulkan reaksi dari pihak lain. Dengan

(18)

kata lain, sebuah sistem adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan dan saling beraksi.

Radio Suara Medan adalah sebuah perusahaan radio yang berbentuk organisasi modern yang sudah memiliki tim-tim kerja yang bekerjasama untuk mencapai satu tujuan. Teori organisasi oleh Luther Gullick dan L. Urwick (1937) dalam Nelia mengatakan bahwa semakin banyak suatu pekerjaan tertentu dapat dipecahkan manjadi beberapa bagian komponen yang paling sederhana, maka pekerjaan akan lebih banyak memiliki spesialisai sehingga lebih terampil dalam mengerjakan bagian pekerjaanya. Semakin terampil seorang pekerja dalam menyelesaikan pekerjaanya, akan ebih efisien pula sistem produksi.

Dalam menganalisis aspek musikologisnya (struktur musik), maka penulis akan menggunakan teori Weighted Scale yang dinyatakan oleh Malm (1977 : 8) bahwa dalam menganalisis karakter atau struktur suatu musik, maka harus dikaji tangga nada, wilayah nada, nada dasar, jumlah masing-masing nada, interval, pola kadensa, formula melodi, dan kontur. Dalam hal ini, penulis akan mengambil dua sampel musik yang disiarkan oleh radio Bonita Jaya Suara Medan.

Penulis juga meneliti bagaimana peran radio Bonita Jaya Suara Medan dalam mensosialisasikan lagu dangdut kepada pendengar setia radio yang disatukan dalam satu organisasi yang disebut dengan Suara Medan Fans Club (SMFC). Fans club radio Bonita Jaya Suara Medan dalam tulisan ini adalah sekumpulan orang atau masyarakat yang memiliki rasa solidaritas sosial, keseimbangan dan kebersamaan yang tinggi (Kottak 1991:245) dalam Irwansyah Harahap (1999).

(19)

1.5 Metode Penelitian

Metode adalah adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki melalui cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2005 hal 704). Penelitian adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahakan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2005 hal 1163).

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Menurut Nawawi dan Martini dalam Saridin Sinaga (995:209) penelitian kualitatif adalah rangakian kegiatan atau proses menjaring data (informasi) yang bersifat sewajarnya mengenai suatu masalah dalam aspek atau bidang kehidupan tertentu pada objeknya. Untuk mendukung penelitian tersebut, penulis menggunakan metode ilmu etnomusikologi yang terdiri atas dua disiplin yaitu kerja lapangan (field work) dan kerja laboratorium (laboratory work) (Netll, 1964:62-64). Kerja lapangan meliputi pemilihan informasi, pendekatan dan pengambilan data, pengumpulan data, dan mempelajari seluruh perilaku yang berkaitan dengan pemakaian musik. Kerja laboratorium meliputi pengolahan data yang didapat, namun sebelumnya penulis melakukan studi kepustakaan yang membantu penulis yang membantu penulis sebelum terjun ke lapangan.

(20)

1.5.1 Sudi Kepustakaan

Untuk mencari tulisan-tulisan pendukung, teori dan konsep yang berhubungan dengan tulisan ini, yang dijadikan sebagai landasan dalam penelitian, penulis terlebih dahulu mengadakan studi kepustakaan. Hal tersebut dilakukan untuk melengkapi dan menambah sumber bacaan yang diambil dari buku dan internet.

1.5.2 Kerja Lapangan

Kerja lapangan dibagi kedalam dua tahapan yaitu wawancara dan observasi. Wawancara yang dilakukan penulis langsung kepada personalia radio suara medan. Selain itu, penulis juga melakukan wawancara dengan fans radio, penyiar dan orang-orang yang berada disekitar radio suara medan. Sebelum melakukan wawacara, penulis terlebih dahulu membuat daftar pertanyaan. Namun demikian, penulis tidak hanya berpatok pada daftar pertanyaan tersebut, namun penulis menyambungkan pertanyaan-pertanyaan yang berasal dari jawaban informan. Data-data yang didapatkan oleh penulis, dituliskan kedalam sebuah buku yang nantinya akan digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini.

