• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Teori Belajar Polya dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pecahan BentukPengurangan di Kelas V SDN 6 Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan Teori Belajar Polya dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pecahan BentukPengurangan di Kelas V SDN 6 Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Penerapan Teori Belajar Polya dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pecahan BentukPengurangan di Kelas V SDN 6 Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango

OLEH :

Ni Kadek Santiani, Martianty Nalole, Samsiar RivaI

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

NIVERSITAS NEGERI GORONTALO EMAIL : Nikadek37@gmail.com

ABSTRAK

Ni Kadek Santiani, 2015. Deskripsi Penerapan Teori Belajar Polya dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pecahan Bentuk Pengurangan di Kelas V SDN 6 Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo, Pembimbing I Dra. Martianty Nalole, M.Pd, dan Pembimbing II Dra. Samsiar RivaI, S.Pd, M.Pd.

Masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana deskripsi penerapan teori belajar Polya dalam menyelesaikan soal cerita pecahan bentuk pengurangan pada siswa kelas V SDN 6 Tilongkabila”. Dengan tujuan untuk mendeskripsikan penerapan teori belajar Polya dalam menyelesaikan soal cerita pecahan bentuk pengurangan pada siswa kelas V SDN 6 Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa guru telah mengajarkan dengan baik teori belajar Polya sehingga siswa mampu menerapkan teori belajar Polya dalam menyelesaikan soal cerita pecahan bentuk pengurangan. Hasil penyelesaian siswa berdasarkan teori belajar Polya jika dipersentasekan pada masing-masing langkahnya maka diperoleh hasil penyelesaian siswa yaitu pada langkah memahami masalah yaitu 73%, langkah membuat rencana penyelesaian yaitu 64%, langkah melaksanakan penyelesaian yaitu 64% dan langkah memeriksa ulang jawaban yang di peroleh yaitu 64 %.

Kata kunci : Pecahan, Soal Cerita, Pengurangan, Penerapan Teori Polya

1

Ni Kadek Santiani, 151411115, Jurusan S1 PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Dra. Martianty Nalole,

(3)

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maupun dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai alat bantu dalam penerapan-penerapan bidang ilmu lain maupun dalam pengembangan matematika itu sendiri. Cara penerapan matematika dalam kehidupan yaitu menghubungkan antara konsep (abstrak) yang telah dimiliki dengan keterampilan menggunakan untuk menyelesaikan berbagai bentuk permasalahan yang dihadapi.

Pentingnya matematika bagi kehidupan mengisyaratkan matematika perlu diajarkan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Matematika mulai diajarkan kepada anak sekolah dasar dengan tujuan anak bisa memahami dengan baik setiap konsep matematika. Anak harus mulai memahami konsep matematika sejak berada di sekolah dasar karena konsep dalam matematika saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya, sehingga pemahaman yang salah terhadap suatu konsep ketika anak berada di sekolah dasar akan berakibat pada kesalahan pemahaman terhadap konsep-konsep selanjutnya ketika anak berada di tingkatan sekolah yang lebih tinggi.

Dengan memahami konsep matematika, dapat membantu anak menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat. Masalah yang anak akan hadapi dalam lingkungan masyarakat yaitu masalah yang tidak berbentuk suatu paket matematika. Masalah biasanya berupa kata-kata atau peristiwa yang penyelesaiannya membutuhkan kemampuan untuk menterjemahkan ke dalam model matematika yang sesuai. Kemampuan ini perlu diberikan kepada anak tidak berbentuk suatu paket model matematika. Masalah biasanya berupa kata-kata atau peristiwa yang penyelesaiannya membutuhkan kemampuan untuk menterjemahkan kedalam model matematika yang sesuai. Kemampuan yang perlu diberikan kepada siswa di sekolah melalui pembelajaran pemecahan masalah.

