• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Matematika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Matematika"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

i

LINEAR DUA VARIABEL KELAS VIII SEMESTER GASAL

SMP NEGERI 2 BALAPULANG-TEGAL TAHUN PELAJARAN

2011/2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

Ilmu Pendidikan Matematika

Oleh:

MOHAMAD ALWI

NIM: 083511035

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

(2)

ii Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Mohamad Alwi

NIM : 083511035

Jurusan/Progam Studi : Tadris Matematika

menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 29 Mei 2012 Saya yang menyatakan,

Mohamad Alwi NIM: 083511035

(3)
(4)

iv Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum wr.wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik Melalui Media Pembelajaran Mobile Learning Pada Materi Pokok Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Kelas VIII Semester Gasal SMP Negeri 2 Balapulang-Tegal Tahun Pelajaran 2011/2012.

Nama : Mohamad Alwi

NIM : 083511035

Jurusan : Tadris Progam Studi : Matematika

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam Sidang Munaqasyah.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Pembimbing I,

Saminanto, M. Sc.

(5)

v Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum wr.wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik Melalui Media Pembelajaran Mobile Learning Pada Materi Pokok Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Kelas VIII Semester Gasal SMP Negeri 2 Balapulang-Tegal Tahun Pelajaran 2011/2012.

Nama : Mohamad Alwi

NIM : 083511035

Jurusan : Tadris Progam Studi : Matematika

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam Sidang Munaqasyah.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Pembimbing II,

Hj. Nur Asiyah, M. SI NIP. 19710926 199803 2002

(6)

vi

Judul : Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik Melalui Media Pembelajaran Mobile Learning Pada Materi Pokok Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Kelas VIII Semester Gasal SMP Negeri 2 Balapulang-Tegal Tahun Pelajaran 2011/2012

Penulis :Mohamad Alwi NIM :083511035

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dapat tidaknya pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran Mobile Learning dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel kelas VIII A semester gasal SMP Negeri 2 Balapulang-Tegal.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yang dilaksanakan di SMP Negeri 2 Balapulang-Tegal. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII A yang jumlahnya ada 40 peserta didik terdiri dari 22 putra dan 18 putri. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, dokumentasi, observasi, kuesioner, dan metode tes. Metode wawancara digunakan untuk memperoleh data-data tentang permasalahan yang sering dihadapi dalam pembelajaran sebelum pemberian tindakan, metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui berapa jumlah, nama-nama, dan nilai-nilai peserta didik pada materi sistem persamaan linear dua variabel di tahun pelajaran sebelumnya, metode observasi digunakan untuk mengetahui gambaran umum peserta didik, metode kuesioner digunakan untuk memperoleh data mengenai motivasi belajar peserta didik, sedangkan metode tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar peserta didik pada saat penelitian. Pengumpulan data mengenai motivasi belajar peserta didik menggunakan angket motivasi belajar, sedangkan pengumpulan data mengenai hasil belajar peserta didik menggunakan soal tes evaluasi yang dilakukan di setiap akhir siklusnya.

Data yang terkumpul dianalisis deskriptif sederhana. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap prasiklus, siklus I dan siklus II. Pada tahap prasiklus, motivasi belajar peserta didik mempunyai persentase 48,5% dan rata-rata hasil belajar 59,46 dengan ketuntasan klasikal 48,75%. Pada siklus I setelah dilaksanakan tindakan motivasi belajar peserta didik meningkat menjadi 65,11% dan rata-rata hasil belajar 74,43 dengan ketuntasan klasikal 72,5%. Sedangkan pada siklus II motivasi belajar peserta didik mengalami peningkatan yaitu dapat dipersentasekan menjadi 76,3% dan rata-rata hasil belajar peserta didik adalah 79,6 dengan ketuntasan klasikal 92,5%. Dari tiga tahap tersebut jelas bahwa ada peningkatan setelah digunakannya media pembelajaran Mobile Learning jika dibandingkan dengan sebelumnya.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti membuktikan bahwa ada peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran Mobile Learning. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan momentum bagi guru maupun peserta didik bahwa belajar bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun.

(7)

vii

Perjalan pencarian ilmu telah membawaku ke suatu proses perjalanan hidup. Proses perjalanan hidup itu telah membawa ke jenjang pendewasaan diri, dari situ penulis dapat mengerti arti sebuah pengorbanan, segelintir kasih sayang, dan setetes keringat kesabaran. Kini penulis persembahkan hasil pencarian yang tulus ini kepada:

1. Bapak dan ibu tercinta terima kasih atas do’a, nasihat, dan dukungan serta segala pengorbanan dan kasih sayang selama ini dalam mendidik penulis dengan penuh kesabaran.

2. Kakak-kakakku tersayang yang senantiasa memberikan motivasi dan kasih sayang yang tak ternilai harganya.

3. Sahabat-sahabatku kosan “Day Live” yang selalu menjadi teman untuk bermuhasabah dan bertafakur di dalam menghadapi kehidupan ini.

4. Sahabat-sahabat seperjuangan TM’08 yang menjadi teman bercanda dan belajar penulis, bagiku “Kau Yang Terindah, dan Akan Selalu Terindah”.

5. Keluarga besar pengurus HIMATIKA Walisongo periode 2010/2011, kalian adalah para pendidik-pendidik penulis tentang arti kebijaksanaan, kebersamaan, dan tanggung jawab.

(8)

viii

ﻢﺴﺑ

ﺮﻟا

ﻦﻤﺣ

ﺮﻟا

ﻢﯿﺣ

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan seluruh alam yang telah memberikan beberapa rahmat, taufiq, hidayah, dan kenikmatan kepada penulis berupa kenikmatan jasmani maupun rohani, sehingga penulis dapat menyusun skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik Melalui Media Pembelajaran Mobile Learning Pada Materi Pokok Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Kelas VIII Semester Gasal Smp Negeri 2 Balapulang-Tegal Tahun Pelajaran 2011/2012” dengan baik. Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Agung Muhammad SAW, karena berkat perjuangan beliau yang telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju zaman yang terang benderang ini yaitu zaman Islamiyah.

Dengan berbekal keikhlasan dan niat yang tulus serta dengan tanggung jawab, Allah SWT telah meridlai penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Keberhasilan ini tentu saja tidak dapat terwujud tanpa bimbingan, dukungan dan bantuan berbagai pihak, oleh karena dengan rasa hormat yang paling dalam penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak DR. Suja’i, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

2. Bapak Saminanto, M. Sc. selaku Pembimbing I dan ibu Hj. Nur Asiyah, M.S.I. selaku Pembimbing II, yang telah berkenan meluangkan waktunya, tenaga dan pikirannya untuk membimbing, mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

3. Dosen Tadris Matematika, dosen dan staf pengajar di IAIN Walisongo Semarang yang membekali berbagai pengetahuan.

4. Kepala perpustakaan IAIN Walisongo Semarang beserta seluruh staf dan karyawan yang telah memberikan pelayanan yang terbaik.

5. Kepala perpustakaan TKPS Semarang beserta seluruh staf dan karyawan yang telah memberikan pelayanan yang terbaik.

(9)

ix

7. Guru matematika bapak Kartomoyo, S. Pd., kepala TU beserta staf, karyawan, dan peserta didik kelas VIII A SMP Negeri 2 Balapulang-Tegal yang selalu membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak dan ibu tercinta terima kasih atas cinta, kasih, do’a, nasihat, dan dukungan serta segala pengorbanan dalam mendidik penulis dengan penuh kesabaran. 9. Teman seperjuangan Tadris Matematika dan sahabat-sahabat TM’08 yang

senantiasa menjadi penyemangat penulis.

Kepada mereka semua, penulis ucapkan “Jazakumullah Khairal Jaza”. Semoga amal baik dan jasa-jasanya diberikan oleh Allah balasan yang sebaik-baiknya.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semuanya. Amin.

