• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rizky Amelia 1, Yunilma 1, Dandes Rifa 1.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rizky Amelia 1, Yunilma 1, Dandes Rifa 1."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB),

RETRIBUSI DAERAH DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP

PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA PADANG DAN

BUKITTINGGI TAHUN 2008-2013

Rizky Amelia1, Yunilma1, Dandes Rifa1 1

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta E-mail: rizky_amelia04@ymail.com

Abstract

This study aimed to examine the effect of regional gross domestic product, regional retribution, and total population on regional revenue the city of Padang and Bukittinggi in 2008-2013. The type of data in this study is secondary data that had been available in DPKAD and BPS of Padang and Bukittinggi. This data is time series from 2008-2013. Sample is taken using a random sampling method. The method of analysis in this study using multiple regression.

The results of testing the hypothesis found that regional gross domestic product and regional retribution have effect on regional revenue. In other hand total population have no effect on regional revenue.

Key words: regional revenue, regional gross domestic product, regional retribution, total

population

Pendahuluan

1. Latar Belakang

Dalam rangka melaksanakan otonomi daerah, masing-masing daerah berusaha meningkatkan pendapatannya dengan cara mengenali potensi dan sumber daya yang dimiliki. Untuk melaksanakan otonomi daerah tersebut, difokuskan kepada pemenuhan biaya pemerintahan dan pembangunan melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu sumber pembiayaan daerah yang sangat penting bagi daerah tersebut khususnya untuk menciptakan kemakmuran dan kesehjateraan terhadap masyarakat berdasarkan peraturan daerah dan perundang-undangan.

Menurut Soleh dan Rochmansjah (2010), sumber penerimaan daerah pada konteks ekonomi serta desentralisasi untuk masa sekarang, masih didominasi bantuan dan sumbangan dari pemerintah pusat baik dalam bentuk Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Dana Bagi Hasil, sedangkan proporsi Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih kecil. Bagi pemerintah daerah, bantuan dan sumbangan dari pemerintah pusat digunakan sebagai sumber pendanaan dalam menjalankan kewenangannya dan seharusnya menjadi sumber pendanaan dalam membiayai belanja daerah. Undang-Undang No. 33 tahun 2004 mengatur bahwa pemerintah daerah dapat

(2)

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam rangka menaikkan kapasitas fiskal selain melalui Dana Bagi Hasil Pajak dengan pengelolaan pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan serta PAD lain-lain yang sah.

Masalah keuangan timbul karena adanya keterbatasan dana yang dapat dihimpun oleh pemerintah daerah sebagaimana yang dihasilkan dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan untuk membangun daerahnya (Widyoworo, 2003). Untuk tahun 2008-2013, penerimaan PAD Kota Padang dan Bukittinggi masing-masing mengalami kenaikan dan penurunan. Tidak tercapainya target atau anggaran yang telah ditentukan sebelumnya merupakan salah satu penyebab kenaikan dan penurunan penerimaan PAD tersebut.

Dilihat dari latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

a. Bagaimana pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Padang dan Bukittinggi pada tahun 2008-2013 ?

b. Bagaimana pengaruh retribusi daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Padang dan Bukittinggi pada tahun 2008-2013 ?

c. Bagaimana pengaruh jumlah penduduk terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Padang dan Bukittinggi pada tahun 2008-2013 ?

2. Landasan Teori dan

Pengembangan Hipotesis

Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah sumber penerimaan Pemerintah Daerah yang berasal dari daerah itu sendiri berdasarkan kemampuan yang dimiliki (UU No. 23 tahun 2014). Menurut Yani (2008), Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu pendapatan yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, tujuannya untuk memberikan kebebasan pada pemerintah daerah untuk menggali pendanaan dalam melaksanakan otonomi daerah sebagai perwujudan azaz desentralisasi.

