ANALISIS KUALITAS BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR
Fikriyah
Universitas Muhammadiyah Cirebon Email: fikriyah245@gmail.com
Abstrak
Bimbingan dan konseling perlu diberikan kepada siswa Sekolah Dasar karena sebagai individu yang telah berkembang, siswa tidak bisa luput dari tekanan dari dalam diri dan tuntutan dari lingkungannya. Dalam upaya mencapai tugas-tugas perkembanganya, siswa tidak cukup diberi pengajaran saja, tetapi juga perlu mendapat bantuan yang bersifat individual untuk dapat mengambangkan seluruh potensi yang dimiliki secara optimal. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kualitas layanan bimbingan dan konseling di SDN 1 Babakan Sumber Cirebon. Metode yang digunakan adalah metode Survey. Populasi dalam penelitian ini kelas V SDN 1 Babakan Sumber Cirebon yang berjumlah 36 siswa. Sampel dalam penelitian ini merupakan sampel jenuh di mana semua anggota populasi menjadi sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 7 siswa (19,4%) siswa menyatakan layanan bimbingan dan konseling baik, 22 siswa (61,2%) siswa menyatakan layanan bimbingan dan konseling sedang, dan 7 siswa (19,4%) siswa menyatakan layanan bimbingan dan konseling kurang. Dengan hasil temuan ini penting kiranya bagi institusi untuk meningkatkan kembali kinerja bimbingan dan konselingnya.
Kata Kunci : Bimbingan Konseling, Metode Survey, Sekolah Dasar,
Abstract
Guidance and counseling should be given to the students in elementary school because as a human who have been being develope, students can not on target from the pressure that comes from themselves and from their environment. To reach the duties of their development, students are not enough given a teaching only, however they also need assist individually for developing all of potency fated optimum. This research head for describe quality of guidance service and counseling in SDN 1 Babakan Sumber Cirebon. this research uses survey method. the population in this research in V grade of SDN 1 Babakan Sumber Cirebon has 36 students. The sample of this research is saturated sample where all of population's members become a sample. The result of research elaborates that 7 students (19,4%) stated that guidance service and counseling is good, 22 students (61,2%) state that it is ordinary, and 7 students (19,4%) state that it is minus. Based on this reaserch, the institution must increase guidance and counseling performance.
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Bimbingan merupakan sebuah istilah yang sudah umum digunakan dalam dunia pendidikan. Bimbingan pada dasarnya merupakan upaya bantuan untuk membantu individu
mencapai perkembangan yang
optimal. Supriadi (2004 : 207) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan oleh konselor/ pembimbing kepada klien agar klien dapat : (1) memahami dirinya, (2)
mengarahkan dirinya, (3)
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya, (4) menyesuaikan diri
dengan lingkungannya (keluarga,
sekolah, masyarakat), (5) mengambil manfaat dari peluang-peluang yang
dimilikinya dalam rangka
mengembangkan diri sesuai dengan potensi-potensinya, sehingga berguna bagi dirinya dan masyarakatnya.
Kebutuhan akan layanan
bimbingan di sekolah dasar muncul dari karakteristik dan masalah-masalah
perkembangan peserta didik.
Pendekatan perkembangan dalam
bimbingan merupakan pendekatan
yang tepat digunakan di SD karena pendekatan ini lebih berorientasi pada pengembangan ekologi perkembangan
peserta didik. Konselor yang
menggunakan pendekatan
perkembangan melakukan identifikasi keterampilan dan pengalaman yang diperlukan siswa agar berhasil di sekolah dan dalam kehidupannya.
Latar belakang perlunya
bimbingan dan konseling di sekolah
karena adanya: kesadaran akan
perlunya sistem pengajaran dan
pelayanan kependidikan yang berpusat pada kebutuhan dan karakteristik anak, kesadaran akan perlunya penerapan konsep demokrasi dalam pendidikan, kesadaran akan permasalahan individu dalam kehidupan masyarakat yang selalu berubah dan berkembang, kesadaran akan persoalan yang akan dihadapi dalam kehidupan mereka.
Bimbingan dan konseling perlu
diberikan kepada siswa Sekolah Dasar karena sebagai individu yang telah berkembang, siswa tidak bisa luput dari tekanan dari dalam diri dan tuntutan dari lingkungannya. Dalam
upaya mencapai tugas-tugas
perkembanganya, siswa tidak cukup diberi pengajaran saja, tetapi juga perlu mendapat bantuan yang bersifat
individual untuk dapat
mengambangkan seluruh potensi yang dimiliki secara optimal.
Potensi anak akan berkembang secara optimal jika kualitas layanan bimbingan dan konseling berjalan dengan baik. Penelitian ini bertujuan
mendeskripsikan kualitas layanan
bimbingan dan konseling di SD Negeri 1 Babakan Sumber Cirebon.
A. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Periode masa anak sekolah dasar merupakan periode anak akhir, yaitu pada usia 7 sampai 12 tahun (Yusuf, 2005:197). Pada usia ini mereka mulai memasuki sekolah dan mendapatkan
pengetahuan yang berguna bagi
kehidupannya kelak. Pada usia ini, anak-anak lebih sering main dengan
teman sebayanya dan senang
berkelompok. Mereka mulai membuat aturan sendiri dalam kelompok dan harus patuh untuk mengikuti peraturan tersebut. Anak merasa lebih percaya
diri jika mereka dapat menjadi bagian dari kelompok, sedangkan anak yang tidak dapat menjadi bagian dari kelompok akan merasa rendah diri (inferiority), seperti dalam teorinya Erik H. Erickson (Suyanto, 2005:72) bahwa anak pada usia ini masuk pada tahap industry vs inferiority (usia 6-12 tahun).
Tugas-tugas perkembangan pada usia ini (Yusuf, 2005:197) adalah sebagai berikut:
a. Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan b. Belajar membentuk sikap positif,
yang sehat terhadap dirinya
sendiri
c. Belajar bergaul dengan teman sebaya
d. Belajar memainkan peran sesuai dengan jenis kelaminnya
e. Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung f. Belajar mengembangkan konsep
(agama, ilmu pengetahuan, adat istiadat) seharihari
g. Belajar mengembangkan kata hati (pemahaman tentang benar-salah, baik-buruk)
h. Belajar mengembangkan sikap positif terhadap kehidupan sosial i. Belajar memperoleh kebebasan
yang bersifat pribadi (sikap
mandiri)
j. Mengenal dan mengamalkan
ajaran agama sehari-hari.
B. Tinjauan tentang Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
Bimbingan merupakan
terjemahan dari “Guidance” dan Konseling merupakan serapan kata dari “counseling”. Guidance berasal dari akar kata “guide” yang secara luas
bermakna : mengarahkan (to direct), memandu (to pilot), mengelola (to
manage), menyampaikan (to descript),
mendorong (to motivate), membantu mewujudkan (helping to create), memberi (to giving),
bersungguh-sungguh (to commit), pemberi
pertimbangan dan bersikap demokratis (democratic performance). Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dari seorang yang ahli, namun tidak sesederhana itu untuk memahami pengertian dari bimbingan.
Myrick dalam Muro & Kotman, l995 yang diperjelas kembali oleh Sunaryo Kartadinata (1998 : 15) dan Ahman (2005 : 11-34) mengemukakan empat pendekatan dapat dirumuskan sebagai pendekatan dalam bimbingan, yaitu pendekatan (a) krisis, (b)
remedial, (c) preventif, (d)
perkembangan.
Dalam pendekatan krisis,
pembimbing menunggu munculnya
suatu krisis dan dia bertindak
membantu seseorang yang
menghadapi krisis itu. Teknik yang digunakan dalam pendekatan ini adalah teknik-teknik yang secara “pasti” dapat mengatasi krisis itu.
Di dalam pendekatan remedial, guru akan memfokuskan bantuannya kepada upaya menyembuhkan atau
memperbaiki kelemahan-kelemahan
yang tampak. Tujuan bantuan dari pendekatan ini ialah menghindarkan terjadinya krisis yang mungkin terjadi.
Dalam pendekatan
preventifmencoba mengantisipasi
masalah-masalah generik dan
mencegah terjadinya masalah itu.
Masalah-masalah yang dimaksud
kenakalan, merokok dan sejenisnya yang secara potensial masalah itu dapat terjadi pada siswa secara umum.
Sedangkanpendekatan
perkembanganmerupakan pendekatan yang lebih mutakhir dan lebih proaktif
dibandingkan dengan ketiga
pendekatan sebelumnya.
Pembimbingan yang menggunakan
pendekatan ini beranjak dari
pemahaman tentang keterampilan dan pengalaman khusus yang dibutuhkan siswa untuk mencapai keberhasilan di sekolah dan di dalam kehidupan.
Pendekatan perkembangan ini
memberikan perhatian pada tahap-tahap perkembangan siswa, kebutuhan dan minat, serta membantu siswa mempelajari keterampilan hidup.
Model bimbingan perkembangan
memungkinkan konselor untuk
memfokuskan tidak sekedar terhadap gangguan emosional klien, melainkan
lebih mengupayakan pencapaian
tujuan dalam kaitan penguasaan tugas-tugas perkembangan, menjembatani tugas-tugas yang muncul pada saat
tertentu, dan meningkatkan
sumberdaya dan kompetensi dalam memberikan bantuan terhadap pola perkembangan yang optimal dari klien (Blocher, 1974:79). Konselor/ guru
senantiasa berupaya untuk
menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif, yang memfasilitasi
perkembangan konseli/ peserta didik.
Konselor dan personel
Sekolah/Madrasah lainnya secara
sinergi sebagai teamwork
berkolaborasi atau bekerjasama
merencanakan dan melaksanakan
program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya
membantu konseli/peserta didik
mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi
kelompok atau curah pendapat
(brainstorming), home room, dan karyawisata.
Kebutuhan akan layanan
bimbingan di sekolah dasar bertolak
dari kebutuhan dan masalah
perkembangan siswa, temuan
lapangan (Sunnaryo Kartadinata,
1992; Sutaryat Trisnamansyah dkk, 1992) menunjukkan bahwa masalah-masalah perkembangan siswa sekolah
dasar menyangkut ranah
perkembangan fisik, kognitif, pribadi, sosial da emosional. Masalah-masalah
perkembangan ini memunculkan
kebutuhan akan layanan bimbingan di
sekolah dasar. Sisi lain yang
memunculkan layanan kebutuhan akan layanan bimbingan sekolah dasar ialah rentang keragaman individual siswa yang relatif lebar.Adapun orientasi bimbingan perkembangan di sekolah dasar adalah:
a. Membantu Murid Mewujudkan Tugas-tugas Perkembangannya.
Tugas perkembangan adalah suatu tugas yang timbul pada suatu masa tertentu dalam kehidupan seseorang. Keberhasilan seorang individu menunaikan tugas-tugas perkembangannya secara baik akan memungkinkan individu itu memperoleh kebahagiaan dalam
hidupnya, dan akan
mempermudah dirinya
melaksanakan tugas-tugas
perkembangan berikutnya.
Havighurst menyatakan ada
sejumlah perkembangan yang
anak-anak tingkat sekolah dasar (umur 6-12 tahun), yaitu :
1) Mempelajari
ketrampilan-ketrampilan fisik yang
diperlukan dalam bermain. 2) Mengembangkan keseluruhan
sikap terhadap diri sendiri
sebagai organism yang
sedang tumbuh.
3) Belajar bergaul dengan
teman-teman sebaya. 4) Mengembangkan
ketrampilan-ketrampilan
dasar dalam membaca,
menulis, dan berhitung. 5) Mempelajari peranan social,
baik sebagai wanita maupun sebagai pria.
6) Mengembangkan
konsep-konsep yang dibutuhkan
untuk kehidupan sehari-hari. 7) Mengembangkan kata hati,
moralitas dan norma-norma.
8) Mendapatkan kebebasan
pribadi.
9) Mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok dan badan-badan social. b. Membantu Memenuhi kebutuhan-kebutuhan Dasar Siswa
Sebagaimana manusia umumnya, maka siswa memiliki kebutuhan-kebutuhan dasar tertentu. Maslow
(Ngalim Porwanto, 1990:77)
mengemukakan ada lima tingkat kebutuhan dasar manusia. Secara hierarkis, kelima kebutuhan dasar itu antara lain :
1) Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan dasar yang bersifat
primer dan vital, yang
menyangkut fungsi-fungsi
biologis dasar dari organism manusia, seperti kebutuhan
akan makanan, pakaian dan perumahan.
2) Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan untuk terbebas dari rasa takut, terlindung dari
bahaya, dan ancaman
penyakit, perlakuan tidak adil dan sebagainya.
3) Kebutuhan kasih saying, yaitu
kebutuhan untuk merasa
dicintai dan dimiliki serta disayangi oleh orang lain. 4) Kebutuhan penghargaan, yaitu
kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan atau prestasi,
kemampuan, kedudukan,
pangkat dan sebagainya yang dimiliki.
5) Kebutuhan aktualisasi diri,
yaitu kebutuhan untuk
menampilkan atau
menunjukan kemampuan diri secara maksimum dan kreatif.
c. Mengatasi Pengaruh Kondisi
Rumah Tangga yang Kurang
Menguntungkan
Anak-anak yang memasuki sekolah dasar berasal dari berbagai latar belakang rumah tangga. Ada yang orang tuanya kaya, ada yang miskin, ada yang rumah tangganya retak (broken home), ada yang ditolak atau diterima sebagaimana mestinya, dan ada anak yang dilindungi dan dipilihkasihi secara berlebihan.
d. Mengatasi Pengaruh Kondisi
Sekolah yang Tidak Sehat
Sekolah tidak selalu menjadi
tempat yang menyenangkan bagi setiap siswa. Ada kalanya sekolah menjadi sumber masalah pada diri siswa. Di antara kondisi-kondisi sekolah yang dapat menjadi sumber
masalah pada diri siswa adalah: 1) kurikulum yang tidak sesuai, 2) persaingan yang tidak sehat sesama murid, 3) guru kurang memahami
perbedaan- perbedaan individu
murid, 4) pelaksanaan administrasi sekolah yang tidak teratur, dan 5) kepribadian guu serta cara-cara pengelolaan kelas yang kurang mantap.
e. Mengatasi pengaruh kondisi
sosial-budaya yang kurang
menguntungkan
Kemajuan-kemajuan yang di capai dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dewasa ini telah
membuat orang memperoleh
banyak kemudahan di jagad raya ini. Akan tetapi dampak yang di
timbulakan itu tidak hanya
menguntungkan tetpi juga
merugikan masyarakat, yaitu
beberapa pengaruh-pengaruh buruk sebagai ekses dari pembangunan itu sendiri.
C. Tinjauan tentang Penilaian
Bimbingan dan Konseling
Penilaian layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari program
bimbingan dan konseling secara
keseluruhan. Hal ini berarti bahwa setiap tindakan layanan bimbingan dan konseling seyogyanya diikuti oleh tindakan penilaian. Karena dengan demikian akan memungkinkan guru (pelaksana bimbingan dan konseling di sekolah dasar) dapat mengetahui sejauh mana tujuan-tujuan layanan
bimbingan dan konseling yang
diberikannya telah tercapai. Secara khusus penilaian layanan bimbingan
dan konseling di sekolah dasar bertujuan:
1. Mengungkapkan sejauh mana
layanan pengumpulan data telah dilaksanakan di sekolah dasar
2. Mengungkapkan sejauh mana
murid telah memanfaatkan data tentang diri dan lingkungan yang
tersedia di sekolah untuk
memahami lebih banyak keadaan diri dan lingkungannya.
3. Mengungkapkan sejauh mana
layanan bimbingan karier telah dilaksanakan dan sejauh mana
murid telah memanfaatkannya
untuk menunjang kemajuan
belajarnya di sekolah
4. Mengungkapkan sejauh mana
layanan bantuan pemecahan
masalah telah dilaksanakan, yang meliputi jenis-jenis masalah dan
cara penanggulangannya serta
banyaknya murid yang telah
memanfaatkannya.
5. Mengungkapkan sejauh mana
layanan penempatan dan
penyaluran telah dilaksanakan,
yang meliputi jenis layanan dan
banyaknya murid yang telah
memanfaatkan layanan penempatan dan penyaluran.
6. Mengungkapkan sejauh mana
terjadinya kerjasama antar semua staf sekolah dan antara sekolah dengan orang tua murid.
7. Mengungkapkan sejauh mana
terjadinya hubungan kerjasama
antara sekolah dan masyarakat. Untuk menentukan sejauh mana tujuan-tujuan di atas telah tercapai, perlu ditetapkan kriteria yang menjadi
tolak ukur keberhasilan layanan
dasar, kriteria yang dimaksud antara lain adalah:
1. Semakin banyak murid yang
berhasil dengan baik dalam belajar atau semakin sedikit yang gagal dalam belajar.
2. Sebagian besar murid dapat
menyesuaikan dirinya secara baik dengan tuntutan-tuntutan sekolah, dengan teman-teman, dan dengan lingkungan.
3. Sebagian murid memiliki semangat yang tinggi untuk belajar karena memiliki banyak kesempatan untuk memahami secara jelas tujuan-tujuan dan cara-cara belajar.
4. Sebagian besar murid telah
memahami keadaan diri dan
lingkungannya dengan baik.
5. Sebagian besar murid di sekolah
telah menghayati fungsi dan
peranan layanan bimbingan dan konseling yang diberikan oleh gurunya.
6. Adanya hubungan yang harmonis antara murid sesamanya dan antara murid dengan guru.
7. Sebagian besar murid telah
memiliki rencana-rencana yang
sistematik untuk menyelesaikan
tugas sekolah mereka, serta
mengetahui cara membuat rencana yang lebih baik.
8. Adanya hasrat yang lebih besar dari
guru-guru untuk memperoleh
informasi yang lebih lengkap dan menyeluruh mengenai diri murid-muridnya.
9. Sebagian besar murid telah
mendapat layanan penempatan dan penyaluran yang sesuai dengan sifat-sifat pribadi yang dimilikinya. 10. Semakin meningkatnya hubungan kerjasama antara sekolah dengan
orang tua murid dalam membina
dan mengembangkan pribadi
murid.
11. Semakin banyak warga
masyarakat yang menyadari ada dan pentingnya layanan bimbingan dan konseling bagi murid-murid, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
12. Semakin banyak murid dan warga masyarakat lainnya yang meminta
jasa layanan bimbingan dan
konseling.
13. Semakin sedikit murid yang
membuat tindakan-tindakan
indispliner.
14. Semakin sedikit murid yang putus sekolah.
D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode Survey. Survey merupakan metode yang paling ekonomis dan banyak digunakan dalam penilaian layanan bimbingan. Dengan metode ini dalam waktu yang singkat dapat diperoleh data lebih banyak dan
menyeluruh mengenai pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah. Pendekatan survey dapat digunakan untuk mengungkapkan keadaan proses dan hasil layanan bimbingan dan konseling.
Populasi dalam penelitian ini kelas V SD Negeri 1 Babakan Sumber Cirebon yang berjumlah 36 siswa.
Sampel dalam penelitian ini
merupakan sampel jenuh di mana semua anggota populasi menjadi sampel. Data dalam penelitian ini diambil menggunakan angket. Angket berisi sejumlah pertanyaan mengenai pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Adapun teknik analisis data
yang digunakan adalah analisis
deskriptif selanjutnya dilakukan
kategorisasi dengan bantuan SPSS 16.
E. Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan unuk
mengetahui kualitas layanan
bimbingan dan konseling di SDN 1
Babakan Sumber Cirebon. Data
diperoleh melalui angket dan hasilnya disajikan di bawah ini:
Uji Normalias Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kualitas Layanan BK N 36 Normal Parametersa Mean 5,972 Std. Deviation 0,844 Most Extreme Differences Absolute 0,236 Positive 0,236 Negative -0,235 Kolmogorov-Smirnov Z 1,421 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,035 a. Test distribution is Normal.
Analisis data di atas dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal. Karena
data berdistribusi normal maka
kategorisasi data mengunakan rumus: Baik: X > Mean + SD
Cukup: Mean-SD ≤ X ≤ Mean+SD Kurang: X < Mean-SD
Hasil analisis dengan SPSS 16 sebagai berikut Statistics Kualitas Layanan BK N Valid 36 Missing 0 Mean 5,972 Median 6 Std. Deviation 0,845 Percentiles 25 5 50 6 75 6,75
Tabel di atas dapat dikategorisasikan : Baik X> 6,8
Sedang 5,2≤X≤6,8 Rendah X<5,2
Dengan mengacu pada ketentuan di atas maka dapat dinyatakan bahwa: 7 siswa (19,4%) siswa menyatakan layanan bimbingan dan konseling baik, 22 siswa (61,2%) siswa menyatakan layanan bimbingan dan konseling sedang, dan 7 siswa (19,4%) siswa menyatakan layanan bimbingan dan konseling kurang.
F. Kesimpulan
Berdasarkan survey yang dilakukan pada siswa kelas V SDN 1 Babakan Sumber Cirebon dengan angket sebagai
instrumen pengambilan datanya
ditemukan bahwa 7 siswa (19,4%) siswa menyatakan layanan bimbingan dan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 6 2 0 1 1 1 0 1 1 1 0 6 3 0 0 1 1 0 1 1 1 0 5 4 1 1 1 0 1 1 1 1 0 7 5 0 1 0 1 1 0 1 1 1 6 6 1 0 1 0 1 1 1 1 1 7 7 1 0 1 1 1 1 1 0 1 7 8 1 1 0 1 0 1 0 1 1 6 9 1 0 1 1 0 1 0 1 1 6 10 0 1 1 0 1 1 0 1 1 6 11 0 1 0 1 1 0 1 1 0 5 12 0 1 0 1 1 0 1 1 0 5 13 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 14 0 1 1 1 1 0 0 1 1 6 15 0 1 0 1 1 1 0 1 0 5 16 0 1 1 1 1 0 1 1 0 6 17 0 1 0 1 1 0 1 0 1 5 18 1 1 0 1 0 1 1 1 0 6 19 0 1 1 0 1 1 0 1 1 6 20 0 1 1 1 0 1 1 1 1 7 21 0 1 1 0 0 1 1 1 1 6 22 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 23 1 0 1 1 0 1 0 0 0 4 24 1 0 1 0 1 0 1 1 0 5 25 0 1 1 1 0 1 1 1 1 7 26 0 1 1 1 1 0 1 1 0 6 27 0 1 0 1 1 0 1 0 1 5 28 1 1 0 1 0 1 1 1 0 6 29 0 1 1 0 1 1 0 1 1 6 30 0 1 1 1 0 1 1 1 1 7 31 1 0 1 1 0 1 0 1 1 6 32 0 1 1 0 1 1 0 1 1 6 33 0 1 0 1 1 0 1 1 0 5 34 0 1 0 1 1 0 1 1 0 5 35 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 36 0 1 1 1 1 0 0 1 1 6
Skor Butir Jawaban
konseling baik, 22 siswa (61,2%) siswa menyatakan layanan bimbingan dan konseling sedang, dan 7 siswa (19,4%) siswa menyatakan layanan bimbingan dan konseling kurang. Dengan hasil temuan ini penting kiranya bagi institusi untuk meningkatkan kembali kinerja bimbingan dan konselingnya.
DaftarPustaka
Ahman. Bimbingan Perkembangan:
Model Bimbingan dan Konseling di
Sekolah Dasar (Studi Kearah
Penemuan Model Bimbingan pada Beberapa Sekolah Dasar di Jawa Barat). Disertasi. Bandung: 1998. Program Pascasarjana UPI Bandung Blocher. Dovelopmental Counseling.New
York: 1974. Jhon Willey and Sonmuhlianto.blogspot.com/.../makal
ah-bimbingan-anak
Sunaryo Kartadinata. Identifikasi
Kebutuhan dan Masalah Perkembangan
Murid Sekolah Dasar dan Implikasinya bagi Layanan
Bimbingan. IKIP
Bandung: l992. Laporan Penelitian _______, dkk. Bimbingan di Sekolah
Dasar, Jakarta: 1998. Dirjen Dikti Depdikbud
Slamet Suyanto. Dasar-dasar Pendidikan
Anak Usia Dini. Yogyakarta: 2005.
Hikayat Publishing.
Yusuf, Syamsu LN, dan Juntika, A.
Landasan Bimbingan dan Konseling.