• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES

TOURNAMENTS (TGT) MENGGUNAKAN PERMAINAN BALL AND CARD

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI WUJUD ZAT

Nur Fitri Zulaikha

1)

, Supriyono

2)

, dan Beni Setiawan

3)

1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sains FMIPA UNESA. E-mail: nur_fitri0415@yahoo.com 2) Dosen Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UNESA. E-mail: prisupriyono@yahoo.com

3) Dosen Program Studi Pendidikan Sains FMIPA UNESA. E-mail: beni.dzaky@gmail.com Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan respon siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif. Penelitian ini tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournaments (TGT) dengan metode permainan ball and card. Hasil data penelitian tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournaments (TGT) dengan metode permainan ball and card menunjukkan bahwa: (1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi wujud zat keterlaksanaan lembar pengamatan pada pertemuan I dan II telah terlaksana dengan baik. (2) Hasil belajar kognitif siswa yang memiliki nilai ≥ 75 adalah 28 siswa. Untuk hasil belajar telah mencapai ketuntasan secara klasikal sebesar 87,5%. Kemudian dilakukan uji t signifikansi, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui pembelajaran model kooperatif tipe teams games tournaments (TGT) dengan metode permainan ball and card hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Hasil kinerja siswa aspek psikomotor pada pertemuan pertama dan kedua menunjukkan bahwa nilai rata-rata keempat aspek yang telah diamati tersebut sebesar 3,6 dengan kategori baik sedangkan hasil kinerja siswa aspek afektif pada pertemuan pertama dan kedua menunjukkan bahwa nilai rata-rata ketiga aspek yang telah diamati tersebut sebesar 3,5 dengan kategori baik. (3) Respon siswa dalam pembelajaran model kooperatif tipe teams games tournaments (TGT) dengan metode permainan ball and card adalah siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran tersebut.

Kata kunci: Model kooperatif tipe teams games tournaments (TGT), permainan ball and card, hasil belajar siswa.

Abstract

This research has purpose to increace student’s achievement on study and student’s responses after learning with cooperative model. It is about implementation of cooperative learning model typed teams games tournaments (TGT) using ball and card game. The results on implementation of cooperative learning model typed teams games tournaments (TGT) using ball and card game indicating that: (1) Implementation of cooperative learning model typed teams games tournaments about states of matter observation showed that first and second metting are good. (2) The study result of cognitive students of ≥ 75 is 28 student’s. The mastery learning of student’s has completed the classical of 87,5 %. Then do the test t significance, thus it can be concluded that through cooperative learning model typed teams games tournaments (TGT) using ball and card games the results of learning students experienced significant improvement. Psychomotor aspects of student performance results on the first and second meetings indicate that the average value of the four aspects that have been observed for both categories while 3,6 performance results of students affective aspects in the first and second meetings indicate that the average value of these three aspects that have been observed are 3,5 with a category either. (3) Response student’s of cooperative learning model typed teams games tournaments (TGT) using ball and card games is to give a positive response to the student’s learning.

Key word: cooperative learning model teams games tournaments (TGT), ball and card games, study results.

PENDAHULUAN

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) terpadu adalah salah satu implementasi dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang merupakan pembelajaran berpendekatan integratif yaitu melihat suatu tema atau konsep yang dibahas dari berbagai aspek mata pelajaran dalam kajian IPA (Tim IPA terpadu,

2009:2). IPA terpadu diajarkan dengan menggunakan sebuah tema atau pokok bahasan tertentu yang meliputi bidang kajian energi dan perubahannya, bumi antariksa, makhluk hidup dan proses kehidupan, dan materi dan sifatnya yang sebenarnya sangat berperan dalam membantu siswa untuk memahami fenomena alam. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang telah mengalami uji kebenaran

(2)

m m I y p p w d l h p k d u t b a d p y p I L B L b m o r b m p d m w m ( p t I m m m i m u melalui metod sistematis, univ Ilmu Pen mencari tahu IPA bukan h yang berupa prinsip saja penemuan. Pe wahana bagi p dan alam sek lanjut dalam m hari. Proses pemberian pen kompetensi ag secara ilmiah. dan berbuat untuk mempe tentang alam s Nazarul A belajar mengaj agar materi te dilakukan b pembelajaran yang diberika pembelajaran, Instruction), Learning), pem Based Instruc Learning). Ti beragam diant monopoli, kom organisasi, me reflect, recite, Banyak m belajar beregu materi secar pembelajaran k dengan settin memperhatikan wadah siswa masalah melal (Nur, 2001 : pembelajaran tipe Student Investigasi Ke Teams Games Together (NH muncul kons menemukan d mereka saling ini untuk men melibatkan ker untuk pembe

