• Tidak ada hasil yang ditemukan

Monitoring Kondisi Transformator Daya Secara Online Berbasis Analisis Data Suhu, Tegangan, dan Arus pada Transformator Distribusi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Monitoring Kondisi Transformator Daya Secara Online Berbasis Analisis Data Suhu, Tegangan, dan Arus pada Transformator Distribusi"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak—Pada operasi penyaluran tenaga listrik, transformator dikatakan sebagai jantung transmisi dan distribusi. Dalam kondisi ini, suatu transformator diharapkan dapat beroperasi secara maksimal. Oleh karena itu, cara pemeliharaan dituntut sebaik mungkin dan harus dipelihara dengan menggunakan sistem dan peralatan yang benar, baik, dan tepat. S ebagai upaya mewujudkan hal tersebut, dalam tugas akhir ini dirancang suatu sistem yang dapat memantau kondisi transformator dengan membandingkan antara data tegangan, suhu, dan arus transformator. Perubahan data tegangan, suhu, dan arus tersebut digunakan sebagai karakteristik kondisi transformator yang diuji. Bila mengalami perubahan dari karakteristik normal, maka kondisi transformator bisa diketahui secara lebih dini. Ketika beroperasi pada beban linier, prototipe dapat memantau arus dengan kesalahan pengukurannya adalah 1,26% sampai 1,81%, sedangkan memantau tegangan dengan kesalahan pengukuran 0,43% sampai 0,82%, dan suhu dengan kesalahan pengukuran 0,37% sampai 0,56%.

Kata Kunci—arus, data tegangan, kualitas daya, suhu, transformator.

I. PENDAHULUAN

ALAM operasi penyaluran tenaga listrik, t ransformator dapat dikatakan sebagai jantung dari transmisi dan distribusi. Pada kondisi ini suatu transformator diharapkan dapat beroperasi secara maksima l. Mengetahui kondisi tersebut, maka cara pe me liharaan juga dituntut sebaik mungkin. Oleh karena itu, transformator harus dipelihara dengan menggunakan sistem dan peralatan yang benar, baik, dan tepat.

Untuk meningkatkan pelayanan PT. PLN kepada konsumen energi listrik, perlu dijaga kontinyuitas dari waktu ke waktu. Penyaluran energi listrik ke konsumen dari jaringan 20 KV selalu mele wati transformator daya untuk mengubah tegangan men jadi 220 VA C yang dapat dimanfaatkan oleh konsumen. Kendala yang terjadi pada umumnya adalah transformator daya yang berada dalam kondisi bertegangan tidak dapat dideteksi secara dini apakah transformator mengala mi gangguan. Sela ma in i PT. PLN hanya mengadakan peme liharaan rutin menurut jadwa l dengan waktu tertentu dan sangat sulit mengetahui kondisi transformator yang mengala mi gangguan bila terjadi gangguan diluar jad wal peme liharaan tersebut.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka d ibutuhkan sistem pemantauan kondisi transformator secara online. Dengan konsep tersebut, PT. PLN dapat mengetahui secara dini

transformator-transformator yang mengala mi gangguan. Pe mantauan tersebut sangat diperlukan, terka it dengan kebutuhan penyaluran energi listrik secara kontinyu dan terja min.

II. URAIAN PENELITIAN A. Transformator

Transformator adalah peralatan pada tenaga listrik yang berfungsi untuk mengubah daya listrik dari suatu rangkaian listrik ke rangka ian listrik lainnya dengan frekuensi yang sama. Tra fo bekerja berdasarkan prinsip induksi elektro magnetis dimana perbandingan tegangan antara sisi prime r dan sisi sekunder berbanding lurus dengan perbandingan jumlah lilitan dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.[1]

B. Gardu Transformator Tiang (GTT)

Gardu Transformator Tiang (GTT) me rupakan salah satu ko mponen instalasi tenaga listrik yang terpasang di jaringan distribusi. GTT berfungsi sebagai transformator daya penurun tegangan dari tegangan menengah 20 KV ke tegangan rendah 380/200 V dan selanjutnya tegangan tersebut disalurkan ke konsumen/pelanggan.[2]

Gambar 1. Konstruksi Transformator Distribusi C. Kenaikan Suhu Transformator

Pe mbebanan menyebabkan terjadi kenaikan suhu yang ditimbulkan oleh panas (kalor) pada belitan transformator. Hal ini disebabkan oleh arus listrik yang mengalir pada belitan dan induksi pada besi. Setiap kenaikan sekitar 9°C dari batas yang diizinkan akan mengakibatkan berkurangnya umur atau men ingkatkan nila i susut umur. Oleh ka rena itu, kenaikan suhu ini harus dibatasi. Batas kenaikan suhu yang distandarkan dapat dilihat pada tabel 1.