Semarang, 29 Mei 2012 Penulis

Mohamad Alwi NIM. 083511035

(10)

x

HALAMAN JUDUL... i

DEKLARASI ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

NOTA PEMBIMBING ... iv

ABSTRAK ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR DIAGRAM ... xiv

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

BAB II : LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Landasan Teori ... 9

B. Kajian Pustaka ... 39

C. Hasil Belajar ... 40

BAB III : METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 41

1. Model penelitian ... 42

2. Subjek penelitian dan jenis data ... 43

3. Kolaborator ... 45

4. Waktu dan tempat penelitian ... 45

5. Rancangan penelitian ... 45

(11)

xi

D. Indikator Keberhasilan ... 55

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 56

1. Pra Siklus ... 56

2. Siklus I ... 57

3. Siklus II ... 66

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 71

1. Pra Siklus ... 71

2. Siklus I ... 72

3. Siklus II ... 73

BAB V : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP A. Simpulan ... 76

B. Saran-saran ... 77

C. Penutup ... 77 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

xii Lampiran 1 : Daftar Peserta Didik kelas VIII A

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I dan Lembar Refleksi Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II dan Lembar Motivasi Lampiran 4 : Lembar Wawancara dan Angket Motivasi Pra Siklus

Lampiran 5 : Angket Motivasi Siklus I dan Siklus II Lampiran 6 : Daftar Nama Anggota Kelompok Lampiran 7 : Lembar Kerja Siklus I

Lampiran 8 : Lembar Kerja Siklus II Lampiran 9 : Soal Tes Evaluasi Siklus I Lampiran 10 : Jawaban Tes Evaluasi Siklus I Lampiran 11 : Soal Tes Evaluasi Siklus II Lampiran 12 : Jawaban Tes Evaluasi Siklus II

Lampiran 13 : Nilai Materi SPLDV Kelas VIII A Tahun Pelajaran 2010/2011 Lampiran 14 : Nilai Materi SPLDV Kelas VIII A Tahun Pelajaran 2009/2010 Lampiran 15 : Hasil Angket Motivasi Pra Siklus

Lampiran 16 : Tabel Hasil Belajar Siklus I Lampiran 17 : Tabel Hasil Belajar Siklus II Lampiran 18 : Hasil Angket Motivasi Siklus I Lampiran 19 : Hasil Angket Motivasi Siklus II Lampiran 20 : Dokumentasi Penelitian

(13)

xiii

Tabel 1 : Daftar Nama Peserta Didik Kelas VIII A Tabel 2 : Jadwal Penelitian

Tabel 3 : Jadwal Pelaksanaan Siklus I Tabel 4 : Jadwal Pelaksanaan Siklus II

Tabel 5 : Perolehan Hasil Belajar, Ketuntasan Klasikal, dan Motivasi Pra Siklus

Tabel 6 : Motivasi dan Hasil Belajar Siklus I Tabel 7 : Motivasi dan Hasil Belajar Siklus II

Tabel 8 : Perbandingan Perolehan Nilai Pada Pra Siklus dan Siklus I Tabel 9 : Perbandingan Perolehan Nilai Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II.

(14)

xiv

Gambar 1 : Kerucut Pengalaman Edgar Dale Gambar 2 : Alur Penelitian Tindakan Kelas

DAFTAR DIARGAM

Diagram 1 : Perbandingan Perolehan Nilai Pra Siklus dan Siklus I Diagram 2 : Perbandingan Perolehan Nilai Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

(15)

1 A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu yang sangat penting. Matematika digunakan oleh semua orang disegala kehidupan, karena matematika merupakan sarana untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Matematika juga merupakan subjek yang sangat penting dalam sistem pendidikan di seluruh dunia. Salah satu materi dalam matematika tersebut adalah materi sistem persamaan linear dua variabel, materi ini merupakan tidak lanjut dari materi persamaan garis di kelas VIII SMP/MTs semester gasal.

Di dalam kehidupan sehari-hari materi ini sangat penting terutama dalam kaitannya dengan matematika ekonomi. Materi sistem persamaan linear dua variabel ini merupakan materi yang menjelaskan bagaimana dalam mencari himpunan penyelesaian dari dua persamaan linear atau lebih yang menggunakan variabel-variabel yang sama baik dengan menggunakan metode grafik, subtitusi, eliminasi, dan campuran, serta membahas bagaimana cara membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan materi ini. Penyelesaian dari sistem persamaan linear dua variabel ini merupakan pasangan terurut bilangan yang memenuhi semua persamaan dalam sistem tersebut.1

Akan tetapi materi ini sangat berbeda dengan materi matematika lainnya, salah satu yang paling menonjol adalah tidak digunakannya rumus yang pasti, melainkan langkah-langkah yang sistematis dalam mencari penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel tersebut. Sehingga materi ini sangat cocok jika dalam metode pengajarannya melibatkan peserta didik secara langsung, dan menggunakan media pembelajaran yang praktis dan efisien sehingga diharapkan dapat memotivasi peserta didik belajar secara mandiri dimanapun dan kapanpun.

1Tatag Yuli Eko Siswono dan Netti Lastiningsih, Matematika 2 SMP dan MTs untuk Kelas VIII, (Jakarta: PT. Penerbit Erlangga, 2007), hlm. 104

(16)

Di dalam bukunya Azhar Arsyad menyatakan bahwa dalam suatu proses belajar mengajar, ada dua unsur yang sangat penting, yaitu metode mengajar dan media pembelajaran.2 Metode pembelajaran adalah suatu teknik atau cara untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis guna mencapai tujuan pembelajaran, sedangkan media pembelajaran itu sendiri merupakan alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan guru. Kombinasi metode dan media pembelajaran yang serasi juga akan menimbulkan suasana proses pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi peserta didik. Sehingga dengan adanya suasana proses pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna tersebut akan menumbuhkan motivasi dan pandangan positif peserta didik terhadap mata pelajaran matematika. Matematika tidak lagi dipandang sebagai suatu mata pelajaran yang sulit dan menyeramkan, peserta didik akan lebih menikmati proses pembelajaran, serta pandangan akan keseraman guru matematika sedikit demi sedikit akan terhapus karena kekreatifan guru dalam meramu metode dan media pembelajaran.

Akan tetapi berbeda dengan realita yang terjadi di SMP Negeri 2 Balapulang-Tegal, karena menurut hasil pengamatan dan wawancara dengan guru matematika kelas VIII A bapak Kartomoyo, S. Pd. ternyata dalam proses belajar-mengajarnya peserta didik hanya bersikap pasif dan terlihat tidak ada upaya dari diri peserta didik tersebut dalam hal mendalami materi yang sudah diajarkan. Hal ini bisa dilihat dalam kasus kesehariannya yaitu masih banyak peserta didik yang belum mengerjakan tugas rumahnya dan masih sering dijumpai buku paket matematika yang ditinggalkan oleh peserta didik di ruang kelas, bagaimana peserta didik mau belajar sedangkan buku paketnya saja tidak dibawa pulang ke rumah. Terlebih lagi menurut bapak Kartomoyo menuturkan bahwa peserta didik sekarang telah menjadi korban kemajuan teknologi, banyak peserta didik tidak lagi menyadari mana waktunya untuk belajar dan mana waktunya bermain, hal ini terlihat jelas dengan masih banyaknya peserta didik

(17)

yang ketahuan sedang asyik bermain HP pada jam pelajaran, padahal berbagai upaya pencegahan sudah dilakukan oleh pihak sekolah, akan tetapi hasilnya masih nihil. Sehingga tidak khayal motivasi dan hasil belajar peserta didik pada materi sistem persamaan linear dua variabel pada tahun sebelumnya tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Setelah melihat realita pembelajaran di SMP Negeri 2 Balapulang-Tegal tersebut, peneliti melihat ada beberapa masalah yang sangat berpengaruh terhadap menurunnya motivasi dan hasil belajar terutama pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel. Masalah-masalah tersebut adalah sebagai berikut: pertama materi ini sangat memerlukan ketekunan dan keaktifan peserta didik dalam mencoba dan belajar mandiri, jadi tidak hanya sekedar menghafal rumus, akan tetapi hal ini belum terlihat jelas dalam proses pembelajarannya.

