3.1 Tempat dan Waktu Studi
Studi ini dilakukan di Sekolah Alam dan Sains Al-Jannah yang terletak di jalan Jambore No.4 Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur. Peta lokasi studi dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6 Peta Lokasi Studi
(Sumber: www.google.com dan www.google-earth.com)
Studi dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan yaitu tahap persiapan, invetarisasi data, analisis-sintesis, perencanaan, dan perancangan. Studi ini dilaksanakan pada bulan Juli 2009 hingga Desember 2009 dengan kegiatan meliputi persiapan, pengumpulan data dan informasi, pegolahan data, dan penyusunan skripsi hingga bulan Juli 2010.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam studi ini adalah literatur-literatur terkait mengenai taman terapi yang diperoleh dari studi pustaka/desk study, data primer
maupun sekunder yang diperoleh dari pengamatan, serta wawancara dengan pihak terkait, dalam hal ini pihak yayasan, sekolah, dan terapis. Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain theodolit, meteran, alat tulis, alat
gambar, kamera, dan komputer beserta software pendukung seperti
AutoCAD2006, CorelDRAW X3, Adobe Photoshop CS2, Google SketchUp, Microsoft Word 2007, dan Microsoft Excel 2007.
3.3 Tahapan Studi
Studi ini dilakukan melalui beberapa tahap. Tahapan-tahapan tersebut meliputi persiapan, inventarisasi data, analisis, sintesis, perencanaan, dan perancangan. Tahapan studi tersebut dijelaskan dalam Gambar 7. Berikut adalah proses-proses yang dilakukan dalam setiap tahapan studi.
3.3.1 Persiapan
Pada tahap persiapan dilakukan proses administrasi dan perizinan serta
desk study atau studi pustaka. Proses administrasi dan perizinan yang dilakukan
meliputi pembuatan surat izin penelitian dan proses perizinan kepada pihak terkait. Sedangkan studi pustaka merupakan suatu tahap pengumpulan data sekunder yang meliputi pengumpulan berbagai literatur yang berisi studi mengenai taman terapi/penyembuhan (healing garden) yang pernah dilakukan sebelumnya serta yang terkait dengan topik penelitian.
Desk study/studi pustaka ini dilakukan untuk mendapatkan rumusan taman
terapi bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Studi pustaka tersebut meliputi
review teori mengenai taman terapi/penyembuhan (healing garden), review taman
terapi yang pernah dibuat serta perumusan kriteria desain taman terapi yang fungsional khususnya bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus. Literatur yang dikumpulkan terdiri dari buku, jurnal ilmiah, laporan penelitian, serta artikel baik dari media cetak ataupun internet.
3.3.2 Inventarisasi
Pada tahap inventarisasi dilakukan pengumpulann data serta penghayatan pada tapak (feel of the land). Pengambilan data meliputi aspek fisik dan biofisik,
aspek terapi, dan aspek sosial. Data yang diperoleh dapat berupa data primer ataupun sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung yang dilakukan di tapak, seperti mengamati kondisi umum tapak, visual tapak, aksesibilitas, pemotretan, serta wawancara dengan pihak terkait, dalam hal ini pihak yayasan, sekolah, dan terapis. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur, baik dari buku, jurnal ilmiah, laporan penelitian, serta artikel baik dari media cetak ataupun internet yang berhubungan dan mendukung kegiatan penelitian. Data-data yang diperoleh dari tahap inventarisasi ini akan digunakan dalam tahap analisis untuk menentukan potensi dan kendala yang ada di dalam tapak. Inventarisasi data dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Observasi lapang, yaitu untuk mengetahui kondisi lapangan secara langsung yang meliputi kondisi fisik dan biofisik, karakter lanskap/tapak dan lingkungan sekitarnya, serta aktivitas yang dilakukan pengguna tapak. Data yang diperoleh dari observasi lapang ini berupa data primer yang dilengkapi pula dengan foto-foto penunjang tapak.
b. Wawancara, yaitu untuk memperoleh data serta informasi dari pihak-pihak terkait yakni pihak sekolah dan terapis mengenai aspek lanskap/tapak, terapi, serta pengguna. Data yang diambil berupa program, aktivitas, dan fasilitas terapi yang terdapat pada tapak serta aspek pengguna tapak.
c. Studi Pustaka, yaitu untuk mendapatkan data sekunder sebagai penunjang yang tidak didapatkan dari observasi lapang. Studi pustaka yang dilakukan meliputi review teori mengenai taman sebagai media terapi/penyembuhan (healing garden), review taman terapi yang pernah dibuat serta perumusan kriteria desain taman terapi yang fungsional khususnya bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus, definisi anak-anak berkebutuhan khusus serta berbagai jenis dan karakteristiknya, dan lain-lain. Studi pustaka diperoleh dari literatur berupa jurnal ilmiah, buku/textbook, artikel, dll baik dari media cetak maupun internet.
Berikut ini adalah penjelasan serta rincian data yang akan diinventarisasi dalam bentuk tabel jenis, bentuk, dan sumber data.
Tabel 1. Jenis, Bentuk dan Sumber Data
No. Jenis Data Interpretasi Data Sumber Data
1. Aspek Fisik dan Biofisik
Lokasi tapak Letak, luas, dan batas tapak Observasi lapang, instansi terkait
Tanah Jenis tanah Balai Penelitian Tanah
Topografi dan kemiringan
Kontur dan kemiringan lahan Observasi lapang Observasi lapang
Iklim Curah hujan, suhu udara rata-rata dan kelembaban relatif udara
Data Sekunder Hidrologi dan
drainase
Kondisi hidrologi dan drainase, pola hidrologi dan drainase
Observasi lapang Vegetasi dan
satwa
Jenis dan persebaran Observasi lapang Kualitas tapak Visual (good view, bad view), audio Observasi lapang Aksesibilitas
dan sirkulasi
Jaringan jalan dan fasilitas, pola sirkulasi
Observasi lapang
Fasilitas Jenis, tata letak bangunan, fungsi, Observasi lapang, instansi terkait
2. Aspek Sosial Latar belakang Sekolah Alam dan Sains Al-Jannah
Wawancara
Pengguna tapak Observasi lapang,
wawancara Aktivitas dan intensitas pengguna
tapak
Observasi lapang, wawancara
3. Aspek Terapi Fasilitas terapi Observasi lapang,
wawancara Program dan aktivitas terapi Observasi lapang,
wawancara
Deskripsi jenis data dan informasi yang terdapat pada Tabel 1 diuraikan sebagai berikut:
3.3.2.1 Aspek Fisik dan Biofisik
1. Lokasi tapak. Data yang diambil mencakup letak, luas, dan batas tapak. Letak tapak diperoleh dari observasi lapang dan pencarian dari sumber sekunder seperti dari instansi terkait, internet dll. Luas dan batas tapak diperoleh melalui observasi lapang dengan cara pengukuran menggunakan theodolit yang kemudian dilanjutkan dengan pengolahan menggunakan AutoCAD Land
2. Tanah. Data yang diambil mencakup jenis tanah yang terdapat di lokasi tapak. Data ini berupa data sekunder yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanah (Balitan). Data jenis tanah yang diperoleh akan digunakan dalam proses analisis untuk menentukan kesesuaiannya dengan vegetasi.
3. Topografi dan kemiringan. Data yang diambil mencakup kontur dan kemiringan tanah pada tapak. Data tersebut diperoleh melalui observasi lapang dengan cara pengukuran menggunakan theodolit yang kemudian dilanjutkan dengan pengolahan menggunakan AutoCAD Land Development.
4. Iklim. Data yang diambil mencakup curah hujan, suhu udara rata-rata, dan kelembaban relatif udara. Data iklim tersebut merupakan data sekunder yang akan digunakan untuk dalam proses analisis untuk menentukan tingkat kenyamanan pada tapak.
5. Hidrologi dan drainase. Data yang diambil mencakup kondisi dan pola hidrologi dan drainase yang terdapat pada tapak. Data tersebut diperoleh melalui observasi lapang di tapak.
6. Vegetasi dan satwa. Data yang diambil mencakup jenis dan persebaran vegetasi dan satwa. Pengambilan data dilakukan melalui observasi lapang di tapak.
7. Kualitas tapak. Data yang diambil mencakup kualitas yang terdapat pada tapak yaitu secara visual maupun audio. Kualitas tapak secara visual mencakup good
view dan bad view yang ada di dalam atau di luar tapak. Sedangkan kualitas
audio mencakup suara-suara yang terdapat di dalam atau di luar tapak yang dapat memberikan efek baik secara positif atau negatif bagi pengguna tapak. Data tersebut diperoleh melalui observasi lapang.
8. Aksesibilitas dan sirkulasi. Data yang diambil mencakup jaringan jalan dan fasilitas serta pola sirkulasi di dalam tapak. Data ini diperoleh melalui observasi lapang untuk mengetahui jalan keluar masuk lokasi tapak, fasilitas-fasilitas yang ada di jalan tersebut, dan pola sirkulasi di dalam tapak baik sirkulasi kendaraan maupun manusia.
9. Fasilitas. Data yang diambil mencakup jenis-jenis, tata letak, dan fungsi fasilitas yang terdapat dalam tapak. Data tersebut diambil melalui observasi lapang serta data dari instansi terkait.
3.3.2.2 Aspek Sosial
Dalam aspek sosial, data-data yang diinventarisasi mencakup latar belakang Sekolah Alam dan Sains Al-Jannah, pengguna tapak, aktivitas serta intensitas pengguna di dalam tapak. Pengambilan data tersebut dilakukan melalui survey atau observasi lapang dan wawancara kepada pihak terkait. Data mengenai latar belakang Sekolah Alam dan Sains Al-Jannah didapatkan dari wawancara kepada pihak terkait, dalam hal ini pihak yayasan selaku pendiri sekolah. Sedangkan data mengenai pengguna, aktivitas, dan intensitas pengguna tapak diperoleh dari observasi di lapang secara langsung.
3.3.2.3 Aspek Terapi
Dalam aspek terapi, data-data yang diinventarisasi mencakup program, aktivitas, serta fasilitas terapi yang ada di dalam tapak. Pengambilan data tersebut dilakukan melalui observasi lapang dan wawancara pada pihak terkait, dalam hal ini terapis. Selain itu, dilakukan pula studi pustaka mengenai teori yang terkait dengan taman sebagai media terapi/penyembuhan (healing garden), kriteria desain fungsional taman terapi serta review taman terapi yang pernah dibuat khususnya bagi anak-anak berkebutuhan khusus, definisi anak-anak berkebutuhan khusus serta berbagai jenis dan karakteristiknya, dan lain-lain. Berikut ini adalah beberapa kriteria desain taman terapi yang diambil dari beberapa sumber.
Tabel 2. *) Kriteria Desain Fungsional Taman Terapi
Sumber/Literatur Kriteria/Prinsip Desain Clare Cooper Marcus and Marni
Barnes (Healing Gardens:
Therapeutic Benefits and Design Recommendation, 1999)
1. Menyediakan keragaman ruang 2. Meratanya elemen hijau 3. Mendorong latihan/gerak tubuh 4. Menyediakan pengalihan yang positif melalui
elemen-elemen natural seperti tanaman, bunga, dan air 5. Meminimalisasi gangguan seperti kebisingan, asap,
dan pencahayaan buatan 6. Meminimalisasi ambiguitas dengan menghindari
Tabel. 2 (lanjutan)
Sumber/Literatur Kriteria/Prinsip Desain T. C. McDowell
(The Sanctuary Garden, 1998 dalam
Healing by Design: Healing Gardens and Therapeutic Landscapes)
1. Pintu masuk yang mengundang pengunjung untuk
masuk ke dalam taman 2. Elemen air dapat memberikan efek psikologis,
spiritual, dan fisik 3. Penekanan pada fitur alami seperti penggunaan
batu, kayu, pagar alami, screens, trelliss, angin, suara, dll 4. Penggunaan warna dan pencahayaan yang kreatif yang memberikan kenyamanan dan keindahan bagi pengunjung
5. Mengintegrasikan seni untuk memperkaya taman 6. Fitur taman menarik dan menyediakan habitat bagi
satwa liar Clare Cooper Marcus (Gardens and Health)
1. Peluang untuk membuat pilihan, mencari privasi,
dan memperoleh pengalaman 2. Peluang yang mendorong seseorang untuk
berkumpul bersama dan merasakan dukungan sosial 3. Peluang untuk pergerakan dan latihan fisik
4. Berhubungan dengan alam 5. Dapat terlihat 6. Mudah diakses 7. Memiliki sense of security 8. Nyaman secara fisiologis 9. Tenang 10. Familiar
11. Desain tidak ambigu Bonnie B. Hebert
(Design Guidelines of Therapeutic
Garden for Autistic Children, 2003)
1. Desain untuk keamanan, keselamatan, dan
pengawasan
2. Menyediakan Corner of the World 3. Menciptakan variasi ruang yang khusus 4. Desain ruang untuk aktivitas sensori integrasi 5. Stimulasi aktivitas motorik kasar 6. Stimulasi kemampuan motorik halus 7. Menyediakan ruang bebas untuk manipulasi/kreasi 8. Menyediakan aktivitas untuk pengerahan tenaga 9. Desain ruang untuk terapi bermain 10. Menyediakan tanda-tanda visual untuk orientasi 11. Desain dengan kondisi pencahayaan spesial 12. Menyediakan pintu masuk yang aman dan
