• Tidak ada hasil yang ditemukan

Competitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Competitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TINGKAT VO2MAX PADA ATLET SEPAKBOLA

DI PPLP SULAWESI SELATAN

OLEH : H. ABRAHAM )*

ABSTRAK

Keberhasilan dalam konsep pembinaan atlet berbakat untuk mencetak atlet berprestasi, sangat bergantung pada penerapannya ke dalam sistem penyelenggaraan pelatihan. Oleh karena sistem ini yang dapat menjamin terselenggaranya proses latihan hingga mencapai hasil yang diinginkan (atlet berprestasi). Agar sistem penyelenggaraan pelatihan ini dapat berjalan, diperlukan suatu wadah/tempat yang dapat menunjang sistem tersebut. Pusat pendidikan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) sebagai wadah pendidikan dan pembinaan atlet pelajar berbakat merupakan wujud dari sistem penyelenggaraan pelatihan untuk mencapai atlet berprestasi. Pembentukan PPLP ini bertujuan agar atlet pelajar yang potensial dan berprestasi dapat dibina secara terpusat sehingga proses pelatihan bagi atlet akan lebih intensif dan pembinaan pendidikan akademiknya tidak tertinggal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis VO2 max pada atlet sepakbola . Penelitian ini termasuk jenis penelitian survey. Populasi penelitian ini adalah seluruh Atlet sepakbola di PPLP Sulawesi Selatan dengan jumlah sampel penelitian 18 orang yang dipilih secara random sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif secara persentase dengan menggunakan sistem SPSS Versi 15.00. Bertolak dari hasil analisis data, maka penelitian ini menyimpulkan bahwa: tingkat VO2 Max atlet sepakbola di PPLP Sulawesi Selatan dikategorikan sedang.

Kata Kunci : VO2Max, Sepakbola, PPLP Sulawesi Selatan

ABSTRACT

The success of the concept of coaching talented athletes to print outstanding athlete, is very dependent on its application to the system implementation training. Therefore, this system can ensure the implementation of the training process to achieve the desired result (outstanding athlete). In order for the implementation of this training system to work, we need a container / place to support the system. Education and sports training center students (PPLP) as a container of education and coaching talented student athlete is a form of training delivery system to achieve outstanding athlete. Formation PPLP is intended that potential students and athletes can perform centralized nurtured

(2)

so that the process of training for athletes and coaching will be more intensive academic education is not left behind. This study aims to analyze the athlete's VO2 max in football. This study includes a survey of research types. The study population was all football athletes in South Sulawesi PPLP sample amount 18 people chosen at random sampling. The data analysis technique used is descriptive technique is the percentage by using the SPSS system version 15.00. Departing from the results of the data analysis, the study concluded that: VO2 Max level footballers in South Sulawesi PPLP being categorized.

Keyword : VO2max, Football, South Sulawesi PPLP

PENDAHULUAN

Untuk pembinaan melalui PPLP misalnya, sudah harus dilakukan guna meletakkan dasar latihan yang kuat. Bila dasar latihan kuat, maka lanjutan pembinaan sudah mudah dilakukan. Pembinaan yang berjangka panjang selama bertahun-tahun bukan suatu jaminan untuk meraih sukses sebab ada hal-hal lain yang perlu di pertimbangkan, yakni kesinambungan program, partisipasi yang nyata dan pembinaan yang intensif dan sistematis. Persoalan ini memerlukan uraian khusus karena berkaitan dengan eksistensi pelaksanaan program umum secara nasional dan internasional.

Alasan utama mengapa pembi-naan harus berkesinambungan, karena kegiatan pembinaan dan partisipasi yang terputus-putus atau maju mundur dalam proses pem-binaan tidak akan menghasilkan kemajuan prestasi. Selanjutnya, melalui program yang berkesinam-bungan dan berlanjut terus, dengan proses pembinaan seperti ini men-jadikan dasar latihan untuk meraih sukses.

