• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM TENTANG TIPOLOGI KEJAHATAN. berdasarkan karakteristik tertentu yang terkait dengan objek.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM TENTANG TIPOLOGI KEJAHATAN. berdasarkan karakteristik tertentu yang terkait dengan objek."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN UMUM TENTANG TIPOLOGI KEJAHATAN

A.1 Pengertian Tipologi Kejahatan

Tipologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penggolongan atau pengelompokkan sesuatu menjadi tipe-tipe tertentu atas dasar faktor tertentu. Secara umum Tipologi adalah pengklasifikasian suatu objek

berdasarkan karakteristik tertentu yang terkait dengan objek.1 3 Tipologi adalah suatu sistem klasifikasi kejahatan atau penjahat ke

dalam golongan atau kelompok tertentu, lazimnya dibedakan menjadi tipologi teoritis dan tipologi empiris. Tipologi penjahat diklasifikasi berdasarkan umur, jenis, kelamin, kepribadian, status marital, motif, kelas sosial dan sebagainya. Tipologi kejahatan diklasifikasi berdasarkan motif, kondisi perilaku, kaidah yang dilanggar, frekuensi kejahatan dan

sebagainya.1 4

Jadi, dari uraian diatas penulis menyimpulkan pengertian dari tipologi kejahatan dalam hubungannya dengan penelitian ini bahwa tipologi kejahatan merupakan ilmu yang digunakan untuk mengelompokkan atau menggolongkan penjahat maupun menggolongkan suatu kejahatan tertentu yang didasarkan pada karakteristik tertentu yang berkaitan dengan objek.

Pada penulisan penelitian ini, pengertian dan penjelasan terkait dengan tipologi yang digunakan adalah sebagaimana tipologi kejahatan yaitu suatu sistem pengelompokan atau pengklasifikasian suatu kejahatan atau penjahat

1 Arbintoro Prakoso, 2013, Kriminologi dan Hukum Pidana, Surabaya: Laksbang Pressindo, Hlm. 3

87-88

(2)

ke dalam kelompok tertentu. Dan pengelompokkan tersebut didasarkan pada kejahatan yang terkait dengan tipologi kejahatan atau penjahat tersebut.

Dikutipnya atau pemaparan dari pengertian Tipologi dalam subbab ini bertujuan untuk memberikan pengertian atau gambaran secara umum dari tipologi yang dimaksud. Pengertian dari tipologi kejahatan yang penulis gunakan sebagai tinjauan seperti yang telah dijabarkan diatas adalah untuk membatasi makna dari tipologi kejahatan dalam penelitian ini. Selanjutnya dikutipnya atau pemaparan dari pengertian Tipologi dalam subbab ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah yakni bagaimana Tipologi Tindak Pidana Menyampaikan Ujaran Kebencian (Hate Speech) yang ada di Kepolisian Resor Kota Sidoarjo.

A.2 Klasifikasi Tipologi Kejahatan

a. Freda Adler menyusun tipologi kejahatan dan menggolongkan kejahatan yang tercantum di dalam hukum pidana maupun dalam sudut pandang kriminologi.1 Tipologi kejahatan menurut Freda Adler antara lain: 5 (1) Kejahatan dengan kekerasan

Kejahatan dengan kekerasan dibagi ke dalam beberapa bentuk kejahatan, yaitu:

 Pembunuhan  Penyerangan

 Kejahatan yang berhubungan dengan keluraga seperti menyakiti pasangan, kekerasan terhadap anak-anak dan kekerasan terhadap yang lebih tua

 Pemerkosaan dan penyerangan seksual  Penculikan

 Perampokan  Terorisme

(3)

 Kejahatan dengan kebencian  Milisi

 Kekerasan di sekolah (2) Kejahatan terhadap hak milik

 Pencurian  Penipuan

 Kejahatan dengan teknologi tinggi  Penadahan

 Pembakaran1 6

(3) Kejahatan dengan organisasi

 Kejahatan kerah putih (white collor crime)  Kejahatan korporasi

 Kejahatan terorganisir

(4) Kejahatan yang berhubugan dengan narkoba, minuman keras dan seksualitas

 Penyalahgunaan narkoba  Minuman keras (alkohol)  Pornografi

 Prostitusi

Dikutipnya atau pemaparan dari Klasifikasi Tipologi Kejahatan menurut Freda Adler dalam subbab ini bertujuan untuk memberikan pengertian atau gambaran secara umum terkait dengan salah satu klasifikasi tipologi kejahatan sesuai yang dijelaskan oleh salah satu ahli diatas. Klasifikasi dari Tipologi kejahatan akan penulis gunakan sebagai salah satu acuan bagi penulis dalam mencari data dan menganalisis data yang penulis kumpulkan dalam penelitian ini. Selain itu penjelasan terkait Klasifikasi Tipologi Kejahatan menurut Freda Adler dalam subbab ini bertujuan untuk memberikan batasan pada penelitian yang dilakukan oleh penulis pada rumusan masalah yakni bagaimana Tipologi Tindak Pidana Menyampaikan

(4)

