• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK. keberhasilan koperasi, jumlah anggota, modal, kualitas SDM, partisipasi anggota

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK. keberhasilan koperasi, jumlah anggota, modal, kualitas SDM, partisipasi anggota"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Judul : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Koperasi Wanita di Kecamatan Gianyar

Nama : A A Istri Agung Ratih Kirana NIM : 1306105139

ABSTRAK

Koperasi Wanita didirikan dalam rangka pemberdayaan perempuan. Keberhasilan Koperasi Wanita dapat disebabkan beberapa faktor, yakni jumlah anggota, modal, kualitas SDM, dan partisipasi anggotanya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh secara langsung maupun tidak langsung jumlah anggota, modal, dan kualitas SDM terhadap keberhasilan koperasi melalui partisipasi anggota, perbedaan tingkat keberhasilan Koperasi Wanita mandiri dan tidak mandiri, serta bagaimana kondisi keberhasilan Koperasi Wanita di Kecamatan Gianyar.

Penelitian ini dilakukan di Koperasi Wanita yang ada di Kecamatan Gianyar dengan menggunakan data sekunder dari masing-masing koperasi dan didukung dengan hasil wawancara dari pengurus koperasi. Teknik analisis yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan adalah analisis jalur, uji beda, dan analisis deskriptif.

Berdasarkan hasil analisis, jumlah anggota, modal, dan kualitas SDM secara parsial berpengaruh langsung dan signifikan terhadap partisipasi anggota. Jumlah anggota berpengaruh langsung terhadap keberhasilan koperasi, sementara modal dan kualitas SDM tidak memiliki pengaruh terhadap keberhasilan koperasi. Partisipasi anggota merupakan full mediation pengaruh tidak langsung jumlah anggota terhadap keberhasilan koperasi, sementara itu partisipasi anggota merupakan parsial mediasi pengaruh tidak langsung modal dan kualitas SDM terhadap keberhasilan koperasi. Selain itu, terdapat perbedaan tingkat keberhasilan Koperasi Wanita mandiri dan yang tidak mandiri.

Keberhasilan koperasi dapat ditingkatkan melalui peningkatan partisipasi anggota koperasi. Diharapkan untuk memperbaiki sistem pengelolaan koperasi. Pemerintah daerah dapat melakukan pengadaan penyuluhan atau pelatihan untuk pengurus koperasi guna meningkatkan pengetahuan mengenai perkoperasian.

Kata kunci: keberhasilan koperasi, jumlah anggota, modal, kualitas SDM, partisipasi anggota

(2)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 11

1.3 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Kegunaan Penelitian ... 12

1.4.1 Manfaat teoritis ... 12

1.4.2 Manfaat praktis ... 13

1.5 Sistematika Penulisan ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep ... 15

2.1.1 Teori Pembangunan ... 15

2.1.2 Konsep Koperasi ... 16

2.1.3 Keanggotaan Koperasi ... 18

2.1.4 Modal Koperasi ... 19

2.1.5 Teori Sumber Daya Manusia ... 21

2.1.6 Partisipasi Anggota Koperasi ... 21

2.1.7 Keberhasilan Koperasi ... 23

2.1.8 Hubungan Jumlah Anggota dan Partisipasi Anggota 26 2.1.9 Hubungan Modal dan Partisipasi Anggota ... 26

2.1.10 Hubungan Kualitas SDM dan Partisipasi Anggota . 27 2.1.11 Hubungan Jumlah Anggota dan Keberhasilan Koperasi ... 27

2.1.12 Hubungan Modal dan Keberhasilan Koperasi ... 28 2.1.13 Hubungan Kualitas SDM dan Keberhasilan Koperasi 29 2.1.11 Hubungan Partisipasi Anggota dan Keberhasilan

(3)