Penerimaan pemerintah dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) inilah yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pembangunan dan penyelenggaraan pemerintah di daerah, sehingga dengan semakin banyak

(3)

Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang diterima pemerintah daerah maka pembangunan perekonomian daerah tersebut akan meningkat. Hal ini dapat dilihat dari pengadaan sarana dan prasarana publik yang menunjang seperti jalan raya, penerangan jalan, dan lain sebagainya (Jaya dan Widanta, 2014).

Widayat (1994) menjelaskan bahwa dalam upaya guna meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) supaya penerimaannya mendekati atau bahkan sama dengan potensinya, secara umum ada dua cara:

a. Cara intensifikasi yaitu mengefektifkan pemungutan pajak atau retribusi dan mengefisienkan cara pemungutannya pada obyek serta subyek yang sudah ada, misal melakukan perhitungan potensi, penyuluhan, meningkatkan pengawasan dan pelayanan.

b. Cara ekstensifikasi yaitu melakukan usaha-usaha guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan cara menjaring wajib pajak baru melebihi pendataan dan pendaftaran atau menggali pajak baru.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu faktor

penting dalam upaya peningkatan pendapatan daerah karena dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), pemerintah dapat mengukur upaya yang telah disosialisasikan kepada oknum-oknum serta masyarakat apakah sudah memberikan kemajuan atau tidak. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) juga mencerminkan bagaimana kemampuan produksi dan pendapatan masyarakat di suatu daerah. Dilihat dari keadaan pengeluaran konsumen di daerah sekarang ini, pendapatan masyarakat akan menjadi pengeluaran yang mampu mempengaruhi pendapatan daerah melalui pajak daerah dan retribusi daerah.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) juga merupakan salah satu indikator ekonomi makro yang mampu mempengaruhi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), karena menurut Santosa dan Rahayu (2005), meningkatnya PDRB maka akan meningkatkan penerimaan pemerintah daerah dalam

membiayai program-program

pembangunan, kemudian akan mendorong peningkatan pelayanan pemerintah daerah pada masyarakat yang diharapkan akan mampu meningkatkan produktivitasnya.

Menurut Bunawolo (2012), hasil penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berdasarkan dari

(4)

penghitungan atas dasar harga konstan dan penghitungan atas dasar harga berlaku.

1. Penghitungan Atas Dasar Harga Berlaku

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku adalah jumlah keseluruhan Nilai Tambah Bruto (NTB) atau nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan dari unit-unit produksi pada suatu periode tertentu yang dinilai dengan harga tahun bersangkutan.

2. Penghitungan Atas Dasar Harga Konstan

Pengertian atas dasar harga konstan sama dengan pengertian atas dasar harga berlaku, namun penilaiannya dilakukan dengan harga suatu tahun dasar tertentu. NTB atas dasar harga konstan memperlihatkan perubahan volume

produksi saja. Pada dasarnya, ada empat penghitungan nilai tambah atas dasar harga konstan, yaitu: revaluasi (menilai produksi dan biaya antara masing-masing tahun dengan harga pada tahun dasar); ekstrapolasi (mengalikan nilai tambah pada tahun dasar dengan indeks produksi); deflasi (membagi nilai tambah atas dasar harga berlaku masing-masing tahun dengan indeks harga); deflasi berganda (nilai tambah diperoleh dari selisih antara output dan biaya antar hasil deflasi). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Atmaja (2011), Jaya dan

Widanta (2014), dan Susanto (2014) yang menunjukkan bahwa PDRB berpengaruh terhadap PAD, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) berpengaruh terhadap

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Padang dan Bukittinggi tahun 2008-2013,

Menurut UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Pendapatan Asli Daerah terdiri dari empat sumber, yaitu: pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Retribusi daerah juga berperan besar dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Salah satu upaya dalam pengelolaan program retribusi secara profesional dan terukur (Goma, 2014).

