• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Jakarta, 00Juni 2015 Direktur Pembinaan SMA, Harris Iskandar, Ph.D NIP Model Pelaksanaan Remedial dan Pengayaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Jakarta, 00Juni 2015 Direktur Pembinaan SMA, Harris Iskandar, Ph.D NIP Model Pelaksanaan Remedial dan Pengayaan"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

@2015, Dit. Pembinaan SMA ii

KATA PENGANTAR

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai tahun pelajaran 2013/2014 telah menetapkan kebijakan implementasi Kurikulum 2013 secara terbatas di 1.270 SMA sasaran dan sejumlah SMA yang melaksanakan secara mandiri. Selanjutnya pada tahun pelajaran 2014/2015, Kurikulum 2013 dilaksanakan di seluruh SMA untuk kelas X dan XI. Mempertimbangkan pentingnya Kurikulum 2013 dan masih ditemukannya beberapa kendala teknis, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan kebijakan penataan kembali implementasi Kurikulum 2013 pada semua satuan pendidikan mulai semester dua tahun pelajaran 2014/2015 melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013. Implementasi Kurikulum 2013 di SMA akan dilakukan secara bertahap mulai semester genap tahun pelajaran 2014/2015 di 10% SMA sampai dengan tahun pelajaran 2020/2021 di seluruh SMA. Sepanjang implementasi secara bertahap tersebut akan dilakukan evaluasi, perbaikan konsep dan strategi implementasi Kurikulum 2013 agar siap untuk dilaksanakan secara menyeluruh di semua SMA.

Sejalan dengan kebijakan diatas, Direktorat Pembinaan SMA sesuai dengan tugas dan fungsinya terus melakukan fasilitasi pembinaan implementasi Kurikulum 2013, antara lain melalui pengembangan naskah pendukung kurikulum. Pada tahun 2015 Direktorat Pembinaan SMA melakukan reviu naskah yang dikembangkan tahun sebelumnya dan menyusun naskah baru mengikuti perkembangan kebijakan Kurikulum 2013. Naskah-naskah yang direviu dan disusun sebagai berikut : Panduan Pengembangan KTSP, Panduan Pengembangan Silabus, Panduan Pengembangan RPP, Model-Model Pembelajaran, Panduan Pengembangan Penilaian, Model Pembelajaran dan Penilaian Projek, Model Pelaksanaan Remedial dan Pengayaan, Model Penyelenggaraan SKS, Model Penyelenggaraan Aktualisasi Mata Pelajaran Dalam Kegiatan Kepramukaan, Model Penyelengaraan Peminatan, Model Penyelenggaraan Pendalaman Minat, Panduan Pengembangan Muatan Lokal, Model Penyelenggaraan Kewirausahaan, Panduan Transisi Kurikulum 2013 ke Kurikulum 2006, dan Panduan Pengisian Aplikasi Rapor. Naskah-naskah pendukung kurikulum dikembangkan oleh tim pengembang yang terdiri dari unsur staf Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, pengawas, kepala sekolah, dan guru dengan prinsip dari kita, oleh kita, dan untuk kita. Naskah-naskah tersebut disusun sebagai acuan bagi sekolah dalam mengelola pelaksanaan kurikulum dan acuan bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran di kelas sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Naskah-naskah pendukung kurikulum akan terus dikembangkan, sehingga menjadi lebih operasional. Oleh karena itu, sekolah diharapkan memberi masukan untuk

penyempurnaan lebih lanjut. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan dan pembahasan naskah-naskah ini diucapkan terima kasih.

