• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cook Book Kurikulum 2013 di SMA KATA PENGANTAR. 2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah ii

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Cook Book Kurikulum 2013 di SMA KATA PENGANTAR. 2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah ii"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

ii

KATA PENGANTAR

(3)
(4)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 2

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2. Undang-undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

4. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010;

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan;

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses;

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan;

11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA;

12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang Implementasi Kurikulum;

13. Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, No. 717/D/Kep/2013, tentang Bentuk dan Tata Cara Penyusunan Laporan Capaian Kompetensi Peserta Didik Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah;

14. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (SE Mendikbud) Nomor 156928/MPK.A/KR/2013 Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013.

(5)
(6)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 4

Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar; (Permendikbud No. 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA).

Buku Panduan Guru adalah pedoman yang memuat strategi pembelajaran, metode pembelajaran, teknik pembelajaran, dan penilaian untuk setiap mata pelajaran dan/atau tema pembelajaran; (PP No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas PP No. 19 tentang SNP). Buku Teks Pelajaran adalah sumber pembelajaran utama untuk mencapai kompetensi dasar dan kompetensi inti; (PP No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas PP No. 19 tentang SNP).

Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum; (Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum).

Ekstrakurikuler pilihan merupakan program ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh peserta didik sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing; (Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum).

Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali bagi peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut; (Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum).

Evaluasi (evaluation/judgement) adalah proses mengambil keputusan berdasarkan hasil-hasil penilaian; (Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum). Evaluasi kurikulum adalah serangkaian tindakan sistematis dalam mengumpulkan informasi, pemberian pertimbangan dan keputusan mengenai nilai dan makna kurikulum. Evaluasi kurikulum merupakan kegiatan yang dilakukan sejak awal pengembangan ide kurikulum, pengembangan dokumen, implementasi, dan sampai kepada saat di mana hasil kurikulum sudah memiliki dampak di masyarakat; (Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum).

Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan; (Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum).

Fakta merupakan kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca, disentuh, atau diamati atau materi yang berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang,

(7)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 5

peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda dan lain sebagainya; (Direktorat PSMA, Pembelajaran berbasis kompetensi melalui pendekatan saintifik).

Indeks Prestasi merupakan rata-rata dari gabungan hasil penilaian kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan; (Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum).

Indikator merupakan rumusan yang menggambarkan karakteristik, ciri-ciri, perbuatan, atau respon yang harus ditunjukkan atau dilakukan oleh peserta didik dan digunakan sebagai penanda/indikasi pencapaian kompetensi dasar; (Direktorat PSMA, Juknis Penyusunan Rancangan Hasil Belajar di SMA)

Indikator Pencapaian Kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan; (Direktorat PSMA, Juknis Pengembangan RPP).

Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan).

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik; (Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum).

Kegiatan mandiri adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai kompetensi dasar. Waktu penyelesaiannya diatur oleh peserta didik atas dasar kesepakatan dengan pendidik; (Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum).

Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik; (Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum).

Kegiatan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai kompetensi dasar. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik; (Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum).

Kelompok Matapelajaran Wajib merupakan bagian dari pendidikan umum yaitu pendidikan bagi semua warganegara bertujuan memberikan pengetahuan tentang bangsa, sikap sebagai bangsa, dan kemampuan penting untuk mengembangkan kehidupan pribadi peserta didik, masyarakat dan bangsa; (Permendikbud No. 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA).

(8)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 6

Kompetensi adalah seperangkat sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh Peserta Didik setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran, menamatkan suatu program, atau menyelesaikan satuan pendidikan tertentu; (PP No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas PP No. 19 tentang SNP).

Kompetensi Inti adalah tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program; (PP No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas PP No. 19 tentang SNP).

Kompetensi Dasar adalah kemampuan untuk mencapai kompetensi inti yang harus diperoleh peserta didik melalui pembelajaran; (PP No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas PP No. 19 tentang SNP).

Konsep merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan kata lain konsep merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang saling berhubungan. Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakikat, dan inti isi. Contoh konsep tentang zat cair (kelompok benda-benda seperti air, minyak, alkohol, bensin, dan spiritus) adalah zat yang mempunyai ciri-ciri bentuk selalu berubah sesuai bentuk wadah/tempat yang ditempatinya, volume dan beratnya selalu tetap, dapat mengalir dari tempat yang tinggi menuju ke tempat yang lebih rendah, tidak dapat dimampatkan; (Direktorat PSMA, Pembelajaran berbasis kompetensi melalui pendekatan saintifik).

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu(PP Nomor 32 Tahun 2013)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan; (PP No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas PP No. 19 tentang SNP).

Matapelajaran Kelompok A dan C adalah kelompok matapelajaran yang substansinya dikembangkan oleh pusat. Matapelajaran Kelompok B adalah kelompok matapelajaran yang substansinya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah. Matapelajaran kelompok A dan B adalah kelompok matapelajaran wajib, sedangkan kelompok C adalah matapelajaran peminatan; (Permendikbud No. 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA). Matrikulasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan awal yang diperlukan peserta didik mengikuti kegiatan pembelajaran pada jenjang tertentu. Secara operasional program matrikulasi diartikan sebagai kegiatan pemenuhan kompetensi siswa agar kesenjangan antara dua standar isi dari kurikulum yang berbeda dapat dipenuhi sesuai dengan kompetensi yang harus dipenuhi; (Direktorat PSMA, Model Matrikulasi SMA).

Metakognitif adalah pengetahuan kognisi secara umum seperti kesadaran dan pengetahuan tentang kognisinya itu sendiri; (Direktorat PSMA, Pembelajaran berbasis kompetensi melalui pendekatan saintifik).

(9)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 7

Metode dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya (Wina Senjaya, 2008).

Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran di luar waktu libur untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan; (Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum).

Muatan lokal merupakan bahan kajian pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal yang dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya; (Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum).

Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A. Benyamin

Surasega, 1990)

mengetengahkan 4 (empat)

kelompok model

pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku.

Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan).

Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar; (PP No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas PP No. 19 tentang SNP).

(10)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 8

Pembelajaran Berbasis Projek (Project-Based Learning) adalah model pembelajaran yang menggunakan projek/kegiatan sebagai inti pembelajaran; (Direktorat PSMA, Model Penyusunan RPP).

Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning) merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari peserta didik (bersifat kontekstual) sehingga merangsang peserta didik untuk belajar; (Direktorat PSMA, Model Penyusunan RPP).

Pembelajaran Inkuiri (Inquiry Learning) adalah sebagai proses bertanya, menyelidiki dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukan. Inkuiri merupakan suatu proses yang dinamik untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga dapat memahami lingkungan dan situasi lainnya. Inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis. Inkuiri adalah suatu kegiatan atau penelaahan sesuatu dengan cara mencari kesimpulan, keyakinan tertentu melalui proses berpikir dan penalaran secara teratur, runut dan bila diterima oleh akal; (Direktorat PSMA, Model Penyusunan RPP).

Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri. Pada pembelajaran penemuan, siswa didorong untuk terutama belajar sendiri melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Guru mendorong siswa agar mempunyai pengalaman dan melakukan eksperimen dengan memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip atau konsep-konsep bagi diri mereka sendiri; (Direktorat PSMA, Model Penyusunan RPP).

Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito, 1989).

Proses pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘mengapa’. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘bagaimana’. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘apa’.

(11)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 9

Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. (Dokumen kurikulum 2013).

Pembelajaran aktif adalah adalah suatu cara atau strategi belajar mengajar yang menuntut keaktifan dan partisipasi peserta didik seoptimal mungkin sehingga peserta didik mampu mengubah tingkah lakunya secara efektif dan efisien dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pembelajaran langsung (Direct Teaching) adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung tersebut peserta didik melakukan kegiatan belajar mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect; (Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum).

Pembelajaran tidak langsung (Indirect Teaching) adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh mata pelajaran tertentu, pengembangan sikap sebagai proses pengembangan moral dan perilaku dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat; (Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum).

Pendekatan ilmiah (scientificappoach) meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta.

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan

(12)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 10

(2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach); (Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003)).

Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria (PAK). PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan). Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan patokan (PAP). Semua kompetensi perlu dinilai dengan menggunakan acuan patokan berdasarkan pada indikator hasil belajar. Sekolah menetapkan acuan patokan sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya (Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum).

Pengayaan adalah pengalaman atau kegiatan peserta didik yang melampaui persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat melakukannya. Pengukuran (measurement) adalah kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan suatu kriteria atau ukuran. Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numeric dari suatu tingkatan dimana seseorang peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu. Pengukuran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) berdasarkan pada klasifikasi observasi unjuk kerja atau kemampuan, yang dapat menggunakan tes dan non tes. Pengukuran dalam kegiatan belajar bisa bersifat kuantitatif maupun kualitatif (Guilford: 1982)

Penilaian (assessment) adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi dari proses dan hasil pembelajaran untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik; (PP No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas PP No. 19 tentang SNP).

Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan).

Penilaian antar matapelajaran adalah kesimpulan dari sikap keseluruhan dalam mata pelajaran diputuskan melalui rapat koordinasi bersama dengan guru mata pelajaran dan wali kelas; (Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan, Manajemen Implementasi Kurikulum 2013)

Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan. Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik; (Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum).

Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi.

(13)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 11

Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan).

Penilaian kelas adalah suatu usaha untuk membangun praktek mengajar yang lebih baik dengan melakukan umpan balik pada pembelajaran peserta didik lebih sistimatik, lebih fleksibel, dan lebih efektif; (Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum).

Penilaian pengetahuan adalah penilain potensi intelektual yang terdiri dari tahapan mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi (Anderson & Krathwohl, 2001).

Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan).

Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk; (Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum).

Penilaian projek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian projek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada matapelajaran tertentu secara jelas; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan).

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran. Menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Menilai kesiapan, proses dan hasil belajar secara utuh. Relevan dengan pembelajaran saintific dalam pembelajaran. Penilaian dan pembelajaran secara terpadu. Harus mencerminkan masalah dunia nyata. Tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan).

Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu; (Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum).

Prinsip merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep yang berkaiatan atau lebih dikenal berupa dalil, rumus, postulat, adagium dan paradigma. Prinsip IPA bersifat analitik, sebab merupakan generalisasi induktif yang ditarik dari berapa contoh. Contoh yang merupakan prinsip adalah jika air dipanaskan maka akan menguap. Prinsip yang menghubungkan adalah konsep air, konsep panas, dan konsep penguapan. Termasuk ke

(14)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 12

dalam kategori prinsip adalah hukum, teori, dan azas; (Direktorat PSMA, Pembelajaran berbasis kompetensi melalui pendekatan saintifik).

Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan).