Pener de ilmiah, den

versal dan tent ngetahuan Ala tentang alam hanya penguas fakta-fakta, k tetapi juga endidikan IPA peserta didik un kitar, serta pr menerapkannya pembelajara ngalaman lang gar menjelajahi Pendidikan I sehingga dapa eroleh pemaha ekitar. Ahmad (2011) ajar dapat dilak

ersampaikan k bermacam-mac yang digunak an. Banyak diantaranya pe pembelajaran mbelajaran ber ction), pembel idak hanya m taranya strateg mik, ball and

etakognitif, da review (PQ4R model pembela u yang mengh ra beregu kooperatif mer ng kelompok n keberagaman bekerja sam ui interaksi so 1). Ada be kooperatif (C Teams Achie elompok, Pen s Tournaments HT). Dalam sep bahwa s dan memaham berdiskusi de gelompokkan rjasama tim da lajaran indivi rapan Kooperat ngan ciri: obje tatif. (Trianto, 2 am (IPA) ber secara sistem saan kumpulan konsep-konsep, merupakan A diharapkan ntuk mempelaj rospek pengem a di dalam keh annya menek sung untuk me i dan memaham IPA diarahkan at membantu aman yang leb ) menyatakan kukan dengan ke peserta did cam baik kan atau pun s

macam dari embelajaran lan n kooperatif rdasarkan mas lajaran disku model, strategi gi beach ball card, mengul an preview, q R). ajaran, salah s haruskan sisw atau koope rupakan mode k-kelompok n anggota kelo ma dan meme sial dengan tem eberapa macam Cooperative Le evement Divis ndekatan Struk s (TGT), Num pembelajar siswa akan mi konsep ya engan teman se siswa secara h an tanggung ja idu anggota.

tif tipe Teams ektif, metodik 2007: 100) rkaitan dengan matis, sehingga n pengetahuan , atau prinsip-suatu proses dapat menjad jari diri sendir mbangan lebih hidupan sehari-kankan pada engembangkan mi alam sekitar n untuk inkuir peserta didik bih mendalam bahwa proses n berbagai cara dik. Cara yang dari mode strategi belajar model-mode ngsung (Direc (Cooperative salah (Problem usi (Discusion i belajar juga l, ular tangga ang, elaborasi question, read satunya mode a mempelajar eratif. Mode l pembelajaran kecil dengan ompok sebaga ecahkan suatu man sebayanya m tipe mode earning) yaitu sion (STAD) ktural, Jigsaw mbering Heads ran kooperatif lebih mudah ang sulit jika ebaya. Metode heterogen yang awab kelompok Pembentukan Games Tourna 15 k, n a n -s di ri h -a n r ri k m s a g l r l t e m n a a, i, d, l ri l n n ai u a l u , w, s f h a e g k n kelompok kelamin, pembelaj Karena s dengan p yang kura Hasi Muhamm keteranga secara te peneliti, SMP Mu pembelaj terdapat informasi deklaratif mengalam kurang a siswa un pembelaj respon d lengkap, materi pe fisika (pe dengan pembelaj SMP Mu yang tin memang yang ju pelaksana pada saa tinggi, si dengan dimilikin diam. S cenderun lainnya. ketuntasa berdasark fisika ket individu Sehingga cenderun individu menimbu kegiatan mau diaja dengan te Berd kemampu dan tuju secara m aments, materi knya tidak be dan suku aran beregu at sering kali sisw pembelajaran b

ang pandai mer l observasi ter madiyah 4 G an bahwa pem erpadu. Hasil didapatkan ha uhammadiyah 4 aran langsung fase yang te i pengetahuan f sehingga hasi mi kejenuhan adanya metod ntuk menghaf aran dengan iambil dari sa menunjukkan embelajaran IP emuaian) dan 4 kegiatan b aran langsung uhammadiyah 4 ggi dalam bi diperlukan d ujur dan ma aannya di dal at ujian. Deng swa cenderung berusaha me nya, sehingga s iswa yang m ng bersikap acu

