©2015, Direktorat Pembinaan SMA
ii
KATA PENGANTAR
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai tahun pelajaran 2013/2014 telah menetapkan kebijakan implementasi Kurikulum 2013 secara terbatas di 1.270 SMA sasaran dan sejumlah SMA yang melaksanakan secara mandiri. Selanjutnya pada tahun pelajaran 2014/2015, Kurikulum 2013 dilaksanakan di seluruh SMA untuk kelas X dan XI. Mempertimbangkan pentingnya Kurikulum 2013 dan masih ditemukannya beberapa kendala teknis, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan kebijakan penataan kembali implementasi Kurikulum 2013 pada semua satuan pendidikan mulai semester dua tahun pelajaran 2014/2015 melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013. Implementasi Kurikulum 2013 di SMA akan dilakukan secara bertahap mulai semester genap tahun pelajaran 2014/2015 di 10% SMA sampai dengan tahun pelajaran 2020/2021 di seluruh SMA. Sepanjang implementasi secara bertahap tersebut akan dilakukan evaluasi, perbaikan konsep dan strategi implementasi Kurikulum 2013 agar siap untuk dilaksanakan secara menyeluruh di semua SMA.
Sejalan dengan kebijakan diatas, Direktorat Pembinaan SMA sesuai dengan tugas dan fungsinya terus melakukan fasilitasi pembinaan implementasi Kurikulum 2013, antara lain melalui pengembangan naskah pendukung kurikulum. Pada tahun 2015 Direktorat Pembinaan SMA melakukan reviu naskah yang dikembangkan tahun sebelumnya dan menyusun naskah baru mengikuti perkembangan kebijakan Kurikulum 2013. Naskah-naskah yang direviu dan disusun sebagai berikut : Panduan Pengembangan KTSP, Panduan Pengembangan Silabus, Panduan Pengembangan RPP, Model-Model Pembelajaran, Panduan Pengembangan Penilaian, Model Pembelajaran dan Penilaian Projek, Model Pelaksanaan Remedial dan Pengayaan, Model Penyelenggaraan SKS, Model Penyelenggaraan Aktualisasi Mata Pelajaran Dalam Kegiatan Kepramukaan, Model Penyelengaraan Peminatan, Model Penyelenggaraan Pendalaman Minat, Panduan Pengembangan Muatan Lokal, Model Penyelenggaraan Kewirausahaan, Panduan Transisi Kurikulum 2013 ke Kurikulum 2006, dan Panduan Pengisian Aplikasi Rapor. Naskah-naskah pendukung kurikulum dikembangkan oleh tim pengembang yang terdiri dari unsur staf Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, pengawas, kepala sekolah, dan guru dengan prinsip dari kita, oleh kita, dan untuk kita. Naskah-naskah tersebut disusun sebagai acuan bagi sekolah dalam mengelola pelaksanaan kurikulum dan acuan bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran di kelas sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Naskah-naskah pendukung kurikulum akan terus dikembangkan, sehingga menjadi lebih operasional. Oleh karena itu, sekolah diharapkan memberi masukan untuk penyempurnaan lebih lanjut. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan dan pembahasan
naskah-naskah ini diucapkan terima kasih.
Jakarta, 00Juni 2015 Direktur Pembinaan SMA,
Harris Iskandar, Ph.D
©2015, Direktorat Pembinaan SMA
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...i
DAFTAR ISI ... iii
... 1
... 3
... 17
... 50
... 75
... 98
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
1
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;2. Undang-undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
7. Peraturan Pemerintah nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
8. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.;
14.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;15.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstra Kurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;16.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstra Kurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah17.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 64 Tahun 2014 tentang Peminatan pada Pendidikan Menengah.18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor 68 tahun 2014 tentang Peran Guru Teknologi Informasi Dan Komunikasi dan Guru Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi Dalam Implementasi Kurikulum 2013
19.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
2
20.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 tahun 2014 tentangPembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
21.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 tahun 2014 tentangPenilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
22.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 tahun 2014 tentangBimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
23.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 158 tahun 2014 tentangPenyelenggaraan Sistem Kredit Semester pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 159 tahun 2014 tentang Evaluasi Kurikulum;
25. Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, No. 717/D/Kep/2013, tentang Bentuk dan Tata Cara Penyusunan Laporan Capaian Kompetensi Peserta Didik Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah;
26. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (SE Mendikbud) Nomor 156928/MPK.A/KR/2013 Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013.
27. Surat Edaran Dirjen Pendidikan Menengah dan Dirjen Pendidikan Dasar Nomor. 233/C/KR/2015 tentang Penetapan Sekolah Pelaksana Ujicoba Kurikulum 2013 Tahun Pelajaran 2014/2015.
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
3
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalamsatu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar; (Permendikbud No. 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA).
Bentuk Penilaian adalah cara yang dilakukan dalam menilai capaian pembelajaran peserta
didik, misalnya: penilaian unjuk kerja, penilaian projek, dan penilaian tertulis. (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah).
Buku Panduan Guru adalah pedoman yang memuat strategi pembelajaran, metode
pembelajaran, teknik pembelajaran, dan penilaian untuk setiap mata pelajaran dan/atau tema pembelajaran; (PP No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas PP No. 19 tentang SNP).
Buku Teks Pelajaran adalah sumber pembelajaran utama untuk mencapai kompetensi
dasar dan kompetensi inti; (PP No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas PP No. 19 tentang SNP).
Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam
belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan, bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan ; (Permendikbud No. 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Menengah).
Ekstrakurikuler pilihan kegiatan ekstrakurikuler yang dapat dikembangkan dan
diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan dapat diikuti oleh peserta didik sesuai bakat dan minatnya masing-masing.; (Permendikbud No. 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Menengah).
Ekstrakurikuler wajibkegiatan ekstrakurikuler yang wajib diselenggarakan oleh satuan
pendidikan dan wajib diikuti oleh seluruh peserta didik.
; (Permendikbud No. 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Menengah).
Evaluasi (evaluation/judgement) adalah proses mengambil keputusan berdasarkan
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
4
Evaluasi kurikulum adalah serangkaian kegiatan terencana, sistematis, dan sistemikdalam mengumpulkan dan mengolah informasi, memberikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk menyempurnakan kurikulum. ; (Permendikbud No. 159 Tahun 2014 tentang Evaluasi Kurikulum).
Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu
pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan; (Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan).
Fakta merupakan kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca, disentuh,
atau diamati atau materi yang berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda dan lain sebagainya; (Direktorat PSMA, Pembelajaran berbasis kompetensi melalui pendekatan saintifik).
Formatif yaitu memperbaiki kekurangan hasil belajar peserta didik dalam sikap,
pengetahuan, dan keterampilan pada setiap kegiatan penilaian selama proses pembelajaran dalam satu semester, sesuai dengan prinsip Kurikulum 2013 agar peserta didik tahu, mampu dan mau. Hasil dari kajian terhadap kekurangan peserta didik digunakan untuk memberikan pembelajaran remedial dan perbaikan RPP serta proses pembelajaran yang dikembangkan guru untuk pertemuan berikutnya; (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah).
Gugus Depan (Gudep) adalah satuan pendidikan dan satuan organisasi terdepan
penyelenggara pendidikan kepramukaan. (Permendikbud No. 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib).
Indeks Prestasi adalah nilai akhir capaian pembelajaran peserta didik pada akhir semester
yang mencakup nilai kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan ; (Permendikbud No. 158 Tahun 2014 tentang Sistem Kredit Semester).
Indikator merupakan rumusan yang menggambarkan karakteristik, ciri-ciri, perbuatan,
atau respon yang harus ditunjukkan atau dilakukan oleh peserta didik dan digunakan sebagai penanda/indikasi pencapaian kompetensi dasar; (Direktorat PSMA, Juknis Penyusunan Rancangan Hasil Belajar di SMA)
Indikator Pencapaian Kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi
untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan; (Direktorat PSMA, Juknis Pengembangan RPP).
Indikator Pencapaian Kompetensi adalah (a) perilaku yang dapat diukur dan/atau
diobservasi untuk kompetensi dasar (KD) pada kompetensi inti (KI)-3 dan KI-4; dan (b) perilaku yang dapat diobservasi untuk disimpulkan sebagai pemenuhan KD pada KI-1 dan KI-2, yang kedua-duanya menjadi acuan penilaian mata pelajaran. (Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah).
Instrumen Penilaian adalah alat yang digunakan untuk menilai capaian pembelajaran
peserta didik, misalnya: tes dan skala sikap. (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah).
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
5
Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasilpengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan).
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, yang dilakukan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik; (Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah).
Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan
keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur (SK. Kwarnas No. 231 Thn 2007). (Permendikbud No. 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib).
Ketuntasan Belajar adalah tingkat minimal pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan,
dan keterampilan meliputi ketuntasan penguasaan substansi dan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar. (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah).
Kompetensi adalah seperangkat sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus
dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh Peserta Didik setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran, menamatkan suatu program, atau menyelesaikan satuan pendidikan tertentu; (PP No. 13 Tahun 2015tentang Perubahan kedua atas PP No. 19 tentang SNP).
Kompetensi Inti adalah tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan
yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program; (PP No. 13 Tahun 2015tentang Perubahan kedua atas PP No. 19 tentang SNP).
Kompetensi Inti merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam
aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan matapelajaran; (Permendikbud No. 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses)
Kompetensi Dasar adalah kemampuan untuk mencapai kompetensi inti yang harus
diperoleh peserta didik melalui pembelajaran; (PP No. 13 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua
atas PP No. 19 Tahun 2005 tentang SNP).
Kompetensi Dasar merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran; (Permendikbud No. 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses)
Konsep merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan kata lain konsep
merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang saling berhubungan. Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakikat, dan inti isi. Contoh konsep tentang zat cair (kelompok benda-benda seperti air, minyak, alkohol, bensin, dan spiritus) adalah zat yang mempunyai ciri-ciri bentuk selalu berubah sesuai bentuk wadah/tempat yang ditempatinya, volume dan beratnya selalu tetap, dapat mengalir dari tempat yang tinggi menuju ke tempat yang lebih rendah, tidak dapat dimampatkan; (Direktorat PSMA, Pembelajaran berbasis kompetensi melalui pendekatan saintifik).
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
6
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahanpelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. (Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan).
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh
dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan; (Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan).
Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar yang kemudian disebut KMD adalah kursus
yang diselenggarakan bagi anggota dewasa dan Pramuka Pandega yang akan membina anggota muda di gugus depan. (Permendikbud No. 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib).
Lintas Minat adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi perluasan
pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan akademik peserta didik dengan orientasi penguasaan kelompok mata pelajaran keilmuan di luar pilihan minat. (Permendikbud No. 64 Tahun 2014 tentang Peminatan pada Pendidikan Menengah).
Matrikulasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan awal yang diperlukan peserta didik mengikuti kegiatan pembelajaran pada jenjang tertentu. Secara operasional program matrikulasi diartikan sebagai kegiatan pemenuhan kompetensi siswa agar kesenjangan antara dua standar isi dari kurikulum yang berbeda dapat dipenuhi sesuai dengan kompetensi yang harus dipenuhi; (Direktorat PSMA, Model Matrikulasi SMA).
Mata pelajaran umum Kelompok A merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sebagai dasar dan penguatan kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. (Permendikbud RI Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah);
(di pindah urutan ke atas)
Mata pelajaran umum Kelompok B merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik terkait lingkungan dalam bidang sosial, budaya, dan seni. (Permendikbud RI Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah);
Mata pelajaran peminatan akademik Kelompok C merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik dalam berbagai pilihan disiplin keilmuan. (Permendikbud RI Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah);
Metode dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya (Wina Senjaya, 2008).
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
7
Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahunajaran pada setiap satuan pendidikan; (Permendikbud No. 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau harus dilaksanakan sebagai penjabaran visi
yang telah ditetapkan dalam kurun waktu tertentu untuk menjadi rujukan bagi penyusunan program jangka pendek, menengah, dan jangka panjang, dengan berdasarkan masukan dari seluruh warga satuan pendidikan. (Permendikbud No. 61 Tahun 2014 Tentang Kuriukulum Tingkat Satuan Pendidikan)
Model Aktualisasi adalah pola Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib
yang dilaksanakan setiap satu minggu sekali. (Permendikbud No. 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib).
Model Blok adalah pola kegiatan Pendidikan Kepramukaan sebagai
Ekstrakurikuler Wajib yang diselenggarakan pada awal tahun ajaran baru. (Permendikbud No. 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib).
Model pembelajaran adalah
bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A. Benyamin
Surasega, 1990)
mengetengahkan 4 (empat)
kelompok model
pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku.
Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memiliki nama, ciri,
sintak, pengaturan, dan budaya misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning.(Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah).
Nilai modus adalah nilai terbanyak capaian pembelajaran pada ranah sikap.
(Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah).
Nilai rerata adalah nilai rerata capaian pembelajaran pada ranah pengetahuan.
(Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah).
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
8
Nilai optimum adalah nilai tertinggi capaian pembelajaran pada ranah keterampilan.(Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah).
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan
menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan).
Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar; (Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan).
Pembelajaran Berbasis Projek (Project-Based Learning) adalah model pembelajaran
yang menggunakan projek/kegiatan sebagai inti pembelajaran; (Direktorat PSMA, Model Penyusunan RPP).
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning) merupakan sebuah model
pembelajaran yang menyajikan berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari peserta didik (bersifat kontekstual) sehingga merangsang peserta didik untuk belajar; (Direktorat PSMA, Model Penyusunan RPP).
Pembelajaran Inkuiri (Inquiry Learning) adalah sebagai proses bertanya, menyelidiki dan
mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukan. Inkuiri merupakan suatu proses yang dinamik untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga dapat memahami lingkungan dan situasi lainnya. Inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis. Inkuiri adalah suatu kegiatan atau penelaahan sesuatu dengan cara mencari kesimpulan, keyakinan tertentu melalui proses berpikir dan penalaran secara teratur, runut dan bila diterima oleh akal; (Direktorat PSMA, Model Penyusunan RPP).
Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) adalah teori belajar yang didefinisikan
sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri. Pada pembelajaran penemuan, siswa didorong untuk terutama belajar sendiri melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Guru mendorong siswa agar mempunyai pengalaman dan melakukan eksperimen dengan memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip atau konsep-konsep bagi diri mereka sendiri; (Direktorat PSMA, Model Penyusunan RPP).
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi
langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito, 1989).
Pembina Pramuka adalah anggota dewasa Gerakan Pramuka. Pembina bertugas
merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi pelaksanaan kegiatan kepramukaan di tingkat Gudep. (Permendikbud No. 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib).
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
9
Proses pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang menyentuh tiga ranah, yaitusikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang „mengapa‟. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang „bagaimana‟. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang „apa‟.
Hasil
akhirnya
adalah
peningkatan dan keseimbangan
antara
kemampuan
untuk
menjadi manusia yang baik (soft
skills) dan manusia yang memiliki
kecakapan
dan
pengetahuan
untuk hidup secara layak (hard
skills) dari peserta didik yang
meliputi aspek kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.
(Dokumen kurikulum 2013).
Pembelajaran langsung (Direct Teaching) adalah pembelajaran yang mengembangkan
pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan menggunakan pengetahuan peserta didik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP. Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung, yang disebut dengan dampak pembelajaran (instructional effect). (Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah).
Pembelajaran tidak langsung (Indirect Teaching) adalah pembelajaran yang terjadi
selama proses pembelajaran langsung yang dikondisikan menghasilkan dampak pengiring (nurturant effect). Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap yang terkandung dalam KI-1 dan KI-2. Hal ini berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Pengembangan nilai dan sikap sebagai proses pengembangan moral dan perilaku, dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat.; (Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah).
Peminatan adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi pilihan minat,
bakat dan/atau kemampuan peserta didik dengan orientasi pemusatan, perluasan, dan/atau pendalaman mata pelajaran dan/atau muatan kejuruan. (Permendikbud No. 64 Tahun 2014 tentang Peminatan pada Pendidikan Menengah).