Prosedur merupakan sederatan langkah yang bertahap dan sistematis dalam menerapkan prinsip. Langkah prosedural merupakan bagian dari kompetensi pada aspek keterampilan. Pada pembelajaran biologi contohnya misalnya adalah proses pembuatan telur asin, langkah-langkah membuat sayatan preparat dan lain sebagainya; (Direktorat PSMA, Pembelajaran berbasis kompetensi melalui pendekatan saintifik).

Ranah abstrak mencakup; aktivitas menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang.

Ranah konkrit mencakup; menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat.

Pembelajaran remedial adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang mengalami kesulitan atau kelambatan belajar. Pemberian pembelajaran remedial meliputi dua langkah pokok, yaitu pertama mendiagnosis kesulitan belajar, dan kedua memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran remedial.

Rubrik adalah daftar kategori beserta deskriptor kriterianya. Deskriptor dalam rubrik harus jelas dan terukur; (Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum). Sikap Spiritual adalah sikap diri terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Sikap Sosial adalah karakter diri, sikap hubungannya dengan sesama, dan sikap terhadap lingkungan.

Sintaks merupakan fase-fase dari model yag menjelaskan model tersebut dalam pelaksanaan secara nyata; (Direktorat PSMA, Model Penyusunan RPP).

Sistem Kredit Semester (SKS) adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap semester pada satuan pendidikan.

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar; (PP No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas PP No. 19 tentang SNP).

Strategi pembelajaran menurut Kemp (Wina Senjaya, 2008) adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi

(15)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 13

pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008).

Taktik Pembelajaran; merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekaligus juga seni (kiat) (Wina Senjaya, 2008).

Teknik Pembelajaran; dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama (Wina Senjaya, 2008).

Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan).

Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan).

Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan kompetensi dasar, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau diorganisasikan untuk setiap pertemuan. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan yang menggambarkan arah dan target yang dicapai dalam seluruh rangkaian kegiatan (dalam satu atau berberapa minggu/pertemuan) dalam satu materi pokok/tema/teks, serta memuat penjelasan proses dan hasil yang diharapkan.

Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan; (PP No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas PP No. 19 tentang SNP).

(16)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 14

Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan).

Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah kompetensi dasar yang merepresentasikan kompetensi inti pada tingkat kompetensi tersebut; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan).

Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian standar nasional pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan).

Ujian Sekolah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan pendidikan; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan).

Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses Pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar Peserta Didik; (PP No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas PP No. 19 tentang SNP).

Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik diakhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua kompetensi dasar pada semester tersebut; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan).

Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodic untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu kompetensi dasar atau lebih; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan).

Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh kompetensi dasar pada periode tersebut; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan).

(17)
(18)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 16

Langkah-langkah penyusunan KTSP

Berdasarkan bagan tersebut, terdapat 5 (lima) besaran kegiatan yaitu; 1) Kegiatan Koordinasi dan Persiapan, 2) Pelaksanaan Pengembangan, 3) Supervisi, 4) Sosialisasi dan Implementasi, dan 5) Evaluasi. Masing-masing kegiatan tersebut akan dijelaskan berikut ini.

1. Kegiatan Persiapan dan Koordinasi

Kegiatan persiapan terdiri atas beberapa kegiatan yang dilakukan di sekolah dengan koordinasi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota yang dalam hal ini dapat diwakili oleh pengawas SMA, berupa bimbingan dalam penyusunan KTSP dengan substansi yang mencakup antara lain 1) penentuan jenis dan strategi pelaksanaan muatan lokal; 2) penentuan jadwal penyusunan dan pendampingan; dan 3) perumusan kalender pendidikan.

Kegiatan persiapan yang dapat dilakukan antara lain;

a. Kepala SMA berkoordinasi dengan pengawas membentuk atau melakukan revitalisasi fungsi Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Sekolah dan memberi pengarahan teknis untuk melakukan pengembangan KTSP, antara lain tentang;

1) Analisis keberhasilan, kendala, kekurangan, atau revisi Kurikulum tahun sebelumnya, baik pada dokumennya maupun pada saat implementasinya.

2) Dasar pelaksanaan pengembangan Kurikulum Sekolah, antara lain implementasi Kurikulum 2013, Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang meliputi

(19)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 17

perubahan SKL, SI, Standar Proses, Standar Penilaian, dan Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum.

3) Analisis konteks, yaitu analisis pemenuhan terhadap Standar Pendidikan Nasional yang telah dicapai sekolah, antara lain Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, serta Standar Sarana dan Prasarana.

4) Tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan Kurikulum Sekolah, difokuskan pada pencapaian kompetensi Kurikulum 2013 yang terpadu berkaitan dengan SKL, SI, Standar Proses, dan Standar Penilaian yang mencakup tiga domain sikap, pengetahuan dan keterampilan.

5) Manfaat pengembangan Kurikulum Sekolah sebagai acuan dalam implementasi kurikulum.

6) Hasil yang diharapkan dari kegiatan pengembangan Kurikulum Sekolah terkait dengan pengembangan potensi peserta didik yang mencakup tiga domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

7) Unsur-unsur yang terlibat dan uraian tugasnya dalam pelaksanaan pengembanganKurikulum Sekolah..

b. Tim Pengembang Kurikulum(TPK) Sekolah menyusun rencana, jadwal, materi, dan strategi pengembanganKurikulum untuk tahun berjalan.Pada kegiatan ini dapat melibatkan pengawas atau nara sumber lain yang kompeten, sehingga diperoleh suatu pemahaman untuk diaplikasikan dalam penyusunan kurikulum sekolah. Kegiatan tersebut meliputiantara lain;

1) Penyamaan persepsi terhadap Kurikulum 2013 berikut peraturan-peraturan yang berlaku, antara lain PP No. 32 Tahun 2013, Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 tentang SKL, Permendikbud Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi, Permendikbud Nomor 65 tentang Standar Proses, Permendikbud Nomor 66 tentang Standar Penilaian, dan Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum.