Jakarta, 00Juni 2015 Direktur Pembinaan SMA,

Harris Iskandar, Ph.D

(3)

@2015, Dit. Pembinaan SMA iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB IPENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Landasan Hukum ... 2

BAB IIKONSEP REMEDIAL DAN PENGAYAAN ... 3

A. Pengertian ... 3

B. Konsep ... 3

C. Prinsip ... 4

D. Lingkup ... 5

E. Teknik ... 6

BAB IIISTRATEGI DAN IMPLEMENTASI PELAKSANAANREMEDIAL DAN PENGAYAAN ... 7

A. Strategi Remedial ... 7 B. Strategi Pengayaan... 8 C. Teknik ... 9 D. Implementasi ... 9 BAB IVPENUTUP ... 13 DAFTAR PUSTAKA ... 14

Lampiran 1: Alur Prosedur kerja Pembelajaran Remedial dan Pengayaan ... 15

Lampiran 2: Instruksi Kerja Penentuan Jenis Program Remedial dan Pengayaan ... 16

Lampiran 3: Contoh Analisis Pencapaian Ketuntasan Belajar per Indikator ... 17

(4)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah melalui proses pembelajaran. Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, menyenangkan,menantang, inspiratif, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Guru sebagai profesi yang berperan penting dalam peningkatan mutu, diharapkan mampu mengembangkan dan memilih strategi yang tepat demi tercapainya kompetensi peserta didik. Dalam Pedoman Pembelajaran Tuntas yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan SMA (2010) dinyatakan bahwa pendekatan pembelajaran tuntas adalah salah satu usaha dalam pendidikan yang bertujuan untuk memotivasi peserta didik mencapai penguasaan (mastery level) terhadap kompetensi tertentu. Pembelajaran tuntas adalah pola pembelajaran yang menggunakan prinsip ketuntasan secara individual. Selanjutnya dilakukan penilaian terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran.

Pengukuran pencapaian kompetensi memerlukanpengembangan penilaian yang mencakup seluruh kompetensi dasar dengan menggunakan indikator yang telah ditetapkan oleh pendidik. Penilaian terhadap hasil pembelajaran menggunakan sistem penilaian berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dikuasai dan belum dikuasai serta mengetahui kesulitan belajar peserta didik.

Dengan mengetahui ketercapaian kompetensi peserta didik melalui analisis hasil belajar maka pendidik dan peserta didik memiliki arah yang jelas mengenai apa yang harus diperbaiki dan dikembangkan melalui kegiatan remedial atau pengayaan.

Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan pendampingan kurikulum 2013 yang dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan SMA ditemukan bahwa pada umumnya pendidik melaksanakan remedial berupa tes ulang tanpa melakukan perbaikan

(5)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 2

proses pembelajaran berdasarkan analisis hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, Direktorat Pembinaan SMA memandang perlu menerbitkan ”Model Pelaksanaan Remedial dan Pengayaan di SMA”.

B. Tujuan

Model ini disusun untuk memudahkanpendidik dalam melaksanakan program remedial dan pengayaan sesuai dengan ketentuan dan mekanisme yang telah ditetapkan.

C. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional, yang

diperbaharui dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 dan diperbaharui lagi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015.

3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses.

4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah/Madrasah Aliyah

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

8. Petunjuk Teknis Pembelajaran Tuntas, Remedial, dan Pengayaan di SMA tahun 2010

(6)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 3

BAB II

KONSEP REMEDIAL DAN PENGAYAAN

A. Pengertian

Pengertian dari beberapa istilah yang terdapat dalam model ini sebagai berikut. 1. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses pengumpulan

informasi/bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran.

2. Ketuntasan Belajar adalah tingkat minimal pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan meliputi ketuntasan penguasaan substansi dan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar.

3. Pembelajaran tuntas adalah pola pembelajaran yang menggunakan prinsip ketuntasan secara individual.

4. Pembelajaran tuntas (mastery learning) dalam proses pembelajaran berbasis kompetensi dimaksudkan adalah pendekatan dalam pembelajaran yang mempersyaratkan peserta didik menguasai secara tuntas seluruh kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran tertentu.

5. Pembelajaran remedial atau perbaikan adalah pembelajaran yang diperlukan bagi peserta didik yang belum mencapai kemampuan minimal yang ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.

6. Pembelajaran pengayaan adalah pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang telah melampaui ketuntasan minimal yang ditentukan oleh pendidik sehingga dapat lebih optimal.