Sepakbola adalah suatu permainan beregu yang dimainkan masing-masing regunya terdiri dari sebelas orang pemain termasuk

seorang penjaga gawang. Sepakbola adalah permainan yang sangat populer, karena permainan sepakbola sering dilakukan oleh anak-anak, orang dewasa maupun orang tua. Saat ini perkembangan permainan sepakbola sangat pesat sekali, hal ini ditandai dengan adanya pusat pendidikan dan latihan pelajar (PPLP) Sulawesi Selatan dan banyaknya sekolah-sekolah sepakbola (SSB) yang didirikan. Tujuan dari permainan sepakbola adalah masing-masing regu atau kesebelasan yaitu berusaha menguasai bola, memasukan bola ke dalam gawang lawan sebanyak mungkin, dan berusaha mematahkan serangan lawan untuk melindungi atau menjaga gawangnya agar tidak kemasukan bola. Permainan sepakbola merupakan permainan beregu yang memerlukan dasar kerjasama antar sesama anggota regu, sebagai salah satu ciri khas dari permainan sepakbola.

Untuk bisa bermain sepakbola dengan baik dan benar para pemain menguasai teknik dasar sepakbola. Untuk bermain bola dengan baik pemain dibekali dengan teknik dasar yang baik, pemain yang memiliki teknik dasar yang baik pemain tersebut cenderung dapat bermain sepakbola dengan baik pula.

(3)

Bentuk permainan sepakbola banyak mendapat perhatian dari masyarakat, sebab memiliki karak-teristik tertentu yaitu mengolah bola dengan menggunakan kaki dan me-libatkan banyak orang. Bentuk olahraga sepakbola bukanlah per-mainan yang mudah, tetapi mem-butuhkan pengolahan gerak yang universal. Aksi individu haruslah diikuti dengan kerja sama tim yang baik, sebab sepakbola dimainkan oleh banyak orang. Daya tarik per-tandingan sepakbola terletak pada segi penguasaan teknik yang di-tampilkan pada kesebelasan yang bertanding dengan dukungan ke-mampuan kondisi fisik.

Dalam upaya membina prestasi yang baik maka pembinaan harus dimulai dari pembinaan usia muda dan pemain muda berbakat sangat menentukan menuju tercapainya mutu prestasi optimal dalam cabang olah raga sepakbola. Bibit pemain yang unggul perlu pengolahan dan proses kepelatihan secara ilmiah, barulah muncul prestasi pemain semaksimal mungkin pada umur-umur tertentu.

Dalam peningkatan kecakapan permainan sepakbola, keterampilan dasar erat sekali hubungannya dengan kemampuan koordinasi gerak fisik, taktik dan mental. Keterampilan dasar harus betul-betul dikuasai dan dipelajari lebih awal untuk men-gembangkan mutu permainan yang merupakan salah satu faktor yang menentukan menang atau kalahnya suatu kesebelasan dalam suatu pertandingan.

Untuk meningkatkan prestasi sepakbola, banyak faktor yang harus diperhatikan seperti sarana prasarana, pelatih yang berkualitas, pemain berbakat dan kompetisi yang teratur serta harus didukung oleh ilmu dan teknologi yang memadai. Faktor yang

penting dalam pencapaian prestasi sepakbola adalah kondisi fisik.

Komponen fisik memegang peranan yang sangat penting untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (Physical

fitness). Derajat kesegaran jasmani

seseorang sangat menentukan kemampuan fisiknya dalam melak-sanakan tugas sehari-hari. Kian tinggi derajat kesegaran jasmani seseorang kian tinggi kemampuan kerja fisiknya. Dengan kata lain, hasil kerjanya kian produktif jika kesegaran jasmaninya kian meningkat. Selain berguna untuk mening-katkan kesegaran jasmani, komponen fisik merupakan program pokok dalam pembinaan atlet untuk berprestasi dalam suatu cabang olahraga. Atlet PPLP yang memilliki komponen fisik yang baik akan terhindar dari kemungkinan cedera yang biasanya sering terjadi jika seseorang me-lakukan kerja fisik yang berat, disamping itu akan membantu dalam pencapaian prestasi pada cabang olahraga yang dimiliki.

Dalam Program PPLP Sulawesi Selatan, latihan yang diberikan bertujuan untuk membantu atlet untuk meningkatkan keterampilan, kondisi fisik dan prestasinya semaksimal mungkin. Karena cabang olahraga sepakbola membutuhkan daya tahan yang baik dalam menjalani suatu latihan atau pertandingan.