Retribusi daerah terdiri dari jasa-jasa yang sudah diberikan pemerintah daerah. Jasa merupakan kegiatan pemerintah daerah berupa usaha dan pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang bisa dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Jasa ini dibagi menjadi dua macam (UU No. 28 tahun 2009), yaitu:

(5)

1. Jasa Umum

Jasa umum merupakan jasa yang disediakan pemerintah daerah untuk kepentingan dan sarana umum serta bisa dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Jasa umum terdiri dari retribusi pelayanan kesehatan, retribusi pelayanan kebersihan, retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat, retribusi pelayanan pasar, retribusi pengujian kendaraan bermotor, retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum, retribusi pelayanan pendidikan, dan lain-lain.

2. Jasa Usaha

Jasa usaha merupakan jasa yang disediakan pemerintah daerah yang menganut prinsip-prinsip komersial karena pada dasarnya dapat juga disediakan oleh sektor swasta. Jasa usaha terdiri dari retribusi pertokoan, retribusi rumah potong hewan, retribusi tempat penginapan, retribusi terminal, retribusi tempat rekreasi dan olahraga, retribusi penyebrangan di air, retribusi pelayanan kepelabuhan, retribusi tempat pelelangan, dan lain-lain.

Berdasarkan penelitian Riduansyah (2003), Jati (2004), dan Putra et al (2014) yang menunjukkan bahwa retribusi daerah berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2: Retribusi daerah berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Padang dan Bukittinggi tahun 2008-2013

Jumlah penduduk disuatu daerah merupakan komponen yang penting untuk pembentukan daerah itu sendiri, karena penduduk ataupun masyarakatnya akan memberikan kontribusi baik itu tenaga, materi, maupun pikiran demi meningkatkan potensi daerah mereka sendiri. Jumlah penduduk di Kota Padang dan Bukittinggi terdiri dari penduduk asli, penduduk pendatang menetap, serta penduduk menetap sementara, dan tidak terkecuali para wisatawan juga sangat mempengaruhi pendapatan daerah dalam pembangunannya.

Pada suatu daerah, penduduk yang memiliki pola pikir perencana pembangunan merupakan aset modal dasar dalam pembangunan tapi juga merupakan beban pada pembangunan. Sebagai aset modal dasar pembangunan serta mampu meningkatkan kualitas keahlian dan kemampuan akan mampu meningkatkan produksi nasional khususnya produksi daerah. Berdasarkan penelitian Santosa dan Rahayu (2005), Atmaja (2011), dan Susanto (2014) yang menunjukkan bahwa jumlah penduduk mempunyai pengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD),

(6)

maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3: Jumlah penduduk berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Padang dan Bukittinggi tahun 2008-2013

Metodologi

Populasi pada penelitian ini yaitu penerimaan PAD, PDRB, retribusi daerah, dan jumlah penduduk di Kota Padang dan Bukittinggi. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu random

sampling dimana semua anggota pada

populasi mendapatkan kesempatan untuk menjadi sampel. Sampel pada penelitian ini adalah penerimaan PAD, PDRB, retribusi daerah, dan jumlah penduduk pada tahun 2008-2013 di Kota Padang dan Bukittinggi.

Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif guna memberikan gambaran atau deskripsi suatu data. Penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, serta uji multikolinearitas. Untuk menguji hipotesisi digunakan uji R2, uji F, dan uji t. Model penelitian yang digunakan adalah model regresi berganda. Persamaan model regresi berganda pada penelitian ini yaitu:

Y= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

Keterangan:

Y = Pendapatan Asli Daerah (PAD)

X1 = Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

X2 = Retribusi Daerah X3 = Jumlah Penduduk

e = Error

Hasil dan Pembahasan

1. Statistik Deskriptif

Hasil analisis statistik deskriptif pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1

Statistik Deskriptif Penelitian Ket N Min Maks Mean Std.

