NEWSLETTER
Selamat datang di LPEM Newsletter Edisi Agustus 2021. LPEM Newsletter merupakan buah pemikiran dan rangkuman kegiatan tim LPEM FEB UI. Edisi ini merupakan keluaran keenam dan senantiasa akan diterbitkan setiap bulannya. Sejak 1953, LPEM FEB UI secara aktif telah melakukan kegiatan penelitian, konsultasi, dan pelatihan yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah pembangunan di Indo-nesia.
Pada edisi kali ini, terdapat beberapa studi yang dipaparkan oleh peneliti LPEM FEB UI dalam kegiatan The 16th IRSA International Conference dengan fokus pembahasan isu “Dampak Pandemi
adap Perekonomian Rumah Tangga” dan “Dampak Pandemi terh-adap Konsumsi Energi”. Selain itu, edisi kali ini juga akan
memba-has diskusi yang mengundang Peneliti LPEM FEB UI, seperti diskusi menjadi narasumber dalam diskusi podcast mengenai “Menilik
Ang-garan Daerah di Masa Pandemi”, menjadi pembicara webinar
dengan membawa topik “Mengukur Kekayaan Negara Pasca
Pandemi COVID-19”, dan menjadi narasumber dalam Rapat Dengar
Pendapat DPR RI dengan membawa topik “Mendorong Perbaikan
Kebijakan Perpajakan dalam RUU KUP”. Terakhir, edisi ini akan
menyampaikan kontribusi terkini LPEM FEB UI melalui Jurnal Economics and Finance Indonesia dalam mendiseminasi naskah akademik di beberapa kegiatan konferensi ilmiah.
Selamat membaca,
Alin Halimatussadiah
Ketua Kelompok Kajian Ekonomi Lingkungan Kepala LPEM FEB UI
Riatu Mariatul Qibthiyyah, S.E., MA., Ph.D. Pimpinan Redaksi
Dr. Alin Halimatussadiah Redaktur Pelaksana Assyifa Szami Ilman, S.E Giani Raras, S.E
Calista Endrina Dewi, S.E Editor
Nismara Paramayoga Firli Wulansari Wahyuputri
Scan untuk mengetahui informasi lebih lanjut tentang LPEM FEB UI
Vol. 1
No. 6
Agustus,
2021
Scan untuk mengetahui informasi lebih lanjut tentang LPEM FEB UI Scan untuk mengetahui informasi tentang LPEM lebih lanjut FEUI.LPEM LPEMFEBUI lpemfebui LPEM FEB UI Photo: UnsplashAgustus,
2021
Peneliti LPEM FEB UI, Chairina Hanum Siregar dan Lovina Aisha, mempresentasikan hasil studi berjudul “Dampak
Pandemi COVID-19 terhadap Pengeluaran Rumah Tangga, Pendapatan, dan Ketahanan: Temuan Empiris dari Indonesia” pada kegiatan “The 16th IRSA
International Conference” yang mengusung tema “Institusi, Sumber Daya Manusia, dan Pembangunan” di FEB UGM pada 12—13 Juli 2021.
Dengan memanfaatkan data primer dari survei LPEM FEB UI yang telah dilaksanakan pada Agustus—September 2020, studi ini menemukan bahwa orang dengan kondisi ekonomi yang lebih tinggi dan usia lebih tua cenderung memiliki pendapatan dan pengeluaran yang relatif stabil atau meningkat pada masa pandemi COVID-19. Di sisi lain, individu dengan tingkat sosial ekonomi yang lebih rendah dengan pekerjaan di sektor yang terdampak parah mengalami pengurangan pendapatan dan pengeluaran pada masa pandemi COVID-19. Cara bertahan antar kelompok individu pada masa pandemi COVID-19 juga berbeda, di mana orang dengan pekerjaan yang stabil dan kepemilikan aset yang lebih tinggi memiliki beberapa cara bertahan yang positif.
Peneliti LPEM FEB UI, Wildan Al Kautsar Anky dan Raka Rizky Fadilla mempresentasikan hasil studi berjudul
“Dampak Guncangan Pendapatan Selama Pandemi COVID-19 terhadap Perilaku Konsumsi Energi di Indone-sia” dalam acara “The 16th IRSA International Conference”
di FEB UGM pada tanggal 12—13 Juli 2021. Pada tahun ini, The 16th IRSA mengusung tema “Institusi, Sumber Daya Manusia, dan Pembangunan”.
Studi tersebut menunjukkan bahwa penurunan pendapatan individu selama pandemi COVID-19 telah menyebabkan
Masyarakat Berstatus
Ekonomi Rendah
Terdampak Pandemi
Lebih Parah
Pandemi Mendorong
Masyarakat Lebih
Hemat Energi
Sebagai penutup, Chairina menyampaikan implikasi dari studi yang dilakukan. “Pertama, bantuan sosial pada masa pandemi COVID-19 penting karena dapat menjadi ‘penyangga ekonomi’ selama guncangan (akibat) pandemi dan membantu rumah tangga untuk bertahan hidup. Kedua, peningkatan strategi penargetan dan optimalisasi database terpadu juga diperlukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi rumah tangga pada masa pandemi. Terakhir, kebijakan pasar tenaga kerja seperti Kartu Prakerja, subsidi upah (BPJS Ketenagakerjaan), dan subsidi lainnya juga harus dioptimalkan pada masa pandemi.” tutup Chairina.
perilaku penggunaan energi yang pro-lingkungan, terma-suk penggunaan listrik secara efisien, dan penggunaan peralatan energi yang lebih efisien. Dengan menggunakan analisis inferensial, studi ini menjelaskan bahwa penduduk yang mengalami guncangan pendapatan yang tinggal di daerah PSBB akan cenderung memiliki perilaku hemat energi yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang juga memiliki guncangan pendapatan tapi tinggal di daerah non-PSBB. Orang-orang menghemat energi seiring dengan tekanan ekonomi yang lebih besar di wilayah yang mengalami PSBB.
Di akhir presentasi, Wildan dan Raka memberikan bebera-pa rekomendasi kebijakan yang dabebera-pat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam memahami perubah-an perilaku masyarakat saat terjadi guncperubah-angperubah-an penurunperubah-an pendapatan, terutama pada masa pandemi. “Pertama, peralihan bahan bakar dan peralatan memasak masyarakat yang hemat energi merupakan sinyal bahwa pemerintah perlu memberikan akses dan harga yang murah bagi masyarakat guna mendorong penghematan energi yang dapat menjaga kelestarian lingkungan,” ujar Wildan. Kebi-jakan yang pro lingkungan diharapkan dapat didorong dengan memanfaatkan momentum yang ada sehingga eksternalitas negatif yang dirasakan oleh lingkungan selama ini dapat diminimalisir. “Kedua, pengurangan konsumsi energi yang terjadi akibat guncangan pendapa-tan dapat menjadi pertimbangan bagi pemerintah dalam memberikan bantuan sosial yang dapat membantu keter-sediaan energi di masyarakat selama masa pandemi,” tutup Raka.
Selengkapnya: https://spoti.fi/2W65dgP Selengkapnya: https://youtu.be/WO1Wy61aZxQ?t=8543
Podcast: Menilik
Anggaran Daerah
di Masa Pandemi
Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) bersama dengan Podcast Kanopi on Air pada tanggal 13 Juli 2021 meluncurkan sebuah podcast kolaborasi yang bertajuk “Menilik Anggaran Daerah di Masa Pandemi
COVID-19, Apa Kata Riset?”. Dipandu oleh Tantra Tanjaya
dan Devan Hadrian (Kanopi FEB UI) sebagai hos, Fachry Abdul Razak Afifi (Asisten Peneliti LPEM FEB UI) berbicara mengenai dampak COVID-19 terhadap perekonomian daerah.
Fachry mengawali podcast dengan fakta bahwa Indonesia tengah dilanda sebuah krisis kesehatan yang disebabkan oleh Pandemi COVID-19. Hal tersebut telah menghambat mobilitas masyarakat sehingga mengakibatkan kontraksi ekonomi sebesar 2,07%. Imbasnya, terjadi penurunan pendapatan pemerintah di saat mereka membutuhkan anggaran tambahan untuk menyediakan program keseha-tan dan perlindungan sosial. Namun, situasi yang dihadapi oleh pemerintah daerah lebih sulit karena anggaran yang ditransfer dari pemerintah pusat berkurang karena kanal pendapatan yang relatif sempit.
Menghadapi hal ini, daerah dengan ketergantungan yang tinggi pada transfer antar pemerintah berjuang untuk men-erapkan kebijakan fiskal mitigasi counter-cyclical. Selain itu Fachry juga menyampaikan bahwa daerah-daerah dengan pendapatan asli daerah yang relatif tinggi adalah mereka yang menderita lebih parah selama krisis karena aktivitas ekonomi yang lesu memukul pendapatan pajaknya dan secara tidak langsung menyebabkan ruang fiskal yang lebih rendah.
Komisi XI DPR RI melakukan Rapat Dengar Pendapat men-genai RUU KUP dengan menghadirkan beberapa narasum-ber, salah satunya adalah Christine Tjen, Dosen FEB UI dan juga Wakil Kepala Bidang Administrasi dan Keuangan LPEM FEB UI. Dalam rapat tersebut, Christine memaparkan masukan atas proposal RUU KUP dengan fokus membahas usulan secara umum, peraturan mengenai Pajak Penghasi-lan (PPh), peraturan mengenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN), timing pelaksanaan kebijakan, dan meninjau ulang terminologi RUU KUP itu sendiri.
Christine berpendapat bahwa proposal RUU KUP bertujuan untuk meningkatkan penerimaan pemerintah melalui beberapa perubahan aturan perpajakan. Dari aspek penye-suaian tarif PPN, walaupun kemungkinan dapat meningkat-kan penerimaan, Christine mengingatmeningkat-kan bahwa dalam jangka menengah berpotensi menurunkan tingkat konsum-si, terutama apabila terdapat overshifting ke tingkat harga barang, dari peningkatan tarif PPN tersebut. Ia juga menambahkan bahwa pemberlakukan multi-tarif dapat berpotensi menimbulkan inefisiensi.
Christine menyampaikan bahwa reformasi perpajakan yang dirancang dalam RUU KUP perlu mengedepankan perbaikan kebijakan dan administrasi perpajakan. “Perlu tetap untuk membuat sistem pajak yang simple, untuk menghindari biaya administrasi dan compliance yang lebih besar, serta mengurangi inefisiensi yang kemungkinan muncul dari sistem pajak yang kompleks karena adanya potensi penghindaran pajak yang lebih besar.” ujar Chris-tine. Terakhir, Chrstine menyarankan untuk pemerintah dan DPR dapat mempertimbangkan waktu yang tepat dalam mengimplementasi RUU KUP dengan mempertim-bangkan situasi perekonomian dan juga kondisi masyarakat. “Apakah tepat jika diimplementasikan di tahun 2022 atau mungkin sebaiknya diundur ke tahun 2023? Sebaiknya keputusan tersebut perlu dipikirkan secara matang.” tutup Christine.
Reformasi Perpajakan Perlu
Fokus pada Perbaikan
Administrasi dan Timing yang
Tepat
Indonesia Perlu
Pertimbangkan Ulang
Cara Mengukur
Kekayaan Negara
Pasca Pandemi
COVID-19
Jurnal Economics and
Finance Indonesia
Sebagai Alternatif
Publikasi Artikel
Ilmiah di Beberapa
Konferensi
Selengkapnya: https://spoti.fi/2W65dgP Selengkapnya: https://youtu.be/WO1Wy61aZxQ?t=8543 Selengkapnya: https://bit.ly/3ssBcn6International Institute for Sustainable Development (IISD) menyelenggarakan webinar yang bertemakan "Building
Post-Covid Recovery Around Wealth Rather than GDP”
pada 11 Juli 2021. Webinar tersebut merupakan rangkaian acara dari “High-Level Political Forum (HLPF) on Sustain-able Development” yang diselenggarakan oleh PBB beker-jasama dengan berbagai institusi termasuk IISD. Mewakili Universitas Indonesia, Dr. Alin Halimatussadiah hadir sebagai salah satu pembicara untuk topik “Reflections on
the Urgency of Wealth Enrichment in Post-COVID-19 Era: Perspectives from Indonesia”.
Webinar ini membahas pentingnya melihat indikator kekayaan suatu negara secara inklusif dan komprehensif (inclusive/comprehensive wealth) untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Kekayaan diukur dengan melihat seberapa banyak modal yang ada dalam negara
tersebut. Dalam hal ini, modal yang perlu diakumulasi bukan hanya modal produksi (produced capital), tetapi juga jenis modal lain yaitu modal sumber daya alam/SDA (natu-ral capital), modal manusia (human capital), dan modal sosial (social capital).
Dalam paparannya, Alin menjelaskan bagaimana pandemi COVID-19 berpotensi menurunkan nilai inclusive wealth di Indonesia. “Dari perhitungan produced capital yang dilaku-kan, terlihat bahwa akumulasi modal lebih terkonsentrasi pada sektor konstruksi dibandingkan ke sektor yang lebih produktif, seperti peralatan dan mesin yang erat kaitannya dengan sektor manufaktur. Di tengah situasi COVID-19, investasi pada produced capital yang terhambat akan semakin menurunkan kapasitas perekonomian dalam mem-produksi output.” ujar Alin.
Dari sisi natural capital, Alin berpendapat bahwa tantangan utama di Indonesia di sisi ini adalah menjaga agar kuantitas SDA dan kualitas lingkungan tetap terjaga sehingga dapat mendukung pembangunan dan meningkatkan kesejahter-aan. Ia menyarankan perlunya mengevaluasi sektor pemicu deforestasi seperti pertanian dan pertambangan karena idealnya pembangunan ekonomi tidak menghasilkan trade-off terhadap lingkungan, bahkan perlu diusahakan agar seiring sejalan.
Terakhir dari sisi modal manusia, Alin berpendapat bahwa pandemi berpotensi menurunkan modal manusia di Indo-nesia. Hal ini tercermin dari meningkatnya angka pengang-guran dan kemiskinan, disrupsi pada aktivitas pendidikan, meningkatnya ketimpangan terutama dari sisi pemilikan aset privat, dan menurunnya kualitas kesehatan karena polusi. Dampak-dampak ini merupakan sebagian dari hal yang perlu ditangani segera karena peningkatan produkti-vitas di sektor industri juga sangat memerlukan modal manusia yang berkualitas unggul dan produktif.
Jurnal Economics and Finance in Indonesia (EFI) merupakan jurnal terindeks SINTA 2 yang telah hadir di dunia akademik Indonesia sejak tahun 1948. Melalui dukungan finansial dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI),
jurnal ini hingga saat ini terus menyediakan wadah untuk publikasi artikel ilmiah atau hasil penelitian tentang pere-konomian Indonesia yang berkualitas.
Untuk mendiseminasikan hasil penelitian para ekonom Indonesia kepada pembaca ekonomi internasional yang lebih luas, LPEM FEB UI selanjutnya memutuskan untuk mengubah jurnal tersebut menjadi jurnal peer-review yang hanya menerbitkan artikel dalam bahasa Inggris, bernama Economics and Finances in Indonesia (EFI), yang diharap-kan dapat menjadi forum yang bermanfaat bagi para ekonom Indonesia dan rekan-rekan mereka di luar negeri dalam melakukan pertukaran pengetahuan.
Sebagai salah satu bentuk keterlibatan dalam diseminasi artikel ilmiah pada tahun 2021, jurnal EFI turut terlibat dalam penerbitan artikel ilmiah yang dipresentasikan pada
dua konferensi: 5th ICIEFI 2021 dan 2nd JESSD Sympo-sium. 5th International Conference on Islamic Economics and Financial Inclusion (ICIEFI) 2021 merupakan konferensi bertemakan “Optimizing the Challenges of Environment, Resources and Socioeconomics for Sustainable Innovation” yang telah diselenggarakan oleh Departemen Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada 25—26 Juli 2021 lalu. Selanjutnya, 2nd JESSD Symposium merupakan konferensi yang akan diselenggarakan pada 25—26 September 2021 oleh Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia dengan tema “International Symposium of Earth, Energy, Environmental Science, and Sustainable Develop-ment”.
Kilas Publikasi dan
Kegiatan LPEM FEB UI
Seri Analisis Makro Ekonomi: Analisa Inflasi, Juli 2021
Inflasi pada bulan Maret sebesar 1,37 persen secara year-on-year, sedikit melemah dibanding bulan sebelum-nya yaitu 1,38 persen. Koreksi pada inflasi umum ini didorong oleh pelemahan yang cukup signifikan pada inflasi inti dari bulan Februari 2021. Pelemahan ini ternya-ta cukup menutupi penguaternya-tan inflasi pada komponen bergejolak yang melonjak dari 1,52 persen pada bulan Februari 2021 menjadi 2,49 persen. Komponen harga diatur pemerintah pun mengalami penguatan inflasi. Selengkapnya:
https://www.lpem.org/id/seri-analisis-makroekonomi-in-flasi-bulanan-juli-2021/
Seri Analisis Makro Ekonomi : BI Board of Governors Meeting, Juli 2021
Peningkatan jumlah kasus Covid-19 diperkirakan akan menghambat pemulihan ekonomi. Seluruh indikator ekonomi, seperti inflasi, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), purchasing manager's index (PMI), dan surplus perdagangan, mulai menunjukkan prospek yang suram. Kami memperkirakan indikator-indikator tersebut akan terus mengalami penurunan di bulan Juli.
Selengkapnya:
https://www.lpem.org/id/macroeconomic-analysis-series -bi-board-of-governor-meeting-july-2021/
Seri Analisis Ekonomi : Trade and Industry Brief, Juli 2021
Untuk menekan penyebaran kasus infeksi COVID-19 yang telah mencapai tingkat mengkhawatirkan, pemerintah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat selama dua minggu sejak tanggal 3 hingga 20 Juli 2021.
Selengkapnya:
https://www.lpem.org/id/seri-analisis-ekonomi-trade-an d-industry-brief-juli-2021/
Labor Market Brief, Juli 2021
Pemerintah Indonesia menerapkan PPKM Darurat sebagai respon atas melonjaknya kasus terkonfirmasi positif baru yang meningkat tajam pada akhir kuartal kedua tahun 2021. Penutupan beberapa lokasi usaha dan penyesuaian jam kerja beberapa sektor pekerjaan berdampak baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap pekerjanya, seperti misalnya pekerja di pusat perbelanjaan (mall/ruko) dan pusat keramaian (bioskop). Selengkapnya: https://www.lpem.org/id/labor-market-brief-%e2%80%9 3-edisi-juli-2021/ Selengkapnya: https://bit.ly/3ssBcn6
Economic Brief
Working Paper: No.61,Juli 2021
How COVID-19 Affects
Food Security in
Indonesia
Seperti halnya di negara lain, COVID-19 telah memberikan tekanan pada ketahanan pangan Indonesia melalui penurunan pendapatan dan akses yang berkurang, serta peningkatan biaya transaksi dan ketidakpastian sistem pangan negara. Sebelum menilai dampak COVID-19 ini, kami menyoroti beberapa fakta penting tentang sistem pangan Indonesia, termasuk tingginya proporsi konsumen bersih di kalangan petani dan dominasi usaha kecil-menen-gah informal dalam rantai pasokan.
Selengkapnya:
https://www.lpem.org/id/how-covid-19-affects-food-secur ity-in-indonesia/
Jurnal Economics and Finance in Indonesia (EFI) merupakan jurnal terindeks SINTA 2 yang telah hadir di dunia akademik Indonesia sejak tahun 1948. Melalui dukungan finansial dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI),
jurnal ini hingga saat ini terus menyediakan wadah untuk publikasi artikel ilmiah atau hasil penelitian tentang pere-konomian Indonesia yang berkualitas.
Untuk mendiseminasikan hasil penelitian para ekonom Indonesia kepada pembaca ekonomi internasional yang lebih luas, LPEM FEB UI selanjutnya memutuskan untuk mengubah jurnal tersebut menjadi jurnal peer-review yang hanya menerbitkan artikel dalam bahasa Inggris, bernama Economics and Finances in Indonesia (EFI), yang diharap-kan dapat menjadi forum yang bermanfaat bagi para ekonom Indonesia dan rekan-rekan mereka di luar negeri dalam melakukan pertukaran pengetahuan.
Sebagai salah satu bentuk keterlibatan dalam diseminasi artikel ilmiah pada tahun 2021, jurnal EFI turut terlibat dalam penerbitan artikel ilmiah yang dipresentasikan pada
dua konferensi: 5th ICIEFI 2021 dan 2nd JESSD Sympo-sium. 5th International Conference on Islamic Economics and Financial Inclusion (ICIEFI) 2021 merupakan konferensi bertemakan “Optimizing the Challenges of Environment, Resources and Socioeconomics for Sustainable Innovation” yang telah diselenggarakan oleh Departemen Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada 25—26 Juli 2021 lalu. Selanjutnya, 2nd JESSD Symposium merupakan konferensi yang akan diselenggarakan pada 25—26 September 2021 oleh Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia dengan tema “International Symposium of Earth, Energy, Environmental Science, and Sustainable Develop-ment”.
Monitoring & Evaluasi (6-8 September, 6-8 Desember 2021) Policy Paper (2-4 Agustus, 15-17 November 2021)
Analisis & Pengolahan Data
(6-10 September 2021) Pajak Daerah (11-13 Agustus, 11-13 Oktober 2021) Ekonomi Makro ( 28-30 Juni 2021 )
Regulatory Impact Assessment
(4-6 Oktober, 22-24 November 2021)
Ekonometrika
(25-29 Oktober 2021)
Analisis Kebijakan Publik
(26-30 Juli, 8-12 November 2021)
Analisis Potensi Pajak Daera
(13-17 September 2021) Perencanaan &Penganggaran (4-8 Oktober 2021)
Info Diklat
Website : www.diklat.lpem.org
Pendaftaran : https://linktr.ee/DiklatLPEMFEBUI
Email : diklat@lpem-feui.org / diklatlpem2021@gmail.com Whatsapp : https://wa.me/6281196103130
Acknowledgement
LPEM Newsletter merupakan inisiatif yang didukung oleh David and Lucile Packard Foundation. Sejak 1964, David and Lucile Packard Foundation telah memberikan hibah dengan tujuan meningkatkan taraf kehidupan masyarakat seraya memungkinkan terciptanya kegiatan keilmuan dan perlindungan sistem kehidupan alam. Dukungan dari David and Lucile Packard Foundation tidak hanya dalam
Economic Brief
Computable General Equilibrium
(24-26 Agustus, 6-8 Desember 2021)