• Tidak ada hasil yang ditemukan

SELAMAT PAGI NEUROBIOPHYSIK PENDENGARAN DISUSUN OLEH KELAS A : KELOMPOK 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SELAMAT PAGI NEUROBIOPHYSIK PENDENGARAN DISUSUN OLEH KELAS A : KELOMPOK 2"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

“NEUROBIOPHYSIK

PENDENGARAN”

DISUSUN OLEH KELAS A : KELOMPOK 2

Nama Kelompok :

 Achmad Kadhafi

(13-250-0020)

 Ferdirika Pormau

(13-250-0021)

 Vikriya Fardiani

(13-250-0025)

 Selly Lodarmase

(13-250-0028)

 Wahyu Eka Dita Pratiwi

(13-250-0049)

 Gadis Fransisca Yanti

(13-250-0056)

(2)

Berbicara dan Mendengar : adalah cara terpenting untuk

berkomunikasi dengan orang lain. Melalui pendengaran,

kita menerima suara percakapan orang lain dan juga

mendengar suara kita sendiri.

Indra pendengaran lebih menakjubkan dari pada indra

penglihatan.

 Kita dapat mendengar rentang intensitas suara yang lebih

dari satu trilyun (10

12

), atau 100 kali lebih besar daripada

rentang intensitas cahaya yang dapat diterima oleh mata.

 Telinga dapat mendengar frekuensi yang bervariasi sebesar

1000 kali lipat, sedangkan frekuensi cahaya yang dapat

dideteksi oleh mata hanya bervariasi 2 kali lipat.

(3)

TELINGA DAN PENDENGARAN

Telinga adalah alat yang terancang canggih untuk mengubah

gelombang suara mekanis yang sangat lemah di udara menjadi

pulsa listrik di saraf auditorius.

Telinga biasanya dibagi menjadi tiga bagian :

1. Telinga luar

2. Telinga tengah

3. Telinga dalam

(4)
(5)

A. TELINGA LUAR (auter ear)

Telinga luar terdiri dari saluran telinga yang berakhir di gendang telinga (membran timpani). Telinga luar terdiri dari :

 DAUN TELINGA (Pinna auricularis, tunggal = Pinnae auriculares, jamak) berfungsi

menangkap & mengarahkan gelombang suara,  Lorong (Liang) Telinga (Eksternal Auditory

Meatus) yang mengandung rambut halus & kelenjar lilin (minyak = sebaseus),

 GENDANG TELINGA (membran tympani), Terdiri dari jaringan fibrosa elastis,Bentuk bundar dan cekung dari luar, Memiliki

ketebalan sekitar 0,1 mm (setipis kertas) dan luas sekitar 65 mm2, dan Berfungsi menerima getaran suara dan meneruskannya pada tulang pendengaran.

(6)

Gendang Telinga

 Tekanan suara di gendang telinga

mengalami penguatan (amplifikasi )akibat kerja tulang-tulang tersebut sebagai tuas.

 Bahkan terjadi penguatan yang lebih dari karena luas gendang telinga yang relatif besar di banding luas Jendela Oval. RUMUS

Fm.Lm = Fo.Lo

Fm = Pm.Am Fo = Po.Ao

Pm.Am.Lm = Po.Ao.Lo

Po/Pm = Am/Ao.Lm/Lo

Kerja tuas memperkuat gaya adalah sekitar Lm/Lo = 1,3 x lipat.

Ratio Luas efektif gendang telinga terhadap pangkal stapes adalah Am/Ao = 15

Fm:Torsi yang dihasilkan Gaya

Lm:Lengan Luas

Fo:Torsi dari Gaya Di jendela oval

Lo:Lengan Tuas Pm&Po:Tekanan

Ingat!!:

Tekanan suara (lebih dari 160 dB ) dapat memecahkan gendang

(7)

B. TELINGA TENGAH (middle ear)

 TULANG PENDENGARAN : MIS (Maleus, Inkus, Stapes) Martil, Landasan, Sanggurdi.  Merupakan tulang terkecil pada

tubuh manusia, Berfungsi

meneruskan amplitudo getaran yang diterima dari membran tympani dan meneruskannya ke jendela oval.

(8)
(9)

C. TELINGA DALAM (inner ear)

 Terdiri atas

• Vestibulum

• Kanalis semisirkularis tulang

(keseimbangan )

• Koklea (rumah siput)

• Begitu juga kranial VIII

(nervus koklea vestibularis)

 Terjadi aktivitas elektris yang

berjalan sepanjang cabang

vesti-bular nervus kranialis VIII ke otak.

(10)

SENSITIVITAS TELINGA

 Telinga tidak sama sensitifnya di seluruh rentang pendengaran . Telinga paling sensitif dalam kisaran 2 sampai 5 kHz.

 Telinga yang baik memerlukan intensitas tambahan kira-kira 30 dB untuk

mendeteksi suara berfrekuensi 100Hz dibandingkan suara berfrekuensi 1000 Hz.  Presbikusis adalah Terjadi penurunan sensitif pendengaran akibat penuaan.

 Sifat suara yang kita sebut kekerasan / kekuatan (loudness) adalah respons mental terhadap sifat fisik yang disebut intensitas.

Suara 30 Hz yang nyaris tidak terdengar menimbulkan persepsi kekerasan suara yang sama seperti suara 4.000 Hz yang juga nyaris tidak terdengar, walaupun intensitas suara mereka berbeda sekitar 1.000.000 kali lipat atau 60 dB.

 Telah diciptakan suatu satuan khusus untuk kekuatan/kekerasan-phon. 1 phon = 1000 Hz kekuatan suara, 1 dB

(11)

CARA KERJA TELINGA

1. Getaran bunyi terkumpul di daun telinga.

2. Getaran bunyi tersebut kemudian masuk ke dalam lubang

telinga.

3. Bila getaran bunyi tersebut mencapai gendang telinga

maka gendang tersebut ikut bergetar dan menggetarkan

tulang- tulang pendengaran demikan pula cairan di rumah

siput ikut bergetar.

4. Gerakan ini mengubah energi mekanik tersebut menjadi

energi elektrik ke saraf pendengaran (auditory nerve,) dan

menuju ke pusat pendengaran di otak.

5. Pusat ini akan menerjemahkan energi tersebut menjadi

suara yang dapat dikenal oleh otak.

(12)

SEL

RAMBUT BERPERAN

PENTING

DALAM DETEKSI

SUARA

 Sel-sel rambut organ Corti merupakan alat utama yang mengubah energi suara menjadi sinyal listrik saraf. Sel-sel rambut memiliki berkas “rambut” yang terbuat dari 100 rambut yang terkemas rapat dengan panjang

beberapa mikron.

 Di labirin terdapat beragam sel rambut. Sakulus dan utrikulus masing-masing memiliki sekitar 15.000 dan 30.000 sel rambut untuk mengukur percepatan linier.

 Kanalis semisirkularis untuk mengukur percepatan angular masing-masing memiliki sekitar 7.000 sel rambut.

 Koklea memiliki satu deret sel rambut dalam dan tiga deret sel rambut luar. Setiap deret memiliki sekitar 4.000 sel rambut.

(13)
(14)

PROSES PENDENGARAN pada MANUSIA

 Proses pendengaran manusia Pertama di mulai dari daun telinga

(outer Ear) yang fungsinya menangkap suara-suara di sekitar dan

memasukkan nya ke canal/ lubang telinga.

 Proses kedua suara yang masuk melalui lubang telinga di terima

oleh gendang telinga yang berakibat bergetarnya tiga tulang

pendengaran yaitu maleus,inkus dan stapes(middle Ear). Dan

menyalurkan ke cohlea / rumah siput.

 Proses ke tiga di dalam cohlea / Rumah siput terdapat hear sell

yang bergetar akibat suara dan getarannya menghasilkan getaran

listrik yang dihasilkan dari energy kinestetik. Sehingga aliran

listrik itu menjadikan sinyal yang menyalurkan ke otak, yang di

aliri oleh syaraf pendengaran, untuk selanjutnya otak yang

(15)
(16)

GANGGUAN

PENDENGARAN

pada

manusia

• Gangguan pendengaran bisa terjadi pada

siapa saja dan pada semua umur , bisa

sementara dan bahkan bisa permanen.

• Gangguan

pendengaran

disebabkan

karena salah satu atau lebih, bagian dari

telinga

tidak

dapat

berfungsi

secara

normal.

• Seperti halnya Tuli sejak lahir maka akan

terjadi gejala bisu.

(17)

JENIS GANGGUAN PENDENGARAN :

• Gangguan pendengaran Konduktif : terjadi ketika

gelombang suara, terhalang masuknya dari lubang

telinga dan gendang telinga menuju ke rumah siput

(koklea ) dan Saraf Pendengaran(Auditory Nerve).

• Gangguan pendengaran Sensorineural/ Saraf : terjadi

ketika rumah siput ( koklea) atau saraf pendengaran

fungsinya menurun .

• Gangguan pendengaran campuran : campuran antara

gangguan pendengaran konduktif dan saraf.

(18)

PEMERIKSAAN

1. OTOSCOPY

Pemeriksaan dengan

menggunakan alat

semacam teropong. ini

tergolong pemeriksaan

awal. Fungsinya untuk

melihat liang telinga,

apakah ada infeksi atau

kotoran telinga

(19)

2. TYMPANOMETRY

Pemeriksaan lanjutan ini

bertujuan untuk

mengetahui fungsi

telinga tengah.

(20)

3. OTO ACOUSTIC

EMISSIONS (OAE)

Pemeriksaan ini dilakukan

untuk mengetahui fungsi sel

rambut pada cochlea/rumah

siput. Hasilnya dapat

dikategorikan menjadi dua,

yaitu: pass dan refer. Pass

berarti tidak ada masalah,

sedangkan refer artinya ada

gangguan pendengaran

hingga harus dilakukan

pemeriksaan berikut.

(21)

4. AUDITORY

BRAINSTEM

RESPONSE (ABR)

Cara pemeriksaannya

hampir sama dengan

OAE. berfungsi

sebagai screening, juga

dengan 2 kategori,

yakni pass dan refer.

Hanya saja alat ini

cuma mampu

mendeteksi ambang

suara hingga 40 dB.

(22)

5. CONDITIONED ORIENTED RESPONSES

(CORs)

Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada bayi usia 9

bulan sampai 2,5 tahun untuk mengetahui perkiraan

ambang dengar anak. Caranya, gunakan alat yang

dapat mengeluarkan bunyi-bunyian dan biarkan anak

mencari sumber bunyi tersebut.

(23)

6. VISUAL REINFORCED

AUDIOMETRY (VRA)

Pemeriksaan yang hampir sama dengan CORs ini juga berfungsi untuk mengetahui ambang dengar anak. Tergolong pemeriksaan

subjektif karena membutuhkan respons anak. Namun pada tes ini selain diberikan bunyi-bunyi, alat yang digunakan juga harus dapat menghasilkan gambar sebagai

reward bila anak berhasil memberi jawaban. Pemeriksaan ini dapat dilakukan sambil bermain.

(24)

7. PLAY AUDIOMETRY

Pemeriksaan yang juga

berfungsi mengetahui ambang

dengar anak ini dapat dilakukan

pada anak usia 2,5-4 tahun.

• Caranya? Menggunakan

audiometer yang

menghasilkan bunyi dengan

frekuensi dan intensitas

berbeda. Bila anak mendengar

bunyi itu berarti sebagai

pertanda anak mulai bermain

misalnya harus memasukkan

benda ke kotak di hadapannya

atau bermain pasel.

(25)

8. CONVENTIONAL

AUDIOMETRY

Pemeriksaan ini dapat dilakukan

anak usia 4 tahun sampai remaja.

Fungsinya untuk mengetahui

ambang dengar anak. Caranya

dengan menggunakan alat

audiometer yang mampu

mengeluarkan beragam suara,

masing-masing dengan intensitas

dan frekuensi yang berbeda-beda.

Tugas si anak adalah menekan

tombol atau mengangkat tangan

bila mendengar suara.

(26)

9. BRAINSTEM EVOKED

RESPONSE

AUDIOMETRY(BERA)

Pemeriksaan ini dapat dilakukan

pada semua usia. Fungsinya,

untuk mengetahui respons

ambang dengar seseorang.

Pemeriksaan yang tergolong

objektif ini mengharuskan anak

dalam keadaan tidur, hingga anak

harus dikondisikan tidur lebih

(27)

SPESIALISASI DALAM

PENDENGARAN/TELINGA

• Didalam bidang kedokteran dibagi dalam masing – masing bagian sesuai dengan keahlian:

1. Otologist : seorang dokter yang ahli dalam bidang telinga dan pendengaran. 2. Otolaryngologist : seorang dokter yang ahli dalam bidang penyakit telinga

dan opersi Telinga.

3. ENT specialist : dokter ahli THT yaitu seorang dokter yang ahli dalam hal telinga, Hidung dan tenggorokan.

4. Audiologist : Seseorang yang bukan dokter, tetapi ahli dalam mengukur respon Pendengaran, diagnosis kelainan pendengaran melalui test pendengaran, Rehabilitasi yang berkaitan dengan hilangnya pendengar.

(28)
(29)

Referensi

Dokumen terkait

 pada 'anita. Ganggan insfisiensi kelen)ar hipofisis, tertama #agian anterior. Ganggan ini menye#a#kan mnlnya masalah dan manifestasi klinis yang ini

Dengan analisis dengan menggunakan metode AASHTO (1993) didapat bahwa dengan kondisi lapisan eksisting dengan daya dukung lapis pondasi beserta tanah dasar yang ada sudah tidak

Oleh karena itu bahasa Jawa dan bahasa Indonesia memiliki kaunikan yang layak untuk diteliti lebih lanjut.Penelitian dengan cara analisis kontrastif antara

Maka dapat disimpulkan metode pemrograman linear adalah suatu metode yang digunakan untuk mengalokasikan sumber daya yang terbatas secara optimal dengan tujuan untuk

Penelitian ini menerapkan Total Performance Scorecard (TPS) sebagai pendekatan untuk membenahi mutu manajemen sekolah. TPS merupakan pendekatan inovatif menggabungkan

2 Badan timbangan dibuat dari pipa kuningan berkualitas baik untuk mendapatkan ketahanan dan kekokohan 3 Bagian-bagian tumpuan diperkeras, pengayun timbangan terbuat dari besi

Penggunaan tanah merupakan suatu bagian dari tata ruang, untuk tetap menjaga keseimbangan, keserasian, kelestarian lingkungan, serta memperoleh manfaat tata ruang kota, maka