Kemampuan pemecahan masalah merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik, sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika menurut

(4)

kurikulum tingkat satuan pendidikan (dalam Ifanali, 2014) bahwa peserta didik dituntut untuk memiliki kemampuan pemecahan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, membuat rencana, melaksanakan penyelesaian dan menafsirkan solusi yang diperoleh. Dengan demikian siswa diharapkan mampu memecahkan setiap masalah dalam hal ini dalam bentuk soal cerita dengan menerapkan keterampilan memahami masalah, membuat rencana, melaksanakan penyelesaian dan menafsirkan solusi yang diperoleh. Dengan mengajarkan pemecahan masalah siswa diharapkan dapat menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri, keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri.

Namun kenyataan di lapangan berbeda dengan apa yang diharapkan. Dalam mengajarkan matematika soal cerita pecahan di SDN 6 Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango masih banyak kesulitan yang dialami siswa. Saat memahami soal, siswa kesulitan menentukan yang diketahui dan ditanyakan. Siswa juga kesulitan dalam menentukan operasi hitung yang akan digunakan untuk menyelesaikan soal cerita. Faktor lupa atau penguasaan materi yang kurang, membuat siswa mengalami kesulitan dalam mengoperasikan pecahan. Ketika hasil penyelesaian soal cerita telah diperoleh, siswa cenderung tidak memeriksa kembali jawaban yang didapatkan sehingga hasil tersebut tidak sesuai dengan apa yang ditanyakan dalam soal cerita.

Berdasarkan uraian tersebut maka peran guru sangat dibutuhkan dalam merancang pembelajaran. Pembelajaran matematika khususnya soal cerita bentuk pecahan membutuhkan pendekatan khusus dalam penyelesaiannya. Hal ini mengingat bentuk soal cerita masih berupa kata-kata yang sulit untuk dimengerti oleh siswa sesuai dengan permasalahan yang ada di SDN 6 Tilongkabila. Maka dalam membelajarkan soal cerita pecahan bentuk pengurangan dibutuhkan pendekatan yang sesuai yaitu pendekatan pemecahan masalah. Siswa dibimbing untuk melakukan berbagai langkah pemecahan masalah. Ada empat langkah umum dalam pemecahan masalah yang ditawarkan oleh Polya (dalam Aisyah 2007:10) yakni memahami masalah, membuat rencana untuk menyelesaikan masalah, melaksanakan rencana

(5)

yang dibuat, dan memeriksa ulang jawaban yang diperoleh. Model Polya tersebut menyediakan kerangka kerja yang tersusun rapi sehingga dapat membantu siswa dalam menyelesaikan soal cerita.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang diformulasikan dengan judul “Deskripsi Penerapan Teori Belajar Polya dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pecahan Bentuk Pengurangan di Kelas V SDN 6 Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango”

METODE PENELITIAN

Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN 6 Tilongkabila. Sekolah dasar ini terletak di desa Lonuo, kecamatan Tilongkabila, kabupaten Bone Bolango. Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa Kelas V semester genap tahun pelajaran 2014/2015 dan guru kelas V di SDN 6 Tilong Kabila. Jumlah siswa kelas V sebanyak 22 orang, terdiri dari 11 orang laki-laki dan 11 orang perempuan.

SDN 6 Tilongkabila memiliki 8 orang tenaga pendidik/guru dan 1 orang operator. Dari 8 orang tenaga pendidik tersebut, 7 di antaranya termasuk Kepala sekolah merupakan PNS dan 1 orang tenaga honor. Di SDN 6 Tilongkabila tidak terdapat guru mata pelajaran seperti guru olahraga, yang ada hanya guru kelas. Banyaknya siswa di SDN 6 Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango setiap periode tidak tetap, hal ini disebabkan oleh siswa yang pindah dari sekolah lain ke sekolah tersebut maupun yang pindah dari sekolah tersebut ke sekolah lain. Diperoleh data banyaknya siswa pada periode 2014/2015 yang ada pada daftar yaitu 135 orang, dengan jumlah siswa laki-laki 68 orang dan jumlah siswa perempuan 67 orang.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif karena ingin meneliti situasi yang terjadi saat pembelajaran dengan menerapkan teori belajar Polya dan memahami penerapan teori belajar Polya dari sudut pandang guru serta siswa. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif dengan alasan metode deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa yang terjadi di lokasi penelitian. Dalam hal