2) Pengumpulan data dan informasi yang berkaitan dengan keberhasilan dan kendala pelaksanaan Kurikulum yang dilakukan melalui kajian analisis terhadap dokumen kurikulumtahun sebelumnya,serta kemungkinan kendala dalam pelaksanaan KurikulumSekolahyang akan disusun untuk tahun berjalan.

3) Analisis kondisi riil sekolah terutama yang berkaitan dengan tenaga pendidik dan sarana dan prasarana yang akan dijadikan dasar dalam menyusun program peminatan, lintas minat, dan pendalaman minat (lihat lampiran Mekanisme dan Prosedur Peminatan, Lintas Minat, Pendalaman Minat).Hasil analisis tersebut merupakan gambaran kondisi riil sekolah, terutama tentang ketersediaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan,serta sarana-prasarana sekolah sebagai acuan dalam menyusun program peminatan, lintas minat, dan pendalaman minat. 4) Perencanaan penambahan mata pelajaran Wajib B, penambahan jam dan mata

pelajaran, sesuai hasil analisis kondisi riil sekolah atau berdasarkan keputusan kepala daerah kab./kota atau provinsi masing-masing, misalnya penambahan Bahasa Daerah. Penambahan ini dapat dipadukan pada mata pelajaran wajib B atau berdiri sendiri sebagai mata pelajaran Muatan Lokal (Mulok)

5) Penyusunan rencana program peminatan dan lintas minat untuk kelas X berdasarkan hasil analisis tenaga pendidik, kondisi sarana-prasarana, dan hasil

(20)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 18

angket peserta didik kelas X tentang minat dan lintas minat (lihat lampiran tentang mekanisme dan prosedur peminatan, lintas minat, dan pendalaman minat). 2. Pengembangan KTSP

Hasil analisis pada kegiatan persiapan dan koordinasi, dijadikan bahan dan materi, serta strategi pengembangan kurikulum sekolah dengan langkah kegiatan antara lain;

a. Menyusun Draf KTSP

TPK mengembangkan draf KTSP untuk tahun berjalan berdasarkan hasil analisis tersebut di atas, serta hasil evaluasi terhadap KTSP tahun sebelumnya. Pada saat pengembangan, TPK dapat berkoordinasi dengan pengawas atau unsur Dinas Pendidikan lain, serta unsur dinas/instansi terkait sesuai dengan kebutuhan. b. Kegiatan Review, Revisi, dan Finalisasi

Setelah draf KTSP jadi, maka TPK melakukan review, revisi, dan finalisasi untuk memastikan kebenaran dan keterlaksanaannya. Kegiatan ini dapat melibatkan pengawas atau stakeholder lain, misalnya orang atau sumber yang berkaitan dengan pelaksanaan muatan lokal. Review dan revisi juga harus dilakukan terhadap RPP, sehingga RPP yang dikembangkan benar-benar sudah mencakup kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku. Kegiatan pengembangan RPP dilakukan oleh guru mata pelajaran dengan mengembangkan kegiatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik yang mencakup tiga domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan mengacu kepada silabus dan buku yang diterbitkan oleh Kementerin Pendidikan (lihat E-Katalog untuk buku). (lihat model Pengembangan RPP,Model Pengembangan Penilaian, dan Analisis Hasil Belajar Peserta Didik).

c. Pemantapan dan Penilaian

Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan hasil finalisasi, yang dilakukan oleh TPK sekolah dengan melibatkan Kepala Sekolah dan Pengawas atau Kepala Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota (dapat menggunakan instrumen verifikasi/validasi), serta persetujuan dari Komite Sekolah.

d. Penandatangan oleh Kepala Sekolah dan Komite Sekolah

Kepala SMA dan Ketua Komite Sekolah menandatangani dokumen kurikulum hasil pemantapan dan penilaian dan menetapkan pemberlakuan kurikulum tersebut di sekolahnya, kemudian mengirimkannya ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk direkomendasikan ke Dinas Pendidikan Provinsi.

e. Tim Pengembang Kurikulum menggandakan dokumen kurikulum dan Kurikulum SMA siap untuk disosialisasikan dan diimplementasikan.

3. Supervisi

Kegiatan supervisi disini tidak diartikan sebagai supervisi pada saat implementasinya di sekolah, tetapi merupakan kegiatan “penilaian atau judgement ” terhadap kelayakan KTSP yang telah dikembangkan oleh sekolah. Pada kegiatan ini Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota (dapat dilakukan oleh pengawas sekolah) melakukan verifikasi, untuk selanjutnya merekomendasikan kurikulum sekolah yang bersangkutan ke Dinas Pendidikan Provinsi.

Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Dinas Pendidikan Provinsi memvalidasi kelayakan KTSP tersebut untuk diketahui/ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi atau yang mewakilinya, dan kemudian di kembalikan ke sekolah masing-masing.