B. Konsep

1. Fungsi

a.Penetapan program pembelajaran remedial atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi bagi peserta didik yang diidentifikasi sebagai peserta didik yang lambat atau cepat dalam belajar dan pencapaian hasil belajar.

b.Pemberian pembelajaran remedial bagi peserta didik yang belum mencapai tingkat ketuntasan belajarmemerlukan waktu lebih lama daripada mereka

(7)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 4

yang telah mencapai tingkat penguasaan. Disamping itu mereka juga perlu menempuh penilaian kembali setelah mendapatkan program pembelajaran remedial.

c. Pembelajaran pengayaan merupakan pembelajaran tambahan dengan tujuan untuk memberikan kesempatan pembelajaran baru bagi peserta didik yang telah mencapai ketuntasan sehingga mereka dapat mengoptimalkan perkembangan minat, bakat, dan kecakapannya. Pembelajaran pengayaan berupaya mengembangkan keterampilan berpikir, kreativitas, keterampilan seni, keterampilan gerak, dsb.

d.Pembelajaran pengayaan memberikan pelayanan kepada peserta didik yang memiliki kecerdasan lebih dengan tantangan belajar yang lebih tinggi untuk membantu mereka mencapai kapasitas optimal dalam belajarnya.

2. Tujuan

a.Meningkatkanpencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar.

b.Meningkatkan dan mengembangkan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar.

c. Menetapkan program remedial atau pengayaan berdasarkan pencapaian ketuntasan belajar.

3. Acuan Penilaian

a.Penilaian menggunakan Acuan Kriteria yang merupakan penilaian kemajuan peserta didik dibandingkan pencapaian ketuntasan kriteria yang telah ditetapkan.

b.Bagi yang belum berhasil mencapai kriteria, diberi kesempatan mengikuti pembelajaran remedial yang dilakukan setelah suatu kegiatan penilaian (bukan di akhir semester) baik secara individual, kelompok, maupun kelas. Bagi mereka yang berhasil mencapai atau melampaui kriteria dapat diberi program pengayaan sesuai dengan waktu yang tersedia baik secara individual maupun kelompok. Program pengayaan merupakan pendalaman atau perluasan dari kompetensi yang dipelajari.

C. Prinsip

Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran remedial sesuai dengan sifatnya sebagai pelayanan khusus antara lain:

(8)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 5

peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecepatan, kesempatan, dan gaya belajar masing-masing. Dengan kata lain, pembelajaran remedial harus mengakomodasi perbedaan individual peserta didik.

2. Interaktif, berarti pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk secara intensif berinteraksi dengan pendidik dan sumber belajar yang tersedia. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa kegiatan belajar peserta didik yang bersifat perbaikan perlu selalu mendapatkan monitoring dan pengawasan agar diketahui kemajuan belajarnya.

3. Fleksibel dalam Metode Pembelajaran dan Penilaian, artinya dalam pembelajaran remedial perlu digunakan berbagai metode mengajar dan metode penilaian yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.

4. Pemberian umpan balik sesegera mungkin, artinya informasi yang diberikan kepada peserta didik mengenai kemajuan belajarnya perlu diberikan sesegera mungkin. Umpan balik dapat bersifat korektif maupun konfirmatif. Dengan sesegera mungkin memberikan umpan balik dapat dihindari kekeliruan belajar yang berlarut-larut yang dialami peserta didik.

5. Kesinambungan dan ketersediaan dalam pemberian pelayanan, artinya program pembelajaran reguler dengan pembelajaran remedial merupakan satu kesatuan sehingga harus berkesinambungan dan programnya selalu tersedia agar setiap saat peserta didik dapat mengaksesnya sesuai dengan kesempatan masing-masing

Prinsip pembelajaran dapat diterapkan pada pembelajaran pengayaan namun lebih fokus pada pendalaman dan perluasan dari kompetensi yang dipelajaripeserta didik. Program pendalaman pengetahuan dan keterampilan pada program pengayaan yang dimaksud harus menjadi pendukung bagi program pembelajaran reguler.

D. Lingkup

Ruang lingkup pembelajaran remedial dan pengayaan meliputi:

1. Analisis hasil pekerjaaan peserta didik untuk mengetahui pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

2. Diagnosis kesulitan untuk mengetahui tingkat kesulitan belajar peserta didik 3. Identifikasi kemampuan berlebih peserta didik dimaksudkan untuk mengetahui

jenis serta tingkat kelebihan belajar peserta didik.