(6)

ini peneliti menggambarkan atau menginterprestasikan penerapan teori belajar Polya untuk menyelesaikan soal cerita pecahan bentuk pengurangan. Pada penelitian ini peneliti sebagai pelaku utama dalam melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi. Peneliti melakukan pengumpulan data harus diketahui oleh pihak sekolah yang bersangkutan, seperti kepala sekolah, guru-guru, serta siswa kelas V SDN 6 Tilong Kabila. Pada penelitian ini peneliti sebagai pelaku utama dalam melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi. Peneliti melakukan pengumpulan data harus diketahui oleh pihak sekolah yang bersangkutan, seperti kepala sekolah, guru-guru, serta siswa kelas V SDN 6 Tilong Kabila.

Data dalam penelitian ini adalah data tentang penerapan teori belajar Polya dalam menyelesaikan soal cerita pecahan bentuk pengurangan di kelas V SDN 6 Tilongkabila, yang diperoleh atau didapat langsung dari sumber data. Adapun yang menjadi sumber data langsung dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V. Selain data yang diperoleh secara langsung peneliti juga mendapatkan data secara tidak langsung atau melalui perantara. Sumber data ini diperoleh melalui RPP yang memuat LKS untuk melihat cara penyelesaian soal cerita pecahan bentuk pengurangan yang dilakukan siswa.

Dalam penelitian ini prosedur pengumpulan data dilakukan melalui: Observasi, wawancara dan dokumentasi yaitu sebagai berikut : 1.Observasi, dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui situasi nyata yang ada di lokasi penelitian. Caranya yaitu dengan mengamati secara langsung berbagai objek penelitian seperti aktivitas belajar mengajar dengan menerapkan teori Polya. 2. Wawancara, yang dilakuakn peneliti untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini secara jelas dan mendalam. Adapun informan yang akan peneliti wawancarai yaitu guru kelas dan siswa di kelas V SDN 6 Tilongkabila. 3.Dokumentasi, dokumen yang peneliti kumpulkan yaitu foto/gambar, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Tujuan peneliti mengumpulkan RPP yang digunakan guru ketika mengajarkan soal cerita pecahan untuk mengetahui penerapan teori belajar Polya dalam RPP serta LKS yang diberikan kepada siswa.

(7)

Data hasil penelitian yang telah dikumpulkan melalui observasi, wawancara serta dokumentasi sepenuhnya diatur secara sistematis. Pengaturan ini dilakukan terus-menerus selama pengumpulan data. Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan analisis induktif. Peneliti menelaah data hasil penelitian yang diperoleh dari observasi, wawancara serta dokumentasi termasuk didalamnya hasil penyelesaian siswa kemudian mendeskripsikan hasil tersebut berdasarkan langkah-langkah teori belajar Polya. Setiap data yang diperoleh dalam penelitian ini perlu diuji kesahihannya. Uji keabsahan data pada penelitian ini dengan menerapkan teknik perpanjangan pengamatan dan meningkatkan ketekunan. Setiap data yang diperoleh dalam penelitian ini perlu diuji kesahihannya. Uji keabsahan data pada penelitian ini dengan menerapkan teknik perpanjangan pengamatan dan meningkatkan ketekunan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Proses pengumpulan data peneliti dimulai pada minggu pertama bulan April. Pada tahap awal peneliti datang ke sekolah menemui kepala sekolah dan guru kelas V SDN 6 Tilongkabila untuk menyampaikan bagaimana penelitian ini akan dilakukan. Peneliti juga melakukan pengamatan terhadap keadaan sekolah seperti lingkungan sekolah, keadaan guru, siswa dan ruang kelas. Pada minggu berikutnya peneliti datang ke sekolah melakukan pengumpulan data dengan melakukan observasi terhadap pembelajaran dengan menerapkan teori belajar Polya dan mewawancarai guru serta siswa untuk mengetahui sudut pandangnya terhadap penerapan teori belajar Polya untuk menyelesaikan soal cerita pecahan bentuk pengurangan.