Kedua penggunaan media pembelajaran yang masih monoton dan konvensional

seperti papan tulis dan buku paket saja sehingga membuat peserta didik jenuh,

ketiga penggunaan telepon seluler/HP yang semakin menyebar ke peserta didik,

hal ini dibuktikan dengan hampir 65% peserta didik telah memiliki telepon seluler/HP, keempat penggunaan telepon seluler/HP masih sering disalahgunakan seperti hanya digunakan untuk game atau membuka facebook pada saat jam pelajaran berlangsung.

Melihat realita dan permasalahan yang ada peneliti mencoba menawarkan media pembelajaran Mobile Learning. Pemilihan media pembelajaran ini karena melihat Hal ini dapat dilihat dari data statistik bahwa dari 240 juta jumlah penduduk Indonesia 45-50 juta di antaranya adalah pengguna/konsumen seluler.3 Sedangkan sebagian dari jumlah pengguna ini adalah peserta didik, pendidik dan kalangan akademisi. Telepon genggam yang dimiliki para peserta didik inipun konon rata-rata memiliki fitur-fitur yang sudah canggih dan mampu untuk menjalankan aplikasi-aplikasi pembelajaran. Sehingga diharapkan dengan menggunakan media pembelajaran yang begitu praktis ini peserta didik dapat mempelajari materi di-manapun dan kapanpun dia berada.

(18)

Dari kenyataan ini, timbul sebuah pertanyaan dapatkah kita meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik dengan memanfaatkan teknologi seluler ini pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel?. Sehingga guna menjawab pertanyaan tersebut peneliti mencoba melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN MOBILE LEARNING PADA MATERI POKOK SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL KELAS VIII SEMESTER GASAL SMP NEGERI 2 BALAPULANG-TEGAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012”. B. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas dan agar permasalahan tidak terlalu komplek maka peneliti membatasi sasaran penelitian sebagai berikut:

1. Sasaran penelitian terbatas pada peserta didik SMP Negeri 2 Balapulang-Tegal kelas VIII A semester gasal, tahun pelajaran 2011/2012.

2. Sasaran penelitian terbatas pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel.

3. Materi dalam sistem persamaan linear dua variabel ini terbatas hanya pada pengertian dan pembahasan metode-metode dalam menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel.

4. Sasaran motivasi belajar peserta didik terbatas pada motivasi belajar dalam materi pokok sistem persamaan linear dua variabel.

5. Sasaran hasil belajar terbatas pada hasil belajar dalam menyelesaikan soal sistem persamaan linear dua variabel.

Dan untuk memudahkan dan menghindari salah penafsiran dalam memahami judul skripsi ini, maka penulis menjelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul skripsi sebagai berikut:

1. Motivasi belajar

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara

(19)

potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced

practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan

motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita–cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus diingat, kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat.4 Meningkatkan motivasi belajar peserta didik menurut peneliti adalah adanya peningkatan motivasi peserta didik yang diperoleh dari angket yang diberikan oleh guru kepada peserta didik setelah evaluasi dilakukan pada setiap siklus.

2. Hasil belajar

Penilaian atau evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga atau nilai berdasarkan tertentu. Hasil yang diperoleh dari penilaian dinyatakan dalam bentuk hasil belajar.5 Peningkatan hasil belajar peserta didik menurut peneliti adalah adanya peningkatan nilai peserta didik yang diperoleh dari tes evaluasi di akhir pertemuan siklus.

3. Media pembelajaran Mobile Learning

Menurut pendapat Gagne dan Briggs yang dikutip oleh Azhar Arsyad secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape-recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televise, dan kompeter.6

4 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011),

hlm. 23.

5 Nana Sudjana, Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Sinar Baru

Algensindo, 2000), hlm. 111

(20)

Media pembelajaran Mobile Learning merupakan media pembelajaran yang menggunakan fasilitas-fasilitas yang terdapat dalam HP/telepon seluler, fasilitas-fasilitas tersebut misalnya aplikasi Java, dan WAP. Media pembelajaran yang dimaksud peneliti ini adalah produk yang telah dihasilkan oleh P4TK Matematika, maupun bahan ajar yang dapat diperoleh dari internet melalui WAP.

4. Sistem persamaan linear dua variabel

Sistem persamaan linear dua variabel adalah dua persamaan atau lebih yang menggunakan variabel-variabel yang sama.7 Materi ini hanya terbatas pada pengertian sistem persamaaan linear dua variabel dan metode-metode dalam mencari himpunan penyelesaiannya. Materi ini merupakan materi yang diajarkan di kelas VIII SMP/MTs semester gasal tahun pelajaran 2011/2012.

Dari beberapa penjelasan di atas maka arti seutuhnya dari judul skripsi ini adalah suatu upaya/usaha meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik kelas VIII A dalam materi sistem persamaan linear dua variabel pokok pembahasan pengertian dan metode-metode dalam menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dari tahun pelajaran sebelumnya. Meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik ini menurut peneliti adalah peningkatan motivasi belajar yang diperoleh dari angket dan peningkatan hasil belajar yang diperoleh dari tes evaluasi pada setiap siklusnya, sedangkan mengenai media pembelajaran Mobile Learning yang dipakai adalah produk P4TK Matematika dan beberapa Web yang mengandung materi penelitian.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

7Tatag Yuli Eko Siswono dan Netti Lastiningsih, Matematika 2 SMP dan MTs untuk Kelas VIII, hlm. 104

(21)

1. Bagaimana implementasi media pembelajaran Mobile Learning pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII SMP Negeri 2 Balapulang-Tegal?

2. Apakah pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran Mobile

Learning dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada materi

pokok sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII SMP Negeri 2 Balapulang-Tegal?

3. Apakah pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran Mobile

Learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII SMP

Negeri 2 Balapulang-Tegal pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian :

a. Mengetahui implementasi penggunaan media pembelajaran Mobile

Learning pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel di kelas

VIII SMP Negeri 2 Balapulang-Tegal.

b. Mengetahui dapat tidaknya pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran Mobile Learning dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII SMP Negeri 2 Balapulang-Tegal.

c. Mengetahui dapat tidaknya pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran Mobile Learning dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Balapulang-Tegal pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel.

2. Manfaat Penelitian : a. Bagi Peserta Didik

1) Memotivasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran matematika. 2) Peserta didik dapat melakukan proses pembelajaran yang bermakna

(22)

3) Mengubah sikap dan pemikiran positif peserta didik pada mata pelajaran matematika.

4) Meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam materi pokok persamaan linier dua variabel.

5) Peserta didik dapat belajar kapanpun dan di manapun berada dengan menggunakan telepon seluler yang dimilikinya.

b. Bagi Guru

1) Memotivasi guru dalam menumbuhkan kreativitas untuk melakukan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan.

2) Guru dapat memanfaatkan media pembelajaran Mobile Learning pada materi lainnya yang telah disediakan oleh Pusat Pengkajian dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Matematika.

3) Dengan meningkatnya hasil belajar dan antusias peserta didik membuat guru lebih senang dan bersemangat dalam mengajar.

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan bahan kajian untuk sekolah dalam upaya meningkatakan kualitas sekolah.

d. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengalaman secara langsung bagaimana penggunaan model dan media pembelajaran yang baik dan menyenangkan.