Ujaran Kebencian (Hate Speech) yang ada di Kepolisian Resor Kota Sidoarjo.

b. Sue Titus Reid menyusun tipologi kejahatan ke dalam tiga tipe kejahatan,

antara lain:1 7

(1) Kejahatan dengan kekerasan secara umum  Penyerangan

 Pembunuhan  Perampokan  Pemerkosaan

(2) Kekerasan dengan kekerasan domestik  Kekerasan terhadap anak

 Incest, hubungan seksual dalam keluarga  Pencurian dalam keluarga

 Kekerasan terhadap yang lebih tua  Kekerasan terhadap perempuan  Pemerkosaan dalam perkawinan  Kekerasan terhadap suami (3) Kejahatan terhadap hak milik

 Kejahatan konvensional terhadap hak milik, diantaranya pencurian

 Kejahatan modern terhadap hak milik, diantaranya kejahatan kerah putih (white collor crime), kejahatan korporasi, dan kejahatan komputer.

(4) Kejahatan terorganisir1 8

Dikutipnya atau pemaparan dari Klasifikasi Tipologi Kejahatan menurut Sue Titus Reid dalam subbab ini bertujuan untuk memberikan pengertian atau gambaran secara umum terkait dengan salah satu klasifikasi tipologi kejahatan sesuai yang dijelaskan oleh salah satu ahli diatas. Klasifikasi dari Tipologi kejahatan akan penulis gunakan sebagai salah satu acuan bagi penulis dalam mencari data dan menganalisis data yang penulis kumpulkan dalam penelitian ini. Selain itu penjelasan terkait Klasifikasi

1 Ibid, Hlm. 157-158 7

(5)

Tipologi Kejahatan menurut Sue Titus Reid dalam subbab ini bertujuan untuk memberikan batasan pada penelitian yang dilakukan oleh penulis.

Pada penulisan penelitian ini, penjelasan terkait dengan klasifikasi tipologi kejahatan yang digunakan berdasarkan tipologi kejahatan yang dipaparkan oleh para ahli. Dan dari pemaparan klasifikasi tipologi kejahatan diatas dapat diketahui bahwa setiap ahli memiliki pendapat yang berbeda terkait dengan menggolongkan atau mengelompokkan suatu kejahatan tersebut.

Dikutipnya atau pemaparan dari klasifikasi tipologi kejahatan dalam subbab ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami pengklasifikasian kejahatan dari para ahli dalam tipologi kejahatan yang dimaksud. Penjabaran terkait dengan klasifikasi tipologi kejahatan diatas juga penulis gunakan sebagai acuan untuk pembahasan selanjutnya dalam menjawab rumusan masalah yakni bagaimana Tipologi Tindak Pidana Menyampaikan Ujaran Kebencian (Hate Speech) yang ada di Kepolisian Resor Kota Sidoarjo

A.3 Tipologi Penjahat a. Menurut Lombroso

Ada 4 (empat) golongan atau tipe penjahat;

(1) Tipe born criminal, lahir sebagai penjahat yang mencakup (sepertiga) jumlah penjahat seluruhnya;

(2) Tipe insane criminal, penjahat gila yang dilahirkan oleh penyakit jiwa, misalnya idiot, kedunguan, paranoia, alkoholisme, epilepsi, histeria, dementia dan kelumpuhan;

(3) Tipe occasional criminal atau criminaloid, merupakan golongan terbesar dari penjahat yang terdiri atas orang-orang yang tidak menderita penyakit jiwa yang nampak, akan tetapi yang mempunyai

(6)

susunan mental dan emosional yang sedemikian rupa, sehingga dalam keadaan tertentu melakukan tindakan kejam dan jahat. (4) Tipe criminal of passion yaitu melakukan kejahatan karena cinta,

marah ataupun karena kehormatan.1 9

b. Menurut Alexander dan Staub

Ada 4 (empat) golongan atau tipe penjahat:

(1) The neurotic criminal ialah mereka yang melakukan kejahatan sebagai akibat konflik kejiwaan;

(2) Normal criminal ialah mereka yang sempurna akalnya namun menentukan jalan hidupnya sebagai penjahat;

(3) The devective criminal ialah mereka yang melakukan kejahatan sebagai akibat gangguan jasmani dan rokhani;

(4) The acute criminal ialah mereka yang melakukan kejahatan karena terpaksa atau karena akibat khusus.2 0 Dikutipnya atau pemaparan dari Klasifikasi Tipologi Penjahat menurut Lombroso, Alexander dan Staub dalam subbab ini bertujuan untuk memberikan pengertian atau gambaran secara umum terkait dengan salah satu klasifikasi tipologi penjahat sesuai yang dijelaskan oleh para ahli diatas. Klasifikasi dari Tipologi penjahat akan penulis gunakan sebagai salah satu acuan bagi penulis dalam mencari data dan menganalisis data yang penulis kumpulkan dalam penelitian ini. Selain itu penjelasan terkait Klasifikasi Tipologi penjahat menurut Lombroso, Alexander dan Staub dalam subbab ini bertujuan untuk memberikan batasan pada penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam menjawab rumusan masalah yakni bagaimana Tipologi Tindak Pidana Menyampaikan Ujaran Kebencian (Hate Speech) yang ada di Kepolisian Resor Kota Sidoarjo.