Deviasi PAD 12 24,24 26,20 25,0754 0,71732 PDRB 12 5,08 6,61 6,1658 0,45833 Retribusi Daerah 12 18,47 24,40 23,1859 1,54732 Jumlah Penduduk 12 1,10 2,50 1,8450 0,44141

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS

2. Hasil Pengujian Asumsi Klasik a. Hasil Pengujian Normalitas

Masing-masing variabel dikatakan normal apabila nilai Asymp. Sig (2-tailed) besar dari nilai alpha yaitu 0,05 (Ghozali, 2011).

(7)

Tabel 2.a

Hasil Pengujian Normalitas Keterangan Asymp. Sig (2-tailed) Alpha Kesimpulan PAD 0,719 0,05 Data terdistribusi normal PDRB 0,664 0,05 Data terdistribusi normal Retribusi Daerah 0,073 0,05 Data terdistribusi normal Jumlah Penduduk 0,771 0,05 Data terdistribusi normal

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS

Pada tabel 2.a terlihat bahwa masing-masing variabel penelitian memiliki nilai Asymp. Sig (2-tailed) > 0,05 sehingga disimpulkan bahwa semua variabel terdistribusi normal.

b. Hasil Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi pada penelitian ini menggunakan uji Run Test dimana menurut Ghozali (2011) variabel dikatakan tidak memiliki autokorelasi apabila nilai Test Value < alpha 0,05.

Tabel 2.b Hasil Uji Autokorelasi Keterangan Test Value Alpha Kesimpulan PAD, PDRB, Retribusi Daerah, dan Jumlah Penduduk 0,02975 0,05 Tidak terjadi autokorelasi

Sumber: Hasil olah data SPSS

Hasil yang diperoleh pada tabel 2.b, nilai Test Value semua variabel dependen (PAD) maupun variabel independen (PDRB, retribusi daerah, dan jumlah penduduk) kecil dari nilai alpha

0,05, sehingga disimpulkan bahwa pada penelitian ini tidak terjadi autokorelasi.

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan uji Glejser, dimana nilai signifikan > nilai alpha 0,05 yang memperlihatkan tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,2011).

Tabel 2.c

Hasil Uji Heteroskedastisitas Ket Sig Alpha Kesimpulan PDRB 0,517 0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas Retribusi Daerah 0,909 0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas Jumlah Penduduk 0,892 0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS

Pada tabel 2.c dapat dilihat bahwa masing-masing variabel independen menghasilkan nilai signifikan > alpha 0,05, maka disimpulkan semua variabel independen pada penelitian ini tidak mengalami heteroskedastisitas.

d. Hasil Uji Multikolinearitas

Masing-masing variabel pada penelitian ini dikatakan tidak mengalami multikolinearitas apabila nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10 (Ghozali, 2011).

(8)

Tabel 2.d

Pengujian Multikolinearitas Ket. Tolerance VIF Kesimpulan PDRB 0,609 1,643 Tidak terjadi multikolinearitas Retribusi Daerah 0,768 1,302 Tidak terjadi multikolinearitas Jumlah Penduduk 0,494 2,023 Tidak terjadi multikolinearitas Sumber: Hasil Olah Data SPSS

Dilihat dari tabel 2.d bahwa masing-masing variabel independen mempunyai nilai tolerance diatas 0,10 dan nilai VIF dibawah 10. Sehingga disimpulkan bahwa seluruh variabel independen tidak terjadi multikolinearitas.

3. Hasil Pengujian Hipotesis

Menurut Ghozali (2011), hipotesis dapat diterima apabila nilai signifikan variabel lebih kecil dari alpha 0,05.