(23)

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Pustaka

Pada dasarnya urgensi kajian penelitian adalah sebagai bahan auto kritik terhadap penelitian yang ada, mengenai kelebihan maupun kekurangannya, sekaligus sebagai bahan perbandingan terhadap kajian yang terdahulu. Dan untuk menghindari terjadinya pengulangan hasil temuan yang membahas permasalahan yang sama dan hampir sama dari seseorang, baik dalam bentuk skripsi, buku dan dalam bentuk tulisan lainnya maka penulis akan memaparkan beberapa bentuk tulisan yang suda ada. Ada beberapa bentuk tulisan penelitian yang akan penulis paparkan.

Penulis berpendapat bahwa beberapa bentuk tulisan yang penulis temukan, masing-masing menunjukkan perbedaan dari segi pembahasannya dengan skripsi yang akan penulis susun.

Beberapa penelitian yang sudah teruji keshahihannya diantaranya meliputi: penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Drs. Khusnul Huda, beliau adalah guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada MTs Hasyimiyah Bungah Gresik yang disahkan pada tanggal 27 november 2007. Dalam penelitian beliau ini yang berjudul “Penggunaan Handphone sebagai Media Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam” menggambarkan bahwa penggunaan Handphone sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik ditandai dengan meningkatnya peserta didik yang mencapai ketuntasan minimal 78% pada siklus I, dan 96% pada siklus II.1

Penelitian yang dilakukan oleh Sri Nurrohmatin (063511018) Mahasiswi Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here dengan Menggunakan LKS untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

1 Khusnul Huda, http://khusnulhuda.wordpress.com/2010/06/29/ptk-penggunaan-handphone-sebagai-media-pembelajaranelajar/. 01 Oktober 2011

(24)

Matematika Pada Materi Pokok Himpunan”. Di dalam penelitiannya dijelaskan bahwa persentase keaktifan meningkat, yaitu 51,79% pada siklus I, dan 75% pada siklus II. Mengenai hasil belajar peserta didik dijelaskan bahwa rata-rata hasil belajar 60,15 dengan ketuntasan klasikal 60,71% pada siklus I, sedangkan pada siklus II rata-rata hasil belajar peserta didik 71,44 dengan ketuntasan klasikal 78,57%.2

Menurut analisa penulis, dari berbagai kajian yang telah penulis sebutkan di atas belum ada yang membahas tentang peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar melalui penerapan media pembelajaran Mobile Learning pada materi pokok sistem persamaan linear dua variabel. Oleh karena itu layak kiranya jika penulis mengangkat judul tersebut sebagai bahan kajian yang akan disusun dalam bentuk skripsi, yang nantinya diharapkan dapat memberikan sumbangsih kekayaan wacana dalam dunia pendidikan dan melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti diharapkan menjadi salah satu alternatif dalam pemecahan masalah khususnya pada pelajaran matematika.

B. Landasan Teori 1. Belajar

a. Pengertian belajar

Belajar merupakan keseluruhan proses pendidikan bagi tiap orang yang meliputi pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan sikap dari seseorang. Seseorang dikatakan belajar apabila dapat diasumsikan bahwa pada dirinya terjadi proses perubahan sikap dan tingkah laku. Perubahan ini biasanya berangsur-angsur dan memakan waktu cukup lama.

Perubahan ini akan semakin tampak bila ada upaya dari pihak yang terlibat. Tanpa adanya upaya, walaupun terjadi proses perubahan tingkah laku, tidak dapat diartikan sebagai belajar. Ini dapat diartikan bahwa pencapaian tujuan pembelajaran sedikit banyak bergantung kepada cara proses belajar yang dilakukan oleh peserta didik itu sendiri.

2Sri Nurrohmatin, “Penerapan Strategi Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here Dengan Menngunakan LKS Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Pokok Himpunan”, Skripsi (Semarang: Progam Strata Satu IAIN Walisongo, 2010), hlm. 60

(25)

Menurut teori Carl Rogers yang dikutip oleh Mustaqim, mengatakan bahwa belajar yang bermakna diperoleh peserta didik dengan melakukannya, dan belajar atas inisiatif sendiri yang melibatkan peserta didik seutuhnya baik perasaan maupun intelek merupakan cara yang dapat memberikan hasil yang mendalam dan lestari.3 Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai masalah belajar ini, akan dikemukakan pendapat dari para ahli pendidikan tentang pengertian belajar.

1) Nana Sudjana menyatakan belajar bukan menghafal dan bukan pula mengingat, belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.4

2) Nana Sudjana dan Ahmad R, tujuan pendidikan pada dasarnya mengarahkan pada peserta didik untuk menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan mahkluk sosial.5

3) Thursan Hakim mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tersebut ditampakkan dalam peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan kemampuan lain.6

4) Slameto menyebutkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam reaksi dengan lingkungannya.7

3 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2008),

hlm. 62

4Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,

2005), hlm. 28.

5 Nana sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,

2001), hlm. 1

6Thursan Hakim, Balajar Secara Efektif, (Jakarta: Puspa Swara, 2005), hlm. 1.

7 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan, (Jakarta: Rineka

(26)

5) Oemar Hamalik mendeskripsikan belajar sebagai suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku berkat pengalaman dan latihan.8 6) Menurut Hilgard dan Bower, dalam buku karangan Gordon

mendefinisikan belajar sebagai berikut.

“Learning is the process by which an activity originates or is changed

through reacting to an encountered situation, provided that the characteristics of the change in activity cannot be explained on the basis of native response tendencies, maturation, or temporary states of the organism.”9

(Belajar adalah proses dimana sebuah aktifitas berawal atau dirubah melalui reaksi terhadap situasi yang dihadapi, dengan catatan bahwa karakteristik pada perubahan dalam aktifitas tersebut tidak dapat dijelaskan berdasarkan kecenderungan pribadi seseorang, kedewasaan, atau keadaaan sementara pada seseorang).

7) Syekh Abdul Aziz dan Abdul Majid dalam kitab At-Tarbiyatul wa

Thuruqut Tadris mendenifisikan belajar sebagai berikut:

إن

ﻢّﻠﻌﺘﻟا

ﻮﻫ

ﲑﻴﻐﺗ

ﻦﻫذ

ﻢّﻠﻌﺘﳌا

أﺮﻄﻳ

ﻠﻋ

ﺧ ﻰ

ﱪة

ﺔﻘﺑﺎﺳ

ثﺪﺤﻴﻓ

ﺎﻬﻴﻓ

اﲑﻴﻐﺗ

اﺪﻳﺪﺟ

10

(Belajar adalah merupakan perubahan tingkah laku pada diri (jiwa) Si pelajar berdasarkan yang sudah dimiliki menuju perubahan baru). 8) Slameto, belajar yaitu suatu proses perubahan tingkah laku sebagai

hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.11 Batasan-batasan di atas secara umum bisa disimpulkan, belajar adalah perubahan tingkah laku yang secara relatif tetap yang terjadi karena latihan dan pengalaman.

8 Oemar Hamalik, Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, (Bandung: Tarsito,

1990), hlm. 21

9 Gordon H. Bower, Theories of Learning, (Washington, D.C.: National Gallery of Art,

1981), hlm. 2

10 Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Majid, al-tarbiyah wa Thuruqu al-Tadris, Juz I,

(Mesir: Darul Ma’arif, t.th), hlm. 169.

(27)

Sebagimana sabda Rosulullah SAW:

ﻦﻋو

ﻰﺑأ

ةﺮﻳﺮﻫ

,

ﻲﺿر

ﷲا

ﻪﻨﻋ

,

نا

لﻮﺳر

ﷲا

ﻰﻠﺻ

ﷲا

ﻪﻴﻠﻋ

ﻢﻠﺳو

,

لﺎﻗ

:

))

ﻦﻣو

ﻚﻠﺳ

ﺎﻘﻳﺮﻃ

ﺲﻤﺘﻠﻳ

ﻪﻴﻓ

ﺎﻤﻠﻋ

.