1 Op.Cit, Arbintoro Prakoso, Hlm. 88 9

(7)

c. Menurut Ruth Shonle Cavan

Tipe penjahat digolongkan menjadi 9 golongan, antara lain:

(1) The causal offender yaitu seorang yang melakukan tindak kejahatan tanpa direncanakan, artinya tindak kejahatan terjadi di luar dugaan. Misalnya, kejahatan ringan yang sulit untuk dimasukkan dalam kategori atau golongan sebagai penjahat dalam arti sesungguhnya. Contohnya adalah melakukan pelanggaran lalu lintas.

(2) The occasional criminal, occasional, yang artinya kadang kala, yaitu seorang yang melakukan kejahatan ringan, dimana mereka akan malu serta meyesali tindakan yang telah diperbuat apabila ada reaksi negatif yang timbul dari masyarakat.

(3) The episodic criminal yaitu seorang yang melakukan kejahatan karena faktor dorongan emosi yang tidak dapat dikendalikan. Misalnya, seorang suami yang secara langsung membunuh seseorang yang dilihat sedang berselingkuh dengan istrinya. Hal tersebut dapat dikaitkan dengan istilah episodic criminal yang dicetuskan oleh Ploscowe yang mengatakan bahwa pelaku sebenarnya bukan penjahat;

(4) The white collar criminal yaitu jenis kejahatan yang berkaitan dengan jabatan, contohnya tindak korupsi, memanipulasi kewajiban bayar pajak, penyelundupan, mafia penegak hukum dengan pelanggar hukum dan lain sebagainya.

(8)

(5) The habitual criminal yaitu seseorang yang melakukan kejahatan ringan yang dianggap sebagai pelarian kenyataan (escape from

reality) hidup untuk sekedar memenuhi kebutuhannya dan dilakukan

secara terus menerus, misalnya seorang pemabuk dan pengguna narkotika.

(6) The professional criminal yaitu seorang mempelajari dan mendalami teknik khusus untuk memperoleh ketrampilan khusus yang digunakan untuk melakukan kejahatan. Mereka memilih patner khusus seprofesi dalam melakukan aksinya. Selain itu, mereka mempelajari teknik/cara menghindar dari jerat hukum dan melakukan kejahatan adalah petualangannya. Tidak menyesali atas tindakannya. Kejahatan telah direncanakan secara matang tentang memilih sasaran, cara pelariannya, cara menyimpan hasilnya, bagaimana menentukan kepastian waktu operasinya serta dimana menentukan pilihan kota yang dijadikan markasnya. Memiliki simpati kepada sesama profesi, saling membantu. Contoh kejahatan frofesional adalah pembobol pulsa, pembobol ATM, pembobol bank, money laundering crime, electronic funds transfer crime, kejahatan jaringan narkoba dan sebagainya. Professional crime adalah kelas teratas dalam dunia kejahatan.

(7) Organized crime atau syndicate adalah kejahatan yang dilakukan oleh seorang penjahat professional, dimana dalam melakukan kejahatannya, mereka telah sempura menyusun organisasinya secara

(9)

sistematis dari menghitung biaya yang harus dikeluarkan untuk biaya operasional, membuat kerjasama dengan beberapa orang/kelompok hingga pelaksanaan dan kesuksesan operasinya. Sebagai contoh kejahatan dalam golongan ini ialah narkoba yang jaringannya bersifat lintas negara.

(8) The mentally abnormal criminal yaitu kejahatan yang dilakukan oleh orang abnormal, artinya seorang dalam golongan ini memiliki perilaku menyimpang (abnormal) dengan kata lain seorang yang mengalami gangguan kondisi emosional seperti gangguan depresi yang biasanya dapat terjadi/muncul kapan saja. Misalnya, seorang psikopat dan psikhotis.

(9) The nonmalicious criminal, nonmalicious berasal dari kata non yang berarti tidak, dan kata malicious yang berarti jahil/jahat. Jadi, penjahat dalam golongan ini berkeyakinan bahwa apa yang mereka lakukan adalah bukan suatu kejahatan. Sebagai contoh adalah kaum nudist yang bercampur baur tanpa pakaian.2 1 Dikutipnya atau pemaparan dari Klasifikasi Tipologi Penjahat menurut Ruth Shonle Cavan dalam subbab ini bertujuan untuk memberikan pengertian atau gambaran secara umum terkait dengan salah satu klasifikasi tipologi penjahat sesuai yang dijelaskan oleh para ahli diatas. Klasifikasi dari Tipologi penjahat akan penulis gunakan sebagai salah satu acuan bagi penulis dalam mencari data dan menganalisis data yang penulis kumpulkan

2 Ibid, Hlm. 89-90 1

(10)

dalam penelitian ini. Selain itu penjelasan terkait Klasifikasi Tipologi penjahat menurut Ruth Shonle Cavan dalam subbab ini bertujuan untuk memberikan batasan pada penelitian yang dilakukan oleh penulis.