Monitoring Kondisi Transformator Daya Secara

Online Berbasis Analisis Data Suhu, Tegangan,

dan Arus pada Transformator Distribusi

Bryan Rahardy, Dr. Eng. Ardyono Priyadi, S.T., M.Eng., dan Prof. Dr. Ir. Mauridhi Hery P., M.Eng.

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

E-mail: priyadi@ee.its.ac.id, hery@ee.its.ac.id

(2)

International Electrotechnical Commission (IEC) menetapkan umur transformator 20 tahun atau setara 7300 hari, sehingga susut umur normal adalah 0,0137% per hari.

D. Jenis-jenis Gangguan

Pada dasarnya gangguan yang sering terjadi pada sistem distribusi saluran 20 kV dapat digolongkan menjadi dua maca m ya itu gangguan dari dalam sistem dan gangguan dari luar sistem. Klasifikasi gangguan yang terjadi pada jaringan distribusi adalah : [4]

1) Dari jenis gangguannya.

a) Gangguan dua fasa atau tiga fasa mela lui hubungan tanah.

b) Gangguan fasa ke fasa. c) Gangguan dua fasa ke tanah.

d) Gangguan satu fasa ke tanah atau gangguan tanah. 2) Dari la manya gangguan.

a) Gangguan permanen. b) Gangguan temporer.

E. Pemeliharaan Peralatan Listrik

Pe meliharaan pera latan listrik ada lah proses kegiatan untuk me mpe rtahankan kondisi dan meyakinkan bahwa pera latan dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan yang menyebabkan kerusakan. [5] Jenis–jenis pemeliharaan pera latan adalah sebagai berikut : 1) Predictive Maintenance (Conditional Maintenance) adalah

peme liharaan yang dila kukan dengan cara me mpred iksi kondisi suatu peralatan listrik, apakah dan kapan ke mungkinan pera latan listrik tersebut menuju kegagalan. 2) Preventive Maintenance (Time Base Maintenance) adalah

kegiatan peme liharaan yang dilaksanakan untuk mencegah terjadinya ke rusakan peralatan secara tiba-tiba.

3) Corrective Maintenance adalah pemeliharaan yang dila kukan dengan berencana pada waktu-wa ktu tertentu ketika peralatan listrik mengala mi ke la inan atau unjuk kerja rendah pada saat menja lankan fungsinya.

4) Break down Maintenance adalah pemeliharaan yang dila kukan setelah terjadi kerusakan mendadak yang waktunya tidak tertentu dan sifatnya darurat.

III. PERA NCANGA N DAN PEM BUATAN ALAT A. Perancangan Sensor

Dala m pengamb ilan data suhu, arus, dan tegangan diperlukan sensor-sensor yang terpasang pada transformator. Ada 2 maca m sensor yang digunakan pada tugas akhir in i, yaitu sensor suhu dan arus. Sedangkan untuk mendapatkan

data tegangan adalah dengan menggunakan penjepit buaya yang kemudian d iturunkan dengan transformator step down.

1) Perancangan Sensor Arus

Alat online monitoring transformator mengamb il data arus dari bagian sekunder transformator dengan tegangan nominal 380/220 volt. Data tersebut diamb il dengan menggunakan tiga sensor arus yang berupa Current Transformer / CT (transformator a rus). Tipe CT yang digunakan adalah CT-235.

Gambar 2. Rangkaian CT-235

Vout−hitung = I0 x RN (1)L

Persamaan 1 digunakan untuk menghitung tegangan luaran CT (Vout-hitung) yang me mbandingkan antara hasil ka li arus prime r (I0) dan tahanan sekunder (RL) dengan rasio belitan

(N).

Dala m pengujian, CT-235 dihubungkan dengan empat beban resistif yang identik dengan arus operasi konstan yaitu 1.25 a mpere pada tegangan 220 volt. Modul beban resistif diaktifkan secara bertahap untuk me lihat respon dari CT-235. Alat ukur yang digunakan adalah Multimeter Digital GW Instek GDM-8145 untuk mengetahui level tegangan luaran dari CT-235.

