• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan Pengembangan KTSP KATA PENGANTAR. 2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah ii

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Panduan Pengembangan KTSP KATA PENGANTAR. 2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah ii"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

ii KATA PENGANTAR

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Ruang Lingkup ... 2

D. Landasan Hukum ... 2

BAB II PENGERTIAN DAN ACUAN PENGEMBANGAN KTSP ... 5

A. Pengertian KTSP ... 5

B. Komponen KTSP ... 6

C. Pengembangan KTSP ... 6

BAB III LANGKAH KERJA PENGEMBANGAN DAN SISTEMATIKA KTSP ... 12

A. Pengorganisasian ... 12

B. Langkah Kerja Pengembangan KTSP ... 12

C. Sistematika KTSP Buku 1 Jenjang SMA ... 23

BAB IV PENUTUP ... 36

(4)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum 2013 digulirkan sebagai langkah pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirilis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, dan mulai tahun pelajaran 2013/2014 diimplementasikan secara bertahap mulai dikelas X jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) di 1.270 sekolah. Pada tahun pelajaran 2014/2015 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengimplementasikan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas X1 di semua SMA sejumlah 12.637 sekolah, sehingga pada tahun pelajaran 2015/2016 semua SMA melaksanakan ujian sesuai dengan kompetensi Kurikulum 2013.

Elemen perubahan kurikulum fokus pada empat standar yaitu, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Dengan demikian perubahan akan terjadi pada penyesuaian beban belajar, penguatan proses, pendalaman dan perluasan materi, penataan pola pikir dan tata kelola, serta program peminatan dan lintas minat dengan rambu-rambu dan ketentuan yang berbeda. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) mengamanatkan setiap satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah untuk menyusun kurikulumnya dengan mengacu kepada SNP dan Kurikulum 2013 yang baru.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan, yang berfungsi sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang mencakup tiga domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus terintegrasi, serta dapat menggambarkan kesesuaian dan kekhasan kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik.

(5)

Dengan pemberlakuan Kurikulum 2013 di jenjang SMA mulai tahun pelajaran 2014/2015, semua SMA juga harus melaksanakan peminatan dan lintas minat sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Oleh sebab itu diperlukan model atau panduan dalam menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan dan pelaksanaan peminatan, lintas minat, dan pendalaman peminatan agar terjadi proses pendidikan yang efektif dan efisien. Untuk keperluan tersebut, Direktorat Pembinaan SMA menyusun naskah ini sebagai salah satu upaya untuk membantu sekolah.

B. Tujuan

Naskah ini disusun sebagai acuan bagi SMA dalam:

1. Mengembangkan KTSP yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 dengan sistematika dan kandungan isi yang benar.

2. Menyusun Program Peminatan dan Lintas Minat untuk kelas X. 3. Menyusun kalender pendidikan.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Model Pengembangan KTSP dan Peminatan ini terdiri atas:

Bab I: Pendahuluan yang terdiri atas Latar Belakang, Tujuan, Ruang Lingkup, dan Landasan Hukum.

Bab II: Pengertian dan Acuan Pengembangan KTSP

Bab III: Langkah Kerja Pengembangan Dan Sistematika KTSP Bab IV: Penutup.

D. Landasan Hukum

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional.

Kompetensi pada Kurikulum 2013 mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan

(6)

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Wewenang antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan oleh Pemerintah Daerah.

7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan.

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.

11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

12. Pedoman Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

13. Pedoman Muatan Lokal Kurikulum 2013.

14. Pedoman Kegiatan Ektrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

15. Pedoman Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. 16. Pedoman Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan

Pendidikan Menengah

17. Pedoman Sistem Kredit Semester pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

18. Pedoman Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

(7)

19. Pedoman Evaluasi Kurikulum 2013.

20. Pedoman Peminatan pada Pendidikan Menengah.

21. Pedoman Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

22. Pedoman Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

23. Surat Edaran Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 156928/MPK.A/KR/2013 , tanggal 8 November 2013, perihal Implementasi Kurikulum 2013.

24. Surat Edaran bersama Menteri Dagri No 420/176/SJ dan Mendikbud No 0258/MPK.A/KR/2014 tgl 9 jan 2014 perihal Implementasi kur 2013.

(8)

BAB II

PENGERTIAN DAN ACUAN PENGEMBANGAN KTSP

A. Pengertian KTSP

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (PP Nomor 32 Tahun 2013). Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik.

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Pengembangan KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, dan pedoman implementasi Kurikulum. KTSP dikembangkan oleh satuan pendidikan dengan melibatkan komite sekolah/madrasah, dan kemudian disahkan oleh kepala dinas pendidikan atau kantor kementerian agama provinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.

Selanjutnya untuk SMA disebut Kurikulum SMA, disesuaikan dengan nama SMA yang bersangkutan. Contoh “KURIKULUM SMA NEGERI 26 BANDUNG”

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan bahan acuan dalam pelaksanaan proses pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 yaitu pencapaian kompetensi yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

KTSP: Kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan

(9)

B. Komponen KTSP

Komponen KTSP meliputi 3 dokumen, yaitu:

1. Dokumen 1 yang disebut dengan Buku I KTSP berisi sekurang-kurangnya visi, misi, tujuan, muatan, pengaturan beban belajar, dan kalender pendidikan. Buku 1 dikembangkan oleh sekolah dibawah tanggungjawab kepala sekolah SMA yang bersangkutan

2. Dokumen 2 yang disebut dengan Buku II KTSP berisi silabus yang telah disediakan oleh Pemerintah Pusat, dan

3. Dokumen 3 yang disebut dengan Buku III KTSP berisi rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun sesuai potensi, minat, bakat, dan kemampuan peserta didik di lingkungan belajar. Pengembangan/penyusunan Dokumen 3 menjadi tanggungjawab masing-masing guru mata pelajaran.

