adalah pengetahuan
tentang elemen dasar
yang harus diketahui siswa
untuk mengenal suatu
disiplin ilmu atau untuk
menyelesaikan masalah di
dalamnya. Terdiri dari
pengetahuan tentang
istilah (Knowledge of
terminology) dan
Pengetahuan tentang
rincian dan unsur
tertentu.(Knowledge of
specific details and
elements). (Cognitive
process dimension)
Pengetahuan Konseptual (Conceptual Knowledge) adalah pengetahuan tentang hubungan timbal balik antara elemen-elemen dasar dalam suatu struktur yang memungkinkan elemen-elemen tersebut berfungsi secara bersama-sama. Meliputi; pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori/penggolongan (Knowledge of classifications and categories), pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi (Knowledge of principles and generalizations) dan pengetahuan tentang teori, model dan struktur (Knowledge of theories, models, and structures). (Cognitive process dimension)
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
65
Pengetahuan Prosedural (Procedural Knowledge) adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan suatu hal, metode dan inkuiri, dan kriteria untuk menggunakan suatu keterampilan, algoritma, teknik dan suatu metode. Terdiri dari pengetahuan tentang keterampilan dan algoritma tertentu (Knowledge of subject-specific skills and algorithms), pengetahuan tentang teknik dan metode tertentu (Knowledge of subject-specific techniques and methods), pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan menggunakan prosedur yang tepat (Knowledge of criteria for determining when to use appropriate procedures). (Cognitive process dimension)Pengetahuan Metakognitif (Metacognitive Knowledge) adalah pengetahuan kognisi secara umum seperti kesadaran dan pengetahuan tentang kognisinya itu sendiri. Meliputi; pengetahuan Strategis (Strategic Knowledge) adalah pengetahuan strategi umum untuk belajar, berpikir dan pemecahan masalah., pengetahuan tentang tugas kognitif, termasuk pengetahuan kontekstual dan kondisional yang cocok (Knowledge about cognitive tasks, including appropriate contextual and conditional knowledge) dan Pengetahuan tentang diri sendiri (Self-knowledge). (Cognitive process dimension)
Bagaimana kaitan antara model-model pembelajaran Discovery Learning, Inquiry Learning, Problem-Based Learning, dan Project-Based Learning?
. Secara umum keempat model pembelajaran tersebut sejalan dengan pendekatan saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasoaiasi, dan mengkomunikasikan). Perbedaan keempat model pembelajaran Discovery Learning,
Inquiry Learning, Problem-Based Learning, dan Project-Based Learning terdapat pada langkah-langkah pembelajarannya (sintaks)
Bagaimana keterkaitan antara sintaks model pembelajaran Discovery Learning dengan 5M?
Sintaks adalah langkah utama pembelajaran dari sebuahmodel pembelajaran. Sintaks disusun berurutan dan sistematis. Urutannya merupakan tataaturan yang berurutan 5M adalah unsur kegiatan pembelajaran dalam pendekatan saintifik. ke lima langkah merupakan unsur utama proses pembelajaran saintifik. Urutannya bisa berlanjut berurutan, bisa juga menjadi siklus kegiatan berbentuk spiral. 5M tidak persis seperti tata upacara bendera. Contoh hubungan sintaks dan 5M dapat dilihat pada bagan hubungan antara pembelajaran discovery dengan 5M dibawah ini.
Sintak Discovery/ 5M Mengamati Menanya
Mencoba/ Mengumpul
kan data
Mengaso
siasi Mengomuni kasikan
Stimulation Pemberian Stimulus √ √ Problem Satatement (Identifikasi Masalah) √ √ √ Data Callecting Mengumpul-kan Data √ Data Processing Mengolah Data √ Verification Menguji Hasil √ Generalization Menyimpulkan √ √
Bagaimana contoh implementasi penerapan 5M dalam proses pembelajaran?
