• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KELAS IBU HAMIL TERHADAP KUNJUNGAN K4 DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PANYINGKIRAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN KELAS IBU HAMIL TERHADAP KUNJUNGAN K4 DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PANYINGKIRAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KELAS IBU HAMIL TERHADAP KUNJUNGAN K4 DI

WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PANYINGKIRAN KABUPATEN

MAJALENGKA TAHUN 2016

Oleh : Inna Antriana

ABSTRAK

Efektifitas pelayanan antenatal tidak hanya diukur berdasarkan dari keberhasilan cakupan K4 saja tetapi perlu keteraturan dalam melakukan kunjungan agar informasi yang penting bagi ibu hamil dapat tersampaikan.Cakupan K4 di wilayah kerja UPTD Puskesmas Panyingkiran pada tahun 2015 yaitu sebesar (14,01%). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kelas ibu hamil terhadap kunjungan k4 di wilayah kerja UPTD Puskesmas Panyingkiran Kabupaten Majalengka Tahun 2016.

Penelitian ini merupakan penelitian descriptive correlation menggunakan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III di wilayah kerja UPTD Puskesmas Panyingkiran bulan Maret April tahun 2016 sebanyak 77 orang. Instrument penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data meliputi analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan analisis bivariat menggunakan uji chi square dengan α = (0,05).

Hasil penelitian menunjukkan sebesar 28,6% ibu hamiltidak lengkap dalam melakukan Kunjungan K4. Sebanyak (26.0%) ibu hamil tidak mengikuti kelas ibu hamil. Ada hubungan antara kelas ibu hamil dengan kunjungan K4 ibu hamil di wilayah kerja UPTD Puskesmas Panyingkiran Kabupaten Majalengka Tahun 2016, dengan p value (0,002)

Saran diajukan bagi petugas kesehatan agar melakukan kunjungan rumah ibu hamil yang berada di wilayah kerja binaanya untuk mengetahui dan mendapatkan data kunjungan ibu hamil. Ibu hamil secara rutin agar mengikuti kelas ibu hamil dan memeriksakan kehamilannya untuk mendeteksi adanya kelainan yang membahayakan ibu dan janinnya.

Kata Kunci : Kelas Ibu Hamil, Kunjungan ANC Kepustakaan : 28 (2007 – 2012)

(2)

Pendahuluan

Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara.Pembangunan yang dilaksanakan harus dapat menjamin bahwa manfaatnya dapat diterima oleh semua pihak, berdampak adil bagi perempuan dan laki-laki (responsif gender). Di dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 3 dinyatakan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Departemen Kesehatan RI, 2010).

Program kesehatan ibu dan anak yang telah dilaksanakan selama ini bertujuan untuk meningkatkan status derajat kesehatan ibu dan anak serta menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) melalui pelayanan kesehatan ibu dan anak. Pelayanan kesehatan diperkirakan dapat menurunkan angka kematian ibu dan anak sampai 20% namun dengan sistem rujukan yang efektif, angka kematian dapat ditekan sampai 80%.Menurut United Nations Children's Fund (UNICEF) 80% kematian ibu dan perinatal terjadi di rumah sakit rujukan (Asmoro, 2009).

Menurut SDKI Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2012 berada pada angka 359 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) berkisar 32 per 10020 kelahiran hidup. Selain itu kesepakatan Global Millenium Development Goals (MDGs) menargetkan AKI di Indonesia

dapat diturunkan menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (Departermen Kesehatan RI, 2014).

Angka Kematian Ibu (AKI) untuk Propinsi Jawa Barat pada tahun 2012sebesar259 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Jawa Barat pada tahun 2012 mencapai 35 per 1000 kelahiran hidup . Sedangkan menurut Dinas Kesehatan Majalengka jumlah kematian ibu sebanyak 98 orang dari 21.390 kelahiran hidup (Dinkes Majalengka, 2014).

Salah satu upaya intervensi yang efektif untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi di sektor kesehatan adalah perbaikan kualitas pelayanan antenatal dimana upaya ini dapat memberikan kontribusi penurunan AKI dan AKB lebih kurang 10% (Departemen Kesehatan RI, 2010).