Hal ini aka an hasil belajar kan pra-peneli tuntasan klasik yang dipero a rata-rata k ng kecil dan dalam satu k ulkan kesulita belajar menga ak bekerja sam emen sebayany dasarkan mas

uan antar indiv uan pembelaja maksimal, m Wujud Zat erdasarkan tin u. Akan te tau kooperatif p wa yang panda erkelompok da rasa diuntungk rhadap pembel Giri Kebomas mbelajaran IPA observasi aw asil bahwa pe 4 Gresik sudah g (DI), tetapi d erlewati, guru n prosedural il belajar belum n karena dala e permainan fal. Menurut menggunakan atu sampel kel n bahwa 55% PA yang sanga 45% siswa me belajar men g (DI). Sebag 4 Gresik mem dang akademi dalam memben andiri jika lam proses pe gan adanya si g akan berusah emiliki sendir siswa yang kur memiliki sifat uh dan kurang p

an sangat be r klasikal dan k itian pada mat kal yang diper leh pada ma ketuntasan b n perbedaan kelas sangat b an bagi guru ajar di kelas k ma dan saling b ya. alah di atas vidu dalam sa aran IPA ter maka peneliti ngkat prestasi, etapi, keefek perlu dipertany ai merasa diru an sebaliknya, kan. lajaran IPA di Gresik dipe sudah dilaksa wal yang dilak

embelajaran IP h menerapkan m dalam proses b hanya meny tanpa penget m tercapai dan am proses b yang memud respon siswa model DI di las secara utuh siswa menga t sulit adalah m engatakan tidak nggunakan m gian besar sisw miliki sifat indiv ik. Sifat indiv ntuk pribadi dapat disesu embelajaran, s fat individual ha menonjolka ri informasi rang aktif cend t individual peduli dengan erpengaruh d ketuntasan ind teri IPA khus roleh 65% dan ateri pemuaian belajar tiap kemampuan besar. Hal ini

untuk melak karena siswa k berbagi penget s, agar perb tu kelas tidak rpadu tersamp i mencoba jenis ktivan yakan. ugikan siswa SMP eroleh anakan kukan PA di model belajar ajikan tahuan siswa belajar dahkan a atas imana h atau atakan materi k suka model wa di vidual vidual siswa uaikan seperti yang an diri yang derung tinggi siswa dengan dividu, susnya n nilai n 65. kelas antar akan kukan kurang tahuan bedaan besar paikan untuk

(3)

menerapkan model pembelajaran yang tepat di SMP Muhammadiyah 4 Giri Kebomas Gresik yaitu model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan menggunakan metode permainan ball and card karena metode tersebut membantu siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit, agar siswa mudah mengingat (menghafal) dan memahami. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar secara heterogen dengan memainkan permainan-permainan.

Ada bermacam cara untuk menciptakan suasana belajar yang membuat siswa menjadi aktif. Salah satunya adalah dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT menggunakan permainan ball and card. Dalam permainan ini untuk memulai pembelajaran guru akan memberi sedikit materi kemudian guru akan membagi menjadi 4 kelompok belajar. Kemudian setiap satu siswa dari tiap kelompok mengambil bola di dalam box yang berisi 5 bola dengan warna yang berbeda-beda (merah, kuning, hijau, biru, dan putih). Bila siswa pertama mengambil bola berwarna merah maka siswa akan menjawab pertanyaan dari kartu yang berwarna merah. Bila siswa kedua mengambil bola berwarna kuning maka siswa akan menjawab pertanyaan dari kartu yang berwarna kuning. Siswa yang sudah mewakili kelompoknya mengambil bola tidak boleh mewakili maju untuk mengambil bola lagi. Dengan ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasinya dalam kegiatan pembelajaran karena mereka dapat menambah skor bagi tim mereka masing-masing.

Berdasarkan latar belakang seperti yang diutarakan di atas, menunjukkan bahwa perlu dilakukan penelitian mengenai penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran perubahan wujud zat. Oleh karena itu, untuk mengetahui keefektifan penggunaan Pembelajaran Kooperatif tipe TGT dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa SMP, Peneliti membuat penelitian yang berjudul “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Menggunakan Permainan Ball and Card Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Wujud Zat “.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah Pre eksperiment. Tempat dan waktu penelitian data dilakukan di SMP Muhammadiyah 4 Giri Kebomas Gresik pada tanggal 13 september 2013 semester ganjil. Dalam penelitian ini yang menjadi sasaran penelitian adalah kelas VII-A SMP Muhammadiyah 4 Giri Kebomas Gresik tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 32 siswa. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah “One Group Pre-test and Post-test Design”. Pada kelas