(9)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 6

sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

E. Teknik

Penilaian setiap kompetensi hasil pembelajaran mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan dilakukan secara terpisah, karena karakternya berbeda. Hasil pekerjaan peserta didik harus segera dianalisis untuk menentukan pencapaian kompetensi yang diukur oleh instrumen yang digunakan, sehingga diketahui apakah seorang pesertadidikmemerlukan atau tidak memerlukan pembelajaran remedial atauprogram pengayaan. Format berikut dapat digunakan setelah suatu dilakukan kegiatan penilaian.

Contoh: Formatanalisis penilaian hasil pekerjaan peserta didik.

No

Nama Peserta

didik

indikator dalam satu RPP tentang pencapaian Kesimpulan kemampuan** 1* 2* 3* 4* 5* 6* 7* dst yang sudah dikuasai yang belum dikuasai 1. Ahmad 2. Bunga 3. Candra 4. Dara 5. Eko Dst ...

* kolom ditulis dengan indikator yang dinilai (rincian sikap, pengetahuan, dan keterampilan). Kolom dibawahnya diisi dengan skor yang diperoleh peserta didik terkait kemampuan tersebut.

** kolom yang menyatakan kemampuan yang belum dan sudah dikuasai seorang

peserta didik untuk menentukan ada tidaknya perlakuan

(10)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 7

BAB III

STRATEGI DAN IMPLEMENTASI PELAKSANAAN

REMEDIAL DAN PENGAYAAN

A. Strategi Remedial

1. Diagnosis Kesulitan Belajar

Diagnosis kesulitan belajar dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kesulitan belajar peserta didik. Kesulitan belajar dapat dibedakan menjadi kesulitan ringan, sedang dan berat.

a. Kesulitan belajar ringan biasanya dijumpai pada peserta didik yang kurang perhatian di saat mengikuti pembelajaran.

b. Kesulitan belajar sedang dijumpai pada peserta didik yang mengalami gangguan belajar yang berasal dari luar dirinya, misalnya faktor keluarga, lingkungan tempat tinggal, pergaulan, dsb.

c. Kesulitan belajar berat dijumpai pada peserta didik yang mengalami ketunaan pada diri mereka, misalnya tuna rungu, tuna netra, tuna daksa, dsb.

2. Teknik

Teknik yang dapat digunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar antara lain: tes prasyarat (prasyarat pengetahuan, prasyarat keterampilan), tes diagnostik, wawancara, pengamatan, dsb.

d. Tes prasyarat adalah tes yang digunakan untuk mengetahui apakah prasyarat yang diperlukan untuk mencapai penguasaan kompetensi tertentu terpenuhi atau belum. Prasyarat ini meliputi prasyarat pengetahuan dan prasyarat keterampilan.

e. Tes diagnostik digunakan untuk mengetahui kesulitan peserta didik dalam menguasai kompetensi tertentu. Misalnya dalam mempelajari operasi bilangan, apakah peserta didik mengalami kesulitan pada kompetensi penambahan, pengurangan, pembagian, atau perkalian.

f. Wawancara dilakukan dengan mengadakan interaksi lisan dengan peserta didik untuk menggali lebih dalam mengenai kesulitan belajar yang dijumpai peserta didik.

g. Pengamatan (observasi) dilakukan dengan jalan melihat secara cermat perilaku belajar peserta didik. Dari pengamatan tersebut diharapkan dapat diketahui jenis maupun penyebab kesulitan belajar peserta didik.

(11)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 8

Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menilai sikap peserta didik, antara lain melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan penilaian jurnal. Instrumen yang digunakan antara lain daftar cek atau skala penilaian (rating scale) disertai rubrik. Hasil akhir observasi sikap dihitung berdasarkan modus. Sedangkan hasil penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan penilaian menggunakan jurnal dapat dimanfaatkan untuk pembinaan terhadap peserta didik.

Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi perubahan perilaku atau tindakan yang diharapkan. Untuk memperbaiki sikap peserta didik dapat dilakukan dengan pembinaan oleh pendidik agar menjadi pembiasaan yang dapat didahului dengan cara observasi, wawancara, dsb.

B. Strategi Pengayaan

1. Identifikasi kemampuan berlebih

Identifikasi kemampuan berlebih peserta didik dimaksudkan untuk mengetahui jenis serta tingkat kelebihan belajar peserta didik. Kelebihan kemampuan belajar itu antara lain meliputi:

a. Belajar lebih cepat

Peserta didik yang memiliki kecepatan belajar tinggi ditandai dengan cepatnya penguasaan kompetensi (KI/KD) mata pelajaran tertentu.

b. Menyimpan informasi lebih mudah

Peserta didik yang memiliki kemampuan menyimpan informasi lebih mudah, akan memiliki banyak informasi yang tersimpan dalam memori/ ingatannya dan mudah diakses untuk digunakan.

c. Keingintahuan yang tinggi

Banyak bertanya dan menyelidiki merupakan tanda bahwa seorang peserta didik memiliki hasrat ingin tahu yang tinggi.

d. Berpikir mandiri

Peserta didik dengan kemampuan berpikir mandiri umumnya lebih menyukai tugas mandiri serta mempunyai kapasitas sebagai pemimpin. e. Superior dalam berpikir abstrak

(12)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 9

kegiatan pemecahan masalah. f. Memiliki banyak minat

Mudah termotivasi untuk meminati masalah baru dan berpartisipasi dalam banyak kegiatan.

C. Teknik

Teknik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan berlebih peserta didik dapat dilakukan antara lain melalui: tes IQ, tes inventori, wawancara, pengamatan, dsb.

a. Tes IQ (Intelligence Quotient), yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui tingkat kecerdasan seseorang. Dari tes ini dapat diketahui tingkat kemampuan spasial, interpersonal, musikal, intrapersonal, verbal, logik/matematik, kinestetik, naturalistik, dsb.

b. Tes Inventori, yaitu tes yang digunakan untuk menemukan dan mengumpulkan data mengenai bakat, minat, hobi, kebiasaan belajar, dsb.

c. Wawancara dilakukan melalui interaksi lisan dengan peserta didik untuk menggali lebih dalam mengenai program pengayaan yang diminati.

d. Pengamatan (observasi), dilakukan dengan jalan melihat secara cermat perilaku belajar peserta didik. Dari pengamatan tersebut diharapkan dapat diketahui jenis maupun tingkat pengayaan yang perlu diprogramkan untuk peserta didik.

D. Implementasi

Pembelajaran remedial dan pengayaan dilaksanakan untuk kompetensi pengetahuan dan keterampilan, sedangkan kompetensi sikap tidak ada remedial atau pengayaan.

1. Bentuk Pelaksanaan Remedial

Setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, langkah berikutnya adalah memberikan perlakuan berupa pembelajaran remedial. Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial antara lain:

a. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan cara penyederhanaan materi, variasi cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan. Pembelajaran ulang dilakukan bilamana sebagian besar atau semua peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar.

(13)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 10

Pendidik perlu memberikan penjelasan kembali dengan menggunakan metode dan/atau media yang lebih tepat.

b. Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan. Dalam hal pembelajaran klasikal peserta didik mengalami kesulitan, perlu dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian bimbingan secara individual. Pemberian bimbingan perorangan merupakan implikasi peran pendidik sebagai tutor. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana terdapat satu atau beberapa peserta didik yang belum berhasil mencapai ketuntasan.

c. Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka menerapkan prinsip pengulangan, tugas-tugas latihan perlu diperbanyak agar peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes akhir. Peserta didik perlu diberi pelatihan intensif (drill) untuk membantu menguasai kompetensi yang ditetapkan.

d. Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman sekelas yang memiliki kecepatan belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada rekannya yang mengalami kesulitan belajar. Dengan teman sebaya diharapkan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab.