Untuk memiliki kemampuan daya tahan aerobik yang tinggi, diperlukan tingkat VO2Max yang tinggi juga. Tinggi rendahnya tingkat

VO2Max dipengaruhi oleh beberapa komponen penunjang seperti: ke-mampuan jantung, paru-paru, kualitas darah, pembuluh darah dan ke-mampuan otot rangka yang akan mengkomsumsi oksigen tersebut. Apabila salah satu dari komponen tersebut memiliki kemampuan yang

(4)

rendah, maka akan berpengaruh terhadap tingkat VO2Max (Fox, 1988).

Kondisi fisik atlet memegang peranan penting dalam menunjang peningkatan prestasi suatu cabang olahraga. Peningkatan kondisi fisik atlet ditentukan oleh kualitas latihan. Sedangkan kualitas latihan akan berpengaruh positif terhadap penam-pilan atlet. Jika kondisi atlet fisik atlet baik, maka akan lebih cepat men-guasai teknik-teknik gerakan yang di-pelajari/dilatih, oleh karena kondisi fisik menunjang kemampuan gerak dalam olahraga sehingga mampu menyelesaikan latihan atau pertan-dingan tanpa mengalami kelelahan yang berarti.

Pengertian VO2Max

VO2Max adalah ambilan oksigen selama eksersi maksimum VO2Max dinyatakan dalam liter/menit. Kinerja pada tingkat VO2Max hanya dapat dipertahankan untuk jangka waktu yang sangat pendek, paling lama beberapa menit. Selama eksersi VO2Max pasokan energi adalah aerobik dan anaerobik. Karena kapasitas pasokan energi anaerobik terbatas, orang yang dites segera akan merasa dipaksa untuk berlari atau bersepeda lebih lambat. Oleh karena itu tingkat beban

endurance harus berada dibawah

tingkat VO2Max. Karena pengaruh latihan VO2Max naik tetapi yang lebih penting adalah fakta bahwa latihan juga mempengaruhi pasokan energi, sehingga lebih aerobik untuk beban kerja yang meningkat. Metabolisme anaerobik bekerja pada persentase

VO2Max yang lebih tinggi. Ini berarti bahwa karena pengaruh latihan, laktat terbentuk pada beban kerja yang sesuai dengan persentase VO2Max yang lebih tinggi. Jadi latihan itu sendiri meningkatkan VO2Max dan juga sangat meningkatkan persentase

VO2Max sehingga ekskresi dapat dipertahankan untuk waktu yang lama (Jansen: 26).

Beberapa ahli percaya bahwa

VO2Max adalah kunci yang me nentukan fisiologis atlet dari

perfor-mance, dan yang penting adalah

memperbaiki tujuan dari program pelatihan. Ilmuwan olahraga lainnya menyatakan bahwa batas salah satu atlet dalam melakukan latihan yang ditentukan oleh berbagai faktor seperti adaptasi dari otot, metabolisme dan

VO2Max sebuah ukuran dari oksigen yang digunakan atlet secara maksimal di tingkat pengeluaran energi. Menurut Wilmore and Costill (2005) bahwa: “Pada pandangan ini, VO2Max meru-pakan faktor penting yang menentu-kan performance maksimal, namun bukan berarti harus membatasi kom-binasi faktor lainnya”. Selain untuk menunjang proses metabolisme aerobik,

VO2Max juga dibutuhkan untuk proses pemulihan (recovery). Setelah mela-kukan aktifitas yang berat dan lama, persediaan ATP didalam sel otot yang aktif sangat sedikit, sehingga tidak cukup untuk menghasilkan energi bagi kontraksi otot, Karena itu proses resintesa ATP (recovery) perlu di-lakukan proses resintesa ATP me-merlukan energi yang berasal dari

Creatine Phosphate (CP), glukosa

secara anaerobik serta glukosa dan lemak secara aerobik (oksidasi). Agar terjadinya proses oksidasi, diperlukan oksigen. Untuk menyuplai oksigen ke sel otot diperlukan darah (hemoglobin) sebagai transportasi. Dengan demi-kian dapat disimpulkan bahwa, maka makin lama kita melakukan aktifitas, makin banyak kita membutuhkan energi, sehingga menuntut proses aerobik yang tinggi agar menghasilkan energi yang banyak. Tinggi rendahnya proses aerobik tergantung dari tinggi rendahnya tingkat VO2Max seseorang.

