• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEMINAR NASIONAL DAN CALL FOR PAPER 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SEMINAR NASIONAL DAN CALL FOR PAPER 2017"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Program Studi Diploma IV Pariwisata

SEMINAR NASIONAL

DAN CALL FOR PAPER

2017

INOVASI DAN PENGEMBANGAN PARIWISATA

KREATIF SEBAGAI PENGGIAT EKONOMI

MASYARAKAT INDONESIA

(2)

i

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DAN CALL FOR PAPER 2017

PENYUNTING

Dr. Putu Sucita Yanthy SS.,M.Par

REVIEWER

Ida Bagus Ketut Astina, M.Si.

Nyoman Jamin Ariana,M.Par

Ni Putu Ratna Sari, SST.Par. M.Par

AA Putri Sri, M.Si

TATA LETAK

Vidya Santosa

Willy Artha

DESIGN COVER

Kevin Piring

PENERBIT:

Jl. Dr R Goris No 7

Program Studi Diploma IV Pariwisata

Fakultas Pariwisata

Universitas Udayana-Bali

(3)

ii

KATA PENGANTAR

Om Swastiastu Om

Salam Sejahtera Bagi Kita Semua,

Assalamualaikum Warahmatullohi Wabarakatuh,

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan

rahmatnya sehingga seminar dan call for paper 2017 dengan tema Inovasi dan Pengembangan

Pariwisata Kreatif Sebagai Penggiat Ekonomi Masyarakat Indonesia yang diselenggarakan

oleh Mahasiswa Program Studi Diploma IV Pariwisata sebagai implementasi mata kuliah

MICE terlaksana dengan baik. Diwujudkan dengan menerbitkan prosiding yang memuat

sejumlah artikel dengan berbagai topik terkait kepariwisataan Indonesia dan Bali secara

khususnya. Buku prosiding ini terdiri dari artikel para pemakalah selingkung Universitas

Udayana serta para pemakalah dari luar daerah. Sebagai rasa syukur, perkenankan kami

mengucapkan terimakasih kepada seluruh pendukung kegiatan kami.

Semoga seminar dan prodising Call For Paper 2017, bermanfaat bagi kita semua.

Om Shanti, Shanti, Shanti Om

Salam sejahtera bagi kita semua

Wassalamualaikum Warahmatulohi Wabarokatuh

Denpasar 11 Desember 2017

Ketua CFP 2017

(4)

3

DAFTAR ISI

1. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PARIWISATA LINTAS BATAS: STUDI KASUS PERBATASAN INDONESIA-PAPUA NEW GUINEA

Adhitia Pahlawan Putra ... Error! Bookmark not defined. 2. KEBIJAKAN PEMERINTAH PROVINSI BALI DALAM MENGENDALIKAN AROGANSI

LOCAL TOUR GUIDE DI PURA BESAKIH

Putri kusuma sanjiwani 1) W. Citra juwita sari2) ... Error! Bookmark not defined.

3. DAMPAK PEMBANGUNAN HOTEL BERKONSEP CITY HOTEL DI SUNSET ROAD KUTA BALI

Komang Ratih Tunjungsari1, Komang Shanty Muni Parwati2, I Made Trisna Semara3 .... Error! Bookmark not defined.

4. PROSES PEMBENTUKAN IDENTITAS BUDAYA NASIONAL DAN PROMOSI PARIWISATA INDONESIA DI EROPA (STUDI KASUS DIASPORA BALI DI PERANCIS)

Nararya Narottama1, A.A. Ayu Arun Suwi Arianty2 ... Error! Bookmark not defined. 5. STRATEGI MENINGKATKAN PENJUALAN MAKANAN MENU ALA CARTE PADA

RESTORAN WARUNG BALI DI DESA WISATA SANGEH BADUNG

I Nyoman Tri Sutaguna1, Ni Made Ariani2 ... Error! Bookmark not defined. 6. RESIPROKALITAS WANITA DAN PENGEMBANGAN HOMESTAY DI KAWASAN

BROMO TENGGER SEMERU

Putu Gede Eka Darmaputra1,. Putu Diah Sastri Pitanatri2 ... Error! Bookmark not defined. 7. PARTISIPASI HOTEL-HOTEL BINTANG LIMA DALAM PENERAPAN GREEN

TOURISM DI KAWASAN ITDC NUSA DUA

Putu Ratih Pertiwi ... Error! Bookmark not defined. 8. PENGEMBANGAN KULINER LOKAL UNTUK MENDUKUNG PARIWISATA

BERKELANJUTAN DI DESA SANGEH KABUPATEN BADUNG

Ni Nyoman Sri Aryanti1, Agus Muriawan Putra2 ... Error! Bookmark not defined.

9. PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGEMBANGAN HOMESTAY DI DESA WISATA TISTA, KECAMATAN KERAMBITAN, KABUPATEN TABANAN

Agung Sri Sulistyawati1, Fanny Maharani Suarka2 ... 5

10. PERILAKU WISATAWAN BERWISATA KULINER DI RESTORAN KAMPOENG KEPITING TUBAN BALI

(5)

4

Ni Made Ariani1, I Nyoman Tri Sutaguna2 ... Error! Bookmark not defined.

11. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN WISATAWAN BERKUNJUNG KE DESA WISATA BLIMBINGSARI JEMBRANA BALI

Arnold Gautama Suryadinata1), I Wayan Ruspendi Junaedi2) ... Error! Bookmark not defined.

12. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI WISATAWAN

MANCANEGARA DALAM PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI WISATA DI BALI Ni Gusti Ayu Susrami Dewi1), Luh Gede Leli Kusuma Dewi2) .. Error! Bookmark not defined.

13. MEMBANGKITKAN SENI-BUDAYA DAN WIRAUSAHA RAKYAT DI DAERAH PARIWISATA (Studi Kasus Peran LPD Desa Adat Kuta dan Kerobokan)

A.A Ngurah Gede Sadiartha ... Error! Bookmark not defined. 14. PELUANG DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN WISATA MICE DI BATAM

I Wayan Thariqy Kawakibi Pristiwasa ... Error! Bookmark not defined. 15. MENGEMBANGKAN UBUD SEBAGAI DESTINASI WISATA GASTRONOMI

Putu Sucita Yanthy1), Ni Nyoman Sri Aryanti2) ... Error! Bookmark not defined. 16. FENOMENA BUDAYA TRAVELLING WISATAWAN JEPANG KE BALI

Dian Pramita Sugiarti1), I Gede Anom Sastrawan2) ... Error! Bookmark not defined.

17. HOTEL `S GUEST ACTIVITIES SEBAGAI ALTERNATIF KEGIATAN LEISURE BAGI WISATAWAN DI KAWASAN SEMINYAK BALI

Fanny Maharani Suarka1), Agung Sri Sulistyawati2) ... Error! Bookmark not defined.

18. PEMBANGUNAN PARIWISATA DI BALI : TRADE OFF PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

Ni Made Tisnawati1), Nyoman Sukma Arida2) ... Error! Bookmark not defined.

19. POSITIF NEGATIF PARIWISATA: ANALISIS PERILAKU KONSUMTIF MASYARAKAT BALI

I Nyoman Urbanus1), Febianti2) ... Error! Bookmark not defined.

(6)

5

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGEMBANGAN

HOMESTAY DI DESA WISATA TISTA, KECAMATAN KERAMBITAN,

KABUPATEN TABANAN

Agung Sri Sulistyawati1, Fanny Maharani Suarka2

Program Studi Diploma IV Pariwisata, Fakultas Pariwisata Universitas Udayana12 Email:

gsri_gjb@yahoo.com

Abstrak

Desa Tista mempunyai potensi yang sangat beragam untuk dikembangkan menjadi daya tarik wisata, yaitu potensi alam, potensi budaya, potensi kuliner, potens spiritual, dan tentunya potensi Sumber Daya Manusia (SDM). Potensi-potensi tersebut yang menjadi modal Desa Tista menjadi desa wisata, di mana Desa Tista ditetapkan sebagai desa wisata oleh Bupati Tabanan Nomor: 180/319/03/HK & HAM/2016, Tanggal 26 Oktober 2016, di samping itu Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Tista juga ditetapkan oleh Bupati Tabanan Nomor: 180/27403/HK & HAM/2016, Tanggal 19 September 2016. Daya tarik wisata yang dimiliki Desa Tista tentunya memerlukan beberapa konsep pengembangan dan pengelolaan yang akan dapat menahan kunjungan wisatawan lebih lama tinggal di Desa Wisata Tista. Selain menyediakan berbagai variasi produk dan atraksi wisata dengan mengkemas menjadi paket wisata yang menarik dan atraktif, maka perlu juga direncanakan tempat menginap (homestay) untuk wisatawan yang berkunjung ke Desa Tista agar wisatawan dapat lebih lama tinggal di desa untuk menikmati berbagai daya tarik dan produk wisata yang ditawarkan termasuk juga dapat menikmati dan berbaur langsung dengan kehidupan sehari-hari masyarakat pedesaan (kehidupan masyarakat agraris). Dengan disiapkannya penginapan lokal (homestay), maka akan dapat memberikan peningkatan pendapatan kepada masyarakat dalam mendukung Desa Wisata Tista, di mana menjadi kebanggaan bagi masyarakatnya dan membuka lapangan kerja lokal serta mengurangi pengangguran. Pendekatan kualitatif dan Analisis Skala Likert digunakan untuk menemukan model secara naturalis sesuai dengan keadaan serta potensi yang dimiliki Desa Tista untuk pengembangan penginapan lokal (homestay). Hasil-hasil analisis data akan ditampilkan secara deskriptif kualitatif yang menyajikan pendapat, hasil observasi, hasil studi lapangan, teori, dan konsep yang ditemukan di lapangan berdasarkan sudut pandang informan yang kemudian diinterpretasi oleh Tim Peneliti.

Keywords: Persepsi Masyarakat, Homestay, Desa Wisata Abstract

Tista village has a very diverse potential to be developed into a tourist attraction, namely the potential of nature, cultural potential, culinary potential, spiritual potential, and of course the potential of Human Resources. These potentials are the capital of Tista Village to be a tourist village, where Tista Village is designated as a tourist village by the Regent of Tabanan Number: 180/319/03/HK & HAM/2016, 26 October 2016. The rural tourism of Tista certainly requires some concept of development and management that will be able to withstand longer tourist visits staying in rural tourism of Tista. In addition to providing a variety of products and tourist attractions by packing into attractive and attractive tour packages, it is also necessary to plan a homestay for tourists visiting Tista Village so that tourists can stay longer in the village to enjoy the various attractions and tourism products which are offered including also can enjoy and blend directly with the daily life of rural communities (the life of agrarian society). With the preparation of a homestay, it will be able to provide increased income to the community in support of rural tourism, where to be a pride for the community and open local employment and reduce unemployment. A qualitative and quantitative approach with Likert Scale Analysis is used to know community perception about homestay in Tista Village for the development of homestay. The results of data analysis will be presented descriptively qualitative presenting opinions, observations, field studies, theories and concepts found in the field based on the perspective of the informant which is then interpreted by the Research Team.