2. Bentuk Pelaksanaan Pengayaan

Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan antara lain melalui:

a. Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan pembelajaran bersama pada jam-jam pelajaran sekolah biasa, sambil menunggu teman-temannya yang mengikuti pembelajaran remedial karena belum mencapai ketuntasan.

b. Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang diminati.

c. Pembelajaran berbasis tema, yaitu memadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta didik dapat mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu.

d. Pemadatan kurikulum, yaitu pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yang belum diketahui peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kapasitas

(14)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 11

maupun kapabilitas masing-masing. 3. Hasil Penilaian

a. Nilai remedial yang diperoleh diolah menjadi nilai akhir.

b. Nilai akhir setelah remedial untuk ranah pengetahuan dihitung dengan mengganti nilai indikator yang belum tuntas dengan nilai indikator hasil remedial, yang selanjutnya diolah berdasarkan rerata nilai seluruh KD. c. Nilai akhir setelah remedial untuk ranah keterampilan diambil dari nilai

optimal KD

d. Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan harus dihargai sebagai nilai tambah (lebih) dari peserta didik yang normal.

4. Prosedur Kerja Pelaksanan Remedial dan Pengayaan

a. Kepala sekolah menugaskan wakasek kurikulum dan TPK sekolah menyusun rencana kegiatan dan rambu-rambu pelaksanaan pembelajaran remedial dan pembelajaran pengayaan;

b. Kepala sekolah memberikan arahan teknis tentang program remedial dan pengayaan yang sekurang-kurangnya mencakup:

1) Dasar pelaksanaan pembelajaran remedial dan pengayaan;

2) Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan pembelajaran remedial dan pengayaan;

3) Manfaat pembelajaran remedial, dan pengayaan;

4) Hasil yang diharapkan dari pembelajaran remedial dan pengayaan; 5) Unsur-unsur yang terlibat dan uraian tugas dalam pelaksanaan

pembelajaran remedial dan pengayaan.

c. Wakil kepala sekolah bidang kurikulum bersama TPK sekolah menyusun rencana kegiatan dan rambu-rambu pelaksanaan pembelajaran remedial dan pengayaan sekurang-kurangnya berisi uraian kegiatan, sasaran/hasil, pelaksana, dan jadwal pelaksanaan;

d. Kepala sekolah bersama wakasek kurikulum/TPK sekolah dan guru/MGMP membahas rencana kegiatan dan rambu-rambu pelaksanaan pembelajaran remedial dan pengayaan;

e. Kepala sekolah mensahkan dan menandatangani rencana kegiatan dan rambu-rambu pelaksanaan pembelajaran remedial dan pengayaan;

(15)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 12

f. Guru/MGMP menentukan jenis program remedial atau pengayaan berdasarkan pencapaian kompetensi peserta didik dengan menggunakan analisis ketuntasan belajar, dengan acuan:

1) Program remedial jika pencapaian kompetensi peserta didik kurang dari nilai ketuntasan belajar

2) Program pengayaan jika pencapaian kompetensi peserta didik lebih atau sama dengan nilai ketuntasan belajar

g. Guru/MGMP melaksanakan program pembelajaran pengayaan dan pembelajaran remedial berdasarkan klasifikasi hasil pencapaian kompetensi peserta didik;

h. Guru/MGMP memberi penghargaan (reward) bagi peserta didik yang mengikuti program pengayaan dengan memasukkan hasilnya ke dalam portofolio

i. Guru/MGMP melaksanakan penilaian ulang bagi peserta didik yang remedial dan hasilnya sebagai nilai pencapaian kompetensi peserta didik.

(16)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 13

BAB IV

PENUTUP

Peserta didik memiliki kemampuan dan karakteristik yang berbeda-beda,Dengan demikian permasalahan yang dihadapi peserta didik pun berbeda-beda pula. Dalam melaksanakan pembelajaran, pendidik perlu tanggap terhadap kesulitan yang dihadapi maupun kelebihan yang dimiliki peserta didik. Penilaian yang dilakukan dengan tujuan mengetahui pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang sudah dan/atau belum dikuasai peserta didik untuk ditingkatkan dalam pembelajaran remedial dan pengayaan.

Diharapkan model pelaksanaan remedial dan pengayaan ini dapat memudahkan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran remedial dan pengayaan sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.