Koperasi ... 30

2.2 Hipotesis Penelitian ... 30

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 32

3.2 Lokasi Penelitian ... 32

3.3 Objek Penelitian ... 33

3.4 Identifikasi Variabel ... 33

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 33

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 34

3.7 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel ... 35

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 36

3.9 Teknik Analisis Data ... 37

3.9.1 Statistik Deskriptif ... 37

3.9.2 Analisis Jalur (Path Analysis) ... 37

3.9.3 Uji Beda ... 45

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Daerah atau Wilayah Penelitian ... 48

4.2 Karakteristik Data Penelitian ... 49

4.2.1 Perkembangan Jumlah Koperasi Wanita di Kecamatan Gianyar ... 49

4.2.2 Perkembangan Jumlah Anggota Koperasi Wanita .. 51

4.2.3 Perkembangan Modal Koperasi Wanita ... 52

4.2.4 Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Koperasi Wanita ... 54

4.2.5 Perkembangan Partisipasi Anggota Koperasi Wanita 55 4.2.6 Perkembangan Sisa Hasil Usaha Koperasi Wanita . 57 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 58

4.3.1 Statistik Deskriptif ... 58

4.3.2 Analisis Jalur (Path Analysis) ... 60

4.3.2.1Nilai Kekeliruan Taksiran Standar ... 64

4.3.2.2Nilai Koefisien Determinasi Total ... 65

4.4 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 66

4.4.1 Pengaruh Langsung ... 66

4.4.2 Pengaruh Tidak Langsung ... 81

4.4.3 Uji Beda ... 83

4.4.4 Kondisi Koperasi Wanita di Kecamatan Gianyar .... 85

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 89

(4)

DAFTAR RUJUKAN ... 92 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 98

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Penggolongan Koperasi Mandiri dan Tidak Mandiri ... 53 Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif ... 59 Tabel 4.3 Ringkasan Koefisien Jalur ... 61 Tabel 4.4 Ringkasan Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung, dan

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Perkembangan Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Gianyar Tahun 2006-2015 ... 6 Gambar 1.2 Perkembangan Jumlah Koperasi Wanita di Kabupaten Gianyar

Tahun 1997-2016... 8 Gambar 1.3 Perkembangan Sisa Hasil Usaha Koperasi Wanita di

Kecamatan Gianyar... 9 Gambar 3.1 Model Analisis Jalur Pengaruh Jumlah Anggota, Modal, dan

Kualitas SDM terhadap Keberhasilan Koperasi melalui Partisipasi Anggota ... 38 Gambar 4.1 Perkembangan Jumlah Koperasi Wanita di Kecamatan Gianyar

Tahun 1997-2016... 50 Gambar 4.2 Perkembangan Jumlah Anggota Koperasi Wanita Tahun

2014-2015 ... 51 Gambar 4.3 Perkembangan Jumlah Modal Koperasi Wanita Tahun

2014-2015 ... 54 Gambar 4.4 Tingkat Pendidikan Terakhir Pengurus Koperasi Wanita ... 55 Gambar 4.5 Perkembangan Partisipasi Anggota Koperasi Wanita Tahun

2014-2015 ... 56 Gambar 4.6 Perkembangan Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Wanita Tahun

2014-2015 ... 57 Gambar 4.7 Diagram Analisis Jalur Penelitian ... 60 Gambar 4.8 Diagram Hasil Analisis Jalur ... 81

(7)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ekonomi kerakyatan merupakan sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan ekonomi rakyat. Ekonomi kerakyatan digerakkan oleh usaha-usaha rakyat yang hasilnya akan kembali ke rakyat dan memiliki dampak terhadap pendapatan yang baik. Ekonomi kerakyatan digunakan untuk membangun perekonomian Indonesia, mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, dan mendorong pemerataan pendapatan rakyat.

Koperasi merupakan salah satu bentuk dari ekonomi kerakyatan untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam rangka memperkokoh perekonomian nasional atas asas kekeluargaan. Sugiharsono (2009) menyatakan bahwa, sebagai gerakan ekonomi rakyat koperasi akan menjadi sebuah wadah bagi aktivitas ekonomi rakyat yang ada di sekitarnya. Hal ini digunakan untuk membina dan mengembangkan aktivitas ekonomi rakyat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan.

