• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN GAYA KEPEMIMPINANTERHADAP KINERJA APARATUR PEMERINTAH KOTA LHOKSEUMAWE. Jamaluddin 1 dan Julinda 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN GAYA KEPEMIMPINANTERHADAP KINERJA APARATUR PEMERINTAH KOTA LHOKSEUMAWE. Jamaluddin 1 dan Julinda 2"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Jamaluddin dan Julinda

PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN GAYA KEPEMIMPINANTERHADAP

KINERJA APARATUR PEMERINTAH KOTA LHOKSEUMAWE

Jamaluddin

1

dan Julinda

2

1Fakultas Ilmu Administrasi Niaga Universitas Almuslim 2

Prodi Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lhokseumawe Email: djamaluddin33@yahoo.co.id

Diterima 13 Februari 2017/Disetujui 15 Maret 2017

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Locus of control dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja aparatur pemerintahan Kota Lhokseumawe. Populasi dalam penelitian ini adalah aparat pemerintah daerah yang ada di bawah pemerintahan Kota Lhokseumawe. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dengan menyebarkan kuisioner pada 100 responden yang menjadi sampel penelitian dilengkapi dengan data sekunder yang diperlukan. Peralatan yang digunakan dalam menganalisis data adalah regresi linier berganda dan untuk pengujian hipotesis digunakan Uji-f dan Uji-t. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Locus

of control dan faktor gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah Kota

Lhokseumawe.

Keyword: Locus of control, gaya kepemimpinan dan kinerja aparatur Pemerintahan

PENDAHULUAN

Organisasi pemerintah daerah merupakan lembaga yang menjalankan roda pemerintah yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena itu, kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat kepada penyelenggara pemerintah harus diimbangi dengan kinerja yang baik, sehingga pelayanan dapat ditingkatkan secara efektif dan menyentuh pada masyarakat. Hal ini semakin diperkuat dengan adanya pemberlakuan sistem desentralisasi pada tata pemerintahan dalam era otonomi daerah. Kebijakan otonomi daerah pada dasarnya diarahkan untuk mendorong peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara lebih efektif dan efisien. Kedekatan organisasi pemerintah pada level daerah diharapkan lebih mampu menerima aspirasi riil masyarakat tentang pelayanan apa yang dibutuhkan. Oleh karena itu, diharapkan ada input yang diperoleh dalam rangka perencanaan pembangunan sehingga tidak ada kesenjangan antara perencanaan pembangunan yang dilaksanakan pemerintah baik program dan anggaran dengan kebutuhan riil masyarakat.

Locus of control adalah keyakinan individu yang mencerminkan tingkat dimana mereka percaya bahwa perilaku mereka mempengaruhi apa yang terjadi pada dirinya. Locus of control juga merupakan karakteristik kepribadian menguraikan orang yang menganggap bahwa kendali kehidupan mereka datang dari dalam diri mereka sendiri sebagai internalizers kendali kehidupan. Orang yang yakin bahwa kehidupan mereka dikendalikan oleh faktor eksternal disebut externalizers. mereka yang percaya bahwa mereka menguak takdir mereka sendiri dan menerima tanggung jawab pribadi atas apa yang terjadi pada mereka dan dapat mengontrol hidup mereka sebagai bagian. Banyak orang memandang dirinya tidak berdaya menghadapi takdir, dikendalikan oleh kekuatan dari luar yang lebih besar disebut sebagai orang yang mempunyai kendali eksternal (Agustini Sulistyaningrum, 2009:9).

Kinerja mempunyai arti penting bagi pegawai, oleh karena dengan adanya penilaian kinerja berarti pegawai mendapat perhatian dari atasannya, disamping itu akan menambah gairah kerja

(2)

Jamaluddin dan Julinda

pegawai, karena dengan penilaian kinerja ini mungkin pegawai yang berprestasi dipromosikan, dikembangkan dan diberi penghargaan atas prestasi tersebut, sebaliknya pegawai yang tidak berprestasi mungkin akan didemosikan. Penilaian kerja yang efektif dan adil berkelanjutan perlu diperhatikan karena akan meningkatkan motivasi dan kinerja pegawai. Kinerja pemerintah daerah adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran atau tujuan sebagai penjabaran dari visi, misi, dan strategi instansi pemerintah daerah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi aparatur pemerintah (Gusmal: 2007 dalam Messa Mongeri: 2013).

Kota Lhokseumawe sebagai salah satu unsur penyelenggaraan pemerintahan Negara, berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya dalam mengelola segala sumber daya yang dimiliki dan dalam mencapai misi dan tujuan organisasi. Pertanggungjawaban tersebut diwujudkan BPS Kota Lhokseumawe melalui pembangunan sistem perencanaan dan penganggaran serta pengukuran kinerja yang terintegrasi dan menyeluruh.

KAJIAN PUSTAKA Locus Of Control

Locus of Control merupakan kendali individu atas pekerjaan mereka dan kepercayaan mereka terhadap keberhasilan diri. Locus of control ini terbagi menjadi dua yaitu internal locus of control yang mencirikan seseorang memiliki keyakinan bahwa mereka bertanggung jawab atas perilaku kerja mereka di organisasi. Eksternal locus of control yang mencirikan individu yang mempercayai bahwa perilaku kerja dan keberhasilan tugas mereka lebih dikarenakan faktor di luar diri yaitu organisasi.

Gaya Kepemimpinan

Kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dalam organisasi. Kepemimpinan dibutuhkan oleh manusia karena adanya sifat keterbatasan yang sangat melekat pada diri manusia. Suatu organisasi tanpa ada sosok seorang pemimpin akan mengalami kesulitan dalam mencapai visi dan misi dari organisasi itu sendiri. Dari sinilah timbul kebutuhan untuk memimpin dan dipimpin. Secara kasar, kepemimpinan didefinisikan sebagai ciri – ciri individual, kebiasaan, cara mempengaruhi orang lain, interaksi, kedudukan dalam organisasi dan persepsi mengenai pengaruh yang sah. Menurut Robbins dan Judge (2007, p.365) kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan. Soekarso dkk (2010, p.10) kepemimpinan merupakan proses pengaruh sosial , yaitu suatu kehidupan yang mempengaruhi kehidupan lain, kekuatan yang mempengaruhi perilaku orang lain ke arah pencapaian tujuan tertentu.

Pengertian Kinerja

Menurut Indra Bastian (2006) kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi. Setiap kegiatan organisasi harus diukur dan dinyatakan keterkaitannya dengan visi dan misi organisasi. Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu didalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Sehubung dengan itu, kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan.

Kinerja aparatur pemerintah daerah merupakan gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, visi pada pemerintahan daerah. Secara umum, kinerja

(3)

Jamaluddin dan Julinda

merupakan prestasi yang dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu. Kinerja pemerintah adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu pimpinan dalam menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur financial dan non financial.

Kinerja mempunyai arti penting bagi pegawai, oleh karena dengan adanya penilaian kinerja berarti pegawai mendapat perhatian dari atasannya, disamping itu akan menambah gairah kerja pegawai, karena dengan penilaian kinerja ini mungkin pegawai yang berprestasi dipromosikan, dikembangkan dan diberi penghargaan atas prestasi tersebut, sebaliknya pegawai yang tidak berprestasi mungkin akan didemosikan. Penilaian kerja yang efektif dan adil berkelanjutan perlu diperhatikan karena akan meningkatkan motivasi dan kinerja pegawai.

Hubungan Locus Of Control Terhadap Kinerja Aparatur

Locus of Control mengarah pada kemampuan seseorang individu dalam mempengaruhi kejadian yang berhubungan dengan hidupnya. Locus of control adalah cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa apakah dia dapat atau tidak mengendalikan peristiwa yang terjadi padanya (Rotter dalam Prasetyo,2002). Berdasarkan teori locus of control memungkinkan bahwa perilaku karyawan dalam situasi konflik akan dipengaruhi oleh karakteristik internallocus of controlnya dimana locus of control internal adalah cara pandang bahwa segala hasil yang didapat baik atau buruk adalah karena tindakan kapasitas dan faktor - faktor dalam diri mereka sendiri. Ciri pembawaan internal Locus of Control adalah mereka yang yakin bahwa suatu kejadian selalu berada dalam rentang kendalinya dan kemungkinan akan mengambil keputusan yang lebih etis dan independen. Oleh karena itulah maka dapat disimpulkan kinerja juga dipengaruhi oleh tipe personalitas individu – individu dengan Locus of Control internal lebih banyak berorientasi pada tugas yang dihadapinya sehingga akan meningkatkan kinerja mereka.

Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara permasalahan atas penelitian dan masih harus diuji kebenarannya. Hipotesis penelitian ini adalah locus of control dan gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja aparatur Pemerintah Kota Lhokseumawe.

METODE PENELITIAN Objek dan Lokasi Penelitian

Objek adalah apa yang penulis teliti atau sasaran yang penulis tuju, Objek dalam penelitian ini adalah Locus Of Control, gaya kepemimpinan dan Kinerja Aparatur Pemerintah Kota Lhokseumawe. Lokasi penelitian merupakan dimana tempat yang menjadi sasaran penulis untuk melakukan penelitian.Untuk memperoleh data dan informasi penelitian yang diperlukan maka penelitian dilakukan pada seluruh Dinas/Badan/Kantor dalam Lingkungan Pemerintah Kota Lhokseumawe.

Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2001:80) menyebutkan bahwa Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi target yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh SKPD Pemerintah Kota Lhokseumawe yang terlibat dalam penyusunan anggaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sumpling, yaitu memilih subjek yang berada pada posisi terbaik untuk memberikan informasi yang diperlukan. Sampel yang digunakan sebanyak 32 SKPD, alasannya adalah SKPD yang diambil sudah mewakili berbagai tipe SKPD yang ada.

(4)

Jamaluddin dan Julinda Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah berupa data primer, yaitu berupa kuesioner. Data primer diperoleh secara langsung dari responden yang menjabat sebagai Esselon III, dan Esselon IV di Dinas/Badan/Kantor pada pemerintahan Kota Lhokseumawe. Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan responden jawab, biasanya dalam alternatif yang didefinisikan dengan jelas. Kuesioner merupakan suatu mekanisme pengumpulan data yang efesien jika peneliti mengetahui dengan tepat apa yang diperlukan dan bagaimana mengukur variabel penelitian. Kuesioner dapat diberikan secara pribadi, disuratkan kepada responden atau disebarkan secara elektronik, Umar Sekaran (2002:82).

Definisi Operasional Variabel

Operasional variabel merupakan variabel-variabel yang dibahas dan menjadi objek penelitian dan sebagai landasan teroritis untuk memperkuat ke ilmiahan penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi dua variabel, yakni Variabel Terikat (dependen) dan Variabel Bebas (independen). Guna memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian ini, maka perlu diberikan definisi operasional dari setiap jenis variabel diatas. Definisi operasional tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Variabel Terikat adalah variabel yang menjadi pusat perhatian yakni Kinerja Aparatur Pemerintah (Y). Menurut Handoko (2000) Kinerja adalah kegiatan dan hasil yang dapat dicapai atau dilanjutkan seseorang atau sekelompok orang didalam pelaksanaan tugas, pekerjaan dengan baik, artinya mencapai sasaran atau standar kerja yang telah ditetapkan sebelum dan atau bahkan dapat melebihi standar yang ditentukan oleh organisasi pada periode tertentu. 2. Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi pusat perhatian atau variabel terikat, yakni

locus of control (X1). Menurut Kreitner dan Kinicki (2005) Locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian (personility), yang didefinisikan sebagai keyakinan individu terhadap mampu tidaknya mengontrol nasib (destiny) sendiri.

3. Variabel Gaya Kepemimpinan (X2). Menurut Robbins dan Judge (2007) Gaya Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan. Metode Analisis Data

Untuk menganalisis data yang tersedia digunakan alat uji analisis regresi linier sederhana yang menunjukkan pengaruh variabel Locus Of Control dan Gaya kepemimpinan Terhadap Kinerja Aparatur Pemerintah Kota Lhokseumawe. Adapun persamaan tersebut dapat diformulasikan dalam model sebagai berikut:

Y = Kinerja Aparatur Pemerintah Kota Lhokseumawe X1 = Locus Of Control

X2 = Gaya kepemimpinan a = Konstanta

β = Koefisien Regresi ei = Kesalahan Pengganggu

HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Normalitas

(5)

Jamaluddin dan Julinda

Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak dapat dilakukan dengan cara analisis grafik dan uji statistik. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas adalah melihat histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Berdasarkan hasil output data yang ditunjukkan pada tabel 1 dengan menggunakan uji normalitas dengan cara analisis grafik, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Locus of Control Gaya Kepemimpinan Kinerja Aparatur N 100 100 100

Normal Parametersa Mean 3.9740 3.9440 3.8680 Std. Deviation .55096 .54315 .58411 Most Extreme Differences Absolute .130 .143 .143 Positive .098 .119 .081 Negative -.130 -.143 -.143 Kolmogorov-Smirnov Z 1.303 1.433 1.432

Asymp. Sig. (2-tailed) .067 .033 .033

Hasil uji Kolmogorof–Smirnof memberikan nilai 0.067 dengan probabilitas 0,952 jauh di atas α=0,05 jadi dapat disimpulkan data residual terdistribusi normal. Sekali lagi hasilnya konsisten dengan uji sebelumnya.

Analisis Regresi Linear Berganda

Pengaruh Locus Of Control Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Aparatur Pada Pemerintahan Kota Lhokseumawe dianalisis dengan menggunakan model regresi linier berganda. Hasil estimasi model penelitian sebagaimana ditampilkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Pengaruh Masing-Masing Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat

Nama Variabel B Standar

Error T-hitung T-tabel Sig Konstanta (a) ,360 0,244 1,471 2,364 0,144 Locus Of Control (X1) 0,190 0,051 4,764 2,364 0,008 Gaya Kepemimpinan (X2) 0,980 0,052 18,911 2,364 0,000 Koefisien Korelasi (R) = 0,891ª Koefisien Determinasi (R²) = 0,793 Adjusted (R²) = 0,789 Fhitung = 186.316 Ftabel = 2,934 Fsig = 0,000ª a. Prediktor (constant) : Locus Of Control dan Gaya Kepemimpinan b. Dependent Variabel :

(6)

Jamaluddin dan Julinda

Dari hasil perhitungan statistik dengan menggunakan bantuan program SPSS seperti terlihat pada tabel diatas, maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = a + b1x1 + b2x2+ e

Y = 0,360+ 0,190x1+0,980x2+e

Koefisien korelasi (R) = 0,891; yang menunjukkan bahwa derajat hubungan (korelasi) antara variabel bebas dengan variabel terikat sebesar 89,1%. Artinya kinerja aparatur pemerintah mempunyai hubungan yang erat dengan Locus Of Control Dan Gaya KepemimpinanKota Lhokseumawe. Koefisien determinasi (R²) = 0,793; artinya sebesar 79,3% perubahan-perubahan pada variabel terikat (kinerja manjerial pemerintah) dapat dijelaskan oleh perubahan-perubahan variabel bebas (Locus Of Control Dan Gaya Kepemimpinan). Sedangkan selebihnya, yaitu sebesar 20,7% dijelaskan oleh faktor-faktor variabel lain diluar dari penelitian ini.

Konstanta sebesar ,360; artinya jika faktor-faktor Locus Of Control Dan Gaya Kepemimpinandianggap konstan, maka besarnya kinerja Aparatur pemerintah adalah sebesar ,360 pada satuan skala likert, atau dianggap masih rendah. Koefisien regresi Locus Of Control sebesar 0,190; artinya setiap 1% perubahan atau perbaikan pada variabel Locus Of Control, maka secara relatif akan meningkatkan kinerja aparatur pemerintah sebesar 0,190%. Koefisien regresi Gaya Kepemimpinan sebesar 0,980 artinya setiap 1% perubahan atau perbaikan pada variabel Gaya Kepemimpinan, maka secara relatif akan meningkatkan kinerja aparatur pemerintah sebesar 0,980%.

Berdasarkan hasil analisis di atas dapat diketahui bahwa dari keempat variabel yang diteliti, ternyata variabel Gaya Kepemimpinan mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap kinerja aparatur pemerintah, disusul kemudian variabel Locus Of Control Terhadap Kinerja AparaturPada Pemerintahan Kota Lhokseumawe.

SIMPULAN

1. Locus Of Controlberpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Aparatur Pemerintah Daerah Kota Lhokseumawe.

2. Dalam pengujian hubungan gaya kepemimpinan menunjukkan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Aparatur.Dengan demikian dapat diputuskan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima; artinya variabel gaya kepemimpinanmempunyai pengaruh secara signifikan terhadap kinerja Aparatur Aparat Pemerintah Daerah Kota Lhokseumawe.

3. Dalam pengujian hubungan Locus Of Control, Gaya Kepemimpinan dan kinerja Aparatur menunjukkan bahwa Locus Of Control dan Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Aparatur.

SARAN

1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan metode lain yang bisa mengatasi kelemahan pada metode survey, misalnya eksperimen atau wawancara langsung.

2. Penelitian berikutnya disarankan agar dapat menambah variabel-variabel perantara lainnya, sehingga akan diperoleh model yang lebih lengkap mengenai pengaruh pengalaman kerja terhadap kinerja Aparatur.

(7)

Jamaluddin dan Julinda

DAFTAR PUSTAKA

Agustini Sulistyaningrum. (2009). Analisis Pengaruh Kepemimpinan, Kompetensi, Karakteristik Individu, Locus Of Control dan Penerapan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten.

Falikhatun.(2003). Pengaruh Budaya Organisasi, Locus Of Control, Dan Penerapan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Aparat Unit – Unit Pelayanan Publik. Jurnal Empirika, vol.16, no.2, desember:263 -281

Handoko, T. Hani. (2000). Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi.

Husein, Umar. 2004. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. RajawPers. Jakarta. Indra Bastian. (2006). Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar. Jakarta. Erlangga.

Julianto. (2002). Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Locus Of Control, Konflik Peran, Komitmen Organisasi Dan Job Insecurity Yang Mempengaruhi Keinginan Pindah Kerja Pada Perusahaan Freight Forwarding Di Jakarta.

Kreitner R and Angelo Kinicki, (2005). Perilaku Organisasi, edisi terjemahan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Kustini, Suharyadi, Fendy. (2004). Analisis Pengaruh Locus Of Control, Orientasi Tujuan Pembelajaran Dan Lingkungan Kerja Terhadap Self Efficacy Dan Transfer Pelatihan, Jurnal Ventura,Vol7, No.1, April :39 – 52

Prasetyo ,p. Puji. (2002). Pengaruh Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Ketidakpastian Lingkungan Dengan Karakteristik Informasi Sistem Akutansi Manajemen, Jurnal Riset Akutansi Indonesia, Vol.5, No.1, Januari :119-136.

Robbins, Stephen p, Timothy A. Judge.(2007). Perilaku Organisasi. buku 2. Jakarta: Salemba Empat.

Soraya Eka Ayudiati. (2010). Analisis Pengaruh Locus Of Control Terhadap Kinerja Dengan Etika Kerja Islam Sebagai Variabel Moderating.

Sugiyono, Prof., Dr.(2008). Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: ALFABETA. Umar Sekaran.(2002). Research Methods for Business: A Skill Building Approach.

Gambar

Tabel 1. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test  One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Referensi

Dokumen terkait

Akhir dengan judul “ “ Aplikasi Penentuan Jurusan Berbasis Web Pada SMA YPI Tunas Bangsa Palembang

Hasil wawancara dengan responden A.M yaitu rangkaian upacara hantaran di Desa Sungai Abu terdiri dari dua tahapan yaitu tahapan sebelum acara dan rangkaian

Analisis multivariat menggunakan multiple logistic regression, dilakukan sebagai tindak lanjut dari uji bivariat dengan mengikutsertakan variabel yang bermakna secara

Kelompok pengeluaran berikutnya yang mencatat kenaikan indeks adalah kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar dengan kenaikan indeks sebesar 0,99 persen atau yang

Melalui penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan teknik pengumpulan data (wawancara) yang dilakukan secara langsung dengan informan kunci yaitu dewan adat dari

02 Jumlah meningkatnya pengelolaan administrasi kepegawaian dan pengembangan SDM berdasarkan parameter obyektif 1200 Kepegawaian 03 Jumlah meningkatnya pengelolaan dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kenaikan persentase bahan pengisi resin epoksi silane menyebabkan kenaikan sudut kontak yang berarti resistansi permukaan bahan

Hasil kajian terhadap hubungan antara absensi dengan kinerja menunjukan bahwa korelasi yang signifikan atau nyata terdapat pada variabel megisi absen, penerapan absen,