(7)

6

1. PENDAHULUAN

Wacana mengenai pembangunan berwawasan kerakyatan muncul sebagai reaksi terhadap kebijakan pembangunan konglomerasi. Pembangunan berwawasan kerakyatan lebih mengedepankan peningkatan ekonomi rakyat dan pemberdayaan masyarakat. Para pemikir dan praktisi pembangunan pedesaan telah lama menyadari bahwa pembangunan konglomerasi kerap merugikan masyarakat setempat. Masyarakat sebagai pemilik sah atas sumber daya setempat justru kerap mengalami marginalisasi, sehingga kualitas hidupnya justru menurun dibandingkan sebelum adanya pembangunan. Atas dasar itu beberapa ahli lain menekankan pentingnya pembangunan dari bawah, pembangunan sebagai social learning, dan pembangunan harus mulai dari belakang (Korten dan Sjahrir, 1988; Soetrisno, 1995). Pembangunan dengan paradigma yang dibalik ini menuntut adanya partisipasi masyarakat lokal dalam berbagai tahap pembangunan, hal ini dilandasi 3 (tiga) alasan, yaitu: adanya local variety (variasi lokal), adanya local resources (sumber daya lokal), dan local accountability (tanggung jawab lokal), sehingga pembangunan tersebut dikelola dengan community based resource management atau community management (Korten, 1986).

Salah satu daya tarik pedesaan adalah Desa Wisata Tista yang terletak di Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan. Sebagai desa wisata yang sedang berkembang, Desa Tista terus berbenah untuk dapat menyediakan dan memberikan pelayanan prima (excellent service) kepada wisatawan yang berkunjung. Desa Tista terdiri dari empat dusun/banjar, yaitu: Dusun Dangin Pangkung, Dusun Dauh Pangkung, Dusun Carik, dan Dusun Lebah. Terletak pada daerah dataran rendah yang sedikit bergelombang terutama di bagian selatan dan barat desa. Seperti halnya dengan desa-desa lainnya di Kabupaten Tabanan, Desa Tista merupakan daerah pertanian yang sebagian besar penduduknya terdiri dari petani penggarap tanah sawah. Ketinggian dari permukaan laut + 3 M, suhu udaranya berkisar 27° C sampai 40° C. Desa Tista memiliki luas lahan 52,00 Ha, dengan perincian luas sawah 32,99 Ha, tanah pekarangan 7,03 Ha, dan tanah ladang 11, 98 Ha (Monografi Desa Tista, 2015).

Dari keunikan tersebut, Desa Tista ditetapkan sebagai desa wisata oleh Bupati Tabanan Nomor: 180/319/03/HK & HAM/2016, Tanggal 26 Oktober 2016. Sebagai desa wisata yang sedang berkembang, dan memiliki banyak potensi alam seperti persawahan, budaya tarian andir yang sering dipentaskan pada saat upacara dan kuliner serta kehidupan masyarat Tista sangat harmonis dan mengedepankan kekeluargaan dan kegotongroyongan di dalam kehidupan bermasyarakat, diharapkan dapat membuat wisatawan senang untuk berkunjung.

pihak pengelola terus melengkapi fasilitas dan infrastruktur untuk dapat memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi wisatawan yang berkunjung, baik wisatawan domestik maupun wisatawan asing yang tentunya memerlukan penginapan ketika wisatawan menikmati berbagai produk dan atraksi desa wisata yang ditawarkan, sehingga dapat menahan wisatawan lebih lama tinggal di Desa Tista. Untuk menyediakan kebutuhan penginapan lokal (homestay) bagi wisatawan memerlukan strategi pengembangan dan pengelolaan yang matang serta peran serta aktif masyarakat Desa Tista.

2. METODE PENELITIAN 2.1. Teknik Penentuan Informan

Penentuan informan dilakukan menggunakan teknik purposive sampling untuk mendapatkan ketepatan dan keterpercayaan data yang dapat di uji keabsahan dan kredibilitasnya, Orang tersebut yaitu: Kepala Desa Tista, Bendesa Adat Tista, Rohaniawan, Ketua Pengelola Desa Wisata, Ketua

(8)

7

Kelompok Sadar Wisata, Kepala Dusun, Industri Pariwisata, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Tabanan, dan Pihak-Pihak Terkait.