VII-A diberi tes awal untuk mengetahui kemampuan siswa, kemudian diberikan perlakuan yaitu pengajaran materi wujud zat dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments. Setelah itu diberikan tes akhir untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa adakah kenaikan secara signifikan dari sebelum perlakuan dengan sesudah perlakuan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam proses pembelajaran terdapat instrumen yang akan dinilai salah satunya adalah keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran. Menurut Sudjana (1991), salah satu kriteria dalam menilai keberhasilan suatu proses belajar mengajar yakni keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran oleh guru, dalam hal ini adalah sejauh mana kegiatan dan program yang telah direncanakan dapat dilaksanakan oleh guru sesuai dengan model yang digunakan oleh peneliti yaitu model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

Analisis pengamatan keterlaksanaan RPP dengan model kooperatif tipe TGT menggunakan permainan ball and card dilakukan oleh tiga pengamat. Pengamatan kegiatan pembelajaran dilakukan dengan lembar pengamatan keterlaksanaan RPP. Seluruh langkah-langkah kegiatan pembelajaran terlaksana dengan baik pada tiap pertemuan. Dengan menggunakan strategi permainan ball and card materi wujud zat tersampaikan dengan baik.

Berdasarkan hasil analisis pengamatan keterlaksanaan RPP model kooperatif tipe TGT dengan menggunakan permainan ball and card pada aspek persiapan mendapatkan nilai rata-rata sebesar 4; pada aspek pendahuluan mendapatkan nilai rata-rata sebesar 3; pada aspek kegiatan inti mendapatkan nilai rata-rata sebesar 3,2; pada aspek penutup mendapatkan nilai rata-rata sebesar 3,5; pada aspek pengelolaan waktu mendapatkan nilai rata-rata sebesar 4; pada aspek suasana kelas mendapatkan nilai rata-rata sebesar 3,1. Dari keenam aspek yang diamati diatas nilai rata-rata yang paling rendah pada aspek pendahuluan. Hal ini dikarenakan motivasi yang diberikan peneliti kurang memotivasi siswa sehingga skor yang diberikan pengamat paling rendah.

Siswa dikatakan tuntas apabila nilai siswa telah mencapai atau lebih KKM sekolah sebesar 75. Terdapat perbedaan selisih yang jauh antara hasil pretest dan posttest siswa dikarenakan pada saat posttest siswa lebih luas pengetahuannya dibandingkan pretest dimana siswa telah melewati dua kali pertemuan pembelajaran membahas materi wujud zat. Menurut Sudjana (1991), Penilaian awal diperlukan untuk melakukan kajian terhadap hasil belajar siswa, untuk mendeskripsikan materi yang dicapainya, dalam proses pembelajaran yang

(4)

b d p m t p t b m m o p m m d p d b m d b h b n p t b p d belum dapat dikuasainya, d Setelah ke posttest. Ha mendeskripsik terdapat 2 sis posttest. Pada tidak tuntas bahwa pada b menguasai ma menjawab soa oleh peneliti sehingga me pertanyaan ters Hasil pene SMP Muham memiliki nila menunjukkan dikatakan tunta Gamba Nilai post setelah mene pertemuan. D diperoleh dari berdistribusi n mendapatkan dengan Xtabel berdistribusi n hasil analisis y bahwa data be normalitas, ke signifikansi perbedaan yan test. Berdasar sebesar 17,48 d sebesar 2,04. D besar dibandin posttest dan pr Untuk me siswa pada ma dilakukan p 12,5% Pener dikuasainya, dll. egiatan pembe asil dari kan ketuntasan

swa yang tida analisis ketu berdasarkan utir soal no: 1 ateri sehingga al dengan ben memiliki ting enyebabkan s sebut. elitian menunj mmadiyah 4 G ai ≥ 75 ad bahwa has as dengan pers ar 1. Persentas t-test merupak erima pembe Dari hasil p i nilai pretest normal. Hasil hasil 6,99 ya sebesar 7,81 normal jika Xh yang dilakukan erdistribusi nor emudian dilaku dilakukan u ng signifikan a rkan perhitun dan nilai ttabel d Dari nilai thitung ng nilai ttabel,dik retest sangat be engetahui peni ateri wujud za peneliti deng Persentase h 87,5% rapan Kooperat mengapa h elajaran, guru posttest ter n belajar sis ak tuntas dala untasan siswa, KKM sekolah 12, 18 dan 24 siswa tersebu nar atau soal y gkat kesukaran siswa kesulita ukkan bahwa p Giri Kebomas dalah 28 sis il belajar k sentase sebesar e Hasil Belajar kan hasil akhir elajaran seban perhitungan u t dan dapat d perhitungan ang kemudian 1. Sampel ak hitung < Xtabel. n peneliti dapa rmal. Setelah p ukan uji-t sign untuk menget antara hasil pre ngan diperole dengan taraf si g yang diperole karenakan seli esar (gain). ingkatan pengu at setelah pemb gan menera hasil belajar K