Cakupan K4 di Indonesia pada tahun 2005-2011 cenderung meningkat dari 77,10% pada tahun 2004 meningkat menjadi 86,70% pada tahun 2014. Cakupan K4 pada tahun 2014 telah mencapai target rencana strategis Kementerian Kesehatan (renstra) yaitu sebesar (84%) (Departemen Kesehatan RI, 2014). Sedangkan di Propinsi Jawa Barat pada tahun 2014, dari jumlah ibu hamil sebanyak 1.039.072 yang melakukan kunjungan K4 sebanyak 906.651 atau sebesar (87,26%). Hal itu menunjukkan bahwa cakupan K4 di Propinsi Jawa Barat masih dibawah target yang diharapkan 95% (Departemen Kesehatan RI, 2010).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka Cakupan K4 pada tahun 2014 belum

(3)

tercapai yaitu sebesar 87,0% dari target yang ditetapkan 95%. Pada tahun 2014 cakupan ibu hamil yang memeriksakan ANC (K4) yang terendah berada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Panyingkiran Kabupaten Majalengka yaitu sebesar 66,2% dari target 95% (Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, 2014).

Hasil studi pendahuluan didapatkan data jumlah ibu hamil Trimester III di wilayah kerja UPTD Puskesmas Panyingkiran pada tahun 2015 sebanyak 371 orang, sedangkan yang melakukan K4 pada bulan Desember 2015 sebanyak 52 ibu hamil atau sebesar (14,01%). Efektifitas pelayanan antenatal tidak hanya diukur berdasarkan dari keberhasilan cakupan K4 saja tetapi perlu keteraturan dalam melakukan kunjungan agar informasi yang penting bagi ibu hamil dapat tersampaikan.Salah satu upaya untuk meningkatkan kunjungan K4 adalah dengan sosialisasi pelaksanaan kelas ibu hamil.

Program kelas ibu hamil adalah salah satu bentuk pendidikan prenatal yang dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil, terjadi perubahan perilaku positif sehingga ibu memeriksakan kehamilan dan melahirkan ke tenaga kesehatan dengan demikian akan meningkatkan persalinan ke tenaga kesehatan dan menurunkan angka kematian ibu dan Anak (Depkes RI, 2009). Kegiatan kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar kelompok tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir, melalui praktik

dengan menggunakan buku KIA (Kesehatan Ibu anak) (Depkes, 2009).

Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan antara 4 minggu s/d 36 minggu (menjelang persalinan) dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu-ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman tentang kesehatan Ibu dan anak (KIA) secara menyeluruh dan sistimatis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan. Kelas ibu hamil difasilitasi oleh bidan/tenaga kesehatan dengan menggunakan paket Kelas Ibu Hamil yaitu Buku KIA, Flip chart (lembar balik), Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil dan Buku senam Ibu Hamil.

Manfaat kelas ibu hamil menurut Depkes RI (2009) diantaranya adalah materi diberikan secara menyeluruh dan terencana sesuai dengan pedoman kelas ibu hamil yang memuat mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular seksual dan akte kelahiran. Waktu pembahasan materi menjadi efektif karena pola penyajian materi terstruktur dengan baik. Dilakukan evaluasi terhadap petugas kesehatan dan ibu hamil dalam memberikan penyajian materi sehingga dapat meningkatkan kualitas sistim pembelajaran.

Hubungan kelas ibu hamil terhadap kunjungan K4 seperti yang dijelaskan Supriadi (2008) bahwa dalam memanfaatkan kelas ibu hamil dipengaruhi perilaku individu dalam penggunaan pelayanan kesehatan, adanya pengetahuan tentang manfaat pelayanan

(4)

antenatal selama kehamilan akan menyebabkan sikap yang positif. Selanjutnya sikap positif akan mempengaruhi niat untuk ikut serta dalam pemeriksaan kehamilan sampai kunjungan ke 4 (K4). Kegiatan yang sudah dilakukan inilah disebut perilaku. Pada ibu hamil yang tidak mengikuti kelas ibu hamil cenderung memiliki pengetahuan kurang sehingga akan

berdampak pada pelaksanaan kunjungan K4 yang kurang maksimal.

