• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Jakarta, 00Juni 2015 Direktur Pembinaan SMA, Harris Iskandar, Ph.D NIP Panduan Pengembangan KTSP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Jakarta, 00Juni 2015 Direktur Pembinaan SMA, Harris Iskandar, Ph.D NIP Panduan Pengembangan KTSP"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Panduan Pengembangan KTSP

@2015, Dit. Pembinaan SMA ii

KATA PENGANTAR

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai tahun pelajaran 2013/2014 telah menetapkan kebijakan implementasi Kurikulum 2013 secara terbatas di 1.270 SMA sasaran dan sejumlah SMA yang melaksanakan secara mandiri. Selanjutnya pada tahun pelajaran 2014/2015, Kurikulum 2013 dilaksanakan di seluruh SMA untuk kelas X dan XI. Mempertimbangkan pentingnya Kurikulum 2013 dan masih ditemukannya beberapa kendala teknis, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan kebijakan penataan kembali implementasi Kurikulum 2013 pada semua satuan pendidikan mulai semester dua tahun pelajaran 2014/2015 melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013. Implementasi Kurikulum 2013 di SMA akan dilakukan secara bertahap mulai semester genap tahun pelajaran 2014/2015 di 10% SMA sampai dengan tahun pelajaran 2020/2021 di seluruh SMA. Sepanjang implementasi secara bertahap tersebut akan dilakukan evaluasi, perbaikan konsep dan strategi implementasi Kurikulum 2013 agar siap untuk dilaksanakan secara menyeluruh di semua SMA.

Sejalan dengan kebijakan diatas, Direktorat Pembinaan SMA sesuai dengan tugas dan fungsinya terus melakukan fasilitasi pembinaan implementasi Kurikulum 2013, antara lain melalui pengembangan naskah pendukung kurikulum. Pada tahun 2015 Direktorat Pembinaan SMA melakukan reviu naskah yang dikembangkan tahun sebelumnya dan menyusun naskah baru mengikuti perkembangan kebijakan Kurikulum 2013. Naskah-naskah yang direviu dan disusun sebagai berikut : Panduan Pengembangan KTSP, Panduan Pengembangan Silabus, Panduan Pengembangan RPP, Model-Model Pembelajaran, Panduan Pengembangan Penilaian, Model Pembelajaran dan Penilaian Projek, Model Pelaksanaan Remedial dan Pengayaan, Model Penyelenggaraan SKS, Model Penyelenggaraan Aktualisasi Mata Pelajaran Dalam Kegiatan Kepramukaan, Model Penyelengaraan Peminatan, Model Penyelenggaraan Pendalaman Minat, Panduan Pengembangan Muatan Lokal, Model Penyelenggaraan Kewirausahaan, Panduan Transisi Kurikulum 2013 ke Kurikulum 2006, dan Panduan Pengisian Aplikasi Rapor. Naskah-naskah pendukung kurikulum dikembangkan oleh tim pengembang yang terdiri dari unsur staf Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, pengawas, kepala sekolah, dan guru dengan prinsip dari kita, oleh kita, dan untuk kita. Naskah-naskah tersebut disusun sebagai acuan bagi sekolah dalam mengelola pelaksanaan kurikulum dan acuan bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran di kelas sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Naskah-naskah pendukung kurikulum akan terus dikembangkan, sehingga menjadi lebih operasional. Oleh karena itu, sekolah diharapkan memberi masukan untuk penyempurnaan lebih lanjut. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan dan pembahasan naskah-naskah ini diucapkan terima kasih.

Jakarta, 00Juni 2015 Direktur Pembinaan SMA,

Harris Iskandar, Ph.D NIP. 196204291986011001

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... II DAFTAR ISI ... III

BAB IPENDAHULUAN... 1

A. LATAR BELAKANG ... 1

B. TUJUAN ... 2

C. RUANG LINGKUP ... 2

D. LANDASAN HUKUM ... 2

BAB IIPENGERTIAN DAN ACUAN PENGEMBANGAN KTSP ... 4

A. PENGERTIAN KTSP ... 4

B. KOMPONEN KTSP ... 4

C. KONSEP PENGEMBANGAN KTSP ... 4

D. ACUAN PENGEMBANGAN KTSP MELIPUTI; ... 5

BAB IIISISTEMATIKA KTSP ... 9

A. LANGKAH KERJA PENGEMBANGAN KTSP ... 9

B. SISTEMATIKA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) BUKU 1JENJANG SMA ... 16

BAB IVPELAKSANAAN DAN SUPERVISI ... 26

A. PENGORGANISASIAN ... 26

B. PELAKSANAAN ... 26

C. KOORDINASI DAN SUPERVISI ... 26

BAB VPENUTUP ... 27

DAFTAR PUSTAKA ... 28

LAMPIRAN1:INSTRUMENVERIFIKASI/VALIDASIDOKUMENKTSP ... 30

LAMPIRAN 2:CONTOH KTSP ... 36

LAMPIRAN 3CONTOH KTSPLENGKAP ... 41

(4)

Panduan Pengembangan KTSP

@2015, Dit. Pembinaan SMA 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kurikulum 2013 digulirkan sebagai langkah pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah diberlakukan pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Berdasarkan, Surat Edaran Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 156928/MPK.A/KR/2013, tanggal 8 November 2013, perihal Implementasi Kurikulum 2013 dan Surat Edaran bersama Menteri Dagri No 420/176/SJ dan Mendikbud No 0258/MPK.A/KR/2014 tgl 9 Januari 2014 perihal Implementasi kurikulum 2013, maka diperlukan suatu acuan yang dapat menjadi panduan sekolah pelaksanan kurikulum 2013 dalam menyusun KTSP yang sesuai dengan ketentuan kurikulum 2013.

Elemen perubahan kurikulum 2013 difokuskan pada empat standar yaitu Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Dengan demikian perubahan akan terjadi pada penyesuaian beban belajar, penguatan proses, pendalaman dan perluasan materi, penataan pola pikir dan tata kelola, serta program peminatan maupun lintas minat.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2015 Tentang Perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, mengamanatkan setiap satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah untuk menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan, yang berfungsi sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang mencakup tiga domain, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus terintegrasi, serta dapat menggambarkan kesesuaian dan kekhasan kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik.

Pemberlakuan Kurikulum 2013 bagi sekolah - sekolah memerlukan panduan dalam menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan, dengan menyesuaikan dengan regulasi yang terkait. Untuk keperluan tersebut, Direktorat Pembinaan SMA menyusun naskah Panduan Pengembangan KTSP SMA.

(5)

B. Tujuan

Tujuan penyusunan panduan ini adalah sebagai acuan bagi SMA dalam menyusun dan mengembangkan KTSP yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Panduan Pengembangan KTSP SMA terdiri atas:

1. Pendahuluan yang terdiri atas Latar Belakang, Tujuan, Ruang Lingkup, dan Landasan Hukum.

2. Pengertian dan Acuan Pengembangan KTSP

3. Langkah Kerja Pengembangan dan Sistematika KTSP 4. Pelaksanaan dan Supervisi KTSP

D. Landasan Hukum

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Wewenang antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan oleh Pemerintah Daerah.

7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan.

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

(6)

Panduan Pengembangan KTSP

@2015, Dit. Pembinaan SMA 3

11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2014 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMA/MA

13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP SMA/MA

14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014 tentang Ekstra kurikuler

15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014 tentang Kepramukaan

16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal

17. Peraturan Mmenteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 158 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah

18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik pada Pendidikan Dasar dan pendidikan Menengah.

20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Kriteria Kelulusan Peserta Dididk, Penyelenggaraan ujian nasional, dan penyelenggaraan Ujian Sekolah/ Madrasah/ pendidikan Kesertaraan pada SMP/MTs atau yang sederajad dan SMA/MA/SMK atau yang sederajad.

21. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2015 tentang perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

22. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan dasar dan Menengah dari BSNP Tahun 2006

23. Surat Edaran Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 156928/MPK.A/KR/2013, tanggal 8 November 2013, perihal Implementasi Kurikulum 2013.

24. Surat Edaran bersama Menteri Dagri No 420/176/SJ dan Mendikbud No 0258/MPK.A/KR/2014 tgl 9 Januari 2014 perihal Implementasi kurikulum 2013

(7)

BAB II

PENGERTIAN DAN ACUAN PENGEMBANGAN KTSP

A. Pengertian KTSP

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik.

Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan yang dikembangkan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, Kerangka Dasar Dan Struktur kurikulum, dan pedoman-pedoman implementasi kurikulum.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan bahan acuan dalam pelaksanaan proses pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 yaitu pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

B. Komponen KTSP

KTSP meliputi 3 dokumen, yaitu:

1. Dokumen 1 yang disebut dengan Buku I KTSP berisi sekurang-kurangnya visi, misi, tujuan, muatan kurikulum, pengaturan beban belajar, dan kalender pendidikan.

Buku 1 dikembangkan oleh sekolah dibawah tanggung jawab kepala sekolah SMA yang bersangkutan

2. Dokumen 2 yang disebut dengan Buku II KTSP berisi silabus yang telah dikembangkan.

3. Dokumen 3 disebut dengan Buku III KTSP berisi rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun sesuai potensi, minat, bakat, dan kemampuan peserta didik oleh masing-masing guru mata pelajaran dengan berpedoman pada Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

C. Konsep Pengembangan KTSP

Pengembangan KTSP SMA mengacu pada Standar Nasional Pendidikan dan peraturan pendukung implementasi Kurikulum 2013, dikembangkan, ditetapkan

(8)

Panduan Pengembangan KTSP

@2015, Dit. Pembinaan SMA 5

dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan, sesuai potensi , kebutuhan, dan karakteristik masing masing satuan pendidikan. Pengembangan KTSP dilaksanakan di bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan kabupaten/kota, sehingga mengacu kepada visi dan misi daerah.

D. Acuan pengembangan KTSP meliputi; 1. Acuan Operasional

a. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia

Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pengembangan kepribadian peserta didik secara utuh, sehingga perlu dituangkan dalam KTSP, agar semua kegiatan yang terkait pembelajaran dapat meningkatkan iman, takwa, dan akhlak mulia.

b. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama

Kurikulum dikembangkan untuk memelihara dan meningkatkan toleransi dan kerukunan inter-umat dan antar-umat beragama, serta antar umat beragama dengan pemerintah.

c. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan

Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus menumbuh kembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI, melalui kegiatan terkait yang diatur dan dituangkan dalam KTSP d. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan Tingkat

Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik

Pendidikan merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, bakat, minat, serta tingkat perkembangan kecerdasan; intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik, melalui berbagai kegiatan yang diatur dan dituangkan dalam KTSP.

e. Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu

Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan warga negara memperoleh pendidikan bermutu, yang dapat

(9)

dituangkan dalam proses dan mekanisme rekruitmen dan mutasi peserta didik.

f. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan

Kompetensi peserta didik yang diperlukan antara lain berpikir kritis dan membuat keputusan, memecahkan masalah yang kompleks secara lintas bidang keilmuan, berpikir kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi dan berkolaborasi, menggunakan pengetahuan kesempatan secara inovatif, mengelola keuangan, kesehatan, dan tanggung jawab warga negara. Hal tersebut dapat tertuang dalam komponen kurikulum nasional, daerah, sekolah, maupun pengembangan diri.

g. Tuntutan Dunia Kerja

Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu mengembangkan jiwa kewirausahaan dan kecakapan hidup untuk membekali peserta didik dalam melanjutkan studi dan/atau memasuki dunia kerja. bagi peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal tersebut antara lain dapat dikembangkan melalui pengembangan muatan lokal maupun pengembangan diri.

h. Perkembangan IPTEK

Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEK sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan penyesuaian terhadap perkembangan IPTEK sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan IPTEK, melalui pengaturan dalam kurikulum satuan pendidikan.

i. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan

Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat hal tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah dan lingkunganya, yang dituangkan dalam pengembangan KTSP.

(10)

Panduan Pengembangan KTSP

@2015, Dit. Pembinaan SMA 7

Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.

k. Dinamika Perkembangan Global

Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian, baik pada secara individu, masyarakat maupun bangsa dan Negara. Kemandirian sangat penting di era globalisasi. Hubungan antar bangsa yang tidak lagi mengenal batas wilayah, persaingan dalam pelaksanaan pasar bebas, menuntut kemandirian dan ketangguhan daya saing, oleh karena itu perlu dipersiapkan generasi yang siap menghadapi persaingan dan mampu hidup berdampingan dengan bangsa lain, yang mendasari pengembangan KTSP. l. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkembangkan terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain. m. Karakteristik Satuan Pendidikan

Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan pendidikan, sehingga KTSP memiliki ke khasan satuan pendidikan.

2. Prinsip pengembangan KTSP

a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan pada masa kini dan yang akan datang. Memiliki posisi sentral berarti bahwa kegiatan pembelajaran harus berpusat pada peserta didik.

(11)

b. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

c. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar jenjang pendidikan.

3. Prosedur operasional pengembangan KTSP

Prosedur operasional pengembangan KTSP sekurang-kurangnya meliputi langkah-langkah:

a. Analisis yang mencakup:

1) analisis ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Kurikulum; 2) analisis kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan lingkungan;

dan

3) analisis ketersediaan sumber daya pendidikan. b. Penyusunan yang mencakup:

1) perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan; 2) pengorganisasian muatan kurikuler satuan pendidikan;

3) pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja pendidik tingkat kelas;

4) penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan;

5) penyusunan silabus muatan lokal atau mata pelajaran muatan lokal; dan 6) penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan

pembelajaran.

c. Penetapan yang dilakukan kepala sekolah/madrasah berdasarkan hasil rapat dewan pendidik satuan pendidikan dengan melibatkan komite sekolah/madrasah.

d. Pengesahan yang dilakukan oleh pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.

(12)

Panduan Pengembangan KTSP

@2015, Dit. Pembinaan SMA 9

BAB III

LANGKAH KERJA PENGEMBANGAN DAN

SISTEMATIKA KTSP

A. Langkah Kerja Pengembangan KTSP

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dilaksanakan oleh Tim Pengembang Kurikulum (TPK) sekolah, dikoordinasikan oleh kepala sekolah dengan melibatkan komite sekolah, dan guru, serta pengawas pembina dengan pendampingan atau bimbingan dan kerjasama dinas pendidikan kabupaten/kota, atau dinas/instansi lain yang terkait.

Kerjasama dengan dinas/instansi terkait dapat dilakukan untuk menambah atau memperkaya muatan kurikulum sekolah sesuai dengan karakteristik sekolah, keunggulan lokal, dan sosial budaya lingkungan setempat.

Kurikulum Sekolah yang telah disusun harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab oleh setiap pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah yang bersangkutan, dengan terlebih dahulu disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah setelah disahkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi.

Memperhatikan prosedur operasional dan langkah kerja seperti diatas, pengembangan KTSP jenjang SMA dapat digambarkan seperti pada bagan 1 berikut:

Bagan 1: Langkah Kerja Pengembangan KTSP Jenjang SMA Disesuaikan gambarnya

(13)

Pada bagan 1 di atas terdapat 5 (lima) besaran kegiatan yaitu; 1) Kegiatan Koordinasi dan Persiapan, 2) Pelaksanaan Pengembangan, 3) Supervisi, 4) Sosialisasi dan Implementasi, dan 5) Evaluasi.