Perhatikan contoh bagaimana proses sains yang diinginkan oleh Kurikulum 2013 yang sebenarnya: digambarkan ada 2 gelas aqua yang berisi air yang masing-masing diberi
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
66
lubang di sisi bawah. Gelas aqua A diletakkan di lantai, gelas aqua B diletakkan pada pot tanaman yang ada di atas lantai. Setelah beberapa saat gelas A volume airnya berkurang dan air berpindah ke lantai sehingga lantai basah oleh air. Sedangkan gelas B airnya habis. Contoh ini melatihkan peserta didik bertumbuh pikiran untuk bertanya-tanya, kemana gerangan air yang ada di gelas B. Pertanyaan ini membuat pikiran peserta didik tidak nyaman hingga mendorong mencari informasi dari berbagai sumber, misalnya lewat membaca buku, mencari tahu di internet, bertanya kepada guru, bertanya kepada orang tua, dll. Setelah mencari berbagai sumber akhirnya menemukan jawaban bahwa air pada gelas B terserap oleh tanaman melalui tanah lalu masuk ke pori-porinya dan diserap oleh akar tanaman, dll. Proses ini terjadi karena peserta didik menganalisis apa yang menjadi permasalahan dengan apa yang ditemukan dari berbagai informasi. Tahap inilah yang sebenarnya tahap asosiasi, yaitu menganalisis dari berbagai sumber untuk disusun menjadi kesimpulan. Selanjutnya kesimpulan yang telah disusun dipublikasikan, baik melalui presentasi, poster, karya tulis, dll. Tahap demikian merupakan tahap mengomunikasikan. Proses berpikir inilah yang dilatihkan melalui kegiatan 5M seperti layaknya seorang saintis kecil yang sedang menyusun teori.Memberikan pemahaman guru terhadap pendekatan saintifik tidak mudah, bagaimana sarannya? Apakah 5M harus ada dalam setiap pertemuan?
Pembelajaran tidak boleh terjebak dalam rutinitas, langkah 5M bukanlah seremonial seperti halnya upacara. Beberapa permasalahan sering mucul pada guru, oleh karena itu sebaiknya disusun dalam bentuk “cook books” agar dapat menuntun guru mengikuti alur sains.Penerapan 5M disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga tidak harus setiap pertemuan ada 5M, bisa jadi sekian pertemuan baru terpenuhi 5M, atau bahkan dalam sekian KD baru terpenuhi 5M, Oleh karenanya kata kuncinya sesuaikan dengan jenis materi yang akan diajarkan, yang penting proses sainsnya yang ditekankan. Dengan cara ini peserta didik akan terlatih berpikir tingkat tinggi, berpikir urut dan sistematis, berbicara berdasarkan fakta.
Bagaimana karakteristik mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia pada Kurikulum 2013?
Bahasa dan Sastra Indonesia pada kurikulum 2013 sebagai mata pelajaran sekaligus menjadi penghela ilmu pengetahuan. Artinya adalah bahwa dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berbasis teks, teks yang digunakan dalam pembelajaran dapat berisi berbagai pengetahuan, seperti biologi, kimia, sosial, ekonomi, dan politik, dan sebagainya. Bahasa dan Sastra Indonesia memanfaatkan empat tahap pembelajaran meliputi:
1. Tahap membangun konteks, 2. Tahap pemodelan teks,
3. Tahap membangun teks secara bersama-sama, dan 4. Tahap membangun teks secara mandiri.
Bagaimana Prinsip-prinsip Penilaian dalam kurikulum 2013? (Permendikbud No. 104 Tahun 2014 halaman 5)
1.
Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai.2.
Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.3.
Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya.4.
Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.5.
Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
67
6.
Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.Mohon dijelaskan teknik dan instrumen penilaian sikap, pengetahuan, dan ketrampilan dan bagaimana guru melaporkan nilai tersebut?
Teknik penilaian kompetensi sikap melalui:
observasi,
penilaian diri,
penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) dan
jurnal.
Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik. Instrumen untuk jurnal berupa catatan pendidik.
1. Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. 2. Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri. Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali sebelum ulangan harian.
3. Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik.
4. Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.
Laporan hasil penilaian oleh pendidik berbentuk nilai dan/atau deskripsi sikap. Nilai capaian kompetensi sikap spiritual dan sosial (KI-1 dan KI-2) dalam matapelajaran diisi dengan menggunakan skala Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K) dengan indikator sebagai berikut.