Hasil penelitian Nurmala (2012) di wilayah kerja Puskesmas Panguragan Kabupaten Cirebon menunjukan bahwa ibu hamil yang mengikuti kelas ibu sebanyak 43,5% dan ibu hamil yang tidak mengikuti kelas ibu hamil sebanyak 56,5%. Hasil uji statistic menunjukkan bahwa ada hubungan antara kelas ibu hamil dengan kunjungan K4.

Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap ibu hamil tentang “Hubungan Kelas Ibu Hamil Terhadap Kunjungan K4 di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Panyingkiran Kabupaten Majalengka Tahun 2016”, dengan jumlah reponden sebanyak 77 orang didapatkan hasil sebagai berikut :

1. Analisis Univariat

a. Gambaran Kelas Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Panyingkiran Kabupaten Majalengka tahun 2016.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kelas Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPTDPuskesmas Panyingkiran Kabupaten Majalengka tahun 2016.

Kelas Ibu Hamil f %

Tidak 47 61.0

Ya 30 39.0

Total 77 100.0

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan sebanyak 47 orang (61,0%) tidak mengikuti kelas ibu hamil dan sebanyak 30 orang (39,0%) mengikuti kelas ibu hamil. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

kurang dari setengahnya ibu hamil di wilayah kerja UPTD Puskesmas Panyingkiran Kabupaten Majalengka tahun 2016, tidak mengikuti kelas ibu hamil.

b. Gambaran Kunjungan K4 ibu hamil di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Panyingkiran Kabupaten Majalengka tahun 2016.

Tabel 4.2 Gambaran Kunjungan K4 ibu hamil di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Panyingkiran Kabupaten Majalengka tahun 2016.

(5)

Kunjungan K4 ibu hamil f %

Tidak Lengkap 22 28.6

Lengkap 55 71.4

Total 77 100.0

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan sebanyak 22 orang (28,6%) ibu hamil tidak lengkap melakukan kunjungan K4 dan sebanyak 55 orang (71,4%) ibu hamil lengkap melakukan kunjungan K4. Hasil

tersebut menunjukkan kurang dari setengahnya ibu hamil tidak lengkap melakukan kunjungan K4 di wilayah kerja UPTD Puskesmas Panyingkiran Kabupaten Majalengka tahun 2016. 2. Analisis Bivariat

a. Hubungan Antara Kelas Ibu Hamil dengan Kunjungan K4 ibu hamil di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Panyingkiran Kabupaten Majalengka Tahun 2016

Tabel 4.3 Hubungan Antara Kelas Ibu Hamil dengan Kunjungan K4 Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Panyingkiran Kabupaten Majalengka Tahun 2016

Kelas ibu hamil

Kunjungan ANC (K4) Total p

value Lengkap Tidak Lengkap n % n % n % 0,002 Ya 51 89.5 6 10.5 57 100.0 Tidak 4 20.0 16 80.0 20 100.0 Total 55 71.4 22 28.6 77 100.0

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa dari 57 ibu hamil yang mengikutikelas ibu hamil sebanyak 51 orang (89.5%) yang lengkap melakukan kunjungan K4 ibu hamil dan dari 20 ibu hamil yang tidak mengikuti kelas ibu hamilada sebanyak 4 orang (20.0%) yanglengkap melakukan kunjungan K4.Hasil ini menunjukkan bahwa proporsi ibu hamil yang lengkap dalam melakukan kunjungan K4 lebih tinggi pada ibu hamil

yang mengikutikelas ibu hamil dibandingkan dengan yang tidak mengikutikelas ibu hamil.

Hasil perhitungan uji chi squrae dengan α = 0,05 didapatkan nilai p value = 0,002. Hal ini berarti ada hubungan antara kelas ibu hamil dengan kunjungan K4 ibu hamil di wilayah kerja UPTD Puskesmas Panyingkiran Kabupaten Majalengka Tahun 2016.