Tabel 3

Hasil Pengujian Hipotesis

Ket Koefisien Regresi

Sig-t Alpha Kesimpu lan (constanta) 3,923 0,004 0,05 PDRB 0,376 0,046 0,05 H1 diterima Retribusi Daerah 0,192 0,024 0,05 H2 diterima Jumlah Penduduk -0,893 0,398 0,05 H3 Ditolak

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS

Dari tabel 3 secara umum persamaan regresi berganda yang dapat dibuat berdasarkan koefisien regresi yang dihasilkan adalah:

Y=3,923+0,376X1+0,192X2-0,893X3+ e

4. Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis

a. Pengaruh PDRB terhadap PAD

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama dengan menggunakan variabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), yang diukur menggunakan laju pertumbuhan ekonomi, didapat nilai regresi bertanda positif sebesar 0,376 yang dibuktikan secara nyata dengan nilai signifikan sebesar 0,046 menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,046 < alpha 0,05, maka kesimpulannya adalah H1 diterima dan dapat disimpulkan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berpengaruh secara signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Hal ini menunjukkan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Padang dan Bukittinggi dapat memberikan pengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Padang dan Bukittinggi. Hal ini menjelaskan bahwa apabila PDRB Kota Padang dan Bukittinggi mengalami kenaikan sebesar 1%, sehingga akan meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Padang dan Bukittinggi sebesar 0,376%.

(9)

b. Pengaruh Retribusi Daerah terhadap PAD

Diperoleh hasil pengujian hipotesis kedua dengan menggunakan variabel retribusi daerah, nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,192 yang dibuktikan secara nyata dengan nilai signifikan 0,024 dan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar 0,024 < alpha 0,05, sehingga keputusannya adalah H2 diterima dan dapat disimpulkan bahwa retribusi daerah berpengaruh secara signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hasil analisis menjelaskan bahwa retribusi daerah yang meningkat akan mempengaruhi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Padang dan Bukittinggi sehingga dapat meningkatkan pendanaan daerah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

c. Pengaruh Jumlah Penduduk terhadap PAD

Dilihat dari hasil pengujian hipotesis ketiga dengan menggunakan variabel jumlah penduduk yang diukur dengan laju pertumbuhan penduduk diperoleh nilai koefisien regresi berganda bertanda negatif sebesar 0,893 yang dibuktikan secara nyata dengan nilai signifikan 0,398 dengan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar 0,398>

alpha 0,05 sehingga keputusannya adalah H3 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Hasil analisis ini menjelaskan bahwa jumlah penduduk Kota Padang dan Bukittinggi tidak memberikan pengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Padang dan Bukittinggi, dengan kata lain bertambahnya jumlah penduduk 1 (satu) orang tidak memberikan pengaruh terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Padang dan Bukittinggi.

Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), retribusi daerah, serta jumlah penduduk terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Padang dan Bukittinggi tahun 2008-2013. Dari hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan:

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Padang dan Bukittinggi tahun 2008-2013.

2. Retribusi daerah berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah

(10)

(PAD) Kota Padang dan Bukittinggi tahun 2008-2013. 3. Jumlah Penduduk tidak

berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Padang dan Bukittinggi tahun 2008-2013.

2. Saran

Dari hasil analisis pengujian hipotesis, maka diajukan beberapa saran yaitu:

1. Diharapkan untuk peneliti dimasa mendatang untuk kembali melakukan pembuktian variabel ini dalam kasus yang sama dengan menambah variabel lainnya yang belum diuji maupun yang sudah diuji pada penelitian ini, baik penambahan variabel independen maupun penambahan variabel moderating atau intervening. 2. Untuk peneliti dimasa mendatang

disarankan untuk memperpanjang jangka waktu penelitian, karena semakin panjang jangka waktu penelitian akan diketahui variasi atau perbedaan yang akan terjadi pada penelitian selanjutnya.

3. Untuk peneliti dimasa mendatang disarankan untuk menjadikan semua Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat sehingga nanti hasilnya dapat digeneraliasasikan untuk ruang lingkup yang lebih jelas.

Daftar Pustaka

Atmaja, Arief Eka, 2011: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Semarang, Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang.