Pada penulisan penelitian ini, penjelasan terkait dengan tipologi penjahat yang digunakan berdasarkan tipologi atau tipe-tipe penjahat yang dipaparkan oleh para ahli. Dan dari pemaparan tipologi penjahat diatas dapat diketahui bahwa setiap ahli memiliki pendapat yang berbeda terkait dengan menggolongkan atau mengelompokkan para penjahat tersebut.

Dikutipnya atau pemaparan dari tipologi penjahat dalam subbab ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami pengklasifikasian penjahat dari para ahli dalam tipologi kejahatan yang dimaksud dan bertujuan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini yakni bagaimana Tipologi Tindak Pidana Menyampaikan Ujaran Kebencian (Hate Speech) yang ada di Kepolisian Resor Kota Sidoarjo.

B. TINJAUAN UMUM TENTANG PERILAKU PATOLOGI

Dalam pengelompokkan suatu kejahatan atau penjahat salah satunya dapat dilihat dari motif dan perilaku dari orang yang melakukan kejahatan tersebut. Seperti perilaku apa yang membuat orang tersebut melakukan suatu kejahatannya dalam masyarakat, maupun melihat bagaimana orang yang melakukan kejahatan dalam berperilaku dimasyarakat atau biasa disebut dengan perilaku patologi atau juga disebut sebagai perilaku penyakit masyarakat. Untuk memberikan pemahaman lebih jelas mengenai perilaku patologi, beikut penulis paparkan pengertian dari patologi dan faktor-faktor dari perilaku patologi.

(11)

B.1 Pengertian Patologi

Patologi berasal dari kata pathos, yaitu penderitaan atau penyakit, sedangkan logos berarti ilmu. Jadi, patologi berarti ilmu tentang penyakit. Sementara itu, sosial adalah tempat atau wadah pergaulan hidup antar manusia yang didalamnya berupa suatu kelompok manusia atau organisasi, yakni individu yang berinteraksi atau berhubungan secara timbal balik, bukan individu atau manusia dalam arti fisik.

Oleh karena itu, pengertian patologi sosial adalah ilmu tentang gejala-gejala penyakit sosial yang disebabkan oleh faktor sosial atau ilmu tentang sifat-sifat dan asal-usul sebuah penyakit sosial yang berhubungan dengan masyarakat.

Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan oleh Kartini Kartono bahwa patologi sosial adalah semua tingkah laku yang bertentangan dengan norma kebaikan, stabilitas lokal, pola kesederhanaan, moral, hak milik, solidaritas keluarga, hidup rukun bertetangga, disiplin, kebaikan, dan

hukum formal.2 2

Masalah patologi sosial dan masalah sosial menurut pendapat beberapa ahli:

 Gillin dan Gillin sebagaimana yang diungkapkan oleh Salmadanis, memberikan batasan tentang patologi sosial, yaitu pertama, patologi sosial adalah salah satu kajian tentang disorganisasi sosial atau maladjustment yang dibahas dalam arti luas, sebab, hasil, dan usaha perbaikan atau faktor-faktor yang dapat mengganggu atau mengurangi penyesuaian sosial, seperti kemiskinan, pengangguran, lanjut usia, penyakit rakyat, lemah ingatan atau pikiran, kegilaan, kejahatan, perceraian, pelacuran, ketegangan-ketegangan dalam keluarga, dan lain sebagainya. Kedua, patologi sosial berarti penyakit-penyakit masyarakat atau keadaan abnormal pada suatu masyarakat.

 Menurut Vebrianto, patologi sosial mempunyai dua arti. Pertama, patologi sosial berarti suatu penyelidikan disiplin ilmu pengetahuan tentang disorganisasi sosial dan social maladjustment, yang di dalamnya

(12)

membahas tentang arti, eksistensi, sebab, hasil, maupun tindakan perbaikan (treatment) terhadap faktor-faktor yang mengganggu atau mengurangi penyesuaian sosial (social adjustment). Kedua, patologi sosial berarti keadaan sosial yang sakit atau abnormal pada suatu

masyarakat.2 3

 Blackmar dan Billin menyatakan bahwa patologi sosial merupakan kegagalan individu dalam menyesuaikan diri terhadap kehidupan sosial dan ketidakmampuan struktur dan institusi sosial melakukan sesuatu bagi perkembangan kepribadian.

 Menurut Soerjono Soekanto, masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat yang

membahayakan kelompok sosial.2 4

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa patologi merupakan segala tingkah laku masyarakat (sosial) yang bertentangan dengan norma-norma kebaikan, moral, stabilitas lokal, hak milik, solidaritas kekeluargaan

hidup rukun tetangga, kebaikan, disiplin, dan hukum formal.2 5 Pemaparan terkait dengan pengertian perilaku patologi dalam subbab

ini bertujuan untuk memberikan penjelasan secara umum terkait dengan perilaku patologi atau yang biasanya disebut patologi sosial. Pada penulisan penelitian ini pengertian dari perilaku patologi penulis gunakan sebagai bahan tinjauan seperti yang telah dijabarkan diatas adalah untuk memberikan gambaran secara umum terkait dengan perilaku patologi yang dimaksud serta sebagai pemahaman dalam pembahasan bab berikutnya.