Predikat Indikator
SB Sudah konsisten (selalu berperilaku) sesuai yang diharapkan B Mulai konsisten (sering berperilaku) sesuai yang diharapkan
C Belum konsisten (kadang-kadang berperilaku) sesuai yang diharapkan K Tidak konsisten (tidak pernah berperilaku) sesuai yang diharapkan
Deskripsi kompetensi sikap spiritual dan sosial diisi dengan capaian KD dari KI-1 dan KI-2 (yang menonjol) dan KD yang perlu ditingkatkan pada setiap mata pelajaran.
Penilaian antar matapelajaran diisi oleh wali kelas dengan deskripsi kesimpulan dari sikap peserta didik secara keseluruhan. Kesimpulan tersebut diperoleh melalui rapat wali kelas bersama dengan semua guru mata pelajaran.
Teknik Penilaian kompetensi pengetahuan melalui:
tes tulis,
tes lisan
observasi (pemendikbud No. 104 tahun 2014 )dan
penugasan.
1) Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran.
©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
68
2) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan..3) Observasi dilakukan terhadap diskusi, Tanya jawab, dan percakapan. Contoh Ketika terjadi diskusi, guru dapat mengenal kemampuan peserta didik dalam kompetensi pengetahuan (fakta, konsep, prosedur) seperti melalui pengungkapan gagasan yang orisinal, kebenaran konsep, dan ketepatan penggunaan istilah/fakta/prosedur yang digunakan pada waktu mengungkapkan pendapat, bertanya, atau pun menjawab pertanyaan.
4) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
Laporan hasil penilaian oleh pendidik berbentuk nilai dan/atau deskripsi pencapaian kompetensi. Nilai kompetensi pengetahuan dan keterampilan dituangkan dalam bentuk angka dan huruf, yakni 4,00 – 1,00 untuk angka yang ekuivalen dengan huruf A sampai dengan D sebagaimana tertera pada tabel berikut. Ketuntasan Belajar untuk pengetahuan ditetapkan dengan skor rerata 2,67 untuk keterampilan ditetapkan dengan capaian optimum 2,67.
Predikat Pengetahuan Nilai Kompetensi Keterampilan Sikap
A 3,85 - 4.00 3,85 - 4.00 SB A- 3,51 - 3,84 3,51 - 3,84 B+ 3,18-3,50 3,18-3,50 B B 2,85-3,17 2,85-3,17 B- 2,51-2,84 2,51-2,84 C+ 2,18-2,50 2,18-2,50 C C 1,85-2,17 1,85-2,17 C- 1,51-184 1,51-184 D+ 1,18-150 1,18-150 K D 1.00-1,17 1.00-1,17
Teknik penilaian Kompetensi Keterampilan melalui:
tes praktik,
projek, dan
penilaian portofolio.
Produk (Permendikbud 104 Th 2014)
Tertulis (Permendikbud 104 Th 2014)
Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.
1)
Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.2)
Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. Penilaian projek dilakukan untuk tiap akhir bab atau tema pelajaran.3)
Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.4)
Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk, teknologi, dan seni, seperti: makanan (contoh: tempe, kue, asinan, baso, dan nata de coco), pakaian, sarana kebersihan (contoh: sabun, pasta gigi, cairan pembersih dan sapu), alat-alat teknologi (contoh: adaptor ac/dc dan bel listrik), hasil karya seni (contoh: patung, lukisan dan gambar), dan barang-barang terbuat dari kain, kayu, keramik, plastik, atau logam©2014© 2015, Direktorat Pembinaan SMA
69
5)
Penilaian tertulis pada keterampilan seperti menulis karangan, menulis laporan,dan menulis surat
Laporan hasil penilaian oleh pendidik berbentuk nilai dan/atau deskripsi pencapaian kompetensi. Nilai kompetensi ketrampilan diperoleh dari tes praktik, projek, dan portofolio. Nilai kompetensi ketrampilan menggunakan skala 1–4 (kelipatan 0.33), yang dapat dikonversi ke dalam Predikat A – D.
Deskripsi kompetensi ketrampilan diisi dengan capaian KD dari KI-4 (yang menonjol) dan KD yang perlu ditingkatkan pada setiap mata pelajaran.
Apakah guru harus melakukan 12 teknik penilaian?