26
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, Metode kuantitatif menurut Sugiono (2008) adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006). Pendekatan ini digunakan karena relevan dengan rumusan masalah danhipotesis yang diuji, yaitu berusaha membuktikan hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam hal ini untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap pola asuh orang tua dengan perilaku coping pada remaja.
27 3.2 Operasional Variabel Penelitian
3.2.1 Identifikasi Variabel
Variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari. Setiap variabel dalam suatu penelitian tentunya memiliki peranan atau dengan kata lain disebut dengan variabel bebas (independen) yaitu, merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (dependen), sedangkan variabel terikat yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2008).
1. Variabel bebas (X) : Perespsi terhadap Pola Asuh 2. Variabel Terikat (Y) : Perilaku Coping
3.2.2 Definisi Operasional
Menurut Sugiyono (2010) definisi operasional adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian ini memiliki dua definisi operasional dari variabel tersebut adalah sebagai berikut :
a. Persepsi terhadap Pola Asuh Orang Tua
Persepsi terhadap pola asuh orang tua adalah persepsi remaja tentang bagaimana perasaan orang tuanya terhadap anak dan bagaimana cara orang tua memperlakukan anak. Hal tersebut akan tercermin dalam kata-kata, perbuatan atau perilaku orang tua.
28 Perilaku coping yaitu proses untuk menata tuntutan yang dianggap membebani atau melebihi kemampuan sumber daya seseorang. Perilaku coping yang dibagi menjadi dua, yaitu problem focused coping dan emotion focused coping.
3.3 Populasi dan Subyek Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008).
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa-siswi kelas III SMK HARAPAN JAYA II Tangerang. Dengan jumlah populasi 105 orang.
3.3.2 Subyek Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 60 siswa kelas III SMK HARAPAN JAYA II Tangerang.
29 Sugiyono (2010), penetapan sampel dilakukan melalui metode pengambilan sampel probability dengan cara simple random sampling yang berarti memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Kelebihan dari tehnik ini adalah mudah dilakukan dan tidak membutuhkan banyak biaya. Sedangkan kelemahannya adalah tidak dapat digeneralisasikan untuk seluruh populasi.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik dan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan dengan menyebarkan kuesioner, yang berupa pertanyaan yang disusun secara tertulis, biasanya menggunakan pertanyaan guna memperoleh data berupa jawaban dari para responden (Koentjoroningrat, 1994). Jenis skala yang digunakan untuk pengukuran berupa skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengatur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
2. Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder di peroleh melalui lembar data kontrol, yang disusun berupa pertanyaan mengenai jenis kelamin dan usia subjek penelitian. Kegunaan lembar data kontrol adalah untuk menunjang informasi yang dibutuhkan dalam menganalisis hasil penelitian.
3.5 Instrumen Penelitian 3.5.1 Skala Pengukuran
30 Skala pengukuran adalah kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua skala pengukuran yaitu Skala Persepsi Pola Asuh Orang Tua dan Skala Perilaku Coping. Skala Persepsi Pola Asuh Orang tua berbentuk pilihan ganda (multiple choice). Masing-masing item memiliki empat pilihan jawaban dimana setiap pilihan jawaban mengarah pada satu pola asuh orang tua. Empat jenis pola asuh orang tua tersebut diantaranya adalah pola asuh otoriter, otoritatif, permisif-memanjakan, dan pola asuh-tidak peduli. Sedangkan untuk skala Perilaku Coping menggunakan skala Likert yang memiliki 4 kategori pilihan jawaban, yaitu dengan meniadakan jawaban “netral atau ragu-ragu” untuk menghindarkan jawaban yang membuat subyek tidak dapat menentukan sikap yang pasti pada saat menjawab. Pertanyaan sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Cara pemberian nilai yang digunakan anatara kelompok pernyataan yang mendukung (favorable) dengan pernyataan yang tidak mendukung (unfaforable) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1. Penilaian Skala Likert
Jawaban Favourable Unfavourable
Sangat Sesuai (SS) 4 1
Sesuai (S) 3 2
Tidak Sesuai (TS) 2 3
Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4
Kuesioner dalam penelitian ini bersifat tertutup dan langsung karena angket ini langsung diisi oleh subjek dan tidak dapat diwakilkan, bersifat tertutup karena pernyataan-pernyataan dibuat peneliti agar memudahkan subyek untuk menjawab.
31 Tabel 3.2.
Dimensi Pola Asuh
Variabel Dimensi
Pola Asuh 1. Otoriter (membatasi dan menghukum yang menuntut anak untuk mengikuti perintah-perintah orang tua dan menghormati pekerjaan dan usaha).
2. Otoritatif (mendorong anak-anak agar mandiri tetapi masih menetapkan batas-batas dan pengendalian atas tindakan-tindakan mereka).
3. Permisif (orang tua sangat tidak terlibat dalam kehidupan anak tetapi menetapkan sedikit batas). atau kendali terhadap mereka).