UU RI Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, dikatakan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan berlandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Kegiatan usaha dilakukan secara bersama-sama dan hasilnya juga untuk

(8)

kesejahteraan anggotanya secara bersama-sama. Menurut Gaikar (2016), kerjasama menempati tempat penting dalam perekonomian suatu bangsa. Kehadiran koperasi sangat tepat di tengah-tengah masyarakat.

Baswir (2013:16), melalui pasal 33 UUD 1945 bangsa Indonesia bermaksud untuk menyusun suatu sistem perekonomian usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dalam pasal 33 ayat 1 UUD 1945 tersebut ialah Koperasi. Karena itu, di dalam penjelasan pasal 33 UUD 1945 koperasi dinyatakan sebagai bangun usaha yang sesuai dengan sistem perekonomian yang dikembangkan di Indonesia.

Koperasi merupakan soko guru perekonomian Indonesia. Soko guru perekonomian dapat diartikan bahwa koperasi sebagai pilar atau penyangga perekonomian. Koperasi berperan dalam pilar utama perekonomian nasional. Keberadaan koperasi dapat membangkitkan perekonomian dan berperan aktif dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Leza dan Berhanu (2016) mengungkapkan bahwa koperasi dianggap sebagai alat yang sesuai untuk pembangunan daerah terutama pedesaan. Pembentukan koperasi pada awalnya untuk memudahkan partisipasi para anggotanya untuk menyimpan dana dan meminjamkannya kembali kepada anggotanya dengan jumlah, bunga, dan waktu yang telah disepakati sehingga koperasi diharapkan mampu memperoleh modal untuk membiayai kegiatan operasionalnya (Ayuk dan Suyana Utama, 2013). Koperasi memiliki efek pada kesejahteraan anggota dalam pengurangan kemiskinan khususnya negara-negara berkembang (Kareem dkk, 2012).

(9)

Ratnasari, dkk (2013) mengemukakan bahwa, berbagai jenis Koperasi yang ada di Indonesia salah satunya adalah Koperasi Wanita di mana keberadaan dan keberhasilan Koperasi Wanita tidak dapat dilepaskan dari konsep kepercayaan (trust) dari anggota kepada pengurus dan sebaliknya. Dalam hal ini kepercayaan antara koperasi dengan anggotanya terbangun jika kedua belah pihak saling memenuhi ekspektasi dari keduanya. Menurut Agahi dan Shohreh (2012), jaringan kepercayaan adalah terdiri dari sekelompok individu yang memanfaatkan norma-norma dan nilai-nilai yang sama adalah komunikasi dan hubungan mereka berdasarkan saling percaya. Meningkatkan hubungan antar anggota dan pengetahuan juga dapat mempengaruhi keberhasilan.

Koperasi Wanita didirikan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota yang pada jenis koperasi ini berjenis kelamin perempuan. Untuk itu, keberhasilan Koperasi Wanita perlu diperhatikan selain untuk menyejahterakan anggotanya sebagai kaum perempuan juga dapat membuat perempuan lebih berdaya. Menurut Pratama dan H. Ady (2015), awal berdirinya Koperasi Wanita memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari perempuan dan pemberdayaan perempuan. Allahdadi (2011) menyatakan, pemberdayaan perempuan harus dirancang dan diimplementasikan dengan cara memenuhi beragam kebutuhan perempuan dan proses partisipasinya merupakan hal penting. Menurut Lennie (2002), ada empat tipe pemberdayaan perempuan, yakni pemberdayaan komunitas, pemberdayaan organisasi, pemberdayaan politik, dan pemberdayaan psikologi. Koperasi Wanita merupakan suatu organisasi yang menjadi wadah bagi perempuan untuk membangun

(10)

perekonomian yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup perempuan. Menurut Pratama (2013), salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberdayaan perempuan adalah koperasi. Koperasi merupakan wadah perempuan dalam kegiatan ekonomi dan pengembangan pengetahuan serta softskill perempuan dalam organisasi.

Hal yang paling berperan dalam keberhasilan suatu koperasi adalah peran dari anggotanya. Koperasi dapat dikatakan berkembang jika pertumbuhan jumlah anggota meningkat dengan stabil. Koperasi tidak akan dapat hidup jika para anggotanya tidak berperan aktif dalam memajukan usaha koperasi. Anggota dituntut untuk selalu ikut berpartisipasi dalam segala kegiatan yang ada di koperasi maupun pengambilan keputusan. Sugiastini dan Yuliarmi (2015) menyatakan bahwa, demi keberhasilan koperasi diperlukan partisipasi anggota dalam hal pengambilan keputusan atau demokrasi anggota, dilihat dari kehadirannya dalam menghadiri rapat-rapat namun bukan hanya sekedar hadir, tetapi ikut berperan aktif dalam menyumbangkan ide, gagasan, maupun kritik terhadap keberlangsungan usaha koperasi.

Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan oleh anggota adalah dengan menyimpankan uangnya pada koperasi. Simpanan yang dibayarkan oleh anggota termasuk dalam modal sendiri, yaitu simpanan pokok atau simpanan wajib. Uang yang dibayarkan dapat dijadikan modal oleh koperasi dalam mengembangkan usahanya. Modal yang berasal dari simpanan tersebut akan disalurkan kembali kepada anggota sebagai pinjaman yang berbunga yang akan menjadi pendapatan

(11)

koperasi setiap bulannya. Pendapatan yang diperoleh koperasi sangat berdampak pada pengembangan modal dan pengembangan koperasi. Selain modal sendiri, ada juga yang disebut dengan modal pinjaman yang berasal dari bantuan pemerintah, salah satunya yaitu dari Kementrian Koperasi dan UKM yang disebut dengan Program Perempuan Sehat dan Sejahtera (PERKASA). Program ini ditujukan kepada koperasi dengan anggota perempuan untuk perkuatan permodalan koperasi. Bantuan ini digunakan sebagai pemacu agar anggota lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan koperasi.

Pengembangan koperasi tidak terlepas dari ide-ide yang digunakan untuk mengelola usaha koperasi. Pengurus koperasi dituntut untuk berpikir kreatif dan inovatif seperti sikap seorang wirausaha dalam pengembangan usaha koperasi. Sikap seorang wirausaha yang tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya pengurus koperasi harus diperhatikan untuk pengembangan koperasi. Kualitas sumber daya yang baik akan memberikan dampak pada baiknya kualitas pengelolaan keuangan koperasi dan pelayanan yang terdapat di koperasi sehingga anggota merasa nyaman dalam turut serta berpartisipasi aktif di setiap kegiatan yang dilaksanakan koperasi.

Globalisasi dan persaingan mempengaruhi daya saing koperasi. Hal ini juga merupakan salah satu kesulitan dari sebuah koperasi (Bilgin dan Aykut, 2016). Menurut Nilsson, et al. (2009), kesulitan dalam sebuah koperasi adalah berkaitan dengan anggotanya. Para anggota tidak mampu dalam mengendalikan koperasi sehingga mereka tidak puas dan semakin lama akan menghilangkan keterlibatan

(12)

mereka terhadap koperasi tersebut. Ini merupakan salah satu penyebab gagalnya sebuah koperasi.

Koperasi yang baik harus memiliki pengelolaan yang baik. Anggota harus sungguh-sungguh berperan dalam sebuah koperasi. Amilia (2015), menyatakan bahwa anggota merupakan salah satu pihak yang menyebabkan keberhasilan sebuah koperasi melalui partisipasinya. Febry Sugiastini dan Yuliarmi (2015) juga mengemukakan, agar terwujudnya keberhasilan suatu koperasi maka diperlukan partisipasi dari anggotanya sehingga kesadaran anggota sangat perlu dievaluasi untuk memajukan koperasi.

Gambar 1.1 Perkembangan Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Gianyar Tahun 2006-2015

Sumber: Bali dalam Angka, 2008-2015 0 50000 100000 150000 200000 250000 300000 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Laki-Laki Perempuan

(13)

Penduduk merupakan aset pembangunan apabila diberdayakan secara optimal (Badan Pusat Statistik, 2015). Berdasarkan Gambar 1.1 dapat dilihat Kabupaten Gianyar memiliki jumlah penduduk perempuan dan laki-laki yang hampir sama dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2015. Hal ini menuntut agar perempuan dan laki-laki sama-sama bekerja dan berkontribusi untuk memperoleh pendapatan sendiri agar tidak menjadi beban dalam pembangunan. Penduduk memiliki peran dalam menentukan arah dari pembangunan, oleh karena itu agar tidak menjadi beban pembangunan, maka penduduk harus diberdayakan terutama penduduk perempuan. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pemberdayaan perempuan adalah melalui kegiatan perkoperasian.

Koperasi Wanita di Kabupaten Gianyar didukung dengan program Perempuan Keluarha Sehat dan Sejahtera (PERKASSA) yang merupaka program bantuan perkuatan permodalan untuk koperasi dengan anggota perempuan. Hal ini yang membuat perkembangan Koperasi Wanita di Kabupaten Gianyar meningkat pesat terutama pada tahun 2007. Adanya Koperasi Wanita di Kabupaten Gianyar berawal dari tahun 1997 dengan 1 jumlah Koperasi Wanita kemudian berkembang pada tahun 2006 menjadi 2, dan akhirnya Gianyar dipilih sebagai proyek percontohan program PERKASSA untuk daerah Bali pada tahun 2007 oleh Kementrian Koperasi hingga tercatat 77 Koperasi Wanita pada tahun 2007 di Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Gianyar. Perkembangan Koperasi Wanita dilihat stagnan di angka 96 sampai tahun 2016.

(14)

Gambar 1.2 Perkembangan Jumlah Koperasi Wanita di Kabupaten Gianyar Tahun 1997-2016

Sumber:Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Gianyar, 2016

Salah satu daerah dengan Koperasi Wanita terbanyak di Kabupaten Gianyar adalah Kecamatan Gianyar. Koperasi Wanita di Kecamatan Gianyar terbagi di setiap desa. Koperasi dianggap sebagai salah satu lembaga untuk memberdayakan anggota masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Namun, banyak dari perempuan terutama di daerah pedesaan tidak mengetahui keberadaan koperasi atau kurang memahami koperasi tersebut sehingga partisipasi dalam kegiatan koperasi masih kurang (Awotide dan Diran, 2012).

0 20 40 60 80 100 120 1997199920012003200520072009201120132015

(15)

Gambar 1.3 Perkembangan Sisa Hasil Usaha Koperasi Wanita di Kecamatan Gianyar Tahun 2010-2015

Sumber: Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Gianyar, 2016

Sisa Hasil Usaha yang digunakan sebagai pengukuran keberhasilan koperasi di Koperasi Wanita Kecamatan Gianyar dimana pada tahun 2008-2015 mengalami perkembangan yang berfluktuasi. Peningkatan tajam terjadi pada tahun 2009. Ini diakibatkan oleh bantuan dana PERKASSA baru diterima Koperasi Wanita di Kecamatan Gianyar pada tahun 2008 sehingga perekonomian dalam koperasi meningkat dan menyebabkan sisa hasil usaha pada tahun selanjutnya meningkat. Penurunan terjadi pada tahun 2011. Hal ini diakibatkan karena minimnya pengetahuan anggota dan pengurus koperasi membuat pengelolaan koperasi kurang sehingga menghambat perkembangan koperasi. Salah satu kendala dalam Koperasi

0 20000000 40000000 60000000 80000000 100000000 120000000 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah SHU

(16)

Wanita adalah rendahnya tingkat pendidikan formal perempuan yang menyebabkan perempuan tidak diberi banyak kesempatan untuk aktif dalam berorganisasi sehingga Koperasi Wanita kalah bersaing dengan pelaku usaha lainnya (Budhiretnowati dan Rapma, 2007).