Masing-masing kegiatan tersebut akan dijelaskan berikut ini. 1. Kegiatan Persiapan dan Koordinasi

Kegiatan persiapan yang dapat dilakukan antara lain;

a. Kepala SMA berkoordinasi dengan /pengawas membentuk atau melakukan revitalisasi fungsi Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Sekolah dan memberi pengarahan teknis untuk melakukan proses pengembangan KTSP, antara lain tentang;

1) Evaluasi Kurikulum tahun sebelumnya, yang meliputi analisis keberhasilan, kendala, dan kekurangan, baik pada dokumennya maupun dalam implementasinya.

2) Telaah regulasi yang relevan pengembangan Kurikulum Sekolah, antara lain implementasi Kurikulum 2013,.

3) Analisis konteks, yaitu analisis pemenuhan Standar Nasional Pendidikan di sekolah, antara lain Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, serta Standar Sarana dan Prasarana.

4) Tujuan yang ingin dicapai dan manfaat pengembangan kurikulum sekolah, difokuskan pada pencapaian kompetensi Kurikulum 2013 sesuai Visi dan Misi sekolah. Manfaat pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai acuan dalam implementasi kurikulum.

5) Hasil yang diharapkan dari kegiatan pengembangan Kurikulum Sekolah terkait dengan pengembangan potensi peserta didik yang mencakup tiga domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

6) Unsur-unsur yang terlibat dan uraian tugasnya dalam pelaksanaan pengembangan Kurikulum Sekolah..

a) Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Sekolah selanjutnya menyusun rencana, jadwal, materi, dan strategi pengembangan Kurikulum untuk tahun berjalan. Pada kegiatan ini dapat melibatkan pengawas atau nara sumber lain yang kompeten, sehingga diperoleh suatu pemahaman untuk diaplikasikan dalam penyusunan kurikulum sekolah. Kegiatan tersebut antara lain : Penyamaan persepsi terhadap Kurikulum 2013 berikut

(14)

peraturan-Panduan Pengembangan KTSP

@2015, Dit. Pembinaan SMA 11

peraturan yang berlaku, antara lain PP No. 32 Tahun 2013, Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 tentang SKL, Permendikbud Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi, Permendikbud Nomor 65 tentang Standar Proses, Permendikbud Nomor 66 tentang Standar Penilaian, Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, Permendikbud Nomor 103/2014; Permendikbud Nomor 104/2014; Permendikbud Nomor13/2015.

b) Pengumpulan data dan informasi yang berkaitan dengan keberhasilan dan kendala pelaksanaan Kurikulum yang dilakukan melalui kajian analisis terhadap dokumen kurikulum tahun sebelumnya, serta kemungkinan kendala dalam pelaksanaan Kurikulum Sekolah yang akan disusun untuk tahun berjalan. Tabel 1 berikut adalah contoh hasil analisis dokumen kurikulum.

c) Tabel 1 berikut adalah contoh hasil Analisis dokumen Kurikulum.

Tabel 1: Contoh Hasil Analisis dan Revisi Kurikulum SMA tahun 2014-2015

No Komponen Kurikulum SMA…. TP. 2013-2014 Kurikulum SMA … TP. 2014-2015 1. Pengembangan Kurikulum Pengembangan kurikulum sesuai dengan Analisis Konteks tahun 2013 (hal. 4) - Disesuaikan Analisis kondisi riil sekolah dan Karakteristik Kurikulum 2013 (hal. 4) 2. Struktur Kurikulum Alokasi waktu (hal. 16) Penambahan alokasi waktu: 1. Kelas X: - menggunakan struktur kurikulum 2013 dengan penambahan mata

pelajaran Bahasa Sunda di Mata Pelajaran Umum B. - Mata Pelajaran Prakarya

diisi dengan keterampilan - Peminatan kelas X

(15)

No Komponen Kurikulum SMA…. TP. 2013-2014

Kurikulum SMA … TP. 2014-2015 penjaringan minat dan lintas minat melalui format isian orang tua dan peserta didik yang didistribusikan ke peserta didik SMP/MTs kelas IX. - Berdasarkan hasil angket

tidak ada Peminatan Bahasa dan Budaya, tetapi ada lintas Minat ke Peminatan Bahasa (Bahasa Inggris) 3. Ketuntasan Belajar Kriteria ketuntasan mengacu kepada Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 tentang penilaian hasil belajar oleh pendidik 4. Kenaikan Kelas dan Kelulusan Syarat kenaikan kelas, kelulusan dan penjurusan., (hal. 29) - Melengkapi syarat

kenaikan kelas, kelulusan ujian sekolah, dan peminatan. - Kenaikan kelas

disesuaikan dengan aturan yang dimuat dalam Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian.

- Syarat kelulusan mengacu kepada PP 13 Tahun 2015 sebagai perubahan kedua atas PP 19 Tahun 2005 tentang SNP.

5. Silabus dan RPP RPP disusun berdasarkan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dengan materi yang

(16)

Panduan Pengembangan KTSP

@2015, Dit. Pembinaan SMA 13

No Komponen Kurikulum SMA…. TP. 2013-2014

Kurikulum SMA … TP. 2014-2015 faktual, konseptual, dan prosedural dengan mencakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan, serta menerapkan penilaian autentik (hal. 41) 6. Kalender Pendidikan Waktu belajar (hal. 39)

Disesuaikan dengan aturan sesuai Kurikulum 2013

7. Lampiran RPP menerapkan

pendekatan pembelajaran saintifik dan penilaian autentik non autentik

d) Analisis kondisi riil sekolah terutama yang berkaitan dengan tenaga pendidik, sarana dan prasarana yang akan dijadikan dasar dalam menyusun program peminatan, lintas minat, dan pendalaman minat (lihat lampiran Mekanisme dan Prosedur Peminatan, Lintas Minat, Pendalaman Minat). Hasil analisis tersebut merupakan gambaran kondisi riil sekolah, terutama tentang ketersediaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, serta sarana-prasarana sekolah sebagai acuan dalam menyusun program peminatan, lintas minat, dan pendalaman minat. Tabel 2 berikut adalah contoh hasil analisis terhadap sarana dan prasarana, serta pendidik dan tenaga kependidikan.

Tabel 2: Contoh hasil analisis sarana dan prasarana, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di SMA ....

No Kondisi Ideal Kondisi Riil Kesenjangan Tindak Lanjut (kolom ini diisi

sesuai dengan tuntutan Permendiknas atau Permendikbud (kolom ini diisi sesuai dengan kondisi riil sekolah)

(17)

No Kondisi Ideal Kondisi Riil Kesenjangan Tindak Lanjut yang berlaku) Standar Sarana dan Prasarana 1. Bangunan: a. Ruang Belajar (ruang Kelas); jumlah ruang kelas minimal sama dengan jumlah rombongan belajar a. ruang belajar ada 30 ruang dan jumlah rombel kelas XI dan XII ada 18 rombel a. masih sisa ruang sebanyak 12 ruang, sehingga memungkin kan untuk menerima minimal 9 rombel kelas X Rencana penerimaan siswa kelas X sebanyak 10 rombel dengan peminatan dan lintas minat disesuaikan dengan hasil angket dan wawancara b. Perpustakaan c. dst ………. ………. ………. 2. Lahan a. ………dst ………. ………. ………. 3. Dst Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 1 Kualifikasi a. Pendidikan Semua Pendidik minimal S1 52 orang guru S1, 4 orang S2 dan 1 orang S3, D3 ada 3 orang Studi lanjutan bagi guru yang masih D3

(18)

Panduan Pengembangan KTSP

@2015, Dit. Pembinaan SMA 15

No Kondisi Ideal Kondisi Riil Kesenjangan Tindak Lanjut b. Jumlah Guru c. Beban Kerja Guru c. dst Rasio Guru dan Siswa maksimal 1 : 20 Minimal 24 Jam Tatap Muka

Rasio guru dan siswa 1 : 14 Rata-rata jumlah jam tatap muka setiap guru adalah 20 Jam pelajaran Analisis struktur kurikulum 2013 dalam penyusunan program peminatan dan lintas minat untuk kelas X (pelaksana Kurikulum 2013) 2 Dst. ……… ……… ………

e) Perencanaan penambahan mata pelajaran kelompok Umum B, penambahan jam dan mata pelajaran, sesuai hasil analisis kondisi riil sekolah atau berdasarkan keputusan kepala daerah kabupaten/kota atau provinsi masing-masing, misalnya penambahan Bahasa Daerah. Penambahan ini dapat dipadukan pada mata pelajaran kelompok Umum B atau berdiri sendiri sebagai mata pelajaran Muatan Lokal (Mulok)

f) Penyusunan rencana program peminatan dan lintas minat untuk kelas X berdasarkan hasil analisis tenaga pendidik, kondisi sarana-prasarana, dan hasil angket peserta didik kelas X tentang minat dan lintas minat (lihat lampiran tentang mekanisme dan prosedur peminatan, lintas minat, dan pendalaman minat).

2. Pengembangan KTSP

Hasil analisis pada kegiatan persiapan dan koordinasi, dijadikan bahan dan materi, serta strategi pengembangan kurikulum sekolah dengan langkah kegiatan antara lain;

(19)

a. Menyusun draf KTSP

TPK mengembangkan draf KTSP untuk tahun berjalan berdasarkan hasil analisis tersebut di atas

b. Kegiatan Review, Revisi, dan Finalisasi

Setelah draf KTSP jadi, maka TPK melakukan review, revisi, dan finalisasi untuk memastikan kebenaran dan keterlaksanaannya. Kegiatan ini dapat melibatkan pengawas atau stakeholder lain, misalnya orang atau sumber yang berkaitan dengan pelaksanaan muatan lokal.

Review dan revisi juga harus dilakukan terhadap RPP, sehingga RPP yang dikembangkan benar-benar sudah mencakup kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku. Kegiatan pengembangan RPP dilakukan oleh guru mata pelajaran dengan mengembangkan kegiatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik yang mencakup tiga domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan mengacu kepada silabus dan buku yang diterbitkan oleh Kementerin Pendidikan (lihat E-Katalog untuk buku).

(lihat model Pengembangan RPP, Model Pengembangan Penilaian, dan Analisis Hasil Belajar Peserta Didik).

c. Pemantapan dan Penilaian

Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan hasil finalisasi, yang dilakukan oleh TPK sekolah dengan melibatkan Kepala Sekolah dan Pengawas atau Kepala Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota (dapat menggunakan instrumen verifikasi/validasi), serta persetujuan dari Komite Sekolah.

d. Pengesahan KTSP

Kepala SMA dan ketua Komite Sekolah menandatangani dokumen kurikulum hasil pemantapan dan penilaian dan menetapkan pemberlakuan kurikulum tersebut di sekolahnya, kemudian mengirimkannya ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk direkomendasikan ke Dinas Pendidikan Provinsi untuk mendapatkan pengesahan

Tim Pengembang Kurikulum menggandakan dokumen kurikulum dan Kurikulum SMA siap untuk disosialisasikan dan diimplementasikan.

B. Sistematika Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Buku 1 Jenjang SMA Sistematika KTSP jenjang SMA dapat digambarkan seperti tampak pada tabel 3 berikut:

(20)

Panduan Pengembangan KTSP

@2015, Dit. Pembinaan SMA 17

Sistematika

Kurikulum SMA Penjelasan

Cover Berisi judul, logo sekolah dan atau logo pemda, tahun pelajaran, dan alamat sekolah.

LEMBAR PENGESAHAN Ditandatangani oleh kepala sekolah, ketua komite sekolah, dan kepala dinas pendidikan provinsi/ pejabat yang berwenang di dinas pendidikan provinsi.

KATA PENGANTAR Cukup jelas

DAFTAR ISI Cukup jelas

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang a. Berisi dasar pemikiran pengembangan KTSP serta pemberlakuan Kurikulum 2013.

b. Untuk sekolah yang melaksanakan Sistem Kredit Semester (SKS) uraikan pula tentang dasar pemikiran pengembangan/pelaksanaan SKS tersebut.

B. Landasan Berisi landasan hukum terkait pengembangan KTSP, termasuk PP No. 13 tahun 2015 dan PP No. 32 Tahun 2013 sebagai pengganti atas PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan berikut Permendikbud yang mengiringinya

C. Tujuan Berisi Tujuan Pengembangan KTSP termasuk pencapaian kompetensi yang mencakup tiga domain sikap,

pengetahuan, dan keterampilan BAB II. TUJUAN

SATUAN PENDIDIKAN A. Tujuan Pendidikan

Menengah Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut dengan memiliki keseimbangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terpadu dalam kehidupan sehari-hari

B. Visi Sekolah Visi adalah cita-cita bersama pada masa mendatang dari warga satuan pendidikan, yang dirumuskan berdasarkan masukan dari seluruh warga satuan pendidikan.

a. dijadikan sebagai cita-cita bersama warga satuan pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang;

(21)

Sistematika

Kurikulum SMA Penjelasan

b. mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan

kekuatan pada warga satuan pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan;

c. dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga satuan pendidikan dan pihak-pihak yang

berkepentingan, selaras dengan visi institusi di atasnya serta visi pendidikan nasional;

d. diputuskan oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah dengan

memperhatikan masukan komite sekolah/madrasah; e. disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan

segenap pihak yang berkepentingan;

f. ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat.

C. Misi Sekolah Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau harus dilaksanakan sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan dalam kurun waktu tertentu untuk menjadi rujukan bagi penyusunan program jangka pendek, menengah, dan jangka panjang, dengan berdasarkan masukan dari seluruh warga satuan pendidikan.

a. memberikan arah dalam mewujudkan visi satuan pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional;

b. merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu;

c. menjadi dasar program pokok satuan pendidikan; d. menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan

mutu lulusan yang diharapkan oleh satuan pendidikan;

e. memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan program satuan pendidikan; f. memberikan keluwesan dan ruang gerak

pengembangan kegiatan satuan-satuan unit satuan pendidikan yang terlibat;

g. dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak yang berkepentingan termasuk komite sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah; h. disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan

segenap pihak yang berkepentingan;

(22)

Panduan Pengembangan KTSP

@2015, Dit. Pembinaan SMA 19

Sistematika

Kurikulum SMA Penjelasan

sesuai dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat.

D. Tujuan SMA ... Tujuan pendidikan adalah gambaran tingkat kualitas yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu . Tujuan satuan pendidikan :

a. menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka menengah (empat tahunan);

b. mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional serta relevan dengan kebutuhan masyarakat;

c. mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh satuan pendidikan dan Pemerintah;

d. mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan termasuk komite sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah;

e. disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan.

BAB III. STRUKTUR KURIKULUM

A. Kerangka Dasar Dapat disalin dari;

a. Lampiran 1 Permendikbud Nomor 59 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah, ditambah dengan landasan lain yang menjadi landasan kerangka dasar yang sesuai dengan karakteristik daerah atau sekolah, misalnya untuk penambahan muatan lokal pada mata pelajaran kelompok umum B.

b. Peraturan Daerah tentang kebijakan pelaksanaan muatan lokal.

B. Struktur Kurikulum a. Kompetensi Inti b. Mata Pelajaran

c. Pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, termasuk muatan lokal, penambahan mata pelajaran, peminatan, lintas minat dan pendalaman minat serta kegiatan pengembangan diri.

(23)

Sistematika

Kurikulum SMA Penjelasan

didik dan sekolah terkait dengan upaya pencapaian SKL yang mencakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan struktur kurikulum yang meliputi mata pelajaran kelompok umum dan mata pelajaran pilihan (peminatan, lintas minat, dan pendalaman minat)

e. Dikembangkan mengacu lampiran 1 Permendikbud Nomor 59 tentang Kurikulum SMA - MA

f. Mengatur alokasi waktu pembelajaran tatap muka seluruh mata pelajaran minimal 42 jam pelajaran per minggu.

g. Beban belajar tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri, baik Sistem Paket maupun yang melaksanakan Sistem Kredit Semester (SKS). h. Beban belajar tambahan : Satuan pendidikan dapat

menambah beban belajar perminggu sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik, baik dalam jam pelajaran maupun dalam satuan kredit semester (sks).

i. Mencantumkan jenis mata pelajaran muatan lokal yang dilaksanakan yang dapat dicantumkan pada mata pelajaran kelopok umum B, baik terintegrasi pada mata pelajaran yang tersedia atau berdiri sendiri.

j. Bagi sekolah yang melaksanakan SKS uraikan tentang struktur dan jam pelajaran dalam sks, serta jumlah sks maksimal dan minimal yang harus ditempuh oleh peserta didik, per semester, per tahun, atau selama masa pendidikan di SMA sesuai dengan hasil analisis dan perhitungan internal sekolah serta mengacu kepada Permendikbud 158 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester Pada Pendidikan Dasar dan Menengah.

C. Muatan Kurikulum 1. Muatan KTSP terdiri atas muatan umum yang berupa muatan nasional dan muatan lokal; muatan

peminatan akademik; muatan peminatan lintas minat/pendalaman minat.

a. Muatan kurikulum pada tingkat nasional dikembangkan oleh pemerintah pusat, terdiri atas kelompok mata pelajaran kelompok Umum A, kelompok mata pelajaran kelompok umum B, dan kelompok mata pelajaran peminatan (C), termasuk bimbingan konseling dan

(24)

Panduan Pengembangan KTSP

@2015, Dit. Pembinaan SMA 21

Sistematika

Kurikulum SMA Penjelasan

b. Muatan lokal yang dikembangkan oleh

pemerintah daerah provinsi atau kabupaten/kota dan/atau satuan pendidikan dapat berbentuk sejumlah bahan kajian terhadap keunggulan dan kearifan daerah setempat. Dapat dilaksanakan sebagai bagian mata pelajaran kelompok umum B atau mata pelajaran yang berdiri sendiri jika pengintegrasian tidak dapat dilakukan.

2. Jumlah mata pelajaran:

a. Jumlah mata pelajaran di kelas X minimal 15 mata pelajaran yang terdiri atas 6 mata pelajaran umum A sebagai muatan kurikulum nasional seluruhnya, minimal 3 mata pelajaran kelompok umum B dan dapat ditambah dengan muatan daerah, dan 5 mata pelajaran peminatan.

b. Untuk mata pelajaran peminatan peserta didik dapat minimal memilih 3 (tiga) dari 4 (empat) mata pelajaran dalam satu kelompok (MIPA, IPS, atau Bahasa dan Budaya), dan maksimal 3 (tiga) mata pelajaran dari kelompok lain sebagai lintas minat, atau dapat memilih 4 mata pelajaran dalam satu kelompok (MIPA, IPS, atau Bahasa dan Budaya), dan maksimal 2 (dua) mata pelajaran dari kelompok lain sebagai lintas minat, kecuali untuk peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya dapat memilih 6 mata pelajaran dalam kelompoknya. Misalnya untuk kelas X terdiri atas 16 mata pelajaran dengan 6 mata pelajaran kelompok umum A, 4 mata pelajaran Umum B, 3 mata pelajaran dalam satu kelompok peminatan, dan 3 mata pelajaran dari kelompok yang lain sebagai lintas minat.

c. Jumlah mata pelajaran di kelas XI dan kelas XII untuk semua peminatan Ilmu Pengetahuan Alam, peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial , dan peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya minimal 14 mata pelajaran yang terdiri atas 6 mata pelajaran wajib A, minimal 3 mata pelajaran Umum B, 5 mata pelajaran peminatan yang dipilih dari kelas X.

d. Khusus untuk kelas XII dapat dilaksanakan pendalaman minat yang bekerja sama dengan perguruan tinggi.

1. Kegiatan

Ekstrakurikuler 1. Kegiatan Ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan

(25)

Sistematika

Kurikulum SMA Penjelasan

kemandirian peserta didik secara optimal dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional yang terdiri atas ekstrakurikuler wajib dan ekstrakurikuler pilihan.

2. Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler yang dilaksanakan satuan pendidikan, dapat berupa:

a. Krida, misalnya: Kepramukaan, Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS), Palang Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), dan lainnya;

b. Karya ilmiah, misalnya: Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya; c. Latihan olah-bakat latihan olah-minat, misalnya:

pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, pecinta alam, jurnalistik, teater, teknologi informasi dan komunikasi, rekayasa, dan lainnya; d. Keagamaan, misalnya: pesantren kilat, ceramah

keagamaan, baca tulis alquran, retreat; atau e. Bentuk kegiatan lainnya.

3. Kegiatan Kepramukaan dilaksanakan melalui tiga kegiatan, yaitu:

1) Kegaitan Blok dilaksanakan melalui perkemahan (wajib untuk semua peserta didik) dapat

dilakukan pada saat MOPDB atau pada libur semester 36 jp per tahun.

2) Aktualisasi Mata Pelajaran (wajib untuk semua peserta didik); kegiatan-kegiatan sebagai aktualisasi mata pelajaran yang dirancang oleh guru mata pelajaran untuk dilaksanakan kepada pembina pramuka dan dilaksanakan pada kegiatan kepramukaan, wajib 120 menit perminggu.

3) Gugus Depan (untuk peserta didik yang berminat, lihat pedoman/peraturan pelaksanaan ekstrakurikuler dan Kepramukaan)

2. Pengaturan Beban

Belajar a. Beban belajar dalam KTSP jenjang SMA diatur dalam bentuk Sistem Kredit Semester (SKS) atau Sistem Paket

b. Ketentuan tentang Beban belajar tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri untuk SKS dan Sistem Paket disesuaikan dengan ketentuan

(26)

Panduan Pengembangan KTSP

@2015, Dit. Pembinaan SMA 23

Sistematika

Kurikulum SMA Penjelasan

masing-masing

c. Beban belajar tambahan disesuaikan dengan hasil analisis kondisi riil sekolah yang menjadi tanggungjawab sekolah masing-masing.

d. Pengaturan pola belajar harus memperhatikan 14 prinsip pembelajaran sesuai Lampiran Permendikbud No. 65 Tahun 2013 halaman 1 – 2 yang mencakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan . e. Proses pembelajaran mencakup pengetahuan

faktual, konseptual, dan prosedural (untuk kelas X) ditambah dengan metakognitif (untuk kelas XI dan XII) dengan menggunakan pendekatan saintifik (Scientific Approach) dan penilaian autentik (authentic assessment).

Permendikbud Nomor 103 tahun 2014 Tentang pembelajaran Pada pendidikan dasar dan Pendidikan menengah harus dijadikan salah satu acuan

Perlu diperhatikan pula permendikbud Nomor 59 tahun 2014 dan Permendikbud Nomor 61 tahun 2014 Jumlah minggu efektif dan alokasi waktu jam tatap muka yang digunakan

3. Ketuntasan Belajar Ketuntasan minimal merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik dengan tetap mengacu kepada ketentuan penilaian yang berlaku dengan minimal perolehan nilai 2,67 untuk pengetahuan dan ketrampilan, serta nilai Baik( B) untuk sikap

(lihat Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian, Disamping itu perlu berpedoman pada Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian hasil belajar oleh pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

4. Kriteria Kelulusan dan Kenaikan Kelas

Berisi tentang kriteria kenaikan kelas dan kelulusan, serta strategi penanganan peserta didik yang tidak naik atau tidak lulus yang diberlakukan oleh sekolah, dengan memperhatikan ketentuan kenaikan kelas dan kelulusan melalui uji pencapain kompetensi mengacu kepada Permendikbud No. 66 Tahun 2013 (lihat juga Panduan Pengembangan Penilaian. Lihat Permendikbud nomor 5 tahun 2015 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dan Peraturan pemerintah Nomor 13 tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar Nasional

(27)

Sistematika

Kurikulum SMA Penjelasan

Pendidikan

5. Kriteria Peminatan, Lintas minat, dan Pendalaman minat, dan Mutasi peserta didik

Berisi tentang:

a. Diawali konsep dasar rekruitmen peserta didik baru b. kriteria peminatan dan lintas minat, serta tata cara

pemilihan mata pelajaran lintas minat sesuai hasil analisis kondisi riil sekolah (lihat Panduan Peminatan, Lintas Minat, dan Pendalaman Minat) untuk kelas X, antara lain waktu penentuan pemilihan minat (sebelum atau sesudah diterima), dan penyediaan menu mata pelajaran pilihan. c. peserta didik dapat memilih 4 atau 3 mata

pelajaran peminatan, dan 2 atau 3 mata pelajaran lintas minat.

d. peraturan pindah peminatan atau pindah lintas minat, diatur oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada Permendikbud No. 64 tahun 2014 tentang Peminatan Pada Pendidikan Menengah,

e. Pengaturan mutasi peserta didik antar satuan pendidikan diatur oleh satuan pendidikan masing-masing.

f. tata cara dan strategi pelaksanaan pendalaman minat yang dilakukan melalui kerjasama dengan perguruan tinggi sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.

(lihat Panduan Pendalaman Minat di SMA) 6. Pendidikan

Kecakapan Hidup Berisi tentang bagaimana penerapan pendidikan kecakapan hidup yang dilaksanakan di sekolah. Dapat berupa implementasi dari mata pelajaran pada domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan, atau pembiasaan yang dilakukan di sekolah.

7. Pendidikan

Kewirausahaan a. Menjelaskan kewirausahaan dikembangkan di sekolah, (dapat bagaimana bentuk pendidikan dilakukan dengan penanaman nilai-nilai kewirausahaan melalui integrasi berbagai kegiatan

(28)

Panduan Pengembangan KTSP

@2015, Dit. Pembinaan SMA 25

Sistematika

Kurikulum SMA Penjelasan

sekolah, maupun kegiatan riil praktik wira usaha. b. Sekolah melakukan analisis internal sekolah dan

dukungan lingkungan (eksternal sekolah) untuk memperoleh jenis kewirausahaan yang sesuai untuk dilaksanakan.

c. Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dapat dipadukan pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan, dengan mengambil Kompetensi Dasar pada Kewirausahaan yang sesuai dengan hasil analisis.

d. Dapat diwujudkan dalam kegiatan, misalnya Pameran seni.

(lihat Panduan Pelaksanaan Kewirausahaan di SMA) BAB IV. KALENDER

PENDIDIKAN a. Berisi tentang kalender pendidikan dan rencana time schedule kegiatan yang akan dilaksanakan, dan

disusun berdasarkan kalender pendidikan yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan setempat, disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik kegiatan sekolah, serta kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan aturan kalender pendidikan sebagaimana tercantum dalam Standar Isi.

b. Rencana Kegiatan atau jadwal memuat antara lain; kegiatan awal tahun, minggu efektif (Proses Pembelajaran, Ujian, Ulangan, hari libur, PPDB, MOPDB , dll)

c. Alokasi waktu untuk setiap kegiatan (Contoh kalender pendidikan terlampir).

Lampiran a. Hasil analisis keterkaitan kompetensi dengan materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian,

(29)

BAB IV

PELAKSANAAN DAN SUPERVISI

A. Pengorganisasian

Pengembangan Kurikulum Sekolah dilaksanakan oleh Tim Pengembang Kurikulum Sekolah, dikoordinasikan kepala sekolah, dengan melibatkan komite sekolah, dan guru, serta pengawas pembina dengan pendampingan atau bimbingan dan kerjasama dinas pendidikan kabupaten/kota, atau dinas/instansi lain yang terkait. Kerjasama dengan dinas/instansi terkait dapat dilakukan untuk menambah atau memperkaya muatan Kurikulum Sekolah sesuai dengan karakteristik sekolah, keunggulan lokal, dan sosial budaya lingkungan setempat. Kurikulum Sekolah yang telah disusun dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab oleh setiap pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah yang bersangkutan, dengan terlebih dahulu disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah setelah disahkan oleh kepala dinas pendidikan provinsi/ pejabat yang berwenang di dinas pendidikan provinsi.

B. Pelaksanaan

Pelaksanaan kurikulum di satuan pendidikan dilakukan setelah ada sosialisasi kurikulum. sosialisasi ini dapat dilakukan sebelum atau setelah dokumen kurikulum disahkan oleh kepala dinas pendidikan provinsi / pejabat yang berwenang di dinas pendidikan provinsi., tetapi telah ditandatangani dan ditetapkan pemberlakuannya oleh kepala sekolah dan komite sekolah.

Pelaksanaan kurikulum yang telah disusun merupakan tanggung jawab bersama seluruh unsur satuan pendidikan yakni kepala sekolah/madrasah, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Dengan demikian, maka untuk optimalnya pelaksanaan memerlukan daya dukung yang mencakup kebijakan, ketersediaan dan komitmen tenaga, dan sarana dan prasarana pendidikan.

C. Koordinasi dan Supervisi

Pelaksanaan kegiatan supervisi disini tidak diartikan sebagai supervisi pada saat implementasinya di sekolah, tetapi merupakan kegiatan “penilaian atau judgement ” terhadap kelayakan dokumen KTSP yang telah dikembangkan oleh sekolah. Pada kegiatan ini Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota (dapat dilakukan oleh pengawas sekolah) melakukan verifikasi, untuk selanjutnya disahkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi. Evaluasi KTSP dilaksanakan secara berkesinambungan dan berkala yang dilakukan oleh sekolah) dan Komite Sekolah minimal satu tahun sekali

(30)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 27

BAB V

PENUTUP

Perubahan Kebijakan Kemendikbud tentang implementasi kurikulum 2013, tetap mewajibkan sekolah untuk mengimplementasikan semua peraturan yang berkaitan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 sebagai Perubahan kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasinya. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Mengingat pentingnya KTSP dalam proses pendidikan pada suatu satuan pendidikan, maka pengembangan KTSP harus mempertimbangkan acuan, prinsip, dan prosedur pengembangan yang berlaku.. Proses pendidikan tersebut harus dapat mengembangkan potensi peserta didik secara optimal, sehingga mencapai perkembangan yang seimbang antara kebutuhan fisik, psikis, dan spritual dan mencakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Naskah ini disusun sebagai salah satu panduan Tim Pengembang Kurikulum sekolah dalam menyusun dokumen kurikulum sekolah, melaksanakan peminatan, lintas minat, serta pendalaman minat, sesuai dengan kondisi dan karakteristik sekolahnya masing-masing.

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standar Nasional Pendidikan (2010). Penduan Penyusunan KTSP. Jakarta

Depdiknas (2005). Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan

Nasional. Jakarta

Depdiknas (2003). Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003. Jakarta.

Depdiknas. (2002). Pedoman Penyususunan Standar Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.

Direktorat Pembinaan SMA (2010). Petunjuk Teknis Penyusunan KTSP. Jakarta

Direktorat Pembinaan SMA (2012). Model Pengembangan Peminatan dan Lintas Minat. Jakarta

Direktorat Pembinaan SMA (2014). Panduan Pelaksanaan Kewirausahaan di SMA. Jakarta Direktorat Pembinaan SMA (2014). Panduan Muatan Lokal di SMA. Jakarta

Direktorat Pembinaan SMA (2014). Panduan Penilaian di SMA. Jakarta

Kemdikbud (2013). Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 sebagai Perubahan Atas

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta

Kemdikbud (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013

tentang Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta

Kemdikbud (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013

tentang Standar Isi. Jakarta

Kemdikbud (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013

tentang Standar Proses. Jakarta

Kemdikbud (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013

tentang Standar Penilaian. Jakarta

Kemdikbud (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81a Thun 2013

tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta

Kemdikbud (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014

tentang Kurikulum SMA/MA. Jakarta

Kemdikbud (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014

tentang KTSP. Jakarta

Kemdikbud (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014

tentang Ekstrakurikuler. Jakarta

Kemdikbud (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014

(32)

Panduan Pengembangan KTSP

@2015, Dit. Pembinaan SMA 29 Kemdikbud (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2014

tentang Peminatan SMA. Jakarta

Kemdikbud (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2014

tentang Buku. Jakarta

Kemdikbud (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2014

tentang Guru TIK. Jakarta

Kemendikbud, 2014, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun

2014 Tentang Pembelajaran pada pendidikan dasar dan Pendidikan Menengah, Jakarta

Kemendikbud, 2014, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun

2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik pada Pendidikan Dasar dan pendidikan Menengah, Jakarta

Kemendikbud, 2015, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2015

Tentang Kriteria Kelulusan Peserta Dididk, Penyelenggaraan ujian nasional, dan penyelenggaraan Ujian Sekolah/ Madrasah/ pendidikan Kesertaraan pada SMP/MTs atau yang sederajad dan SMA/MA/SMK atau yang sederajad,

(33)

LAMPIRAN 1:INSTRUMEN VERIFIKASI/VALIDASI DOKUMEN KTSP a. Cara Pengisian Instrumen:

Beri tanda checklist (V) pada; 1) 0 apabila tidak ada

2) 1 apabila Ada/Kurang atau tidak lengkap 3) 2 apabila Ada/Cukup /Cukup Lengkap 4) 3 apabila Ada Baik / Lengkap

5) 4 apabila Ada/Sangat Baik/Sangat Lengkap

b. Penilaian

(34)

Panduan Pengembangan KTSP

@2015, Dit. Pembinaan SMA 31 INSTRUMEN VERIFIKASI/VALIDASI

DOKUMEN KTSP

Nama Sekolah : . . . Nama Kepala Sekolah : . . . Alamat Sekolah : . . . Kabupaten/Kota : . . .

DOKUMEN I

NO KOMPONEN DAN INDIKATOR PENILAIAN

0 1 2 3 4

COVER/HALAMAN JUDUL

1 Logo sekolah dan atau daerah 2 Judul: Kurikulum SMA ... 3 Tahun pelajaran

4 Alamat sekolah LEMBAR PENGESAHAN

1 Rumusan kalimat pengesahan

2 Tanda tangan kepala sekolah dan stempel/cap sekolah 3 Tanda tangan ketua komite sekolah dan stempel/cap Komite Sekolah

4 Tempat untuk tanda tangan kepala/ pejabat dinas pendidikan provinsi DAFTAR ISI

Kesesuaian halaman PENDAHULUAN

A RASIONAL

1 LATAR BELAKANG MEMUAT:  Kondisi ideal

 Kondisi nyata

 Potensi dan Karakteristik Satuan Pendidikan

2 MENCANTUMKAN DASAR HUKUM YANG

(35)

NO KOMPONEN DAN INDIKATOR PENILAIAN

0 1 2 3 4

 Undang-undang No 20 thn 2003  PP No. 32 Tahun 2013

 Permendikbud No. 54 Tahun 2013  Permendikbud No. 64 Tahun 2013  Permendikbud No. 65 Tahun 2013  Permendikbud No. 66 Tahun 2013  Permendikbud No. 69 Tahun 2013  Permendikbud No. 71 Tahun 2013  Permendikbud No. 81A Tahun 2013  Surat Edaran Menteri yang sesuai  Peraturan Daerah yang relevan B VISI SATUAN PENDIDIKAN 1 Ringkas dan mudah dipahami

2

Mengacu pada tujuan pendidikan menengah yaitu untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

3

Mengacu tuntutan SKL dan KI yang mencakup tiga domain Sikap, Pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan Permendikbud No. 54 Tahun 2013. 4 Berorientasi pada potensi, minat, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik 5 Berorientasi pada kepentingan daerah, nasional dan global.

6

Berorientasi pada perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta

memperhatikan lingkungan sosial dalam rangka menumbuhkan peduli lingkungan.

7 Memberi inspirasi dan tantangan dalam meningkatkan prestasi secara berkelanjutan untuk mencapai keunggulan

8 Mendorong semangat dan komitmen seluruh warga satuan pendidikan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan

C MISI SATUAN PENDIDIKAN

Menjabarkan pencapaian visi dalam bentuk pernyataan yang terukur dan dapat dicapai sesuai dengan skala prioritas, mencakup: seluruh indikator visi

D TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN

Menjabarkan pencapaian misi dalam bentuk pernyataan yang terukur dan dapat dicapai

(36)

Panduan Pengembangan KTSP

@2015, Dit. Pembinaan SMA 33

NO KOMPONEN DAN INDIKATOR PENILAIAN

0 1 2 3 4

sesuai dengan skala prioritas, mencakup seluruh indikator misi

II STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN 1 Daftar mata pelajaran Wajib A, Wajib B, Peminatan dan Lintas Minat.

2

Pengaturan alokasi waktu per mata pelajaran disesuaikan struktur kurikulum, minat dan kebutuhan peserta didik dan sekolah dengan jumlah waktu minimal 42 jam pelajaran per minggu.

PROGRAM MUATAN LOKAL, mencantumkan: 1 Jenis dan strategi pelaksanaan muatan lokal yang dilaksanakan sesuai dengan kebijakan daerah.

2 Jenis dan strategi pelaksanaan muatan lokal yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan karakteristik sekolah.

3 Daftar KI dan KD Muatan lokal yang dikembangkan oleh sekolah. KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI, mencantumkan:

1

Uraian tentang jenis dan strategi pelaksanaan program layanan konseling dan atau layanan akademik/belajar, sosial dan pengembangan karier peserta didik.

2

Uraian tentang jenis dan strategi pelaksanaan program pengembangan bakat, minat dan prestasi peserta didik.

3 Kegiatan Pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib. PENGATURAN BEBAN BELAJAR, mencantumkan:

1

Uraian tentang pengaturan alokasi waktu

pembelajaran per jam tatap muka, jumlah jam pelajaran per minggu, jumlah minggu efektif per tahun pelajaran, jumlah jam pelajaran per tahun.

2

Uraian tentang pemanfaatan 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka pada mata pelajaran tertentu, untuk penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT).

3 Uraian tentang pelaksanaan program percepatan bagi siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa (bila ada). *)

4 Uraian tentang pelaksanaan lintas minat. KENAIKAN KELAS mencantumkan:

1 Uraian tentang pelaksanaan penilaian hasil belajar siswa (ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas), sesuai denganketentuan yang

(37)

NO KOMPONEN DAN INDIKATOR PENILAIAN

0 1 2 3 4

diatur dalam Standar Penilaian Pendidikan. 2 Uraian tentang mekanisme dan prosedur pelaporan hasil belajar peserta didik. 3 Uraian tentang pelaksanaan program remedial dan pengayaan.

KELULUSAN, mencantumkan:

1 Kriteria kelulusan berdasar pada ketentuan PP nomor 32 tahun 2013 pasal 72 ayat 2. 2 Uraian tentang pelaksanaan ujian nasional dan ujian sekolah. 3 Target kelulusan yang akan dicapai oleh sekolah. 4 Uraian tentang program-program sekolah dalam meningkatkan kualitas lulusan.

5 Uraian tentang program pasca ujian nasional sebagai antisipasi bagi peserta didik yang belum lulus ujian.

PEMINATAN DAN LINTAS MINAT, mencantumkan

1

Penentuan jumlah siswa yang mengambil mata pelajaran peminatan dan lintas minat mengacu hasil analisis kondisi riil sekolah, terutama PTK dan sarana-prasarana yang tersedia, dengan mempertimbangkan potensi dan minat peserta didik.

2

Kriteria peminatan dan lintas minat sesuai dengan potensi dan minat peserta didik yang mendaftar dengan memperhatikan juga nilai raport, SKHUN, atau rekomendasi sekolah asal. 3 Uraian tentang program penelusuran potensi, minat dan prestasi peserta didik. 4 Uraian tentang mekanisme dan proses pelaksanaan peminatan dan lintas minat.

PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP dan

PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL dan GLOBAL, mencantumkan:

1 Uraian tentang penerapan pendidikan kecakapan hidup. 2 Uraian tentang penyelenggaraan pendidikan berbasis keunggulan lokal. 3 Uraian tentang upaya sekolah menuju pendidikan berwawasan global. III KALENDER PENDIDIKAN, Mencantumkan:

1 Pengaturan tentang permulaan tahun pelajaran. 2 Jumlah minggu efektif belajar satu tahun pelajaran

3 Jadwal waktu libur (jeda tengah semester, antar semester, libur akhir tahun pelajaran, libur keagamaan, hari libur nasional dan hari libur khusus).

(38)

Panduan Pengembangan KTSP

@2015, Dit. Pembinaan SMA 35

NO KOMPONEN DAN INDIKATOR PENILAIAN

0 1 2 3 4

LAMPIRAN

1  Contoh RPP setiap mata pelajaran  Silabus muatan lokal yang dilaksanakan 2 Laporan hasil analisis Konteks atau analisis kondisi riil sekolah. Jumlah NILAI = ………% CATATAN/KOMENTAR UMUM _________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________ Petugas Validasi/Verifikasi ________________________ NIP

(39)

Lampiran 2: Contoh KTSP

KURIKULUM TINGKAT

SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

SMA NEGERI 78 JAKARTA

Menerapkan Rintisan Sistem Kredit Semester (SKS)

Tahun Pelajaran 2014/2015

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

DINAS PENDIDIKAN

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) 78 JAKARTA

Jalan Bhakti IV/1, Kompleks Pajak, Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat Telepon (021) 5482914, 5327115, 5327162, Faksimile (021) 5482914 Website: http://www.sman78-jkt.sch.id E-mail: sman_jupan@yahoo.com

Tahun 2014

(40)

Panduan Pengembangan KTSP

@2015, Dit. Pembinaan SMA 37 LEMBAR PENGESAHAN

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA Negeri 78 Jakarta telah disetujui dan disahkan pada tanggal 20 Oktober 2014

Oleh:

Ketua Komite SMA Negeri 78 Jakarta Kepala SMA Negeri 78 Jakarta

Ph. AY. Johnson Riberu, S.Sc Drs. Sonny Juhersoni, M.Pd.

NIP 196510061992031003

Mengetahui,

Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Kepala Bidang SMP/SMA

Andri Kunarso, SE, M.Ed NIP 196202101988111001

(41)

Kata Pengantar

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan dan melimpahkan berkah, rahmat, hidayah, Tim Pengembang Kurikulum SMA Negeri 78 Jakarta dapat menyelesaikan penyempurnaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), yang diberi nama KTSP SMAN 78 dengan Menerapkan Sistem Kredit Semester .

Penyusunan KTSP SMA NEGERI 78 dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan, melalui seminar, lokakarya, workshop MGMP, dan rapat kerja. Kegiatan seminar dilakukan untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan tentang berbagai permasalahan kurikulum dan pembelajaran oleh tim Pengembang Kurikulum SMA Negeri 78 Jakarta.

Hasil kegiatan Rapat Kerja, Workshop, dan lokakarya guru, pegawai, dan komite sekolah. Kegiatan MGMP sekolah untuk menjabarkan dan mengimplemen-tasikan hasil lokakarya dalam menyusun rencana teknis kurikulum. Hasil akhir dokumen kurikulum direvisi dan disempurnakan melalui rapat kerja awal tahun.

KTSP SMA NEGERI 78 merupakan kurikulum operasional yang dijadikan pedoman pelaksanaan bagi guru dan warga sekolah (komite dan masyarakat). Penyusunan KTSP SMA NEGERI 78 mengacu pada perundang-undangan dan/atau peratutan dari pemerintah, baik pusat maupun daerah, serta mengadaptasi kurikulum internasional (dalam hal ini, Cambridge University Examination).

Sebagai pedoman operasional, KTSP SMA NEGERI 78 ini masih memerlukan penyempurnaan agar keterlaksanaannya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Dengan demikian diperlukan masukan dan kritikan yang konstruktif dari berbagai kalangan.

Jakarta, 20 Oktober 2014

Tim Pengembang Kurikulum SMA Negeri 78 Jakarta

(42)

Panduan Pengembangan KTSP

@2015, Dit. Pembinaan SMA 39

DAFTAR ISI

Halaman

Judul i

Lembar Pengesahan ii

Kata Pengantar iii

Daftar Isi iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Landasan 3

C. Tujuan 4

BAB II TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN 5

A. Tujuan pendidikan menengah 5

B. Visi Sekolah 5

C. Misi Sekolah 5

D. Tujuan Sekolah 6

E. Kebijakan Mutu 6

F. Sistem Kredit Semester 7

G. Konsep dasar dan mplementasi Sistem Kredit Semester (SKS)

7

BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM 18

A. Kerangka Dasar 18

B. Struktur Kurikulum 22

C. Muatan Kurikulum 27

BAB IV KALENDER AKADEMIK 49

A. Hari dan Jam Belajar 49

(43)

Panduan Pengembangan KTSP

C. Kalender Akademik 50

BAB VII PENUTUP Daftar Pustaka

Gambar

Tabel 1:  Contoh Hasil Analisis dan  Revisi  Kurikulum SMA tahun  2014-2015
Tabel 2: Contoh hasil analisis sarana dan prasarana, tenaga pendidik  dan tenaga kependidikan di SMA ...
Tabel 2. Struktur Kurikulum SMA Negeri 1 Demak Kelas XI
Tabel 6. Capaian Kompetensi Peserta Didik

Referensi

Dokumen terkait

Penghasilan I : bertugas melakukan urusan pemantauan, penatausahaan pembayaran masa, penelaahan penyusunan laporan efektifitas pembayaran masa, urusan penerimaan, penatausahaan

Bahwa terdapat PNS di lingkungan Kementerian Kesehatan yang telah mengikuti peningkatan kualifikasi pendidikan dan belum memperoleh persetujuan tugas belajar atau

Dari definisi di atas dapat diartikan bahwa hal-hal yang termasuk dalam rasisme adalah sikap yang mendasarkan diri pada karateristik superioritas dan inferioritas,

Dalam setiap penyusunan rencana kegiatan SKPD dapat menggunakan 2 (dua) ASB atau lebih dengan ketentuan besaran total ASB dihitung dengan menghitung semua belanja baik

Dalam karya ilmiah ini akan dibahas persamaan diferensial takotonom orde dua yang memiliki kondisi batas periodik akan menghasilkan suatu solusi periodik.. Metode

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 146 Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan

Model pembelajaran problem based learning dipilih karena sesuai dengan tujuan dari mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) yaitu mengembangkan potensi siswa agar peka

Since this thesis is concerned with teaching writing through reading comprehension passages the writer has borrowed ide as especially books about how to teach