Gambar 3. Pengujian CT-235 dengan beban resistif Tabel2.

Hasil error pengujian transformator arus CT -235

Be ban Vout-hitung (mV) Vout-uji (mV) Error (%) C T 1 C T 2 C T 3 C T 1 C T 2 C T 3 1 1,25 1,25 1,26 1,26 0 0,0001 0,0001 2 2,5 2,54 2,48 2,56 0,0016 0,0004 0,0036 3 3,75 3,77 3,68 3,84 0,0004 0,0049 0,0081 4 5 4,99 4,87 5,07 0,0001 0,0169 0,0049 Mean Square 5,25.10-4 5,6.10-6 4,2.10-3 Error RMS 2,3.10-2 7,5.10-2 6,5.10-2

Dari hasil pengujian, CT pada tabel 2 terlihat bahwa tegangan luaran uji (Vout-uji) pada CT1, CT2, dan CT3

menunjukkan kecenderungan linie r dan terjadi penyimpangan rata-rata masing-masing sebesar 0,23%, 0,075%, dan 0,065% Tabel1.

Klasifikasi batas suhu [3] Kelas Kenaikan Suhu

Tertinggi (oC) Batas Suhu Tertinggi (oC) O 40 90 A 50 105 E 60 120 B 70 130 F 85 155 H 95 180 GDM -8145 CT-235 Beban Resistif

(3)

dari tegangan hasil perhitungan (Vout-hitung) dan sesuai dengan persamaan 1.

Dapat disimpulkan bahwa ketiga CT me miliki luaran berupa tegangan yang linier terhadap arus primernya dengan rasio atau faktor pengali sebesar 0.001 atau 103, bila dimasukkan nila i RL = 2Ω dan N = 2000. Setiap CT

menghasilkan error yang berbeda-beda. Hal tersebut disebabkan karena setiap CT me miliki kara kteristik yang berbeda misalnya adalah kualitas ku mparan.

2) Perancangan Transformator Step Down

Pada alat online monitoring transformator menggunakan tiga transformator step down yang berfungsi untuk menurunkan tegangan pada fasa R, S, dan T masing-masing terhadap fasa N. Data tegangan diambil pada sisi sekunder transformator dengan besar tegangan 220 Volt. Set iap besarnya tegangan yang masuk ke transformator step down diturunkan menjadi 3 volt agar data tegangan dapat diolah oleh mikro kontroler.

Pada pengujian transformator step down digunakan sumber tegangan 3 fasa dengan merk Leybold 725 702. Pengujian dila kukan dengan menurunkan tegangan sumber secara bertahap mulai dari tegangan maksima l sumber tegangan tersebut yaitu 228 Vo lt sampa i 0 volt. Lalu hasil pe mbacaan yang tertera pada LCD dicatat sebagai penentuan rasio yang berguna dalam pe mrogra man mikrokontroler.

Gambar 4. Pengujian transformator step down. 3) Perancangan Sensor Suhu

Sensor suhu yang digunakan dalam tugas akhir in i adalah LM-35. LM -35 adalah sensor suhu dari National Semiconductor yang me mpunyai akurasi tinggi. Ke luaran sensor suhu ini berupa tegangan yang akan naik sebesar 10 mV setiap derajat celcius sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut :

VLM35 = suhu x 10 mV (2) Pada tugas akhir in i menggunakan 3 pasang (6 buah) sensor suhu LM-35 yang akan dipasang pada sisi luar transformator. Besaran suhu antara sensor nomer 1 dengan nomer 4 n ila inya dirata-rata. Begitu juga dengan sensor suhu nomer 2 dengan 5 dan nomer 3 dengan 6. Ha l ini untuk mengantisipasi apabila transformator terpasang menghadap ke arah timur dan barat yang suatu saat salah satu sisi transformator akan menjadi

lebih panas akibat terkena matahari. Pe letakan sensor suhu pada transformator te rsaji pada ga mbar 5.