tif tipe Teams hal itu belum

akan member rsebut untuk swa. Hasilnya am pengerjaan 2 siswa yang h, disebabkan , siswa kurang ut tidak dapa yang diberikan n yang tingg an menjawab post-test siswa Gresik yang swa. Hal in klasikal siswa r 87,5%. r Kognitif r belajar siswa nyak 2 kal uji normalitas dikatakan data uji normalitas dibandingkan kan dikatakan Sehingga dar at disimpulkan perhitungan uj nifikansi. Uji-tahui adanya e-test dan post-eh nilai thitung gnifikansi 0,05 eh diatas sanga

sih antara nila uasaan konsep belajaran yang apkan mode Kognitif Tuntas  Tidak  Tuntas Games Tourna 17 m ri k a n g n g at n i b a g ni a a i s a s n n ri n i t a -g 5 at ai p g l pembelaj dari prete Berd dengan “Sedang” ketuntasa klasikal s siswa dik hasil bela wujud za Penil aspek ps yang har kooperati wujud za mencair, analisis pertemua aspek (1) rata-rata mendapat Menggun sebesar 3 beserta sebesar tersebut n aspek (3 3,05. Ha penjelasa akan digu Ga Keterang Aspek 1: Aspek 2: Aspek 3: Aspek 4: dan bahan Berd afektif m mendapat Menyamp sebesar 3 rata-rata aments, materi aran kooperati est dan posttest dasarkan hasil kategori gain ” sebanyak 23 an belajar sis sebesar 87,5% katakan tidak ajar klasikal s at “tuntas”. laian kinerja ikomotor dan rus dikuasai if tipe Teams at membaca s menguap dan pengamatan an pertama dan Menyiapkan a sebesar 3,5; as tkan nilai ra nakan alat dan 3,05; aspek (4) alat dan bah 3,2. Dari kee nilai rata-rata ) yaitu meng al ini disebabk an dari guru ke unakan dalam p ambar 2. Skor gan: Menyiapkan a Merangkai ala Menggunakan : Membersihk n dasarkan hasil menunjukkan tkan nilai ra paikan pendap 3,15; aspek (3) sebesar 3,45. 2,8 3 3,2 3,4 3,6 Sk o r Wujud Zat if tipe TGT m t yang telah dik analisis gain n “Tinggi” s siswa. Berdas wa diperoleh siswa dikataka tuntas, dapat siswa di kelas siswa terdiri aspek afektif. siswa selama Games Tourn skala termome n mengembun kinerja aspek n kedua menun

alat dan bahan spek (2) Meran ata-rata sebes bahan mendap ) Membersihka han mendapat empat kinerja yang paling r gunakan alat kan siswa kur etika mendemo praktikum.

r Kinerja Aspe alat dan bahan at dan bahan n alat dan baha

an dan menat analisis pengam bahwa pada ata-rata sebesa pat mendapat ) Bekerjasama Dari ketiga k maka dianalisis kerjakan oleh s n didapatkan sebanyak 7 s sarkan hasil an data hasil b an tuntas dan 1 disimpulkan b VII A pada m dari 2 aspek . Aspek psiko a penerapan m aments pada m eter ketika es . Berdasarkan k psikomotor njukkan bahwa n mendapatkan ngkai alat dan sar 3,3; aspek

patkan nilai rat an dan menata tkan nilai rat aspek psiko rendah adalah dan bahan se ang memperha onstrasikan alat k Psikomotor an ta meja besert matan kinerja aspek (1) D ar 3,25; aspe tkan nilai rat a mendapatkan kinerja aspek a Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 s gain siswa. siswa siswa, nalisis belajar 12,5% bahwa materi yaitu motor model materi s batu n hasil pada a pada n nilai bahan k (3) ta-rata a meja ta-rata motor pada ebesar atikan t yang ta alat aspek Disiplin ek (2) ta-rata n nilai afektif

(5)

tersebut nilai rata-rata yang paling tinggi adalah pada aspek 3 yaitu bekerjasama sebesar 3,45. Hal ini akan memotivasi siswa lebih aktif dalam hal bekerjasama karena jika salah satu kelompok tidak bisa menjawab pertanyaan dalam kartu akan dilemparkan pada kelompok lainnya yang bisa menjawab pertanyaan tersebut.

Gambar 3. Skor Kinerja Aspek Afektif Keterangan:

Aspek 1: Disiplin

Aspek 2: Menyampaikan pendapat Aspek 3: Bekerjasama

Dalam kelompok, mereka dapat melatih dan mengembangkan keterampilan-keterampilan spesifik yang diperlukan dalam pembelajaran. Pembelajaran kooperatif model TGT yaitu siswa ditempatkan dalam tim-tim belajar beranggotakan empat sampai lima siswa yang heterogen dan adanya penghargaan kelompok dari hasil penilaian. diberikan penghargaan bagi kelompok skor tertinggi berdasarkan hasil penilaian. Adanya kerjasama dan interaksi dari masing-masing siswa menyebabkan siswa yang memiliki pemahaman yang rendah akan lebih memahami suatu bahan pembelajaran sekaligus meningkatkan motivasi untuk berusaha memahami materi pembelajaran lainnya. Adanya penghargaan (reward) terhadap kelompok berdasarkan hasil penilaian menyebabkan masing-masing kelompok berusaha memperoleh hasil penilaian yang tinggi secara maksimal.

Berdasarkan Tabel 4.10 (hal:63) menunjukkan bahwa hasil game tournament tim A (Padat) mendapatkan total point: 70 dengan reward Good Team, tim B (Cair) mendapatkan total point: 80 dengan reward The Best Team, tim C (Gas) mendapatkan total point: 120 dengan reward Great Team , sedangkan tim D (Butiran) mendapatkan total point: 170 dengan reward Super Team.

Respon siswa merupakan apresiasi siswa terhadap segala perlakuan dan media yang diberikan dalam proses pembelajaran yang diukur dengan instrumen lembar angket respon siswa. Dari diagram batang pada Gambar 4.5, dapat diketahui bahwa dari 9 pernyataan pada angket tersebut, pernyataan (1) Proses belajar mengajar yang

menggunakan Model Kooperatif tipe TGT dan menggunakan permainan Ball And Card materi wujud zat menarik dan menyenangkan mendapat respon positif 100%, hal ini disebabkan bahwa proses pembelajaran IPA di SMP Muhammadiyah 4 Giri Gresik tidak pernah menggunakan Model Kooperatif tipe TGT dan strategi permainan Ball And Card. Dengan didukung oleh peneliti terdahulu Didik Biantoro (2012), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Menggunakan Permainan Kartu Ilmuwan Terhadap Ketuntasan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Nganjuk. Untuk pernyataan no: (2) Pembelajaran sistematis dan jelas, (7) Buku ajar yang diberikan jelas dan menarik, dan (9) Tes yang diberikan sesuai dengan yang disampaikan saat pembelajaran mendapat respon positif 91%. Pernyataan no: (4) Pembelajaran bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari, (5) Materi yang diajarkan jelas sesuai dengan RPP, (8) LKS yang dibagikan mudah dipahami mendapat respon positif 90%.LKS yang dibagikan mudah dipahami karena fenomena yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan pernyataan no: (3) Memberikan pengetahuan baru dan (6) Masalah yang dimunculkan dekat dengan kehidupan sehari-hari mendapat respon positif 80%. Pernyataan yang mendapat respon positif terendah adalah pernyataan ke-3 dan 6 yaitu mengkaitkan dengan pengetahuan baru dan memunculkan masalah yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Siswa kurang menyadari bahwa perubahan wujud zat sering kali dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya : pagar yang terbuat dari besi lama-kelamaan akan mengkarat untuk menghindari agar pagar tersebut tidak mengkarat maka dicat.