terpelihara
13. Desain yang fleksibel 14. Desain mengakomodasi semua anak 15. Menyediakan fitur informasi 16. Memilih site furnitureyang tepat 17. Desain untuk interaksi dengan alam yang
maksimal 18. Memilih tanaman yang tepat dan dapat
menstimulasi
19. Menyediakan tempat penyimpanan yang memadai 20. Membuat hubungan yang kuat antara indoor dan
outdoor
21. Desain tidak ambigu 22. Pemeliharaan mudah
Tabel. 2 (lanjutan)
Sumber/Literatur Kriteria/Prinsip Desain Ismail Said
(Garden as Restorative Environment
for Hospitalised Children, 2008)
1. Ruangan/kamar rumah sakit berada pada satu level dengan taman untuk memudahkan aksesibilitas dan pengawasan perawat
2. Variasi alat-alat permainan 3. Vegetasi merupakan bagian dari komposisi taman
yang berfungsi untuk membangkitkan kesan familiar
dan mendatangkan satwa-satwa 4. Jalur sirkulasi yang memudahkan pasien untuk
kembali ke kamar rumah sakit 5. Kondisi taman yang melindungi anak-anak dari
gangguan luar 6. Pengalaman langsung dengan faktor-faktor iklim
mikro yang mempengaruhi respon
3.3.3 Analisis
Pada tahap analisis, data-data yang diperoleh akan dikelompokkan menjadi potensi dan kendala tapak. Potensi merupakan segala sesuatu di dalam dan luar tapak yang bersifat positif dan menguntungkan bagi tapak dan penggunanya. Potensi yang terdapat pada sebuah tapak sebisa mungkin dikembangkan atau dipertahankan. Sedangkan kendala merupakan segala sesuatu yang terdapat di dalam dan luar tapak yang bersifat mengganggu dan menghambat pengguna tapak sehingga sebaiknya segera ditanggulangi.
Potensi dan kendala tersebut dianalisis dan dikaitkan dengan aspek terapi. Program, aktivitas, serta fasilitas terapi yang terdapat di dalam tapak dianalisis berdasarkan kriteria desain taman terapi yang ideal dan fungsional yang telah didapatkan melalui studi pustaka. Tahap analisis ini kemudian akan menghasilkan hasil analisis mengenai kesesuaian program, aktivitas, serta fasilitas terapi yang sudah ada dengan kriteria desain taman terapi fungsionalnya.
3.3.4 Sintesis
Hasil yang diperoleh dari tahap analisis kemudian dikembangkan secara lebih lanjut menjadi suatu konsep taman terapi yang dapat memberikan fungsi-fungsi terapi yang menyeluruh dan optimal bagi penggunanya. Segala potensi dan
amenity yang terdapat pada tapak dimanfaatkan serta dikembangkan, sedangkan
kendala dan danger signal dicari pemecahannya. Dari tahap sintesis ini akan dihasilkan zonasi tapak atau pembagian ruang pada tapak
3.3.5 Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan pengembangan konsep yang dibuat berdasarkan hasil sintesis yang telah dilakukan. Konsep tersebut terbagi ke dalam dua macam, yakni konsep dasar dan konsep pengembangan. Konsep dasar merupakan konsep yang dibuat dengan acuan berupa fungsi utama yang akan dikembangkan dalam tapak. Dalam penelitian ini, konsep dasarnya adalah berupa taman yang berfungsi sebagai tempat untuk melakukan kegiatan terapi bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus. Sedangkan konsep pengembangan merupakan konsep yang dikembangkan sebagai penunjang konsep utama, yang meliputi konsep sirkulasi dan vegetasi/tata hijau yang merupakan bagian dari lanskap secara keseluruhan.
Pada tahap perencanaan ini, konsep dikembangkan secara lebih lanjut sehingga menghasilkan konsep ruang, konsep vegetasi, konsep sirkulasi, tata letak fasilitas, serta program dan aktivitas yang akan dilakukan pada tapak. Tahap ini akan menghasilkan rencana tapak (site plan), gambaran aktivitas pada tapak, jalur sirkulasi, penataan elemen lanskap baik hardscape maupun softscape, dll.
3.3.6 Perancangan
Pada tahap ini dilakukan proses perancangan yang dimulai dengan pembuatan functional diagrams, yaitu merupakan penggambaran diagram konsep taman terapi (bubble diagrams) yang menggambarkan ruang-ruang, program dan aktivitas, dan fasilitas yang terdapat pada setiap ruang, serta hubungan antar ruang. Proses desain kemudian dilanjutkan dengan preliminary design, yang merupakan pengembangan dari diagram konsep taman terapi yang telah dibuat. Diagram konsep digunakan sebagai acuan dalam pembentukan ruang pada lanskap yang meliputi lantai, dinding, dan atap. Elemen lanskap berupa elemen lunak dan keras diterapkan pada rancangan. Selain itu, prinsip-prinsip desain yang meliputi balance, focalization, simplicity, rhythm, proportion, dan unity diterapkan dalam tahap ini. Tahap selanjutnya adalah final design yang merupakan penggambaran desain tapak secara mendetail yaitu rencana lanskap keseluruhan. Proses desain dilanjutkan dengan design development dimana pada tahap ini visualisasi desain digambarkan secara tiga dimensi dalam bentuk perspektif yang dilengkapi dengan gambar potongan. Pada tahap ini digambarkan
pula detail konstruksi elemen-elemen lanskap baik elemen lunak maupun elemen keras.
Pada tahap perancangan, akan dihasilkan produk berupa grafis yang yang meliputi rencana tapak lengkap dengan render (site plan), dan design development (DD) yang meliputi gambar potongan, perspektif, planting plan, dan planting
design, dan detail konstruksi. Desain taman terapi tersebut dibuat sesuai dengan
tujuan dan konsep yang telah dikembangkan pada tahap perencanaan serta mempertimbangkan kriteria desain fungsional dan kapasitas desain bagi anak-anak. Berikut ini adalah penjabaran grafis yang akan dihasilkan:
3.3.6.1 Functional Diagram
Gambar konsep (Bubble diagram)
Merupakan suatu gambar yang menjabarkan ruang-ruang, program dan aktifitas, dan fasilitas yang terdapat pada setiap ruang, serta hubungan antar ruang yang mengacu pada konsep dasar yang telah dibuat yaitu sebagai taman terapi. Gambar konsep ini digambarkan secara sederhana dalam bentuk bubble.
3.3.6.2 Final Design
Gambar rencana tapak (Site plan)
Merupakan penggambaran desain tapak secara lebih mendetail yang disebut dengan site plan atau rencana lanskap. Pada final design ini rencana lanskap digambarkan secara lebih lengkap dan mendetail meliputi keseluruhan tapak.
3.3.6.3 Design Development Gambar potongan
Merupakan visualisasi desain secara dua dimensi yang menggambarkan potongan dari elemen atau bentang lanskap.
Gambar perspektif
Merupakan visualisasi desain secara tiga dimensi yang menggambarkan baik tapak secara keseluruhan maupun area-area tertentu.
Merupakan suatu gambar yang menjabarkan rencana penanaman pada tapak. Gambar rencana penanaman ini meliputi titik penanaman vegetasi pada tapak, jenis dan jumlahnya.
Gambar desain penanaman (Planting design)
Merupakan suatu gambar yang menjabarkan desain penanaman berbagai vegetasi yang terdapat di dalam tapak. Dalam gambar desain penanaman ini digambarkan pula konstruksi penanaman vegetasi, lubang tanam, ukuran bola akar, dan media penanaman yang digunakan.
Gambar detail konstruksi
Merupakan suatu gambar yang menggambarkan detail konstruksi setiap elemen-elemen lanskap yang terdapat di dalam tapak baik elemen lunak maupun elemen keras.
3.4 Batasan Studi
Batasan studi ini adalah perancangan dengan gambar detail yang meliputi gambar tampak, potongan, perspektif, planting plan, planting design, dan detail konstruksi. Perancangan taman terapi ini dilakukan di salah satu spot/area yang terdapat di dalam kompleks Sekolah Alam dan Sains Al-Jannah yang telah ditentukan oleh pihak sekolah.
Gambar 7 Tahapan Studi
PERANCANGAN TAMAN TERAPI BAGI ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS
KONSEP TAMAN TERAPI
Konsep Ruang Terapi Konsep Sirkulasi Konsep Vegetasi Konsep Aktivitas Konsep Fasilitas Kriteria Desain Fungsional * PROGRAM DAN AKTIvITAS TERAPI Terapi Dalam Ruang:
Terapi Fisio (Physiotherapy) Terapi Okupasi dan
Sensori Integrasi Terapi Wicara Terapi Okupresur
Terapi Luar Ruang:
Terapi Hidro Konsultasi & konfirmasi dengan terapis Desk study/ studi pustaka
Site plan Taman Terapi untuk anak-anak berkebutuhan
khusus Potongan Perspektif DD (Design Development) Planting plan Planting design Inventarisasi Analisis-Sintesis
Perencanaan & Perancangan
Detail konstruksi Konsep ASPEK FISIK DAN BIOFISIK
ASPEK TERAPI ASPEK SOSIAL
Administrasi dan Perizinan
Desk Study
(Kriteria Desain Fungsional)