1.5.2.1 Wawancara

Menurut Soeharto dalam Wilda Damanik (1995:67), wawancara atau interview adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden (informan) dan jawaban-jawaban responden akan di catat atau

(21)

direkam dengan alat perekam (tape recorder). Wawancara adalah salah satu cara yang digunakan untuk memperoleh data tentang kejadian yang diamati baik secara langsung sendiri atau tidak.

Teknik wawancara yang dilakukan adalah wawancara berfokus (Focused Interview) dan wawancara bebas (Free Interview). Sebelum melakukan wawacara, penulis membuat daftar pertanyaan dan menentukan siapa yang akan diwawancara. Sedangkan pada wawancara bebas, pertanyaan tidak hanya berpusat pada pokok permasalahan, namun berkembang pada masalah lain yang tujuannya adalah untuk menambah data yang dibutuhjkan oleh penulis.

1.5.2.2 Observasi

Observasi adalah peninjauan secara cermat atau mengawasi dengan teliti serta mengamati (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka 2005 hal 794). Dalam hal ini, penulis melakukan observasi dengan mendengarkan radio suara medan.

Menurut Suparlan dalam Wilda Damanik (1987:43-45), peneliti yang menggunakan hal sebagai metode pengamatan hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:1) ruang lingkup, 2) pelaku, 3) kegiatan, 4) benda-benda atau alat, 5) waktu, 6) peristiwa, 7) tujuan.

1.5.2.3 Kerja Laboratorium

Dalam kerja laboratorium, semua data yang diperoleh dari penelitian lapangan dan studi kepustakaan akan dianalisis selanjutnya akan dilakukan

(22)

penyelesaian agar sesuai dengan pembahasan sehingga menghasilkan suatu tulisan yang baik. Semua data yang dikumpulkan, diklasifikasikan agar data-data yang digunakan tidak rancu dan timpang-tindih yang dapat menimbulkan kesimpangsiuran. Semua ini dilakukan untuk mempermudah pambaca dalam memahami dan mengerti tulisan ini.

Referensi

Dokumen terkait

mucigel. Proses pergerakan hara dari akar kedalam tanaman dapat dipengaruhi Proses pergerakan hara dari akar kedalam tanaman dapat dipengaruhi oleh dua faktor

Tahap Penyerahan Obat. Tahap penyerahan obat dan pemberian informasi diamati kelengkapan informasi obat yang diberikan oleh petugas farmasi ke pasien. Pengamatan ini

Kewarganegaraan, diketahui bahwa di sekolah ini telah menerapkan praktik belajar Kewarganegaraan dalam pembelajaran PKn melalui model pembelajaran praktik belajar

Sedangkan dengan obesitas mendapat kontribusi sumbangan zat gizi dari kelompok bahan energi, protein, karbohidrat .lemak dan pangan kacang-kacangan tidak berbeda

Aparat penegak hukum seperti Polisi, Jaksa, dan Hakim sebagai lembaga yang fungsinya berkaitan dengan penegakan hukum dan keadilan harus dapat mewujudkan negara

Sejarah berdirinya Apotek Putat Jaya bermula pada awal tahun 2008, apotek ini berdiri sudah lima tahun. Apotek Putat Jaya ini berdiri atas prakarsa seorang pemilik modal yaitu

Telinga adalah alat yang terancang canggih untuk mengubah gelombang suara mekanis yang sangat lemah di udara menjadi pulsa listrik di saraf auditorius.. Telinga biasanya dibagi

Sebanyak 10 ibu yang memiliki anak balita terdapat 4 ibu mengatakan tidak mengetahui manfaat imunisasi, 3 ibu mengatakan takut kalau anaknya bila di imuni- sasi jadi panas, 2