(21)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 19

4. Sosialisasi dan Implementasi

Sosialisasi dan implementasi Kurikulum dapat dilakukan sebelum atau setelah dokumen Kurikulum diketahui/ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi. Tetapi telah ditandatangani oleh Kepala Sekolah dan diketahui oleh Komite Sekolah sebagai bukti pemberlakuannya.

5. Evaluasi

Evaluasi KTSP dilaksanakan secara berkesinambungan dan berkala yang dilakukan oleh sekolah (guru, Kepala Sekolah, dan Komite Sekolah) minimal satu semester dua kali untuk Dokumen 1, dan oleh guru mata pelajaran yang melakukan evaluasi dan revisi RPP sesuai kebutuhan.

Langkah-langkah penyusunan draf KTSP

1. TPK menyusun visi dan misi sekolah berdasarkan analisis konteks;

2. TPK menyusun halaman depan, lembar pengesahan, kata pengantar, dan daftar isi. 3. TPK menyusun Bab I Pendahuluan yang mencakup latar belakang, dasar, dan tujuan.

a. Latar belakang, menguraikan tentang kondisi ideal, kondisi nyata, potensi dan karakteristik sekolah;

b. Dasar, menguraikan landasan hukum pengembangan KTSP termasuk PP No. 32 Tahun 2013 sebagai pengganti atas PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan berikut Permendikbud yang mengiringinya (Permendikbud No. 54, 64, 65, 66, 69, dan 81A Tahun 2013)

c. Tujuan; berisi Tujuan penyusunan KTSP dan manfaat penyusunan KTSP sebagai acuan dalam implementasi kurikulum.

4. TPK menyusun Bab II Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan Satuan Pendidikan yang mencakup;.

a. Visi; mendeskripsikan cita-cita yang hendak dicapai oleh satuan pendidikan. Dijadikan sebagai cita-cita bersama warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang. Mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan. Dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga sekolah dan pihak-pihak yang berkepentingan, selaras dengan visi institusi di atasnya serta visi pendidikan nasional. Diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah dengan memperhatikan masukan komite sekolah. Disosialisasikan kepada warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan. ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat. Dilengkapi dengan indikator pencapaian visi satuan pendidikan.

b. Misi; mendeskripsikan indikator-indikator yang harus dilakukan melalui rencana tindakan dalam mewujudkan visi satuan pendidikan. Memberikan arah dalam mewujudkan visi sekolah sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu. Menjadi dasar program pokok sekolah. Menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan yang diharapkan oleh sekolah. Memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan program sekolah. Memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan satuan-satuan unit sekolah yang terlibat. Dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak yang berkepentingan termasuk komite sekolah dan diputuskan oleh rapat dewan

(22)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 20

pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah. Disosialisasikan kepada warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan. Ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat. Dilengkapi dengan indikator pencapaian misi satuan pendidikan.

c. Tujuan Pendidikan Satuan Pendidikan; mendeskripsikan hal-hal yang perlu diwujudkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka menengah (empat tahunan). Mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional serta relevan dengan kebutuhan masyarakat. Mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh sekolah dan Pemerintah. Mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan termasuk komite sekolah dan diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah. Disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan. Dilengkapi dengan indikator pencapaian tujuan satuan pendidikan.

5. TPK menyusun bab III Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang menguraikan tentang Muatan Kurikulum pada tingkat nasional, tingkat daerah, dan kekhasan satuan pendidikan.

a. Muatan kurikulum pada tingkat nasional, mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA

b. Muatan kurikulum tingkat daerah, terdiri atas sejumlah bahan kajian dan pelajaran dan/atau mata pelajaran muatan lokal yang ditentukan oleh daerah yang bersangkutan.

c. Muatan kurikulum kekhasan satuan pendidikan, berupa bahan kajian dan pelajaran dan/atau mata pelajaran muatan lokal serta program kegiatan yang ditentukan oleh satuan pendidikan yang bersangkutan dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik.

6. TPK menyusun bab IV Pengaturan beban belajar yang menguraikan tentang sistem paket atau SKS, pembelajaran tatap muka, penugasan terstruktur, kegiatan mandiri, beban belajar tambahan, peminatan, lintas minat, dan pendalaman minat, pembelajaran saintifik, penilaian autentik, ketuntasan belajar, kenaikan kelas, mutasi, UTK dan UMTK, dan kelulusan.

a. Sistem Paket atau SKS

b. Pembelajaran tatap muka, adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik.

c. Penugasan terstruktur, adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai kompetensi dasar. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik.

d. Kegiatan mandiri, adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai kompetensi dasar. Waktu penyelesaiannya diatur oleh peserta didik atas dasar kesepakatan dengan pendidik.

e. Beban belajar tambahan, satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik. Konsekuensi penambahan beban belajar pada satuan pendidikan menjadi tanggung jawab satuan pendidikan yang bersangkutan.