Dikutinya dari penjelasan perilaku patologi diatas yaitu akan penulis gunakan sebagai acuan dalam pembahasan, mencari data, dan mengelompokkan suatu kejahatan menyampaikan ujaran kebencian (Hate Speech) dengan melihat perilaku dari penjahat yang melakukan tindak

2 Ibid, Hlm. 14-15 3

2 Ibid, Hlm 16 4

(13)

pidana menyampaikan ujaran kebencian (hate speech) tersebut. Dalam hal ini tujuan dikutipnya penjelasan terkait dengan perilaku patologi diatas akan penulis gunakan sebagai acuan dalam menjawab rumusan masalah yakni bagaimana Profil Tindak Pidana Menyampaikan Ujaran Kebencian (Hate

Speech) yang ada di Kepolisian Resor Kota Sidoarjo dan bagaimana

Tipologi Tindak Pidana Menyampaikan Ujaran Kebencian (Hate Speech) yang ada di Kepolisian Resor Kota Sidoarjo.

B.2 Faktor-faktor Perilaku Patologi

Pada dasarnya permasalahan penyakit masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut:

1. Faktor Keluarga

Keluarga merupakan cermin utama bagi seorang anak. Faktor keluarga disini meliputi bagaimana cara orang tua dalam mendidik anak, interaksi yang dilakukan oleh orang tua dengan anak, perhatian dan kasih sayang orang tua kepada anak, kepedulian orang tua terhadap anak, serta keadaan perekonomian keluarga. Dalam hal ini, orang tua sangat berperan penting dalam tumbuh kembang anak dan untuk menjadikan seorang anak agar tumbuh dengan baik dan tidak terjerumus ke dalam penyakit-penyakit masyarakat.

2. Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan factor kedua yang berpengaruh terhadap munculnya penyakit-penyakit social masyarakat. Misalnya, seseorang yang tumbuh dalam lingkungan yang tidak baik, seperti lingkungan

(14)

orang pemabuk, penjudi, dan suka berkelahi maka cepat atau lambat akan mudah terjerumus ke dalam kumpulan orang-orang yang tidak baik tersebut.

3. Faktor Pendidikan

Pendidikan merupakan modal utama bagi seseorang untuk menjalankan hidupnya dengan baik. Baik itu pendidikan formal (pendidikan di sekolah) maupun nonformal (pendidikan dalam keluarga, lingkungan masyarakat maupun pergaulan). Dengan pendidikan, seseorang akan mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak baik, sehingga tidak

akan terjerumus ke dalam penyakit-penyakit masyarakat.2 6 Pemaparan terkait dengan faktor-faktor perilaku patologi dalam

subbab ini bertujuan untuk memberikan penjelasan terkait dengan faktor apa saja yang pada dasarnya memepengaruhi perilaku patologi atau yang biasanya disebut patologi sosial. Dikutipnya penjelasan terkait dengan faktor-faktor perilaku patologi akan penulis gunakan sebagai bahan tinjauan dalam mencari data dan mengelompokkan suatu kejahatan menyampaikan ujaran kebencian (hate speech) dengan melihat perilaku dari penjahat yang melakukan tindak pidana menyampaikan ujaran kebencian (hate speech) tersebut.

Dalam hal ini tujuan dikutipnya penjelasan terkait dengan faktor perilaku patologi diatas akan penulis gunakan sebagai acuan dalam menjawab rumusan masalah yakni bagaimana Profil Tindak Pidana

(15)

Menyampaikan Ujaran Kebencian (Hate Speech) yang ada di Kepolisian Resor Kota Sidoarjo dan bagaimana Tipologi Tindak Pidana Menyampaikan Ujaran Kebencian (Hate Speech) yang ada di Kepolisian Resor Kota Sidoarjo.

C. TINJAUAN UMUM TENTANG KEJAHATAN RUMIT

C.1 Pengertian Kejahatan Secara Umum

Sebelum membahas terkait dengan yang dimaksud dari kejahatan rumit, maka disini penulis akan memaparkan pengertian dari kejahatan secara umum seperti yang dikemukakan oleh beberapa ahli berikut:

 Garofalo merumuskan kejahatan sebagai pelanggaran perasaan-perasaan kasih.

 Thomas melihat kejahatan dari sudut pandangan psikhologi sosial sebagai suatu tindakan yang bertentangan dengan solidaritas kelompok

di mana pelaku menjadi anggotanya.2 7

 Radeliffe-Brown merumuskan kejahatan sebagai suatu pelanggaran usage (tata cara) yang menimbulkan dilakukannya sanksi pidana.

 Menurut Bonger, kejahatan adalah perbuatan yang sangat anti sosial yang memperoleh tentangan dengan sadar dari negara berupa pemberian penderitaan (hukuman atau tindakan).