Saat peneliti mengobservasi pembelajaran, terlihat siswa juga menyelesaikan soal cerita dengan memahami dan mengikuti setiap arahan yang guru berikan. guru menjelaskan terlebih dahulu satu contoh dari bentuk soal cerita pecahan. Siswa menyimak apa yang dijelaskan guru. Setelah memberikan satu contoh, kemudian guru meminta siswa untuk menyelesaikan soal cerita dengan bimbingan guru. Guru meminta siswa untuk membaca soal cerita tersebut agar siswa memahaminya. Guru membimbing siswa untuk memahami soal cerita dengan memahami baik-baik

(8)

pernyataan dalam soal cerita, seperti informasi apa saja yang ada dalam soal cerita tersebut, apa yang diketahui dalam soal cerita dan apa yang ditanyakan dari soal cerita tersebut. Siswa mengikuti setiap langkah yang akan dilakukan berdasarkan petunjuk guru. Berdasarkan arahan guru tersebut, siswa membaca soal cerita dengan cermat agar memahami soal cerita tersebut.

Selain membimbing siswa dalam menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan, guru mengarahkan siswa bagaimana cara menyelesaikan soal cerita. Setelah memahami soal, guru membimbing siswa untuk memikirkan operasi hitung yang sesuai dengan soal tersebut untuk diterapkan agar dapat ditulis dalam bentuk kalimat matematika sehingga soal cerita tersebut dapat diselesaikan. Setelah mengetahui operasi hitung yang akan diterapkan, kemudian guru meminta siswa untuk melaksanakan penyelesaian. Guru meminta siswa untuk memahami langkah-langkah penyelesaian soal pengurangan pecahan yang tidak sama penyebut yaitu 3 dengan menentukan KPK dari penyebut pecahan, mengubah tiap pecahan menjadi pecahan senilai dengan penyebut sesuai KPK, dan melakukan pengurangan terhadap pembilangnya. Jika pada langkah pelaksanaan penyelesaian siswa telah memperoleh jawaban dari soal yang diberikan maka langkah selanjutnya yang diterapkan guru yaitu guru meminta siswa untuk memeriksa kembali jawaban yang diperoleh. Caranya yaitu guru membimbing siswa untuk memeriksa setiap langkah penyelesaian yang dilakukan siswa. Selain itu, guru juga membimbing siswa untuk menyesuaikan antara yang ditanyakan dengan hasil yang diperoleh.

Sesuai dengan hasil observasi yang peneliti lakukan bahwa saat pembelajaran berlangsung terlihat sebagian besar siswa mengikuti setiap langkah yang guru sampaikan. Hal ini dibuktikan ketika siswa diminta untuk mengerjakan LKS, masing-masing siswa terlihat menyelesaikan LKS tersebut berdasarkan teori belajar Polya. Siswa terlihat tidak memiliki kesempatan untuk bermain karena kegiatan yang siswa lakukan sudah jelas sesuai dengan langkah-langkah teori belajar Polya. Siswa dilatih untuk berpikir kritis dan mandiri karena dihadapkan pada satu masalah dalam bentuk soal cerita yang siap untuk dicari hasil penyelesaiannya.