Pendalaman Minat adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi
pendalaman pilihan minat akademik peserta didik dengan orientasi pendalaman kelompok mata pelajaran keilmuan dalam lingkup pilihan minat. (Permendikbud No. 64 Tahun 2014 tentang Peminatan pada Pendidikan Menengah).
Pendekatan ilmiah ( scientific approach) meliputi menggali informasi melalui
pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta.
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
10
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kitaterhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (studentcentered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teachercentered approach); (Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003)).
Pendekatan penilaian adalah proses atau jalan yang ditempuh dalam melakukan penilaian
hasil belajar peserta didik.
(Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah).
Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan
akhlak mulia Pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan. (Permendikbud No. 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib).
Pengetahuan Faktual (Factual Knowledge) merupakan pengetahuan tentang istilah
(Knowledge of terminology) dan Pengetahuan tentang rincian dan unsur tertentu.(Knowledge of specific details and elements)
Pengetahuan Konseptual (Concept Knowledge) merupakan pengetahuan tentang
klasifikasi dan kategori/penggolongan (Knowledge of classifications and categories), pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi (Knowledge of principles and generalizations) dan pengetahuan tentang teori, model dan struktur (Knowledge of theories, models, and structures).
Pengetahuan Prosedural (Procedural Knowledge)merupakan pengetahuan tentang
keterampilan dan algoritma tertentu (Knowledge of subject-specific skills and algorithms), pengetahuan tentang teknik dan metode tertentu (Knowledge of subject-specific techniques and methods), pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan menggunakan prosedur yang tepat (Knowledge of criteria for determining when to use appropriate procedures).
Pengetahuan Metakognitif (Metacognitive Knowledge) merupakan pengetahuan strategis
(Strategic Knowledge) adalah pengetahuan strategi umum untuk belajar, berpikir dan pemecahan masalah, pengetahuan tentang tugas kognitif, termasuk pengetahuan kontekstual dan kondisional yang cocok (Knowledge about cognitive tasks, including appropriate contextual and conditional knowledge) dan pengetahuan tentang diri sendiri (self-knowledge).
Pengukuran (measurement) adalah kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan
suatu kriteria atau ukuran. Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan dimana seseorang peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu. Pengukuran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) berdasarkan pada klasifikasi observasi unjuk kerja atau kemampuan, yang dapat menggunakan tes dan non tes. Pengukuran dalam kegiatan belajar bisa bersifat kuantitatif maupun kualitatif (Guilford: 1982)
Penilaian (assessment) adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi dari proses
dan hasil pembelajaran untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik; (PP No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas PP No. 19 tentang SNP).
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
11
Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta pesertadidik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan).
Penilaian antarmata pelajaran adalah kesimpulan dari sikap keseluruhan dalam mata
pelajaran diputuskan melalui rapat koordinasi bersama dengan guru mata pelajaran dan wali kelas; (Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan, Manajemen Implementasi Kurikulum 2013)
Penilaian Autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk
menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran. Menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Menilai kesiapan, proses dan hasil belajar secara utuh. Relevan dengan pembelajaran saintific dalam pembelajaran. Penilaian dan pembelajaran secara terpadu. Harus mencerminkan masalah dunia nyata. Tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan).
Penilaian Autentik adalah bentuk penilaian yang menghendaki peserta didik menampilkan
sikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pembelajaran dalam melakukan tugas pada situasi yang sesungguhnya. (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah).
Penilaian Berdasarkan Pengamatan adalah penilaian terhadap kegiatan peserta didik
selama mengikuti proses pembelajaran. (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah).
Penilaian Berbasis Portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai
keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan. (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian).
Penilaian Diri adalah teknik penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif.
(Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah).
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses pengumpulan informasi/bukti tentang
capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran. (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah).
Penilaian Pengetahuan adalah penilain potensi intelektual yang terdiri dari tahapan
mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta (Anderson & Krathwohl, 2001).
Penilaian Portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan
seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
12
kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan).Penilaian Produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk,
teknologi, dan seni, seperti: makanan (contoh: tempe, kue, asinan, baso, dan nata de coco), pakaian, sarana kebersihan (contoh: sabun, pasta gigi, cairan pembersih dan sapu), alat-alat teknologi (contoh: adaptor ac/dc dan bel listrik), hasil karya seni (contoh: patung, lukisan dan gambar), dan barang-barang terbuat dari kain, kayu, keramik, plastik, atau logam. (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah).
Penilaian Projek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian projek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada matapelajaran tertentu secara jelas; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan).
Penilaian Projek adalah penilaian terhadap suatu tugas berupa suatu investigasi sejak dari
perencanaan, pelaksanaan, pengolahan data, sampai pelaporan. (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah).
Penilaian Tugas adalah penilaian atas proses dan hasil pengerjaan tugas yang dilakukan
secara mandiri dan/atau kelompok. (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah).
Penilaian Unjuk Kerja/kinerja/praktik merupakan penilaian kompetensi ketrampilan yang
dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu; (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah).
Prinsip merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep yang berkaiatan
atau lebih dikenal berupa dalil, rumus, postulat, adagium dan paradigma. Prinsip IPA bersifat analitik, sebab merupakan generalisasi induktif yang ditarik dari berapa contoh. Contoh yang merupakan prinsip adalah jika air dipanaskan maka akan menguap. Prinsip yang menghubungkan adalah konsep air, konsep panas, dan konsep penguapan. Termasuk ke dalam kategori prinsip adalah hukum, teori, dan azas; (Direktorat PSMA, Pembelajaran berbasis kompetensi melalui pendekatan saintifik).
Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan,
pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan).
Prosedur merupakan sederatan langkah yang bertahap dan sistematis dalam menerapkan
prinsip. Langkah prosedural merupakan bagian dari kompetensi pada aspek keterampilan. Pada pembelajaran biologi contohnya misalnya adalah proses pembuatan telur asin, langkah-langkah membuat sayatan preparat dan lain sebagainya; (Direktorat PSMA, Pembelajaran berbasis kompetensi melalui pendekatan saintifik).
Ranah abstrak mencakup; aktivitas menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
13
Ranah konkrit mencakup; menggunakan, menguraikan, merangkai, memodifikasi, danmembuat (bahan presentasi kurikulum 2013).
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap
muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.RPP disusun berdasarkanKD atau subtema yang dilaksanakan dalamsatu kali pertemuan atau lebih. (Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rencana pembelajaran yang
dikembangkan secara rinci mengacu pada silabus, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru. RPP mencakup: (1) identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan kelas/semester; (2) alokasi waktu; (3) KI, KD, indikator pencapaian kompetensi; (4) materi pembelajaran; (5) kegiatan pembelajaran; (6) penilaian; dan (7) media/alat, bahan, dan sumber belajar.(Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah).
Pembelajaran Remedial adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang mengalami
kesulitan atau kelambatan belajar. Pemberian pembelajaran remedial meliputi dua langkah pokok, yaitu pertama mendiagnosis kesulitan belajar, dan kedua memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran remedial. (Naskah Pembelajaran, Direktorat PSMA)
Rubrik adalah daftar kategori beserta deskriptor kriterianya. Deskriptor dalam rubrik
harus jelas dan terukur; (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah).
Sikap Spiritual adalah sikap diri terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Sikap Sosial adalah karakter diri, sikap hubungannya dengan sesama, dan sikap terhadap
lingkungan.
Sintak merupakan fase-fase dari model yag menjelaskan model tersebut dalam
pelaksanaan secara nyata; (Direktorat PSMA, Model Penyusunan RPP).
Sistem Kredit Semester selanjutnya disebut SKS adalah bentuk penyelenggaraan
pendidikan yang peserta didiknya menentukan jumlah beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap semester pada satuan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan/kecepatan belajar. (Permendikbud No. 158 Tahun 2014 tentang Sistem Kredit Semester).
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran atau tema tertentu yang
mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar; (Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Pereturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan).
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian
mata pelajaran. (Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses)
Strategi Pembelajaran menurut Kemp (Wina Senjaya, 2008) adalah suatu kegiatan
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
14
dicapai secara efektif dan efisien. J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatupelaksanaan pembelajaran untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008).Sumatif yaitu menentukan keberhasilan belajar peserta didik pada akhir suatu semester,
satu tahun pembelajaran, atau masa pendidikan di satuan pendidikan. Hasil dari penentuan keberhasilan ini digunakan untuk menentukan nilai rapor, kenaikan kelas dan keberhasilan belajar satuan pendidikan seorang peserta didik. (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah).
Taktik Pembelajaran; merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau
teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekaligus juga seni (kiat) (Wina Senjaya, 2008).
Teknik Pembelajaran; dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama (Wina Senjaya, 2008).
Tes Praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu
aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan).
Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik
dalam bentuk tulisan; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan).
Tujuan Pembelajaran dirumuskan berdasarkan kompetensi dasar, dengan menggunakan
kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau diorganisasikan untuk setiap pertemuan. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan yang menggambarkan arah dan target yang dicapai dalam seluruh rangkaian kegiatan (dalam satu atau berberapa minggu/pertemuan) dalam satu materi pokok/tema/teks, serta memuat penjelasan proses dan hasil yang diharapkan. (Naskah Pembelajaran, Direktorat PSMA)
Tujuan Pendidikan adalah gambaran tingkat kualitas yang akan dicapai dalam kurun
waktu tertentu maksimal 4 (empat) tahun oleh setiap satuan pendidikan dengan mengacu pada karakteristik dan/atau keunikan setiap satuan pendidikan sesuai dengan peraturan
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
15
perundang-undangan. Untuk mengetahui pencapaian tujuan pendidikan, satuan pendidikan dapat melakukan evaluasi. (Permendikbud No. 61 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan; (Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan).
Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK merupakan kegiatan
pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan).
Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan pengukuran
yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah kompetensi dasar yang merepresentasikan kompetensi inti pada tingkat kompetensi tersebut; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan).
Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan pengukuran kompetensi
tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian standar nasional pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan).
Ujian Sekolah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi di luar kompetensi
yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan pendidikan; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan).
Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik; (PP No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas PP No. 19 tentang SNP).
Ulangan Akhir Semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik diakhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua kompetensi dasar pada semester tersebut; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan).
Ulangan Harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai
kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu kompetensi dasar atau lebih; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan).
Ulangan Harian adalah penilaian yang dilakukan setiap menyelesaikan satu muatan
pembelajaran. (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah).
Ulangan Tengah Semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh kompetensi dasar pada periode tersebut; (Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan).