(5)

Kebugaran atlet dapat diukur dari volume mengkonsumsi oksigen saat latihan pada kapasitas maksimum. Volume oksigen maksimal adalah jumlah maksimum oksigen dalam mili-liter, dapat digunakan dalam satu menit per kg berat badan. Seseorang memiliki nilai yang lebih tinggi VO2Max akan dapat melakukan aktivitas lebih baik daripada seseorang yang kurang

VO2Max nya.

Upaya peningkatan kemampuan

VO2Max melalui bidang olahraga adalah menjadi bagian dari program unggulan di banyak Negara termasuk Indonesia. Pemerintah telah men-yadari bahwa dengan meningkatkan kualitas masyarakatnya dengan me-ningkatkan tingkat kemampuan VO

2-Max nya maka di harapkan kelak di

kemudian hari bangsa ini akan men-jadi bangsa yang mempunyai produk-tifitas tinggi dan akan sejajar dengan bangsa-bangsa lainnya di dunia. Pembinaan Olahraga

Suatu sistem memiliki beberapa komponen yang didalamnya perlu mendapat penanganan individu-individu tertentu yang disesuaikan dengan pertimbangan tertentu untuk menjalankan sistem tersebut. Se-hingga proses pembinaan selalu membutuhkan keterlibatan organisasi. Lutan (1988) mengungkapkan bahwa: Proses pembinaan olahraga harus dipahami sebagai sebuah sistem yang kompleks, sehingga masalah-masalah yang terdapat di dalamnya perlu di telaah dari sudut pandang yang luas. Gejala dalam kegiatan olahraga tidak semata-mata dipandang dari segi aspek bio-psikis, tetapi juga dari aspek sosial budaya. Karena itu pula prestasi olahraga merupakan sebuah gejala majemuk atau gejala bio-psiko-socio-kultural.

Pandangan tersebut,

memberi-kan suatu asumsi tentang pembinaan olahrag sesuai proses yang majemuk dan universal. Unsur biologi manusia merupakan hal yang pokok dan perlu diperhatikan pada tahap awal, se-lanjutnya unsur psikologis. Namun pada kenyataannya unsur biologis dan psikologis itusaling mempengaruhhi, sehingga dapatlah dikatakan bahwa kemampuan olahragawan melakukan aktifitas itu sangat dipengaruhi oleh dorongan dari dirinya sendiri untuk melakukan aktifitas.

Salah satu strategi yang paling mendasar dalam upaya mewujudkan peningkatan kualitas sumber daya manusia, khususnya dibidang olah raga adalah dengan memusatkan per-hatian dan orientasi pembangunan olahraga sedini mungkin, melalui pembinaan dan pengembangan olah raga bagi generasi muda sejak usia dini. Konsep ini mengacu kepada pembinaan anak-anak usia dini, karena pada periode umur tersebut merupakan periode yang amat po-tensial guna memungkinkan pem-binaan prestasi setinggi mungkin. Pembinaan dan pengembangan usia dini tersebut, haruslah dilakukan se-cara sengaja, berencana, teratur, dan sistematis.

Sistem pembinaan atlet ber-prestasi harus berbasiskan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) olahraga. Hasil evaluasi terhadap ke-juaraan olahraga tingkat dunia, me-nunjukkan bahwa atlet yang muncul sebagai juara atau yang mampu menampilkan prestasi yang menge-sankan adalah mereka yang meme-nuhi persyaratan cabang olahraga yang bersangkutan. Disamping fisik dan psikologis yang sesuai dengan cabang olahraga, potensi fisik yang menonjol, penguasaan teknik dan taktik yang sempurna, serta latihan yang terprogram merupakan

(6)

aspek-aspek yang dapat membantu prestasi yang mengesankan tersebut.

PPLP Sulawesi Selatan

Pusat pendidikan dan latihan pelajar (PPLP) Sulawesi Selatan merupakan bagian dari sub sistem dalam sistem pembinaan olahraga Nasional, memiliki peran strategis untuk menghasilkan olahragawan yang berprestasi baik di bidang akademik maupun di bidang olahraga. Melalui pusat pendidikan dan latihan pelajar (PPLP) Sulawesi Selatan dilakukan penjaringan pelajar yang berbakat diberbagai cabang olahraga, untuk selanjutnya dibina secara berjenjang dan berkesinambungan menuju pencapaian prestasi puncak pada tingkat Nasional dan bahkan Internasional.