(9)

Secara umum peneliti menggambarkan penerapan teori belajar Polya dalam menyelesaikan soal cerita pecahan di kelas V SDN 6 Tilongkabila. Sesuai hasil observasi dan wawancara terhadap guru dan siswa kelas V bahwa guru telah menerapkan langkah-langkah Polya dalam menyelesaikan soal cerita pecahan bentuk pengurangan. Sebagian besar langkah-langkah Polya yang disampaikan guru sudah sesuai dengan teori belajar Polya. Dengan menerapkan langkah Polya ini terlihat kegiatan belajar yang dilakukan siswa menjadi terarah sehingga memudahkan siswa untuk menyelesaikan soal cerita pecahan bentuk pengurangan. Siswa yang memahami langkah-langkah Polya dengan optimal maka siswa mampu menyelesaikan soal cerita, sebaliknya siswa yang tidak memahami langkah-langkah polya, maka siswa tidak mampu menyelesaikan soal cerita. Berdasarkan hasil wawancara dengan seluruh siswa kelas V ditemukan bahwa siswa kelas V pada umumnya menyukai pelajaran matematika, karena menurut mereka materi yang diajarkan dalam matematika cukup menantang dan menyenangkan untuk dipelajari.

Sesuai wawancara yang dilakukan dengan guru kelas V SDN 6 Tilongkabila, bahwa dalam menerapkan langkah-langkah Polya khususnya pada materi soal cerita pecahan bentuk pengurangan siswa memahaminya yakni melakukan segala petunjuk yang guru berikan. Berdasarkan langkah-langkah Polya ini, maka segala kegiatan yang siswa lakukan dalam proses pembelajaran menjadi terarah, namun guru memiliki kendala dalam menjelaskan materi karena siswa belum memiliki keterampilan berhitung. Hal ini disebabkan pada kelas sebelumnya keterampilan berhitung siswa belum optimal. Pada saat siswa menentukan KPK dari pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama, siswa kesulitan dalam menentukan kelipatan dari suatu bilangan. Upaya yang guru lakukan yaitu dengan meminta siswa menghafal 8 kembali perkalian yang mengakibatkan proses pembelajaran membutuhkan waktu lebih lama sehingga pembelajaran kurang efisien. Berdasarkan hasil dokumentasi terhadap penyelesaian siswa ditemukan bahwa masih ada hasil penyelesaian siswa yang tidak sesuai dengan yang ditanyakan. Hal ini karena siswa masih kesulitan dalam memahami setiap langkah dalam teori Polya. Pada umumnya kesulitan yang

(10)

dialami siswa yaitu pada langkah pelaksanaan penyelesaian. Beberapa siswa kelas V kesulitan menentukan KPK dan mengubah tiap pecahan menjadi pecahan senilai dengan penyebut sesuai KPK serta kesulitan dalam menentukan operasi hitung yang sesuai dengan soal cerita.

Berdasarkan penelitian ini, peneliti menemukan beberapa temuan umum dan temuan khusus, hal ini dapat menjadi keterangan bahwa langkah-langkah Polya sudah dikenal dan sudah diterapkan dengan baik, walaupun masih ada dari langkah-langkah polya yang dalam penerapannya masih belum optimal.

Penerapan teori belajar Polya dalam pembelajaran matematika mampu melatih siswa dalam memecahkan masalah. Masalah yang dipecahkan siswa berkaitan dengan kehidupan sehari –hari seperti yang ada dalam soal cerita pecahan bentuk pengurangan. Oleh sebab itu, teori belajar Polya dapat diterapkan untuk menyelesaikan soal cerita pecahan. Dalam teori belajar Polya terdapat langkah-langkah yang bisa diterapkan oleh siswa sehingga pemecahan masalah yang siswa lakukan terstruktur.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, disimpulkan bahwa teori belajar Polya telah diterapkan untuk menyelesaikan soal cerita pecahan bentuk pengurangan. Guru telah mengajarkan teori belajar Polya sehingga siswa mampu menerapkan teori belajar Polya tersebut untuk menyelesaikan soal cerita pecahan bentuk pecahan. Dengan diterapkannya teori belajar Polya, maka memudahkan siswa dalam menyelesaikan soal cerita karena pada teori belajar Polya terdiri atas langkah-langkah yang jika diterapkan kegiatan belajar yang dilakukan siswa menjadi terstruktur.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka penulis mengajukan beberapa saran bagi:

(11)

1. Guru : sebaiknya dapat terus mengembangkan dan menerapkan teori belajar Polya dalam membelajarkan cara penyelesaian soal cerita dengan terlebih dahulu membimbing siswa agar menguasai keterampilan berhitung.