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
16
Ulangan Tengah Semester adalah penilaian yang dilakukan untuk semua muatanpembelajaran yang diselesaikan dalam paruh pertama semester. (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah).
Ulangan Akhir Semester adalah penilaian yang dilakukan untuk semua muatan
pembelajaran yang diselesaikan dalam satu semester. (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah).
Visi adalah cita-cita bersama pada masa mendatang dari warga satuan pendidikan, yang
dirumuskan berdasarkan masukan dari seluruh warga satuan pendidikan. (Permendikbud No. 61 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
Waktu Pembelajaran Efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu yang
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan lain yang dianggap penting oleh satuan pendidikan, yang pengaturannya disesuaikan dengan keadaan dan kondisi daerah. (Permendikbud No. 61 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
17
Langkah-langkah Analisis Konteks©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
18
Langkah-langkah penyusunan Rencana Kerja SekolahKeterkaitan antara hasil analisis konteks dalam penyusunan RKAS (dimodifikasi dari Model Smith)
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
19
Langkah-langkah penyusunan KTSPPada bagan 1 di atas terdapat 5 (lima) besaran kegiatan yaitu; 1) Kegiatan Koordinasi dan Persiapan, 2) Pelaksanaan Pengembangan, 3) Supervisi, 4) Sosialisasi dan Implementasi, dan 5) Evaluasi.
Masing-masing kegiatan tersebut akan dijelaskan berikut ini.
1. Kegiatan Persiapan dan Koordinasi
Kegiatan persiapan yang dapat dilakukan antara lain;
a. Kepala SMA berkoordinasi dengan /pengawas membentuk atau melakukan revitalisasi fungsi Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Sekolah dan memberi pengarahan teknis untuk melakukan proses pengembangan KTSP, antara lain tentang;
1) Evaluasi Kurikulum tahun sebelumnya, yang meliputi analisis keberhasilan, kendala, dan kekurangan, baik pada dokumennya maupun dalam implementasinya.
2) Telaah regulasi yang relevan pengembangan Kurikulum Sekolah, antara lain implementasi Kurikulum 2013,.
3) Analisis konteks, yaitu analisis pemenuhan Standar Nasional Pendidikan di sekolah, antara lain Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, serta Standar Sarana dan Prasarana.
4) Tujuan yang ingin dicapai dan manfaat pengembangan kurikulum sekolah, difokuskan pada pencapaian kompetensi Kurikulum 2013 sesuai Visi dan Misi sekolah. Manfaat pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai acuan dalam implementasi kurikulum.
5) Hasil yang diharapkan dari kegiatan pengembangan Kurikulum Sekolah terkait dengan pengembangan potensi peserta didik yang mencakup tiga domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
6) Pelaksanaan pengembangan Kurikulum Sekolah..
a) Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Sekolah selanjutnya menyusun rencana, jadwal, materi, dan strategi pengembangan Kurikulum untuk
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
20
tahun berjalan. Pada kegiatan ini dapat melibatkan pengawas atau nara sumber lain yang kompeten, sehingga diperoleh suatu pemahaman untuk diaplikasikan dalam penyusunan kurikulum sekolah. Kegiatan tersebut antara lain : Penyamaan persepsi terhadap Kurikulum 2013 berikut peraturan-peraturan yang berlaku, antara lain PP No. 32 Tahun 2013, Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 tentang SKL, Permendikbud Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi, Permendikbud Nomor 65 tentang Standar Proses, Permendikbud Nomor 66 tentang Standar Penilaian, Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, Permendikbud Nomor 103/2014; Permendikbud Nomor 104/2014; Permendikbud Nomor13/2015.b) Pengumpulan data dan informasi yang berkaitan dengan keberhasilan dan kendala pelaksanaan Kurikulum yang dilakukan melalui kajian analisis terhadap dokumen kurikulum tahun sebelumnya, serta kemungkinan kendala dalam pelaksanaan Kurikulum Sekolah yang akan disusun untuk tahun berjalan.
c) Analisis kondisi riil sekolah terutama yang berkaitan dengan tenaga pendidik, sarana dan prasarana yang akan dijadikan dasar dalam menyusun program peminatan, lintas minat, dan pendalaman minat (lihat lampiran Mekanisme dan Prosedur Peminatan, Lintas Minat, Pendalaman Minat). Hasil analisis tersebut merupakan gambaran kondisi riil sekolah, terutama tentang ketersediaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, serta sarana-prasarana sekolah sebagai acuan dalam menyusun program peminatan, lintas minat, dan pendalaman minat.
d) Perencanaan penambahan mata pelajaran kelompok Umum B, penambahan jam dan mata pelajaran, sesuai hasil analisis kondisi riil sekolah atau berdasarkan keputusan kepala daerah kabupaten/kota atau provinsi masing-masing, misalnya penambahan Bahasa Daerah. Penambahan ini dapat dipadukan pada mata pelajaran kelompok Umum B atau berdiri sendiri sebagai mata pelajaran Muatan Lokal (Mulok)
e) Penyusunan rencana program peminatan dan lintas minat untuk kelas X berdasarkan hasil analisis tenaga pendidik, kondisi sarana-prasarana, dan hasil angket peserta didik kelas X tentang minat dan lintas minat (lihat lampiran tentang mekanisme dan prosedur peminatan, lintas minat, dan pendalaman minat).