C. Pengembangan KTSP

Pengembangan KTSP jenjang SMA mengacu kepada SNP dan Kurikulum 2013. KTSP dikembangkan, ditetapkan dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan, sehingga dapat membantu implementasinya di sekolah, sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah

koordinasi dan supervisi dinas pendidikan kabupaten/kota. Dengan demikian maka KTSP yang dibuat juga harus mengacu kepada visi dan misi dinas pendidikan atau daerah setempat Acuan pengembangan KTSP meliputi; 1. Acuan Operasional

a. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia

Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pengembangan kepribadian peserta didik secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat meningkatkan iman, takwa, dan akhlak mulia.

b. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama

Acuan Operasionanal diperlukan untuk pemngembangan KTSP

(10)

Kurikulum dikembangkan untuk memelihara dan meningkatkan toleransi dan kerukunan interumat dan antarumat beragama.

c. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan

Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.

d. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik

Pendidikan merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, bakat, minat, serta tingkat perkembangan kecerdasan; intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.

e. Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu

Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan warga negara memperoleh pendidikan bermutu.

f. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan

Kompetensi peserta didik yang diperlukan antara lain berpikir kritis dan membuat keputusan, memecahkan masalah yang kompleks secara lintas bidang keilmuan, berpikir kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi dan berkolaborasi, menggunakan pengetahuan kesempatan secara inovatif, mengelola keuangan, kesehatan, dan tanggung jawab warga negara. g. Tuntutan Dunia Kerja

Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai

(11)

kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu mengembangkan jiwa kewirausahaan dan kecakapan hidup untuk membekali peserta didik dalam melanjutkan studi dan/atau memasuki dunia kerja. Terlebih bagi peserta didik pada satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

h. Perkembangan Ipteks

Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana Ipteks sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan penyesuaian terhadap perkembangan Ipteks sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ipteks.

i. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan

Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah dan lingkungan.

j. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional

Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.

k. Dinamika Perkembangan Global

Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat

(12)

memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan bangsa lain.

l. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkembangkan terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.

m. Karakteristik Satuan Pendidikan

Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan pendidikan

2. Prinsip pengembangan KTSP:

a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan pada masa kini dan yang akan datang. Memiliki posisi sentral berarti bahwa kegiatan pembelajaran harus berpusat pada peserta didik. b. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan

Pengembangan KTSP harus mengacu pada

Prinsip Pengembangan KTSP

(13)

formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

c. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarjenjang pendidikan.

3. Prosedur operasional pengembangan KTSP Prosedur operasional pengembangan KTSP sekurang-kurangnya meliputi:

a. Analisis mencakup:

 analisis ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Kurikulum;

 analisis kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan lingkungan; dan

 analisis ketersediaan sumber daya pendidikan. b. Penyusunan mencakup:

 perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan;  pengorganisasian muatan kurikuler satuan pendidikan;

 pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja pendidik tingkat kelas;

 penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan;

 penyusunan silabus muatan atau mata pelajaran muatan lokal; dan  penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan

pembelajaran.

Prosedur Pengembangan

perlu dipahami oleh TPK

(14)

c. Penetapan dilakukan kepala sekolah/madrasah berdasarkan hasil rapat dewan pendidik satuan pendidikan dengan melibatkan komite

sekolah/madrasah.

d. Pengesahan dilakukan oleh pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya

(15)

BAB III

LANGKAH KERJA PENGEMBANGAN DAN SISTEMATIKA KTSP

A. Pengorganisasian

Pengembangan Kurikulum Sekolah dilaksanakan oleh TPK Sekolah, Kepala Sekolah, Komite Sekolah, dan Guru, serta pengawas pembina dengan pendampingan atau bimbingan dan kerjasama Dinas Pendidikan Kab./Kota, , atau Dinas/Instansi lain yang terkait. Kerjasama dengan dinas/instansi terkait dapat dilakukan untuk menambah atau memperkaya muatan Kurikulum Sekolah sesuai dengan karakteristik sekolah, keunggulan lokal, dan sosial budaya lingkungan setempat. Kurikulum Sekolah yang telah disusun dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab oleh setiap pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah yang

bersangkutan, dengan terlebih dahulu disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah setelah disahkan oleh Dinas Pendidikan Kab./Kota.

Kegiatan di Sekolah secara teknis dikoordinasikan oleh Kepala Sekolah dan atau TPK Sekolah dengan melibatkan Komite Sekolah dan bekerjasama dengan

Pengawas Pembina sekolah sebagai representasi Dinas Pendidikan Kab./Kota.

