• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KUALITAS BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR. Fikriyah Universitas Muhammadiyah Cirebon

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KUALITAS BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR. Fikriyah Universitas Muhammadiyah Cirebon"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KUALITAS BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR

Fikriyah

Universitas Muhammadiyah Cirebon Email: fikriyah245@gmail.com

Abstrak

Bimbingan dan konseling perlu diberikan kepada siswa Sekolah Dasar karena sebagai individu yang telah berkembang, siswa tidak bisa luput dari tekanan dari dalam diri dan tuntutan dari lingkungannya. Dalam upaya mencapai tugas-tugas perkembanganya, siswa tidak cukup diberi pengajaran saja, tetapi juga perlu mendapat bantuan yang bersifat individual untuk dapat mengambangkan seluruh potensi yang dimiliki secara optimal. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kualitas layanan bimbingan dan konseling di SDN 1 Babakan Sumber Cirebon. Metode yang digunakan adalah metode Survey. Populasi dalam penelitian ini kelas V SDN 1 Babakan Sumber Cirebon yang berjumlah 36 siswa. Sampel dalam penelitian ini merupakan sampel jenuh di mana semua anggota populasi menjadi sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 7 siswa (19,4%) siswa menyatakan layanan bimbingan dan konseling baik, 22 siswa (61,2%) siswa menyatakan layanan bimbingan dan konseling sedang, dan 7 siswa (19,4%) siswa menyatakan layanan bimbingan dan konseling kurang. Dengan hasil temuan ini penting kiranya bagi institusi untuk meningkatkan kembali kinerja bimbingan dan konselingnya.

Kata Kunci : Bimbingan Konseling, Metode Survey, Sekolah Dasar,

Abstract

Guidance and counseling should be given to the students in elementary school because as a human who have been being develope, students can not on target from the pressure that comes from themselves and from their environment. To reach the duties of their development, students are not enough given a teaching only, however they also need assist individually for developing all of potency fated optimum. This research head for describe quality of guidance service and counseling in SDN 1 Babakan Sumber Cirebon. this research uses survey method. the population in this research in V grade of SDN 1 Babakan Sumber Cirebon has 36 students. The sample of this research is saturated sample where all of population's members become a sample. The result of research elaborates that 7 students (19,4%) stated that guidance service and counseling is good, 22 students (61,2%) state that it is ordinary, and 7 students (19,4%) state that it is minus. Based on this reaserch, the institution must increase guidance and counseling performance.

(2)

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Bimbingan merupakan sebuah istilah yang sudah umum digunakan dalam dunia pendidikan. Bimbingan pada dasarnya merupakan upaya bantuan untuk membantu individu

mencapai perkembangan yang

optimal. Supriadi (2004 : 207) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan oleh konselor/ pembimbing kepada klien agar klien dapat : (1) memahami dirinya, (2)

mengarahkan dirinya, (3)

memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya, (4) menyesuaikan diri

dengan lingkungannya (keluarga,

sekolah, masyarakat), (5) mengambil manfaat dari peluang-peluang yang

dimilikinya dalam rangka

mengembangkan diri sesuai dengan potensi-potensinya, sehingga berguna bagi dirinya dan masyarakatnya.

Kebutuhan akan layanan

bimbingan di sekolah dasar muncul dari karakteristik dan masalah-masalah

perkembangan peserta didik.

Pendekatan perkembangan dalam

bimbingan merupakan pendekatan

yang tepat digunakan di SD karena pendekatan ini lebih berorientasi pada pengembangan ekologi perkembangan

peserta didik. Konselor yang

menggunakan pendekatan

perkembangan melakukan identifikasi keterampilan dan pengalaman yang diperlukan siswa agar berhasil di sekolah dan dalam kehidupannya.

Latar belakang perlunya

bimbingan dan konseling di sekolah

karena adanya: kesadaran akan

perlunya sistem pengajaran dan

pelayanan kependidikan yang berpusat pada kebutuhan dan karakteristik anak, kesadaran akan perlunya penerapan konsep demokrasi dalam pendidikan, kesadaran akan permasalahan individu dalam kehidupan masyarakat yang selalu berubah dan berkembang, kesadaran akan persoalan yang akan dihadapi dalam kehidupan mereka.

Bimbingan dan konseling perlu

diberikan kepada siswa Sekolah Dasar karena sebagai individu yang telah berkembang, siswa tidak bisa luput dari tekanan dari dalam diri dan tuntutan dari lingkungannya. Dalam

upaya mencapai tugas-tugas

perkembanganya, siswa tidak cukup diberi pengajaran saja, tetapi juga perlu mendapat bantuan yang bersifat

individual untuk dapat

mengambangkan seluruh potensi yang dimiliki secara optimal.

Potensi anak akan berkembang secara optimal jika kualitas layanan bimbingan dan konseling berjalan dengan baik. Penelitian ini bertujuan

mendeskripsikan kualitas layanan

bimbingan dan konseling di SD Negeri 1 Babakan Sumber Cirebon.

A. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Periode masa anak sekolah dasar merupakan periode anak akhir, yaitu pada usia 7 sampai 12 tahun (Yusuf, 2005:197). Pada usia ini mereka mulai memasuki sekolah dan mendapatkan

pengetahuan yang berguna bagi

kehidupannya kelak. Pada usia ini, anak-anak lebih sering main dengan

teman sebayanya dan senang

berkelompok. Mereka mulai membuat aturan sendiri dalam kelompok dan harus patuh untuk mengikuti peraturan tersebut. Anak merasa lebih percaya

(3)

diri jika mereka dapat menjadi bagian dari kelompok, sedangkan anak yang tidak dapat menjadi bagian dari kelompok akan merasa rendah diri (inferiority), seperti dalam teorinya Erik H. Erickson (Suyanto, 2005:72) bahwa anak pada usia ini masuk pada tahap industry vs inferiority (usia 6-12 tahun).

Tugas-tugas perkembangan pada usia ini (Yusuf, 2005:197) adalah sebagai berikut:

a. Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan b. Belajar membentuk sikap positif,

yang sehat terhadap dirinya

sendiri

c. Belajar bergaul dengan teman sebaya

d. Belajar memainkan peran sesuai dengan jenis kelaminnya

e. Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung f. Belajar mengembangkan konsep

(agama, ilmu pengetahuan, adat istiadat) seharihari

g. Belajar mengembangkan kata hati (pemahaman tentang benar-salah, baik-buruk)

h. Belajar mengembangkan sikap positif terhadap kehidupan sosial i. Belajar memperoleh kebebasan

yang bersifat pribadi (sikap

mandiri)

j. Mengenal dan mengamalkan

ajaran agama sehari-hari.

B. Tinjauan tentang Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar

Bimbingan merupakan

terjemahan dari “Guidance” dan Konseling merupakan serapan kata dari “counseling”. Guidance berasal dari akar kata “guide” yang secara luas

bermakna : mengarahkan (to direct), memandu (to pilot), mengelola (to

manage), menyampaikan (to descript),

mendorong (to motivate), membantu mewujudkan (helping to create), memberi (to giving),

bersungguh-sungguh (to commit), pemberi

pertimbangan dan bersikap demokratis (democratic performance). Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dari seorang yang ahli, namun tidak sesederhana itu untuk memahami pengertian dari bimbingan.

Myrick dalam Muro & Kotman, l995 yang diperjelas kembali oleh Sunaryo Kartadinata (1998 : 15) dan Ahman (2005 : 11-34) mengemukakan empat pendekatan dapat dirumuskan sebagai pendekatan dalam bimbingan, yaitu pendekatan (a) krisis, (b)

remedial, (c) preventif, (d)

perkembangan.

Dalam pendekatan krisis,

pembimbing menunggu munculnya

suatu krisis dan dia bertindak

membantu seseorang yang

menghadapi krisis itu. Teknik yang digunakan dalam pendekatan ini adalah teknik-teknik yang secara “pasti” dapat mengatasi krisis itu.

Di dalam pendekatan remedial, guru akan memfokuskan bantuannya kepada upaya menyembuhkan atau

memperbaiki kelemahan-kelemahan

yang tampak. Tujuan bantuan dari pendekatan ini ialah menghindarkan terjadinya krisis yang mungkin terjadi.

Dalam pendekatan

preventifmencoba mengantisipasi

masalah-masalah generik dan

mencegah terjadinya masalah itu.

Masalah-masalah yang dimaksud

(4)

kenakalan, merokok dan sejenisnya yang secara potensial masalah itu dapat terjadi pada siswa secara umum.

Sedangkanpendekatan

perkembanganmerupakan pendekatan yang lebih mutakhir dan lebih proaktif

dibandingkan dengan ketiga

pendekatan sebelumnya.

Pembimbingan yang menggunakan

pendekatan ini beranjak dari

pemahaman tentang keterampilan dan pengalaman khusus yang dibutuhkan siswa untuk mencapai keberhasilan di sekolah dan di dalam kehidupan.

Pendekatan perkembangan ini

memberikan perhatian pada tahap-tahap perkembangan siswa, kebutuhan dan minat, serta membantu siswa mempelajari keterampilan hidup.

Model bimbingan perkembangan

memungkinkan konselor untuk

memfokuskan tidak sekedar terhadap gangguan emosional klien, melainkan

lebih mengupayakan pencapaian

tujuan dalam kaitan penguasaan tugas-tugas perkembangan, menjembatani tugas-tugas yang muncul pada saat

tertentu, dan meningkatkan

sumberdaya dan kompetensi dalam memberikan bantuan terhadap pola perkembangan yang optimal dari klien (Blocher, 1974:79). Konselor/ guru

senantiasa berupaya untuk

menciptakan lingkungan belajar yang

kondusif, yang memfasilitasi

perkembangan konseli/ peserta didik.

Konselor dan personel

Sekolah/Madrasah lainnya secara

sinergi sebagai teamwork

berkolaborasi atau bekerjasama

merencanakan dan melaksanakan

program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya

membantu konseli/peserta didik

mencapai tugas-tugas

perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi

kelompok atau curah pendapat

(brainstorming), home room, dan karyawisata.

Kebutuhan akan layanan

bimbingan di sekolah dasar bertolak

dari kebutuhan dan masalah

perkembangan siswa, temuan

lapangan (Sunnaryo Kartadinata,

1992; Sutaryat Trisnamansyah dkk, 1992) menunjukkan bahwa masalah-masalah perkembangan siswa sekolah

dasar menyangkut ranah

perkembangan fisik, kognitif, pribadi, sosial da emosional. Masalah-masalah

perkembangan ini memunculkan

kebutuhan akan layanan bimbingan di

sekolah dasar. Sisi lain yang

memunculkan layanan kebutuhan akan layanan bimbingan sekolah dasar ialah rentang keragaman individual siswa yang relatif lebar.Adapun orientasi bimbingan perkembangan di sekolah dasar adalah:

a. Membantu Murid Mewujudkan Tugas-tugas Perkembangannya.

Tugas perkembangan adalah suatu tugas yang timbul pada suatu masa tertentu dalam kehidupan seseorang. Keberhasilan seorang individu menunaikan tugas-tugas perkembangannya secara baik akan memungkinkan individu itu memperoleh kebahagiaan dalam

hidupnya, dan akan

mempermudah dirinya

melaksanakan tugas-tugas

perkembangan berikutnya.

Havighurst menyatakan ada

sejumlah perkembangan yang

(5)

anak-anak tingkat sekolah dasar (umur 6-12 tahun), yaitu :

1) Mempelajari

ketrampilan-ketrampilan fisik yang

diperlukan dalam bermain. 2) Mengembangkan keseluruhan

sikap terhadap diri sendiri

sebagai organism yang

sedang tumbuh.

3) Belajar bergaul dengan

teman-teman sebaya. 4) Mengembangkan

ketrampilan-ketrampilan

dasar dalam membaca,

menulis, dan berhitung. 5) Mempelajari peranan social,

baik sebagai wanita maupun sebagai pria.

6) Mengembangkan

konsep-konsep yang dibutuhkan

untuk kehidupan sehari-hari. 7) Mengembangkan kata hati,

moralitas dan norma-norma.

8) Mendapatkan kebebasan

pribadi.

9) Mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok dan badan-badan social. b. Membantu Memenuhi kebutuhan-kebutuhan Dasar Siswa

Sebagaimana manusia umumnya, maka siswa memiliki kebutuhan-kebutuhan dasar tertentu. Maslow

(Ngalim Porwanto, 1990:77)

mengemukakan ada lima tingkat kebutuhan dasar manusia. Secara hierarkis, kelima kebutuhan dasar itu antara lain :

1) Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan dasar yang bersifat

primer dan vital, yang

menyangkut fungsi-fungsi

biologis dasar dari organism manusia, seperti kebutuhan

akan makanan, pakaian dan perumahan.

2) Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan untuk terbebas dari rasa takut, terlindung dari

bahaya, dan ancaman

penyakit, perlakuan tidak adil dan sebagainya.

3) Kebutuhan kasih saying, yaitu

kebutuhan untuk merasa

dicintai dan dimiliki serta disayangi oleh orang lain. 4) Kebutuhan penghargaan, yaitu

kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan atau prestasi,

kemampuan, kedudukan,

pangkat dan sebagainya yang dimiliki.