2. Pengembangan KTSP
Hasil analisis pada kegiatan persiapan dan koordinasi, dijadikan bahan dan materi, serta strategi pengembangan kurikulum sekolah dengan langkah kegiatan antara lain;
a. Menyusun draf KTSP
TPK mengembangkan draf KTSP untuk tahun berjalan berdasarkan hasil analisis tersebut di atas
b. Kegiatan Review, Revisi, dan Finalisasi
Setelah draf KTSP jadi, maka TPK melakukan review, revisi, dan finalisasi untuk memastikan kebenaran dan keterlaksanaannya. Kegiatan ini dapat melibatkan pengawas atau stakeholder lain, misalnya orang atau sumber yang berkaitan dengan pelaksanaan muatan lokal.
Review dan revisi juga harus dilakukan terhadap RPP, sehingga RPP yang dikembangkan benar-benar sudah mencakup kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku. Kegiatan pengembangan RPP
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
21
dilakukan oleh guru mata pelajaran dengan mengembangkan kegiatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik yang mencakup tiga domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan mengacu kepada silabus dan buku yang diterbitkan oleh Kementerin Pendidikan (lihat E-Katalog untuk buku).(lihat model Pengembangan RPP, Model Pengembangan Penilaian, dan Analisis Hasil Belajar Peserta Didik).
c. Pemantapan dan Penilaian
Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan hasil finalisasi, yang dilakukan oleh TPK sekolah dengan melibatkan Kepala Sekolah dan Pengawas atau Kepala Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota (dapat menggunakan instrumen verifikasi/validasi), serta persetujuan dari Komite Sekolah.
d. Pengesahan KTSP
Kepala SMA dan ketua Komite Sekolah menandatangani dokumen kurikulum hasil pemantapan dan penilaian dan menetapkan pemberlakuan kurikulum tersebut di sekolahnya, kemudian mengirimkannya ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk direkomendasikan ke Dinas Pendidikan Provinsi untuk mendapatkan pengesahan
e. Tim Pengembang Kurikulum menggandakan dokumen kurikulum dan Kurikulum SMA siap untuk disosialisasikan dan diimplementasikan.
3. Pengawasan Proses Pembelajaran
Pengawasan proses pembelajarn dilakukan melalui pemantauan, supervisi,
pelaporan dan tindak lanjut. Pemantauan proses pembelajaran dilakukan
pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran.
Pemantauan dilakukan melalui antara lain, diskusi kelompok terfokus,
pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi.
Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan melalui antara
lain, pemberian contoh, diskusi, konsultasi, atau pelatihan. Pelaporan Hasilkegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran disusun
dalam bentuk laporan untuk kepentingan tindak lanjut pengembangan
keprofesionalan pendidik secara berkelanjutan. Tindak Lanjut hasil
pengawasan dilakukan dalam bentuk: penguatan dan penghargaan kepada
guru yang menunjukkan kinerja yang memenuhi atau melampaui standar;
dan pemberian kesempatan kepada guru untuk mengikuti program
pengembangan keprofesionalan berkelanjutan.
4. Sosialisasi dan Implementasi
Sosialisasi dan implementasi Kurikulum dapat dilakukan sebelum atau setelah dokumen Kurikulum diketahui/ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi. Tetapi telah ditandatangani oleh Kepala Sekolah dan diketahui oleh Komite Sekolah sebagai bukti pemberlakuannya.
5. Evaluasi
Evaluasi Kurikulum adalah serangkaian kegiatan terencana, sistematis, dan sistemik dalam mengumpulkan dan mengolah informasi, memberikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk menyempurnakan kurikulum. Satuan pendidikan melakukan tiga kegiatan evaluasi yaitu evaluasi reflektif, evaluasi formatif, dan evaluasi sumatif. Evaluasi reflektif dilakukan pada saat pengembangan dokumen kurikulum. Evaluasi formatif dilakukan setelah implementasi kurikulum secara terbatas atau secara penuh digunakan untuk pengambilan keputusan perbaikan implementasi kurikulum. Evaluasi sumatif dilakukan setelah implementasi kurikulum secara penuh paling sedikit 5 (lima) tahun.
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
22
Langkah-langkah penentuan peminatan sejak penerimaan peserta didik.Diagram 1. Alir Penjelasan pemilihan peminatan dan lintas minat.
Langkah-langkah penentuan peminatan setelah penerimaan peserta didik.
Diagram Alir Sesudah Peserta Didik Diterima
Langkah-langkah pendalaman minat
Penyelenggaraan program pendalaman minat di SMA dapat dilaksanakan dengan mekanisme sebagai berikut:
1. Dit. PSMA bersama Ditjen Dikti membuat perjanjian kerja sama (MoU) tentang
pelaksanaan program pendalaman minat di SMA yang memuat hak dan
Sosialisasi pemilihankelompok peminatan pada guru BK SMP/MTs,
orangtua dan calon peserta didik Penetapan kuota kelas peminatan Seleksi Peserta Didik Baru Informasi pelaksanaan lintas minat
Diterima
Pemberian Angket Hasil Angket diterima oleh satuanpendidikan
Pendataan akhir
Informasi Pelaksanaan Peminatan dan Lintas
Minat
Angket Peminatan dan Pilihan Lintas
Minat Hasil Angket Rekomendasi Guru BK SMP/MTs Sinkronisasi oleh Guru BK dan Tim
Kurikulum Penentuan Pembagian Kelas X oleh Tim Kurikulum Penetapan Kelas
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
23
kewajiban masing-masing, untuk disosialisasikan ke SMA.