2.2. Teknik Penentuan Sampel

Dalam penelitian ini yang dijadikan sampel, yaitu masyarakat Desa Tista. Dalam pengambilan sampel untuk masyarakat menggunakan Metode Accidental Sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan mengambil jumlah sampel secara acak terhadap masyarakat yang kebetulan dikunjungi, sehingga didapatkan data yang mewakili masyarakat Desa Tista yaitu sebanyak 100 orang

2.3. Teknik Analisis Data

Data yang telah terkumpul akan dianalisis dengan beberapa teknik, yaitu deskritif kualitatif yaitu kita memaparkan segala fenomena yang ada dan dikaitkan dengan fenomena lain yang hasilnya nantinya akan di interpretasikan dengan kalimat . selain itu teknik analisis yang digunakan yaitu skala likert untuk menilai pendapat, mengukur sikap dan persepsi dari seseorang yang mana setiap jawaban dari kuisioner mempunyai skor atau nilai.

Pengembangan skor dengan menggunakan metode pengukuran Skala Likert pada jawaban-jawaban wisatawan yang memiliki bobot nilai yang berbeda, yang memiliki 5 (lima) pilihan alternatif jawaban, sebagai berikut:

5 Skor lima untuk jawaban atau tanggapan yang sangat baik atau sangat setuju. 4 Skor empat untuk jawaban atau tanggapan yang baik atau setuju.

3 Skor tiga untuk jawaban atau tanggapan yang cukup baik atau cukup setuju. 2 Skor dua untuk jawaban atau tanggapan yang tidak baik atau tidak setuju.

1 Skor satu untuk jawaban atau tanggapan yang sangat tidak baik atau sangat tidak setuju.

Berdasarkan rumus tersebut, ini berarti bahwa masing-masing kategori memiliki rentang nilai (interval) sebesar 0,8.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sejarah Desa Tista

Tista berasal dari kata “Ngetis”. Nama tersebut bermula dari pengembaraan seorang Putra Raja Tabanan. Pengembaraan Beliau tersebut banyak melintasi daerah-daerah pegunungan yang medannya berbukit-bukit dan melintasi banyak sungai karena pada waktu itu belum ada terbuka jalan-jalan seperti sekarang ini. Dalam perjalanan tersebut Beliau bertemu dengan seorang Pertapa Sakti. Kemudian atas petunjuk Pertapa tersebut, Beliau melanjutkan perjalanan ke selatan, akhirnya Beliau sampai pada satu tempat yang dituju. Oleh karena tempat itu medannya bergelombang, maka Beliau kembali ke utara untuk mencari tempat yang datar untuk mendirikan Istana, kemudian dipilihlah tempat yang sekarang yang disebut Kerambitan. Pada suatu saat Daerah Bali terjadi huru-hara, rakyat yang ketakutan banyak datang ke Daerah Kerambitan untuk meminta perlindungan. Oleh Putra Raja, rakyat yang datang itu diperintahkan untuk mencari tempat istirahat (ngetis) di sebelah barat Sungai Lating. Akhirnya, setiap rakyat yang minta perlindungan diperintahkan istirahat (ngetis) di sebelah barat Sungai Lating, yang kemudian tempat itu disebut Tista (ngetis-ditu) yang diambil suku akhirnya saja dan karena pengaruh dialek menjadi Tista.

Perkembangan selanjutnya sebagaimana asal mula terbentuknya sebuah desa, maka penduduk yang mendiami tempat ini pada mulanya hanya berlokasi di sebelah Timur Pangkung dan sebagian di

(9)

8

sebelah Barat Pangkung yang sekarang disebut Tista Dangin Pangkung dan Tista Dauh Pangkung. Lama kelamaan Desa Tista semakin berkembang dan sebagian penduduk desa pindah ke selatan di sebelah Timur Pangkung yang mana tempat itu sangat rendah (lebah) dan sebagian lagi pindah ke utara di sebelah Barat Pangkung yang dikelilingi oleh sawah (carik). Sehingga dikenal dengan Tista Lebah dan Tista Carik. Dengan demikian, sampai saat ini Desa Tista terdiri dari empat dusun /banjar, yaitu: 1. Dusun /Banjar Dangin Pangkung.

2. Dusun/Banjar Dauh Pangkung. 3. Dusun/Banjar Carik.

4. Dusun/Banjar Lebah. Letak Geogafis Desa Tista

Secara geografis Desa Tista terletak pada daerah dataran rendah yang sedikit bergelombang terutama di bagian selatan dan barat desa. Seperti halnya dengan desa-desa lainnya di Kabupaten Tabanan, Desa Tista merupakan daerah pertanian yang sebagian besar penduduknya terdiri dari petani penggarap tanah sawah. Ketinggian dari permukaan laut lebih kurang 3 m, suhu udaranya berkisar 27°C sampai 40°C.

Batas Desa

Desa Tista terletak di wilayah Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan. Jarak dari Kota Tabanan lebih kurang 7 km, dapat dikatakan daerah yang strategis karena dilintasi jalan raya dan memiliki luas wilayah sekitar 52,00 ha. Secara administrasi batas Desa Tista adalah:

Sebelah Utara : Subak Buluh. Sebelah Timur : Sungai Yeh Lating. Sebelah Selatan : Sungai Yeh Lating.

Sebelah Barat : Desa Belumbang. Dan terdiri dari 4 (empat) Banjar Dinas, yaitu: 1. Banjar Dinas Carik.

2. Banjar Dinas Dauh Pangkung. 3. Banjar Dinas Dangin Pangkung. 4. Banjar Dinas Lebah.

Rincian Tata Guna Lahan

Desa Tista memiliki luas lahan 52,00 ha, dengan perincian sebagai berikut: Luas Tanah Basah (Sawah) : 32,99 ha.