Tabel 3.3
Dimensi Perilaku Coping
Variabel Dimensi
Perilaku Coping 1. Problem Focused Coping (bertindak
secara langsung untuk mengatasi masalah atau mencari informasi yang relefan dengan solusi).
2. Emotion Focused Coping (upaya untuk mengurangi berbagai reaksi emosi terhadap stres contohnya dengan mengalihkan perhatian dari masalah, melakukan relaksasi atau mencari rasa nyaman dari orang lain)
32 3.5.2 Alat Ukur Penelitian
Dengan menggunakan skala Multiple Choice dan Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan dari variabel menjadi dimensi, dan dari dimensi dijabarkan menjadi indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator dapat dijadikan tolak ukur untuk membuat suatu pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden.
1. Skala Persepsi Pola Asuh Orang Tua
Skala Persepsi Pola Asuh Orang Tua dalam Penelitian ini, mengacu berdasarkan tiga tipe pengasuhan yang dikemukakan oleh Baumrind, yaitu tipe pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua kepada anaknya umumnya dilakukan melalui pola asuh otoriter, otoritatif, dan permisif.Kuesioner skala persepsi pola asuh orang tua modifikasi dari penelitian Windy (2009). Adapun tabel Blueprint skala persepsi pola asuh orang tua adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Blueprint Skala Persepsi Pola Asuh Orang Tua
No. Aspek Indikator No. Item Jumlah
1. Pola Asuh Orang Tua Authoritarian (Otoriter)
1. Dalam hubungan orang tua dan anak bersifat kaku (keras)
2. Orang tua cenderung memaksakan kehendaknya 3. Dalam kehidupan
sehari-hari, orang tua mengatur segala urusan anak tanpa adanya kompromi dengan anak (mengatur dan merintah)
4. Apabila anak melakukan kesalahan, orang tua
1a, 2a, 3a, 4a
5a, 6a, 7a, 8a, 9a 10a, 11a, 12a, 13a, 14a, 15a,
16a
17a, 18a, 19a, 20a
4
5
7
33 memarahi dan
menghukum secara fisik 2. Pola Asuh
Orang Tua Authoritative (Otoritatif)
1. Dalam hubungan orang tua dan anak bersifat hangat
2. Orang tua memberikan kebebasan berpendapat dan senang berdiskusi tentang sesuatu
3. Dalam kehidupan sehari-hari, orang tua bersifat responsif terhadap anak 4. Apabila anak berbuat
kesalahan, orang tua menegur anakdan memberikan penjelasan tentang perilaku baik dan perilaku buruk 1b, 2b, 3b, 4b 5b, 6b, 7b, 8b, 9b 10b, 11b, 12b, 13b, 14b, 15b, 16b 17b, 18b, 19b, 20b 4 5 7 4 3. Pola Asuh Orang Tua Permissive Indulgent (Memanjakan)
1. Dalam hubungan orang tua dan anak, orang tua cenderung memberikan kebebasan kepada anak dalam melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup
2. Orang tua memberikan kebebasan kepada anak untuk menyatakan keinginannya
3. Dalam kehidupan sehari-hari, orang tua
memberikan apa yang anak inginkan namun tidak peduli dengan urusan anak
4. Apabila anak berbuat kesalahan, orang tua cenderung tidak pernah menegur atau menghukum anak 1c, 2c, 3c, 4c 5c, 6c, 7c, 8c, 9c 10c, 11c, 12c, 13c, 14c, 15c, 16c 17c, 18c, 19c, 20c 4 5 7 4
34 4. Pola Asuh Orang Tua Permissive Indifferent(tida k peduli)
1. Dalam hubungan orang tua dan anak, orang tua membiarkan anak
melakukan segala sesuatu tanpa adanya pengawasan 2. Orang tua bersikap acuh
tak acuh terhadap keinginan anak
3. Dalam kehidupan sehari-hari, orang tua tidak mengindahkan apa yang anak inginkan dan tidak peduli dengan urusan anak 4. Apabila anak berbuat
kesalahan, orang tua membiarkan saja 1d, 2d, 3d, 4d 5d, 6d, 7d, 8d, 9d 10d, 11d, 12d, 13d, 14d, 15d, 16d 17d, 18d, 19d, 20d 4 5 7 4 TOTAL 20
2. Skala Perilaku Coping
Skala perilaku coping dalam penelitian ini, mengacu berdasarkan dua dimensi coping yang dikemukakan Lazarus dan Folkman, yaitu coping yang berfokus pada masalah (Problem Focused Coping) dan coping yang berfokus pada emosi (emotion focused coping). Kuesioner skala perilaku coping, juga dimodifikasi dari penelitian Putri (2010). Adapun tabel Blueprint skala perilaku coping adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5
Blueprint Skala Perilaku Coping
35 Favorable Unfavorabel 1. Problem Focused Coping Kehati-hatian 1,8,15 4, 6 5 Aksi Instrumental 3,10,16 5,9 5 Negosiasi 7, 11,24 29 4 2. Emotional Focused Coping
Pelarian diri dari masalah 2, 13, 20,25 19 5 Pengurangan beban masalah 12,18,27, 30 22,23,26 7 Penyalahan diri sendiri 14,21,28 17 4 Jumlah 20 10 30
3.6 Validitas dan Reliabilitas
3.6.1 Validitas
Validitas menurut Arikunto (2006) adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menguji validitas dilakukan dengan analisis butir, yaitu mengkorelasikan skor-skor yang ada pada butir dengan skor total. Perhitungan validitas dilakukan teknik korelasi product moment dari Pearson.