2. Dit. PSMA menunjuk SMA (atau SMA dapat mengajukan diri) untuk
melaksanakan pendalaman minat dengan perguruan tinggi yang ditunjuk Ditjen
Dikti sesuai perjanjian (MoU) di atas.
3. Perguruan Tinggi menyediakan Dosen untuk mengajar di SMA, atau melatih
guru SMA sebagai mentor untuk melaksanakan pembelajaran/perkuliahan
program pendalaman minat dan menyediakan satuan acara perkuliahan (SAP)
untuk setiap mata pelajaran/mata kuliah sesuai dengan ketentuan.
4. SMA bersama perguruan tinggi membuat perjanjian kerja sama tentang
pelaksanaan program pendalaman minat di SMA yang memuat antara lain:
a. Jadwal dan strategi pelaksanaannya
b. Penyediaan sumber daya manusia (SDM) sebagai dosen/mentor/guru
pelaksana
c. SAP mata kuliah sesuai dengan hasil analisis
d. Pendanaan dan sarana-prasarana
e. Penilaian/ujian
5. Perguruan tinggi melakukan penilaian terhadap siswa yang telah menempuh
mata pelajaran/mata kuliah tertentu pada program ini dan memberikan
keterangan yang merupakan pengakuan terhadap sks mata kuliah di tingkat
dasar perguruan tinggi tersebut. (Penilaian ini bukan penilaian untuk LCK,
karena penilaian LCK sepenuhnya adalah hak guru mata pelajaran).
6. Setelah peserta didik yang mengikuti program pendalaman minat dinyatakan
lulus dari SMA, maka ia berhak untuk diterima di perguruan tinggi mitra SMA
tersebut.
Langkah-langkah analisis kompetensi inti (KI)
1. Melakukan linearisasi kompetensi dasar pengetahuan dan ketrampilan sesuai materi pokok pada silabus;
2. Mengembangkan indikator pengetahuan berdasarkan kompetensi dasar pengetahuan dan materi pokok;
3. Mengembangkan materi pembelajaran yang terdiri atas : fakta, konsep, prinsip, dan prosedur berdasarkan kompetensi dasar pengetahuan dan materi pokok;
4. Merancang penilaian pengetahuan;
5. Mengembangkan indikator keterampilan yang terkait dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur berdasarkan kompetensi dasar ketrampilan dan kegiatan pembelajaran dalam silabus;
6. Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang diperlukan untuk mengembangkan sikap sosial dan sikap religius;
7. Merancang penilaian ketrampilan;
8. Mengidentifikasi nilai-nilai sikap dari kompetensi dasar dan kompetensi inti spirital dan sosial;
9. Merancang penilaian sikap.
Langkah-langkah Penyusunan Indikator Pencapaian Kompetensi Pengetahuan
Kriteria:
1. Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang dapat diamati dan terukur, didalamnya terdapat dua unsur, yaitu tingkat kompetensi pengetahuan dan materi pokok;
2. Penyusunan indikator mengacu pada kompetensi inti, kompetensi dasar, dan materi pokok, dan penilaian dalam silabus;
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
24
3. Tingkat kompetensi indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal yangtercantum pada kompetensi dasar maupun kompetensi inti dan dapat dikembangkan hingga ke tingkat yang paling tinggi untuk mencapai target pencapaian kompetensi yang ditetapkan sesuai dengan karakteristik dan daya dukung sekolah dan lingkungannya;
4. Tingkat kompetensi pada aspek pengetahuan adalah mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi.
Contoh:mata pelajaran biologi kelas X
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KD-3.3 : Menerapkan pemahaman tentang virus berkaitan dengan ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan masyarakat.
Indikator pencapaiaan kompetensi:
• Menjelaskan ciri-ciri dan struktur virus, • Mengurutkan replikasi virus,
• Mengklasifikasi kasus-kasus penyakit yang disebabkan virus • Menentukan peran virus dalam aspek kesehatan masyarakat
• Menganalisis jenis-jenis partisipasi remaja dalam menanggulangi persebaran virus
Langkah-langkah Penyusunan Indikator Pencapaian Kompetensi Ketrampilan
Kriteria:
1. Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang dapat diamati dan terukur, didalamnya terdapat dua unsur, yaitu tingkat kompetensi ketrampilan dan konten; 2. Penyusunan indikator mengacu pada kompetensi inti, kompetensi dasar, kegiatan
pembelajaran dan penilaian dalam silabus;
3. Tingkat kompetensi indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal yang tercantum pada kompetensi dasar maupun kompetensi inti dan dapat dikembangkan hingga ke tingkat yang paling tinggi untuk mencapai target pencapaian kompetensi yang ditetapkan sesuai dengan karakteristik dan daya dukung sekolah dan lingkungannya;
4. Tingkat kompetensi pada aspek ketrampilan adalah mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.
Contoh: mata pelajaran biologi kelas X
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
KD-4.3 : Menyajikan data tentang ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan dalam bentuk model/charta
Indikator pencapaiaan kompetensi:
• Mengamati berbagai kasus penyakit yang disebabkan virus saat ini • Menanya penyebab berbagai penyakit dan mekanisme penyebarannya
• Mengumpulkan data karakteristik virus dan struktur virus, proses perkembangbiakan virus dan penyebaran virus HIV
• Mengolah data kaitan antara struktur dan reproduksi virus dengan penyebaran penyakit dan mengaitkan perilaku yang harus dilakukannya
• Menyajikan secara lisan tentang ciri dan karakter virus, perkembangbiakan dan cara penularan HIV