Luas Tanah Pekarangan : 7,03 ha. Luas Tanah Ladang (Tegalan): 11, 98 ha.

Desa Tista memiliki jalan sepanjang 3.680 km, dengan perincian: 0,300 km Jalan Kabupaten, 3.380 km Jalan Desa. Dengan kondisi beraspal sepanjang 1.240 km, beton 1.240 km, dan jalan tanah sepanjang 0,900 km.

Penggolongan Penduduk

Jumlah Penduduk Desa Tista 1.799 jiwa, tediri dari 890 jiwa penduduk laki-laki dan 909 jiwa penduduk perempuan yang terdiri dari 512 KK.

Berdasarkan Mata Pencaharian

Penggolongan penduduk berdasarkan mata pencaharian menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk menggantungkan sumber kehidupannya di sektor pertanian sebesar (64%), sektor perdagangan sebesar (0,01%), dan sektor lainnya, seperti: Pegawai Negeri Sipil, buruh bangunan, karyawan swasta dari berbagai sektor sebesar (53%).

(10)

9

Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Penggolongan penduduk berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan bahwa penduduk di Desa Tista didominasi oleh tamatan SLTA/sederajat dan terdapat 1 buah Sekolah Dasar dan 1 Sekolah Taman Kanak-Kanak.

Kelompok Pendidikan:

a) Lulusan Pendidikan Umum:

1. Taman Kanak-Kanak : -

2. Sekolah Dasar : 908 orang. 3. SMP/SLTP : 618 orang.

4. SMA/SLTA : 986 orang. 5. Akademi/D1- D3 : 105 orang.

6. Sarjana : - Berdasarkan Umur

Penggolongan penduduk berdasarkan tingkat umur di Desa Tista sebagai berikut: 1. 0- 12 bulan : 18 orang. 2. >1 - <5 tahun : 109 orang. 3. ≥7 - <7 tahun : 221 orang. 4. ≥7 – 15 tahun : 182 orang. 5. >15 – 56 tahun : 948 orang. 6. >56 tahun : 321 orang. Berdasarkan Agama

Penggolongan penduduk berdasarkan agama sebagai berikut: 1. Hindu : 1.170 orang.

2. Islam : 10 orang. 3. Kristen : 19 0rang. 3.2. Persepsi Masyarakat Tista

Dari 100 responden diambil dari Br Carik sebanyak 25 orang, Dangin Pangkung 31 orang, Dauh Pangkung 15 orang dan lebah 29 orang.

Jika Dilihat Dari Karakteristik responden yang paling banyak adalah bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 23 orang, pegawai negeri sipil (PNS) sebanyak 21 orang, swasta 18 orang, pensiunan12 orang, pelajar 8 orang dan petani 4 orang.

A. Persepsi Masyarakat Terhadap Pengembangan Homestay di Desa Wisata Tista, Kecamatan Kerambitan Kabupaten tabanan.

.

NO PERSEPSI SKOR KATEGORI

1 Persepsi Masyarakat apabila rumah mereka di jadikan tempat menginap

3,58 setuju 2 Persepsi Masyarakat apabila rumah mereka di tata dan di bersihkan

untuk tempat tinggal menginapwisatawan

3.93 setuju 3 Persepsi masyarakat jika diadakan pelatihan terhadap penyediaan dan

pengembangan akomodasi local untuk wisatawan

4.12 setuju 4 Persepsi Masyarakat apabila rumah mereka selain tempat menginap

juga diadakan aktifitas sehari-hari untuk wisatawan

(11)

10

5 Persepsi masyarakat ketika wisatawan menginap mereka melakukan komunikasi dan interaksi berkaitan dengan aktifitas sehari-hari atau tentang budaya tista

3.87 setuju

6 Persepsi masyarakat apabila dibuatkan aturan untuk wisatawan yang menginap dirumah mereka

4.21 Sangat setuju 7 Persepsi masyarakat berkaitan dengan perasaan apabila rumah

mereka dijadikan tempat menginap

3.85 setuju

3.3. Kendala Pengembangan Penginapan Lokal (Homestay) Desa Tista

Sebagai Desa Wisata, Desa Tista masih memerlukan berbagai fasilitas pendukung Desa Wisata untuk dapat menerima kunjungan wisatawan, di mana yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan penginapan lokal (homestay). Untuk pengembangan penginapan lokal (homestay) di Desa Wisata Tista sesuai dengan hasil analisis data terdapat beberapa kendala, yaitu:

3.3.1. Kurangnya Pelatihan dan Pemahaman Tentang Homestay

Pengelolaan akomodasi lokal memerlukan kemampuan dan keterampilan tertentu untuk dapat dikelola dan dikembangkan dengan baik. Sebagian besar masyarakat Tista merupakan petani, di mana mereka kesehariannya fokus pada pekerjaan mengolah lahan-lahan pertanian mereka. Perkembangan pariwisata di Tista tidak serta-merta merubah kebiasaan dan aktivitas masyarakat sehari-hari, padahal di sisi lain perkembangan kepariwisataan di Tista yang merupakan desa wisata memerlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan tentang kepariwisataan. Karena di dalam perkembangan kepariwisataan memerlukan daya dukung dan fasilitas yang memadai serta manajemen yang baik, sehingga faktor SDM ini sangat penting. Salah satu daya dukung yang diperlukan dalam perkembangan Desa Wisata Tista adalah akomodasi lokal. Pembinaan dan pelatihan yang masih sangat minim dan didukung oleh pola pikir serta keseharian masyarakat yang masih cenderung tradisional dan fokus dalam pengolahan lahan pertanian, maka menjadi kendala tersendiri untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat Tista dalam pengelolaan dan pengembangan akomodasi lokal khususnya.