Transformator Alat Online monitoring 1 2 3 4 5 6 Bushing Primer Bushing Sekunder Sensor Suhu

Gambar 5. Skema peletakan sensor suhu pada transformator distribusi

Setelah sensor suhu selesai dirangkai, selan jutnya dila kukan pengujian terhadap beberapa kondisi suhu. Hal ini dila kukan untuk mengetahui kara kteristik setiap LM-35 yang akan digunakan pada alat monitoring transformator.

IV. PENGUJIAN A LAT DAN ANA LISIS DATA A. Penyusunan Alat Pengujian

Penyusunan alat disini adalah pengaturan letak transformator, panel meter, a lat ukur dan load bank yang digunakan pada pengujian. Pengaturan letak tersebut dila kukan supaya keamanan tetap terjaga ketika dilaku kan pengujian. Penyusunan alat-alat pengujian tersaji pada gambar 17. Penyusunan alat-alat tersebut berdasarkan pada skema pengujian gambar 6.

Gambar 6. Skema pengujian

B. Metode Pengujian Alat

1) Pemberian Beban pada Transformator

Pe mbebanan yang dilakukan pada transformator akan mengakibatkan timbulnya arus pada sistem. Data arus dan tegangan diambil dari sisi sekunder transfomator. Beban atau load bank yang dipasang pada transformator in i adalah beban resistif murni 60 kVA 3 x 1 fasa dengan cos θ = 1. Jenis pembebanan transformator yang dila kukan da la m pengujian ini ada 2, yaitu pe mbebanan seimbang dan pembebanan tidak seimbang.

GENERATOR TRANSFORMATOR STEP UP

200 KVA 400 V / 20 KV CT PT POWER METER MCCB DUMMY LOAD (LOAD BANK) FUSE CUT-OFF TRANSFORMATOR STEP DOWN 25 KVA 20 KV / 400 / 231 V ALAT ONLINE MONITORING Suhu Arus Tegangan Sumber tegangan 3 fasa Alat Online Monitoring

(4)

Tabel 3.

Daya Pembebanan Seimbang dan Tak Seimbang

% be ban Total Daya (KVA) Daya/ph Seimbang (KVA) Daya/ph Tak Seimbang (KVA) R S T R S T 0% 0 0 0 0 0 0 0 20% 4,5 1,5 1,5 1,5 1,5 0,5 2,5 40% 10,5 3,5 3,5 3,5 3,5 2,5 4,5 60% 15 5 5 5 4,5 3,5 7 80% 19,5 6,5 6,5 6,5 4,5 7 8 100% 24 8 8 8 9 7 8

2) Pengambilan Data Arus

Pengambilan data arus pada percobaan ini dila kukan d i board panel. Pada board panel ini terdapat konduktor yang terhubung dengan sisi sekunder transformator 25 kVA . Untuk me mbaca besaran arus yang lewat, d igunakan alat HIOKI Power Analyzer 9624–50. Pada HIOKI Power Analyzer terdapat 12 probe untuk menga mbil besaran tegangan dari fasa R, S, T, dan N. Sela in 8 probe tersebut, juga terdapat clamp untuk mengukur arus yang lewat pada konduktor fasa R, S, T, dan N. Clamp tersebut dipasang pada konduktor setiap fasa.

3) Pengujian Sensor

Dala m mela kukan pengujian sensor arus dan tegangan ditempatkan pada board panel. Sedangkan untuk sensor suhu ditempe l pada sisi luar transformator. Ta mp ilan ko mponen-ko mponen pada board panel tersaji pada gambar 7. Sedangkan untuk pemasangan sensor suhu LM-35 pada transformator yang diuji ditunju kkan pada ga mbar 8.

Gambar 7. Komponen-komponen pada board panel

Gambar 8. Pemasangan sensor suhu LM-35 pada transformator

a) Pengujian Sensor Arus (CT)

Hasil pengujian CT dibandingkan dengan hasil pengujian HIOKI 9624–50 tersaji pada tabel 4 dan 5.

Tabel 4.

Hasil pengujian CT dengan pembebanan seimbang. %

Beban

HIOKI Alat Monitoring Error (%) R S T R S T R S T 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20 8 2,8 10,3 7,5 2,3 9,7 0,25 0,25 0,36 40 15,6 10,4 18,3 14,8 11,8 17,5 0,64 1,96 0,64 60 18,8 13,2 27,2 19,3 14,9 26,5 0,25 2,89 0,49 80 18,9 27,2 33,8 19,2 26,4 34,2 0,09 0,64 0,16 100 36,3 28,1 34,2 34,1 29,6 31,3 4,84 2,25 8,41 Mean Square 1,21 1,6 2,01 Error RMS (%) 1,10 1,26 1,42 Tabel 5.

Error hasil pengujian CT dengan pembebanan tidak seimbang.

% Beban

HIOKI Alat Monitoring Error (%)

R S T R S T R S T 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20 6,6 6,4 5,8 5,2 5,5 6 1,96 0,81 0,04 40 15,2 14,3 13 14,8 13,8 13,5 0,16 0,25 0,25 60 20,7 20 19,2 19,6 18,9 18,5 1,21 1,21 0,49 80 26,2 24 25,1 23,7 22,4 22,2 6,25 2,56 8,41 100 30,8 30,4 30,3 27,1 27,9 27,7 13,7 6,25 6,76 Mean Square 4,65 2,22 3,19 Error RMS (%) 2,16 1,49 1,79 Dari hasil pengujian CT dengan pembebanan seimbang yang tersaji pada tabel 4 mendapatkan hasil error untuk fasa R sebesar 1,10%, fasa S sebesar 1,26%, dan fasa T sebesar 1,42% dengan error rata-rata sebesar 1,26%.

Sedangkan untuk pembebanan yang tidak seimbang tersaji pada tabel 5 dengan hasil error untuk fasa R sebesar 2,16%, fasa S sebesar 1,49%, dan fasa T sebesar 1,79% dengan error rata-rata sebesar 1,81%.

b) Pengujian Transformator Step Down

Hasil pengujian transformator step down dibandingkan dengan hasil pengujian digital multimeter GDM-8145 tersaji pada tabel 6, 7, 8 dan 9.

Tabel 6.

Hasil pengujian transformator step down dengan pembebanan seimbang. %

Beban

HIOKI Alat Monitoring

R S T R S T 0 229,3 229,9 229,3 230,0 229,6 229,9 20 227,3 228,6 227,6 228,4 228,8 228,6 40 225,8 227,1 226,1 228,0 228,1 228,1 60 225,0 226,2 225,3 227,5 227,2 227,6 80 223,8 224,8 224,3 233,0 232,7 232,9 100 222,9 223,5 223,3 230,5 230,4 230,7 Tabel 7.

Hasil error transformator step down dengan pembebanan seimbang.

% Beban Error (%) R S T 0 0,49 0,25 0,36 20 1,21 1,44 1 40 1,44 1 1 60 0,49 1 1,21 80 0,16 0,25 0,36 100 0,25 0,16 0,16 Mean Square 0,67 0,68 0,68 Error RMS (%) 0,82 0,83 0,83 Pe masangan Sensor Suhu Data arus (Pe masangan CT) Data Tegangan Data dari tegangan menengah Power Meter

(5)

Tabel 8.

Hasil pengujian transformator step down dengan pembebanan tidak seimbang. % Beban GDM-8145 Alat Monitoring R S T R S T 0 229,6 230,6 230,6 230,5 230,4 229,3 20 228,6 229,3 228,9 228,4 229,7 228,3 40 227,2 228,6 225,8 227,6 228,4 225,8 60 225,8 227,6 224,7 225,7 227,8 225,1 80 225,6 224,6 223,7 225,5 224,8 224,1 100 223,4 224,3 223,2 223,4 224,5 223,5 Tabel 9.

Hasil error transformator step down dengan pembebanan tidak seimbang.

% Beban Error (%) R S T 0 0,81 0,04 1,69 20 0,04 0,16 0,36 40 0,16 0,04 0 60 0,01 0,04 0,16 80 0,01 0,04 0,16 100 0 0,04 0,09 Mean Square 0,17 0,06 0,41 Error RMS (%) 0,41 0,24 0,64

Dari hasil pengujian transformator step down dengan pembebanan seimbang yang tersaji pada tabel 6 mendapatkan hasil error untuk fasa R sebesar 0,82% , fasa S sebesar 0,83%, dan fasa T sebesar 0,83% dengan error rata-rata keseluruhan sebesar 0,82%.

Sedangkan untuk pembebanan yang tidak seimbang tersaji pada tabel 8 dengan hasil error untuk fasa R sebesar 0,41%, fasa S sebesar 0,24%, dan fasa T sebesar 0,64% dengan error rata-rata keseluruhan sebesar 0,43%.

c) Pengujian Sensor Suhu

Pengujian sensor suhu pada alat online monitoring transformator dilaku kan dala m kondisi pe mbebanan yang tidak seimbang. Hasil pengujian tersaji pada tabel 10.