ﻞﻬﺳ

ﷲا

ﻪﻟ

ﻪﺑ

ﺎﻘﻳﺮﻃ

ﻰﻟا

ﺔﻨﺠﻟا

((

)

ﻩاور

ﻢﻠﺴﻣ

(

12

“Dari Hurairah RA, sesungguhnya Rosulullah SAW bersabda:

Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu maka, maka Allah akan memudahkan baginya menuju surga. (HR. Muslim)”

Berdasarkan pendapat beberapa tokoh pendidikan di atas, dapat disimpulkan bahwa seseorang dikatakan belajar jika dalam dirinya terjadi perubahan tingkah laku, menuju ke arah yang semakin baik.

b. Hasil belajar

Menurut kamus umum bahasa Indonesia kata hasil berarti (1) sesuatu yang diadakan oleh usaha; (2) pendapatan, perolehan, buah; (3) akibat kesudahan.13 Sehingga hasil belajar berarti pandangan atau akibat dari proses perubahan tingkah laku akibat interaksi seseorang dengan orang lain atau lingkungannya. Herman Hudaya mengemukakan bahwa belajar menyangkut proses belajar dan hasil belajar itu sendiri.14

Perubahan hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksi, daya penerimaannya dan aspek-aspek lain yang ada pada individu.15Dengan belajar, seseorang mengalami perubahan tingkah laku. Namun demikian, tidak semua perubahan perubahan tingkah laku itu dapat dikatakan sebagai hasil dari belajar.

12Imam Abu Zakaria Yahya bin Syaraf AnNawawi, Riyadhus Shalihin, (Libanon : Darul

Kutub Al Ilmiah, 676 Hijriyah), hlm. 370.

13Poerdaminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), hlm. 408 14Herman Hudaya, Strategi Belajar Matematika, (Malang: Angkasa Raya, 1990), hlm.1.

(28)

Benyamin S. Bloom mengusulkan tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar, yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.16 Belajar yang berkenaan dengan hasil (dalam pengertian banyak hubungannya dengan tujuan pengajaran), Gagne mengemukakan 5 jenis/ 5 tipe, hasil belajar yakni:

1) Belajar kemahiran intelektual (kognitif). 2) Belajar informasi verbal.

3) Belajar mengatur kegiatan intelektual. 4) Belajar sikap.

5) Belajar ketrampilan motorik.17

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik dalam diri (faktor internal) maupun dari luar (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu peserta didik dalam mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya. Faktor-faktor intern dan ektern tersebut meliputi:18

1) Faktor internal terdiri dari:

a) Faktor jasmaniah meliputi kesehatan dan cacat tubuh.

b) Faktor psikologis meliputi intelegensisi, perhatian, minat, bakat, motif/motivasi, kematangan dan kesiapan.

c) Faktor kelelahan.

16 Griya Astuti, Model Penilaian Kelas, (Jakarta: Puslitbang, 2006), hlm. 7.

17 Wina Sanjaya, Stategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

Prenada Media, 2007), hlm. 288.

(29)

2) Faktor ekternal terdiri dari:

a) Faktor keluarga yang meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keaadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan. b) Faktor sekolah meliputi model pengajaran, kurikulum, relasi guru

dengan peserta didik, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

c) Faktor masyarakat terdiri dari kegiatan peserta didik dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, serta bentuk kehidupan masyarakat.

d) Faktor pendekatan belajar (approach to learning) merupakan cara atau strategi yang digunakan peserta didik untuk menunjang keefektifan dan efisiensi dalam proses pembelajaran materi tertentu. Jadi dapat dinyatakan bahwa faktor diri sendiri, sekolah dan masyarakat serta cara atau strategi pengajaran sangat mempengaruhi proses dan hasil belajar itu sendiri.

2. Motivasi Belajar

a. Pengertian motivasi

Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal tersebut turut berperan dalam aktivitas dirinya sehari-hari. Salah satu dari kondisi internal tersebut adalah “motivasi”. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku, dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Secara istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat.

(30)

Motif secara garis besar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

1) Motif biogenetis

Motif biogenetis adalah motif-motif yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan organisme demi kelanjutan hidupnya, misalnya lapar, haus, dan sebagainya.

1) Motif sosiogenetis

Motif ini berkembang dari lingkungan kebudayaan tempat orang tersebut berada. Jadi, motif ini tidak berkembang dengan sendirinya, tetapi dipengaruhi oleh lingkungan kebudayaan setempat. Misalnya, keinginan mendengarkan musik, makan pecel, makan cokelat, dan lain-lain.

2) Motif teologis

Dalam motif ini manusia adalah sebagai makhluk yang berketuhanan, sehingga ada interaksi antara manusia dengan Tuhan-Nya, seperti ibadahnya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya keinginan untuk mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk merealisasikan norma-norma sesuai agamanya.19

Menurut Oemar Hamalik dalam bukunya proses belajar mengajar menerangkan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.20

Sedangkan Martinis Yamin dalam bukunya strategi pembelajaran berbasis kompetensi menjelaskan motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah ketrampilan dan pengalaman. Motivasi mendorong dan mengarah minat belajar untuk tercapainya suatu tujuan.21

19Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan pengukurannya, hlm. 3.

20Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Bumi Aksara, 2001), hlm.158. 21Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada Press,

(31)

Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan peserta didik untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Dorongan itu hanya mungkin muncul dalam diri peserta didik manakala peserta didik merasa membutuhkan (need). Peserta didik yang merasa butuh akan bergerak dengan sendirinya untuk memenuhi kebutuhannya.22

b. Faktor -faktor yang mempengaruhi motivasi belajar

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling berpengaruh. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguat yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.

Motivasi belajar dapat timbul karena ada faktor-faktor sebagai berikut :

1) Faktor intrinsik, yaitu faktor yang berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita masa depan yang lebih baik.

2) Faktor ekstrinsik, yaitu faktor yang dipengaruhi karena adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.23

Ada empat kondisi motivasional yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam usaha menghasilkan pembelajaran yang menarik, bermakna, dan memberikan tantangan. Keempat kondisi motivasional tersebut adalah:

1) Perhatian (Attention)

Perhatian peserta didik muncul didorong rasa ingin tahu. Oleh sebab itu, rasa ingin tahu ini perlu mendapat rangsangan, sehingga peserta didik akan memberikan perhatian, dan perhatian tersebut terpelihara selama proses pembelajaran. Rasa ingin tahu ini dapat dirangsang atau dipancing melalui elemen–elemen yang baru, aneh,

22Wina Sanjaya, Stategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, hlm. 135. 23Wina Sanjaya, Stategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, hlm. 23

(32)

lain dengan yang sudah ada, kontradiktif atau kompleks. Apabila elemen-elemen seperti itu dimasukkan dalam rancangan pembelajaran, hal ini dapat menstimulir rasa ingin tahu peserta didik. Namun perlu diperhatikan agar stimulus tersebut tidak berlebihan, sebab akan menjadikan stimulus hal biasa dan kehilangan keefektifannya.

2) Relevansi (Relevance)

Relevansi menunjukkan adanya hubungan materi pembelajaran dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik. Motivasi peserta didik akan terpelihara apabila mereka menganggap apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi, atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang. Kebutuhan pribadi (basic needs) dikelompokkan ke dalam 3 kategori yaitu motif pribadi, motif instrumental dan motif kultural. Nilai motif pribadi (personal motive

value), menurut Mc Mlelland mencakup tiga hal, yaitu:

a) Kebutuhan untuk berprestasi (needs for achievement), b) Kebutuhan untuk memiliki kuasa (needs for power), dan c) Kebutuhan untuk berfasilisasi (needs for affiliation). 3) Kepercayaan diri (Confidance)

Merasa diri kompeten atau mampu, merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara positif dengan lingkungan. Prinsip yang berlaku dalam hal ini adalah motivasi akan meningkat sejalan dengan meningkatnya harapan untuk berhasil. Harapan ini seringkali dipengaruhi oleh pengalaman sukses dimasa yang lampau. Dengan demikian ada hubungan spiral antara pengalaman sukses dan motivasi. Motivasi dapat menghasilkan ketekunan yang membawa keberhasilan (prestasi), dan selanjutnya pengalaman sukses tersebut akan memotivasi peserta didik untuk mengerjakan tugas berikutnya. 4) Kepuasan (Satisfaction)

Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan, dan peserta didik akan termotivasi untuk terus berusaha

(33)

untuk mencapai tujuan yang serupa. Kepuasan karena mencapai tujuan dipengaruhi oleh konsekuensi yang diterima, baik yang berasal dari dalam ataupun dari luar peserta didik. Untuk meningkatkan dan memelihara motivasi peserta didik, guru dapat meggunakan pemberian penguatan (reinforcement) berupa pujian, pemberian kesempatan, dsb.24

c. Cara Menggerakkan atau Membangkitkan Motivasi

Dalam belajar motivasi sangat berperan penting, karena motivasi dapat merangsang peserta didik untuk lebih giat dalam mencapai tujuan belajar itu sendiri. Sehingga dalam belajar guru seharusnya dapat membangkitkan motivasi belajar peserta didiknya. Menurut Fathurrohman dan Sutikno ada beberapa cara untuk menggerakkan atau membangkitkan motivasi belajar peserta didik, diantaranya adalah sebagai berikut:25

1) Menjelaskan tujuan kepada peserta didik.

Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.

2) Hadiah.

Hadiah akan memacu semangat peserta didik untuk bisa belajar lebih giat lagi. Berikan hadiah untuk mereka yang berprestasi. Di samping itu, peserta didik yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar peserta didik lain yang berprestasi.

3) Saingan/kompetisi.

Guru berusaha mengadakan persaingan di antara peserta didiknya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.

24Catharina Tri Anni, Psikologi Belajar, (Semarang: UPT UNNES, 2006), hlm. 48 25 http://belajarpsikologi.com/pengertian-motivasi-belajar/ 13 – 12 – 2011

(34)

4) Pujian.

Peserta didik yang berprestasi sudah sewajarnya untuk diberikan penghargaan atau pujian. Pujian yang diberikan bersifat membangun. Dengan pujian peserta didik akan lebih termotivasi untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik lagi.

5) Hukuman.

Hukuman akan diberikan kepada peserta didik yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar peserta didik tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya. Bentuk hukuman yang diberikan kepada peserta didik adalah hukuman yang bersifat mendidik seperti mencari artikel, mengarang dan lain sebagainya. 6) Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar.

Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik. Selain itu, guru juga dapat membuat peserta didik tertarik dengan materi yang disampaikan dengan cara menggunakan metode yang menarik dan mudah dimengerti oleh mereka.

7) Membentuk kebiasaan belajar yang baik.

Kebiasaan belajar yang baik dapat dibentuk dengan cara adanya jadwal belajar.

8) Membantu kesulitan belajar peserta didik, baik secara individual maupun kelompok.

Membantu kesulitan peserta didik dengan cara memperhatikan proses dan hasil belajarnya. Dalam proses belajar terdapat beberapa unsur antara lain yaitu penggunaan metode untuk mennyampaikan materi kepada para peserta didik. Metode yang menarik yaitu dengan gambar dan tulisan warna-warni akan menarik peserta didik untuk mencatat dan mempelajari materi yang telah disampaikan.

9) Menggunakan metode yang bervariasi.

Metode yang bervariasi akan sangat membantu dalam proses belajar dan mengajar. Dengan adanya metode yang baru akan

(35)

mempermudah guru untuk menyampaikan materi kepada peserta didik.

10) Menggunakan media yang baik, serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.

3. Pembelajaran Matematika

Pembelajaran adalah usaha sistematis yang memungkinkan terciptanya pendidikan.26 Dalam makalahnya Amin Suyitno menjelaskan bahwa pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan potensi, minat, bakat dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan peserta didik antara peserta didik dengan peserta didik.27

Menurut Erman Suherman, matematika adalah ilmu yang dikembangkan untuk matematika itu sendiri. Matematika itu ilmu tentang struktur yang bersifat deduktif atau aksiomatik, akurat, abstrak, ketat dan sebagainya.28 Sedangkan menurut Herman Hudaya matematika adalah suatu yang berkenaan dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis dan penalaran deduktif.29

Jerome Bruner mengemukakan bahwa pembelajaran matematika adalah pembelajaran tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat di dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara kosep-konsep dan struktur-struktur matematika itu.30 Sedangkan pendapat ZP. Oine yang dikutip oleh Herman Hudaya menyatakan bahwa setiap konsep atau prinsip matematika dapat dimengerti

26 Kelvin Seifat, Manajemen Pembelajaran dan Instruksi Pendidikan, terj. Yunus Anas,

(Yokyakarta: IRCisod, 2007)

27 Amin Suyitno, Pemilihan Model-Model Pembelajaran dan Penerapannya Di sekolah,

(Bahan Pelatihan Sertifikasi Guru-guru Mata Pelajaran Matematika di SMP, 2007), hlm. 1.

28 Erman Suherman dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Malang: UPI,

2003), hlm. 15.

29Herman Hudaya, Strategi Belajar Matematika, hlm. 38 30Herman Hudaya, Strategi Belajar Matematika, hlm. 38.

(36)

secara sempurna hanya jika pertama-tama disajikan kepada peserta didik dalam bentuk-bentuk konkret.31

Pembelajaran matematika sekolah bertujuan mengembangkan kemahiran atau kecakapan matematika yang diharapkan dicapai seperti berikut:

a. Menunjukkan pemahaman konsep matematika yang dipelajari, menjelaskan keterkaitan antara konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

b. Memiliki kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, grafik atau diagram untuk memperjelas keadaan atau masalah.

c. Menggunakan penalaran pada pola, sifat atau melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

d. Menunjukkan kemampuan strategik dalam membuat (merumuskan), menafsirkan dan menyelesaikan model matematika dalam pemecahan masalah.

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki: 1) rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, 2) sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

4. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

Sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) yang akan dibahas pada penelitian kali ini adalah:

Standar Kompetensi :

2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya dalam pemecahan masalah

Kompetensi Dasar :

2.1 Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel

(37)

Materi ini terdapat pada SMP/MTs semester gasal. Dalam penelitian kali ini yang akan dibahas adalah mengenai definisi SPLDV dan metode-metode yang digunakan dalam mencari himpunan penyelesaian SPLDV.

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Sistem persamaan linear dua variabel adalah dua persamaan atau lebih yang menggunakan variabel-variabel yang sama. Penyelesaian dari SPLDV tersebut merupakan pasangan terurut bilangan yang memenuhi semua persamaan dalam sistem tersebut.

ax + by = c dx + ey = f

Kedua persamaan di atas disebut sebagai sebagai sistem persamaan linear dua variabel, sementara setiap persamaan pembentuk disebut persamaan linear dua variabel.

Untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dapat menggunakan cara (metode) grafik, substitusi, eliminasi atau campuran (eliminasi dan substitusi).

a. Metode grafik

Pada prinsipnya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dengan metode grafik adalah penggaris, buku petak, dan pen atau pensil. Karena tanpa benda-benda ini (terutama buku petak dan penggaris), maka penggunaan metode ini kurang maksimal.

Contoh. 7x + 6y = 84 x + y = 13 Penyelesaian 7x + 6y = 84 X 0 12 Y 14 0 x + y = 13 X 0 13 Y 13 0 y x (6,7) 12 6 7 13 13 14

(38)

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa himpunan penyelesaiannya adalah (6,7).

b. Metode substitusi

Metode substitusi pada prinsipnya adalah menggantikan variabel satu ke variabel yang lain.