3.3.2. Bahasa

Untuk menerima kedatangan wisatawan di Desa Wisata Tista diperlukan hospitality yang baik. Komponen utama yang diperlukan adalah bahasa, khususnya Bahasa Inggris. Bahasa diperlukan untuk menyampaikan dan menjelaskan berbagai hal yang berkaitan dengan aktivitas keseharian masyarakat, potensi wisata, budaya dan keunikan di Desa Wisata Tista. Termasuk juga interaksi komunikasi akan terjadi ketika tamu menginap di rumah-rumah penduduk. Demi kelancaran komunikasi dan interaksi sosial tersebut diperlukan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi, sehingga perlu dipersiapkan masyarakat Tista untuk dapat menguasai Bahasa Inggris sebagai sarana berkomunikasi secara internasional.

Selain bahasa, hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah pemahaman masyarakat tentang kepariwisataan. Banyak keunikan yang dapat dijumpai pada Desa Wisata Tista, sehingga memerlukan penjelasan yang benar dan akurat kepada wisatawan yang menginap di Tista. Hal ini, masih sangat kurang dan bahkan masyarakat menghindari wisatawan asing yang datang maupun yang mendekat yang memerlukan informasi dikarenakan minimnya penguasaan masyarakat Tista terhadap Bahasa Asing, khususnya Bahasa Inggris.

3.3.3. Kekurangan Kamar dan Rumah Sempit

Sistem kehidupan masyarakat Tista adalah hidup dengan keluarga besar, di mana dalam satu rumah terdiri dari beberapa Kepala Keluarga (KK) atau terdiri dari beberapa anggota keluarga. Hal ini, disebabkan karena kepemilikan lahan perumahan yang terbatas dan sebagian besar lahannya

(12)

11

dipergunakan untuk lahan pertanian dan perkebunan serta peternakan. Rata-rata kepemilikan kamar dari masyarakat Jatiluwih adalah 3 kamar tidur, 1 kamar tamu, 1 dapur, 1 atau 2 kamar mandi, dan halaman rumah. Mereka menjalani kehidupan rutin mereka di rumah tersebut. Segala kebutuhan dan keperluan keluarga mereka dipersiapkan di rumah tersebut, sehingga setiap kamar yang tersedia berisi barang-barang dan peralatan anggota keluarga masing-masing. Tidak ada tempat kosong yang tidak digunakan, karena tempat yang mereka miliki terbatas dibandingkan dengan jumlah anggota keluarga di masing-masing rumah tersebut. Untuk tempat dan kamar yang tersedia mereka pergunakan secara optimal dan berbagi secara kekeluargaan, sehingga keadaan ini dapat berlangsung lama tanpa ada pertentangan dan pertengkaran. Hal ini, menjadi salah satu kendala dalam mengembangkan rumah penduduk menjadi akomodasi lokal di Desa Wisata Tista.

3.3.4. Kurangnya Kebersihan

Rumah bagi masyarakat Tista dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari dan untuk tempat beristirahat. Kegiatan agraris yang dilaksanakan sebagian besar masyarakat Tista banyak menyita waktu mereka di sawah atau di ladang, sehingga waktu mereka untuk di rumah sedikit dan waktu untuk khusus menata rumah mereka juga sedikit.

Pada saat waktu efektif kerja, mereka akan berada di sawah atau di ladang mereka masing-masing untuk mengolah dan menanami berbagai tanaman pertanian masyarakat dan ada beberapa anggota keluarga yang bekerja di sektor lainnya, sehingga kesibukan dan aktivitas mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka menjadi prioritas dari masyarakat. Setelah mereka pulang dari aktivitas rutin tersebut hanya ada sedikit waktu luang untuk menata dan membersihkan rumah-rumah mereka secara khusus. Hal inilah yang menjadi salah satu kendala pengembangan akomodasi lokal Tista karena masyarakat tidak percaya diri untuk menggunakan rumah mereka untuk menginap wisatawan karena kondisi rumah yang kurang tertata dan kurang terawat serta kurang bersih.

3.3.5. Fasilitas Pendukung Tidak Lengkap

Pengembangan rumah-rumah penduduk untuk dijadikan akomodasi lokal Tista juga mengalami kendala pada fasilitas pendukung untuk memberikan kenyamanan kepada wisatawan yang menginap. Fasilitas yang ada pada rumah-rumah penduduk kurang memadai untuk memberikan kenyamanan pada wisatawan yang menginap. Hal ini, disebabkan karena masyarakat hanya menyediakan fasilitas yang pokok untuk kelengkapan rumahnya. Masyarakat hanya menyediakan fasilitas yang dibutuhkan untuk keperluan sehari-harinya saja, seperti: tempat tidur, alat-alat rumah tangga, kelengkapan kamar mandi, alat-alat pembersih yang kesemuanya itu fasilitas yang pokok dan yang terpenting dapat digunakan dan tidak ada fasilitas yang standar internasional yang dibutuhkan wisatawan, seperti: alat pemanas, kolam renang, kelengkakan kamar mandi yang modern, dan lain-lain. Hal ini membuat masyarakat tidak percaya diri untuk menjadikan rumah mereka sebagai tempat menginap wisatawan.

3.3.6. Promosi

Kurangnya promosi yang dilakukan berkaitan dengan perkembangan Desa Wisata Tista menyebabkan wisatawan yang datang hanya mengandalkan informasi dari pihak Biro Perjalanan. Di samping menyasar kepada wisatawan group untuk datang ke Desa Wisata Tista juga perlu menyasar wisatawan individu (walk-in guest), sehingga promosi yang intensif perlu dilakukan oleh masyarakat Tista dengan menggunakan beberapa media, seperti: brosur, pamplet, baliho, media elektronik, media cetak, dan internet. Tetapi, kenyataannya hal tersebut tidak dilaksanakan dengan alasan pengelolaan yang belum baik, Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang, pengetahuan tentang promosi kurang, dan banyak lagi alasan-alasan lain.

Padahal, kearifan lokal masyarakat yang sudah secara turun-temurun dengan mengedepankan keseimbangan perlu untuk diketahui yang kaitannya dengan paradigma pariwisata saat ini, yaitu: back to nature, environmental conservation, cultural tourism, community involment, sustainable tourism, and alternative tourism.

(13)

12

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian ini, yang berjudul: ”Persepsi Masyarakat Terhadap Pengembangan Penginapan Lokal (Homestay) Untuk Mendukung Desa Wisata Tista, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan”, dapat disimpulkan sebagai berikut:

4.1. Secara keseluruhan diperoleh skor 358 dan nilai skor rata-rata adalah 3,6 yang dikategorikan setuju rumah masyarakat dijadikan tempat menginap wisatawan; secara keseluruhan diperoleh skor 393 dan nilai skor rata-rata adalah 3,9 yang dikategorikan setuju rumah mereka ditata dan dibersihkan untuk tempat menginap wisatawan; secara keseluruhan diperoleh skor 412 dan nilai skor rata-rata adalah 4,1 yang dikategorikan setuju diadakan pembinaan dan pelatihan terhadap penyediaan dan pengembangan akomodasi lokal untuk wisatawan di Tista; secara secara keseluruhan diperoleh skor 371 dan nilai skor rata-rata adalah 3,7 yang dikategorikan setuju yang menunjukkan dukungan masyarakat terhadap rumah mereka selain sebagai tempat menginap juga diadakan aktivitas sehari-hari yang bisa dilakukan oleh wisatawan; secara keseluruhan diperoleh skor 387 dan nilai skor rata-rata adalah 3,9 yang dikategorikan setuju wisatawan menginap di rumah mereka, melakukan komunikasi dan interaksi berkaitan dengan aktivitas sehari-hari masyarakat atau tentang Budaya Tista; secara keseluruhan diperoleh skor 421 dan nilai skor rata-rata adalah 4,2 yang dikategorikan setuju apabila dibuatkan aturan untuk wisatawan yang menginap di rumah mereka; secara keseluruhan diperoleh skor 385 dan nilai skor rata-rata adalah 3,9 yang dikategorikan setuju masyarakat berkaitan dengan perasaan apabila rumah mereka dijadikan tempat menginap wisatawan.

4.2. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pengembangan penginapan lokal untuk mendukung Desa Wisata Tista Kabupaten Tabanan, yaitu:

1. Kurangnya pelatihan dan pemahaman tentang penginapan lokal (homestay). 2. Bahasa.

3. Kekurangan kamar dan rumah sempit. 4. Kurangnya kebersihan.

5. Fasilitas pendukung tidak lengkap. 6. Promosi.

Ucapan Terimakasih

Pertama-tama Puja dan Puji Syukur Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa sebagai Guru Utama dalam kehidupan di alam semesta ini. Selanjutnya, terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Panitia Call for Paper Universitas Udayana atas usaha dan kerja kerasnya, sehingga kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar, di mana kami juga dapat turut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Juga terima kasih kepada Dekan Fakultas Pariwisata beserta Para Wakil Dekan serta Kaprodi Program Studi D-IV Pariwisata beserta jajarannya yang sudah memberikan kesempatan kepada kami untuk dapat berkiprah dalam Hibah Unggulan Program Studi serta tidak lupa rasa terima kasih kami kepada Ketua LPPM Universitas Udayana beserta jajarannya pula yang selalu memotivasi kami untuk selalu mengikuti berbagai Skim yang disediakan, di mana dalam hal ini kami diberi kesempatan pada Skim Hibah Unggulan Program Studi. Semoga program-progam yang positif tersebut selalu dapat memotivasi Dosen untuk dapat berkarya lebih baik dan lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia. 2006. Bali Bangkit Kembali. Denpasar:

Universitas Udayana.

(14)

13

of Rural Areas an Village. Proceedings on the training and workshop on Planning Sustainable Tourism, ed. Minnery, John, Gunawan Myra, P. Penerbit: ITB, Bandung.

Gardner, William C. 1996. Tourism Development: Principles, Processes, and Policies. Van Nostrand Reinhold. New York

Hermantoro, Henky, dkk. 2010. Pariwisata Mengikis Kemiskinan. Jakarta: Pusat Penelitian Dan Pengembangan Kepariwisataan.

Inskeep, Edward, 1991. Tourism Planning as Integrated and Sustainable Development Approach. Van Nostrand Reinhold. USA.

Kusumahadi, M. 2007. Practical Challenge to the Community Empowerment Program. Yogyakarta: Experience of Satunama Foundation of Yogyakarta.

Korten dan Syahrir (ed.) 1988. Pembangunan Berdimensi Kerakyatan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Mikkelsesn, Britha. 1999. Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-Upaya Pemberdayaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Mathieson, A. dan Wall, G, 1982. Tourism Economic, Physical and Social Impacts. Longman Group Limited. New York.

Monografi Desa Tista, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan. 2016

Paeni, Mukhlis, dkk. 2006. Bali Bangkit Bali Kembali. Unud–Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia.

Page, S.J. dan D. Getz (eds.). 1997. The Business of Rural Tourism. London: International Thomson Business Press.

Tashakkori, Abbas. 2010. Handbook of Mixed Methods in Social & Behavioral Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Woodley, A. 1993. Tourism and Sustainable Development: The Community Perspective, dalam J.G. Nelson, R. Butler dan G. Wall (ed.), Planning, Managing. Waterloo: Dept. of Geography, University of Waterloo.

(15)

14

(16)

persepsi masyarakat terhadap

pengembangan homestay di

desa wisata tista

by Agung Sri Sulistyawati

Submission date: 09-Jan-2018 08:33PM (UTC+0700) Submission ID: 901200727

File name: syarakat_terhadap_pengembangan_homestay_di_desa_wisata_tista.txt (25.62K) Word count: 3509

(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)

FINAL GRADE

/10

persepsi masyarakat terhadap pengembangan homestay di

desa wisata tista

GRADEMARK REPORT GENERAL COMMENTS

Instructor

PAGE 1 PAGE 2 PAGE 3 PAGE 4 PAGE 5 PAGE 6 PAGE 7 PAGE 8 PAGE 9 PAGE 10 PAGE 11 PAGE 12 PAGE 13 PAGE 14 PAGE 15 PAGE 16 PAGE 17 PAGE 18 PAGE 19

(46)

PAGE 20 PAGE 21 PAGE 22 PAGE 23 PAGE 24 PAGE 25 PAGE 26 PAGE 27 PAGE 28

(47)

12

%

SIMILARIT Y INDEX

8

%

INT ERNET SOURCES

0

%

PUBLICAT IONS

5

%

ST UDENT PAPERS

1

3

%

2

2

%

3

1

%

4

1

%

5

1

%

6

1

%

7

<

1

%

8

<

1

%

9

persepsi masyarakat terhadap pengembangan homestay di

desa wisata tista

ORIGINALITY REPORT

PRIMARY SOURCES

Submitted to Udayana University

St udent Paper

jurnal.triatmajaya.ac.id

Int ernet Source

dokumen.tips

Int ernet Source

selbar.tabanankab.go.id

Int ernet Source

desabulak.blogspot.com

Int ernet Source

Submitted to Universitas Negeri Jakarta

St udent Paper

www.unud.ac.id

Int ernet Source

Submitted to iGroup

St udent Paper

(48)

<

1

%

10

<

1

%

11

<

1

%

12

<

1

%

13

<

1

%

14

<

1

%

15

<

1

%

16

<

1

%

17

<

1

%

18

<

1

%

Exclude quotes Of f Exclude matches Of f

Int ernet Source

digilib.uin-suka.ac.id

Int ernet Source

indolinear.com

Int ernet Source

www.palemresidence.com

Int ernet Source

eprints.ums.ac.id

Int ernet Source

smkpariwisatadalung.sch.id

Int ernet Source

repository.usu.ac.id

Int ernet Source

knpipondokmelati.blogspot.com

Int ernet Source

www.horas.or.id

Int ernet Source

winnyarti27.blogspot.com

(49)

Referensi

Dokumen terkait

1) Terhadap permohonan registrasi yang diajukan, dilakukan pengkajian dokumen. 2) Pengkajian dokumen registrasi dilaksanakan oleh Tim yang dibentuk oleh Kepala

Hal inilah yang terjadi pada tempat hiburan malam tempat wisata Lumban Silintong yang fungsi sebenarnya adalah untuk menikmati panorama yang disediakan tempat tujuan wisata,

Keyword : Economic Growth, Human Development, Intergovernmental Revenue, Inflation, And Government Size. Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh langsung

Uji validitas dan reliabilitas akan dilakukan pada SMA Negeri 18 Medan, di mana memiliki kriteria yang sama yaitu dipimpin oleh kepala sekolah wanita. Metode

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu, maka pokok permasalahan yang menjadi agenda besar dan

Model persediaan probabilistik merupakan model persediaan yang menggambarkan kondisi sebenarnya pada dunia nyata. Sedangkan tingkat persediaan itu sendiri

Keterlibatan pihak-pihak lain, di dalam transaksi e -commerce merupakan suatu keharusan, karena transaksi dalam e-commerce melalui media internet merupakan bentuk transaksi

Seluruh data dari hasil pengamatan yang dikaitkan dengan Cobit khususnya pada 4 proses DS, maka usulan perbaikan TI dapat diberikan sesuai model standar Cobit.. Hasil