(17)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 14

DAFTAR PUSTAKA

Appleman, Chery I, (2004). The enrichment teacher. Los Angeles: NETA

Amstrong, D.G. & J.J. Denton (1998). Instructional skills handbook. Englewood Cliffs: Educational Tenchnology Publications.

Block, JAMes H. (1971) Mastery learning : Theory and practice. New York : Holt, Rinehart and Winston, Inc.

Boon, R. (2005) Remediation of reading, spelling, and comprehension. Sydney: Harris Park.

Gentile, J.R. & J.P. Lalley (2003). Standards and mastery learning: Aligning teaching and assessment so al children can learn. Thousand Oaks: Corwin Press, Inc. McKeachie, et.al. (1994). Teaching tips: Strategies, research, and theory for college

and university teachers. Lexington: D.C. Heath and Co.

Renzuli, J. S. A Bird's Eye View of The Schoolwide Enrichment Model: A Practical Plan for Total School Improvement. http://www.thebellacademy.com/renzulli-enrichment-model.html

Rienties B, Martin Rehm, and Joost Dikjstra (2005). Remedial online teaching in theory and practice. Netherlands: Maastricht University Publ.

(18)

@2015, Dit. Pembinaan SMA 15 Lampiran 1: Alur Prosedur kerja Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

INPUT

PROSES

KEPALA SEKOLAH WAKASEK KURIKULUM/ TPK SEKOLAH GURU / MGMP OUTPUT

ya tidak 1. PP No. 13 Tahun 2015 2. Permendikbud No. 81 A Tahun 2013 3. Permendikbud No. 65 Tahun 2013 4. Permendikbud No. 66 Tahun 2014 5. Permendikbud No. 59 Tahun 2014 6. Permendikbud No. 103 Tahun 2014 7. Permendikbud No. 104 tahun 2014 8. Model pelaksanaan remedial dan pengayaan Nilai Hasil Remedial 1. Menugaskan wakasek

kurikulum dan TPK sekolah menyusun rencana kegiatan dan rambu-rambu pelaksanaan.

2. Memberikan arahan teknis

tentang program remedial dan pengayaan

Menyusun rencana kegiatan dan rambu-rambu pelaksanaan pembelajaran remedial

dan pengayaan

Membahas rencana kegiatan dan rambu-rambu pelaksanaan pembelajaran remedial dan pengayaan

laya k

Menandatangani rencana kegiatan dan rambu-rambu

pelaksanaan remedial dan pengayaan

Menentukan jenis program remedial atau pengayaan sesuai pencapaian kompetensi peserta didik (menggunakan

analisis ketuntasan )

Melaksanakan Melaksanakan remedial

Penilaian Penilaian ulang

Nilai Hasil Pengayaan dalam

(19)

Model Pelaksanaan Remedial dan Pengayaan

@2015, Dit. Pembinaan SMA 16

Lampiran 2: Instruksi Kerja Penentuan Jenis Program Remedial dan Pengayaan

KETERANGAN Mekanisme Analisis:

1. Membandingkan nilai pencapaian hasil ulangan harian dengan nilai ketuntasan belajar tiap KD 2. Mengidentifikasi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar setiap KD

3. Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik

Pengelompokan Peserta Didik:

Peserta didik dikelompokkan berdasarkan ketuntasan belajar setiap KD danberdasarkan kesulitan belajarnya.

Menyiapkan data untuk menentukan jenis program remedial atau pengayaan

Hasil pencapaian kompetensi Peserta Didik

Melakukan analisis ketercapaian kompetensi peserta didik dengan analisis pencapaian KKM

Mengidentifikasi ketuntasan peserta didik dan mengelompokkan

Tuntas

Pembelajaran Pengayaan

Pembelajaran Remedial

Penentuan jenis program remedial atau program pengayaan telah selesai untuk ditindaklanjuti

(20)