Kesadaran akan membayar simpanan masih rendah karena kebanyakan Koperasi Wanita yang ada di desa belum memiliki tempat tempat tetap untuk mewadahi kegiatan anggota. Hal ini menjadi salah satu alasan penundaan pembayaran pinjaman selain karena faktor ekonomi keluarga sehingga berdampak pada stagnannya permodalan suatu koperasi. Koperasi Wanita yang ada di Kecamatan Gianyar menerima bantuan dana dari program PERKASSA. Bantuan ini disalurkan untuk menambah modal koperasi agar partisipasi dan peran perempuan dalam koperasi meningkat sehingga dapat menyejahterakan anggota. Tidak hanya mengandalkan dana bantuan program PERKASSA, ada beberapa Koperasi Wanita di Kecamatan Gianyar yang secara mandiri berdiri sendiri dan mengajukan bantuan sesuai dengan kebutuhan koperasi. Hal ini bertujuan agar tetap berlangsungnya usaha koperasi dan mempertahankan perkembangan koperasi.

Menurunnya perkembangan Koperasi Wanita di Kecamatan Gianyar disebabkan oleh kurangnya pengetahuan anggota dan pengurus koperasi sehingga tidak dapat memaksimalkan fungsi dana bantuan yang diberikan. Berbagai kesibukan sebagai perempuan Bali juga menjadi kendala karena banyaknya aktivitas terutama aktivitas adat yang membuat waktu yang dicurahkan untuk mengurus atau berpartisipasi dalam koperasi berkurang. Budhiretnowati dan Rapma (2007)

(17)

menyatakan, untuk mengembangkan kapabilitas Koperasi Wanita agar dapat bertahan di era globalisasi dibutuhkan pendampingan yang dapat memperbaiki pengelolaan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

(1) Bagaimanakah kondisi keberhasilan Koperasi Wanita yang ada di Kecamatan Gianyar?

(2) Bagaimanakah pengaruh langsung jumlah anggota, modal, dan kualitas SDM terhadap partisipasi anggota Koperasi Wanita di Kecamatan Gianyar?

(3) Bagaimanakah pengaruh langsung jumlah anggota, modal, kualitas SDM, dan partisipasi anggota terhadap keberhasilan Koperasi Wanita di Kecamatan Gianyar?

(4) Bagaimanakah pengaruh tidak langsung jumlah anggota, modal, dan kualitas SDM terhadap keberhasilan Koperasi Wanita melalui partisipasi anggota di Kecamatan Gianyar?

(5) Bagaimanakah perbedaan keberhasilan Koperasi Wanita mandiri dan Koperasi Wanita tidak mandiri di Kecamatan Gianyar?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

(18)

(1) Untuk menganalisis kondisi keberhasilan Koperasi Wanita yang ada di Kecamatan Gianyar.

(2) Untuk menganalisis pengaruh langsung jumlah anggota, modal, dan kualitas SDM terhadap partisipasi anggota Koperasi Wanita di Kecamatan Gianyar. (3) Untuk menganalisis pengaruh langsung jumlah anggota, modal, kualitas

SDM, dan partisipasi anggota terhadap keberhasilan Koperasi Wanita di Kecamatan Gianyar.

(4) Untuk menganalisis pengaruh tidak langsung jumlah anggota, modal, dan kualitas SDM terhadap keberhasilan Koperasi Wanita melalui partisipasi anggota di Kecamatan Gianyar.

(5) Untuk menganalisis perbedaan keberhasilan Koperasi Wanita mandiri dan Koperasi Wanita tidak mandiri di Kecamatan Gianyar.

