• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PROSES MERANCANG TRAINER AC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PROSES MERANCANG TRAINER AC"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

33

BAB III

PROSES MERANCANG TRAINER AC

3.1 Design Yang Di Inginkan

Tabel 3.1 Design Yang Di Inginkan

NO. DAFTAR KEHENDAK

1. Konstruksi sederhana

2. Mudah diperbaiki

3. Mekanisme sederhana / tidak rumit

4. Mudah untuk dioperasikan

5. Mudah dalam pemeliharaan dan perbaikan

6. Mudah dalam pemasangan

7. Fungsi masing- masing komponen bekerja dengan baik

8. Fleksibilitas stabilitas ( Adaptor ) mampu menahan beban dan daya listrik trainer AC

9. Sumber energi dengan memanfaatkan mekaisme yang ada 10. Fungsi utama trainer AC dan bekerja dengan semestinya

11. Kekencangan puly motor listrik yang dihubungkan dengan Kompresos bisa di atur

12. Mudah untuk dibongkar / pasang ketika terjadi kerusakan

13. Trainer mudah digunakan dan dapat berguna untuk media ajar sistem refrigerasi

14. Perancagan desain trainer dapat di kembangkan lebih baik atau bisa di modifikasi

(2)

34 3.2 Klasifikasi atau Persyaratan

Tabel 3.2 Klasifikasi atau Persyaratan Design

PERUBAHAN D

W

KLASIFIKASI / PERSYARATAN

MATERIAL

D 1. Komponen – komponen Trainer AC dapat bekerja maksimal

W 2. Beban motor listrik bisa memutar puly pada kompresor

W 3. Kontruksi kuat

SINYAL

W 1. Sistem refrigerasi pada trainer bisa di operasikan dan berfungsi D 2. Perbandingan puly 1 : 2 bisa memutar kompresor

W 3. Kekencangan puly dapat diatur

KINEMATIKA

W 1. Motor listrik mampu menggerakan kompresor AC

ERGONOMI

D 1. Kontruksi Sederhana

D 2. Mudah di Operasikan

KESELAMATAN / SAFETY

W 1. Kontruksi aman dalam pengoperasian

PRODUKSI

D 1. Biaya pembuatan relatif

D 2. Komponen / material mdah didapat

KEMAMPUAN OPERASI

D 1. Kontruksi aman / tahan lama

PERAWATAN / MAINTANANCE

W 1. Pemeliharaan dan perbaikan yang mudah

(3)

35 3.3 Struktur Fungsi

Struktur fungsi didefinisikan sebagai hubungan secara umum antara input dan output suatu system teknik yang akan menjalankan tugas tertentu.

Keterangan :

Ei = Energi In put Eo = Energi Out put

Mi = Material In put Mo = Material Out put

Si = Sinyal In put Si = Sinyal Out put

3.3.1 Unsur – Unsur Utama

Siklus Pendinginan pada Trainer AC Mobil

Proses Sistem Refrigerasi pada Mobil dengan Refrigerant R-134a pada Trainer Air Conditioning, dapat dijelaskan pada siklus pendinginan berikut :

Gambar 3.1 Siklus Pendinginan pada Trainer AC

(4)

36 3.3.2 Fungsi Komponen Utama

3.3.2.1 Kompresor

Di dalam kompresor, refrigerant yang bertemperatur dan bertekanan rendah dikompresikan sehingga mempunyai temperatur dan tekanan tinggi. Kemudian dari kompresor, refrigerant yang telah berbentuk uap ini masuk ke dalam kondensor melalui pompa tekan (discharge line).

3.3.2.2 Kondensor

Di dalam kondensor, uap refrigerant yang bertemperatur dan tekanan tinggi didinginkan oleh udara sehingga berkondensasi menjadi cairan refrigerant. Di dalam kondensor ini, energi kalor yang dibawa oleh uap refrigerant di lepaskan dan diterima oleh medium pendinginnya.

3.3.2.3 Dryer

Selanjutnya refrigerant cair dari kondensor akan diterima oleh dryer untuk kemudian dialirkan pada pipa kapiler yang berfungsi sebagai alat ekspansi. Pada pipa kapiler, tekanan refrigerant yang akan masuk evaporator diturunkan. Penurunan tekanan ini disesuaikan dengan kondisi yang diinginkan sehingga refrigerant dapat menyerap cukup banyak kalor di dalam evaporator.

3.3.2.4 Evaporator

Refrigerant yang bertekanan rendah akan menguap di dalam

pipa-pipa evaporator. Penguapan ini membutuhkan energi kalor yang diserap dari sekelilingnya, sehingga ruangan menjadi dingin karena

(5)

37 temperaturnya turun. Uap refrigerant dari evaporator, seterusnya akan masuk ke pipa hisap (suction line) menuju kompresor lagi.

3.4 Prinsip Solusi Hasil Perancangan Motor Listrik Penggerak Kompresor

Gambar 3.2 Ilustrasi Transmisi Daya Puli Sumber : Design Puli

3.4.1 Perbandingan Reduksi i (i > 1) = = = 1 1400 1000= = 143 100= 1 1.4 = = 1.43 = 1 = 1 . . . ( 18 )

(6)

38 1.43 = 1 1.4 = dimana : n1 : 1400 rpm n2 : 1000 rpm d1 : 4 ″ (10 cm) d2 : 5″ (14.3 cm)

3.4.2 Kecepatan Sabuk Belt Trainer AC dimana :

V = kecepatan sabuk (m/s) d = diameter puli motor (mm) n = putaran motor listrik (rpm)

= . . . m/s =3.14 100 1400 60 .1000 =439600 60000 = . /

3.4.3 Panjang Belt yang di Gunakan pada Trainer AC

Panjang C = 440 mm.

Maka panjang belt pada puli motor ke puli kompresor adalah : = 2 + – +

. . . ( 19 )

(7)

39 dimana :

L = panjang sabuk (mm) C = jarak sumbu poros (mm) dp = diameter puli pengerak (mm) Dp = diameter puli kompresor (mm)

= 2 + 2 – + 1 4 – = 2 × 440 + . 100 – 143 + × 143 – 100 = 880 + 1.57 (243 ) + 1 1760 (1849 ) = 880 + 381.5 + 1.05 = 1262.5 = 126.2

Jadi, panjang belt yang digunakan, mempunyai panjang 126.2 cm

3.4.4 Type Belt yang digunakan

Type belt yang digunakan pada trainer AC ini dalah Type A

Gambar 3.3 Dimensi Type A

Sumber : Service Division Toyota-Astra Motor. New Step I Traning Manual

56 56 56

(8)

40 3.5 Varian Refrigerant

Kelompok refrigerant yang banyak digunakan dan mempunyai aspek lingkungan yang penting adalah refrigerant halokarbon, yaitu refrigerant dengan molekul yang memiliki atom-atom halogen (fluor atau khlor) dan karbon. Refrigerant halokarbon terbagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut:

1) Refrigerant CFC (chlorofluorocarbon), yaitu refrigeran halokarbon dengan molekul yang terdiri dari atom-atom khlor (Cl), fluor (F), dan karbon (C).Contoh refrigeran ini yang cukup populer adalah refrigerant CFC-11 (trichloro-fluoro-carbon,CFCl3), CFC-12 (dichloro-difluoro-carbon, CF2Cl2), dan lain-lain.

2) Refrigerant HCFC (hydrochlorofluorocarbon), yaitu refrigerant halokarbon dengan molekul yang terdiri dari atom-atom hidrogen (H), khlor (Cl), fluor (F),dan karbon (C). Salah satu refrigerant ini yang populer adalah refrigerant HCFC-22 (chloro-difluoro-metil, CHF2Cl).

3) Refrigerant HFC (hydrofluorocarbon), yaitu refrigerant halokarbon dengan molekul yang terdiri dari atom-atom hidrogen (H), fluor (F), dan karbon (C).Salah satu contoh refrigerant ini yang populer adalah HFC-134a (C2H2F4).

Refrigerant HFC134a tidak mempunyai sifat perusak ozon dan juga tidak

mengandung racun (karena tidak mengandung clor), HFC 134a kalau dilepaskan ke udara maka secara cepat akan menguap dengan menyerap panas dari udara sekitarnya.

(9)

41 3.6 Kombinasi Prinsip Solusi

Tabel 3.3 Kombinasi Prinsip Solusi Design

NO. UNSUR

MESIN

DAN MATRIAL

PERSYARATAN PRINSIP SOLUSI VARIAN

1 2 3

1. Bahan rangka

Besi hollo Besi bulat

2. Roda

Roda tanpa rumah Roda dengan pengunci Roda dengan center

3. Papan kayu

Papan partikel Papan triplek Papan kayu

4. Baut

Baut drat tajam Baut drat tumpul

5. Motor listrik

1 phase 1 pk 1 phase 2 pk

(10)

42 6. Kompresor 7. Kondensor 8. Fan kondensor 9. Dryer 10. Evaporator 11. Blower evaporator 12. Expansion valve 13. Adaptor Adaptor AC

(11)

43 14. Refrigerant Refrigerant 134a 15. Pelumas Oli pelumas 16. Pressure gauge Pressure gauge 17. Pipa / tube 18. Warna cat Warna Merah Warna Biru

Berikut ini gambar perancangan desain trainer air conditioning dengan letak komponen-komponen utama AC mobil dan motor listrik sebagai penganti mesin kendaraan yang dihubungkan dengan sebuah belt ke kompresor.

(12)

44 Skala 1:10 mm

Gambar 3.4 Perancangan Desain Trainer AC Mobil Sumber : Design Trainer

Keterangan gambar :

1) Motor Listrik 7) Blower

2) Kompresor 8) Fan kondensor

3) Kondensor 9) Belt dan puly

4) Dryer 10) pressure gauge high

5) Katub Expansi 11) Pressure gauge low

(13)

45 3.6.1 Pembuatan Rangka Meja Trainer AC

skala 1:10 mm

Gambar 3.5 Desain Rangka Meja Trainer AC Sumber : Design Trainer

Bahan rangka : Besi hollo 38x38 mm, tebal 1.6 mm, panjang ± 10 meter Besi hollo 38x15 mm, tebal 1.6 mm, panjang ± 2 meter Roda : caster-wheel 3″, jumlah 4 roda

Papan Kayu : tebal papan 9 mm, 800x850 mm dan 400x800 mm Alat-alat yang digunakan pada pembuatan rangka trainer adalah:

1) Gergaji besi 7) Palu besi

2) Penggaris (meteran) 8) Obeng

3) Las listrik 9) Tang

4) Elektroda 10) Bortangan

5) Grinda 11) Kuas

6) Penggores/ pensil 12) Kape, dll

(14)

46 dimensi (ukuran) yang telah ditentukan. Proses pertama adalah pemotongan batang besi hollo dan penyambungan setiap batang dengan proses pengelasan, pembuatan dudukan motor listrik, kompresor dan unit pendingin dan pemasangan roda juga dilakukan, hingga finishing. Proses kedua adalah pemasangan papan kayu dengan tebal 9″ pada rangka dengan pemasangan baut/ screw dibagian-bagian pinggir rangka trainer AC dengan bantuan bor tangan. Proses ketiga pemasangan/ penempatan komponen-komponen utama sistem AC mobil pada rangka media trainer AC yang telah dibuat.

3.6.2 Komponen yang digunakan pada Trainer AC 1) Kompresor

Merek : Nippon Denso R-134a

Made : Japan

Type : Rotary Through Vane

Gambar 3.6 Kompresor Sumber : Foto Kamera Digital 2) Kondensor

Merek : Showa Aluminium

(15)

47 Gambar 3.7 Kondensor

Sumber : Foto Kamera Digital 3) Fan Kondensor

Merek : ACM PDM-08101 E

Type : 12 volt/80 watt

Gambar 3.8 Fan Kondensor Sumber : Foto Kamera Digital 4) Dryer

Merek : ACM

Type : Filter Drier for R-134a

Gambar 3.9 Dryer Sumber : Foto Kamera Digital

5) Unit Pendingin (Evaporator, Blower Kipas, Expansion Valve)

Merk : Denso

Tipe : Evaporator model plat fin (rusuk)

(16)

48 Gambar 3.10 Evaporator

Sumber : Foto Kamera Digital

Gambar 3.11 Katub Expansi Sumber : Foto Kamera Digital

Gambar 3.12 Blower Sumber : Foto Kamera Digital 6) Motor Listrik

Merek Power : S E M

phase : Single Phase AC Motor

made : made in China

Rpm : 1400 rpm

Volt : 220 V

Amp/Hz : 12-5 A/ 50 Hz

Gambar 3.13 Motor Listrik Sumber : Foto Kamera Digital 7) Adaptor

Merk : Assembly (Box Boston)

Input : AC 240 V, 30 A

(17)

49 Gambar 3.14 Adaptor

Sumber : Foto Kamera Digital 8) Refrigerant

Merk : Bailian Group Chemical Industry

Type/ Jenis : Refrigerant R 134a

Netto : 300 g

Gambar 3.15 Refrigerant R-134a Sumber : Foto Kamera Digital 9) Pelumas

Merek : Too Cool

Made : Japan

Type : Synthetic Refrigeration Oil HFC/ R-134a

Netto : 125 ml

Gambar 3.16 Pelumas Sumber : Foto Kamera Digital 12) Pressure Gauge

Merek : Refco, Swiss

Type : High pressure gauge

Low pressure gauge 10) Sekring (fuse)

(18)

50 3.6.3 Instalasi Sistem Refrigerasi Trainer AC

skala 1:10 mm

Gambar 3.17 Instalasi Sistem Refrigerasi Trainer AC Sumber : Design Trainer

Proses penginstalasian pemipaan (mekanik) dan sistem kelistrikan berikutnya akan dikerjakan setelah komponen-komponen utama dan pendukung tersebut terpasang pada rangka meja trainer.

3.6.3.1 Instalasi Sistem Pemipaan

Pengerjaan sistem pemipaan meliputi pemotongan (cutting), peluasan (reaming), pembengkokan pipa (bending), flaring dan swaging, pengelasan (welding), serta penginstalasiannya.

(19)

51 3.6.3.1.1 Pemotongan (cutting)

Pemotongan adalah pengerjaan pemotongan pipa dilakukan dengan menggunakan alat khusus yang disebut tubbing cutter atau cutter pipe. Alat ini mempunyai sebuah mata pisau/blade yang berbentuk bulat dan dapat berputar pada porosnya.

Gambar 3.18 Cutter Pipe

Sumber : telusur Google Picture Cutter Pipe 3.6.3.1.2 Peluasan (reaming)

proses reaming/ peluasan ini adalah serpihan setelah proses pemotongan tidak terbawa masuk kedalam sistem dan menghindari kebocoran pada saat pipa tersebut disambungkan. Salah satu sisi dari reamer digunakan untuk meratakan bagian luar pipa dan sisi lainya

digunakan untuk meratakan bagian dalam pipa.

3.6.3.1.3 Pembengkokan (bending)

proses pembengkokan (bending process) pada pipa, juga harus diperhatikan tentang jenis dan ukuran bahan yang akan diproses. ada dua cara pembengkokan pipa yaitu :

1) Pegas pembengkok (bending spring) 2) Dengan tipe pengungkit (lever type bender)

(20)

52

Gambar 3.19 Tipe Pengungkit dan contoh hasil bending Sumber : telusur Google Picture Tipe Pengungkit

3.6.3.1.4 Flaring dan swaging

Proses flaring dan swaging adalah proses pengembagan pipa yang akan disambung atau diinstalasi, baik itu pada sistem maupun pada pemipaan lainya sesuai dengan kebutuhan. Adapun tujuan dari kedua proses ini adalah untuk memudahkan proses dari penyambungan instalasi pipa-pipa sistem refrigerasi.

Gambar 3.20 flaring dan hasil flaring pada pipa Sumber : telusur Google Picture Flaring

3.6.3.1.5 Fitting untuk sistem pemipaan (fitting for piping system)

Sistem refrigerasi pada trainer AC ini, terdapat dua macam sambungan yaitu sambungan pipa, dan sambungan las. Berikut ini akan dijelaskan mengenai kedua sambungan tersebut :

a) Pipe fitting (sambugan pipa)

Sistem yang menggunakan refrigerant pada proses refrigerasi cara penyambungannya terdiri dari fitting yang berulir dan pipa yang berulir

(21)

53 pula sehingga sambungan ini merupakan ukuran standar, tergantung dari ukuran ulir dan pipanya itu sendiri, menggunakan nepel dengan ujung pipa yang sudah di flaring sebelumnya.

Gambar 3.21 Pipe fitting Sumber : Foto Kamera Digital b) Weld fitting (sambungan las)

Penyambungan dengan cara welding fitting yaitu penyambungan dengan menggunakan bahan tambahan dengan jenis bahan yang sama dengan pipa. Pada proses pengenstalasian jenis ini, perangkat las yang digunakan adalah las asetiline atau las karbit.

3.6.4 Kelistrikan Pada Trainer AC

Instalasi kelistrikan pada trainer air conditioning menggunakan sebuah adaptor 30 A untuk mengubah Arus AC (Alternating Curren) 220 volt 50 hezh menjadi arus DC (Direct Curren) 12 volt menjadi keluaran, untuk mengganti fungsi Aki/ Accu (battery). Komponen-komponen tersebut di antaranya fan pada kondensor, blower pada evaporator dan magnetic clutch pada kompresor.

untuk membatasi beban arus yang berlebihan dan menghindari terjadinya kerusakan pada rangkaian saat terjadi konsleting atau hubungan singkat setiap kompenen terdapat sikring dan untuk memutus dan menghubungkan arus listrik pada instalasi dipasang relay.

(22)

54 Gambar 3.22 Diagram Rangkaian Kelistrikan AC Mobil

Sumber : Service Division Toyota-Astra Motor. New Step I Traning Manual Pada saat saklar Blower pada Posisi ON :

Jalannya arus listrik dari terminal positip baterai  fuse  kumparan relay 1  saklar blower  massa. Karena kumparan relay 1 dialiri arus listrik, inti besi menjadi magnet dan titik kontak menutup. Akibatnya arus listrik dari baterai mengalir ke motor blower, sehingga blower berputar.

Pada saat saklar AC ON :

Arus listrik mengalir dari terminal baterai positif  fuse  relay 1  switch AC  thermostat switch  dual pressure switch  kumparan relay 3 massa. Karena kumparan relay 3 dialiri arus listrik, inti besi menjadi magnet dan titik kontak menutup. Akibatnya arus listrik dari batrai mengalir ke magnetic clutch  titik kontak relay 3  massa. Sehingga kompresor AC berputar dan sistem AC bekerja.

(23)

55 Yang membedakan rangkaian kelistrikan trainer AC ini dengan diagram rangkaian kelistrikan AC mobil di atas adalah penggunaan Adaptor pengganti battery/ Accu, fungsinya agar komponen-komponen kelistrikan AC pada trainer

dapat dioperasikan.

3.7 Gambar Solusi Kombinasi Prinsip Solusi

Gambar 3.23 Modifikasi Rancangan Trainer Air Conditioning Sumber : Design Trainer

(24)

56 3.8 Evaluasi Pemvakuman & Pengisian Refrigerant R-134a

3.8.1 Proses Pemvakuman

Sebelum kompresor diisi dengan refrigerant, perlu dilakukan proses pemvakuman terlebih dahulu. Hal ini penting untuk memastikan bahwa tidak ada kotoran kotoran, uap air (bunga es) dan udara di dalam kompresor dan pipa-pipa refrigerant yang dapat menyebabakan tejadinya penyumbatan di pipa kapiler.

langkah-langkah pemvakuman sistem dapat dilakukan sebagai berikut: 1) Memasang manifold gauge pada sistem

2) Menghubungkan selang warna kuning kepentil isi/buang yang terdapat pada kompresor

3) Menghubungkan selang warna biru kepompa vakum 4) Menghubungkan selang warna merah ke tabung refrigerant

5) Menutup rapat katup merah dan biru yang terdapat pada manifold gauge

6) Menghidupkan pompa vakum, kemudian membuka katup warna biru pada manifold gauge, biarkan selama ± 20 menit sampai tekanan pada manifold gauge compaunt mencapai –30 inHg.

7) Membuka katup warna merah pada manifold gauge untuk membuang udara yang terdapat pada selang warna merah.

8) Menutup semua katup pada manifold gauge setelah kondisi vakum tercapai, dan mematikan pompa vakum.

9) Membiarkan kondisi ini ± 10 menit dengan mempertahankan tekanan pada manifold gauge.

(25)

57 10) Jika terdapat kenaikan tekanan setelah langkah no. 9 berarti terdapat

kebocoran pada sistem, lakukan pemeriksaan ulang dan

memperbaikinya.

11) Mengulangi langkah pemvakuman no. 1 sampai no. 9 hingga diyakini tidak terjadi kebocoran.

Gambar 3.24 Pompa Vakum

Sumber : telusur Google Picture Pompa Vakum AC

3.8.2 Proses Pengisian Refrigerant R-134a

Sebelum mengisi refrigerant sistem rangkaian harus dalam keadaan kosong, tidak ada udara ataupun uap air yang tersisa didalamnya. Berikut ini langkah-langkah pengisian Refrigerant R-134a pada instalasi trainer :

1) Pada Manifold Gauge, terdapat 3 selang. Warna kuning yang di tengah terhubung ke tabung refrigerant R-134a, Warna Biru terhubung ke Low Pressure Pentil dan selang terakhir berwarna merah terhubung ke

High Pressure Pentil

Gambar 3.25 Manifold Gauge

Sumber : telusur Google Picture Manifold Gauge

2) Pastikan semua valve dalam keadaan tertutup, lalu hubungkan tiap selang ke portnya masing-masing

(26)

58 3) Buka sedikit valve dari tabung, lalu longgarkan sedikit mur selang kuning yang menempel ke Manifold gauge. Tunggu sampai terdengar bunyi Hiss selama 4 detik. Tujuannya untuk membuang udara yang ada dalam selang kuning dan menggantinya dengan refrigerant R-134a 4) Tutup/rapatkan kembali mur pada selang kuning di manifold gauge

tadi, dan tutup juga valve pada tabung refrigerant R-134a

5) Nyalakan motor listrik dan ac pada setting fan yg paling cepat dan suhu yang paling rendah

6) Buka ke 2 valve manifold (Low dan High) hingga terbaca penunjukkan 7) Idealnya, Tekanan rendah maximum 40 PSI, tekanan tinggi maximum

225 PSI

8) Jika kurang, berarti refrigerant R-134a harus ditambah

9) Tutup kembali semua valve, lalu buka sedikit valve tabung refrigerant R-134a

10) Buka valve biru atau low pressure, disinilah proses pengisian refrigerant R-134a berlangsung. Tunggu sesaat sampai penunjukkan akan naik dan terbaca 35 (hingga 40) PSI

11) Dengan motor listrik tetap menyala, tutup valve low press dan tutup valve tabung refrigerant R-134a

12) Buka kembali ke dua valve low and high. Step ini dalah prose pembacaan penunjukkan, jika high pressure belum mencapai 200 PSI, ulangi langkah 9

(27)

59 3.9 Hasil Penilaian Akhir

Menguji Kebocoran Instalasi Refrigerasi Pada Trainer AC

1) Untuk mengetahui tempat kebocoran instalasi refrigerasi pada trainer ini, dapat dilakukan dengan cara memberikan busa sabun yang dioleskan pada permukaan instalasi

2) Untuk kebocoran yang terjadi pada sambungan-sambungan berulir, maka sambungan tersebut harus dikencangkan dan apabila terjadi pada sambungan las, maka sambungan tersebut harus dilas kembali.

3) Apabila pengecekan dengan mengoleskan busa sabun pada instalasi dan pengencangan nut/ las sambungan sudah dilakukan, agar memastikan sekali lagi tidak adanya kebocoran pada instalasi, dapat dilakukan cara pemvakuman sistem refrigerasi pada trainer dengan menggunakan pompa vakum yang dilengkapi dengan indikator tekanan. Jika setelah pompa vakum dihentikan dan ditunggu beberapa saat terjadi kenaikan tekanan berarti dalam peralatan uji tersebut masih ada kebocoran (ulangi langkah 1 dan 2).

3.10 Menghitung Besar COP

Proses merancang trainer AC ini dimaksudkan untuk dapat mengetahui unjuk kerja (COP), mesin pendingin besarnya energi yang berguna, yang di wujudkan oleh perbandingan antara efek refrigerasi (ER) sistem dengan kerja (Wk) yang di butuhkan untuk mengkompresi refrigerant di kompresor.

Efek refrigerasi (ER) merupakan selisih dari enthalpi sisi buang (h1) dengan enthalpi sisi isap (h4) pada evaporator. Sedangkan kerja kompresi (WK)

(28)

60 adalah selisih dari enthalpi sisi buang (h2) dengan enthalpi sisi hisap (h1) pada kompresor. Secara sistematis dirumuskan :

=

=

=ℎ − ℎ

ℎ − ℎ

Data yang diproleh pada hasil pengujian adalah primer berupa data tekanan (P,psig), temperatur (T,◦C), frekwensi (f, Hz), tegangan (V, volt), kelembaban evaporator (Rh, %), arus (I, Ampere), didapat dengan jalan pengukuran langsung pada setiap kali jenis pengujian pada masa optimum.

Berdasarkan data hasil pengukuran tekanan (P) dan temperatur (T) pada masing-masing titik penguji pada mesin pendingin dan dengan bantuan P-h diagram refrigerant kita dapat menentukan besaran enthalpi (h) pada masing-masing titik. Data akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan sifat-sifat termodinamika refrigerant, untuk dapat menentukan besarnya unjuk kerja (COP) mesin pendingin trainer AC.

Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam melakukan pengujian untuk kerja (COP) mesin pendingin trainer AC minibus adalah :

- Mempersiapkan trainer AC dan alat ukur yang akan digunakan untuk pengambilan data seperti : pressure gauge, infrared/digital thermometer, ampere meter, stopwatch, vaccum pump, tool box dan lain-lain.

(29)

61 - Memastikan trainer dan semua berfungsi dengan baik (normal) dan sudah

di isi refrigerant.

- Pastikan alat ukur sudah dalam standar normal (terkaliberasi) - Check atau menghidupkan panel listrik

- Hidupkan mesin pada trainer, lakukan pengujian

Proses pengosongan, pemvakuman dan pengisian ini wajib dilakukan sebelum melakukan pengujian. Untuk mendapatkan hasil yang opyimal dalam pengujian maka hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam proses ini adalah ketelitian baik dalam pemvakuman ataupun pengisian refrigerant kedalam sistem.

Data sekunder didapat dengan bantuan diagram (P-h diagram), sifat-sifat termodinamika refrigerant R-134a sehingga dapat ditentukan unjuk kerja (COP) mesin pendingin trainer AC.

Gambar

Tabel 3.1 Design Yang Di Inginkan
Tabel 3.2 Klasifikasi atau Persyaratan Design  PERUBAHAN  D
Gambar 3.1 Siklus Pendinginan pada Trainer AC
Gambar 3.2 Ilustrasi Transmisi Daya Puli   Sumber : Design Puli
+7

Referensi

Dokumen terkait

1) Menentukan kelas yang diteliti, waktu penelitian, dan teman sejawat. 2) Merumuskan tujuan pembelajaran sesuai SK, KD, dan indikator. 3) Menyusun RPP untuk siklus I dengan

1) Mencari pohon kakao yang mengalami gangguan insekta parasitik potensial. 2) Mengamati keadaan lingkungan abiotik tempat penelitian, meliputi suhu dan pH. 3)