B. Langkah Kerja Pengembangan KTSP

Memperhatikan prosedur operasional seperti di atas, langkah kerja pengembangan KTSP jenjang SMA dapat digambarkan seperti pada bagan 1 berikut;

KTSP Dilaksanakan

dengan penuh

tenggungjawab

(16)

Bagan 1: Langkah Kerja Pengembangan KTSP Jenjang SMA

Pada bagan 1 di atas terdapat 5 (lima) besaran kegiatan yaitu; 1) Kegiatan Koordinasi dan Persiapan, 2) Pelaksanaan Pengembangan, 3) Supervisi, 4) Sosialisasi dan Implementasi, dan 5) Evaluasi. Masing-masing kegiatan tersebut akan dijelaskan berikut ini.

1. Kegiatan Persiapan dan Koordinasi

Kegiatan persiapan terdiri atas beberapa kegiatan yang dilakukan di sekolah dengan koordinasi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota yang dalam hal ini dapat diwakili oleh pengawas SMA, berupa bimbingan dalam penyusunan KTSP dengan substansi yang mencakup antara lain 1) penentuan jenis dan strategi pelaksanaan muatan lokal; 2) penentuan jadwal penyusunan dan pendampingan; dan 3) perumusan kalender pendidikan.

Kegiatan persiapan yang dapat dilakukan antara lain;

a. Kepala SMA berkoordinasi dengan pengawas membentuk atau melakukan revitalisasi fungsi Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Sekolah dan

(17)

memberi pengarahan teknis untuk melakukan pengembangan KTSP, antara lain tentang;

1) Analisis keberhasilan, kendala, kekurangan, atau revisi Kurikulum tahun sebelumnya, baik pada dokumennya

maupun pada saat implementasinya. 2) Dasar pelaksanaan pengembangan

Kurikulum Sekolah, antara lain implementasi Kurikulum 2013, Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang

Perubahan Atas PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang meliputi perubahan SKL, SI, Standar Proses, Standar Penilaian, dan Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum. 3) Analisis konteks, yaitu analisis pemenuhan terhadap Standar

Pendidikan Nasional yang telah dicapai sekolah, antara lain Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, serta Standar Sarana dan Prasarana. 4) Tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan Kurikulum

Sekolah, difokuskan pada pencapaian kompetensi Kurikulum 2013 yang terpadu berkaitan dengan SKL, SI, Standar Proses, dan Standar Penilaian yang mencakup tiga domain sikap, pengetahuan dan keterampilan.

5) Manfaat pengembangan Kurikulum Sekolah sebagai acuan dalam implementasi kurikulum.

6) Hasil yang diharapkan dari kegiatan pengembangan Kurikulum Sekolah terkait dengan pengembangan potensi peserta didik yang mencakup tiga domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 7) Unsur-unsur yang terlibat dan uraian tugasnya dalam pelaksanaan

pengembangan Kurikulum Sekolah..

b. Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Sekolah menyusun rencana, jadwal, materi, dan strategi pengembangan Kurikulum untuk tahun berjalan. Pada kegiatan ini dapat melibatkan pengawas atau nara sumber lain yang kompeten, sehingga diperoleh suatu pemahaman untuk diaplikasikan

Hasil Analisis Konteks menentukan kesiapan sekolah

(18)

dalam penyusunan kurikulum sekolah. Kegiatan tersebut meliputi antara lain;

1) Penyamaan persepsi terhadap Kurikulum 2013 berikut peraturan-peraturan yang berlaku, antara lain PP No. 32 Tahun 2013, Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 tentang SKL, Permendikbud Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi, Permendikbud Nomor 65 tentang Standar Proses, Permendikbud Nomor 66 tentang Standar Penilaian, dan Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum.

2) Pengumpulan data dan informasi yang berkaitan dengan keberhasilan dan kendala pelaksanaan Kurikulum yang dilakukan melalui kajian analisis terhadap dokumen kurikulum tahun sebelumnya, serta kemungkinan kendala dalam pelaksanaan Kurikulum Sekolah yang akan disusun untuk tahun berjalan. Tabel 1 berikut adalah contoh hasil Analisis dokumen Kurikulum;

Tabel 1: Contoh Hasil Analisis dan Revisi Kurikulum SMA …. tahun 2013-2014 No . Komponen Kurikulum SMA…. 2013-2014 Kurikulum SMA … 2014-2015 1. Pengemban gan Kurikulum Pengembangan kurikulum sesuai dengan Analisis Konteks tahun 2012 (hal. 4) - Disesuaikan Analisis kondisi riil sekolah dan Karakteristik Kurikulum 2013 (hal. 4) 2. Struktur Kurikulum Alokasi waktu (hal. 16) Penambahan alokasi waktu: 1. Kelas X: - menggunakan struktur kurikulum 2013 dengan penambahan mata

(19)

No . Komponen Kurikulum SMA…. 2013-2014 Kurikulum SMA … 2014-2015

pelajaran Bahasa Sunda di Mata Pelajaran Wajib B. - Mata Pelajaran Prakarya diisi dengan keterampilan - Peminatan kelas X

dilaksankan dengan penjaringan minat dan lintas minat melalui

format isian orang tua dan peserta didik yang

didistribusikan ke

SMP/MTs sejak bulan Mei 2013

- Berdasarkan hasil angket tidak ada Peminatan Bahasa dan Budaya, tetapi ada lintas Minat ke Peminatan Bahasa (Bahasa Inggris) 3. Ketuntasan Belajar Kriteria ketuntasan mengacu kepada Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 tentang implementasi kurikulum 4. Kenaikan Kelas dan Kelulusan Syarat kenaikan kelas, kelulusan dan penjurusan., (hal. 29) - Melengkapi syarat

kenaikan kelas, kelulusan ujian sekolah, dan

(20)

No . Komponen Kurikulum SMA…. 2013-2014 Kurikulum SMA … 2014-2015 - Kenaikan kelas disesuaikan dengan aturan yang dimuat dalam Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian.

- Syarat kelulusan mengacu kepada PP 32 Tahun 2013 sebagai perubahan PP 19 Tahun 2005 tentang SNP, pasal 72. tentang kriteria kelulusan (hal. 41) 5. Silabus dan RPP RPP disusun berdasarkan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dengan materi yang faktual, konseptual, dan prosedural dengan mencakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan, serta menerapkan penilaian autentik (hal. 41) 6. Kalender Pendidikan Waktu belajar (hal. 39)

Disesuaikan dengan aturan sesuai Kurikulum 2013

7. Lampiran RPP menerapkan

(21)

No . Komponen Kurikulum SMA…. 2013-2014 Kurikulum SMA … 2014-2015 saintifik dan penilaian autentik

8. Dst...

3) Analisis kondisi riil sekolah terutama yang berkaitan dengan tenaga pendidik dan sarana dan prasarana yang akan dijadikan dasar dalam menyusun program peminatan, lintas minat, dan pendalaman minat (lihat lampiran Mekanisme dan Prosedur Peminatan, Lintas Minat, Pendalaman Minat). Hasil analisis tersebut merupakan gambaran kondisi riil sekolah, terutama tentang ketersediaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan,serta sarana-prasarana sekolah sebagai acuan dalam menyusun program peminatan, lintas minat, dan pendalaman minat. Tabel 2 berikut adalah contoh hasil analisis terhadap sarana dan prasarana, dan pendidik dan tenaga kependidikan.

Tabel 2: Contoh hasil analisis sarana dan prasarana, dan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di SMA ....

No Kondisi Ideal Kondisi Riil Kesenjanga n

Tindak Lanjut (kolom ini diisi sesuai

dengan tuntutan Permendiknas atau Permendikbud yang berlaku) (kolom ini diisi sesuai dengan kondisi riil sekolah)

Standar Sarana dan Prasarana

(22)

No Kondisi Ideal Kondisi Riil Kesenjanga n Tindak Lanjut 1. Bangunan: a. Ruang Belajar (ruang Kelas); jumlah ruang kelas minimal sama dengan jumlah rombongan belajar a. ruang belajar ada 30 ruang dan jumlah rombel kelas XI dan XII ada 18 rombel a. masih sisa ruang sebanya k 12 ruang, sehingga memung kinkan untuk menerim a minimal 9 rombel kelas X Rencana penerimaa n siswa kelas X sebanyak 10 rombel dengan peminatan dan lintas minat disesuaikan dengan hasil angket dan wawancara b. Perpustakaan c. dst ………. ………. ……… . 2. Lahan a. ………dst ………. ………. ……… . 3. Dst Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 1 Kualifikasi

(23)

No Kondisi Ideal Kondisi Riil Kesenjanga n Tindak Lanjut a. Pendidikan b. Jumlah Guru

c. Beban Kerja Guru

Semua Pendidik minimal S1 Rasio Guru dan Siswa maksimal 1 : 20 Minimal 24 Jam Tatap Muka 52 orang guru S1, 4 orang S2 dan 1 orang S3, D3 ada 3 orang Rasio guru dan siswa 1 : 14 Rata-rata jumlah jam tatap muka setiap guru adalah 20 Jam pelajaran Studi lanjutan bagi guru yang yang masih D3 Analisis struktur kurikulum 2013 dalam penyusuna n program peminatan dan lintas minat untuk kelas X (pelaksana Kurikulum 2013)

(24)

No Kondisi Ideal Kondisi Riil Kesenjanga n Tindak Lanjut c. dst 2 Dst. ……… …… ……… …… ……… ……

4) Perencanaan penambahan mata pelajaran Wajib B, penambahan jam dan mata pelajaran, sesuai hasil analisis kondisi riil sekolah atau berdasarkan keputusan kepala daerah kab./kota atau provinsi masing-masing, misalnya penambahan Bahasa Daerah. Penambahan ini dapat dipadukan pada mata pelajaran wajib B atau berdiri sendiri sebagai mata pelajaran Muatan Lokal (Mulok) 5) Penyusunan rencana program peminatan dan lintas minat untuk

kelas X berdasarkan hasil analisis tenaga pendidik, kondisi sarana-prasarana, dan hasil angket peserta didik kelas X tentang minat dan lintas minat (lihat lampiran tentang mekanisme dan prosedur peminatan, lintas minat, dan pendalaman minat).

2. Pengembangan KTSP

Hasil analisis pada kegiatan persiapan dan koordinasi, dijadikan bahan dan materi, serta strategi pengembangan kurikulum sekolah dengan langkah kegiatan antara lain;

a. Menyusun Draf KTSP

TPK mengembangkan draf KTSP untuk tahun

berjalan berdasarkan hasil analisis tersebut di atas, serta hasil evaluasi terhadap KTSP tahun sebelumnya. Pada saat pengembangan, TPK dapat berkoordinasi dengan pengawas atau unsur Dinas Pendidikan lain, serta unsur dinas/instansi terkait sesuai dengan kebutuhan.

Pengesahan KTSP oleh Dinas Pendidikan Kab/Kota

(25)

b. Kegiatan Review, Revisi, dan Finalisasi

Setelah draf KTSP jadi, maka TPK melakukan review, revisi, dan finalisasi untuk memastikan kebenaran dan keterlaksanaannya. Kegiatan ini dapat melibatkan pengawas atau stakeholder lain, misalnya orang atau sumber yang berkaitan dengan pelaksanaan muatan lokal. Review dan revisi juga harus dilakukan terhadap RPP, sehingga RPP yang dikembangkan benar-benar sudah mencakup kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku. Kegiatan pengembangan RPP dilakukan oleh guru mata pelajaran dengan mengembangkan kegiatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik yang mencakup tiga domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan mengacu kepada silabus dan buku yang diterbitkan oleh Kementerin Pendidikan (lihat E-Katalog untuk buku).

(lihat model Pengembangan RPP, Model Pengembangan Penilaian, dan Analisis Hasil Belajar Peserta Didik).

c. Pemantapan dan Penilaian

Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan hasil finalisasi, yang dilakukan oleh TPK sekolah dengan melibatkan Kepala Sekolah dan Pengawas atau Kepala Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota (dapat menggunakan instrumen verifikasi/validasi), serta persetujuan dari Komite Sekolah.

d. Pengesahan oleh Kepala Sekolah

Kepala SMA dan ketua Komite Sekolah menandatangani dokumen kurikulum hasil pemantapan dan penilaian dan menetapkan pemberlakuan kurikulum tersebut di sekolahnya, kemudian mengirimkannya ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk direkomendasikan ke Dinas Pendidikan Provinsi.

Tim Pengembang Kurikulum menggandakan dokumen kurikulum dan Kurikulum SMA siap untuk disosialisasikan dan diimplementasikan.

(26)

3. Supervisi

Kegiatan supervisi disini tidak diartikan sebagai supervisi pada saat implementasinya di sekolah, tetapi merupakan kegiatan “penilaian atau judgement ” terhadap kelayakan KTSP yang telah dikembangkan oleh sekolah. Pada kegiatan ini Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota (dapat dilakukan oleh pengawas sekolah) melakukan verifikasi, untuk selanjutnya mengesahkan kurikulum sekolah yang bersangkutan.

4. Sosialisasi dan Pelaksanaan

Sosialisasi Kurikulum dapat dilakukan sebelum atau setelah dokumen Kurikulum disahkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, tetapi telah ditandatangani dan ditetapkan oleh Kepala Sekolah Komite Sekolah sebagai bukti pemberlakuannya.

Pelaksanaan Kurikulum yang telah disusun merupakan tanggung jawab bersama seluruh unsur satuan pendidikan yakni kepala sekolah/madrasah, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Dengan demikian, maka untuk pelaksanaan dengan optimal memerlukan daya dukung yang mencakup kebijakan, ketersediaan tenaga, dan sarana dan prasarana pendidikan.

5. Evaluasi

Evaluasi KTSP dilaksanakan secara berkesinambungan dan berkala yang dilakukan oleh sekolah (guru, Kepala Sekolah, dan Komite Sekolah) minimal satu semester dua kali untuk Dokumen 1, dan oleh guru mata pelajaran yang melakukan evaluasi dan revisi RPP sesuai kebutuhan

C. Sistematika KTSP Buku 1 Jenjang SMA

Sistematika KTSP jenjang SMA dapat digambarkan seperti tampak pada tabel 3 berikut:

Sistematika Kurikulum SMA

Penjelasan

Cover Berisi judul, logo sekolah dan atau logo pemda, tahunpelajaran, dan alamat sekolah.

(27)

Sistematika Kurikulum SMA

Penjelasan

LEMBAR PENGESAHAN Ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Ketua Komite Sekolah, dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota KATA PENGANTAR Cukup jelas

DAFTAR ISI Cukup jelas

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang a. Berisi dasar pemikiran pengembangan KTSP serta

pemberlakuan Kurikulum 2013.

b. Untuk sekolah yang melaksanakan Sistem Kredit

Semester (SKS) uraikan pula tentang dasar pemikiran pengembangan/pelaksanaan SKS tersebut.

B. Landasan Berisi landasan hukum pengembangan KTSP termasuk PP No. 32 Tahun 2013 sebagai pengganti atas PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan berikut Permendikbud yang mengiringinya

C. Tujuan Berisi Tujuan Pengembangan KTSP termasuk pencapaian kompetensi yang mencakup tiga domain sikap,

pengetahuan, dan keterampilan BAB II. TUJUAN SATUAN

PENDIDIKAN

A. Tujuan Pendidikan Menengah

Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut dengan memiliki

keseimbangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terpadu dalam kehidupan sehari-hari

B. Visi a. Dirumuskan berdasarkan masukan dari warga sekolah dan pihak yang berkepentingan, selaras dengan visi

(28)

Sistematika Kurikulum SMA

Penjelasan

institusi di atasnya dan visi pendidikan nasional, dan diputuskan dalam rapat dewan pendidik.Visi sekolah harus mencerminkan domain Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan.

b. Merupakan cita-cita yang menggambarkan dan memberi inspirasi, motivasi, dan kekuatan untuk kepentingan masa mendatang.

c. Mengacu pada SKL Satuan Pendidikan (SMA) dan Kompetensi Inti SMA yang mencakup kompetensi Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan.

(Lihat Juknis analisis Standar Pengelolaan dan Permendikbud No. 54 Tahun 2013 tentang SKL, atau mengacu kepada panduan lain tentang penyusunan Visi SMA)

C. Misi Sekolah a. Dirumuskan berdasarkan masukan dari warga sekolah dan pihak yang berkepentingan, dan diputuskan dalam rapat dewan pendidik

b. Memberi arah dalam mewujudkan visi sekolah sesuai dengan tujuan pendidikan nasional

c. Merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu

d. Menjadi dasar program pokok sekolah

e. Menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan yang diharapkan oleh sekolah mencakup tiga domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Lihat Juknis analisis Standar Pengelolaan dan

(29)

Sistematika Kurikulum SMA

Penjelasan

D. Tujuan SMA ... a. Menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka waktu tertentu yang mencakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

b. Mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional,visi dan misi daerah setempat, serta relevan dengan kebutuhan masyarakat

c. Mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh sekolah dan Pemerintah

d. Mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan termasuk komite sekolah dan

diputuskan dalam rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah.

BAB III. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Kerangka Dasar Dapat disalin dari;

a. Permendikbud tentang Kurikulum 2013, ditambah dengan landasan lain yang menjadi landasan kerangka dasar yang sesuai dengan karakteristik daerah atau sekolah, misalnya untuk penambahan muatan lokal pada mata pelajaran wajib B.

b. Peraturan Daerah tentang kebijakan pelaksanaan muatan lokal.

Landasan Filosofis, Landasan Teoritis, dan

Landasan Yuridis.

B. Struktur Kurikulum a. Pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, termasuk muatan lokal, penambahan mata pelajaran, peminatan, lintas minat dan pendalaman minat serta kegiatan pengembangan diri.

(30)

Sistematika Kurikulum SMA

Penjelasan

b. Disusun berdasarkan kebutuhan dan minat peserta didik dan sekolah terkait dengan upaya pencapaian SKL yang mencakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan struktur kurikulum yang meliputi mata pelajaran wajib dan mata pelajaran pilihan (peminatan, lintas minat, dan pendalaman minat)

c. Mengatur alokasi waktu pembelajaran tatap muka seluruh mata pelajaran minimal 42 jam pelajaran per minggu.

d. Beban belajar tatap muka, penugasan tersetruktur, dan kegiatan mandiri, baik Sistem Paket maupun yang melaksanakan Sistem Kredit Semester (SKS).

e. Beban belajar tambahan : Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar perminggu sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik, baik dalam jam pelajaran maupun dalam satuan kredit semester (sks). f. Mencantumkan jenis mata pelajaran muatan lokal yang

dilaksanakan yang dapat dicantumkan pada mata pelajaran wajib B, baik terintegrasi pada mata pelajaran yang tersedia atau berdiri sendiri.

g. Bagi sekolah yang melaksanakan SKS uraikan tentang

struktur dan jam pelajaran dalam sks, serta jumlah sks maksimal dan minimal yang harus ditempuh oleh peserta didik, per semester, per tahun, atau selama masa pendidikan di SMA sesuai dengan hasil analisis dan perhitungan internal sekolah serta mengacu kepada Permendikbud Nomor 81 A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum.

(31)

Sistematika Kurikulum SMA

Penjelasan

1. Muatan Kurikuler 1. Muatan KTSP terdiri atas muatan nasional dan muatan lokal..

a. Muatan kurikulum pada tingkat nasional terdiri atas kelompok mata pelajaran A, kelompok mata pelajaran B, dan kelompok mata pelajaran C (peminatan), termasuk bimbingan konseling dan ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan.

b. Muatan lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah provinsi atau kabupaten/kota dan/atau satuan pendidikan dapat berbentuk sejumlah bahan kajian terhadap keunggulan dan kearifan daerah setempat. Dapat dilaksanakan sebagai bagian mata pelajaran di kelompok B atau mata pelajaran yang berdiri sendiri jika pengintegrasian tidak dapat dilakukan.

2. Jumlah mata pelajaran:

a. Jumlah mata pelajaran di kelas X minimal 15 mata pelajaran yang terdiri atas 6 mata pelajaran wajib A sebagai muatan kurikulum nasional seluruhnya, minimal 3 mata pelajaran wajib B yang dapat ditambah dengan muatan daerah, 5 mata pelajaran peminatan.

b. Untuk mata pelajaran peminatan peserta didik dapat minimal memilih 3 (tiga) dari 4 (empat) mata pelajaran dalam satu kelompok (IPA, IPS, atau Ilmu Bahasa dan Budaya), dan maksimal 3 (tiga) mata pelajaran dari kelompok lain sebagai lintas minat, kecuali untuk peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya dapat memilih 6 mata pelajaran dalam kelompoknya.

(32)

Sistematika Kurikulum SMA

Penjelasan

Misalnya untuk kelas X terdiri atas 16 mata pelajaran dengan 6 mata pelajaran wajib A, 4 mata pelajaran wajib B, 3 mata pelajaran dalam satu kelompok peminatan, dan 3 mata pelajaran dari kelompok yang lain sebagai lintas minat.

c. Jumlah mata pelajaran di kelas XI dan kelas XII untuk semua peminatan Ilmu Pengetahuan Alam, peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial , dan peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya minimal 14 mata pelajaran yang terdiri atas 6 mata pelajaran wajib A, minimal 3 mata pelajaran wajib B, 5 mata pelajaran peminatan yang sebaiknya tetap dari kelas X. d. Khusus untuk kelas XII dapat dilaksanakan

pendalaman minat yang bekerja sama dengan perguruan tinggi.

(33)

Sistematika Kurikulum SMA

Penjelasan

1. Kegiatan

Ekstrakurikuler a. Kegiatan Ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional yang terdiri atas ekstrakurikuler wajib dan ekstrakurikuler pilihan.

b. Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler yang dilaksanakan stauan pendidikan, dapat berupa:

1) Krida, misalnya: Kepramukaan, Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS), Palang Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), dan lainnya;

2) Karya ilmiah, misalnya: Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya; 3) Latihan olah-bakat latihan olah-minat, misalnya:

pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, pecinta alam, jurnalistik, teater, teknologi informasi dan komunikasi, rekayasa, dan lainnya; 4) Keagamaan, misalnya: pesantren kilat, ceramah

keagamaan, baca tulis alquran, retreat; atau 5) Bentuk kegiatan lainnya.

c. Kegiatan Kepramukaan dilaksanakan melalui tiga kegiatan, yaitu ;

1) Kegaitan Blok (wajib untuk semua peserta didik) dapat dilakukan pada saat MOPD atau pada libur semester

Kegiatan Ekstrakurikuler; menemukan dan mengembangkan potensi peserta didik, memberikan manfaat sosial dalam mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bekerja sama

(34)

Sistematika Kurikulum SMA

Penjelasan

2) Aktualisasi Mata Pelajaran (wajib untuk semua peserta didik); kegiatan-kegiatan sebagai aktualisasi mata pelajaran yang dirancang oleh guru mata pelajaran untuk dilaksanakan kepada pembina pramuka dan dilaksanakan pada kegaiatn kepramukaan, wajib 120 menit perminggu.

3) Gugus Depan (untuk peserta didik yang berminat.

(lihat pedoman/peraturan pelaksanaan ekstrakurikuler

dan

Kepramukaan) 2. Pengaturan Beban

Belajar

a. Beban belajar dalam KTSP jenjang SMA diatur dalam bentuk Sistem Kredit Semester (SKS) dengan satuan kredit semester atau Sistem Paket dengan jam pelajaran

b. Beban belajar tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri untuk SKS dan Sistem Paket disesuaikan dengan ketentuan masing-masing

Kepramukaan Wajib????

Proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur

(35)

Sistematika Kurikulum SMA

Penjelasan

c. Beban belajar tambahan disesuaikan dengan hasil analisis kondisi riil sekolah yang menjadi tanggungjawab sekolah masing-masing.

d. pengaturan pola belajar harus memperhatikan 14 prinsip pembelajaran sesuai Lampiran Permendikbud No. 65 Tahun 2013 halaman 1 – 2 yang mencakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan . e. Proses pembelajaran mencakup pengetahuan

faktual, konseptual, dan prosedural (untuk kelas X) ditambah dengan metakognitif (untuk kelas XI dan XII) dengan menggunakan pendekatan saintifik (Scientific Approach) dan penilaian autentik (authentic assessment).

(lihat Lampiran 4 Permendikbud nomor 81 A Tahun 2013 dan Pedoman Pelaksanaan SKS).

3. Ketuntasan Belajar a. Ketuntasan minimal merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik dengan tetap mengacu kepada ketentuan penilaian yang berlaku dengan minimal perolehan nilai 2,67 (B) untuk pengetahuan dan baik untuk sikap dan keterampilan.

(lihat Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Penilaian, Model Analisis Hasil Belajar, dan Model Pengembangan Penilaian).

(36)

Sistematika Kurikulum SMA Penjelasan 4. Kriteria Kelulusan dan Kenaikan Kelas

Berisi tentang kriteria kenaikan kelas dan kelulusan, serta strategi penanganan peserta didik yang tidak naik atau tidak lulus yang diberlakukan oleh sekolah, dengan memperhatikan ketentuan kenaikan kelas dan kelulusan melalui uji pencapain kompetensi mengacu kepada Permendikbud No. 66 Tahun 2013 (lihat juga Panduan Pengembangan Penilaian. 5. Kriteria peminatan,lintas minat, dan pendalaman minat Berisi tentang

a. kriteria peminatan dan lintas minat, serta tata cara

pemilihan mata pelajaran lintas minat sesuai hasil analisis kondisi riil sekolah (lihat Panduan Peminatan, Lintas Minat, dan Pendalaman Minat) untuk kelas X, antara lain waktu penentuan pemilihan minat (sebelum atau sesudah diterima), dan penyediaan menu mata pelajaran pilihan.

b. peserta didik dapat memilih 4 atau tiga mata pelajaran peminatan, dan 2 atau 3 mata pelajaran lintas minat.

c. peraturan pindah peminatan atau pindah lintas

minat, antara lain batas waktu perpindahan dan penanggulangan mata pelajaran dalam peminatan/lintas minat pilihan baru.

(lihat Permerdikbud tentang Peminatan dan Lintas Minat, dan lampiran tentang Mekanisme Peminatan dan Lintas Minat)

d. tata cara dan strategi pelaksanaan pendalaman minat yang dilakukan melalui kerjasama dengan Pemintan sebagai

wahana pengembangan potensi peserta

(37)

Sistematika Kurikulum SMA

Penjelasan

perguruan tinggi sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.

(lihat Program Pendalaman Minat di SMA) 6. Pendidikan

Kecakapan Hidup

Berisi tentang pendidikan kecakapan hidup yang dilaksanakan di sekolah. Dapat berupa implementasi dari mata pelajaran pada domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan, atau pembiasaan yang dilakukan di sekolah. 9. Pendidikan

Kewirausahaan

a. Sekolah melakukan analisis internal sekolah dan dukungan lingkungan (eksternal sekolah) untuk memperoleh jenis kewirausahaan yang sesuai untuk dilaksanakan.

b. Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dapat dipadukan pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan, dengan mengambil Kompetensi Dasar pada Kewirausahaan yang sesuai dengan hasil analisis. c. Dapat diwujudkan dalam kegiatan, misalnya Pameran

seni.

(lihat Panduan Pelaksanaan Kewirausahaan di SMA) BAB IV.

KALENDERPENDIDIKAN

a. Berisi tentang kalender pendidikan dan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan, dan disusun berdasarkan kalender pendidikan yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan setempat, disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik sekolah, serta kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan aturan kalender pendidikan sebagaimana tercantum dalam Standar Isi.

(38)

Sistematika Kurikulum SMA

Penjelasan

b. Rencana Kegiatan atau jadwal memuat antara lain; kegiatan awal tahun, jumlah minggu efektif (Proses Pembelajaran, Ujian, Ulangan, dll), dan hari libur. c. Alokasi waktu untuk setiap kegiatan

(Contoh kalender pendidikan terlampir).

Lampiran a. Hasil analisis keterkaitan kompetensi dengan materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian,

(39)

BAB IV PENUTUP

Pada tahun pelajaran 2014-2015 seluruh kelas X dan XI SMA melaksanakan Kurikulum 2013, sehingga semua SMA berkewajiban untuk mengimplementasikan semua peraturan yang berkaitan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 sebagai Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasinya.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan proses pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Dengan demikian pengembangan KTSP harus mempertimbangkan acuan, prinsip, dan prosedur pengembangan kurikulum yang berlaku, sehingga menunjang kepada pelaksanaan proses pendidikan yang maksimal. Proses pendidikan tersebut harus dapat mengembangkan potensi peserta didik sehingga mencapai perkembangan yang seimbang antara kebutuhan fisik, psikis, dan spritual yang mencakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Naskah ini disusun sebagai salah satu bahan untuk membantu pelaksana atau TPK sekolah dalam menyusun dokumen kurikulum sekolahnya, melaksanakan peminatan dan lintas minat, serta pendalaman minat, sesuai dengan kondisi dan karakteristik sekolahnya masing-masing. Untuk selanjutnya, kritikan dan saran demi peningkatan dan perbaikan sangat diharapkan

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standar Nasional Pendidikan (2010). Penduan Penyusunan KTSP. Jakarta

Depdiknas (2005). Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional. Jakarta

Depdiknas (2003). Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003. Jakarta.

Depdiknas. (2002). Pedoman Penyususunan Standar Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.

Kemdikbud (2013). Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 sebagai Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta

Kemdikbud (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta

Kemdikbud (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi. Jakarta

Kemdikbud (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses. Jakarta

Kemdikbud (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian. Jakarta

Kemdikbud (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA. Jakarta Kemdikbud (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81a Thun

2013 tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta

Kemdikbud (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Peminatan dan Lintas Minat. Jakarta

Direktorat Pembinaan SMA (2010). Petunjuk Teknis Penyusunan KTSP. Jakarta

Direktorat Pembinaan SMA (2012). Model Pengembangan Peminatan dan Lintas Minat. Jakarta

Direktorat Pembinaan SMA (2014). Panduan Pelaksanaan Kewirausahaan di SMA. Jakarta

(41)

Direktorat Pembinaan SMA (2014). Panduan Muatan Lokal di SMA. Jakarta Direktorat Pembinaan SMA (2014). Panduan Penilaian di SMA. Jakarta

Gambar

Tabel 1: Contoh Hasil Analisis dan Revisi Kurikulum SMA ….
Tabel  2:  Contoh  hasil  analisis  sarana  dan  prasarana,  dan  tenaga  pendidik dan tenaga kependidikan di SMA ...

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai instrumen penilaian, portofolio difokuskan pada dokumen tentang kerja siswa yang produktif, yaitu ‘bukti’ tentang apa yang dapat dilakukan oleh

Penghitungan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam proses produksi bergantung pada sistem pencatatan persediaan yaitu sistem fisik dan sistem pertual2. Sementara metode

Ujian nasional SMK khususnya ujian kompetensi keahlian yang merupakan ciri khas program keahlian (produktif dan adaptif) yang ada di SMK

Standar Isi: ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus

Peminatan peserta didik dalam Kurikulum 2013 mengandung makna: (1) suatu pembelajaran berbasis minat peserta didik sesuai kesempatan belajar yang ada dalam

Penilaian yang dilakukan dengan tujuan mengetahui pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang sudah dan/atau belum dikuasai peserta didik untuk

Di dalam Kurikulum 2013, dokumen portofolio dapat dipergunakan sebagai salah satu bahan penilaian untuk kompetensi keterampilan. Hasil penilaian portofolio bersama

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan