• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI. Penggunaan Digital Class memanfaatkan Google Classroom meningkatkan Kemampuan menulis Procedure Text. Apriyani Susanti...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI. Penggunaan Digital Class memanfaatkan Google Classroom meningkatkan Kemampuan menulis Procedure Text. Apriyani Susanti..."

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

Penggunaan Digital Class memanfaatkan Google Classroom untuk meningkatkan Kemampuan menulis Procedure Text

Apriyani Susanti .………..…..…. ..……… 01 Peningkatan Motivasi Belajar Siswa menggunakan Strategi Learning Tournament Berbantuan Geogebra pada Pembelajaran Matematika di Kelas XI MIPA 3 SMAN 1 Seluma

Milma Yasmi ….…………...………...…..………... 15

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA melalui Metode Eksperimen di Kelas IVa Sekolah Dasar Negeri 01 Rejang Lebong

Sri Suarsih ……….……….…… 29 Pengembangan Media Mobile untuk Meningkatkan Hasil Belajar Instalasi Penerangan Listrik pada Kelas XII Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMKN 1 Rejang Lebong

Sunan Hamri ……..…….…..……….………...…. 45 Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 21 Kota Bengkulu pada Pembelajaran IPA dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooferatif Tipe Think Pair Share (Tps)

Yuli Setiawati .……...….…………...……..……….…... 57 Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Pemutaran Video Keteladanan para Rosul Bagi Peserta Didik Jenjang SD Di Kota Bengkulu

Nova Sulasmianti ..………. ….…... 71

Pemanfaatan Media Video Berbasis Web dengan Aplikasi Explee Sebagai Pengantar Pembelajaran PJOK (Penjas) Jenjang SD

Syafrizal .………..………...…… 87 Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Kimia Siswa pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia melalui Penggunaan Media “Koki 3 In 1” di Kelas X Jurusan Teknik Sepeda Motor SMK Negeri 8 Bengkulu Utara

(2)
(3)

1

PENGGUNAAN DIGITAL CLASS MEMANFAATKAN

GOOGLE CLASSROOM UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MENULIS PROCEDURE TEXT

Afriyani Susanti

SMPN 15 Kota Bengkulu

abstract

This study was to investigate the use of digital class in utilizing of google classroom to improve students’ writing skill in writing procedure text of ninth grade students of SMPN 15 Kota Bengkulu. This research was a classroom action research (CAR) which had been conducted in three cycles. The data collection used in this research were writing test to get the students’ achievements and observating class to obtain students’ learning activities. The instuments of this research were writing test, observating sheet and documentating. Data analysis were done by data reduction, data presentation dan conclusion. The result showed that the increase of score in the first cycle was 72.2, the second cycle was 74 and the third cycle was 79.8. The use of classical learning completeness in the first cycle the percentage was 40% and increased in the second cycle was 60% and the third cycle was 80%. It can be concluded that the usage of digital class in utilizing of google classroom in writing procedure text improve students’ writing skill of ninth grade students of SMPN 15 Kota Bengkulu. Students were more enthusiastic, creative and confident in writing skill.

Keywords : Digital class, Google Classroom, Writing skill, Procedure Text2, Spring 2013

PENDAHULUAN

Era revolusi industri 4.0 ditandai dengan adanya digitalisasi dan secara otomatis akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia dan itu juga berdampak pada dunia pendidikan. Pada kurikulum 2013 (K-13), pemerintah secara administrasi sudah beradaptasi berbagai konsep untuk pengembangan pendidikan, yaitu salah satunya menghadapi keterampilan abad 21 yang meliputi keterampilan hidup dan berkarir, keterampilan belajar dan berinovasi serta keterampilan teknologi dan media informasi. Ketiga keterempilan tersebut harus terintegrasi dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.

Upaya mengantisipasi pembelajaran abad 21, guru dituntut untuk mencari solusi dan berpikir kreatif serta berinovasi dalam pembelajaran. Salah satu inovasi yang digunakan guru dengan memanfaatkan pengembangan teknologi yaitu penggunaan digital class. Digital class adalah suatu kelas yang memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran sehingga siswa merasa tidak bosan dan kreatif.

(4)

2

Mencermati keunggulan pada penggunaan digital class, maka timbullah suatu ide untuk menghadapi kendala yang dihadapi siswa dalam meningkatkan kemampuan menulis mereka, yaitu memanfaatkan Google Classroom. Menulis merupakan keterampilan yang sulit dan menuntut perhatian khusus dalam prosesnya. Swanson, dkk (2003) berpendapat bahwa dalam menulis, perlu mempelajari mekanisme yang terdapat pada keterampilan menulis sehingga tulisan yang dicapai menghasilkan tulisan yang efektif dan efisien.

Beberapa hambatan yang dihadapi siswa untuk meningkatkan kemampuan menulis mereka, seperti contoh di SMPN 15 Kota Bengkulu adalah metode pembelajaran menulis itu sendiri yang membuat siswa monoton dan bosan. Terkadang juga bisa dilihat dari buku teks siswa sendiri yang mana tidak adanya pengarahan secara detail tetapi hanya petunjuk sederhana sehingga tidak mengakomodir proses keterampilan siswa.

Merujuk pada akar permasalahan yang ada, maka penulis mencoba membuat suatu inovasi yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa dengan menggunakan digital class dengan memanfaatkan google classroom sehingga bisa menampung ide dan kreativitas siswa dalam keterampilan menulis.

Google classroom merupakan aplikasi gratis yang dirancang untuk membantu siswa untuk berkomunikasi, berkolaborasi, mengelola materi, tugas serta masih banyak manfaatnya, Keeler, Dkk (2015) dan Bell (2015) dalam Sujana dkk, 2019. Selain itu, dengan google classroom, siswa dapat belajar dimanapun dan kapanpun dengan menggunakan komputer dan koneksi internet. Siswa juga bisa segera meninjau kembali pekerjaan mereka dan bisa berkomentar baik dengan guru ataupun dengan teman-teman yang tergabung dalam google classroom. Dengan adanya google classroom maka terciptanya suatu pembelajaran yang menjembatani antara guru dan siswa yang bisa secara real time dimanapun lokasi pada waktu yang ditentukan. Guru langsung memberikan komentar dan tanggapan terhadap tugas yang telah dibuat oleh siswa.

Pada penelitian ini, penulis memilih siswa kelas IXG SMPN 15 Kota Bengkulu sebagai objek penelitian. Hal ini dikarenakan mereka masih memiliki

(5)

3

masalah dalam keterampilan menulis. Masalah tersebut terlihat dari hasil nilai keterampilan menulis mereka di kelas VIII yang lalu. Berdasarkan tes yang dilakukan, di SMPN 15 Kota Bengkulu, hanya sekitar 40% dari siswa di kelas yang mendapatkan nilai tinggi dalam ujian procedure text. Hal ini menimbulkan kondisi dimana para guru merasa gagal dalam mengajar siswa terutama dalam hal keterampilan menulis. Inilah mengapa alternatif solusi atas permasalahan ini perlu untuk dirumuskan.

METODE

Jenis penelitian ini adalah menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam pembelajaran di dalam kelas dan nantinya akan mencapai hasil belajar siswa lebih meningkat dari sebelumnya.

Susetyo (2010) berpendapat bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu proses yang menunjukkan suatu siklus kegiatan berkelanjutan yang berulang. Dalam penelitian ini menggunakan konsep pokok penelitian tindakan Kemmis dan Mc Tanggart. Konsep pokok penelitian meliputi empat tahap proses penelitian tindakan kelas, yaitu, perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observasi) dan terakhir refleksi (reflection).

Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah dapat dilihat pada Gambar 1. sebagai berikut:

Gambar 1. PTK Model Kemmis dan MC Taggart dalam Susetyo (2010)

Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IXG yang terdiri dari 26 siswa. Peneliti memilih kelas ini dikarenakan nilai kemampuan untuk menulis masih banyak belum tercapai atau di bawah KKM.

(6)

4

Tempat penelitian dilakukan di kelas IXG SMPN 15 Kota Bengkulu, Jl. Cempaka X. Kebun Bler Kota Bengkulu tahun ajaran 2018/2019. Waktu penelitian dilakukan pada semester genap (2) tahun ajaran 2018/2019, yaitu pada saat tatap muka pembelajaran bahasa Inggris dan pada saat pembelajaran keterampilan menulis procedure text di kelas IXG SMPN 15 Kota Bengkulu.

Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus di mana setiap siklus terdiri dari empat tahap perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Penelitian ini juga dibantu oleh Bapak Riky Oktavianus Depari, M.Pd sebagai pengamat/observer dalam aktivitas belajar siswa yang sedang berlangsung.

Dalam kegiatan observasi, penelitian ini diawali dengan memperoleh data dan informasi serta gambaran terhadap permasalahan yang dihadapi dan diteliti serta diberikan tindakan yang dilakukan oleh guru dan dilanjutkan mengambil tindakan serta langka-langkah dan rencana yang harus dilakukan.

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan proses, dimana peneliti mengamati secara langsung proses pembelajaran dari siklus pertama hingga siklus ketiga.

Pada refleksi ini, keadaan dan pembelajaran yang dilakukan pada siklus 3 akan dibandingkan dengan hasil pada siklus 2 dan siklus 1. Pada refleksi ini juga teman sejawat yang sebagai observer diajak bermusyawarah untuk merefleksi berikutnya. Setelah dipandang cukup pada akhir siklus 3, maka dilakukan penyusunan laporan hasil penelitian.

Tehnik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan pengumpulan data observasi, tes dan dokumentasi.

Teknik analisis data meliputi analisa proses pembelajaran dan analisa data tes menurut Sudjana (1989) untuk menghitung kualitas pembelajaran dengan menggunakan rumus rata-rata yaitu:

Σx x = --- N Keterangan: x = rata-rata nilai Σx = jumlah nilai

(7)

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam pelaksanaan siklus I guru melakukan penilaian terhadap kemampuan menulis siswa dalam hal ini tulisan ada procedure text. Penilaian tersebut berdasarkan aspek-aspek yang meliputi isi karangan, struktur teks, kosakata, kalimat dan mekanik kalimat. Penilaian tes menulis siklus 1 dapat dilihat dalam Tabel 1. berikut :

Tabel. 1. Hasil Tes Menulis Siklus 1 NAMA KELOMPOK KRITERIA NILAI KET A1 A2 A3 A4 A5 KELOMPOK 1 Nama anggota : 1. Anggun Cipta 2. Ananda Risya 3. Maya Rizka 4. Tika Afri Y 5. Tiara Aurelia 14 16 14 15 14 73 Cukup KELOMPOK 2 Nama anggota : 1. Debi Oktavian 2. Husnul Aini 3. Bima M 4. Putra Yoga 5. Yola Adesi 17 14 16 17 15 79 Baik KELOMPOK 3 Nama anggota : 1. Dion 2. Novrianto 3. Adjie 4. Delika 5. Annisa 16 15 15 16 15 77 Baik KELOMPOK 4 Nama anggota : 1. Anggun Fitria 2. Anya Marcela 3. Muhvi Asyha 4. M. Chandra 5. Devra M 6. Fathania 14 14 14 14 14 70 Cukup KELOMPOK 5 Nama anggota : 1. Yogi Saputra 2. Dea S 3. Rizki A.P 4. Tari J 5. Intan Nur 12 12 14 12 12 62 Cukup TOTAL 73 71 73 74 70 361 RATA-RATA 14.6 14.2 14.6 14.8 14 72.2 Keterangan : A1 = Isi A2 = Struktur Teks A3 = Kosakata A4 = Kalimat A5 = Mekanik Kalimat

(8)

6

Siswa yang mengikuti tes sebanyak 26 siswa. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang berjumlah dari masing-masing kelompok ada yang berjumlah 5 orang dalam 4 kelompok dan 1 kelompok lagi berjumlah 6 orang. Nilai rata-rata tes menulis yang diperoleh sebesar 72.2 dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 40%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa belum memenuhi nilai klasikal 75% dan mendapat nilai di atas 75.

Ketuntasan belajar dapat dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini :

Ns KB = ── x 100% N 2 = ── x 100 % 5 = 40 %

Nilai rata-rata siswa : ∑ x X = ── N 361 X = ── 5 X = 72, 2

Berdasarkan hasil tes pada siklus 1, maka dapat menunjukkan bahwa tingkat penguasaan sangat baik dengan rentang penilaian 85 - 100 : tidak ada. Tingkat penguasaan baik dengan rentang nilai 75 – 84 sebanyak 2 kelompok. Sedangkan tingkat penguasaan cukup dengan rentang penilaian 60 - 74 sebanyak 3 kelompok. Tingkat penguasaan kurang dan sangat kurang tidak ada. Pada siklus 2, guru melakukan penilaian terhadap kemampuan menulis siswa yang mana penilaian tersebut melalui penilaian isi, struktur bahasa, kosakata, kalimat dan mekanik kalimat. Penilaian tes menulis pada siklus 2 dapat dilihat pada Tabel 6. berikut ini:

Tabel. 2. Hasil Tes Menulis Siklus 2 NAMA KELOMPOK KRITERIA NILAI KET A1 A2 A3 A4 A5 KELOMPOK 1 Nama anggota : 1. Anggun Cipta 2. Ananda Risya

(9)

7 3. Maya Rizka 4. Tika Afri Y 5. Tiara Aurelia 14 16 14 15 14 73 Cukup KELOMPOK 2 Nama anggota : 1. Debi Oktavian 2. Husnul Aini 3. Bima M 4. Putra Yoga 5. Yola Adesi 17 15 16 17 15 80 Baik KELOMPOK 3 Nama anggota : 1. Dion 2. Novrianto 3. Adjie 4. Delika 5. Annisa 16 15 15 16 16 78 Baik KELOMPOK 4 Nama anggota : 1. Anggun Fitria 2. Anya Marcela 3. Muhvi Asyha 4. M. Chandra 5. Devra M 6. Fathania 15 15 15 16 16 77 Baik KELOMPOK 5 Nama anggota : 1. Yogi Saputra 2. Dea S 3. Rizki A.P 4. Tari J 5. Intan Nur 12 12 14 12 12 62 Cukup TOTAL 74 73 74 76 73 370 RATA-RATA 14.8 14.6 14.8 15.2 14.6 74 Keterangan : A1 = Isi A2 = Struktur teks A3 = Kosakata A4 = Kalimat A5 = Mekanik Kalimat

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa siswa yang mengikuti tes sebanyak 26 siswa dan dibagi menjadi 5 kelompok dengan masing-masing kelompok dipimpin oleh ketua dan setiap kelompok ada yang beranggotakan 5 siswa dan satu kelompok beranggotakan 6 siswa. Nilai perolehan menulis sebesar 74 dalam kategori masih cukup, sedangkan ketuntasan belajar klasikal adalah 60%. Hal ini masih belum memenuhi sehingga masih perlu dilanjutkan pada siklus 3.

Dalam pelaksanaan siklus 3 guru melakukan penilaian terhadap kemampuan menulis siswa yang mana penilaian itu meliputi isi, struktur teks,

(10)

8

kosakata, kalimat dan mekanik kalimat. Penilaian tes menulis pada siklus 3 dapat dilihat pada Tabel 3. berikut :

Tabel 3. Hasil Tes Menulis Siklus 3 NAMA KELOMPOK KRITERIA NILAI KET A1 A2 A3 A4 A5 KELOMPOK 1 Nama anggota : 1. Anggun Cipta 2. Ananda Risya 3. Maya Rizka 4. Tika Afri Y 5. Tiara Aurelia 15 16 15 15 16 77 Baik KELOMPOK 2 Nama anggota : 1. Debi Oktavian 2. Husnul Aini 3. Bima M 4. Putra Yoga 5. Yola Adesi 17 17 17 18 17 86 Sangat baik KELOMPOK 3 Nama anggota : 1. Dion 2. Novrianto 3. Adjie 4. Delika 5. Annisa 16 15 17 16 16 80 Baik KELOMPOK 4 Nama anggota : 1. Anggun Fitria 2. Anya Marcela 3. Muhvi Asyha 4. M. Chandra 5. Devra M 6. Fathania 16 16 16 16 18 82 Baik KELOMPOK 5 Nama anggota : 1. Yogi Saputra 2. Dea S 3. Rizki A.P 4. Tari J 5. Intan Nur 15 15 14 14 14 74 Baik TOTAL 79 79 81 79 81 399 RATA-RATA 15.8 15.8 16.2 15.8 16.2 79.8 Keterangan : A1 = Isi A2 = Struktur Teks A3 = Kosakata A4 = Kalimat A5 = Mekanik Kalimat

Dari Tabel 3 di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan menulis procedural text pada kelas IXG sudah mengalami peningkatan hal ini bisa dilihat pada siswa yang mengikuti tes sebanyak 26 siswa dengan rata-rata

(11)

9

79.8 dalam kategori baik dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 80% serta siswa sudah mulai melaporkan hasil tulisannya ke akun gmail dengan memanfaatkan google classroom.

Berdasarkan hasil pelaksanaan pembelajaran pada tiga siklus, maka terdapat data yang mengalami peningkatan kemampuan menulis siswa pada teks prosedur. Jika dilihat dari siklus 1, siswa masih belum paham menulis teks prosedur dan menggunakan teknologi, maka dari beberapa kekurangan tersebut dilanjutkan kembali ke siklus 2. Pada saat pelaksanaan siklus 2 ternyata masih kendala dalam hal mengunggah akun gmail dalam memanfaatkan google classroom, melihat kendala tersebut, akhirnya peneliti melanjutkan kembali pada siklus 3.

Penggunaan digital class pada kegiatan menulis procedure text dengan memanfaatkan google classroom di kelas IXG pada siklus 1, 2 dan 3 mempunyai dampak yang positif bagi siswa dengan ditunjukkannya siswa yang sangat antusias dan kreatif di dalam menulis procedure text dan membuat video disaat proses kelanjutan tulisan mereka sampai pada mengunggah hasil karya mereka dengan memanfaatkan google classroom.

Hasil analisis data berdasarkan siklus 1, 2 dan 3 yang diikuti oleh 26 siswa yang terbagi atas 5 kelompok dimana 4 kelompok terdiri dari 5 siswa dan 1 kelompok lagi terdiri dari 6 siswa dan masing-masing kelompok mempunyai ketua. Pada siklus 1 didapat nilai rata-rata sebesar 72.2 dan ketuntasan belajar klasikal 40%. Siklus 2 berkisar 74 dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 60% dan pada siklus 3 berkisar 79,8% dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 80%. Ini menunjukkan di setiap siklus ada peningkatan sedikit demi sedikit tetapi sudah menunjukkan keberhasilan yang signifikan, dapat dilihat pada perbandingan pada Grafik 2. di bawah ini :

Grafik 2. Perbandingan Rata-rata Hasil Tes Menulis Siswa

60 70 80 90

Siklus I Siklus II Siklus III Rata-rata

(12)

10

Ketuntasan belajar klasikal siswa juga mengalami peningkatan di setiap siklus, dimana pada siklus 1 ketuntasan belajar klasikal sebesar 40% , siklus 2 sebesar 60% dan siklus 3 sebesar 80% , dapat dilihat pada Grafik 3 di bawah ini :

Grafik 3. Perbandingan Ketuntasan Belajar Klasikal

Kegiatan siswa pada kemampuan menulis teks prosedur dapat dilihat pada hasil perbandingan kategori hasil tes menulis siswa pada siklus 1, siklus 2 dan siklus 3, dapat dilihat pada Tabel 4. berikut ini :

Tabel 4. Perbandingan Kategori Hasil Tes Menulis Siswa Siklus 1, 2 dan 3 Tingkat

Penguasaan

Jumlah Siswa Kategori

Penilaian Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

85 - 100 - - 1 Sangat baik

75 - 84 2 3 3 Baik

60 - 74 3 2 1 Cukup

40 - 59 - - - Kurang

0 - 39 - - - Sangat Kurang

Berdasarkan hasil pada tabel diatas terlihat adanya peningkatan hasil teks menulis prosedur di layar komputer dan diunggah ke dalam google classroom untuk pembelajaran di luar sekolah. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Gunawan (2018) yang menyimpulkan bahwa penggunaan google classroom sangatlah mendukung untuk aktivitas siswa belajar mandiri dan bisa langsung berkomentar kepada guru yang bersangkutan.

0 50 100

Siklus I Siklus II Siklus III Ketuntasan Belajar Klasikal

(13)

11

Penggunaan digital class juga sangat membantu siswa untuk lebih cepat mengalami peningkatan pada proses penulisan. Pernyataan ini juga didukung oleh Depari (2016) dalam penelitiannya yang menggunakan google docs sebagai media untuk kegiatan collaborative writing. Penerapan digital class itu sendiri banyak membawa dampak positif bagi siswa seperti siswa senang dan antusias terhadap pembelajaran bahasa inggris.

Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat menunjukkan bahwa penggunaan digital class untuk meningkatkan kemampuan menulis procedure text dengan memanfaatkan google classroom terbukti mampu meningkatkan keterampilan menulis procedure text siswa, hal ini bisa dilihat dari hasil tes menulis siswa dan hasil observasi pembelajaran selama penelitian.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari siklus 1, 2 dan 3 dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan digital class dalam kegiatan menulis teks prosedur dengan memanfaatkan google classroom pada siswa kelas IXG SMPN 15 Kota Bengkulu tahun ajaran 2018/2019 dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa. Peningkatan dapat dilihat Pada siklus 1 didapat nilai rata-rata sebesar 72.2 dan ketuntasan belajar klasikal 40%. Siklus 2 dengan nilai rata-rata 74 dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 60% dan pada siklus 3 dengan nilai rata-rata 79,8% dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 80%.

Melalui pemanfaatan google classroom dalam kegiatan menulis, siswa lebih antusias, kreatif, percaya diri dan termotivasi untuk saling memberikan informasi dan berkomentar di google classroom. Siswa tidak hanya belajar didalam kelas tetapi juga bisa belajar di luar kelas dengan memanfaatkan teknologi yang canggih seperti google classroom.

Saran

Harapan peneliti pada penelitian ini adalah meliputi harapan pada pihak sekolah, guru, siswa dan bagi peneliti itu sendiri. Bagi pihak sekolah, peneliti berharap dengan menggunakan class digital yang memanfaatkan google

(14)

12

classroom dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam menulis pada pembelajaran Bahasa Inggris dan mampu mengembangkan literasi teknologi bagi siswa dan guru. Bagi guru, diharapkan menjadi masukan pada guru-guru lain sebagai variasi atau inovasi dalam pembelajaran sehingga suasana pembelajaran tidak monoton dan membuat siswa merasa bosan. Bagi siswa, dapat meningkatkan kreativitas baik dalam hal kemampuan menulis maupun kemampuan IT siswa. Bagi Peneliti, bisa memberikan masukan pada penulisan dan memberikan penelitian selanjutnya pada genre teks yang berbeda.

(15)

13

DAFTAR PUSTAKA

Depari, R.O. 2016. Penggunaan Google Docs Sebagai Media Untuk Kegiatan Collaborative Writing Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Descriptive Siswa Kelas VIII.A SMPN 15 Kota Bengkulu. Bengkulu.

Gunawan. 2018. Pengembangan Kelas Virtual Dengan Google Classroom Dalam Keterampilan Pemecahan Masalah (Problem Solving) Topik Vektor Pada Siswa SMK Untuk Mendukung Pembelajaran. Prosiding Seminar Nasional Etnomatnesia. Diunduh tanggal 8 April 2019.

Sudjana. 1989. Metoda Statistika Sudjana. Bandung. Tarsito.

Sujana, dkk. 2019. Workshop Pengembangan Blended Learning Berbasis Google Classroom (GO) Sebagai Solusi Pembelajaran dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Mataram.

Susetyo. 2010. Penelitian Kuantitatif dan Penelitian Tindakan Kelas. Bengkulu. FKIP UNIB.

(16)
(17)

15

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

MENGGUNAKAN STRATEGI LEARNING TOURNAMENT

BERBANTUAN GEOGEBRA PADA PEMBELAJARAN

MATEMATIKA DI KELAS XI MIPA 3 SMAN 1 SELUMA

Milma Yasmi

SMAN 1 Seluma

abstract

The objective of this study was to investigate the learning motivation and learning achievement by implementing the tournament learning strategy assisted by geogebra. This was a classroom action research conducted in class XI Scientific and Mathematics Program of SMAN 1 Seluma. This action research was conducted in 3 cycle in which in a cycle consisted of 4 steps: planning, acting, observation,/data collecting, and reflection. Data were collected by using test, observation, interview, filed note, and data were analyzed by quantitative and qualitative. The result showed that there was an improvement of students motivation and learning achievement of each indicators. It indicated that in cycle 1 the achievement was 52.94%, in cycle 2 was 76.47%, and cycle 3 was 82.35%. It was summarized that the implementation of tournament learning strategy assisted by geogebra was able to improve the students learning motivation and learning achievement. Keywords: learning motivation, learning achievement, geogebra, tournament learning strategy

PENDAHULUAN

Motivasi dan pencapaian hasil belajar menjadi persoalan penting bagi keberhasilan siswa. Pencapaian hasil belajar siswa di SMAN 1 Seluma khususnya kelas XI MIPA 3 belum memuaskan. Secara umum siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah, yaitu 60. Hasil belajar matematika berdasarkan Laporan Ujian Nasional SMAN 1 Seluma (2017:60) diketahui bahwa rata-rata hasil Ujian Nasional (UN) siswa pada pelajaran matematika untuk dua tahun terakhir, memperoleh capaian sebesar 23,80.

Berdasarkan pengalaman penulis dan hasil sharing dengan teman sejawat ditemukan permasalahan yang secara nyata dihadapi dalam proses belajar mengajar diantaranya adalah: mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR) di sekolah dengan tiba lebih awal sebelum jam sekolah dimulai pada pagi hari, siswa cenderung pasif, tidak serius memperhatikan penjelasan guru, tugas dikerjakan oleh siswa yang pandai saja, yang lainnya hanya menyalin, sering tidak

(18)

16

membawa alat tulis dan kelengkapan belajar lainnya, tidak mau bertanya, dan mengantuk pada saat belajar. Hal ini dapat menggambarkan kurangnya motivasi belajar siswa. Suasana kelas menjadi tidak hidup, belajar pun menjadi tidak menyenangkan.

Pelajaran matematika belum membuat siswa senang belajar, khususnya di SMAN 1 Seluma. Informasi yang penulis dapat dari wawancara dengan siswa kelas XI MIPA bahwa sebagian besar siswa tidak menyenangi pelajaran ini sudah sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Masalah ini yang menyebabkan siswa tidak tergerak hatinya untuk mencapai hasil belajar matematika yang optimal. Siswa terjebak ke dalam situasi yang sulit, sehingga mengalami kesulitan dalam belajar matematika. Akhirnya, siswa berada dalam kondisi tidak berdaya ketika dihadapkan dengan pelajaran matematika.

Strategi pembelajaran aktif menurut Silberman (2012: 171-176), diantaranya: learning tournament. Adapun langkah-langkah strategi learning tournament menurut Silberman, sebagai berikut: 1) Bagilah peserta didik menjadi sejumlah tim beranggotakan 2 sampai 8 orang anggota. Pastikan masing-masing tim memiliki jumlah yang sama (jika tidak bisa dilakukan, anda harus merata-ratakan skor dari tiap tim). 2) Berikan materi kepada tim untuk dipelajari bersama. 3) Buatlah beberapa pertanyaan yang menguji pemahaman dan atau pengingatan akan materi pelajaran. 4) Berikan sebagian pertanyaan kepada siswa. Sebutlah ini sebagai “ronde satu” dari turnamen belajar. Tiap siswa harus menjawab pertanyaan secara perorangan. 5) Setelah pertanyaan diajukan sediakan jawabannya dan siswa menghitung jumlah pertanyaan yang mereka jawab dengan benar. Selanjutnya mereka menyatukan skor tiap anggota tim mereka untuk mendapat skor tim dan perolehan skor tim diumumkan. 6) Mintalah mereka untuk belajar lagi untuk ronde kedua dalam turnamen. Kemudian ajukan pertanyaan tes lagi sebagai bagian dari “ronde kedua”. Mintalah tim untuk sekali lagi menggabungkan skor mereka dan menambahkannya ke skor mereka di ronde pertama. 7) ronde dapat ditambah sesuai kebutuhan di kelas.

Salah satunya software yang disediakan secara gratis dan dapat digunakan secara offline yaitu geogebra. Diković (2009: 191) menyatakan bahwa penemu

(19)

17

geogebra Hohenwater, mendesain geogebra sebagai software yang dapat membantu guru maupun siswa. Hasil penelitian Arbain dan Shokur (2015: 211) memperkuat penelitian ini, yakni tentang pengaruh penggunaan geogebra pada hasil belajar siswa, hasilnya memberikan pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa pada topik statistika, antusiasme, kepercayaan diri, dan motivasi belajar.

Motivasi berperan penting bagi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di luar sekolah. Teori Maslow mengangkat motivasi dari sisi kebutuhan manusia yang berhierarki, yaitu: kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan dan keselamatan kerja, kebutuhan sosial, kebutuhan akan prestasi, dan kebutuhan aktualisasi diri.

Dalam kegiatan belajar mengajar, motivasi didefinisikan sebagai daya penggerak untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang dimiliki siswa, terkait dalam kegiatan pembelajaran, sehingga diharapkan dapat mencapai tujuan yang dikehendaki dalam pembelajaran tersebut. Menurut Sardiman (2016: 83) ciri-cirinya yakni sebagai berikut: a) Tekun menghadapi tugas. b) Ulet menghadapi kesulitan. c) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah. d) Lebih senang bekerja mandiri. e) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin. f) Dapat mempertahankan pendapatnya. g) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. h) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Slavin (2015: 134) menjelaskan bagaimana cara meningkatkan motivasi intrinsik pada siswa, diantaranya membangkitkan minat, mempertahankan keingintahuan, dan menggunakan berbagai cara penyajian yang menarik.

Beberapa bentuk memotivasi siswa di sekolah menurut Nasution (2011: 80) diantaranya: mengetahui hasil dan kerja sama. Siswa yang mengetahui hasil baik dalam pekerjaan memperbesar kegiatan belajar. Harmin dan Toth (2012: 213-214) memberikan panduan untuk meningkatkan motivasi siswa, diantaranya yaitu memaksimalkan pengalaman keberhasilan, meminimalkan rasa cemas, biarkan siswa melakukan proses ini dengan caranya sendiri.

Menurut Gagne (1988: 36) bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima pengalaman

(20)

18

belajarnya. Kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa tersebut sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa.

Sejalan dengan definisi di atas, menurut Sukmadinata (2007: 102), hasil belajar atau achievment merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensional atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Hasil belajar dapat dicapai ketika ada proses belajar mengajar terjadi didalam kelas maupun di luar kelas. Hubungan interaksi yang terjadi merupakan jembatan menuju tercapainya tujuan pembelajaran suatu mata pelajaran. Syaiful dan Zain (2014: 105), menyatakan suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan-tujuan instruksional khusus (TIK) dapat tercapai.

Berdasarkan uraian di atas, sangat perlu dilakukan penelitian tindakan kelas sebagai upaya peningkatan motivasi dan hasil belajar matematika melalui penerapan strategi learning tournament berbantuan geogebra di kelas XI MIPA 3 SMAN 1 Seluma semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan oleh guru bidang studi matematika. Penelitian dilaksanakan 3 siklus desain penelitian mempunyai empat komponen pokok yang akan dilaksanakan adalah: 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan Tindakan, 3) Pengamatan, 4) Refleksi, sedangkan langkah-langkah pembelajaran menerapkan strategi learning tournament berbantuan geogebra, sebagai berikut: 1) Menempatkan siswa ke dalam kelompok. 2) Kegiatan pembelajaran atau Sesi Belajar. 3) Sesi turnamen belajar. Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI program MIPA3 SMAN 1 Seluma pada semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019. Pelaksanaan penelitian bulan Agustus 2018 sampai dengan bulan Oktober 2018.

Prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah berupa: 1) tes, 2) observasi, 3) wawancara, dan 4) catatan lapangan. Motivasi belajar yang diukur menggunakan lembar observasi dalam penelitian ini meliputi: kuatnya kemauan untuk berbuat, jumlah waktu yang disediakan untuk belajar, dan ketekunan dalam mengerjakan tugas, dan ulet dalam

(21)

19

menghadapi kesulitan. Hasil belajar akan diukur dengan menggunakan instrumen hasil belajar. Instrumen hasil belajar yang akan digunakan untuk mengukur keberhasilan belajar siswa kelas XI MIPA3, merupakan hasil belajar matematika. Indikator yang dimaksud pada penelitian ini mengacu pada indikator pencapaian kompetensi materi pelajaran matematika pada materi program linear dan matriks.

Teknik analisis data pada penelitian ini ada dua macam, yaitu analisis data kualitatif dan data kuantitatif. Analisis data kualitatif berdasarkan data yang dikumpulkan dari hasil observasi hingga mencapai minimal 70% dari jumlah siswa termotivasi dengan baik atau baik sekali. Data hasil belajar yang diperoleh siswa dibandingkan dengan KKM yang telah ditetapkan, yaitu siswa dikatakan tuntas belajar jika memperoleh NA≥60. Pada penelitian ini, peningkatan hasil belajar siswa dikatakan tercapai jika 80% dari jumlah siswa di kelas mencapai ketuntasan individual NA≥60%.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Siklus 1

Motivasi belajar siswa siklus 1

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis dan pengamat terhadap motivasi belajar siswa secara umum dapat dikatakan bahwa: 1) Kuatnya kemauan untuk berbuat, siswa aktif memperhatikan penjelasan guru dalam kegiatan pembelajaran dan siswa aktif bertanya kepada guru atau teman mengenai materi yang belum dipahami. Indikator ini masih tergolong rendah. 2) Jumlah waktu yang disediakan untuk belajar, siswa memanfaatkan waktu yang ada untuk berdiskusi tentang pelajaran dengan teman maupun dengan guru dan siswa memanfaatkan waktu yang ada untuk berdiskusi tentang pelajaran dengan teman maupun dengan guru. Indikator ini masih rendah. 3) Ketekunan dalam mengerjakan tugas, siswa aktif berdiskusi dengan teman-teman dalam menyelesaikan tugas sampai menemukan jawaban dan siswa tekun dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. Indikator ini masih tergolong rendah. 4) Ulet dalam menghadapi kesulitan, siswa tidak mudah putus asa dalam mengerjakan sesuatu di kelas dan siswa tidak malu apabila mengalami

(22)

20

kegagalan dan mampu untuk bangkit lagi menjadi lebih baik. Indikator ini masih tergolong sangat rendah.

Hasil Belajar Siswa Siklus 1

Tahap Perencanaan, penelitian ini menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament berbantuan geogebra. Langkah yang pertama mengorganisasi siswa ke dalam kelompok, kelompok yang terbentuk berdasarkan kemampuan siswa menjawab tes yang diberikan pada awal masuk sebelum penelitian berlangsung, dipastikan kelompok yang terbentuk merupakan kelompok yang heterogen dari segi kemampuan maupun jenis kelamin.

Pelaksanaan Tindakan, setelah dilakukan proses pembelajaran dengan menggunakan strategi learning tournament berbantuan geogebra, diketahui pencapaian hasil belajar siswa rata-rata kelas pada siklus 1 adalah 58,38 dengan jumlah siswa yang tuntas 18 orang, atau dalam persentase siswa yang memenuhi KKM hanya 52,94%.

Observasi dan Evaluasi, berdasarkan analisis data dari pengamat tentang kegiatan aktivitas guru menerapkan strategi learning tournament berbantuan geogebra pada pertemuan 1 dan 2 masing-masing mencapai persentase rata-rata 82 dan 86. Hal ini berarti guru telah melaksanakan penerapan strategi learning tournament berbantuan geogebra, namun belum maksimal. Guru telah melakukan kegiatan memberikan penjelasan materi pembelajaran kepada siswa, telah memfasilitasi kegiatan diskusi kelompok dan memberikan pujian kepada siswa yang telah berhasil mengerjakan tugas dan menjawab soal pertandingan. Namun, ada beberapa hal yang belum dilaksanakan guru pada pembelajaran diantaranya: 1) Guru belum terlihat berkeliling mendekati semua kelompok diskusi untuk memantau secara khusus jalannya diskusi. 2) Guru belum terlihat memberi kesempatan yang cukup kepada siswa untuk bertanya. 3) Pembelajaran memilih waktu yang telah direncanakan. 4) Apresiasi hanya diberikan pada siswa yang sering menjawab pertanyaan. Sementara itu, hasil observasi siswa menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran menerapkan strategi learning tournament berbantuan geogebra, telah membuat siswa mulai berani bertanya

(23)

21

dan mengemukakan pendapat ketika diskusi dan presentasi, siswa mulai berani menjelaskan di depan kelas meskipun tampak malu-malu.

Tahap refleksi, berdasarkan kendala yang dihadapi pada siklus 1 maka perlu dilakukan perbaikan tindakan untuk siklus ke 2 yaitu 1) Membatasi waktu diskusi. 2) Menampilkan hasil diskusi langsung ditulis di karton. 3) Soal pertandingan dirancang soal-soal yang mudah dikerjakan siswa dan tidak membutuhkan waktu yang lama. 4) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. 5) Guru melakukan kontrol untuk setiap kelompok dan melakukan bimbingan sesuai dengan kebutuhan siswa.

Hasil Penelitian Siklus 2

Motivasi Belajar Siswa Siklus 2

Berdasarkan hasil observasi terhadap siswa, secara umum didapat data motivasi belajar siswa melalui penerapan strategi learning tournament berbantuan geogebra sebagai berikut: 1) Kuatnya kemauan untuk berbuat, siswa aktif memperhatikan penjelasan guru dalam kegiatan pembelajaran sudah tinggi, namun siswa aktif bertanya kepada guru atau teman mengenai materi yang belum dipahami. Indikator ini masih tergolong rendah. 2) Jumlah waktu yang disediakan untuk belajar, siswa memanfaatkan waktu yang ada untuk berdiskusi tentang pelajaran dengan teman maupun dengan guru tergolong rendah, dan siswa memanfaatkan waktu yang ada untuk berdiskusi tentang pelajaran dengan teman maupun dengan guru tergolong tinggi. 3) Ketekunan dalam mengerjakan tugas, siswa aktif berdiskusi dengan teman-teman dalam menyelesaikan tugas sampai menemukan jawaban tergolong tinggi, dan siswa tekun dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. Indikator ini masih tergolong sedang. 4) Ulet dalam menghadapi kesulitan, siswa tidak mudah putus asa dalam mengerjakan sesuatu di kelas tergolong rendah, dan siswa tidak malu apabila mengalami kegagalan dan mampu untuk bangkit lagi menjadi lebih baik. Indikator ini masih tergolong sangat sedang. Secara khusus ada unsur item motivasi belajar siswa pada masing-masing indikator masih belum terpenuhi atau sudah muncul tetapi kriteria keberhasilan belum tercapai, terutama pada indikator ulet dalam menghadapi kesulitan.

(24)

22

Hasil Belajar Siswa Siklus 2

Tahap perencanaan, berdasarkan temuan kendala pada siklus 1 yakni, hasil belajar siswa yang belum memenuhi kriteria keberhasilan tindakan, maka guru melakukan perbaikan berdasarkan hasil refleksi siklus 1, yaitu: 1) Mengingatkan siswa waktu diskusi dan turnamen. 2) Merancang soal yang disesuaikan dengan kemampuan siswa. 3) Menyiapkan tugas yang membantu siswa memperluas materi yang dipelajari. 4) Memberikan kesempatan dan waktu kepada siswa untuk bertanya. 5) Memberikan apresiasi untuk semua siswa.

Pelaksanaan penelitian pada siklus 2 diperoleh hasil belajar siswa, yakni rata-rata kelas pada siklus 1 adalah 65,09 dengan jumlah siswa yang tuntas 26 orang, atau persentase siswa yang memenuhi KKM hanya 76,47%.

Hasil observasi pada siklus 2, beberapa perubahan terjadi pada kegiatan pembelajaran setelah dilakukan beberapa perbaikan yaitu: 1) Soal pertandingan dapat diselesaikan oleh siswa. 2) Tercipta suasana kegembiraan di dalam kelas. 3) Kepercayaan diri anak meningkat. 4) Keberanian bertanya meningkat. 5) Persentase kegiatan yang telah dilaksanakan guru dalam menerapkan strategi learning tournament berbantuan geogebra telah mencapai 88% dan 92%. Hal ini mengindikasikan keberhasilan aktivitas guru dalam kategori sangat baik. 6) Komunikasi guru dengan siswa sudah berjalan dengan baik. 7) Guru sudah berupaya untuk memberikan nasihat dan arahan bagaimana seharusnya siswa agar dapat sukses belajar. 8) Guru memberikan kata-kata motivasi dan memberikan imbalan kepada siswa yang berhasil mengerjakan tugasnya.

Tahap refleksi untuk rekomendasi, pada siklus 2 ditemukan kendala sebagai berikut: 1) Masih ada siswa belum mengikuti pelajaran dengan serius. 2) Siswa jarang mengerjakan tugas yang diberikan, catatan tidak dibuat, dan enggan melakukan diskusi. 3) Siswa yang masih kurang percaya diri dalam mengerjakan soal yang diberikan. 4) Guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran dan tidak menjelaskan kepada siswa bahwa pembelajaran ini menggunakan strategi learning tournament berbantuan geogebra. 5) Guru belum memberikan kesempatan bertanya yang banyak kepada siswa. Dari kendala

(25)

23

yang ditemui pada siklus 2 kembali dilakukan analisis untuk mencari solusi perbaikan.

Hasil Penelitian Siklus 3

Motivasi Belajar Siswa Siklus 3

Berdasarkan data hasil observasi pengamat didapatkan informasi bahwa motivasi belajar siswa menggunakan strategi learning tournament sudah memenuhi kriteria mencapai minimal 70% siswa memiliki motivasi yang tinggi.

Hasil Belajar Siswa Siklus 3

Tahap perencanaan, berdasarkan temuan kendala pada siklus 2 hasil belajar siswa yang belum memenuhi kriteria keberhasilan tindakan, maka dirancang perbaikan untuk pertemuan siklus 3 yaitu: 1) Meminta hasil ringkasan siswa sebelum pembelajaran dilaksanakan. 2) Guru memperdalam penjelasan materi, 3) Guru menciptakan suasana belajar yang nyaman dan bersahabat sehingga terjalin komunikasi yang baik antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan gurunya.

Setelah dilaksanakan tindakan, berdasarkan hasil tes belajar siswa diketahui pencapaian rata-rata nilai siswa meningkat, yaitu 70,53. Siswa yang tuntas pada siklus 3 mencapai 82,35%. Hasil tes belajar siswa sudah mencapai KKM yang diinginkan, yaitu 80%. Penelitian dihentikan pada siklus ini karena sudah mencapai kriteria keberhasilan.

Observasi atau evaluasi, pada pertemuan siklus 3 proses pembelajaran sudah tampak lebih baik, siswa sudah serius dalam mengikuti pembelajaran maupun memperhatikan penjelasan guru. Siswa telah aktif dan interaktif dalam berdiskusi maupun menjawab soal. Pada sesi turnamen soal terjawab dengan baik oleh siswa. Hasil pembelajaran ini berdampak pada peningkatan rata-rata hasil belajar siswa.

Refleksi untuk rekomendasi, selama proses pembelajaran siklus 3 kondisi pembelajaran yang terjadi di kelas antara lain: 1) Siswa sudah aktif dan mandiri melaksanakan diskusi. 2) Sebelum turnamen dilaksanakan guru tampak memberikan bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan. 3) Siswa sudah serius dalam mengikuti pembelajaran maupun memperhatikan penjelasan

(26)

24

guru. 4) Pada sesi turnamen soal terjawab dengan baik oleh siswa. Hasil pembelajaran ini berdampak pada peningkatan rata-rata hasil belajar siswa.

Motivasi dan hasil belajar secara keseluruhan 3 Siklus dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Grafik 1. Motivasi Belajar Siswa Siklus 1,2, dan 3

Hasil ketuntasan belajar siswa menunjukkan persentase siswa yang mencapai KKM pada setiap siklus disajikan pada grafik 2 berikut ni:

Grafik 2. Data Hasil Belajar Siswa Siklus 1,2, dan 3

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Kegiatan Pembelajaran dengan Strategi Learning Tournament Berbantuan Geogebra.

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus 1 terhadap kegiatan pembelajaran yang menerapkan strategi learning tournament berbantuan geogebra di kelas XI MIPA 3, didapat data bahwa: penerapan strategi learning tournament telah dilaksanakan sesuai prosedur yang disusun namun masih belum maksimal. Motivasi belajar dan hasil belajar siswa belum tercapai maksimal.

Pada sesi pertandingan masih banyak siswa yang belum menjawab pertanyaan pertandingan. Hal ini menyebabkan kemajuan hasil belajar belum

0 20 40 60 80 100 1 2 3 4 5 6 7 8

Data Motivasi Belajar Siklus 1, 2, & 3

Pert 1 Pert 2 Pert 3 Pert 4 Pert 5 Pert 6 0 100 1 2 3 P er sent a se Siklus ke

Data Hasil Belajar Siklus 1,2, & 3

Siswa Tuntas

(27)

25

memenuhi KKM yaitu nilai lebih dari atau sama dengan 60. Pada proses pembelajaran guru masih belum banyak memberikan kesempatan bertanya kepada siswa tentang hal-hal yang belum dipahami siswa. Siswa pun belum berani bertanya dengan guru maupun dengan sesama siswa. Pada proses

pemberian bantuan geogebra, tampilan geogebra membuat siswa

memperhatikan penjelasan guru, tetapi belum tertarik untuk mencatat apa yang dijelaskan guru, sehingga pada saat tampilan geogebra ditutup, siswa menjadi tidak bisa menggambar grafik, akibatnya guru harus berulang kali menayangkan visualisasi gambar grafik berbantuan geogebra, ini memakan waktu. Soal pertandingan yang diberikan sebaiknya dipilih soal-soal yang mudah sehingga dapat menarik perhatian siswa dan meningkatkan kepercayaan diri siswa yang pada akhirnya dapat merangsang tumbuhnya motivasi belajar siswa.

MOTIVASI BELAJAR

Pelaksanaan penelitian pada tindakan siklus 1 diperoleh hasil bahwa dari seluruh item observasi motivasi belajar siswa belum ada yang memenuhi kategori baik maupun baik sekali. Indikator yang paling rendah merupakan indikator yang keempat yaitu ulet dalam menghadapi kesulitan, yaitu siswa mudah putus asa dalam mengerjakan suatu tugas di kelas yang diberikan guru. Secara umum belum terlihat, siswa berupaya semaksimal mungkin menemukan penyelesaian tugas yang diberikan di kelas. Keadaan ini menuntut kemampuan seorang guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

Pelaksanaan tindakan pada siklus 2 memberikan arti yang positif, yaitu memperoleh peningkatan motivasi belajar. Setelah siswa diberikan tindakan melalui penerapan pembelajaran learning tournament berbantuan geogebra, dimana proses belajar dilalui dengan berdiskusi, menyelesaikan masalah yang dirancang untuk melatih siswa menuju capaian hasil belajar yang maksimal. Hal ini, membuat siswa tertarik untuk memperhatikan penjelasan guru, tidak malu bertanya kepada teman maupun guru, sudah mulai mau mengerjakan tugas dan mengumpulkannya tepat waktu, aktif dalam berdiskusi dan tekun dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. Hal ini semua menimbulkan rasa percaya diri dan memiliki kepuasan tersendiri pada siswa. Siswa yang berhasil mengerjakan tugas maupun soal pertandingan merasa semakin mampu.

(28)

26

Penelitian telah dilaksanakan sampai siklus 3. Pelaksanaan tindakan pada siklus 3 telah memperoleh data dari data observasi pengamat bahwa semua indikator motivasi belajar sudah terpenuhi sesuai kriteria keberhasilan. Penelitian tindakan dihentikan karena telah memenuhi kriteria keberhasilan penelitian. Siswa telah berhasil memperhatikan penjelasan guru, aktif dalam berdiskusi dan tekun dalam mengerjakan tugas serta ulet dalam menghadapi kesulitan.

Pembelajaran menggunakan strategi learning tournament berbantuan geogebra dilaksanakan sebanyak 3 siklus. Diterapkannya strategi tersebut dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

HASIL BELAJAR

Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari jumlah siswa yang mencapai tuntutan KKM yang minimal mendapat nilai 60. Hasil penelitian siklus 1 didapat data bahwa siswa kelas XI MIPA3 masih banyak siswa yang belum tuntas mencapai KKM. Siswa yang sudah berhasil mencapai KKM sebesar 52,94%. Siswa masih belum berhasil mencapai tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Pada tindakan yang dilakukan di siklus 2, diperoleh data bahwa siswa kelas XI MIPA3 yang sudah berhasil mencapai KKM sebesar 76,47%, dengan rata-rata kelas 65,09. Selanjutnya, tindakan pada siklus 3 memperoleh data hasil belajar lebih meningkat dibandingkan dengan siklus 2, yaitu mencapai 82,35%. Penelitian tindakan dihentikan karena sudah memenuhi kriteria keberhasilan penelitian.

Berdasarkan data hasil belajar yang diperoleh dari ketiga siklus tersebut dapat dikatakan bahwa pemberian penerapan strategi learning tournament berbantuan geogebra telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa dari siklus 1 ke siklus 2 meningkat dari 52,94% menjadi 76,47% dan dari siklus 2 ke siklus 3 meningkat sebesar dari 76,47% ke 82,35%.

(29)

27

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran learning tournament berbantuan geogebra dapat meningkatan motivasi belajar siswa dan berimplikasi pada meningkatnya hasil belajar siswa kelas XI MIPA 3 SMAN 1 Seluma.

Saran

Kepada pihak yang terkait agar dapat memfasilitasi upaya peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan strategi pembelajaran aktif lainnya dengan memperhatikan kemandirian belajar siswa.

(30)

28

DAFTAR PUSTAKA

Arbain dan Shukor . 2015. The Effects of GeoGebra on Students Achievement. Johor Baru: Universiti Teknologi Malaysia,Faculty of Education Malaysia, Procedia - Social and Behavioral Sciences (diakses tanggal 22 April 2018)

Diković Ljubica. 2009. Applications GeoGebra into Teaching Some Topics of

athematics at the College

evel.http://elib.mi.sanu.ac.rs/files/journals/csis/12/060209.pdf, ComSIS Vol. 6 (diakses tanggal 22 April 2018)

Djamarah Bahri Syaiful dan Aswan Zain. 2014. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Gagne Robert M. and Marcy P. Driscoll.1988. Essensial of Learning for Instruction. New York: Prentice Hall, Inc.

Harmin dan Toth. 2012. Pembelajaran Aktif yang Menginspirasi. Jakarta: Indeks.

Nasution. 2011. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Sardiman A. M. 2016. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.

Silberman L.Melvin. 2012.Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nuansa.

Slavin Robert E. 2009. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik . Jakarta: Indeks.

Sukmadinata Syaodih Nana. 2007.Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Syah Muhibbin. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajagrafindo Persada Winkel. 2007. Psikologi Pembelajaran. Yogyakarta: Media Abadi

(31)

29

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE

EKSPERIMEN DI KELAS IVA

SEKOLAH DASAR NEGERI 01 REJANG LEBONG

Sri Suarsih

SDN 01 Rejang Lebong

abstract

The objective of this study was to describe the increasing of students’ learning achievement in science by using experiment method at SDN 01 Rejang Lebong Regency. This was a classroom action research consisted of two cycles which each cycle consisted of four steps: planning, doing, observing, and reflecting. In cycle I, it indicated learning achievement mean was 7.50 and the classical criteria achievement 80%, it was not yet achieve the stated standard by education department. In cycle II, it indicated learning achievement mean was 8.30 and the classical criteria achievement 93.33%. The result showed that the experiment method was able to increase the student learning achievement result.

Keywords: experiment method, natural science, learning achievement

PENDAHULUAN

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya. IPA perlu diajarkan di tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) karena termasuk dalam kurikulum suatu sekolah. Beberapa alasan mengapa IPA diajarkan di SD (Mafpudin, 2018), yaitu: (1) merupakan dasar teknologi untuk pembangunan dan pengetahuan; (2) memberikan konsep berpikir kritis; (3) pelajaran keterampilan secara menyeluruh, baik fisik maupun psikis; dan (4) memiliki nilai-nilai dan potensi pendidikan yang dapat membentuk kepribadian secara menyeluruh.

Belajar IPA dapat membantu siswa mengembangkan berbagai kemampuan. Depdiknas (2006) menyebutkan bahwa mata pelajaran IPA di SD bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya; (2) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; (3) mengembangkan rasa ingin tahu,

(32)

30

sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat; (4) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan; (5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam; (5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam; (6) meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; dan (7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan selanjutnya.

Siswa sebagai subjek didik pendidikan dituntut supaya aktif dalam belajar mencari informasi dan mengeksplorasi sendiri atau secara berkelompok. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing ke arah pengoptimalan pencapaian ilmu pengetahuan yang dipelajari. Siswa diharapkan mampu mengemukakan pendapat sesuai dengan apa yang telah dipahami dalam proses pembelajaran dan berinteraksi secara positif antar siswa maupun dengan guru.