(23)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 21

f. Peminatan, lintas minat, dan pendalaman minat. Peserta didik memiliki kesempatan untuk memilih kelompok peminatan, lintas minat, dan pendalaman minat, serta mata pelajaran sesuai dengan potensinya. Pemilihan kelompok peminatan berdasarkan nilai rapor SMP/MTs, nilai ujian nasional SMP/MTs, rekomendasi guru bimbingan dan konseling di SMP, hasil tes penempatan (placement test) ketika mendaftar di SMA, dan tes bakat minat oleh psikokog. Pada semester kedua di Kelas X, seorang peserta didik masih mungkin mengubah kelompok peminatan, berdasarkan hasil pembelajaran di semester pertama dan rekomendasi guru bimbingan dan konseling. Peserta didik selain memilih mata pelajaran peminatan, juga harus memilih mata pelajaran lintas kelompok peminatan sebanyak 6 jam pelajaran di Kelas X dan 4 jam pelajaran di Kelas XI dan XII. Matapelajaran lintas minat yang dipilih sebaiknya tetap dari Kelas X sampai dengan XII. Peserta didik di SMA/MA Kelas XII dapat mengambil matakuliah pilihan di perguruan tinggi yang akan diakui sebagai kredit dalam kurikulum perguruan tinggi yang bersangkutan. Pilihan ini tersedia bagi peserta didik SMA/MA yang memiliki kerjasama dengan perguruan tinggi terkait. Pendalaman minat matapelajaran tertentu dalam kelompok peminatan dapat diselenggarakan oleh satuan pendidikan melalui kerja sama dengan perguruan tinggi.

g. Pembelajaran saintifik; Pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito, 1989). Prinsip pembelajaran mencakup; berpusat pada peserta didik, mengembangkan kreativitas peserta didik, menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, dan menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna. h. Penilaian autentik; dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan

(input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran. Meliputi ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Menilai kesiapan, proses, dan hasil belajar peserta didik secara utuh. Relevan dengan pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran. Memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu. Penilaian autentik harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah. Menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Penilaian autentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik.

i. Ketuntasan belajar. Seorang peserta didik dinyatakan sudah tuntas belajar untuk menguasai KD pada KI-3 dan KI-4 yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai ≥ 2.66 dari hasil tes formatif. Ketuntasan seorang peserta didik pada KD dari KI-1 dan KI-2 dengan memperhatikan aspek sikap untuk seluruh matapelajaran, yakni jika profil sikap peserta didik secara umum berada pada kategori baik (B) menurut standar yang ditetapkan satuan pendidikan yang bersangkutan.

j. Kenaikan kelas. Kriteria kenaikan kelas ditentukan oleh pihak sekolah berdasarkan karakteristik sekolah masing-masing.

k. Mutasi. Kriteria mutasi ditentukan oleh pihak sekolah berdasarkan karakteristik sekolah masing-masing. Peserta didik dapat pindah ke sekolah lain yang sejenis dan telah

(24)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 22

menggunakan SKS dan semua kredit yang telah diambil dapat dipindahkan ke sekolah yang baru (transfer kredit).

l. Ujian Tingkat Kompetensi (UTK) dan Ujian Mutu Tingkat Kompetensi (UMTK). Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah kompetensi dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah kompetensi dasar yang merepresentasikan kompetensi inti pada tingkat kompetensi tersebut.

m. Kelulusan. Berdasarkan PP 32 tahun 2013 pasal 72 Peserta Didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah: (a) menyelesaikan seluruh program pembelajaran; (b) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran; (c) lulus ujian sekolah/madrasah; dan (d). lulus Ujian Nasional.

7. TPK menyusun bab V Kalender Pendidikan yang menguraikan tentang permulaan waktu pelajaran, pengaturan waktu belajar efektif, dan pengaturan waktu libur.

a. Permulaan waktu pelajaran dimulai pada setiap awal tahun pelajaran.

b. Pengaturan waktu belajar efektif. Terdiri dari waktu minggu efektif dan waktu pembelajaran efektif. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran di luar waktu libur untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu yang meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal (kurikulum tingkat daerah), ditambah jumlah jam untuk kegiatan lain yang dianggap penting oleh satuan pendidikan.

c. Pengaturan waktu libur. Mengacu pada ketentuan yang berlaku tentang hari libur, baik nasional maupun daerah. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.

8. MGMP mengembangkan RPP berdasarkan silabus, buku siswa dan buku panduan guru 9. TPK melampirkan lampiran-lampiran. Misalnya SK TPK dilengkapi dengan uraian tugas,

program dan jadwal kegiatan dan contoh RPP;

Langkah-langkah pengembangan muatan lokal di satuan pendidikan 1. Dari bawah ke atas (bottom up)

(25)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 23

2. Dari atas ke bawah (top down)

3. Penentuan dan pelaksanaan muatan lokal

Langkah-langkah analisis kompetensi inti (KI)

1. Melakukan linearisasi kompetensi dasar pengetahuan dan ketrampilan sesuai materi pokok pada silabus;

2. Mengembangkan indikator pengetahuan berdasarkan kompetensi dasar pengetahuan dan materi pokok;

3. Mengembangkan materi pembelajaran yang terdiri atas : fakta, konsep, prinsip, dan prosedur berdasarkan kompetensi dasar pengetahuan dan materi pokok;

4. Merancang penilaian pengetahuan;

5. Mengembangkan indikator keterampilan yang terkait dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur berdasarkan kompetensi dasar ketrampilan dan kegiatan pembelajaran dalam silabus;

6. Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang diperlukan untuk mengembangkan sikap sosial dan sikap religius;

7. Merancang penilaian ketrampilan;

8. Mengidentifikasi nilai-nilai sikap dari kompetensi dasar dan kompetensi inti spirital dan sosial;

(26)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 24

Langkah-langkah Penyusunan Indikator Pencapaian Kompetensi Pengetahuan Kriteria:

1. Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang dapat diamati dan terukur, didalamnya terdapat dua unsur, yaitu tingkat kompetensi pengetahuan dan materi pokok; 2. Penyusunan indikator mengacu pada kompetensi inti, kompetensi dasar, dan materi

pokok, dan penilaian dalam silabus;

3. Tingkat kompetensi indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal yang tercantum pada kompetensi dasar maupun kompetensi inti dan dapat dikembangkan hingga ke tingkat yang paling tinggi untuk mencapai target pencapaian kompetensi yang ditetapkan sesuai dengan karakteristik dan daya dukung sekolah dan lingkungannya;

4. Tingkat kompetensi pada aspek penggetahuan adalah mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi.

Contoh: mata pelajaran biologi kelas X

KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KD-3.3 : Menerapkan pemahaman tentang virus berkaitan dengan ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan masyarakat.