Gambar 4. Persentase Respon Siswa PENUTUP

Simpulan

1. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi wujud zat lembar pengamatan keterlaksanaan telah terlaksana dengan baik, ditunjukkan dengan nilai rata-rata enam aspek pada pertemuan pertama dan kedua sebesar 4 untuk aspek persiapan; 3 untuk aspek pendahuluan; 3,5 untuk 3 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5 Sk or Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 0 20 40 60 80 100 120 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Per senta se Sangat  Baik Baik

(6)

2 3 2 3 D A A A A B D F G aspek kegia aspek peng kelas. 2. Bahwa ha Muhamma metode pe pembelajar mengalami selisih pen dan “Seda mencapai k 3. Siswa me pembelajar kooperatif card yang angket dan sebesar 89, Saran 1. Lebih ba sehingga si antar siswa 2. Guru dapa materi IPA tidak jenuh bermanfaat berdiskusi kehidupan 3. Sebelum m melakukan yang akan memiliki ra DAFTAR PU Achmad, Hisk Kimia. Ba Arikunto, Su Jakarta : R Arikunto, Su Pendidika Arikunto, Suh Pendekata Biantoro, did Pembelaja Tourname Ilmuwan T Siswa Ke Tidak dipu Dimyati dan M Jakarta: R Fogarty. 1991. Curricula Gunawati, Dew Kontekstu Pendidika Pener atan inti; 3,5 u gelolaan wakt asil belajar si diyah 4 Giri K ermainan ball ran kooperatif i peningkatan ningkatan (gai ang” sebesar 9 ketuntasan seca emberikan res ran wujud zat

tipe TGT dan g diketahui be n terbukti deng

,2%.

anyak melaku iswa lebih antu a. at mengaplikas A sebagai altern h atau bosan, k t bagi siswa tentang k sehari-hari. memulai proses n demonstrasi diajarkan sehin asa ingin tahu y

STAKA kia. 1992. Wuj andung : Citra A uharsimi. 200 Rineka Cipta. uharsimi. 200 an. Jakarta: PT. harsimi. 2010. an Prakik. Jaka dik. 2012. Pe aran Kooper ents (TGT) Men Terhadap Ketu elas XI SMK ublikasikan. Su Mudjiono. 2006 Rineka Cipta. . The Mindful S . Illinois: IRI/S wi. 2008. IPA ual. Jakarta: P an Nasional rapan Kooperat untuk aspek pe u; 3,1 untuk swa kelas VI Kebomas Gres l and card d f tipe TGT n secara sign in) dalam kate 98% dan hasi ara klasikal seb

spon yang b dengan model n metode perm

erdasarkan has gan hasil perse

ukan kegiata usias dan mela sikan model d natif pembelaja karena pembel dalam beker keterkaitan s s kegiatan pemb yang menarik ngga siswa leb yang lebih.

ujud Zat dan K Aditya Bakti. 0. Manajeme 09. Dasar-Da . Bumi Aksara Prosedur Pe arta: Rineka Ci engaruh Pene ratif Tipe T nggunakan Pe untasan Hasil Negeri 1 Nga urabaya Unesa 6. Belajar dan School: How t Skylight Publis SMP kelas IX usat perbukua

tif tipe Teams enutup; 4 untuk

aspek suasana II A di SMP sik yang diber

dengan mode nilai post-tes nifikan dengan egori “Tinggi” l belajar telah besar 87,5%. baik terhadap l pembelajaran mainan ball and sil penyebaran entase rata-rata

an praktikum atih kerja sama dalam beberapa aran agar siswa lajaran tersebu

rja sama dan sains dengan belajaran, guru k sesuai mater bih antusias dan

Kesetimbangan en Penelitian asar Evaluas . enelitian Suatu ipta. erapan Mode Teams Games rmainan Kartu Belajar Fisika anjuk. Skripsi a. Pembelajaran to Integrate the shing, Inc. X Terpadu dan an Departemen Games Tourna 19 k a P ri l t n ” h p n d n a m a a a ut n n u ri n n n. i u l s u a i. . e n n Handayan Pemb Tour Sisw Nege dipub Kurikulum Pemb Kuswanti Perbu Mitarlis d Terp Nur, Mu Pros Univ Nur, Moh 2). S Riduwan Pene Riduwan Sudjana, Peni Alge Sugiyarto VII. Pend Sukmadin Pend Slavin, R Band Sugiyanto Pusa Trianto. TEO Yuli, Sug perbu http://sem Pend Okto http://ww pa%2 &url 2Fpd =TkC nigid Nove http://ww %20 jAF& m%2 .Pd.% 252 &us Y2g& aments, materi ni, titis. 200 belajaran Ko rnaments (TG a Pada Pokok eri 1 Ren blikasikan. Sur m. 2007. belajaran IPA i, Nur. 2008. I ukuan Departe dan Mulyaning padu. Surabaya uhammad. 200 ses dan Hak versity Pers. hammad. 2005 urabaya: UNE . 2002. Skala elitian. Bandun . 2008. Metode Nana, dan laian Pendid esindo. o, Teguh dkk. Jakarta: P didikan Nasion nata, Nana didikan. Bandu Robert E. 201 dung: Nusa Me o, Teguh. 200 at perbukuan D 2007. Model ORI DAN PRAK