Tabel 10.

Hasil pengujian sensor suhu dengan pembebanan tidak seimbang. % Beban

Krisbow KW06-291

(oC)

Alat Monitoring Error (%)

R S T R S T 0 33,4 33,8 34,1 33,9 0,16 0,49 0,25 20 33,7 33,9 34,2 34 0,04 0,25 0,09 40 33,7 33,9 34,2 34,1 0,04 0,25 0,16 60 34,3 34,2 34,5 34,4 0,01 0,04 0,01 80 34,4 34,6 34,7 34,9 0,04 0,09 0,25 100 34,6 35 34,8 35 0,16 0,04 0,16 Mean Square 0,07 0,19 0,15 Error RMS (%) 0,27 0,44 0,39

Dari hasil pengujian sensor suhu dengan pembebanan tidak seimbang yang tersaji pada tabel 10 mendapatkan hasil error untuk fasa R sebesar 0,27%, fasa S sebesar 0,44%, dan fasa T sebesar 0,39% dengan error rata-rata sebesar 0,37%. Perbedaan penyimpangan dari setiap sensor suhu dapat disebabkan karena karakte ristik dari LM-35 yang berbeda-beda.

d) Pengujian Konek si Modul GSM/GPRS dengan Web Server

Dala m tugas akhir ini belu m b isa dila kukan pengiriman data secara online, namun untuk fitur-fitur pada webserver sudah siap untuk menerima data dari modul GSM/GPRS. Ta mp ilan webserver tersaji pada ga mbar 9 dan 10.

Salah satu fitur pada website monitor-trafo.com adalah display data tegangan, arus, dan suhu. Pada display tersebut terdapat kolom timestamp yang me rupakan penunjukan range waktu kapan data-data tersebut diterima oleh website.

Gambar 9. Tampilan data tegangan, arus, dan suhu

Gambar 10. Tampilan plot grafik arus di website online monitoring transformator

Dari data-data tegangan, arus, dan suhu yang ditampilkan pada data display, masing-masing diplot men jadi grafik untuk me mudahkan user dala m me mantau apabila terjadi over voltage, under voltage, over current, dan over temperature. Terjad inya over voltage ditandai apabila tegangan kerja transformator me lebih i 231 VA C, under voltage kurang dari 209 VA C, dan over temperature lebih dari 80ºC.

Pada gambar 25 dan 26 terlihat ada 4 kondisi berbeda yang ditunjukkan pada website monitor-trafo.com. Kondisi 1 adalah kondisi under voltage karena tegangan kerja pada fasa R

Timestamp Te gangan (Volt) Arus (Amp) Suhu (oC )

2 1 3 4 2 1 3 4

(6)

kurang dari 209 VA C, sedangkan arus dan suhunya norma l. Pada kondisi 2 adalah kondisi ketika terjadi over current karena arus kerja pada fasa R meleb ihi 60% dari arus kerja transformator 25 kVA yaitu 21,66 A mp. Akibat terjadinya over current pada fasa R, menyebabkan meningkatnya suhu (over temperature) transformator sedangkan tegangannya norma l. Pada kondisi 3 ada lah kondisi over voltage karena tegangan kerja pada fasa R meleb ihi 231 VA C, sedangkan arus dan suhunya normal. Pada kondisi 4 adalah kondisi norma l transformator.

KESIMPULAN DAN SARA N A. Kesimpulan

Setelah me la lui proses perancangan dan pembuatan alat yang kemudian dilanjutkan pada tahap pengujian serta analisa data secara keseluruhan, ma ka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil pengukuran CT berdasarkan hasil pengujian me mpunyai error rata-rata pada pembebanan seimbang yaitu 1,26% , sedangkan pada pembebanan tidak seimbang sebesar 1,81%.

2. Hasil pe mbacaan data tegangan pada fasa R, S, dan T masing-masing terhadap fasa N, me mpunyai error rata-rata pada pembebanan seimbang yaitu 0,82%, sedangkan pada pembebanan tidak seimbang sebesar 0,43%.