Model Pelaksanaan Remedial dan Pengayaan

@2015, Dit. Pembinaan SMA 17

Lampiran 3: Contoh Analisis Pencapaian Ketuntasan Belajar per Indikator CONTOH ANALISIS PENCAPAIAN KETUNTASAN BELAJAR PESERTA DIDIK PER INDIKATOR REMEDIAL ULANGAN HARIAN SEKOLAH : SMA CIPETE KKM : 3 MATA PELAJARAN : MATEMATIKA (WAJIB) TP : 2015-2016 KELAS / SEMESTER : X MIA 1 / 2 No NIS PENCAPAIAN KETUNTASAN BELAJAR PESERTA DIDIK PER INDIKATOR Nomor KI 3 KKM KI 2.67 Nomor KD GEOMETRI & LIMIT FUNGSI N il ai Perbaikan Jm l No . P e rb aik an KKM KD 3 Sub Bab KKM Indikator 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 Nama Peserta Didik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 ANI 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 0 2 BAGAS 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 0 3 CIKA 4 2 3 2 3 1 1 2 3 2 2 V V V V V V 6 4 DINDA 4 1 2 2 3 3 4 3 4 4 3 V V V 3 5 ENGGAR 4 2 4 2 4 3 2 4 4 4 3 V V V 3 6 FARID 4 1 4 3 4 2 2 4 4 4 3 V V V 3 7 GILANG 4 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 V 1 8 HANA 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 0 9 INDAH 3 3 1 2 2 2 3 2 2 4 2 V V V V V V 6 10 JALU 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 Rata-rata 3.8 2.7 3.1 2.6 3.4 2.9 2.8 3.2 3.6 3.7 3.2 Catatan:

Nomor Indikator - Cika dan Indah harus remedial pada indikator yang belum tuntas

Frekuensi Jumlah PD ≤ 2

0 4 2 5 1 3 3 2 1 1 2 - Dinda, Enggar, Farid, dan Gilang dapat mengikuti remedial pada indikator yang belum tuntas ≥ 3 (KKM) 10 6 8 5 9 7 7 8 9 9 8

Persentase yang belum tuntas (%) 0 40 20 50 10 30 30 20 10 10 20 Persentase yang tuntas (%) 100 60 80 50 90 70 70 80 90 90 80

Jakarta, 1 April 2015

(21)

Model Pelaksanaan Remedial dan Pengayaan

@2015, Dit. Pembinaan SMA 18 Lampiran 4: Contoh Format Remedial dan Pengayaan

PROGRAM REMEDIAL DAN PENGAYAAN

MATA PELAJARAN : KELAS / PEMINATAN : MATERI/ KD : SEMESTER : TAHUN PELAJARAN : REMEDIAL

Jumlah Peserta : ... orang, yaitu :

NO NAMA URAIAN KEGIATAN HASIL (%) KETERANGAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

(22)

Model Pelaksanaan Remedial dan Pengayaan

@2015, Dit. Pembinaan SMA 19 PENGAYAAN

Jumlah Peserta : ... orang, yaitu :

NO URAIAN KEGIATAN KETERANGAN

Mengetahui ..., ...

Kepala SMA ... Guru Mata Pelajaran

--- _________________

(23)

Model Pelaksanaan Remedial dan Pengayaan

@2015, Dit. Pembinaan SMA 20

Referensi

Dokumen terkait

Dalam karya ilmiah ini akan dibahas persamaan diferensial takotonom orde dua yang memiliki kondisi batas periodik akan menghasilkan suatu solusi periodik.. Metode

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 146 Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan

Aktivitas Antimikroba Air Perasan dan Ekstrak Etanol Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) In

Penghasilan I : bertugas melakukan urusan pemantauan, penatausahaan pembayaran masa, penelaahan penyusunan laporan efektifitas pembayaran masa, urusan penerimaan, penatausahaan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan metakaolin dan serat alumunium terhadap kapasitas kuat tarik belah dan

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang tidak boleh kita lupakan karena berkat rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang diberikan

Menurut Watkins (2001), jenis minyak yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan MES adalah kelompok minyak nabati seperti minyak kelapa, sawit, inti

(2012), menunjukkan bahwa setiap pasien kanker anak dapat mengalami efek samping pengobatan yang berbeda, tergantung pada kondisi tubuh mereka masing-masing. Dampak