(6)

Pembahasan

1. Gambaran Kunjungan K4 ibu hamil di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Panyingkiran Kabupaten Majalengka tahun 2016

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kurang dari setengahnya (28,6%) ibu hamil di wilayah kerja UPTD Puskesmas Panyingkiran Kabupaten Majalengka tahun 2016, tidak lengkap dalam melakukan kunjungan K4 ibu hamil. Pada ibu hamil yang tidak lengkap dalam melakukan kunjungan K4 ibu hamil dapat disebabkan karena ketidaktahuan ibu hamil tentang jadwal kunjungan K4 ibu hamil, jarak ke pelayanan kesehatan yang jauh, rendahnya tiangkat pendidikan dan kurangnya akses informasi bagi ibu hamil.

Berdasarkan data profil Puskesmas Panyingkiran menunjukkan bahwa sebanyak 43,5% ibu hamil berpendidikan SD dan SMP, sebanyak 36,7% ibu hamil bekerja sebagai petani dan ibu rumah tangga. Secara geografis daerah Panyingkiran didominasi oleh lahan pertanian dan perkebunan. Aktifitas ibu hamil didominasi oleh kegiatan berkebun dan mengolah sawah, sehingga banyak sekali ibu hamil yang mendahulukan pekerjaaanya dibandingkan dengan pemeriksaan kehamilannya.

Kunjungan keempat kehamilan merupakan salah satu bentuk perilaku seorang ibu hamil. Hal ini dijelaskan lebih lanjut menurut teori Notoatmodjo (2010). perilaku itu dilatarbelakangi atau dipengaruhi oleh tiga faktor pokok yaitu faktor predisposisi (predisposing faktor), faktor pendukung (enabling

faktor) dan faktor pendorong (reinforcing faktor). Yang termasuk faktor predisposisi diantaranya: paritas, sikap, kepercayaan tradisi dan nilai, sedangkan yang termasuk faktor pendukung adalah kesediaan sarana-sarana kesehatan dan sumber daya, yang termasuk faktor pendorong adalah sikap dan perilaku petugas kesehatan

Menurut Prawirohardjo (2008) menjelaskan bahwa standar pemeriksaan dan pemantauan antenatal bertujuan untuk memberikan pelayanan antenatal berkualitas dan deteksi dini komplikasi kehamilan. Dengan pernyataan standar yang diharapkan adalah bidan memberikan sedikitnya 4x pelayanan antenatal, pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal, bidan juga harus mengenal kehamilan risti/kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, Penyakit Menular Seksual (PMS)/infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh Puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan.Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Nuri (2011) tentang gambaran ketidaklengkapan kunjungan

(7)

antenatal K4 pada ibu hamil yang periksa di Puskesmas Cempaka Putih Jakarta Pusat periode Januari -Desember tahun 2011didapatkan dari 167 orang ibu hamil yang melakukan kunjungan di Puskesmas Cempaka Putih Jakarta Pusat periode Januari -Desember 2011, yang tidak mencapai K4 sebanyak 72 orang (43,1%).

Upaya petugas kesehatan agar memotivasi ibu hamil untuk melakukan Kunjungan K4 ibu hamil sesuai dengan jadwal Kunjungan K4 ibu hamil.Ibu hamil hendaknya mematuhi jadwal kunjungan dan berkonsultasi dengan bidan dalam

pelaksanaan pemeriksaan

kehamilan.Ibu hamil agar secara rutin melakukan kunjungan kehamilan sesuai anjuran petugas kesehatan dan berkonsultasi dengan petugas kesehatan untuk jadwal kunjungan berikutnya.

2. Gambaran Kelas Ibu Hamil di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Panyingkiran Kabupaten Majalengka tahun 2016

Berdasarkanhasil penelitian didapatkan kurang dari setengahnya (26,0%) ibu hamil berkelas ibu hamil kurang di wilayah kerja UPTD Puskesmas Panyingkiran Kabupaten Majalengka tahun 2016. Pada ibu hamil yang tidak mengikutikelas ibu hamil dapat disebabkan karena kesibukan dalam bekerja, rendahnya dukungan dari suami dan ibu hamil jarang melakukan konsultasi dengan petugas kesehatan. Hal ini akan berdampak pada rendahnya kesadaran ibu hamil untuk melakukan kunjungan K4 ibu hamil.

Berdasarkan data profil Puskesmas Panyingkiran tahun 2015 menunjukkan bahwa sebanyak 43,5% ibu hamil berpendidikan SD dan SMP, sebanyak 36,7% ibu hamil bekerja sebagai petani dan ibu rumah tangga. Adapun cakupan kelas ibu hamil selama tahun 2015 adalah 67,2% hal ini menunjukkan masih banyak ibu hamil yang tidak mengikuti kelas ibu hamil.

Kegiatan kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar kelompok tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir, melalui praktik dengan menggunakan buku KIA (Kesehatan Ibu anak) ( Depkes, 2009).

Manfaat kelas ibu hamil menurut Depkes RI (2009) diantaranya adalahmateri diberikan secara menyeluruh dan terencana sesuai dengan pedoman kelas ibu hamil yang memuat mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular seksual dan akte kelahiran.

Dalam penelitian tentang tingkat kelas ibu hamil sangat mempengaruhi perilaku seseorang yang menurut Notoatmodjo (2007), apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh kelas ibu hamil, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh

(8)

kelas ibu hamil dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama.

Hasil penelitian Suroto (2011) didapatkan dari hasil uji korelasi spearman menunjukan ada hubungan kelas ibu hamil terhadap kunjungan K4 ibu hamil (koefisien korelasi = 0,638 sig 0,000 α = 0,05) di Puskesmas Sawahan Surabaya. Hasil penelitian Nurmala (2012) di wilayah kerja Puskesmas Panguragan Kabupaten Cirebon menunjukan bahwa ibu hamil yang mengikuti kelas ibu sebanyak 43,5% dan ibu hamil yang tidak mengikuti kelas ibu hamil sebanyak 56,5%. Hasil uji statistic menunjukkan bahwa ada hubungan antara kelas ibu hamil dengan kunjungan K4

Upaya petugas kesehatan dalam meningkatkan kelas Ibu Hamil dapat dilakukan dengan pemberian konseling secara rutin dan memperbanyak sarana dan prasaran informasi yang mudah dijangkau oleh ibu hamil.Ibu hamil agar lebih aktif lagi dalam mencari informasi tentang ANC dan aktif dalam mengikuti kegiatan konseling. 3. Hubungan Antara Kelas ibu hamil

dengan Kunjungan K4 ibu hamil di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Panyingkiran Kabupaten Majalengka Tahun 2016.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara kelas Ibu Hamil dengan kunjungan keempat (K4) di wilayah kerja UPTD Puskesmas Panyingkiran Kabupaten Majalengka tahun 2016.Hal ini dapat dimengerti karena pada ibu yang ibu hamil mengikuti kelas ibu hamildapat memahami penitngnya kunjungan kehamilan, sehingga lebih lengkap dalam melakukan kunjungan

kehamilan sesuai anjuran petugas kesehatan.

Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran. Setiap ibu hamil diwajibkan memiliki buku KIA, karena di buku ini terdapat beberapa informasi tentang kehamilan.Akan tetapi, tidak semua informasi penting termuat di buku KIA.Untuk itu, dibentuklah program kelas ibu hamil (Kemenkes RI, 2011).

Dalam penelitian tentang kelas ibu hamil sangat mempengaruhi perilaku seseorang yang menurut Notoatmodjo (2007), apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh kelas ibu hamil, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh kelas ibu hamil dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama.

Menurut Kemenkes RI (2011) tujuan kelas ibu hamil yaitu meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos / kepercayaan / adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran.

(9)

Hasil penelitian Suroto (2011) didapatkan dari hasil uji korelasi spearman menunjukan ada hubungan kelas ibu hamil terhadap kunjungan K4 ibu hamil (koefisien korelasi = 0,638 sig 0,000 α = 0,05) di Puskesmas Sawahan Surabaya.

Upaya petugas kesehatan dalam meningkatkan kelas ibu hamil dapat

dilakukan dengan pemberian konseling secara rutin dan memperbanyak sarana dan prasaran informasi yang mudah dijangkau oleh ibu hamil.Ibu hamil agar lebih aktif lagi dalam mencari informasi tentang ANC dan aktif dalam mengikuti kegiatan kelas ibu hamil.

Kesimpulan

1.

Lebih dari setengahnya (61,0%) ibu hamil tidak mengikuti kelas ibu hamil di wilayah kerja UPTD Puskesmas Panyingkiran Kabupaten Majalengka tahun 2016

2.

Kurang dari setengahnya (28,6%) ibu hamil tidak lengkap dalam melakukan kunjungan K4 ibu hamil di wilayah kerja UPTD Puskesmas Panyingkiran Kabupaten Majalengka tahun 2016

3.

Ada hubungan antara kelas ibu hamil

dengan kunjungan K4 ibu hamil di wilayah kerja UPTD Puskesmas Panyingkiran Kabupaten Majalengka Tahun 2016 dengan p value (0,002). Saran

1. Bagi Peneliti

Dari hasil penelitian ini diharapkan dalam metodologi penelitian bisa di bukukan, diaplikasikan dan dikembangkan.

2. Bagi ibu hamil

Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi masyarakat dan khususnya ibu hamil, dalam meningkatkan pemahaman-pemahaman dan manfaat melakukan kunjungan K4 ibu hamil. Bagi ibu hamil agar tetap melaporkan hasil

pemeriksaan dari petugas kesehatan lain atau klinik pelayanan swasta ke bidan yang ada di wilayah tersebut meskipun tidak melakukan pemeriksaan di puskesmas atau di bidan desa.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi input literatur kependidikan dan kesehatan, terutama menambah kajian tentang rendahnya cakupan K4 dan menambah referensi kepustakaan yang berhubungan dengan kebutuhan mahasiswa dalam melakukan penelitian dan memantau kegiatan mahasiswa dalam melakukan penelitian.

4. Bagi Puskesmas

Diharapkan Kepala puskesmas mengadakan evaluasi setiap bulan untuk program-program khususnya KIA yaitu untuk hasil cakupan K4 yang masih belum mencapai target yang di tetapkan dan kepala puskesmas menginstuksikan ke setiap masing-masing bina wilayah yaitu bidan desa untuk mendokumentasikan hasil kunjungan K4 ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan . 5. Bagi Bidan

Diharapkan bidan melakukan kunjungan rumah ibu hamil yang

(10)

berada di wilayah kerja binaanya untuk mengetahui dan mendapatkan data kunjungan ibu hamil meskipun ibu hamil tersebut melakukan pemeriksaan di klinik layanan kesehatan swasta tetapi bidan tetap harus mendokumentasikan kunjungan tersebut untuk mencapai target yang

di tetapkan dan melakukan penyuluhan ke setiap ibu hamil tentang manfaat melakukan pemeriksaan kehamilan dan menjadwalkan kunjungan yang tepat berdasarkan usia kehamilan ke setiap ibu hamil.

Daftar Pustaka

Asmoro, 2009.Epidemiologi Dalam Praktik Kebidanan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Bahiyatun, 2009.Buku Ajar Kebidanan Asuhan Nifas Normal. Jakarta: EGC

Departemen Kesehatan RI, 2007. Pedoman Pekan Kesehatan Nasional. Pusat Promosi Kesehatan Depkes. RI.Jakarta. Depkes RI, 2009.Sistem Kesehatan

Nasional. Jakarta. Depkes RI Depkes RI, 2010. Profil Kesehatan

Indonesia 2010. Jakarta : Depkes RI

Departermen Kesehatan RI, 2014. Profil Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta : Depkes RI

Desfiani, 2011.Asuhan Kebidanan Masa Persalinan.Yogyakarta. Graha Ilmu.

Dinas Kesehatan Jawa Barat, 2012. Profil Kesehatan Jawa Barat. Bandung : Depkes RI

Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, 2014. Profil Kesehatan

Majalengka. Majalengka : Dinkes Majalengka

Hamidah, 2009.Pelayanan Ibu Hamil. Jakarta : salmeba Medika.

Kemenkes RI, 2011. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. Jakarta : Depkes RI.

Manuaba, 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Arcan Manuaba, 2010.Ilmu Kebidanan Penyakit

Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan.Jakarta : EGC.

Mochtar. 2011. Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Patologi, Jakarta : EGC.

Notoatmodjo, 2010.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipa Nursalam, 2010. Konsep dan Penerapan

Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Nurmala. 2012. Hubungan kelas Ibu hamil dengan Kunjungan ANC di wilayah Kerja Puskesmas Panguragan Kabupaten Cirebon. Jurnal Kebidanan.

(11)

Pantikawati dan Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC.

Prawirohardjo, 2009.Ilmu Kebidanan. Edisi IV. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Prawirohardjo, 2010.Buku Acuan

Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatural, Jakarta : EGC.

Rukiyah, 2009. Asuhan kebidanan IV (Patologi Kebidanan).Jakarta : CV Trans Info Media.

Sabri dan Sutanto,2010. Bio Statistik Dasar. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Salamuk, 2007.Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.

Saifuddin, 2010. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Material dan Neonatal.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Suseno, 2009. Kamus Kebidanan.

Yogyakarta : Citra Pustaka Supriadi, 2008. Pendidikan

Berkesinambungan Patologi Klinik. Jakarta : Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Yulaikhah. 2009. Seri Asuhan Kebidanan : Kehamilan. Jakarta : EGC. Wiknjosastro. 2007. Ilmu Kebidanan.

Edisi ketiga.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Gambar

Tabel  4.1 Distribusi  Frekuensi Kelas  Ibu  Hamil  di  Wilayah  Kerja UPTDPuskesmas  Panyingkiran Kabupaten Majalengka tahun 2016.
Tabel  4.3 Hubungan  Antara  Kelas  Ibu Hamil  dengan Kunjungan  K4  Ibu Hamil di  Wilayah  Kerja  UPTD Puskesmas  Panyingkiran  Kabupaten Majalengka Tahun 2016

Referensi

Dokumen terkait

Dalam proses Protokol Feige Fiat Shamir (FFS) ini dibutuhkan bilangan prima yang dicari menggunakan metode Fermat dan bilangan acak yang dicari menggunakan metode Quadratic

Dalam penyelenggaraan Operasi Pencarian dan Pertolongan pada Bencana gunung berapi, komunikasi merupakan salah satu faktor utama dan penting untuk mencapai keberhasilan

massa dapat ditentukan dengan cara perhitungan menggunakan alur mundur mulai dari produk yang dihasilkan hingga kebutuhan bahan baku yang digunakan setiap jamnya.. Bernouli)

Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah pemodelan prediksi malaria dengan judul Penyusunan Model Spasial untuk Memprediksi Penyebaran Malaria (Studi Kasus Kabupaten

Tingkat keterpaparan menunjukkan derajat, lama dan atau besar peluang suatu sistem untuk kontak atau dengan goncangan atau gangguan (Adger 2005 and Kasperson et

(2014) menjelaskan bahwa pengembangan bank sampah ini juga akan membantu pemerintah lokal dalam pemberdayaan masyarakat untuk mengelola sampah berbasis komunitas secara bijak

Gempa utama didahului oleh serangkaian gempa awal dengan kekuatan 7,2 MW pada 9 Maret yang terletak 40 kilometer (25 mil) dari zona gempa 11 Maret, dan diikuti oleh tiga gempa

Untuk membantu manusia dalam menangani hal di atas, penulis membuat sebuah judul realisasi proyek tugas akhir yang berjudul “PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM ON-OFF LAMPU TAMAN