1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut:

(1) Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi suatu media guna menerapkan konsep dan teori yang selama ini diperoleh selama masa studi perkuliahan mengenai perkoperasian, mendukung penelitian sebelumnya, dan dapat menjadi referensi penelitian selanjutnnya.

(19)

(2) Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menyumbang kontribusi pemikiran khususnya kepada pemerintah daerah yang berkaitan dengan keanggotaan, permodalan, kualitas SDM, partisipasi anggota, dan keberhasilan Koperasi Wanita.

1.5 Sistematika Penulisan

Penelitian ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara bab yang satu dengan bab yang lainnya dan disusun secara sistematis. Sistematika dari masing-masing bab dapat diperinci sebagai berikut.

BAB I :Pendahuluan

Bab ini menguraikan latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : Kajian Pustaka dan Hipotesis Penulisan

Bab ini menguraikan tentang landasan teori yang mendukung dan berhubungan dengan masalah yang digunakan sebagai pedoman dalam pemecahan masalah. Hasil penelitian sebelumnya digunakan sebagai acuan dalam penelitian dan hipotesis atas pokok permasalahan.

(20)

BAB III : Metode Penelitian

Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yang diantaranya meliputi desain penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV : Data dan Pembahasan Hasil Penelitian

Bab ini menyajikan gambaran umum wilayah serta uraian pembahasan hasil penelitian.

BAB V : Simpulan dan Saran

Bab ini mengemukakan simpulan atas pembahasan hasil penelitian dan saran agar nantinya diharapkan hasil penelitian dapat berguna bagi penelitian selanjutnya.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabulasi Data ... 98 Lampiran 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 100 Lampiran 3 Hasil Uji Persamaan Struktural 1 ... 101

(21)

Lampiran 4 Hasil Uji Persamaan Struktural 2 ... 103 Lampiran 5 Hasil Uji Beda ... 105

Gambar

Gambar  1.1  Perkembangan  Jumlah  Penduduk  Berdasarkan  Jenis  Kelamin  di  Kabupaten Gianyar Tahun 2006-2015
Gambar  1.2  Perkembangan  Jumlah  Koperasi  Wanita  di  Kabupaten  Gianyar  Tahun 1997-2016
Gambar  1.3  Perkembangan  Sisa  Hasil  Usaha  Koperasi  Wanita  di  Kecamatan  Gianyar Tahun 2010-2015

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu cara untuk menganalisis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal matematika adalah teori Newman.. Analisis kesalahan ini ditemukan oleh

PHPLOLNLGDVDUKXNXP\DQJGDSDWGLJXQDNDQ XQWXN PHODNXNDQ SHODWLKDQ NHUMD /DLQ KDOQ\DWHUKDGDSSLGDQDEDGDQKDNLPFXNXS PHQHQWXNDQ PDVD KXNXPDQ SLGDQD EDGDQ WHUKDGDS DQDN NDUHQD VHVXDL

Selanjutnya untuk menjelaskan bagaimana melaksanakan keseluruhan use case dan hubungan serta keterkaitan antar use case tersebut, digunakan analisis Class

Pengendalian kualitas produk dalam proses produksi merupakan faktor yang sangat penting bagi dunia industri karena pengendalian kualitas yang baik dan dilakukan

Institusional Dan Rasio Pembayaran Dividen Terhadap Kebijakan Hutang (Studi Empiris pada Perusahaan Publik yang listing di BEI Tahun 2006-2008)”, diharapkan dapat membuktikan

Sedangkan larutan lewat jenuh adalah suatu larutan yang mengandung zat terlarut dalam konsentrasi lebih banyak dari yang seharusnya pada temperatur tertentu terdapat

Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan dalam penelitian Matzler (2008), Singh et al., (2012), dan Gozali (2015) yang mengatakan semakin tinggi brand affect maka

Penelitian ini penting karena bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kompetensi profesional calon pendidik (Mahasiswa Pendidikan Kimia angkatan 2013 Fakultas