33
BAB III
PROSES MERANCANG TRAINER AC
3.1 Design Yang Di InginkanTabel 3.1 Design Yang Di Inginkan
NO. DAFTAR KEHENDAK
1. Konstruksi sederhana
2. Mudah diperbaiki
3. Mekanisme sederhana / tidak rumit
4. Mudah untuk dioperasikan
5. Mudah dalam pemeliharaan dan perbaikan
6. Mudah dalam pemasangan
7. Fungsi masing- masing komponen bekerja dengan baik
8. Fleksibilitas stabilitas ( Adaptor ) mampu menahan beban dan daya listrik trainer AC
9. Sumber energi dengan memanfaatkan mekaisme yang ada 10. Fungsi utama trainer AC dan bekerja dengan semestinya
11. Kekencangan puly motor listrik yang dihubungkan dengan Kompresos bisa di atur
12. Mudah untuk dibongkar / pasang ketika terjadi kerusakan
13. Trainer mudah digunakan dan dapat berguna untuk media ajar sistem refrigerasi
14. Perancagan desain trainer dapat di kembangkan lebih baik atau bisa di modifikasi
34 3.2 Klasifikasi atau Persyaratan
Tabel 3.2 Klasifikasi atau Persyaratan Design
PERUBAHAN D
W
KLASIFIKASI / PERSYARATAN
MATERIAL
D 1. Komponen – komponen Trainer AC dapat bekerja maksimal
W 2. Beban motor listrik bisa memutar puly pada kompresor
W 3. Kontruksi kuat
SINYAL
W 1. Sistem refrigerasi pada trainer bisa di operasikan dan berfungsi D 2. Perbandingan puly 1 : 2 bisa memutar kompresor
W 3. Kekencangan puly dapat diatur
KINEMATIKA
W 1. Motor listrik mampu menggerakan kompresor AC
ERGONOMI
D 1. Kontruksi Sederhana
D 2. Mudah di Operasikan
KESELAMATAN / SAFETY
W 1. Kontruksi aman dalam pengoperasian
PRODUKSI
D 1. Biaya pembuatan relatif
D 2. Komponen / material mdah didapat
KEMAMPUAN OPERASI
D 1. Kontruksi aman / tahan lama
PERAWATAN / MAINTANANCE
W 1. Pemeliharaan dan perbaikan yang mudah
35 3.3 Struktur Fungsi
Struktur fungsi didefinisikan sebagai hubungan secara umum antara input dan output suatu system teknik yang akan menjalankan tugas tertentu.
Keterangan :
Ei = Energi In put Eo = Energi Out put
Mi = Material In put Mo = Material Out put
Si = Sinyal In put Si = Sinyal Out put
3.3.1 Unsur – Unsur Utama
Siklus Pendinginan pada Trainer AC Mobil
Proses Sistem Refrigerasi pada Mobil dengan Refrigerant R-134a pada Trainer Air Conditioning, dapat dijelaskan pada siklus pendinginan berikut :
Gambar 3.1 Siklus Pendinginan pada Trainer AC
36 3.3.2 Fungsi Komponen Utama
3.3.2.1 Kompresor
Di dalam kompresor, refrigerant yang bertemperatur dan bertekanan rendah dikompresikan sehingga mempunyai temperatur dan tekanan tinggi. Kemudian dari kompresor, refrigerant yang telah berbentuk uap ini masuk ke dalam kondensor melalui pompa tekan (discharge line).
3.3.2.2 Kondensor
Di dalam kondensor, uap refrigerant yang bertemperatur dan tekanan tinggi didinginkan oleh udara sehingga berkondensasi menjadi cairan refrigerant. Di dalam kondensor ini, energi kalor yang dibawa oleh uap refrigerant di lepaskan dan diterima oleh medium pendinginnya.
3.3.2.3 Dryer
Selanjutnya refrigerant cair dari kondensor akan diterima oleh dryer untuk kemudian dialirkan pada pipa kapiler yang berfungsi sebagai alat ekspansi. Pada pipa kapiler, tekanan refrigerant yang akan masuk evaporator diturunkan. Penurunan tekanan ini disesuaikan dengan kondisi yang diinginkan sehingga refrigerant dapat menyerap cukup banyak kalor di dalam evaporator.
3.3.2.4 Evaporator
Refrigerant yang bertekanan rendah akan menguap di dalam
pipa-pipa evaporator. Penguapan ini membutuhkan energi kalor yang diserap dari sekelilingnya, sehingga ruangan menjadi dingin karena
37 temperaturnya turun. Uap refrigerant dari evaporator, seterusnya akan masuk ke pipa hisap (suction line) menuju kompresor lagi.
3.4 Prinsip Solusi Hasil Perancangan Motor Listrik Penggerak Kompresor
Gambar 3.2 Ilustrasi Transmisi Daya Puli Sumber : Design Puli
3.4.1 Perbandingan Reduksi i (i > 1) = = = 1 1400 1000= = 143 100= 1 1.4 = = 1.43 = 1 = 1 . . . ( 18 )
38 1.43 = 1 1.4 = dimana : n1 : 1400 rpm n2 : 1000 rpm d1 : 4 ″ (10 cm) d2 : 5″ (14.3 cm)
3.4.2 Kecepatan Sabuk Belt Trainer AC dimana :
V = kecepatan sabuk (m/s) d = diameter puli motor (mm) n = putaran motor listrik (rpm)
= . . . m/s =3.14 100 1400 60 .1000 =439600 60000 = . /
3.4.3 Panjang Belt yang di Gunakan pada Trainer AC
Panjang C = 440 mm.
Maka panjang belt pada puli motor ke puli kompresor adalah : = 2 + – + –
. . . ( 19 )
39 dimana :
L = panjang sabuk (mm) C = jarak sumbu poros (mm) dp = diameter puli pengerak (mm) Dp = diameter puli kompresor (mm)
= 2 + 2 – + 1 4 – = 2 × 440 + . 100 – 143 + × 143 – 100 = 880 + 1.57 (243 ) + 1 1760 (1849 ) = 880 + 381.5 + 1.05 = 1262.5 = 126.2
Jadi, panjang belt yang digunakan, mempunyai panjang 126.2 cm
3.4.4 Type Belt yang digunakan
Type belt yang digunakan pada trainer AC ini dalah Type A
Gambar 3.3 Dimensi Type A
Sumber : Service Division Toyota-Astra Motor. New Step I Traning Manual
56 56 56
40 3.5 Varian Refrigerant
Kelompok refrigerant yang banyak digunakan dan mempunyai aspek lingkungan yang penting adalah refrigerant halokarbon, yaitu refrigerant dengan molekul yang memiliki atom-atom halogen (fluor atau khlor) dan karbon. Refrigerant halokarbon terbagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut:
1) Refrigerant CFC (chlorofluorocarbon), yaitu refrigeran halokarbon dengan molekul yang terdiri dari atom-atom khlor (Cl), fluor (F), dan karbon (C).Contoh refrigeran ini yang cukup populer adalah refrigerant CFC-11 (trichloro-fluoro-carbon,CFCl3), CFC-12 (dichloro-difluoro-carbon, CF2Cl2), dan lain-lain.
2) Refrigerant HCFC (hydrochlorofluorocarbon), yaitu refrigerant halokarbon dengan molekul yang terdiri dari atom-atom hidrogen (H), khlor (Cl), fluor (F),dan karbon (C). Salah satu refrigerant ini yang populer adalah refrigerant HCFC-22 (chloro-difluoro-metil, CHF2Cl).
3) Refrigerant HFC (hydrofluorocarbon), yaitu refrigerant halokarbon dengan molekul yang terdiri dari atom-atom hidrogen (H), fluor (F), dan karbon (C).Salah satu contoh refrigerant ini yang populer adalah HFC-134a (C2H2F4).
Refrigerant HFC134a tidak mempunyai sifat perusak ozon dan juga tidak
mengandung racun (karena tidak mengandung clor), HFC 134a kalau dilepaskan ke udara maka secara cepat akan menguap dengan menyerap panas dari udara sekitarnya.
41 3.6 Kombinasi Prinsip Solusi
Tabel 3.3 Kombinasi Prinsip Solusi Design
NO. UNSUR
MESIN
DAN MATRIAL
PERSYARATAN PRINSIP SOLUSI VARIAN
1 2 3
1. Bahan rangka
Besi hollo Besi bulat
2. Roda
Roda tanpa rumah Roda dengan pengunci Roda dengan center
3. Papan kayu
Papan partikel Papan triplek Papan kayu
4. Baut
Baut drat tajam Baut drat tumpul
5. Motor listrik
1 phase 1 pk 1 phase 2 pk
42 6. Kompresor 7. Kondensor 8. Fan kondensor 9. Dryer 10. Evaporator 11. Blower evaporator 12. Expansion valve 13. Adaptor Adaptor AC
43 14. Refrigerant Refrigerant 134a 15. Pelumas Oli pelumas 16. Pressure gauge Pressure gauge 17. Pipa / tube 18. Warna cat Warna Merah Warna Biru
Berikut ini gambar perancangan desain trainer air conditioning dengan letak komponen-komponen utama AC mobil dan motor listrik sebagai penganti mesin kendaraan yang dihubungkan dengan sebuah belt ke kompresor.
44 Skala 1:10 mm
Gambar 3.4 Perancangan Desain Trainer AC Mobil Sumber : Design Trainer
Keterangan gambar :
1) Motor Listrik 7) Blower
2) Kompresor 8) Fan kondensor
3) Kondensor 9) Belt dan puly
4) Dryer 10) pressure gauge high
5) Katub Expansi 11) Pressure gauge low
45 3.6.1 Pembuatan Rangka Meja Trainer AC
skala 1:10 mm
Gambar 3.5 Desain Rangka Meja Trainer AC Sumber : Design Trainer
Bahan rangka : Besi hollo 38x38 mm, tebal 1.6 mm, panjang ± 10 meter Besi hollo 38x15 mm, tebal 1.6 mm, panjang ± 2 meter Roda : caster-wheel 3″, jumlah 4 roda
Papan Kayu : tebal papan 9 mm, 800x850 mm dan 400x800 mm Alat-alat yang digunakan pada pembuatan rangka trainer adalah:
1) Gergaji besi 7) Palu besi
2) Penggaris (meteran) 8) Obeng
3) Las listrik 9) Tang
4) Elektroda 10) Bortangan
5) Grinda 11) Kuas
6) Penggores/ pensil 12) Kape, dll
46 dimensi (ukuran) yang telah ditentukan. Proses pertama adalah pemotongan batang besi hollo dan penyambungan setiap batang dengan proses pengelasan, pembuatan dudukan motor listrik, kompresor dan unit pendingin dan pemasangan roda juga dilakukan, hingga finishing. Proses kedua adalah pemasangan papan kayu dengan tebal 9″ pada rangka dengan pemasangan baut/ screw dibagian-bagian pinggir rangka trainer AC dengan bantuan bor tangan. Proses ketiga pemasangan/ penempatan komponen-komponen utama sistem AC mobil pada rangka media trainer AC yang telah dibuat.
3.6.2 Komponen yang digunakan pada Trainer AC 1) Kompresor
Merek : Nippon Denso R-134a
Made : Japan
Type : Rotary Through Vane
Gambar 3.6 Kompresor Sumber : Foto Kamera Digital 2) Kondensor
Merek : Showa Aluminium
47 Gambar 3.7 Kondensor
Sumber : Foto Kamera Digital 3) Fan Kondensor
Merek : ACM PDM-08101 E
Type : 12 volt/80 watt
Gambar 3.8 Fan Kondensor Sumber : Foto Kamera Digital 4) Dryer
Merek : ACM
Type : Filter Drier for R-134a
Gambar 3.9 Dryer Sumber : Foto Kamera Digital
5) Unit Pendingin (Evaporator, Blower Kipas, Expansion Valve)
Merk : Denso
Tipe : Evaporator model plat fin (rusuk)
48 Gambar 3.10 Evaporator
Sumber : Foto Kamera Digital
Gambar 3.11 Katub Expansi Sumber : Foto Kamera Digital
Gambar 3.12 Blower Sumber : Foto Kamera Digital 6) Motor Listrik
Merek Power : S E M
phase : Single Phase AC Motor
made : made in China
Rpm : 1400 rpm
Volt : 220 V
Amp/Hz : 12-5 A/ 50 Hz
Gambar 3.13 Motor Listrik Sumber : Foto Kamera Digital 7) Adaptor
Merk : Assembly (Box Boston)
Input : AC 240 V, 30 A
49 Gambar 3.14 Adaptor
Sumber : Foto Kamera Digital 8) Refrigerant
Merk : Bailian Group Chemical Industry
Type/ Jenis : Refrigerant R 134a
Netto : 300 g
Gambar 3.15 Refrigerant R-134a Sumber : Foto Kamera Digital 9) Pelumas
Merek : Too Cool
Made : Japan
Type : Synthetic Refrigeration Oil HFC/ R-134a
Netto : 125 ml
Gambar 3.16 Pelumas Sumber : Foto Kamera Digital 12) Pressure Gauge
Merek : Refco, Swiss
Type : High pressure gauge
Low pressure gauge 10) Sekring (fuse)
50 3.6.3 Instalasi Sistem Refrigerasi Trainer AC
skala 1:10 mm
Gambar 3.17 Instalasi Sistem Refrigerasi Trainer AC Sumber : Design Trainer
Proses penginstalasian pemipaan (mekanik) dan sistem kelistrikan berikutnya akan dikerjakan setelah komponen-komponen utama dan pendukung tersebut terpasang pada rangka meja trainer.
3.6.3.1 Instalasi Sistem Pemipaan
Pengerjaan sistem pemipaan meliputi pemotongan (cutting), peluasan (reaming), pembengkokan pipa (bending), flaring dan swaging, pengelasan (welding), serta penginstalasiannya.
51 3.6.3.1.1 Pemotongan (cutting)
Pemotongan adalah pengerjaan pemotongan pipa dilakukan dengan menggunakan alat khusus yang disebut tubbing cutter atau cutter pipe. Alat ini mempunyai sebuah mata pisau/blade yang berbentuk bulat dan dapat berputar pada porosnya.
Gambar 3.18 Cutter Pipe
Sumber : telusur Google Picture Cutter Pipe 3.6.3.1.2 Peluasan (reaming)
proses reaming/ peluasan ini adalah serpihan setelah proses pemotongan tidak terbawa masuk kedalam sistem dan menghindari kebocoran pada saat pipa tersebut disambungkan. Salah satu sisi dari reamer digunakan untuk meratakan bagian luar pipa dan sisi lainya
digunakan untuk meratakan bagian dalam pipa.
3.6.3.1.3 Pembengkokan (bending)
proses pembengkokan (bending process) pada pipa, juga harus diperhatikan tentang jenis dan ukuran bahan yang akan diproses. ada dua cara pembengkokan pipa yaitu :
1) Pegas pembengkok (bending spring) 2) Dengan tipe pengungkit (lever type bender)
52
Gambar 3.19 Tipe Pengungkit dan contoh hasil bending Sumber : telusur Google Picture Tipe Pengungkit
3.6.3.1.4 Flaring dan swaging
Proses flaring dan swaging adalah proses pengembagan pipa yang akan disambung atau diinstalasi, baik itu pada sistem maupun pada pemipaan lainya sesuai dengan kebutuhan. Adapun tujuan dari kedua proses ini adalah untuk memudahkan proses dari penyambungan instalasi pipa-pipa sistem refrigerasi.
Gambar 3.20 flaring dan hasil flaring pada pipa Sumber : telusur Google Picture Flaring
3.6.3.1.5 Fitting untuk sistem pemipaan (fitting for piping system)
Sistem refrigerasi pada trainer AC ini, terdapat dua macam sambungan yaitu sambungan pipa, dan sambungan las. Berikut ini akan dijelaskan mengenai kedua sambungan tersebut :
a) Pipe fitting (sambugan pipa)
Sistem yang menggunakan refrigerant pada proses refrigerasi cara penyambungannya terdiri dari fitting yang berulir dan pipa yang berulir
53 pula sehingga sambungan ini merupakan ukuran standar, tergantung dari ukuran ulir dan pipanya itu sendiri, menggunakan nepel dengan ujung pipa yang sudah di flaring sebelumnya.
Gambar 3.21 Pipe fitting Sumber : Foto Kamera Digital b) Weld fitting (sambungan las)
Penyambungan dengan cara welding fitting yaitu penyambungan dengan menggunakan bahan tambahan dengan jenis bahan yang sama dengan pipa. Pada proses pengenstalasian jenis ini, perangkat las yang digunakan adalah las asetiline atau las karbit.
3.6.4 Kelistrikan Pada Trainer AC
Instalasi kelistrikan pada trainer air conditioning menggunakan sebuah adaptor 30 A untuk mengubah Arus AC (Alternating Curren) 220 volt 50 hezh menjadi arus DC (Direct Curren) 12 volt menjadi keluaran, untuk mengganti fungsi Aki/ Accu (battery). Komponen-komponen tersebut di antaranya fan pada kondensor, blower pada evaporator dan magnetic clutch pada kompresor.
untuk membatasi beban arus yang berlebihan dan menghindari terjadinya kerusakan pada rangkaian saat terjadi konsleting atau hubungan singkat setiap kompenen terdapat sikring dan untuk memutus dan menghubungkan arus listrik pada instalasi dipasang relay.
54 Gambar 3.22 Diagram Rangkaian Kelistrikan AC Mobil
Sumber : Service Division Toyota-Astra Motor. New Step I Traning Manual Pada saat saklar Blower pada Posisi ON :
Jalannya arus listrik dari terminal positip baterai fuse kumparan relay 1 saklar blower massa. Karena kumparan relay 1 dialiri arus listrik, inti besi menjadi magnet dan titik kontak menutup. Akibatnya arus listrik dari baterai mengalir ke motor blower, sehingga blower berputar.
Pada saat saklar AC ON :
Arus listrik mengalir dari terminal baterai positif fuse relay 1 switch AC thermostat switch dual pressure switch kumparan relay 3 massa. Karena kumparan relay 3 dialiri arus listrik, inti besi menjadi magnet dan titik kontak menutup. Akibatnya arus listrik dari batrai mengalir ke magnetic clutch titik kontak relay 3 massa. Sehingga kompresor AC berputar dan sistem AC bekerja.
55 Yang membedakan rangkaian kelistrikan trainer AC ini dengan diagram rangkaian kelistrikan AC mobil di atas adalah penggunaan Adaptor pengganti battery/ Accu, fungsinya agar komponen-komponen kelistrikan AC pada trainer
dapat dioperasikan.
3.7 Gambar Solusi Kombinasi Prinsip Solusi
Gambar 3.23 Modifikasi Rancangan Trainer Air Conditioning Sumber : Design Trainer
56 3.8 Evaluasi Pemvakuman & Pengisian Refrigerant R-134a
3.8.1 Proses Pemvakuman
Sebelum kompresor diisi dengan refrigerant, perlu dilakukan proses pemvakuman terlebih dahulu. Hal ini penting untuk memastikan bahwa tidak ada kotoran kotoran, uap air (bunga es) dan udara di dalam kompresor dan pipa-pipa refrigerant yang dapat menyebabakan tejadinya penyumbatan di pipa kapiler.
langkah-langkah pemvakuman sistem dapat dilakukan sebagai berikut: 1) Memasang manifold gauge pada sistem
2) Menghubungkan selang warna kuning kepentil isi/buang yang terdapat pada kompresor
3) Menghubungkan selang warna biru kepompa vakum 4) Menghubungkan selang warna merah ke tabung refrigerant
5) Menutup rapat katup merah dan biru yang terdapat pada manifold gauge
6) Menghidupkan pompa vakum, kemudian membuka katup warna biru pada manifold gauge, biarkan selama ± 20 menit sampai tekanan pada manifold gauge compaunt mencapai –30 inHg.
7) Membuka katup warna merah pada manifold gauge untuk membuang udara yang terdapat pada selang warna merah.
8) Menutup semua katup pada manifold gauge setelah kondisi vakum tercapai, dan mematikan pompa vakum.
9) Membiarkan kondisi ini ± 10 menit dengan mempertahankan tekanan pada manifold gauge.
57 10) Jika terdapat kenaikan tekanan setelah langkah no. 9 berarti terdapat
kebocoran pada sistem, lakukan pemeriksaan ulang dan
memperbaikinya.
11) Mengulangi langkah pemvakuman no. 1 sampai no. 9 hingga diyakini tidak terjadi kebocoran.
Gambar 3.24 Pompa Vakum
Sumber : telusur Google Picture Pompa Vakum AC
3.8.2 Proses Pengisian Refrigerant R-134a
Sebelum mengisi refrigerant sistem rangkaian harus dalam keadaan kosong, tidak ada udara ataupun uap air yang tersisa didalamnya. Berikut ini langkah-langkah pengisian Refrigerant R-134a pada instalasi trainer :
1) Pada Manifold Gauge, terdapat 3 selang. Warna kuning yang di tengah terhubung ke tabung refrigerant R-134a, Warna Biru terhubung ke Low Pressure Pentil dan selang terakhir berwarna merah terhubung ke
High Pressure Pentil
Gambar 3.25 Manifold Gauge
Sumber : telusur Google Picture Manifold Gauge
2) Pastikan semua valve dalam keadaan tertutup, lalu hubungkan tiap selang ke portnya masing-masing
58 3) Buka sedikit valve dari tabung, lalu longgarkan sedikit mur selang kuning yang menempel ke Manifold gauge. Tunggu sampai terdengar bunyi Hiss selama 4 detik. Tujuannya untuk membuang udara yang ada dalam selang kuning dan menggantinya dengan refrigerant R-134a 4) Tutup/rapatkan kembali mur pada selang kuning di manifold gauge
tadi, dan tutup juga valve pada tabung refrigerant R-134a
5) Nyalakan motor listrik dan ac pada setting fan yg paling cepat dan suhu yang paling rendah
6) Buka ke 2 valve manifold (Low dan High) hingga terbaca penunjukkan 7) Idealnya, Tekanan rendah maximum 40 PSI, tekanan tinggi maximum
225 PSI
8) Jika kurang, berarti refrigerant R-134a harus ditambah
9) Tutup kembali semua valve, lalu buka sedikit valve tabung refrigerant R-134a
10) Buka valve biru atau low pressure, disinilah proses pengisian refrigerant R-134a berlangsung. Tunggu sesaat sampai penunjukkan akan naik dan terbaca 35 (hingga 40) PSI
11) Dengan motor listrik tetap menyala, tutup valve low press dan tutup valve tabung refrigerant R-134a
12) Buka kembali ke dua valve low and high. Step ini dalah prose pembacaan penunjukkan, jika high pressure belum mencapai 200 PSI, ulangi langkah 9
59 3.9 Hasil Penilaian Akhir
Menguji Kebocoran Instalasi Refrigerasi Pada Trainer AC
1) Untuk mengetahui tempat kebocoran instalasi refrigerasi pada trainer ini, dapat dilakukan dengan cara memberikan busa sabun yang dioleskan pada permukaan instalasi
2) Untuk kebocoran yang terjadi pada sambungan-sambungan berulir, maka sambungan tersebut harus dikencangkan dan apabila terjadi pada sambungan las, maka sambungan tersebut harus dilas kembali.
3) Apabila pengecekan dengan mengoleskan busa sabun pada instalasi dan pengencangan nut/ las sambungan sudah dilakukan, agar memastikan sekali lagi tidak adanya kebocoran pada instalasi, dapat dilakukan cara pemvakuman sistem refrigerasi pada trainer dengan menggunakan pompa vakum yang dilengkapi dengan indikator tekanan. Jika setelah pompa vakum dihentikan dan ditunggu beberapa saat terjadi kenaikan tekanan berarti dalam peralatan uji tersebut masih ada kebocoran (ulangi langkah 1 dan 2).
3.10 Menghitung Besar COP
Proses merancang trainer AC ini dimaksudkan untuk dapat mengetahui unjuk kerja (COP), mesin pendingin besarnya energi yang berguna, yang di wujudkan oleh perbandingan antara efek refrigerasi (ER) sistem dengan kerja (Wk) yang di butuhkan untuk mengkompresi refrigerant di kompresor.
Efek refrigerasi (ER) merupakan selisih dari enthalpi sisi buang (h1) dengan enthalpi sisi isap (h4) pada evaporator. Sedangkan kerja kompresi (WK)
60 adalah selisih dari enthalpi sisi buang (h2) dengan enthalpi sisi hisap (h1) pada kompresor. Secara sistematis dirumuskan :
=
=
=ℎ − ℎ
ℎ − ℎ
Data yang diproleh pada hasil pengujian adalah primer berupa data tekanan (P,psig), temperatur (T,◦C), frekwensi (f, Hz), tegangan (V, volt), kelembaban evaporator (Rh, %), arus (I, Ampere), didapat dengan jalan pengukuran langsung pada setiap kali jenis pengujian pada masa optimum.
Berdasarkan data hasil pengukuran tekanan (P) dan temperatur (T) pada masing-masing titik penguji pada mesin pendingin dan dengan bantuan P-h diagram refrigerant kita dapat menentukan besaran enthalpi (h) pada masing-masing titik. Data akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan sifat-sifat termodinamika refrigerant, untuk dapat menentukan besarnya unjuk kerja (COP) mesin pendingin trainer AC.
Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam melakukan pengujian untuk kerja (COP) mesin pendingin trainer AC minibus adalah :
- Mempersiapkan trainer AC dan alat ukur yang akan digunakan untuk pengambilan data seperti : pressure gauge, infrared/digital thermometer, ampere meter, stopwatch, vaccum pump, tool box dan lain-lain.
61 - Memastikan trainer dan semua berfungsi dengan baik (normal) dan sudah
di isi refrigerant.
- Pastikan alat ukur sudah dalam standar normal (terkaliberasi) - Check atau menghidupkan panel listrik
- Hidupkan mesin pada trainer, lakukan pengujian
Proses pengosongan, pemvakuman dan pengisian ini wajib dilakukan sebelum melakukan pengujian. Untuk mendapatkan hasil yang opyimal dalam pengujian maka hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam proses ini adalah ketelitian baik dalam pemvakuman ataupun pengisian refrigerant kedalam sistem.
Data sekunder didapat dengan bantuan diagram (P-h diagram), sifat-sifat termodinamika refrigerant R-134a sehingga dapat ditentukan unjuk kerja (COP) mesin pendingin trainer AC.