Indikator pencapaiaan kompetensi:

• Menjelaskan ciri-ciri dan struktur virus, • Mengurutkan replikasi virus,

• Mengklasifikasi kasus-kasus penyakit yang disebabkan virus • Menentukan peran virus dalam aspek kesehatan masyarakat

• Menganalisis jenis-jenis partisipasi remaja dalam menanggulangi persebaran virus Langkah-langkah Penyusunan Indikator Pencapaian Kompetensi Ketrampilan Kriteria:

1. Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang dapat diamati dan terukur, didalamnya terdapat dua unsur, yaitu tingkat kompetensi ketrampilan dan konten; 2. Penyusunan indikator mengacu pada kompetensi inti, kompetensi dasar, kegiatan

pembelajaran dan penilaian dalam silabus;

3. Tingkat kompetensi indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal yang tercantum pada kompetensi dasar maupun kompetensi inti dan dapat dikembangkan hingga ke tingkat yang paling tinggi untuk mencapai target pencapaian kompetensi yang ditetapkan sesuai dengan karakteristik dan daya dukung sekolah dan lingkungannya;

4. Tingkat kompetensi pada aspek ketrampilan adalah mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.

Contoh: mata pelajaran biologi kelas X

KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

(27)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 25

KD-4.3 : Menyajikan data tentang ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan dalam bentuk model/charta

Indikator pencapaiaan kompetensi:

• Mengamati berbagai kasus penyakit yang disebabkan virus saat ini • Menanya penyebab berbagai penyakit dan mekanisme penyebarannya

• Mengumpulkan data karakteristik virus dan struktur virus, proses perkembangbiakan virus dan penyebaran virus HIV

• Mengolah data kaitan antara struktur dan reproduksi virus dengan penyebaran penyakit dan mengaitkan perilaku yang harus dilakukannya

• Menyajikan secara lisan tentang ciri dan karakter virus, perkembangbiakan dan cara penularan HIV

Langkah-langkah Penyusunan Indikator Pencapaian Kompetensi Sikap Spiritual dan Sosial

Kriteria:

1. Indikator tidak harus menggunakan kata kerja operasional;

2. Penyusunan indikator mengacu pada kompetensi inti, kompetensi dasar, kegiatan pembelajaran dan penilaian dalam silabus;

3. Tingkat kompetensi pada aspek sikap adalah menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan;

Contoh: mata pelajaran biologi kelas X

KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KD-1.1 : Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem, dan lingkungan hidup

Indikator pencapaiaan kompetensi:

• Berdoa sebelum dan sesudah menjalankan sesuatu kegiatan • Menjalankan ibadah tepat waktu.

Contoh: mata pelajaran biologi kelas X

KI-2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KD-2.1 : Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.

Indikator pencapaiaan kompetensi:

• Tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan • Datang tepat waktu

(28)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 26

Langkah-Langkah Penyusunan RPP

1. Mengkaji silabus, buku siswa dan buku panduan guru. Silabus menguraikan kompetensi inti, kompetensi dasar (spiritual, sosial, pengetahuan dan ketrampilan), materi pokok, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Silabus sebagai dasar pengembangan RPP, terutama pengembangan indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, metode, media/alat/sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran dan penilaian.

(29)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 27

2. Menuliskan identitas rencana pelaksanaan pembelajaran yang mencakup Sekolah, Matapelajaran, Kelas/Semester, Materi Pokok dan alokasi waktu. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian kompetensi dasar dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan kompetensi dasar yang harus dicapai. Alokasi waktu ditulis dengan cara menuliskan jumlah pertemuan x jumlah jam sesuai struktur kurikulum. Misalnya 2 x 3 JP (dua kali pertemuan masing-masing tiga jam pelajaran).

3. Menuliskan kompetensi inti, meliputi kompetensi inti spiritual, sosial, pengetahuan dan ketrampilan;

4. Menuliskan kompetensi dasar dan menyusun indikator pencapaian kompetensi sebagai berikut:

a. Kompetensi dasar spiritual dan dapat menyusun indikator pencapaian kompetensi spiritual;

b. Kompetensi dasar sosial dan dapat menyusun indikator pencapaian kompetensi sosial; c. Kompetensi dasar pengetahuan dan menyusun indikator pencapaian kompetensi

pengetahuan;

d. Kompetensi dasar ketrampilan dan menyusun indikator pencapaian kompetensi ketrampnsi dasarilan;

Penyusunan indicator pencapaian kompetensi memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang terukur, didalamnya

terdapat dua unsur, yaitu tingkat kompetensi dan konten (pengetahuan dan keterampilan);

b. Penyusunan indikator mengacu pada kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran dan penilaian dalam silabus;

c. Tingkat kompetensi indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal yang tercantum pada kompetensi dasar maupun kompetensi inti dan dapat dikembangkan hingga ke tingkat yang paling tinggi untuk mencapai target pencapaian kompetensi sesuai dengan karakteristik dan daya dukung sekolah dan lingkungannya;

d. Tingkat kompetensi pada aspek sikap adalah menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan;

e. Tingkat kompetensi pada aspek pengetahuan adalah mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevalasi, dan mengkreasi;

f. Tingkat kompetensi pada aspek keterampilan adalah mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta, dan

g. Keseluruhan indikator yang disusun memadai untuk mencapai kompetensi dasar, kompetensi inti, dan standar kompetensi lulusan.