geng. 2008. IP ukuan Departe mbio.fkip.uns.a didikan-dan-Pe ober 2012 puku ww.google.co.id 20smp&source l=http%3A%2F df-archive%2Fh CNTq2I8LqrQ dUdwdBCv3Lu ember 2012 pu ww.google.co.id 0ipa%20smp&s &url=http%3A 2Ffiles%2Fpen %2C%2520Dr 0IPA.pdf&ei= sg=AFQjCNGH &cad=rja (pad Wujud Zat 8. Pengaruh ooperatif Tip GT) Terhadap k Bahasan Alat ngel Tuban. rabaya Unesa. Panduan A Terpadu. Jaka IPA SMP kela emen Pendidika gsih, Sri. 2009 a: UNESA Univ 00. Buku Pan kikat Sains.Su 5. Strategi-stra ESA University a Pengukuran ng: Alfabeta. e Teknik. Band Ibrahim. 200 dikan. Bandun 2008. IPA un Pusat perbuk nal. S. 2009. M ung: PT. Remaj 10. COOPERA edia 08. IPA SMP Departemen Pen l Pembelajara KTEK. Jakarta p PA SMP kelas emen Pendidika ac.id/wp-conten enelitian-Sains-ul 09.06) d/url?sa=t&rct e=web&cd=6& F%2Fblog.elea hakikat-belajar QfcrbicCQ&usg uDILIg7g&cad ukul 09.27) d/url?sa=t&rct source=web&c A%2F%2Fstaff ndidikan%2FJu .%2FModel%2 =7EGNT4LZFZ H9QEyhUyiW da 10 Novembe Penerapan M pe Teams G p Prestasi B t-Alat Optik Di Skripsi. Pengemba arta: Depdikna as IX. Jakarta: an Nasional . Pembelajara versity Press. nduan Keteram urabaya : UN ategi Belajar y Press. n Variabel-Va dung: Alfabeta. 01. Penelitian ng : Sinar tuk SMP/MTS kuan Depart Metode Pene ja Rosda Karya ATIVE LEARN P kelas IX. Ja ndidikan Nasio an Terpadu d prestasi pustak s VII. Jakarta: an Nasional nt/uploads/201 -HOT1.pdf (pa t=j&q=hakikat% &ved=0CD4QF arning.unesa.ac r-ipasmp.pdf& g=AFQjCNEO d=rja (pada t=j&q=pembela cd=6&ved=0CE f.uny.ac.id%2F umadi%2C%25 2520Pembelaja ZDMrQfv8JDM WEP7phkC7cJX er 2012 pukul 0 Model Games elajar i SMA Tidak angan as. Pusat an IPA mpilan NESA (Edisi riabel n dan Baru S kelas temen elitian a. NING. akarta: onal dalam ka. Pusat 1/07/ ada 10 %20i FjAF c.id% &ei Oxc_u 10 ajaran EkQF Fsyste 520M aran% MCQ XRaC 09.33)

Gambar

Gambar 3. Skor Kinerja Aspek Afektif  Keterangan:

Referensi

Dokumen terkait

[r]

POLITEKNIK UNIVf, RSITAS NNDAIAS

This year seminar officially picked up a theme: Research in Teacher Education: What, How, and Why?as a response to the professionalism demand of English teachers..

INSIDEN INFEKSI SALURAN KEMIH BERDASARKAN HITUNG LEUKOSIT PADA WANITA HAMIL TRIMESTER III PERIODE SEPTEMBER-OKTOBER 2015 DI RUMAH SAKIT

US,II]A AYAM LAS PEDAGING DI

jarum “N” merupakan arah strike yang diukur (jangan lupa menandai.. LABORATORIUM GEOLOGI STRUKTUR UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 9 garis strike yang akan dipakai untuk

Serta apabila dilihat pada paragraf di samping juga menekankan bahwa Australian Wool Inovation Limited merupakan perusahaan dengan global supply chain sehingga diperlukan

Catatan : Membawa Dokumen Penawaran Asli sesuai dengan yang di Upload ke SPSE LPSE Kabupaten Simalungun , Data – Data perusahaan Asli, bagi yang diwakilkan membawa surat kuasa