Contoh:

7x + 6y = 84 ………. (i) x + y = 13 ……… (ii)

Penyelesaian

x + y = 13 x = 13 – y (di substitusikan ke persaman i)

7x + 6y = 84 7 (13 – y) + 6y = 84 91 – 7y + 6y = 84 y = 7 Sehingga, x + y = 13 x + 7 = 13 x = 6

Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah (6,7). c. Metode eliminasi

Metode eliminasi pada prinsipnya adalah menghilangkan salah satu variabel. Contoh: 7x + 6y = 84 x + y = 13 Penyelasaian 7x + 6y = 84 . 1 7x + 6y = 84 x + y = 13 . 7 7x + 7y = 91 -y = -7 y = 7

(39)

7x + 6y = 84 . 1 7x + 6y = 84 x + y = 13 . 6 6x + 6y = 91

x = 6

Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah (6,7). d. Metode campuran (eliminasi dan substitusi)

Metode campuran pada prinsipnya adalah perpaduan antara metode substitusi dan eliminasi.

Contoh. 7x + 6y = 84 x + y = 13 Penyelasaian Metode eliminasi 7x + 6y = 84 . 1 7x + 6y = 84 x + y = 13 . 7 7x + 7y = 91 --y = -7 y = 7 Metode substitusi x + y = 13 y = 13 – x disubstitusikan ke persamaan 7x + 6y = 84 7x + 6 (13 – x) = 84 7x + 78 – 6x = 84 x = 6

Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah (6,7).

5. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Pendapat Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Azhar Arsyad mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun

(40)

kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Sedangkan pendapat Gagne dan Briggs yang dikutip oleh Azhar Arsyad secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape-recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televise, dan kompeter.32

Menurut Darhim, nilai atau fungsi khusus media pendidikan matematika antara lain:

1) Untuk mengurangi atau menghidari tejadinya salah komunikasi. 2) Untuk membangkitkan minat atau motivasi belajar peserta didik. 3) Untuk membuat konsep matematika yang abstrak, dapat disajikan

dalam bentuk konkret sehingga lebih dapat dipahami, dimengerti, dan dapat disajikan sesuai dengan tingkat-tingkat berpikir peserta didik.33

b. Landasan Teoritis Penggunaan Media Pembelajaran

Menurut Bruner ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman piktoral/ gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic). Pengalaman langsung adalah mengerjakan, misalnya arti kata “simpul” dipahami dengan langsung membuat simpul. Pada tingkatan kedua yang diberi label iconic (artinya gambar atau image), kata “simpul” dipelajari dari gambar, lukisan, foto, atau film. Meskipun peserta didik belum pernah mengikat tali untuk membuat simpul mereka dapat mempelajari dan memahaminya dari gambar, lukisan, foto, atau film. Selanjutnya, pada tingkatan simbol,

32Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003 ), hlm. 3 33 Saminanto, Ayo Praktik PTK: Penelitian Tindakan Kelas, (Semarang: RaSAIL Media

(41)

peserta didik membaca (atau mendengar) kata simpul dan mencoba mencocokannya dengan simpul pada image mental atau mencocokannya dengan pengalaman membuat simpul. Ketiga tingkat pengalaman ini saling berinteraksi dalam upaya memperoleh pengalaman (pengetahuan, ketrampilan, atau sikap) yang baru.34

Salah satu gambaran yang paling banyak dijadikan acuan sebagai landasan teori penggunaan media dalam proses belajar adalah Dale’s

Cone of Experience (kerucut pengalaman Dale) yang dikemukakan oleh

Edgar Dale. Kerucut tersebut merupakan elaborasi yang rinci dari konsep tiga tingkatan pengalaman yang dikemukakan oleh Bruner.35

c. Media Pembelajaran Mobile Learning

Mobile Learning merupakan bagian dari E-Learning, E-Learning

adalah penggunaan teknologi-teknologi network (jaringan) untuk

34Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, hlm. 7 35Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, hlm. 9

Abstrak

Gambar 1 : Kerucut Pengalaman Edgar

Lam-bang Kata Lambang Visual Gambar Diam, Rekaman Radio Gambar Hidup Pameran Televisi Karyawisata Dramatisasi Benda Tiruan/ Pengamatan

(42)

menciptakan, menumbuhkan, memberikan, dan mendorong pembelajaran kapan pun dan di mana pun.36

Mobile Learning didefinisikan oleh Clark Quinn sebagai : The intersection of mobile computing and e-learning: accessible resources wherever you are, strong search capabilities, rich interaction, powerful support for effective learning, and performance-based assessment. E-Learning independent of location in time or space.37

Merujuk dari definisi tersebut maka, Mobile Learning adalah model pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pada konsep pembelajaran tersebut Mobile Learning membawa manfaat ketersediaan materi ajar yang dapat diakses setiap saat dan visualisasi materi yang menarik.

Mobile Learning adalah suatu media pembelajaran yang

memanfaatkan fasilitas atau aplikasi mobile yang bisa diakses kapanpun dan dimanapun peserta didik berada. Dengan berbagai potensi dan kelebihan yang dimilikinya, Mobile Learning diharapkan akan dapat menjadi sumber belajar alternatif yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses dan hasil belajar peserta didik di Indonesia di masa datang. Hal ini beralasan karena menurut data statistik bahwa dari 240 juta jumlah penduduk Indonesia 45-50 juta diantaranya adalah pengguna/konsumen seluler. Sedangkan secara teknis, perangkat mobile yang beredar saat ini sebenarnya telah memiliki kapabilitas untuk menjalankan konten-konten berupa multimedia maupun aplikasi software untuk proses pembelajaran.38

Mobile Learning yang dimaksud penulis di sini adalah Mobile Learning yang telah disediakan oleh P4TK (Pusat Pengembangan dan

Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan) Matematika Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia Yogyakarta,

36Taylor Francis, ELEARNING terj. Robin Mason dan Frank Rennie, ( Yogyakarta: Pustaka

Baca, 2010), hlm. xiii

37http://matematikaonline.ueuo.com/index.php 21 Oktober 2011 38http://m.p4tkmatematika.org. 13 Juli 2011

(43)

mana aplikasi tersebut dapat di download secara gratis di alamat

http://m.p4tkmatematika.org. Mobile Learning ini hampir menyerupai

aplikasi buku digital yang terdapat dalam komputer, hanya saja bedanya adalah aplikasi Mobile Learning ini dapat dijalankan di telepon seluler yang sudah mendukung Java. Akan tetapi karena masih terbatasnya aplikasi tersebut sehingga peneliti mencoba untuk menggabungkannya dengan Mobile Learning tambahan yang memanfaatkan WAP yang tersedia dalam HP/telepon tersebut.

Media pembelajaran ini sebenarnya hampir menyerupai LKS/ringkasan buku, hanya saja media pembelajaran ini tampilannya digital dan menyatu dalam HP/telepon seluler. Secara keseluruhan media pembelajaran Mobile Learning materi sistem persamaan linear yang dibuat oleh P4TK Matematika berisi sebagai berikut:

1) Intro/Pengantar

Suatu ketika kamu bermain dengan temanmu. Kamu melempar mangga ke atas dan temanmu berusaha ”menem-bak”mangga tadi dengan batu dari ketapelnya. Mungkin mangga tadi langsung kena, atau mungkin setelah beberapa kali percobaan baru mangga tadi kena ”tertembak”.

Permainan ini mengasyikkan ya? Mari kita analisa permainan tadi secara matematis. Kamu melemparkan mangga ke atas. Mangga akan mencapai titik tertinggi, dan akhirnya jatuh ke tanah.

Seperti apakah bentuk grafiknya? Ya betul, bentuk grafiknya adalah parabola, yang merupakan grafik dari suatu fungsi kuadrat.

Sementara itu, temanmu menembakkan batu dari ketapelnya. Batu akan mencapai titik tertinggi dan akhirnya jatuh ke tanah. Grafiknya juga berbentuk parabola, sehingga juga merupakan grafik dari suatu fungsi kuadrat yang berbeda dengan yang pertama.