3. Hasil pengukuran 3 pasang sensor suhu mempunyai error rata-rata pada pembebanan seimbang sebesar 0,56%, sedangkan pada pembebanan tidak seimbang sebesar 0,37%

4. Dala m tugas akhir in i belu m dapat dilaku kan pengiriman data secara online, namun untuk fitur-fitur pada webserver sudah siap untuk menerima data dari modul GSM/ GPRS. C. Saran

Saran-saran yang dapat diberikan berkaitan dengan tugas akhir ini antara la in :

1) Perlu diadakan penelitian ke mbali tentang perancangan online monitoring transformator daya dengan interface yang berbeda.

2) Perlu dila kukan perbandingan penggunaan sensor suhu LM-35 dengan sensor suhu yang lebih baik agar pembacaan data suhu lebih akurat dan cepat.

3) Perlu d iadakan penelitian ke mbali terkait penggunaan voltage devider (rangkaian pe mbagi tegangan) untuk menurunkan tegangan sebelum d iolah oleh mikro kontroler. 4) Perlu pengembangan lebih lanjut mengenai sistem

ko munikasi data yang efektif.

5) Perlu pena mbahan fitur-fitur baru pada web server untuk me mudahkan operator dala m me mantau kondisi transformator seperti dapat membaca arus harmonisa, mengetahui beban yang terpakai, dan dapat me mprediksi umur t ransformator.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada PT. PLN APJ Mojokerto dan PT. Mulya Jatra yang telah me mbantu secara materi, perlengkapan pengambilan data, dan te mpat percobaan. Serta Dire ktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Dirjen DIKTI), Departe men Pendid ikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang telah me mberikan dukungan finansial mela lui dana hibah penelitian 2012.

DAFTAR PUSTA KA

[1] Setiabudy, Rudy.“Transformator pada Sistem T ransmisi Listrik - Materi Kuliah Transmisi dan Distribusi Daya Listrik”.Depok.11 Maret 2008 [2] PT. PLN (Persero).”Buku 4 : Standar Konstruksi Gardu Distribusi dan

Gardu Hubung T enaga Listrik”.Jakarta Selatan.9 Desember 2010 [3] Suswanto, Daman.“ Sistem Distribusi T enaga Listrik”.Padang.2009 [4] Suhadi, dkk.”T eknik Distribusi Tenaga Listrik Jilid 3”.Jakarta.2008 [5] PT. PLN (Persero) P3B.”Panduan Pemeliharaan Transformator

Tenaga”.13 Juni 2003

[6] T.S., Hutauruk.”Pentanahan Netral Sistem T enaga dan Pengetahuan Peralatan”. Penerbit Erlangga.Jakarta.1987.

[7] SPLN 8-2:1991.“Transformator T enaga – Bagian 2: Kenaikan Suhu”.Jakarta.1991

Gambar

Gambar 1. Konstruksi Transformator Distribusi   C.  Kenaikan Suhu Transformator
Gambar 2. Rangkaian CT-235
Gambar 4. Pengujian transformator step down.

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum rele proteksi harus bekerja sesuai dengan yang diharapkan dengan waktu yang cepat sehingga tidak akan mengakibatkan kerusakan, ataupun kalau suatu

Penelitian ini adalah penelitian ekperimental yang menggunakan suatu alat uji sistem AC dengan penambahan bak penampungan dengan metode pengumpulan data yang

pada indikator pengawasan dan pemantauan pada peran kepala desa kariango kecamatan lembang kabupaten pinrang yakni pengawasan dan pemantauan yang dilakukan

Lingkungan Pengendapan dan Kualitas Batubara di Pit J, Daerah Pinang, Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Propinsi Kalimantan Timur” yang membahas mengenai hubungan

Registrasi Nama Tempat Tanggal Lahir Penguruan Tinggi No... Registrasi Nama Tempat Tanggal Lahir Penguruan

Dalam hal anak angkat yang dilakukan secara adat Sasak pada masyarakat Kecamatan Sembalun, dalam pengertian mengenai anak angkat pada masyarakat adat Sasak adalah pengambilan anak

Based on the optimization theory and algorithm of the minimum spanning tree in graph theory, this paper implements the regional growth type of object-oriented image segmentation,

Alat monitoring suhu transformator adalah alat yang dapat mengukur suhu transformator, menyalakan buzzer secara otomatis ketika suhu tinggi dapat mengirimkan