Berlandaskan uraian di atas, laporan ini disusun berdasarkan catatan yang dibuat ketika merancang kegiatan perbaikan, serta observasi, diskusi, dan pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilakukan dalam dua siklus PTK untuk mata pelajaran IPA. Berkenaan dengan itu, laporan ini memuat

pendahuluan perencanaan, kajian pustaka, pelaksanaan perbaikan

pembelajaran, temuan atau hasil yang diperoleh, serta kesimpulan dan saran.

METODE PENELITIAN

Analisis data observasi dan tes dilakukan secara deskriptif (Arikunto et al. 2007). Analisis ini dilakukan dengan menghitung kriteria penilaian untuk hasil observasi dan rata-rata nilai untuk hasil tes yang diperoleh selama penerapan metode eksperimen dalam proses pembelajaran membaca pada setiap siklus. Data observasi yang diperoleh digunakan untuk merefleksi tindakan yang telah dilakukan dan diolah secara deskriptif dengan menghitung (Arikunto et al. 2007):

(33)

31

𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡 skor tertinggi = jumlah butir x skor tertinggi

skor terendah = jumlah butir x skor terendah selisih skor = skor tertinggi – skor terendah

𝑘𝑖𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎 = 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 Kriteria penilaian untuk guru berdasarkan rentang nilai ditunjukkan oleh Tabel 1.

Tabel 1 Kriteria penilaian guru

No. Kriteria Skor

1 Kurang 11-18

2 Cukup 19-26

3 Baik 27-33

Kriteria penilaian untuk siswa berdasarkan rentang nilai ditunjukkan oleh Tabel 2.

Tabel 2 Kriteria penilaian siswa

No. Kriteria Skor

1 Kurang 6-10

2 Cukup 11-14

3 Baik 15-18

Data tes dianalisis dengan menghitung skor atau nilai yang diperoleh siswa. Kriteria belajar tuntas menurut Depdiknas (2006) adalah 85% dari siswa di kelas memperoleh nilai 7,0 ke atas, kemudian dibandingkan persentase keberhasilan siswa pada setiap pelaksanaan siklus.

Perhitungan persentase keberhasilan belajar klasikal menggunakan persamaan berikut.

𝑃 =𝑁𝑆

𝑁 𝑥 100%

Keterangan: P = persentase belajar klasikal

NS = jumlah siswa yang mencapai nilai 7,0 ke atas N = jumlah seluruh siswa

(34)

32 X

X

Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai rata-rata dengan persamaan berikut.

= ∑𝑋

𝑁

Keterangan: = nilai rata-rata

∑𝑋 = jumlah nilai seluruh siswa N = jumlah seluruh siswa

Secara etimologis, istilah metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu metodos yang terdiri dari dua suku kata, metha berarti melalui atau melewati dan hodos menandakan jalan atau cara. Metode didefinisikan sebagai jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan (Arifin, 1996). Dengan begitu, Kamsiah (2008) menyimpulkan bahwa metode pembelajaran berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar mencapai tujuan pengajaran.

Metode eksperimen adalah suatu cara penyajian materi pelajaran dimana siswa secara aktif mengalami dan membuktikan sendiri tentang apa yang sedang dipelajarinya (Winataputra, 1992). Melalui metode ini, siswa secara total dilibatkan dalam melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan, atau proses sesuatu.

Menurut Mahpudin (2018), eksperimen dilakukan untuk mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan hasil suatu percobaan. Selain itu, eksperimen bertujuan untuk memperkuat pelajaran konsep-konsep sebelumnya yang telah dipelajari. Metode eksperimen dapat dilaksanakan di dalam kelas maupun tempat khusus yang memang diperuntukkan untuk melakukan eksperimen, misalnya ruang laboratorium. Proses pembelajaran dengan metode eksperimen dapat dilakukan secara perorangan maupun berkelompok.

(35)

33

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

1. Pra Siklus

Tahapan ini dilakukan untuk mengidentifikasi

permasalahan-permasalahan saat proses berlangsungnya pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa dalam proses, pembelajaran IPA masih didominasi oleh guru dan siswa pasif dalam pembelajaran. Kondisi ini mempengaruhi hasil belajar siswa (Tabel 3), sementara hasil pembelajaran dikatakan tuntas secara individual apabila siswa memperoleh nilai 7,0 ke atas dan ketuntasan belajar klasikal mencapai 85% (Depdiknas, 2006).

Tabel 3. Hasil tes siswa pra siklus

No. Nama Siswa Nilai Keterangan 1 Afgan Cakra Yudha Putra Edyan 6 Belum tuntas 2 Ahmad Akbar 7 Tuntas 3 Anggi Puspita 6 Belum tuntas 4 Ardifta Malulu A. 8 Tuntas 5 Berry Habiburrahman 5 Belum tuntas 6 Cahaya Putri Nabila 8 Tuntas 7 Dimas Back 6 Belum tuntas 8 Fahira Puja Melia Faizal 7 Tuntas 9 Ikhsan Maulian Pratama 8 Tuntas 10 Khayla Putri Reffarda 7 Tuntas 11 M. Imam Mardiono 8 Tuntas 12 M. Aldino Syaputra 5 Belum tuntas 13 Muhammad Rafi Wiranata 7 Tuntas 14 Nadine Dwie Pratiwi Spy 6 Belum tuntas 15 Najwa Salsa Bila 7 Tuntas 16 Naufal Rasyid Pranata 6 Belum tuntas 17 Naura Aziffa 8 Tuntas 18 Oriza Nuriah Arzheti Bilbina Putri 6 Belum tuntas 19 Raihan Putra Ramadhan 5 Belum tuntas 20 Reyvand Rizky Kurniawan 7 Tuntas 21 Rifano Arsel Putrado 6 Belum tuntas 22 Ririn Riski Rahmadhani 8 Tuntas 23 Rivandi Nayatama 5 Belum tuntas 24

Rizky Ramadhan 7 Tuntas 25

Sekar Anindia Putri 6 Belum tuntas 26

Shyreen Resky Timansyah 7 Tuntas 27

(36)

34

28

Tiara Alma Badriah 6 Belum tuntas 29

Vanny Chelsy Olivia 8 Tuntas 30

Virda Aulia Zubairi 6 Belum tuntas

Rata-rata nilai siswa adalah 6,45 dengan persentase ketuntasan belajar melebihi 50%, namun belum mencapai ketuntasan belajar sesuai dengan standar Depdiknas (Gambar 1). Jumlah siswa yang mendapat nilai 7,0 ke atas yaitu 16 orang, sedangkan 14 orang lainnya mendapatkan nilai di bawah 7,0.

Gambar 1 Persentase ketuntasan belajar pra siklus

Hampir setengah dari seluruh siswa masih mendapat nilai di bawah 7,0. Oleh karena itu, berdasarkan hasil tes pra siklus ini, penelitian tindakan kelas pada pembelajaran IPA dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.

2. Siklus I

Perlakuan siklus I merupakan tindak lanjut dari observasi awal. Siklus I dibagi menjadi empat tahap, yang akan dijelaskan masing-masing sebagai berikut.

a. Perencanaan

Tahap perencanaan mencakup perencanaan yang disusun pada kegiatan ini meliputi analisis materi, membuat skenario pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen, menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS), menyusun alat evaluasi berupa, menyusun lembar observasi guru dan

Series1; Belum Tuntas; 46,67; 47% Series1; Tuntas; 53,33; 53%

(37)

35

siswa beserta indikatornya, mempersiapkan alat dan bahan, dan mengelompokkan siswa ke dalam kelompok diskusi.

b. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dilakukan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Tahap ini terdiri dari kegiatan awal (10 menit), kegiatan inti (40 menit), dan kegiatan akhir (20 menit).

c. Pengamatan

Pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa yang sedang berlangsung dilaksanakan dengan menggunakan lembar pengamatan kegiatan perbaikan pembelajaran yang telah disusun. Observasi dilakukan oleh pengamat. Pengamat memberikan tanda (√) terhadap aspek yang diamati. Evaluasi berupa tes tertulis diberikan dalam bentuk esai

1) Hasil pengamatan aktivitas guru

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh pengamat terhadap aktivitas guru dalam pembelajaran IPA, diperoleh nilai total 24 dengan kriteria cukup. Empat dari sebelas aspek dinilai sudah baik, namun lima aspek yang bernilai cukup (tujuan pembelajaran, pertanyaan

kepada siswa, membimbing siswa melakukan pengamatan,

kesempatan siswa untuk bertanya, dan tindak lanjut guru) sebaiknya ditingkatkan lagi. Selain itu, guru perlu mengembangkan bimbingan siswa untuk presentasi ke depan kelas dan pelibatan siswa dalam mengambil kesimpulan yang dinilai masih kurang.

2) Hasil pengamatan aktivitas siswa

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh pengamat terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA, diperoleh nilai total 14 dengan kriteria cukup. Satu dari tujuh aspek dinilai sudah baik. Lima aspek yang bernilai cukup (melakukan pengamatan dengan aktif, bekerja sama dalam eksperimen, bekerja sama dengan teman sebaya, menyimpulkan materi, dan mengerjakan evaluasi) sebaiknya ditingkatkan lagi. Terdapat satu aspek (presentasi) yang masih dinyatakan kurang.