Mengingat besarnya peran yang dibebankan kepada pusat pendidikan dan latihan pelajar (PPLP) Sulawesi Selatan, maka perlu adanya pembinaan dan pemberian fasilitas untuk mendorong perkembangan yang lebih pada Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Sulawesi Selatan. Pusat pendidikan dan latihan pelajar (PPLP) Sulawesi Selatan memiliki kedudukan penting dalam pembinaan prestasi secara menye-luruh. Proses pembinaan prestasi pusat pendidikan dan latihan (PPLP) Sulawesi Selatan mempunyai keter-kaitan dengan pendidikan jasmani di sekolah. Di sisi lain, pusat pendidikan dan latihan pelajar (PPLP) Sulawesi Selatan merupakan sebuah program yang dalam implementasinya memer-lukan koordinasi dari berbagai pihak terkait yang memiliki kompetensi dan wewenang khusus terhadap program tersebut.

Permainan Sepakbola

Olahraga sepakbola merupakan

suatu bentuk permainan bola besar dengan melibatkan pola-pola gerak tertentu yang banyak memanfaatkan kemampuan tungkai. Permainan sepakbola juga dapat menggunakan berbagai anggota tubuh kecuali lengan, terkecuali penjaga gawang.

Midgley (2000) dalam bukunya mengungkapkan pengertian tentang sepakbola atau soccer adalah: “Merupakan pertandingan bola yang dimainkan dua regu masing-masing sebelas orang, sasaran pertandingan ini adalah memasukkan bola di dalam gawang lawan dan pemenangnya adalah pemasuk bola terbanyak.”

Sarumpaet (1991) sebagai be-rikut: Sepakbola merupakan permain-an ypermain-ang dimainkpermain-an oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain, yang lazim disebut kesebelasan. Masing-masing regu atau kesebelasan berusaha me-masukkan bola sebanyak-banyaknya ke dalam gawang lawan dan mem-pertahankan gawangnya sendiri agar tidak kemasukan. Didalam usaha-usaha untuk memasukkan atau men-cetak gol dan mempertahankan untuk tidak kemasukan bola serta ada peraturan-peraturan permainan yang setiap pemain harus mentaati.

Bentuk permainan sepakbola banyak mendapat perhatian dari masyarakat, sebab memiliki karak-teristik tertentu yaitu mengolah bola dengan menggunakan kaki dan me-libatkan banyak orang. Bentuk olah raga sepakbola bukanlah permainan yang mudah, tetapi membutuhkan pengolahan gerak yang universal. Aksi individu haruslah diikuti dengan kerjasama tim yang baik, sebab sepakbola dimainkan oleh banyak orang.

Daya tarik pertandingan sepak bola terletak pada segi penguasaan teknik yang ditampilkan kedua

(7)

ke-sebelasan yang bertanding. Seba-gaimana yang dikemukakan oleh Luxbacher (dalam Wibawa,1997) sebagai berikut: Meskipun tidak ada cabang olahraga yang demikian kompleks seperti sepakbola, sehingga untuk dapat bermain menarik di-butuhkan penguasaan bermacam-macam teknik sehingga kemampuan para pemain yang terbatas disegi teknik ikut memainkan peranan. Hal ini menyebabkan pertandingan tidak tampak menarik.

Dalam permainan sepakbola dikenal banyak teknik dasar yang biasa digunakan dan merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh setiap pemain sepakbola. Teknik permainan sepakbola adalah suatu gerakan teknik yang dilakukan untuk me-mainkan bola disertai gerak tubuh.

METODE PENELITIAN

Metode merupakan cara atau teknik yang dipergunakan untuk mencari pembuktian secara ilmiah yang dilakukan secara sistematis untuk mengungkapkan dan memberikan jawaban atas permasalahan yang dikemukakan dalam suatu penelitian. Arah dan tujuan pengungkapan fakta atau kebenaran disesuaikan dengan yang ditemukan dalam penelitian untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Variabel merupakan obyek peneliti atau sesuatu yang hendak diselidiki sebagai titik pusat perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti atau diselidiki adalah: VO2Max. Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh Atlet yang ada di PPLP Sulawesi Selatan. Sampel yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan pada

sampel populasi (sampling jenuh) yaitu Atlet sepakbola di PPLP Sulawesi Selatan yang berjumlah 16 orang. Data yang diperoleh dalam penelitian ini, adalah data tingkat

VO2Max Atlet sepakbola di PPLP Sulawesi Selatan. Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, maka data tersebut akan diolah dan dianalisa secara statistik deskriptif (persentase). Jadi analisis data statistik yang diperoleh akan diolah melalui analisis komputer pada program SPSS versi 15.00.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis data deskriptif penelitian tingkat VO2 Max pemain

sepakbola pada pusat pendidikan dan latihan pelajar (PPLP) Sulawesi Selatan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran., sedangkan rangkuman hasil analisis tercantum dalam Tabel berikut.