 Menurut Sue Titus Reid bagi satu perumusan hukum tentang kejahatan, maka hal-hal yang perlu diperhatikan adalah antara lain:

 Kejahatan adalah suatu tindakan sengaja atau ommisi. Dalam pengertian ini seseorang tidak dapat dihukumhanya karena pikirannya, melainkan harus ada suatu tindakan atau kealpaan dalam bertindak. Kegagalan untuk bertindak dapat juga merupakan kejahatan, jika terdapat suatu kewajiban hukum untuk bertindak dalam kasus tertentu. Di samping itu pula harus ada niat jahat (criminal inten, mens rea).

 Merupakan pelanggaran hukum pidana.

 Yang dilakukan tanpa adanya suatu pembelaan atau pembenaran yang diakui secara hukum.

 Yang diberi sanksi oleh negara sebagai suatu kejahatan atau

pelanggaran2 8

2 Op.Cit, Arbintoro Prakoso, Hlm. 80 7 2 Ibid, Hlm. 80-81 8

(16)

Dari uraian-uraian terkait pengertian kejahatan diatas penulis menarik kesimpulan bahwa kejahatan adalah suatu tindakan yang disengaja untuk melakukan suatu pelanggaran yang menimbulkan sanksi pidana.

Pemaparan dari pengertian kejahatan dalam subbab ini bertujuan untuk memberikan penjelasan terkait dengan kejahatan secara umum. Penjelasan terkait dengan kejahatan secara umum yang dikemukakan oleh beberapa ahli diatas memang beragam. Penjelasan terkait dengan kejahatan secara umum diatas bertujuan untuk memberikan pemahaman dalam pembahasan subbab-subbab berikutnya dalam kejahatan.

Dalam hal ini tujuan dikutipnya penjelasan terkait pengertian kejahatan secara umum diatas akan penulis gunakan sebagai acuan dalam menjawab rumusan masalah yakni bagaimana Profil Tindak Pidana Menyampaikan Ujaran Kebencian (Hate Speech) yang ada di Kepolisian Resor Kota Sidoarjo dan bagaimana Tipologi Tindak Pidana Menyampaikan Ujaran Kebencian (Hate Speech) yang ada di Kepolisian Resor Kota Sidoarjo.

C.2 Pengertian Kejahatan Rumit (Sophisticated Crime)

Kejahatan Rumit (Sophisticated Crime) adalah kejahatan yang canggih atau bisa dibilang dengan kejahatan teknologi canggih. Dalam hal ini kejahatan dilakukan dengan menggunakan ilmu teknologi yang tinggi dan canggih. Namun dalam kejahatan teknologi canggih disini bukan hanya dikarenakan menggunakan sarana dan ilmu teknologi yang tinggi serta canggih. Akan tetapi juga teknik dalam proses penyelesaiannya kasusnya

(17)

tidak hanya mengandalkan aturan hukum setempat yang telah dikuasai oleh penegak hukum saja, tetapi juga memerlukan orang-orang yang memiliki keilmuan terkait dengan teknologi canggih tersebut.

Pengertian kejahatan rumit yang dipaparkan dalam subbab ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum terkait dengan kejahatan yang akan dibahas yaitu hate speech yang tergolong sebagai kejahatan rumit. Serta untuk mengetahui dan memahami pengertian dari kejahatan rumit

(Sophisticated Crime) tersebut. Dalam hal ini tujuan dikutipnya penjelasan

terkait pengertian kejahatan rumit diatas akan penulis gunakan sebagai acuan dalam menjawab rumusan masalah yakni bagaimana bagaimana Tipologi Tindak Pidana Menyampaikan Ujaran Kebencian (Hate Speech) yang ada di Kepolisian Resor Kota Sidoarjo.

D. TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA

Untuk memberikan pemahaman lebih jelas mengenai tindak pidana, maka berikut penulis paparkan pengertian dari tindak pidana dan unsur-unsur dari tindak pidana.

D.1 Pengertian Tindak Pidana

Tindak pidana merupakan pengertian dasar dalam hukum pidana (yuridis normatif) yang berhubungan dengan perbuatan yang melanggar hukum pidana. Seperti yang dijelaskan oleh beberapa ahli sebagai berikut:  Menurut Simons, tindak pidana adalah kelakuan (handeling) yang

diancam dengan pidana, yang bersifat melawan hukum, yang berhubungan dengan kesalahan dan yang dilakukan oleh orang yang

mampu bertanggung jawab.2 9

(18)

 Menurut Wirjono Prodjodikoro,Tindak pidana berarti suatu perbuatan yang pelakunya dapat dikenakan hukuman pidana, dan pelakunya ini dapat dikatakan merupakan subjek tindak pidana.3 0  Menurut Prodjodikoro, tindak pidana adalah suatu perbuatan yang

pelakunya dikenakan hukuman pidana.3 1

 Menurut Chairul Chuda tindak pidana adalah perbuatan atau serangkaian perbuatan yang padanya dilekatkan sanksi pidana. Selanjutnya, menurut Chairul Chuda bahwa dilihat dari istilahnya, hanya sifat-sifat dari perbuatan saja yang meliputi suatu tindak pidana. Sedangkan sifat-sifat orang yang melakukan tindak pidana tersebut menjadi bagian dari persoalan lain yaitu pertanggung jawaban pidana.3 2  Menurut Moeljatno, tindak pidana adalah suatu perbuatan yang memiliki

unsur dan dua sifat yang berkaitan, unsur-unsur yang dapat dibagi menjadi dua macam yaitu :

 Subyektif adalah berhubungan dengan diri sipelaku dan termasuk ke dalamnya yaitu segala sesuatu yang terkandung dihatinya.