Bunawolo, 2012: PDRB, Artikel lepas internet,

http://bunawolo.wordpress.com/pdr b/ , diakses pada 3 Oktober 2014.

Ghozali, Imam, 2011: Aplikasi Analisis

Multivariate Dengan Program IBM

SPSS 19, Badan Penerbit

Universitas Diponegoro, Semarang.

Goma, Delliyanti, 2014: Peran Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah, Skripsi, Universitas Negri Gorontalo, Gorontalo.

Jati, Waluya, 2004: Peranan Pajak dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Jawa Timur (Studi Pada Setiap Daerah Tingkat II di Jawa Timur),

Publikasi Penelitian, Universitas

Muhammadiyah, Malang.

Jaya, Gde Bhaskara Perwira dan A.A Bagus Putu Widanta, 2014: Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Denpasar,

Jurnal, Jurusan Ekonomi

Pembangunan, Universitas Udayana, Denpasar.

Putra, Boby Fandhi, Dwi Atmanto, dan Nila Firdausi Nuzula, 2014: Analisis Efektivitas Penerimaan dan Kontribusi Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (Studi pada Dinas Pengelola Keuangan Daerah Kota Blitar),

Skripsi, Fakultas Ilmu

Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang.

(11)

Riduansyah, Muhammad, 2003: Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Guna Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pemerintah Daerah Kota Bogor), Jurnal, Pusat Pengembangan dan Penelitian, Universitas Indonesia, Depok.

Santosa, Purbayu Budi dan Retno Puji Rahayu, 2005: Analisis Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Dalam Upaya Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Kediri, Jurnal, Dinamika Pembangunan.

Soleh, Chabib dan Heru Rochmansjah, 2010: Pengelolaan Keuangan dan

Aset Daerah: Sebuah Pendekatan Struktural Menuju Tata Kelola Pemerintahan yang baik, Fokus

Media, Bandung.

Susanto, Iwan, 2014: Analisis Pengaruh PDRB, Penduduk, dan Inflasi Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Studi Kasus Kota Malang tahun 1998-2012), Jurnal Ilmiah, Jurusan Ilmu Ekonomi, Universitas Brawijaya, Malang.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, diakses tanggal 26 September 2014 dari http://bppt.jabarprov.go.id

_____________ Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, diakses pada 27 November 2014 dari www.kpu.go.id

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara, diakses pada 26 September 2014 dari www.djlpe.esdm.go.id

Widayat, Wahyu, 1994: Maksimalisasi Pendapatan Asli Daerah Sebagai Kekuatan Ekonomi Daerah, Jurnal

Akuntansi dan Manajemen, STIE

YKPN, Yogyakarta.

Widyoworo, Maduseno, 2003: Analisis Pendapatan Asli Daerah dan Bantuan Pemerintah Pusat di Propinsi Jawa Tengah tahun 1980-2000, Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang.

Yani, Ahmad, 2008: Hubungan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia, Penerbit PT.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk variabel sikap terhadap merek, berdasarkan hasil uji statistik maka dapat disimpulkan bahwa H2 diterima yaitu Sikap pengguna terhadap brand yang diiklankan

Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.. Legal Medicine Pathology

Both the text of the specification and the schema, wfs.xsd, do not seem to correctly define the Native element. The current definition does not allow content within the native

(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yang diangkat oleh pejabat yang

[r]

Hasil Evaluasi Penyediaan Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) Taman Kanak-Kanak Kabupaten Bantul Tahun 2016, sebagaimana tersebut dalam Lampiran yang merupakan

JADWAL PELAJARAN INSTITUT SENI MUSIK DI SEMARANG (JURUSAN MUSIK PERTUNJUKAN DAN POP-JAZZ).. JADWAL PELAJARAN INSTITUT SENI MUSIK DI SEMARANG (JURUSAN MUSIKOLOGI DAN

Berdasarkan hasil wawancara dengan Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat dapat diketahui bahwa Faktor Kebutuhan akan kekuasaan yang