Tabel 1

Hasil deskriptif tingkat VO2 Max

Statistik Tingkat VO2 Max N Sum Mean Std. Deviation Range Min Max 16 639,30 39,9563 2,47224 10,20 35,70 45,90

Hasil deskriptif data tingkat VO2

Max pemain sepakbola pada pusat pendidikan dan latihan pelajar (PPLP) Sulawesi Selatan diperoleh nilai rata-rata 39,9563 dari 16 sampel dengan jumlah nilai secara keseluruhan sebanyak 639,30. Untuk nilai standar deviasi 2,47224 dengan range 10,20 dari nilai minimal 35,70 dan nilai maksimal 45,90.

(8)

Hasil persentase frekuensi data akhir kondisi fisik pemain sepakbola pada pusat pendidikan dan latihan pelajar (PPLP) Sulawesi Selatan dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 2

Rekapitulasi persentase

No. Interval F Persen Klasifikasi

1 51,0 – 55,9 0 0,0 Sangat Baik 2 45,2 – 50,9 1 6,3 Baik 3 38,4 – 45,1 13 81,3 Sedang 4 35,1 – 38,3 2 21,5 Kurang 5 < 35,0 0 0,0 Sangat Kurang J u m l a h 16 100 -

Sumber: Survei tahun 2011

Berdasarkan Tabel di atas, nampak bahwa persentase hasil data tingkat VO2 Max pemain sepakbola

pada pusat pendidikan dan latihan pelajar (PPLP) Sulawesi Selatan dari 16 (100%) orang, yang memiliki kategori baik sebanyak 1 orang (6,3%), kategori sedang sebanyak 13 orang (81,3%) dan kategori kurang sebanyak 2 orang (12,5%). Serta tidak ada pemain pusat pendidikan dan latihan pelajar (PPLP) Sulawesi Selatan yang memiliki tingkat VO2

Max kategori sangat baik maupun sangat kurang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa persentase hasil data akhir tingkat VO2 Max

pemain sepakbola pada pusat pendidikan dan latihan pelajar (PPLP) Sulawesi Selatan dikategori sedang.

Latihan adalah aktivitas yang sistematis untuk meningkatkan kapa-sitas fungsional fisik dan daya tahan latihan, dan tujuan akhir untuk meningkatkan penampilan olahraga. Selain dari itu latihan juga dapat diartikan sebagai kondisi belajar yang diperlukan untuk usaha meningkatkan penampilan dan kemampuan yang

kompleks, sebagaimana yang di-ungkapkan oleh Nossek, (1982) bahwa: “Latihan adalah suatu proses penyempurnaan olahraga yang di-lakukan secara teratur dan sistematik yang didasarkan pada prinsip-prinsip latihan yang tujuannya untuk me-ningkatkan kapasitas penampilan.” Peningkatan tingkat VO2 Max pemain sepakbola di pusat pendidikan dan latihan pelajar (PPLP) Sulawesi Selatan dapat tercapai dengan baik disebabkan sasaran dan target pem-binaan latihan atau training dise-suaikan waktu latihan yang diatur seefektif mungkin sehingga para pemain dapat kesempatan untuk beristirahat secukupnya dan berlatih dengan baik. Jadual latihan sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan latihan maupun prestasi pemain. Disamping itu bahwa faktor yang menentukan untuk mempengaruhi cara pemain sepakbola di pusat pendidikan dan latihan pelajar (PPLP) dalam berlatih adalah lamanya latihan yang dilaksanakan selama 6 kali seminggu. Program latihan yang optimal adalah latihan yang dilakukan sesuai dengan prinsip tertentu. Jika prinsip-prinsip ini diterapkan dengan efektif dan efisien akan memungkinkan pemain untuk dapat memenuhi kebutuhannya dalam suatu cabang olahraga.