36 Rumus:
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi product moment
N = Jumlah subyek
ΣX = Jumlah skor jawaban suatu item (pola asuh) ΣY = Jumlah total skor jawaban (perilaku coping)
ΣX2 = Jumlah kuadrat total skor jawaban suatu item (pola asuh) ΣY2 = Jumlah kuadrat total skor jawaban (perilaku coping) ΣXY = Jumlah perkalian antara kedua variabel
Nilai rxy masih kelebihan bobot maka akan dilakukan koreksi dengan rumus:
Keterangan:
r
i (x-i) = Validitas butir setelah dikoreksiSx = Standar deviasi total
Si = Standar deviasi item
3.6.2 Reliabilitas
Reliabilitas merujuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik
37 (Sugiyono, 2010). Nasution (dalam Putri, 2011) mengemukakan bahwa nilai Alpha Cronbach mendekati 1 sangat baik, jika berada diatas 0,8, tetapi bila berada dibawah nilai 0,6 tidak baik.
Untuk menguji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan analisis Alpha Cronbach, yaitu digunakan untuk menghitung reabilitas suatu tes yang mengukur sikap atau perilaku. Alpha Cronbach sangat umum digunakan, sehingga merupakan koefisien yang umum juga untuk mengevaluasi Internal Consistency.
Rumus: 11= − 1 1 − ∑ 2 2 Keterangan: 11 = Reliabilitas instrumen
k = banyak butir pertanyaan
2 = varian total
∑ 2 = jumlah varian butir
x = nilai skor yang dipilih n = jumlah responden
3.7 Teknik Pengujian Validitas Isi (Indeks Rasio) CVR
Untuk melihat nilai essensial pada variabel X (persepsi terhadap pola asuh orang tua) diujikan dengan CVR (Content Validity Ratio), Dengan rumus:
38 Keterangan:
CVR = rasio validitas isi, jumlah
Ne = jumlah panelis yang memberi nilai e (essensial/relevan) N = jumlah semua panelis
3.8 Teknik Analisa data
Untuk mengetahui adanya hubungan antara persepsi terhadap pola asuh dengan perilaku coping maka digunakan rumus korelasi Chi-square (Uji keselarasan “goodness of fit test). Rumus yang akan digunakan yaitu sebagai berikut:
fe fe fo 2 2 χ2 = nilai chi square
fo = frekuensi yang diperoleh (obtained frequency) fe = frekuensi yang diharapakan (expected frequency)
3.9 Uji Validitas
3.9.1 Analisis Validitas Persepsi Pola Asuh Orang Tua
Setelah dilakukan uji coba analisis melalui pengujian validitas isi Indeks Rasio Validitas Isi (CVR) yang diujikan pada 10 responden. Maka diperoleh hasil 20 item yang dinyatakan essensial dari 17 soal, dan 3 dinyatakan tidak essensial.
39 3.9.2 Analisis Validitas Perilaku Coping
Setelah dilakukan uji analisis item dengan menggunakan tekhnik korelasi Product Moment Person, maka diperoleh hasil : terdapat 23 item dari total keseluruhan 30 item yang valid sedangkan item yang gugur atau tidak valid ada 7 item.
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Item Skala Perilaku Coping
No Aspek Indikator Nomor Item Jumlah
Favorable Unfavorabel 1. Problem Focused Coping Kehati-hatian 1*, 8,15 4, 6* 5 Aksi Instrumental 3*,10,16 5,9* 5 Negosiasi 7, 11,24 29 4 2. Emotional Focused Coping
Pelarian diri dari masalah 2, 13, 20*,25 19 5 Pengurangan beban masalah 12,18*,27, 30 22,23,26 7 Penyalahan diri sendiri 14,21,2* 17 4 Jumlah 20 10 30
Tanda * = Item yang gugur
3.10 Uji Reliabilitas
3.10.1 Hasil Uji Reliabilitas Perilaku Coping
Uji reliabilitas dilakukan dengan Alpha Cronbach dan diperoleh koefisien sebesar 0,828. Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 20. for windows. Nilai koefisien reliabilitas tersebut menunjukkan alat ukur tersebut reliabel.
40 Triton (dalam Sujianto, 2009) mengemukakan bahwa nilai Alpha Cronbach 0,81-1,00 dinyatakan sangat reliabel.