5. Mengembangkan tujuan pembelajaran. a. Tujuan pembelajaran sikap spiritual b. Tujuan pembelajaran sikap sosial

c. Tujuan pembelajaran pengetahuan, dan d. Tujuan pembelajaran ketrampilan. Tujuan pembelajaran memenuhi:

a. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan kompetensi dasar dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

(30)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 28

b. Tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh kompetensi dasar atau diorganisasikan untuk setiap pertemuan;

c. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan yang menggambarkan arah dan target yang dicapai dalam seluruh rangkaian kegiatan (dalam satu atau berberapa minggu/pertemuan) dalam satu materi pokok/tema/teks, serta memuat penjelasan proses dan hasil yang diharapkan. 6. Menguraikan materi pokok ke dalam materi pembelajaran. Materi pembelajaran memuat

fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi;

7. Menyusun metode pembelajaran, berdasarkan langkah-langkah pembelajaran yang terurai dalam silabus. Menuliskan model pembelajaran yang digunakan misalnya discovery, inkuiri, pembelajaran berbasis masalah atau pembelajaran berbasis projek. Menuliskan pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan saintifik, Menuliskan metode pembelajaran, misalnya diskusi, eksperimen, demonstrasi, dan/atau simulasi,

8. Menyusun media, alat, dan sumber belajar, berdasarkan langkah-langkah pembelajaran yang terurai dalam silabus;

9. Mengembangkan langkah-langkah pembelajaran berdasarkan kegiatan pembelajaran di silabus, buku guru dan buku siswa;

Kegiatan pendahuluan meliputi:

a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;

b. mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan terkait dengan materi yang akan dipelajari;

c. mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai; dan

d. menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas. Kegiatan Inti meliputi:

a. Guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca;

b. Guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, didengar atau dibaca. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik; c. Menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara

sebagai tindak lanjut dari bertanya. Peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi; d. Memproses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan

informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan;

e. Mengomunikasikan hasil berupa menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil

(31)

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 29

tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.

Kegiatan Penutup meliputi:

a. guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;

b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;

c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling;

e. memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, dan

f. menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

10. Menyusun instrumen penilaian pengetahuan yang terdiri dari tes dan tugas. Instrumen tes mencakup kisi-kisi, soal, kunci jawaban untuk soal pilihan ganda dan pedoman penskoran untuk soal uraian. Kisi-kisi soal mencakup identitas kisi-kisi yang sekurang-kurangnya memuat nama sekolah, mata pelajaran, jenis kurikulum, jumlah soal, bentuk soal, alokasi waktu, dan penyusun soal. Uraian dalam bentuk tabel meliputi; Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Bahan Kelas/Semester, Materi Pokok, Indikator Soal dan Nomor soal. Indikator soal memenuhi kriteria;

a. Menggunakan kata kerja operasional (perilaku khusus yang tepat),

b. Menggunakan satu kata kerja operasional untuk soal objektif dan lebih dari satu kata kerja operasional untuk soal uraian/tes perbuatan;

c. Dapat dibuat soal atau pengecohnya (untuk soal objektif);

d. Memperhatikan urgensi, kontinuitas, relevansi, dan keterpakaian (UKRK);

e. Penulisan indikator yang lengkap mencakup A = audience (peserta didik) , B = behaviour (perilaku yang harus ditampilkan), C = condition (kondisi yang diberikan), dan D = degree (tingkatan yang diharapkan);

f. Bagi kompetensi yang menuntut kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah ditambah stimulus.

11. Menyusun intrumen penilaian ketrampilan yang terdiri dari tes praktik, projek, dan/atau portofolio yang disertai dengan rubrik;

12. Menyusun instrumen penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial yang terdiri dari observasi, penilaian antarteman, penilaian diri, dan/atau jurnal. Observasi, penilaian antarteman, penilaian diri dilengkapi dengan rubrik.

Langkah-langkah model Discovery Learning

1. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan), siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Tahap ini Guru bertanya dengan mengajukan persoalan, atau menyuruh anak didik membaca atau mendengarkan uraian yang memuat permasalahan. Stimulation pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.

2. Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah), guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan

Referensi

Dokumen terkait

Standar penilaian sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

melakukan penyusunan bahan norma standar, prosedur, dan kriteria di bidang perencanaan kebutuhan, peningkatan kualifikasi dan kompetensi, penilaian kinerja,

100 % guru pada Sekolah Binaan menyusun program peningkatan mutu lulusan sesuai tanggungjawabnya dengan nilai minimal baik..

Perubahan kurikulum 2013 Revisi dilakukan berdasarkan penataan Standar Nasional Pendidikan (SNP), yang berangkat dari kompetensi-kompetensi sebagai hasil analisis