2. Siswa : hendaknya meningatkan keterampilan berhitungnya sehingga saat guru menerapkan teori belajar Polya siswa mudah dalam melakukan perhitungan. 3. Sekolah : sebagai masukan agar nantinya guru di sekolah dapat menerapkan teori

belajar Polya untuk menyelesaikan soal cerita sehingga siswa mampu menyelesaikan soal cerita dan mampu menerapkan teori belajar Polya untuk memecahkan masalah siswa dalam kehidupan sehari-hari.

4. Peneliti : diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk peneliti selanjutnya dalam membuat penelitian eksprimen.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Nyimas. dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Heruman. 2012. Model Pembelajaran Matematika. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Johnson, Trevor & Huge Neill. 2010. Swadidik Matematika. Bandung: PT Pakar Raya

Mustaqim, Burhan. & Ary Astuty. 2008. Ayo Belajar Matematika SD Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan

Runtukahu, Tombokan & Selpius Kandou. 2014. Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA

Ruseffendi, H.E.T. 2006. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito

Sudwiyanto, dkk. 2013. Terampil Berhitung Matematika Jilid 4. Jakarta: Erlangga Sugiyono. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Van de Walle, John A. 2006. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah. Jakarta: Erlangga

Ashlock. 2003. Pengertian Soal Cerita.

http://eprints.ung.ac.id/555/3/2013-2-86206-151409481-bab2-12012014123324.pdf diakses tanggal 12 maret 2015( 07:20)

Dewi, Sari Kusuma. & dkk. 2014. Penerapan Model Polya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dalam Memecahkan Soal Cerita Matematika Siswa Kelas V. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)

Ifanali. 2014. Penerapan Langkah-langkah Polya Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Soal Cerita Pecahan Kelas VII SMP Negeri 13 Palu. Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika. Vol. 1, No. 02, Maret 2014

Polya, 1985. Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Matematika Menurut Polya. Diakses tanggal 12 maret 2015 (08:48)

Gunawan. Pengertian Pengurangan.

Referensi

Dokumen terkait

Senam diabetes dilakukan untuk menurunkan dan mengontrol kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus, setelah diberikan intervensi senam diabetes didapatkan

SPKN diperlukan karena adanya standar pemeriksaan yang dapat digunakan secara nasional sudah merupakan kebutuhan yang mendesak saat ini. SPKN merupakan patokan untuk melakukan

Hasil regresi logit yang digunakan untuk mengestimasi propensity score (Tabel 3) menunjukkan bahwa usia, anggota keluarga, jarak KUB, jarak pasar, dan sikap terhadap

Kombinasi pemberian limbah cair biogas dosis 300 ml/tanaman dengan media topsoil menunjukkan rasio tajuk akar bibit tanaman kelapa sawit tertinggi dari semua perlakuan

Prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju

• Sumber Dana yang berasal dari Kementerian/lembaga yang dapat digunakan untuk kegiatan padat karya tunai di desa tahun 2018 dapat berbentuk:?. • Bantuan Pemerintah

Prediksi sedimentasi yang terjadi pada waduk dilakukan dengan memperhitungkan besar laju sedimentasi berdasarkan metode perhitungan analitik, namun untuk mempermudah

Panitia Pengadaan Barang dan Jasa pada Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkayang akan melaksanakan Pemilihan Langsung dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan