LAPORAN AKHIR PENGABDIAN MASYARAKAT
PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)
Duta PHBS sebagai Peer Group Educator Anak Usia SD pada Pengembangan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di SDN Mulyorejo 1
Surabaya Oleh:
Erwin Dyah Nawawinetu, dr., M.Kes, 0007086202 Tofan Agung Eka Prasetya, S.Kep, M.KKK, 0702078802
Dibiayai oleh DIPA Bantuan Pendanaan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (BPPTNBH) Universitas Airlangga Tahun Anggaran 2016
Sesuai dengan Surat Keputusan Rektor Universitas Airlangga Tentang Pelaksanaan Program Pengabdian Masyarakat Universitas Airlangga
Sumber Biaya Bantuan Pendanaan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (BPPTNBH) Tahun 2016 Nomor 947/UN3/2016 Tanggal 22 April 2016
UNIVERSITAS AIRLANGGA November 2016
ii
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul IbM : Duta PHBS sebagai Peer Group Educator Anak Usia SD pada Pengembangan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di SDN Mulyorejo 1 Surabaya
2. Pelaksana
a. Nama Lengkap : Erwin Dyah Nawawinetu, dr., M.Kes b. NIDN : 0007086202
c. Jabatan/Golongan : Lektor Kepala/ IV A
d. Program Studi : DIII Hiperkes dan Keselamatan Kerja e. Nomor HP : 083856305501
f. Alamat surel (e-mail) : [email protected] 3. Anggota (1)
a. Nama Lengkap : Tofan Agung Eka Prasetya, S.Kep., M.KKK b. NIDN : 0702078802
c. Perguruan Tinggi : Universitas Airlangga 4. Anggota (2)
a. Nama Lengkap : Ratih Damayanti, S.KM., M.Kes b. NIDN : 0019118802
c. Perguruan Tinggi : Universitas Airlangga 5. Anggota (3)
a. Nama Lengkap : Yunita Putri Linggarwati, S.KM
b. NIDN : -
c. Perguruan Tinggi : Universitas Airlangga 6. Institusi Mitra
a. Nama Institusi Mitra : SDN Mulyorejo 1 Surabaya b. Alamat : Jl. Mulyorejo No. 184 Surabaya c. Penanggung Jawab : Dinas Pendidikan Kota Surabaya Biaya : Rp. 30.000.000,-
Surabaya, 15 November 2016 Mengetahui,
Dekan Ketua,
(Dr. H. Widi Hidayat, S.E., MSi., Ak., CA., CMA) (Erwin Dyah Nawawinetu, dr., M.Kes) NIP. 196007121985111001 NIP. 196208071989032002
Menyetujui,
Ketua Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (LP4M)
(Prof. Dr. H. Jusuf Irianto, M.Com) NIP. 196505061993031003
iii Ringkasan
Perilaku hidup yang tidak sehat dapat menimbulkan permasalahan bagi masyarakat, terutama pada anak usia sekolah. Rahmawati (2008) menyampaikan bahwa WHO telah mengidentifikasi diare sebagai penyebab kematian balita di dunia sedangkan di Indonesia merupakan penyebab kematian nomor dua setelah infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Setiap tahun diperkirakan 100.000 anak meninggal dunia karena diare (rahmawati 2008). Berdasarkan survei pendahuluan kepada siswa dan siswi SDN Mulyorejo 1 Surabaya, didapatkan bahwa tingkat pengetahuan mengenai PHBS sudah baik. Namun jika dilihat dari angka kesakitan (penyakit menular) di wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo masih belum mencerminkan perilaku bersih dan sehat. Penyakit yang tertinggi pada wilayah Puskesmas Mulyorejo yaitu diare dan dysentri sebanyak 74 orang pada tahun 2015, penyakit tertinggi selanjutnya yaitu TB paru BTA (+) sebanyak 11 orang, serta penyakit demam berdarah dengue dan demam dengue sebanyak 8 orang dan 4 orang. Walaupun pengetahuan siswa-siswi SDN Mulyorejo 1 sudah baik, ternyata tidak dibarengi dengan perilaku yang mencerminkan PHBS. Pembentukan perilaku dimulai sejak usia dini terutama usia sekolah dasar diharapkan mampu menghasilkan perubahan perilaku diri sendiri dan orang sekitarnya terutama keluarga. Hal tersebut yang yang mendasari pengusulan kegiatan bertema perilaku hidup bersih dan sehat.
Pengabdian masyarakat yang dilakukan kali ini adalah berupa program pembinaan PHBS di lingkungan sekolah. Pada pengabdian ini dadaran program adalah murid SD kelas 3 dan 5 dan orang tuan murid Strategi yang digunakan adalah : 1) melakukan pre test mengenai PHBS; 2) memberikan health education mengenai PHBS dengan menggunakan panggung boneka; 3) memberikan health education pada orang tua sasaran dengan metode ceramah dan diskusi; 4) memperbaiki wastafel dan toilet; 5) memilih duta PHBS untuk melakukan health
education pada teman sebayanya (peer group) untuk melakukan perilaku PHBS. Duta PHBS
harus melakukan monitoring jentik nyamuk dan sampah yang berserakan di lingkungan sekolah. Instrumen yang disediakan berupa lembar balik dan kartu PHBS (untuk monitoring jentik nyamuk dan sampah oleh duta PHBS) dan leaflet.6) Tim juga melakukan swab test untuk melihat adanya kuman di tangan sasaran (sampel sebanyak 20 orang); 7) melakukan post test pada sasaran.
Hasil pengabdian masyarakat ini menujukkan bahwa nilai rerata post test ada peningkatan, dan pada pemantauan jentik nyamuk dan sampah. Pemantauan jentik nyamuk
iv
dan sampah dilakukan pada bulan September dan Oktober. Pada bulan Oktober jentik nyamuk sudah tidak ditemukan lagi, namun sampah masih tetap ditemukan.
Selanjutnya dilakuan publikasi hasil pengabdian masyarakat pada expo riset dan pengabdian masyarakat universitas airlangga.
Saran yang dapat diberikan adalah:
1. Melakukan pengawasan terhadap kegiatan para duta PHBS oleh para guru kelas melalui evaluasi buku monitoring PHBS yang telah diberikan
2. Pihak sekolah dapat melakukan swab test kembali untuk mengukur tingkat angka kuman para siswa
3. Melibatkan siswa berprestasi yang lain untuk menjadi duta PHBS agar menjadi role
v DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL i HALAMAN PENGESAHAN ii RINGKASAN iii DAFTAR ISI v BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Analisis Situasi 1 1.2 Permasalahan Mitra 3 BAB II TARGET DAN LUARAN 4 2.1Target Program 4 2.2Luaran Program 4 BAB III METODE PELAKSANAAN 8 3.1 Solusi yang ditawarkan 8 3.2 Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan 8 BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI 10 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 11 BAB VI RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 30 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 31 DAFTAR PUSTAKA 32 LAMPIRAN
1 BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan cerminan pola hidup yang senantiasa menjaga kesehatan. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah program pemerintah yang diluncurkan pada tahun 2006 dimana bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat yang tidak sehat agar menjadi sehat (Gomo et al, 2013). Salah satu hal yang menjadi indikator program ini adalah kegiatan yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi. Higiene sanitasi merupakan pengembangan ilmu kesehatan dan keselamatan kerja.
Kondisi sehat dapat dicapai bila mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan menciptakan lingkungan sekolah yang sehat. Institusi pendidikan dipandang sebagai sebuah tempat yang strategis untuk mempromosikan kesehatan sekolah juga merupakan institusi yang efektif untuk mewujudkan pendidikan kesehatan, dimana peserta didik dapat diajarkan tentang maksud perilaku sehat dan tidak sehat serta konsekuensinya.Selain itu, usia sekolah (termasuk kelompok usia dini) merupakan masa keemasan untuk menanamkan nilai PHBS dan berpotensi sebagai agent of change untuk mempromosikan PHBS baik di lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007).
Perilaku hidup yang tidak sehat dapat menimbulkan permasalahan bagi masyarakat, terutama pada anak usia sekolah. Rahmawati (2008) menyampaikan bahwa WHO telah mengidentifikasi diare sebagai penyebab kematian balita di dunia sedangkan di Indonesia merupakan penyebab kematian nomor dua setelah infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Setiap tahun diperkirakan 100.000 anak meninggal dunia karena diare (rahmawati 2008).
Penyakit infeksi parasit cacing juga merupakan salah satu masalah besar bagi masyarakat terutama pada negeri berkembang dan negara miskin. Dua milyar orang terinfeksi penyakit ini di seluruh dunia, dan di Indonesia penyakit in menyebar di pedesaan dan perkotaan. Data yang diperoleh berdasarkan hasil survei menunjukkan bahwa infeksi kecacingan di sekolah dasar (SD) di beberepa
2
provinsi di indonesia menujukkan prevalensi sebesar 60%-80%, sedangkan untuk semua umur 40%-60% (Umar, 2007).
Berdasarkan survei pendahuluan kepada siswa dan siswi SDN Mulyorejo 1 Surabaya, didapatkan bahwa tingkat pengetahuan mengenai PHBS sudah baik. Namun jika dilihat dari angka kesakitan (penyakit menular) di wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo masih belum mencerminkan perilaku bersih dan sehat. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya pada tahun 2015, Penyakit 5 besar yang terjadi di Wilayah Kerja Puskesmas Mulyorejo adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1 Kasus Penyakit Menular Anak Usia Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Mulyorejo
No. Nama Penyakit Usia
(5 – 14 tahun)
1. Diare 74 orang 2. Dysentri 74 orang 3. TB Paru BTA (+) 11 orang 4. Demam berdarah dengue 8 orang 5. Demam dengue 4 orang
Penyakit yang tertinggi pada wilayah Puskesmas Mulyorejo yaitu diare dan dysentri sebanyak 74 orang pada tahun 2015, penyakit tertinggi selanjutnya yaitu TB paru BTA (+) sebanyak 11 orang, serta penyakit demam berdarah dengue dan demam dengue sebanyak 8 orang dan 4 orang. Walaupun pengetahuan siswa-siswi SDN Mulyorejo 1 sudah baik, ternyata tidak dibarengi dengan perilaku yang mencerminkan PHBS. Pembentukan perilaku dimulai sejak usia dini terutama usia sekolah dasar diharapkan mampu menghasilkan perubahan perilaku diri sendiri dan orang sekitarnya terutama keluarga. Hal tersebut yang yang mendasari pengusulan kegiatan bertema perilaku hidup bersih dan sehat.
Kesehatan anak merupakan salah satu unsur kesehatan yang terpenting, karena masa 0-6 tahun merupakan usia emas dimana usia ini anak mengalami perkembangan fisik, motorik, emosional, intelektual, bahasa dan sosial berlangsung sangat cepat (Siswanto, 2009). Peningkatan pemeliharaan kesehatan
3
sangat penting karena kualitas anak sangat dipengaruhi oleh kesehatan semasa tumbuh kembang anak. Kondisi yang lebih sehat sejak usia anak akan memberi kesempatan tumbuhnya sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas di masa depan.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan program pembinaan PHBS di lingkungan sekolah. Indikator pembinaan PHBS meliputi 8 hal yaitu mencuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur dan terukur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di sekolah, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan, membuang sampah pada tempatnya. Melalui tercapainya 8 indikator ini diharapkan terdapat peningkatan status kesehatan pada anak usia sekolah yang menjadi mitra.
1. 2 Permasalahan Mitra
SDN Mulyorejo 1 terletak di daerah pemukiman padat penduduk dan dekat dengan pesisir pantai. Pedagang makanan kecil dan jajanan masih berjualan di sekitar lingkungan sekolah. Berdasarkan pengamatan, selalu ada siswa yang membeli makanan di luar lingkungan sekolah pada setiap jam istirahat. Fasilitas yang tersedia masih belum mendukung terlaksananya program PHBS. Sebenarnya sudah ada wastafel dan toilet untuk menunjang program PHBS namun ketika dilakukan pengecekan ternyata wastafel yang tersedia tidak berfungsi di karenakan kran air yang rusak, toilet kotor dan kurang terawat (lampiran 5). Lingkungan SDN Mulyorejo 1 juga jauh dari kata bersih karena masih banyak sampah berceceran dan fasilitas tempat sampah yang masih minim (lampiran 5).
Berdasarkan permasalahan tersebut maka diperlukan upaya pembinaan program PHBS di sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan siswa. Upaya pembinaan ini akan dilaksanakan dengan cara pengembangan fasilitas dan program PHBS serta peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa. Evaluasi akan dilakukan pada 8 indikator program PHBS yang disesuaikan dengan kondisi di lingkungan sekolah.
4 BAB 2
TARGET DAN LUARAN
2.1 Target Program
Berdasarkan permasalahan yang telah disepakati dengan mitra maka yang menjadi target program pembinaan PHBS di sekolah dasar ini adalah siswa kelas 1 hingga kelas 5 pada SDN Mulyorejo di Kecamatan Mulyorejo, Kota Surabaya. Kriteria yang menjadi target program adalah:
1. Sekolah dasar yang berada di lingkungan Universitas Airlangga kampus C Mulyorejo
2. Pelaksanaan program PHBS belum baik yang ditandai dengan masih terjadinya penyakit menular (misal: diare), fasilitas untuk pelaksanaan program PHBS masih belum baik (misal: kamar mandi, tempat cuci tangan).
Pertimbangan sasaran program adalah siswa kelas 1 dan 5 adalah karena siswa kelas 6 akan menghadapi Ujian Nasional. Sehingga program PHBS dapat tetap berjalan tanpa mengganggu jalannya Ujian Nasional.
2.2 Luaran Program
Luaran program yang dihasilkan dalam program pembinaan PHBS di lingkungan sekolah ini adalah duta PHBS (peer group), PHBS Card, media dan sarana promosi PHBS (media atau alat peraga), pelayanan kesehatan (pengukuran berat dan tinggi badan) dan fasilitas cuci tangan beserta petunjuknya, artikel dan laporan kegiatan.
1. Duta PHBS
Duta PHBS adalah perwakilan siswa untuk melakukan pemantauan program PHBS. Yang mana kegiatannya adalah mencakup 8 indikator PHBS yaitu :
1. mencuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun, 2. menggunakan jamban yang bersih dan sehat,
3. konsumsi jajanan sehat di kantin, 4. olahraga yang teratur dan terukur, 5. memberantas jentik nyamuk, 6. tidak merokok di sekolah,
5
7. menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan, 8. membuang sampah pada tempatnya.
Duta PHBS bertugas untuk melakukan self-monitoring (pemantauan mandiri) kepada teman-teman sekelasnya. Duta PHBS ini adalah bentuk pelaksanaan dari fungsi peer group yang bertujuan untuk mengingatkan, memantau dan mengevaluasi jalannya program PHBS. Selain itu, duta PHBS ini dimaksudkan agar terjadi pemberdayaan dan pendidikan usia sekolah dalam penerapan PHBS. Duta PHBS akan dibantu oleh wali kelas dan pihak sekolahnya dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari. Berikut ini adalah rincian tugas dari Duta PHBS :
Tabel 2.1 Tugas Duta PHBS SDN Mulyorejo 1 Surabaya
No. Indikator PHBS Tugas Duta PHBS
1. mencuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun,
Mengingatkan dan mencatat berapa orang temannya yang telah melakukan kegiatan ‘mencuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun’
2. menggunakan jamban yang bersih dan sehat,
Mengingatkan dan mencatat berapa orang temannya yang telah membersihkan jamban/toilet sekolah setelah BAK/BAB Mencatat keadaan toilet setiap hari (bergiliran/terjadwal).
3. konsumsi jajanan sehat di kantin,
Mengingatkan dan mencatat berapa orang temannya yang telah mengonsumsi jajanan sehat dari kantin atau luar kantin
4. olahraga yang teratur dan terukur,
Mengajak teman-teman sekelasnya untuk melakukan olah raga ringan 10 menit sebelum pelajaran dimulai
5. memberantas jentik nyamuk,
Secara bergiliran, duta PHBS melakukan pemeriksaan jentik nyamuk di toilet sekolah setiap 2 hari sekali.
6
No. Indikator PHBS Tugas Duta PHBS
6. membuang sampah pada tempatnya.
Memeriksa ruang kelas atau lingkungan sekitar sekolah apakah masih ada sampah yang berserakan atau tidak. Jika ada sampah yang berserakan, duta PHBS memberikan contoh kepada teman-temannya atau mengingatkan teman-temannya untuk membuang sampah pada tempatnya.
Tugas duta PHBS pada pengabdian tahun 2016 adalah hanya no. 5 dan 6 (memeriksa jentik nyamuk dan mengobservasi ada tidaknya sampah berserakan di sekolah menggunakan PHBS card yang disediakan.
2. PHBS Card
PHBS Card adalah kartu kendali untuk melakukan monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan oleh duta PHBS. Duta PHBS akan memberikan tanda centang (check list) kepada kartu kendali atas apa yang telah dia kerjakan (pemantauan 2 program PHBS). Komponen yang ada pada PHBS Card adalah program PHBS, hari, kolom check list dan jumlah siswa yang patuh terhadap program PHBS. Pada pengabdian tahun ini, duta PHBS hanya memonitor 2 indikator (pemantauan jentik nyamuk dan sampah).
3. Fasilitas yang akan diberikan sebagai bentuk pelaksanaan program dan evaluasi pada 8 indikator program PHBS yaitu:
a. Wastafel (renovasi), sabun dan tempat sabun untuk program cuci tangan pakai sabun
b. Senter/sentolop untuk program bebas jentik nyamuk c. PHBS card (berisi lembar monitoring)
d. Renovasi toilet
4. Media Penyuluhan Program PHBS
a. Media Lembar Balik
Media lembar balik ini ditujukan kepada sasaran kelas 3 hingga kelas 5 b. Panggung Boneka
7
Melalui pertimbangan sasaran adalah anak usia sekolah dasar, maka indikator tidak merokok di sekolah tidak dilakukan evaluasi. Pertimbangan ini akan disampaikan kepada mitra, karena usia kriteria ini kurang tepat untuk anak usia sekolah dasar kelas 1 dan 2. Indikator penimbangan berat badan dan tinggi badan telah dilaksanakan setiap 6 bulan sekali oleh Puskesmas Mulyorejo. Jadi, dalam pelaksanaan indikator tersebut, pelaksana program akan bekerja sama dengan Puskesmas Mulyorejo.
Setelah program ini selesai, SDN Mulyorejo 1 Surabaya diharapkan dapat mandiri melaksanakan program PHBS dengan dibantu oleh siswa-siswinya yang tergabung dalam Duta PHBS. Duta PHBS dapat dipilih secara mandiri berdasarkan prestasi oleh wali kelas dan pihak sekolah untuk keberlanjutan PHBS ini secara mandiri.
8 BAB 3
METODE PELAKSANAAN
3.1 Solusi yang ditawarkan
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi mitra yang dijabarkan pada bab sebelumnya, berikut alternatif solusi yang ditawarkan:
1. penyegaran pengetahuan mengenai PHBS terhadap siswa sekolah dasar dengan menggunakan edukasi dan pelatihan
2. pembentukan peer group (duta PHBS) untuk mengedukasi teman sekelas agar dapat melaksanakan PHBS
3. evaluasi terhadap pelaksanaan indikator PHBS di sekolah 4. penyediaan fasilitas yang mendukung terlaksananya PHBS
3.2 Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan
Rancangan mekanisme pelaksanaan kegiatan Ipteks bagi Masyarakat (IbM) ini merujuk pada 4 langkah action research yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan evaluasi, serta refleksi. Tahapan tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Perencanaan
a. Perizinan ke UPT Dinas Pendidikan Nasional, Sekolah dan Puskesmas
b. Sosialisasi program pembinaan PHBS di sekolah dasar yang melibatkan siswa, guru dan tim pelaksana.
c. Penyusunan program penyuluhan, pelayanan dan pembangunan fasilitas.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan dalam kegiatan ini berupa implementasi Program. Kegiatan yang dilaksanakan adalah:
a. Edukasi Program PHBS untuk siswa b. Pembangunan fasilitas cuci tangan
c. Mendemonstrasikan metode cuci tangan bersih d. Pemeriksaan dan pemberantasan jentik nyamuk e. Pengukuran berat dan tinggi badan tiap bulan
9
f. Menyediakan fasilitas tempat sampah 3. Observasi, monitoring dan evaluasi
Observasi dilakukan terhadap proses implementasi kegiatan berdasarkan indikator program PHBS. Instrumen yang digunakan untuk observasi dan monitoring berupa check list berdasarkan kriteria indikator program PHBS yang dinamai Kartu PHBS SDN Mulyorejo 1. Berikut ini adalah kegiatan evaluasi :
Tabel 3.1 Evaluasi Kegiatan
No Kegiatan
Sasaran
Siswa Orang Tua/
Wali Murid
Guru, staf dan pengelola
kantin
1 Pre test Dilakukan di awal program Dilakukan pada pertemuan orang tua/wali murid Dilakukan di awal program 2 Post test Dilakukan di akhir
program Dilakukan pada pertemuan orang tua/wali murid Dilakukan di akhir program 3 Swab Tangan Dilakukan di awal
4. Refleksi
Refleksi dilakukan terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan atau kelebihan-kelebihan terhadap kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka untuk menetapkan rekomendasi terhadap keberlangsungan atau pengembangan kegiatan berikutnya.
10 BAB 4
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
Ketua dan anggota tim pengusul kegiatan IbM ini, telah berpengalaman dalam kegiatan kemasyarakatan terkait dengan kesehatan masyarakat terutama higiene dan sanitasi. Ketua tim pengusul merupakan seorang dokter yang telah berpengalaman dalam pelayanan kesehatan, sehingga pelaksanaan program IbM ini tidak akan banyak mengalami kendala teknis. Melalui pengalaman yang dimiliki oleh ketua tim, maka pelaksanaan kegiatan IbM di kecamatan mulyorejo akan bisa berjalan dengan lancar dan mendapat sambutan yang baik oleh para mitra. Anggota tim adalah tenaga profesional dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja. Tenaganya dapat diandalkan dalam rangka memberikan pelatihan dan pembinaan kepada mitra dalam pembinaan materi dan telah berpengalaman dalam menangani kegiatan Pengabdian Masyarakat dalam penerapan IPTEKS. Dengan demikian keberlanjutan kegiatan IbM ini dapat dijamin, sehingga diharapkan akan terbentuk program PHBS yang berkualitas. Berikut ini adalah tim pengusul kegiatan IbM :
Tabel 4.1 Pengusul kegiatan IbM
No Nama Posisi
1 Erwin Dyah Nawawinetu, dr., M.Kes Ketua 2 Tofan Agung Eka Prasetya, S.Kep., M.KKK Anggota 3 Ratih Damayanti, S.KM., M.Kes Anggota 4 Yunita Putri Linggarwati, S.KM Anggota
11 BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun program yang sudah dicapai dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu :
1. Pemilihan Duta PHBS
Duta PHBS adalah perwakilan siswa SDN Mulyorejo 1 dari kelas 5A dan kelas 5B yang bertugas melakukan pemantauan program PHBS. Pemilihan duta dilakukan di ruang perpustakaan SDN Mulyorejo 1. Kandidat peserta duta PHBS dipilih secara acak oleh wali kelas masing – masing. Terdapat perwakilan 10 siswa/siswi dari 2 kelas (kelas 5A dan 5B) masing-masing 5 orang dari tiap kelas nya. Sebelum berkompetisi pemilihan duta, 10 siswa/siswi tersebut kami jelaskan mengenai tugas duta PHBS serta kami contohkan performance menjadi duta PHBS yang baik. Media yang digunakan untuk menjalankan tugas Duta PHBS yaitu dengan Lembar Balik. Lembar Balik tersebut berisi penjelasan dari 8 indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
12
Gambar 5.1. Anggota tim sedang menjelaskan isi materi dalam lembar balik kepada finalis duta phbs
Gambar 5.2. Finalis duta PHBS latihan mempraktekkan performance nya menjadi duta
13
Setelah kami berikan penjelasan dan latihan menjadi duta PHBS, kami berikan waktu jeda untuk finalis duta PHBS untuk belajar dan mempaktikkan sendiri ketika di sekolah maupun di rumah, kemudian tibalah waktu kompetisi duta untuk menampilkan performance terbaiknya menjadi duta yang kemudian di pilih juara 1, 2, 3 dan juara harapan.
Gambar 5. 3. Performance finalis duta PHBS
14
Gambar 5.5. Tim dan finalis duta phbs setelah kompetisi didapatkan juara 1,2, 3 dan juara harapan
2. PHBS Card
PHBS Card adalah kartu kendali untuk melakukan monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan oleh duta PHBS. PHBS card sudah kami buat dan kita bagikan kepada finalis duta PHBS. Duta PHBS bertugas memonitoring 8 indikator PHBS (mencuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, konsumsi jajanan sehat di kantin, olahraga yang teratur dan terukur, memberantas jentik nyamuk, dan membuang sampah pada tempatnya) yang ada di lingkungan sekolah mereka. Mereka memonitoring setiap seminggu sekali yang kemudian hasilnya di catat pada PHBS Card. Setiap duta PHBS mempunyai pembagian tempat berbeda – beda (lantai 1, 2 dan 3) dalam melakukan monitoring.
15
Gambar 5.6 PHBS Card 3. Pembenahan Fasilitas Sarana dan Prasarana
Pembenahan fasilitas sarana dan prasana bertujuan untuk menunjang terselenggaranya program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Pembenahan tersebut yaitu membenahi kran dan saluran wastafel yang tidak lancar, mengganti pintu toilet yang rusak, dan memberikan sabun pencuci tangan pada wastafel sekolah.
16
Gambar 5.7. Pintu yang rusak sebelum di perbaiki dan sesudah di ganti dengan pintu yang baru
17
Gambar 5.9. Penyediaan sabun cuci tangan pada wastafel 4. Media Penyuluhan PHBS
a. Media Lembar Balik
Media lembar balik ini digunakan oleh duta PHBS untuk memberikan informasi terkait perilaku hidup bersih dan sehat kepada sesama teman. Isi dari lembar balik mencakup 8 indikator perilaku hidup bersih dan sehat beserta gambar – gambar yang menarik sehingga siswa siswi sd yang lain tertarik untuk memperhatikannya.
18
Gambar 5.10 Lembar Balik PHBS
Gambar 5.11. Duta PHBS menggunakan lembar balik untuk metode penyuluhan
b. Panggung Boneka
Metode ini dipilih menyesuaikan dengan sasaran program (anak SD). Media penyuluhan dengan panggung boneka ini diberikan pada siswa siswi SDN Mulyorejo 1 kelas 3 dan kelas 5. Dalam menampilkan panggung boneka in
Hiperkes dan KK untuk memerankan yang ada dalam skenario. Skenario cerita panggung boneka ini di buat dengan membahas masalah –
berkaitan dengan perilaku h
SD pun mudah untuk memahami maksud penyuluhan kami . Didukung dengan perabotan dan boneka yang lucu sehingga siswa siswi SD lebih antusias dalam memperhatikan.
19
Panggung Boneka
Metode ini dipilih menyesuaikan dengan sasaran program (anak SD). Media penyuluhan dengan panggung boneka ini diberikan pada siswa siswi SDN Mulyorejo 1 kelas 3 dan kelas 5. Dalam menampilkan panggung boneka ini kita bekerja sama dengan mahasiswa prodi DIII Hiperkes dan KK untuk memerankan yang ada dalam skenario. Skenario cerita panggung boneka ini di buat dengan membahas – masalah yang ada di sekitar lingkungan sekolah yang berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan sehat, sehingga siswa siswi SD pun mudah untuk memahami maksud penyuluhan kami . Didukung dengan perabotan dan boneka yang lucu sehingga siswa siswi SD lebih antusias dalam memperhatikan.
Gambar 5.12. Panggung Boneka
Metode ini dipilih menyesuaikan dengan sasaran program (anak SD). Media penyuluhan dengan panggung boneka ini diberikan pada siswa siswi SDN Mulyorejo 1 kelas 3 dan kelas 5. Dalam menampilkan i kita bekerja sama dengan mahasiswa prodi DIII Hiperkes dan KK untuk memerankan yang ada dalam skenario. Skenario cerita panggung boneka ini di buat dengan membahas masalah yang ada di sekitar lingkungan sekolah yang idup bersih dan sehat, sehingga siswa siswi SD pun mudah untuk memahami maksud penyuluhan kami . Didukung dengan perabotan dan boneka yang lucu sehingga siswa siswi SD lebih
20
Gambar 5.13. Siswa siswi SD sedang memperhatikan media penyuluhan dengan panggung boneka
Gambar 5.14. Tim memberikan reward kepada siswa siswi yang memperhatikan jalannya cerita dan bisa menjawab pertanyaan dari Tim
Gambar 5.15. Tim berfoto bersama siswa siswi seusa c. Leaflet
Leaflet diberikan pada wali murid yang datang pada saat penyuluhan untuk orang tua siswa siswi. Leaflet ini di buat bertujuan orang tua dapat membaca dan mempelajari 8 indikator PHBS sehingga bisa mengajarkan
rumah.
21
Gambar 5.15. Tim berfoto bersama siswa siswi seusai penyuluhan dengan panggung boneka
Leaflet diberikan pada wali murid yang datang pada saat penyuluhan untuk orang tua siswa siswi. Leaflet ini di buat bertujuan orang tua dapat membaca dan mempelajari 8 indikator PHBS sehingga bisa mengajarkan dan menerapkan pada anak – anak mereka pada saat di
Gambar 5.15 Leaflet PHBS Tampak depan
i penyuluhan dengan Leaflet diberikan pada wali murid yang datang pada saat penyuluhan untuk orang tua siswa siswi. Leaflet ini di buat bertujuan orang tua dapat membaca dan mempelajari 8 indikator PHBS sehingga bisa anak mereka pada saat di
22
Gambar 5.16. Leaflet PHBS Tampak Belakang 5. Penyuluhan Orang Tua Siswa/i SDN Mulyorejo I
Guna mendukung kegiatan program perilaku hidup bersih dan Sehat untuk siswa siswi SDN Mulyorejo 1 Surabaya kita juga mengundang orang tua untuk turut bekerja sama membimbing putra putri nya dalam berperilaku hidup bersih dan sehat serta menerapkannya pada saat di rumah. Peran orang tua wali murid ini di rasa sangat penting penting untuk mendukung kegiatan ini dapat berjalan dengan baik. Karena alasan tersebut kami sebagai tim memberikan edukasi dan informasi mengenai perilaku hidup bersih dan sehat. Para orang tua pun terlihat antusias dengan acara ini terlihat banyak wali murid yang datang menghadiri acara tersebut.
Gambar 5.16. Tim memberikan penyuluhan PHBS pada orang tua siswa siswi
Gambar 5.17. Orang Tua siswa siswi terli
23
Gambar 5.16. Tim memberikan penyuluhan PHBS pada orang tua siswa siswi SDN Mulyorejo 1 Surabaya
Gambar 5.17. Orang Tua siswa siswi terlihat antusias mendengarkan penyuluhan Gambar 5.16. Tim memberikan penyuluhan PHBS pada orang tua siswa siswi
6. Swab Tes
Swab tes ini dilakukan untuk menjadi salah satu indikator keberhasilan program pengabdian masyarakat ini. Pengujian Swab pada tangan ini dilakukan pada saat awal sebelum diberikan intervensi (Penyuluhan dan Pelatihan) dan di akhir setelah diberikan intervensi. Pengujian swab ini di lakukan pada perwakilan anak SD mulyorejo 1 dipilih secara acak. Dalam pengujian swab ini kami bekerja sama dengan Balai Teknologi Kesehatan Lingkungan (BTKL) surabaya untuk mengam
memeriksanya.
Gambar 5.18. Petugas BTKL sedang mengambil sampel untuk pengujian
24
Swab tes ini dilakukan untuk menjadi salah satu indikator keberhasilan program pengabdian masyarakat ini. Pengujian Swab pada tangan ini dilakukan pada saat awal sebelum diberikan intervensi (Penyuluhan dan elatihan) dan di akhir setelah diberikan intervensi. Pengujian swab ini di lakukan pada perwakilan anak SD mulyorejo 1 dipilih secara acak. Dalam pengujian swab ini kami bekerja sama dengan Balai Teknologi Kesehatan Lingkungan (BTKL) surabaya untuk mengambil sampel dan memeriksanya.
Gambar 5.18. Petugas BTKL sedang mengambil sampel untuk pengujian swab
Swab tes ini dilakukan untuk menjadi salah satu indikator keberhasilan program pengabdian masyarakat ini. Pengujian Swab pada tangan ini dilakukan pada saat awal sebelum diberikan intervensi (Penyuluhan dan elatihan) dan di akhir setelah diberikan intervensi. Pengujian swab ini di lakukan pada perwakilan anak SD mulyorejo 1 dipilih secara acak. Dalam pengujian swab ini kami bekerja sama dengan Balai Teknologi Kesehatan bil sampel dan
Gambar 5.19. Siswa siswi bergantian menunggu untuk diambil sampel untuk swab tes
Sejumlah 20 siswa perwakilan dari kelas 3 dan 5 terpilih secara acak untuk diperiksa angka kuman pada tangan (Swab test).
Berdasarkan gambar 5.20 dapat diketahui bahwa sebagian besar sampel yang menjalani swab yaitu sebanyak 14 siswa (70%) masih belum b
sedangkan sisanya sebanyak 6 siswa (30%) telah bebas kuman. Oleh karena itu, penerapan PHBS di sekolah menjadi hal yang penting untuk dilaksanakan.
Hasil analisis swab test yang dilakukan oleh BBTKLPP pada bulan Agustus 2016 disajikan pada gambar berikut:
25
Gambar 5.19. Siswa siswi bergantian menunggu untuk diambil sampel untuk swab tes
Sejumlah 20 siswa perwakilan dari kelas 3 dan 5 terpilih secara acak untuk diperiksa angka kuman pada tangan (Swab test).
Berdasarkan gambar 5.20 dapat diketahui bahwa sebagian besar sampel yang menjalani swab yaitu sebanyak 14 siswa (70%) masih belum b
sedangkan sisanya sebanyak 6 siswa (30%) telah bebas kuman. Oleh karena itu, penerapan PHBS di sekolah menjadi hal yang penting untuk dilaksanakan.
Hasil analisis swab test yang dilakukan oleh BBTKLPP pada bulan Agustus 2016 ambar berikut:
Gambar 5.19. Siswa siswi bergantian menunggu untuk diambil sampel Sejumlah 20 siswa perwakilan dari kelas 3 dan 5 terpilih secara acak untuk Berdasarkan gambar 5.20 dapat diketahui bahwa sebagian besar sampel yang menjalani swab yaitu sebanyak 14 siswa (70%) masih belum bebas kuman, sedangkan sisanya sebanyak 6 siswa (30%) telah bebas kuman. Oleh karena itu, penerapan PHBS di sekolah menjadi hal yang penting untuk dilaksanakan.
Gambar 5.20 Hasil analisis swab test siswa SD Mulyorejo 1 Surabaya 2016 Pelaksanaan prinsip PHBS di sekolah dapat menjadi sebuah tindakan preventif untuk mencegah timbulnya penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri, virus, maupun kuman lainnya. Salah satu prinsip dalam PHBS adalah cuci tangan yang benar. Penelitian Rosdian
hubungan signifikan antara personal higiene dengan terjadinya
siswa SD (p value = 0,002). Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Kim et al. (2010), yang menyebutkan bahwa terdapat hubunga
antara faktorkebersihan pribadi (
Enterobius vermicularis Personal hygiene
membersihkan kaki dan tangan setelah bermain, tida
sebelum makan dan setelah buang air besar serta kuku kotor akan mempengaruhi kesehatan anak, sehingga jika ada telur cacing
bersama debu ataupun telur cacing yang masuk ke dalam tubuh anak anak yang kotor akan menyebabkan anak tersebut terinfeksi
diri yang kurang akan menjembatani masuknya telur cacing penyebab enterobiasis
26
Gambar 5.20 Hasil analisis swab test siswa SD Mulyorejo 1 Surabaya 2016 Pelaksanaan prinsip PHBS di sekolah dapat menjadi sebuah tindakan preventif untuk mencegah timbulnya penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri, virus, maupun kuman lainnya. Salah satu prinsip dalam PHBS adalah cuci tangan yang benar. Penelitian Rosdiana (2016) menyatakan bahwa terdapat hubungan signifikan antara personal higiene dengan terjadinya enterobiasis
= 0,002). Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Kim et al. (2010), yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara faktorkebersihan pribadi (personal hygiene) anak dan infeksi cacing
Enterobius vermicularis penyebab enterobiasis.
Personal hygiene yang buruk pada anak seperti jarang mandi, tidak
membersihkan kaki dan tangan setelah bermain, tidak mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah buang air besar serta kuku kotor akan mempengaruhi kesehatan anak, sehingga jika ada telur cacing Enterobius vermicularis
bersama debu ataupun telur cacing yang masuk ke dalam tubuh anak anak yang kotor akan menyebabkan anak tersebut terinfeksi enterobiasis
diri yang kurang akan menjembatani masuknya telur cacing Enterobius vermicularis
enterobiasis (Perdana dan Setjajadi, 2013; Kim et al , 2010)
Gambar 5.20 Hasil analisis swab test siswa SD Mulyorejo 1 Surabaya 2016 Pelaksanaan prinsip PHBS di sekolah dapat menjadi sebuah tindakan preventif untuk mencegah timbulnya penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri, virus, maupun kuman lainnya. Salah satu prinsip dalam PHBS adalah cuci a (2016) menyatakan bahwa terdapat
enterobiasis pada
= 0,002). Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan n yang signifikan ) anak dan infeksi cacing yang buruk pada anak seperti jarang mandi, tidak k mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah buang air besar serta kuku kotor akan mempengaruhi
Enterobius vermicularis yang terhirup
bersama debu ataupun telur cacing yang masuk ke dalam tubuh anak melalui tangan
enterobiasis. Kebersihan Enterobius vermicularis
27
7. Pre dan Post Test
Sebagai indikator untuk menilai pengetahuan siswa sebelum dan sesudah diberikan tindakan maka diberikan pre dan post test. Sebuah instrumen (lembar pertanyaan) yang berisi mengenai prinsip dasar PHBS di sekolah disusun untuk melakukan kegiatan pre dan post test. Sebelum dilakukan tindakan pertunjukan panggung boneka, penyuluhan, dan pemilihan duta PHBS, telah dilakukan pemberian pre test kepada siswa kelas 3 dan kelas 5 pada bulan Agustus 2016. Post test dilakukan pada tanggal 2 November 2016. Berikut disajikan hasil pre test dan post test. Rencana post test akan dilakukan pada bulan Oktober, namun karena bersamaan dengan kegiatan lain yang ada di SD Mulyorejo I, maka post test dilaksanakan tanggal 2 November. Hasil Pre test dan post test disajikan pada grafik berikut ini: :
Gambar 5.21 Rerata nilai pre test dan post tetst siswa SD Mulyorejo 1 Surabaya 2016
Berdasarkan gambar 5.21, diketahui bahwa rerata nilai post test meningkat pada kelas 3B dan 5A, sedangkan pada kelas 3A dan 5B tetap.
Berdasarkan gambar 5.21 hasil pots tes dapat diketahui bahwa rerata nilai tertinggi ada pada kelas 5B dan rerata terendah pada kelas 3A. Perbedaan
81 79 86 87 81 81 92 87 70 75 80 85 90 95
kelas 3A kelas 3B kelas 5A kelas 5B
pre test post test
28
mendasar dari post test ini adalah proses penyuluhan dilakukan oleh para duta PHBS terpilih. Pretest sebelumnya dilakukan tanpa adanya perlakuan terhadap siswa kelas 5 dan kelas 3.
Faktor yang dapat mempengaruhi prestasi siswa adalah faktor internal dan faktor eksternal individu (Ahmadi, 2004). Hasil penilaian pre test dan post test dapat dipengaruhi oleh faktor tersebut. Penelitian Siagian (2012) menunjukkan pengaruh positif antara minat belajar dengan hasil prestasi belajar. Minat merupakan salah satu faktor internal dan merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 2010)
Pemberian buku monitoring terhadap duta PHBS terpilih menjadi salah satu fasilitas untuk identifikasi indikator terlaksananya PHBS. Indikator dalam buku monitoring PHBS adalah jentik nyamuk dan sampah. Kedua indikator tersebut mudah dilakukan pengamatan oleh duta PHBS yang terpiluih. Berikut disajikan hasil monitoring selama bulan September:
Tabel 5.1 Hasil Monitoring PHBS Bulan September oleh Duta PHBS SD Mulyorejo 1 Surabaya
No Jentik nyamuk Lokasi Jentik Nyamuk
Sampah Duta Minggu Minggu
1 √ - - - - kamar mandi √ √ √ √ √ 2 √ - - - - kamar mandi √ √ √ √ √ 3 - - - √ √ √ √ √ 4 - - - √ √ √ √ √ 5 - - - √ √ √ √ √ 6 - - - √ √ √ √ √ 7 - - - √ √ √ √ √ Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa teramati jentik nyamuk di lokasi kamar mandi oleh dua duta PHBS, sedangkan duta yang lain tidak menemukan jentik nyamuk. Seluruh duta juga selalu menemukan sampah di lingkungan sekolah. Berikut disajikan hasil monitoring selama bulan Oktober:
29
Tabel 5.2 Hasil Monitoring PHBS Bulan Oktober oleh Duta PHBS SD Mulyorejo 1 Surabaya
No Jentik nyamuk Lokasi Jentik Nyamuk
Sampah Duta Minggu Minggu
1 - - - √ √ √ √ √ 2 - - - √ √ √ √ √ 3 - - - √ √ √ √ √ 4 - - - √ √ √ √ √ 5 - - - √ √ √ √ √ 6 - - - √ √ √ √ √ 7 - - - √ √ √ √ √ Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa jentik nyamuk di sekolah oleh duta PHBS, tidak menemukan jentik nyamuk. Seluruh duta juga selalu menemukan sampah di lingkungan sekolah. Evaluasi monitoring PHBS seharusnya dilakukan setiap 6 bulan sekali, namun dalam laporan ini masih dapat dievaluasi untuk bulan September dan Oktober. Setelah dilakukan kegiatan pemilihan duta PHBS, pelaksanaan monitoring PHBS oleh duta, maka seharusnya penilaian jumlah angka kuman tangan (Swab test) dilakukan kembali. Hal ini dilakukan sebagai indikator apakah prinsip PHBS terutama cuci tangan dengan benar telah dipahami dan dilaksanakan oleh para siswa.
Jentik nyamuk sudah tidak ditemukan lagi pada bulan Oktober namun, sampah masih tetap ditemukan di lingkungan sekolah. Ketersediaan sarana pembuangan sampah menjadi salah satu pemicu masih ditemukannya sampah di lingkungan sekolah. Penelitian yang dilakukan oleh Nurhadyana (2012), menyebutkan bahwa terdapat beberapa hal yang menyebabkan siswa SD masih membuang sampah sembarangan yaitu sikap, dukungan guru, keterpaparan oleh media, dan sarana.
30 BAB 6
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 6.1 Tahapan Pengabdian Selanjutnya
Melakukan publikasi jurnal atau poster presentation. Berikut disajikan tabulasi tahapan selanjutnya:
Tabel 6.1. Rencana Tahapan Pengabdian Selanjutnya
No Kegiatan Bulan
Desember Januari 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Penyusunan draft artikel/poster
2 Review artikel/poster 3 Revisi artikel/poster 4 Pengiriman ulang
Pelaksanaan kegiatan pada tabel 6.1 akan diikuti oleh tim penelitian dengan seksama. Draft poster telah tersusun dan dipublikasikan pada acara expo hasil riset dan pengabdian masyarakat di Universitas Airlangga.
31 BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu:
1. Seluruh program (Duta PHBS, PHBS Card, Pembenahan fasilitas, pembuatan media penyuluhan) telah terlaksana dengan baik dan lancar. 2. Terdapat peningkatan nilai evaluasi (post test) pada kelas 3B, 5A, dan
5B, namun kelas 3A mengalami penuruan nilai sebesar 0,13 poin.
3. Jentik nyamuk dan sampah di lingkungan sekolah pada bulan September masih ditemukan oleh duta PHBS.
4. Jentik nyamuk tidak ditemukan di lingkungan sekolah pada bulan Oktober masih ditemukan oleh duta PHBS, namun sampah masih ditemukan.
7.2 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah:
1. Melakukan pengawasan terhadap kegiatan para duta PHBS oleh para guru kelas melalui evaluasi buku monitoring PHBS yang telah diberikan
2. Pihak sekolah dapat melakukan swab test kembali untuk mengukur tingkat angka kuman para siswa
3. Melibatkan siswa berprestasi yang lain untuk menjadi duta PHBS agar menjadi role model para siswa SDN Mulyorejo 1
32
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Supriyono,Widodo. 2004. Psikologi Belajar. Cetakan ke-2. Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007 . Promosi Kesehatan Di Sekolah. Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta
Gomo, M.J., Umboh, J.M.L., Pandelaki, A.J. 2013. Gambaran Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Sekolah pada Siswa Kelas Akselerasi di SMPN 8 Manado. Jurnal e-Biomedik. 1(1): 503-505
Kim, D.H., Hyun, M.S., Joo, Y.K., Min, K.C., Mee, K.P., Sin, Y.K., Boo, Y.K.,Hak S,Y., 2010. Parents’ Knowledge about Enterobiasis Might Be One of the Most Important Risk Factor for Enterobiasis in Childern. Korean J Parasitol. Vol. 48, No.2: 121-126.
Nurhadyana, Intan. 2012. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Membuang Sampah pada Siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan Bantar Gebang. Skripsi. Universitas Indonesia: Jakarta
Perdana, A.S., dan Sedjajadi, K., 2013. Hubungan Higene Tangan dan Kuku dengan Kejadian Enterobiasis Pada Siswa SDN Kenjeran No. 248 Kecamatan Bulak Surabaya.Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.7, No.1: 7-13.
Rahmawati, Elfy. 2008. Analisis Kebutuhan Program Promosi Pencegahan Diare pada Anak Dibawah Usia Dua Tahun. Jurnal Berita Kedokteran Masyarakat. 24 (1): 111
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
33
Siagian, Roida Eva Flora. 2012. Pengaruh Minat dan Kebiasaan Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika. Jurnal formatif. 2(2): 122-131 Siswanto, Hadi. 2009. Pendidikan Kesehatan Anak Usia Dini. Pustaka Rihana:
Jakarta.
Umar, Zaidina. 2007. Perilaku Cuci Tangan Sebelum Makan dan Kecacingan pada Murid SD Di Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Kesehatan Masyarakat. 2 (2): 250
Rosdiana, Erlieza. 2016. Hubungan Antara Personal Hygiene dan Kejadian Infeksi Enterobiasis Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Mojorejo 01 Bendosari Sukoharjo. Naskah Publikasi. UMS: Yogyakarta