5) Kebutuhan aktualisasi diri,

yaitu kebutuhan untuk

menampilkan atau

menunjukan kemampuan diri secara maksimum dan kreatif.

c. Mengatasi Pengaruh Kondisi

Rumah Tangga yang Kurang

Menguntungkan

Anak-anak yang memasuki sekolah dasar berasal dari berbagai latar belakang rumah tangga. Ada yang orang tuanya kaya, ada yang miskin, ada yang rumah tangganya retak (broken home), ada yang ditolak atau diterima sebagaimana mestinya, dan ada anak yang dilindungi dan dipilihkasihi secara berlebihan.

d. Mengatasi Pengaruh Kondisi

Sekolah yang Tidak Sehat

Sekolah tidak selalu menjadi

tempat yang menyenangkan bagi setiap siswa. Ada kalanya sekolah menjadi sumber masalah pada diri siswa. Di antara kondisi-kondisi sekolah yang dapat menjadi sumber

(6)

masalah pada diri siswa adalah: 1) kurikulum yang tidak sesuai, 2) persaingan yang tidak sehat sesama murid, 3) guru kurang memahami

perbedaan- perbedaan individu

murid, 4) pelaksanaan administrasi sekolah yang tidak teratur, dan 5) kepribadian guu serta cara-cara pengelolaan kelas yang kurang mantap.

e. Mengatasi pengaruh kondisi

sosial-budaya yang kurang

menguntungkan

Kemajuan-kemajuan yang di capai dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dewasa ini telah

membuat orang memperoleh

banyak kemudahan di jagad raya ini. Akan tetapi dampak yang di

timbulakan itu tidak hanya

menguntungkan tetpi juga

merugikan masyarakat, yaitu

beberapa pengaruh-pengaruh buruk sebagai ekses dari pembangunan itu sendiri.

C. Tinjauan tentang Penilaian

Bimbingan dan Konseling

Penilaian layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dari program

bimbingan dan konseling secara

keseluruhan. Hal ini berarti bahwa setiap tindakan layanan bimbingan dan konseling seyogyanya diikuti oleh tindakan penilaian. Karena dengan demikian akan memungkinkan guru (pelaksana bimbingan dan konseling di sekolah dasar) dapat mengetahui sejauh mana tujuan-tujuan layanan

bimbingan dan konseling yang

diberikannya telah tercapai. Secara khusus penilaian layanan bimbingan

dan konseling di sekolah dasar bertujuan:

1. Mengungkapkan sejauh mana

layanan pengumpulan data telah dilaksanakan di sekolah dasar

2. Mengungkapkan sejauh mana

murid telah memanfaatkan data tentang diri dan lingkungan yang

tersedia di sekolah untuk

memahami lebih banyak keadaan diri dan lingkungannya.

3. Mengungkapkan sejauh mana

layanan bimbingan karier telah dilaksanakan dan sejauh mana

murid telah memanfaatkannya

untuk menunjang kemajuan

belajarnya di sekolah

4. Mengungkapkan sejauh mana

layanan bantuan pemecahan

masalah telah dilaksanakan, yang meliputi jenis-jenis masalah dan

cara penanggulangannya serta

banyaknya murid yang telah

memanfaatkannya.

5. Mengungkapkan sejauh mana

layanan penempatan dan

penyaluran telah dilaksanakan,

yang meliputi jenis layanan dan

banyaknya murid yang telah

memanfaatkan layanan penempatan dan penyaluran.

6. Mengungkapkan sejauh mana

terjadinya kerjasama antar semua staf sekolah dan antara sekolah dengan orang tua murid.

7. Mengungkapkan sejauh mana

terjadinya hubungan kerjasama

antara sekolah dan masyarakat. Untuk menentukan sejauh mana tujuan-tujuan di atas telah tercapai, perlu ditetapkan kriteria yang menjadi

tolak ukur keberhasilan layanan

(7)

dasar, kriteria yang dimaksud antara lain adalah:

1. Semakin banyak murid yang

berhasil dengan baik dalam belajar atau semakin sedikit yang gagal dalam belajar.

2. Sebagian besar murid dapat

menyesuaikan dirinya secara baik dengan tuntutan-tuntutan sekolah, dengan teman-teman, dan dengan lingkungan.

3. Sebagian murid memiliki semangat yang tinggi untuk belajar karena memiliki banyak kesempatan untuk memahami secara jelas tujuan-tujuan dan cara-cara belajar.

4. Sebagian besar murid telah

memahami keadaan diri dan

lingkungannya dengan baik.

5. Sebagian besar murid di sekolah

telah menghayati fungsi dan

peranan layanan bimbingan dan konseling yang diberikan oleh gurunya.

6. Adanya hubungan yang harmonis antara murid sesamanya dan antara murid dengan guru.

7. Sebagian besar murid telah

memiliki rencana-rencana yang

sistematik untuk menyelesaikan

tugas sekolah mereka, serta

mengetahui cara membuat rencana yang lebih baik.

8. Adanya hasrat yang lebih besar dari

guru-guru untuk memperoleh

informasi yang lebih lengkap dan menyeluruh mengenai diri murid-muridnya.

9. Sebagian besar murid telah

mendapat layanan penempatan dan penyaluran yang sesuai dengan sifat-sifat pribadi yang dimilikinya. 10. Semakin meningkatnya hubungan kerjasama antara sekolah dengan

orang tua murid dalam membina

dan mengembangkan pribadi

murid.

11. Semakin banyak warga

masyarakat yang menyadari ada dan pentingnya layanan bimbingan dan konseling bagi murid-murid, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

12. Semakin banyak murid dan warga masyarakat lainnya yang meminta

jasa layanan bimbingan dan

konseling.

13. Semakin sedikit murid yang

membuat tindakan-tindakan

indispliner.

14. Semakin sedikit murid yang putus sekolah.

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode Survey. Survey merupakan metode yang paling ekonomis dan banyak digunakan dalam penilaian layanan bimbingan. Dengan metode ini dalam waktu yang singkat dapat diperoleh data lebih banyak dan

menyeluruh mengenai pelayanan

bimbingan dan konseling di sekolah. Pendekatan survey dapat digunakan untuk mengungkapkan keadaan proses dan hasil layanan bimbingan dan konseling.

Populasi dalam penelitian ini kelas V SD Negeri 1 Babakan Sumber Cirebon yang berjumlah 36 siswa.

Sampel dalam penelitian ini

merupakan sampel jenuh di mana semua anggota populasi menjadi sampel. Data dalam penelitian ini diambil menggunakan angket. Angket berisi sejumlah pertanyaan mengenai pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Adapun teknik analisis data

(8)

yang digunakan adalah analisis

deskriptif selanjutnya dilakukan

kategorisasi dengan bantuan SPSS 16.

E. Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan unuk

mengetahui kualitas layanan

bimbingan dan konseling di SDN 1

Babakan Sumber Cirebon. Data

diperoleh melalui angket dan hasilnya disajikan di bawah ini:

Uji Normalias Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kualitas Layanan BK N 36 Normal Parametersa Mean 5,972 Std. Deviation 0,844 Most Extreme Differences Absolute 0,236 Positive 0,236 Negative -0,235 Kolmogorov-Smirnov Z 1,421 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,035 a. Test distribution is Normal.

Analisis data di atas dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal. Karena

data berdistribusi normal maka

kategorisasi data mengunakan rumus: Baik: X > Mean + SD

Cukup: Mean-SD ≤ X ≤ Mean+SD Kurang: X < Mean-SD

Hasil analisis dengan SPSS 16 sebagai berikut Statistics Kualitas Layanan BK N Valid 36 Missing 0 Mean 5,972 Median 6 Std. Deviation 0,845 Percentiles 25 5 50 6 75 6,75

Tabel di atas dapat dikategorisasikan : Baik X> 6,8

Sedang 5,2≤X≤6,8 Rendah X<5,2

Dengan mengacu pada ketentuan di atas maka dapat dinyatakan bahwa: 7 siswa (19,4%) siswa menyatakan layanan bimbingan dan konseling baik, 22 siswa (61,2%) siswa menyatakan layanan bimbingan dan konseling sedang, dan 7 siswa (19,4%) siswa menyatakan layanan bimbingan dan konseling kurang.

F. Kesimpulan

Berdasarkan survey yang dilakukan pada siswa kelas V SDN 1 Babakan Sumber Cirebon dengan angket sebagai

instrumen pengambilan datanya

ditemukan bahwa 7 siswa (19,4%) siswa menyatakan layanan bimbingan dan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 6 2 0 1 1 1 0 1 1 1 0 6 3 0 0 1 1 0 1 1 1 0 5 4 1 1 1 0 1 1 1 1 0 7 5 0 1 0 1 1 0 1 1 1 6 6 1 0 1 0 1 1 1 1 1 7 7 1 0 1 1 1 1 1 0 1 7 8 1 1 0 1 0 1 0 1 1 6 9 1 0 1 1 0 1 0 1 1 6 10 0 1 1 0 1 1 0 1 1 6 11 0 1 0 1 1 0 1 1 0 5 12 0 1 0 1 1 0 1 1 0 5 13 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 14 0 1 1 1 1 0 0 1 1 6 15 0 1 0 1 1 1 0 1 0 5 16 0 1 1 1 1 0 1 1 0 6 17 0 1 0 1 1 0 1 0 1 5 18 1 1 0 1 0 1 1 1 0 6 19 0 1 1 0 1 1 0 1 1 6 20 0 1 1 1 0 1 1 1 1 7 21 0 1 1 0 0 1 1 1 1 6 22 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 23 1 0 1 1 0 1 0 0 0 4 24 1 0 1 0 1 0 1 1 0 5 25 0 1 1 1 0 1 1 1 1 7 26 0 1 1 1 1 0 1 1 0 6 27 0 1 0 1 1 0 1 0 1 5 28 1 1 0 1 0 1 1 1 0 6 29 0 1 1 0 1 1 0 1 1 6 30 0 1 1 1 0 1 1 1 1 7 31 1 0 1 1 0 1 0 1 1 6 32 0 1 1 0 1 1 0 1 1 6 33 0 1 0 1 1 0 1 1 0 5 34 0 1 0 1 1 0 1 1 0 5 35 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 36 0 1 1 1 1 0 0 1 1 6

Skor Butir Jawaban

(9)

konseling baik, 22 siswa (61,2%) siswa menyatakan layanan bimbingan dan konseling sedang, dan 7 siswa (19,4%) siswa menyatakan layanan bimbingan dan konseling kurang. Dengan hasil temuan ini penting kiranya bagi institusi untuk meningkatkan kembali kinerja bimbingan dan konselingnya.

DaftarPustaka

Ahman. Bimbingan Perkembangan:

Model Bimbingan dan Konseling di

Sekolah Dasar (Studi Kearah

Penemuan Model Bimbingan pada Beberapa Sekolah Dasar di Jawa Barat). Disertasi. Bandung: 1998. Program Pascasarjana UPI Bandung Blocher. Dovelopmental Counseling.New

York: 1974. Jhon Willey and Sonmuhlianto.blogspot.com/.../makal

ah-bimbingan-anak

Sunaryo Kartadinata. Identifikasi

Kebutuhan dan Masalah Perkembangan

Murid Sekolah Dasar dan Implikasinya bagi Layanan

Bimbingan. IKIP

Bandung: l992. Laporan Penelitian _______, dkk. Bimbingan di Sekolah

Dasar, Jakarta: 1998. Dirjen Dikti Depdikbud

Slamet Suyanto. Dasar-dasar Pendidikan

Anak Usia Dini. Yogyakarta: 2005.

Hikayat Publishing.

Yusuf, Syamsu LN, dan Juntika, A.

Landasan Bimbingan dan Konseling.

Gambar

Tabel di atas dapat dikategorisasikan :  Baik X&gt; 6,8

Referensi

Dokumen terkait

Namun demikian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa, setelah proses pembelajaran dengan multimedia presentasi teroptimasi diterapkan mengalami

One-Group Pretest-Posttest Design. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi keterlaksanaan, lembar tes keterampilan proses sains, dan lembar angket

Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan perundang-undangan yang mengacu pada bahan hukum primer berupa Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-undang No.1

Fungsi Boron bagi tanaman selain yang telah dijelaskan di atas, menurut hasil rangkuman Fageria dan Gheyi (1999) dalam Fageria (2009) dikelompokkan sebagai berikut: (1)

Dalam penelitian Biancuzzo (2013) dan Indriyani (2016) yaitu usaha untuk merangsang hormon prolaktin dan oskitosin pada ibu setelah melahirkan selain dengan

Secara umum proses sertifikasi mencakup : peserta yang telah memastikan diri kompetensinya sesuai dengan standar kompetensi untuk paket/okupasi Operator Forklif dapat segera

Koordinasi bersama semua Ketua Program Studi untuk melakukan kegiatan akademik di laboratorium berupa pengabdian masyarakat oleh dosen yang berada di dalam

Pada tingkat kepolisian tindakan yang dilakukan dilakukan dalam penegakkan hukum terhadap pe- nyalahgunaan Narkotika dan Psi- kotropika di Kota Jambi sudah