(38)

36 3) Hasil tes siklus I

Penilaian dilakukan di akhir pembelajaran IPA berupa tes tertulis diberikan dalam bentuk esai. Evaluasi ini berjumlah lima soal. Hasil tes setiap siswa disebutkan dalam Tabel 4.

Tabel 4. Hasil tes siklus I

No. Nama Siswa Nilai Keterangan 1 Afgan Cakra Yudha Putra Edyan 8 Tuntas

2 Ahmad Akbar 7 Tuntas 3 Anggi Puspita 6 Belum tuntas 4 Ardifta Malulu A. 8 Tuntas 5 Berry Habiburrahman 9 Tuntas 6 Cahaya Putri Nabila 8 Tuntas 7 Dimas Back 9 Tuntas 8 Fahira Puja Melia Faizal 7 Tuntas 9 Ikhsan Maulian Pratama 8 Tuntas 10 Khayla Putri Reffarda 7 Tuntas 11 M. Imam Mardiono 8 Tuntas 12 M. Aldino Syaputra 6 Belum tuntas 13 Muhammad Rafi Wiranata 8 Tuntas 14 Nadine Dwie Pratiwi Spy 6 Belum tuntas 15 Najwa Salsa Bila 8 Tuntas 16 Naufal Rasyid Pranata 7 Tuntas 17 Naura Aziffa 8 Tuntas 18 Oriza Nuriah Arzheti Bilbina Putri 7 Tuntas 19 Raihan Putra Ramadhan 6 Belum tuntas 20 Reyvand Rizky Kurniawan 7 Tuntas 21 Rifano Arsel Putrado 6 Belum tuntas 22 Ririn Riski Rahmadhani 9 Tuntas 23 Rivandi Nayatama 7 Tuntas 24

Rizky Ramadhan 8 Tuntas 25

Sekar Anindia Putri 7 Tuntas 26

Shyreen Resky Timansyah 8 Tuntas 27

Tania Gustina Ansi 9 Tuntas 28

Tiara Alma Badriah 6 Belum tuntas 29

Vanny Chelsy Olivia 9 Tuntas 30

Virda Aulia Zubairi 8 Tuntas 31

Rizky Ramadhan 8 Tuntas

Rata-rata nilai siswa adalah 7,50 dengan persentase ketuntasan belajar mencapai 80%, namun belum mencapai ketuntasan belajar sesuai dengan standar Depdiknas (Gambar 2). Jumlah siswa yang mendapat

(39)

37

nilai 7,0 ke atas yaitu 24 orang, sedangkan 6 orang lainnya mendapatkan nilai di bawah 7,0.

Gambar 2 Persentase ketuntasan belajar siklus I

Hampir 20% siswa masih mendapat nilai di bawah 7,0. Meskipun terdapat perkembangan nilai rata-rata dan penambahan jumlah siswa yang mendapatkan nilai 7,0 ke atas, pembelajaran belum memenuhi ketentuan tuntas secara klasikal dengan standar Depdiknas. Oleh karena itu, berdasarkan hasil tes siklus I ini, dilakukan siklus II dalam penelitian tindakan kelas pada pembelajaran IPA menggunakan metode eksperimen dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.

d. Refleksi

Tahap refleksi dilaksanakan untuk meningkatkan aspek-aspek yang dinilai cukup dan mengembangkan aspek-aspek yang masih kurang pada siklus I. Berdasarkan hasil analisis observasi guru dan siswa, perlu adanya

langkah-langkah perbaikan yang akan dilakukan dalam pembelajaran IPA selanjutnya, yaitu sebagai berikut.

1) Refleksi untuk aktivitas guru

Berdasarkan hasil refleksi aktivitas guru, ditemukan kekuatan dan kelemahan dalam pelaksanaan tindakan siklus I. Aspek-aspek yang dinilai baik harapannya dapat dipertahankan, sedangkan aspek-aspek yang masih kurang atau cukup, perlu ditingkatkan lagi. Adapun

Series1; Belum Tuntas; 20,00; 20% Series1; Tuntas; 80,00; 80%

(40)

38

langkah-langkah yang dapat dilakukan sehubungan dengan

peningkatan tersebut yaitu sebagai berikut.

a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan singkat, padat, dan jelas, sehingga siswa dapat memahami dengan cepat.

b) Guru memberikan permasalahan berupa pertanyaan kepada siswa. c) Guru membimbing siswa melakukan pengamatan.

d) Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.

e) Guru memberikan tindak lanjut, sehingga siswa termotivasi setiap adanya pembelajaran

f) Guru memberikan bimbingan kepada siswa untuk presentasi ke depan kelas.

g) Guru melibatkan siswa dalam menyimpulkan materi, sehingga akan tercipta kesimpulan yang mudah dipahami oleh siswa dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

2) Refleksi untuk aktivitas siswa

Berdasarkan hasil refleksi aktivitas siswa, ditemukan kekuatan dan kelemahan dalam pelaksanaan tindakan siklus I. Aspek-aspek yang dinilai baik harapannya dapat dipertahankan. Aspek yang bernilai kurang dan cukup perlu ditingkatkan lagi. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan sehubungan dengan peningkatan tersebut yaitu sebagai berikut.

a) Siswa melakukan pengamatan dengan aktif. b) Siswa bekerja sama dalam eksperimen. c) Siswa bekerja sama dengan teman sebaya.

d) Siswa dilibatkan dalam menyimpulkan materi pelajaran. e) Siswa dibimbing oleh guru ketika mengerjakan evaluasi.

f) Siswa dibimbing oleh guru untuk melakukan presentasi di depan kelas.

(41)

39

3. Siklus II

Perlakuan siklus II merupakan tindak lanjut dari kegiatan pembelajaran siklus I. Siklus II sama dengan siklus I, dibagi menjadi empat tahap, yang akan dijelaskan masing-masing sebagai berikut.

a. Perencanaan

Tahap perencanaan mencakup perencanaan yang disusun pada kegiatan ini meliputi analisis materi, membuat skenario pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen, menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS), menyusun alat evaluasi berupa menyusun lembar observasi guru dan siswa

beserta indikatornya, mempersiapkan alat dan bahan, dan

mengelompokkan siswa ke dalam kelompok diskusi.

b. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dilakukan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dirumuskan. Tahap ini terdiri dari kegiatan awal (10 menit), kegiatan inti (40 menit), dan kegiatan akhir (20 menit)

c. Pengamatan

Pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa yang sedang berlangsung dilaksanakan dengan menggunakan lembar pengamatan kegiatan perbaikan pembelajaran yang telah disusun. Observasi dilakukan oleh pengamat. Pengamat memberikan tanda (√) terhadap aspek yang diamati. Evaluasi berupa tes tertulis diberikan dalam bentuk esai.

1) Hasil pengamatan aktivitas guru

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh pengamat terhadap aktivitas guru dalam pembelajaran IPA, diperoleh nilai total 32 dengan kriteria baik. Aspek yang bernilai baik bertambah dari awalnya lima aspek menjadi sepuluh aspek. Tidak ada lagi aspek yang dinilai kurang. Meskipun demikian, satu aspek yang masih bernilai cukup (tujuan pembelajaran) dapat dikembangkan lagi sehingga semua aspek dapat dilaksanakan dengan baik.

2) Hasil pengamatan aktivitas siswa

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh pengamat terhadap aktivitas siswa dalam dalam pembelajaran IPA, diperoleh nilai total 18

Gambar

Tabel 4. Perbandingan Kategori Hasil Tes Menulis Siswa Siklus 1, 2 dan 3  Tingkat
Grafik 1. Motivasi Belajar Siswa Siklus 1,2, dan 3
Tabel 1 Kriteria penilaian guru
Tabel 3. Hasil tes siswa pra siklus
+7

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak: Maraknya proyek pembangunan villa di Nusa Penida, dengan lokasi yang berpotensi mengalami kelongsoran serta dicanangkannya Perda Kabupaten Klungkung No.1

10 membuat abstrak informatif Koleksi Perpustakaan berbahasa asing; 11 melakukan bimbingan Pemustaka dalam bentuk literasi informasi; 12 mengelola layanan e-resources ;. 13

8 Ruang perawatan ini memang terlihat bersih, tetapi dari bakteri yang ditemukan, hal ini dapat menyebabkan potensi sumber penularan infeksi nosokomial di ruangan IMC. Oleh

PELAPISAN SOSIAL TAHAP OPERASI Munculnya pelapisan sosial dalam masyarakat Kegiatan operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya  Munculnya kelas- kelas

Parameter utama yang diamati dalam penelitian ini adalah hasil pengukuran pertumbuhan dari berat awal dan berat akhir berupa SGR ( Significan Growth Rate ) dan

Pfiffner dan Sherwood, menekankan pada interelasi formal diantara orang-orang dalam mencapai tujuan bersama sebagai berikut: “Organisasi adalah suatu pola dari cara-cara

Skripsi yang berjudul “Efek Pemberian Ekstrak Daun Jarak Pagar (Jatropha curcas) terhadap Jumlah Neutrofil pada Mencit Jantan yang Diinduksi Bakteri Escherichia coli” telah

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan teknik pengukuran analisis biaya manfaat dengan beberapa metode yang pertama metode