 Obyektif adalah unsur-unsur yang melekat pada diri sipelaku atau yang ada hubungannya dengan keadaan-keadaannya, yaitu dalam keadaan-keadaan mana tindakan-tindakan dari sipelaku itu harus

dilakukan.3 3

Jadi dapat disimpulkan bahwa tindak pidana adalah perbuatan yang sangat dilarang dan akan diancam dengan pidana barang siapa melakukannya.3 Seseorang yang melakukan suatu perbuatan tindak pidana 4 atau perbuatan melawan hukum akan dikenakan sanksi sesuai dengan perbuatannya tersebut karena seseorang tersebut mampu bertanggung jawab atas segala perbuatan yang telah dilakukannya.

Penjelasan terkait dengan pengertian tindak pidana dalam subbab ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan penjelasan dari pengertian tindak pidana yang dimaksud. Pengertian tindak pidana yang penulis

3 Mukhlis R, Tindak Pidana Di Bidang Pertanahan Di Kota Pekanbaru, Jurnal Ilmu Hukum Volume 0

4 No. 1 , Hlm. 203

3 Ibid 1

3 Rahman Syamsuddin dan Ismail Aris, 2014, Merajut Hukum Di Indonesia , Jakarta: Mitra Wacana 2

Media, Hlm. 193

3Pengertian dan Jenis Tindak Pidana, digilib.unila.ac.id, acces 01 April 2019 3 3 Mahrus Ali, 2015, Dasar-Dasar Hukum Pidana, Jakarta: Sinar Grafika, hlm. 98 4

(19)

gunakan sebagai bahan tinjauan seperti yang telah dijabarkan diatas untuk membatasi makna dari tindak pidana tersebut dalam penelitian ini. Dikutipnya pemaparan dari tindak pidana disini digunakan sebagai salah satu acuan bagi penulis dalam mecari data dan juga bertujuan untuk memberikan batasan pada penelitian yang dilakukan terlebih dalam menjawab rumusan masalah yakni bagaimana Profil Tindak Pidana Menyampaikan Ujaran Kebencian (Hate Speech) yang ada di Kepolisian Resor Kota Sidoarjo.

D.2 Unsur-unsur Tindak Pidana

Terdapat 11 unsur tindak pidana yang dirumuskan didalam undang-undang, antara lain:

a Unsur tingkah laku atau unsur perbuatan yang dilarang b Unsur mengenai objek hukum tindak pidana

c Unsur mengenai kualitas tertentu subjek hukum tindak pidana d Unsur kesalahan

e Unsur sifat melawan hukumnya perbuatan f Unsur akibat konstitutif

g Unsur keadaan yang menyertai

h Unsur syarat tambahan untuk dapatnya dituntut pidana i Unsur syarat tambahan untuk dapatnya dipidana j Unsur syarat tambahan untuk memperberat pidana

k Unsur syarat tambahan untuk memperingan pidana3 5 Dipaparkannya penjelasan dari unsur-unsur tindak pidana dalam subbab ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami tentang unsur-unsur dalam tindak pidana tersebut. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa ada banyak unsur agar sebuah perbuatan dapat dikatakan seagai suatu tindak pdana. Dan penjabaran terkait unsur-unsur tindak pidana yang penulis uraikan diatas adalah sebagai

3 Adami Chazawi, 2013, Hukum Pidana Positif Penghinaan, Malang: Bayumedia Publishing, 5

(20)

acuan dalam pembahasan selanjutnya dan bertujuan untuk menjawab rumusan masalah yakni bagaimana Profil Tindak Pidana Menyampaikan Ujaran Kebencian (Hate Speech) yang ada di Kepolisian Resor Kota Sidoarjo.

E. TINJAUAN UMUM TENTANG MENYAMPAIKAN UJARAN

KEBENCIAN

Untuk memberikan pemahaman lebih jelas terkait dengan menyampaikan ujaran kebencian (hate speech), maka disini penulis paparkan secara singkat pengertian dari tindak pidana menyampaikan ujaran kebencian

(hate speech).

Menyampaikan Ujaran Kebencian adalah menyampaikan ujaran yang mengandung kebencian, menyerang dan berkobar-kobar yang dimaksudkan untuk menimbulkan dampak tertentu, baik secara langsung (aktual) maupun tidak langsung (berhenti pada niat) yaitu menginspirasi orang lain untuk

melakukan kekerasan atau menyakiti orang atau kelompok lain.3 Menurut 6 Wikipedia Ucapan kebencian atau ujaran kebencian (hate speech) adalah

tindakan komunikasi yang dilakukan oleh suatu individu atau kelompok dalam bentuk provokasi, hasutan, ataupun hinaan kepada individu atau kelompok yang lain dalam hal berbagai aspek seperti ras, warna kulit, etnis, gender, cacat, orientasi seksual, kewarganegaraan, agama, dan lain-lain. Dalam arti hukum, hate speech adalah perkataan, perilaku, tulisan, ataupun pertunjukan yang dilarang karena dapat memicu terjadinya tindakan kekerasan dan sikap prasangka entah dari pihak pelaku, pernyataan tersebut, atau korban dari tindakan tersebut. Situs yang menggunakan atau menerapkan hate speech ini disebut hate site. Kebanyakan dari situs ini menggunakan forum

internet dan berita untuk mempertegas sudut pandang tertentu.3 7 Pada umumnya, ujaran kebencian berisikan hal hal yang berkait dengan

aspek ras, etnis, warna kulit, gender, orientasi seksual, cacat, agama, kewarganegaraan dan laim-lain. Ujaran kebencian merupakan suatu ujaran yang dilakukan baik secara verbal dan nonverbal yang digunakan untuk menindas,

3 Widayati, Lidya Suryani, Ujaran Kebencian: Batasan Pengertian Dan Larangannya, Info Singkat 6

Pusat Penelitian DPR RI. Vol.X, No.06/II/Puslit/Maret/2018, Hal. 3

(21)

merendahkan ataupun mempromosikan kekerasan terhadap seseorang atas dasar keanggotaan mereka dalam suatu kelompok social maupun etnis.

Pada dasarnya, ujaran kebencian berbeda dengan ujaran (speech) pada umumnya, walaupun di dalam ujaran tersebut mengandung kebencian, menyerang dan berkobar-kobar. Perbedaan ini terletak pada niat dari suatu ujaran yang memang dimaksudkan untuk menimbulkan dampak tertentu, baik secara langsung (aktual) maupun tidak langsung (berhenti pada niat). Menurut Susan Benesch, jika ujaran tersebut dapat menginspirasi orang lain untuk melakukan kekerasan, menyakiti orang atau kelompok lain, maka ujaran

kebencian itu berhasil dilakukan.3 8

Dapat disimpulkan bahwa berkomentar secara langsung maupun tidak langsung yang menyangkut suku, ras, agama dan antar golongan (SARA) dengan menebarkan suatu kebencian dan berdampak pada perpecahan, hal tersebut sudah dianggap sebagai tindak pidana menyampaikan ujaran kebencian. Dari pemaparan dan penjelasan singkat terkait dengan menyampaikan ujaran kebencian (Hate Speech) dalam subbab ini adalah untuk mengetahui dan memahami secara singkat tentang menyampaikan ujaran kebencian yang dimaksudkan dalam penulisan penelitian ini. Selain itu pemaparan secara singkat dari menyampaikan ujaran kebencian (Hate Speech) dalam subbab ini akan penulis gunakan sebagai salah satu acuan bagi penulis dalam mecari data dan juga bertujuan untuk memberikan batasan pada penelitian yang dilakukan.

Dalam hal ini tujuan dikutipnya penjelasan terkait dengan menyampaikan ujaran kebencian (Hate Speech) diatas akan penulis gunakan sebagai acuan dalam menjawab rumusan masalah yakni bagaimana Profil Tindak Pidana Menyampaikan Ujaran Kebencian (Hate Speech) yang ada di

3 Op.Cit, Widayati, Lidya Suryani. 8

(22)

Kepolisian Resor Kota Sidoarjo dan bagaimana Tipologi Tindak Pidana Menyampaikan Ujaran Kebencian (Hate Speech) yang ada di Kepolisian Resor Kota Sidoarjo.

Referensi

Dokumen terkait

Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisa dan interpretai data yang bertujuan untuk mengusahakan teriptanya kondisi pasien seoptimal.P (planing) menurut

Nilai moral yang terkandung dalam karya sastra bertujuan untuk mendidik manusia agar mengenal nilai-nilai etika merupakan nilai baik buruk suatu perbuatan, apa yang harus

Dapat juga dikatakan bahwa perbuatan pidana adalah perbuatan yang oleh suatu aturan hukum dilarang dan diancam pidana, asal saja dalam pada itu diingat bahwa

Penjelasan dari pasal 1 Undang-undang nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian di atas, koperasi dalam memberikan kredit atau pinjaman menerapkan prinsip kehati-hatian,

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, asuransi adalah suatu perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan mana

Penelitian ini bertujuan untuk membuat sebuah aplikasi LBS berbasis android yang dapat memberikan informasi terkait dengan lokasi dealer sepeda motor terdekat dan rute untuk

Sedangkan menurut Wardhani (2008), pada penjelasan teknis Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas Nomor 506/C/Kep/PP/2004 tanggal 11 November 2004 tentang rapor pernah

Pemberian wasiat ini sebesar-besarnya sepertiga tetapi tidak ada penjelasan tersurat mengenai sampai mana batasan sepertiga tersebut, hanya secara tersirat dapat