Tetapi, tentu saja ketika mangga dan batu bertemu di udara, grafik ”perjalanan” mangga dan batu belum membentuk parabola yang sempurna.Ternyata, permainan yang kamu lakukan itu adalah

(44)

kejadian sehari-hari (bentuk kontekstual) mencari penyelesaian dari suatu sistem persamaan kuadrat.

2) Pers.Linear 2 Variabel

Kedua persamaan di atas merupakan bentuk umum sistem persamaan linear dengan dua variabel dalam x dan y. a1 atau b1 boleh nol, tetapi tidak boleh kedua-duanya nol. Grafik sistem persamaan linear a1x + b1y = c1 dan a2x + b2y = c2 berupa dua buah garis yang berpotongan, sejajar atau berhimpit.

Ada 3 kemungkinan himpunan penyelesaian sistem persamaan linear, yaitu:

a) Jika (a1/a2) <> (b1/b2) maka hanya mempunyai satu titik potong yang merupakan himpunan penyelesaian. ("<>": tanda tidak sama dengan)

Perhatikan gambar di bawah ini.

b) Jika (a1/a2) = (b1/b2) <> (c1/c2) maka kedua garis tersebut sejajar atau tidak mempunyai himpunan penyelesaian. Perhatikan gambar di bawah ini.

(45)

c) Jika (a1/a2) = (b1/b2) = (c1/c2) maka kedua garis berhimpit sehingga anggota himpunan penyelesaiannya tak berhingga. Perhatikan gambar di bawah ini.

Untuk mencari himpunan penyelesaian sistem persamaan linear dengan dua variabel menggunakan 3 cara, yaitu: (1) Substitusi, (2) Eliminasi dan (3) Campuran eliminasi dengan substitusi.

3) Latihan ~Latihan 1

Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear 2x + y = 8 dan x+y= 6. Jawab:

a.{(2,3)} b.{(2,4)} c.{(4,3)} d.{(3,1)} e.{(2,1)}

Jawaban: b ~Latihan 2

Tentukan himpunan penyelesaian sistem dari sistem persamaan linear 5x + 4y = 24 dan 2x - 3y = 5. Jawab:

a.{(4,1)} b.{(2,4)} c.{(3,4)} d.{(2,3)} e.{ }

Jawaban: a ~Latihan 3

Tentukan himpunan penyelesaian dari system persamaan linear 2x + y = 4 dan 6x + 3y = 18. Jawab:

a.{(3,4)} b.{(1,3)}

(46)

e.Setiap titik pada garis 2x + y = 9. Jawaban: d ~Latihan 4

Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear x + 3y = 6 dan 2x + 3y = 12. Jawab:

a.{(0,3)} b.{(3,6)} c.{(6,0)}

d.{ } e.Setiap titik pada garis x + 3y + 6. Jawaban: e

~Latihan 5

Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear (1/x) + (1/y) = 5 dan (2/x) - (3/y) = -5. Jawab:

a.{(1/4,1/4)} b.{(1/2,1/4)} c.{(1/3,1/4)} d.{(1/2,1/2)} e.{(1/2,1/3)}.

Jawaban: e ~Latihan 6

Diketahui persamaan garis px + qy = 8, tentukan nilai p dan q bila garis tersebut melalui titik (4,2) dan (2,3). Jawab:

a. p=2 & q=3 b. P=3 & q=1 c. P=1 & q=2 d. P=2 & q=2 e. p=3 & q=2. Jawaban: c ~Latihan 7

Sebuah pabrik garmen memproduksi pakaian pria dan wanita. Penerimaan dari penjualan 100 pakaian pria dan 140 wanita adalah Rp 8,2 jt.

(47)

Penerimaan dari penjualan 150 pakaian pria dan 80 pakaian wanita adalah Rp 8,4 jt. Hitunglah harga jual satu potong pakaian pria dan pakaian wanita.

Jawab: a. Rp.50rb & Rp.40rb b. Rp.40rb & Rp.30rb c. Rp.30rb & Rp.50rb d. Rp.50rb & Rp.30rb e. Rp.40rb & Rp.50rb. Jawaban: b ~Latihan 8

Jumlah dua bilangan adalah 67 dan selisih bilangan itu adalah 45. Tentukan bilangan terkecil dari bilangan itu.

Jawab: a. 9 b. 10 c. 11 d. 12 e. 13. Jawaban: c ~Latihan 9

Jika garis g melalui titik (3,5) dan juga melalui titik potong garis x – 5y = 10 dengan garis 3x + 7y = 8, maka persamaan garis g adalah: a. 3x + 2y -19 =0 b. x + 2y -14 = 0 c. 3x – y – 4 = 0 d. 3x + y + 14 = 0 e. 3x + y -14 = 0. Jawaban: c ~Latihan 10

(48)

Sepuluh tahun lalu umur kakek 6 kali umur adikku. Lima tahun yang akan datang jumlah umur kakek dan umur adikku 93 tahun. Jika umur nenek enam tahun lebih muda dari umur kakek, berapakah umur umur nenek sekarang?

Jawab:

a. 0 thn b.63 thn c.69 thn d.70 thn e.57 thn.

Jawaban: e

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa setiap media pembelajaran pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, begitu pula media pembelajaran Mobile Learning yang tidak bisa lepas dari dua hal tersebut. Secara rinci kelebihan dan kekurangan media pembelajaran Mobile Learning tersebut adalah sebagai berikut:

1) Kelebihan media pembelajaran Mobile Learning.

a) Dengan ukurannya yang kecil, memudahkan kita membawanya kemana-mana.

b) Peserta didik dapat belajar di manapun dan kapanpun, karena begitu mudahnya aplikasi Mobile Learning diakses.

c) Dengan dilengkapi soal-soal latihan, peserta didik akan lebih tertantang untuk mencobanya.

d) Aplikasi Mobile Learning yang disediakan oleh P4TK mudah didapatkan dan gratis.

2) Kekurangan media pembelajaran Mobile Learning.

a) Bagi peserta didik yang mengalami gangguan pada indera penglihatan akan berdampak negatif pada kejelasan tulisan, ini dikarenakan pada umumnya ukuran layar telepon seluler yang kecil.

b) Mobile Learning yang telah disediakan oleh P4TK kurang begitu lengkap, terutama pada pembahasan mengenai metode-metode

Gambar

Gambar 1 : Kerucut Pengalaman Edgar
Gambar 2 : Alur Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Siklus I
Tabel 4. Motivasi dan Hasil Belajar Siklus I
+6

Referensi

Dokumen terkait

Data darah diambil melalui vena jugular tiga kali selama percobaan yaitu pada awal (0 bulan), pertengahan (1 bulan) dan akhir percobaan (2 bulan). Rusa sebagai hewan ruminansia

Karena menghemat membayar pajak merupakan manfaat bagi pemilik perusahaan, maka tentunya nilai perusahaan ( value of the firm ) yang menggunakan hutang

Berdasarkan Surat Keputusan ... 10) telah melaksanakan tugas sebagai ... masih melaksanakan tugas tersebut. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 138 tahun 2014 sdr ...12) berhak

1) Air Bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari harus sesuai dengan persyaratan dalam Peraturan Menteri Kesehatan, Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990

PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT BERSALIN DENGAN METODE WATER BIRTH.. Oleh

Mencermati dari hasil penelitian di atas maka perkembangan city hotel di Kota Denpasar, memang sangat mengkhawatirkan pengusaha hotel melati, bukan saja karena adanya

Efisiensi yang diterapkan pada perancangan ini adalah penataan ruang dalam kawasan pusat kota dengan ruang terbuka yang dapat difungsikan sebagai tempat parkir (parkir

Untuk menstimulasikan alat sistem parkir otomatis aktifkan rangkaian dengan cara memberikan tegangan 5volt pada arduino dari adaptor, kemudian saat kendaraan ingin