Dengan demikian pemain sepakbola di pusat pendidikan dan latihan pelajar (PPLP) Sulawesi Selatan selama dua bulan proses latihan yang diikuti memiliki pening-katan tingkat VO2 Max dengan baik. Muchtar (1992) mengatakan bahwa: “agar kemampuan kondisi fisik dikuasai perlu latihan yang sungguh-sungguh dan direncanakan dengan baik”. Kondisi fisik merupakan faktor dalam kemampuan bagi seseorang agar bisa bermain sepakbola. Sehubungan dengan hal tersebut,

(9)

maka latihan dapat menopang dalam meningkatkan kondisi fisik pemain pada pusat pendidikan dan latihan pelajar (PPLP) Sulawesi Selatan. Dalam latihan tersebut, bila dimiliki dan dilaksanakan berdasarkan Iptek, maka menghasilkan prestasi yang maksimal, sebagai pelatih PPLP harus mempersiapkan dan membenahi segala sesuatu untuk kelancaran latihan tersebut. Oleh karena itu, pelatih dalam proses pelaksanaan ke-giatan dan sebagai pemegang kendali yang terjun langsung di dalamnya memberikan perhatian khusus demi kelancaran dalam latihan.

Keterampilan bermain sepak bola merupakan permainan yang memiliki pergerakan yang cepat dan tepat dalam waktu 2 x 45 menit. Waktu tersebut dikategorikan daya tahan aerobik, sebab membutuhkan energi yang tinggi. Dengan demikian, peningkatan daya tahan aerobik atau konsumsi oksigen maksimal sangat dibutuhkan atlet sepakbola. Pada dasarnya permainan sepakbola meng-andalkan kecepatan dan kekuatan/ ketahanan fisik disamping inteligensia masing-masing pemain. Kondisi fisik minimal yang harus dimiliki seseorang pada waktu bermain sepakbola ialah ketahanan (endurance).

Volume oksigen maksimal (Vo2

max) merupakan ukuran konsumsi oksigen saat beraktivitas atau latihan yang dilakukan seorang atlet. Vo2 max

seorang atlet yang tinggi akan memiliki tingkat daya tahan aerobik yang baik. Daya tahan aerobik adalah kapasitas seseorang untuk menahan kelelahan. Daya tahan aerobik ber hubungan dengan proses di dalam mengisap, mengangkut dan memper-gunakan oksigen. Edward (2007) mengungkapkan bahwa: “Ukuran kekuatan maksimal aerobik Vo2 max

dapat direproduksi dari kapasitas

sistem kardiovaskuler yang meng-antarkan oksigen darah ke gumpalan otot yang bekerja secara dinamis”.

Jadi daya tahan aerobik adalah komponen yang kompleks dari ke-bugaran jasmani, karena melibatkan interaksi beberapa proses fisiologis di dalam kardiovaskuler, sistem res-piratori dan sistem perototan, ter-masuk kapasitas paru untuk meng-hirup oksigen, kapasitas darah di dalam paru untuk menyerap oksigen, kapasitas jantung untuk memompa darah yang mengandung oksigen ke jaringan otot dan kapasitas jaringan otot untuk menyerap oksigen dari darah dan mempergunakannya untuk menghasilkan energi. Pada tingkat seluler, oksigen dipakai untuk me-rubah sari makanan, terutama karbo-hidrat dan lemak menjadi energi yang sangat dibutuhkan untuk memper-tahankan fungsi tubuh. Dalam me-nampilkan keterampilan bermain sepakbola seperti teknik menggiring bola (dribbling), mengumpan dan menembak bola ke gawang, pemain akan selalu melakukan pergerakan. Pada saat permainan berlangsung seorang pemain akan melakukan

dribbling bola selama bermain, disamping itu untuk menampilkan sebuah pola bermain yang baik, pemain dituntut untuk mampun mengumpan atau mempassing bola ke teman, serta dalam mencapai sebuah kemenangan perlu untuk dapat menembak bola ke sasaran atau gawang. Secara langsung bahwa pemain dalam melakukan pergerakan dengan tiga teknik tersebut akan membutuhkan kemampuan daya tahan jantung paru atau Vo2 max.

Tingkat Vo2 max yang baik, sangat

dibutuhkan pemain pada waktu melakukan gerakan-gerakan tanpa henti baik dalam proses penyerangan maupun bertahan untuk menampilkan

(10)

keterampilan bermain sepakbola yang maksimal.

PENUTUP

Berdasarkan analisis data statistik dan pembahasan hasil yang telah dikemukakan sebelumnya, maka pada bagian ini disajikan jawaban yang merupakan kesimpulan pada penelitian. Adapun kesimpulan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut: Tingkat VO2 Max pemain sepakbola di PPLP Sulawesi Selatan kategori sedang.

Dari hasil uraian di atas agar proses belajar mengajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan lebih efektif dan memberikan hasil yang optimal, maka disampaikan saran sebagai berikut:

1. Kiranya Kanwil Diknas Provinsi Sulawesi Selatan dapat memfasilitas pelatih yang ada di PPLP untuk dapat dikirim mengikuti pelatihan di tingkat level nasional.

2. Para pelatih sebagai penanggung jawab di lapangan, agar dapat lebih meningkatkan kualitas dalam menjalankan tugas secara tanggung jawab dengan baik, dan senantiasa kreatif mengatasi setiap hambatan yang terjadi. 3. Upaya-upaya yang dapat

menunjang peningkatan kondisi fisik pada pemain sepakbola di PPLP hendaknya dapat dipertahankan dan ditingkatkan sebaliknya hal-hal yang menjadi faktor penghambat agar dapat dihindari atau dihilangkan.

DAFTAR PUSTAKA

Fox, EL.Dkk., 1988. The Psycological

Basic Of Physical Education and Athletics, fourth Ed. New York,

Sounders Collage Publishing.

Haddade, Ilyas dan Tola, Ismail. 1991.

Penuntun mengajar dan melatih sepakbola. Ujung Pandang :

FPOK IKIP.

Hairy, Junusul. 2009. Dasar-Dasar

Kesehatan Olahraga. Jakarta

Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional.

Harsono, 1988. Coaching dan

aspek-aspek Psikologis dalam Coaching, Jakarta: CV.Tambak

Kusuma.

Harsuki, 2002. Olahraga Terkini Kajian Para Pakar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Jansen, Peter G. J. M, 1993. Latihan

laktat denyut- nadi. Jakarta:

Pustaka utama Grafiti.

Lutan, Rusli, 1988, Belajar keterampilan Motorik (Pengantar teori dan metode), Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi, Proyek Lembaga Pengembangan Tenaga Kependidikan.

Midgley, Rud. 2000. Ensiklopedi Olahraga. Semarang: Dahara

Prize.

Mochtar, Remmy. 1992. Olahraga

Pilihan Sepakbola. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi PPTK.

Sanjoyo, Raden . 2005. Sistem

Kardiovaskular. Yogyakarta: Program DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, FMIPA, UGM.

Sarumpaet, A. 1991. Permaianan

Besar. Jakarta: Depdikbud Dirjen

Dikti.

Wibawa, Agusta. 1997. Sepakbola;

Langkah-Langkah Menuju

Sukses. Jakarta: RajaGrafindo

Referensi

Dokumen terkait

Membuat kesimpulan tentang kelebihan dan kekurangan jenis-jenis Tugas 1.Membuat rangkuman tentang poros penggerak roda ( macam, cara kerja, komponen) 2. Membuat laporan

uji t menguji signifikansi konstanta dan variabel dependen (kemampuan jauhnya tendangan dalam permainan sepakbola). Maka Ho ditolak dan H1 diterima atau koefesien

Pada tanggal 2 Januari 2019 Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Tinggi DKI Jakarta yang amarnya menerima banding dari Penasihat Hukum Syafruddin

Teman Mahasiswa Teknik Industri Universitas Mercu Buana Jakarta yang selalu motivasi dan bekerjasamanya serta kekompakan yang terjalin sehingga penulis dapat

Yūsuf al-Qarḍawīy menggabungkan antara mengharamkan dan membolehkan masuk parlemen yaitu bahwa hukum dasar dalam masalah ini ialah larangan bagi orang Muslim untuk bergabung

Melalui hasil pengamatan yang dilakukan untuk melihat suhu dan waktu dari pengujian mesin pengolah sampah plastik HDPE menggunakan proses pirolisis tersebut, ditentukan

Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa isolasi lecithin menggunakan proses water degumming pada minyak jagung dapat digunakan sebagai emulsifier yang

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), retribusi daerah, serta jumlah penduduk terhadap Pendapatan